Anda di halaman 1dari 2

Urgensi Iman kepada Kitab Allah

Iman kepada kitab yang Allah turunkan merupakan salah satu ushul (landasan) iman dan
merupakan rukun iman yang enam. Iman yang dimaksud adalah pembenaran yang disertai
keyakinan bahwa kitab-kitab Allah haq dan benar. Kitab-kitab tersebut merupakan kalam Allah
‘Azza wa jalla yang di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya kepada umat yang turun
kepadanya kitab tersebut. Diturunkanya kitab merupakan di antara bentuk kasih sayang Allah
kepada hambanya karena besarnya kebutuhan hamba terhadap kitab Allah. Akal manusia
terbatas, tidak bisa meliputi rincian hal-hal yang dapat memberikan manfaat dan menimbulkan
madharat bagi dirinya.

Cakupan Iman Kepada Kitab Allah

Iman kepada kitab Allah harus mencakup empat perkara :

Pertama: Mengimani bahwa turunnya kitab-kitab Allah benar-benar dari sisi Allah Ta’ala.

Kedua: Mengimani nama-nama kitab yang kita ketahui namanya seeprti Al Quran yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Taurat yang diturunkan
kepada Nabi Musa ‘alaihis salaam, Injil yang diturunkan kepada Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam, dan
Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud ‘alaihis salaam. Sedangkan yang tidak kita ketahui
namanya, kita mengimaninya secara global.

Ketiga: Membenarkan berita-beritanya yang benar, seperti berita mengenai Al Quran, dan berita-
berita lain yang tidak diganti atau diubah dari iktab-kitab terdahulu sebelum Al Quran.

Keempat: Mengamalkan hukum-hukumnya yang tidak dihapus, serta ridho dan tunduk
menerimanya, baik kita mengetahui hikmahnya maupun tidak. (Syarh Ushuulil Iman, hal 30)

Kitab-Kitab Sebelum Al Quran Telah Dimansukh (Dihapus)

Seluruh kitab-kitab terdahulu telah termansukhkan (terhapus) oleh Al Quran Al ‘Adziim. Allah
Ta’ala berfirman,

‫صلدنقاً لللماً بلييلن يللدييهه هملن ايلهكلتاً ه‬


{48}… ‫ب لوممهلييهمنناً لعللييهه‬ ‫ب هباًيللح ل‬
‫ق مم ل‬ ‫ك ايلهكلتاً ل‬
‫لولأنَلزيللنآَإهلليي ل‬

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai muhaimin
terhadap kitab-kitab yang lain itu…” (QS. Al Maidah: 48). Maksud “muhaimin” adalah Al Quran
sebagai haakim (yang memutuskan benar atau tidaknya, ed) apa yang terdapat dalam kitab-kitab
terdahulu. Berdasarkan hal ini, maka tidak dibolehkan mengamalkan hukum apapun dari hukum-
hukum kitab terdahulu, kecuali yang benar dan diakui oleh Al Quran. (Syarh Ushuulil Iman, hal
30-31)
Kitab-kitab terdahulu semuanya mansukh (dihapus) dengan turunnya Al Quran Al ‘Adziim yang
telah Allah jamin keasliannya. Karena Al Quran akan tetap menjadi hujjah bagi semua makhluk
sampai hari kiamat kelak. Dan sebagai konsekuensinya, tidak boleh berhukum dengan selain Al
Quran dalam kondidi apapun. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ,

…{59} ‫ك لخيي ممر لوأليحلسمن تتأأوويِل ل‬


‫فلهإن تللناًلزيعتميم هفيِ لشيىَءء فلمرددوهم إهللىَ اه لوالررمسوهل هإن مكنتميم تميؤهممنولن هباًله لوايليليوهم ياللهخهر لذله ل‬

“…Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An
Nisaa’: 59). (Husuulul Ma’muul bi Syarhi Tsalaatsatil Ushuul, hal 33)

Anda mungkin juga menyukai