Quality by Design
Suatu pendekatan sistematis (dalam pengembangan produk) yang dimulai dengan
mendefinisikan target dan penekanan pada pemahaman proses dan pengendalian
proses, berdasarkan justifikasi ilmiah dan manajemen risiko mutu.
Kadar air
Kekerasan
Keregasan
pH
Waktu hancur
Produk obat Fisikokimia Pemerian
Kemurnian
Ukuran partikel
Bentuk polimorphisme
Tablet (salut dan
konvensional) dan
kapsul cangkang keras
Disolusi
Disintegrasi
Kekerasan/keregasan
Keseragaman kadar
Kadar air
Oral cairan
Keseragaman kadar
pH
Mikrobiologi
Kemampuan di ekstrak
Kadar alcohol
Disolusi
Redispersibilitas
Rheologi
Waktu rekonstitusi
Kadar air
4
Produk obat
parenteral
Keseragaman dosis
pH
Kadar air
Kandungan antimikroba
Kandungan antioksidan
Osmolaritas
Distribusi ukuran
partikel
Redispersibilitas
Waktu rekonstitusi
Biologi IVIVC
Mikrobiologi ALT
AKK
Endotoksin/pyrogen
Sterilitas
3. Risk Assessment
Risk Assessment merupakan proses yang digunakan dalam Quality Risk
Management (ICH Q9) sehingga dapat membantu mengidentifikasi atribut
material dan parameter proses yang berpotensi mempengaruhi CQAs produk.
Alat penilaian risiko dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memberi
penilaian terhadap parameter (misalnya; proses, peralatan, bahan) yang
berpotensi mempengaruhi kualitas produk, berdasarkan pengetahuan dan data
eksperimen awal.
5
4. Design Space
Hubungan antara input (atribut material dan parameter proses) dengan CQAs
dapat dijelaskan dalam Design Space.
4.1 Pemilihan variabel
Penilaian risiko dan uji pengembangan proses dapat memberikan
pemahaman mengenai hubungan dari atribut material serta parameter proses
pada CQAs produk. Selain itu, dapat mengidentifikasi variabel dan rentang
kualitas yang konsisten dapat dicapai. Penetapan atribut material dan
pengembangan proses dalam Design Space harus disertai deskripsi
berdasarkan pengetahuan yang diperolah dari studi.
5. Control Strategy
Control Strategy dirancang untuk memastikan bahwa kualitas sediaan yang
diproduksi secara konsisten sesuai dengan standar. Kontrol yang dilakukan
berdasarkan produk, formulasi, parameter proses kritis, dan atribut material.
Pengembangan farmasi yang komprehensif akan menghasilkan proses dan
produk serta mengidentifikasi sumber variabilitas. Sumber variabilitas yang
mempengaruhi kualitas produk harus diidentifikasi, dipahami, kemudian
dikendalikan. Memahami sumber variabilitas dan dampaknya terhadap proses,
bahan, kualitas produk obat dapan memberikan peluang untuk meminimalkan
kebutuhan untuk pengujian produk. Pemahaman produk dan proses, dapat
dikombinasikan dengan manajemen risiko kualitas (lihat ICH Q9), sehingga
variabilitas (misalnya bahan baku) dapat dikompensasi sehingga memberikan
kualitas produk yang yang konsisten.
Pemahaman tentang produk dapat memberikan pendekatan alternatif untuk
menentukan bahwa bahan memenuhi atribut kualitasnya. Misalnya, disintegrasi
dapat berfungsi sebagai pengganti untuk disolusi sediaan padat fast-
disintegrating dengan zat aktif yang sangat larut.
Control Strategy dapat mencakup, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal berikut:
o Kontrol atribut bahan input (misalnya, zat aktif, ekspien, bahan
pengemas primer) berdasarkan pada dampaknya terhadap proses atau
kualitas produk.
o Spesifikasi produk
7
o Kontrol untuk unit operasi yang berdampak pada proses hilir atau
kualitas produk (misalnya, dampak pengeringan, ukuran partikel,
distribusi granul pada disolusi)
o Pengujian in process atau real-time sebagai pengganti pengujian produk
akhir (misalnya, pengukuran dan kontrol CQA selama proses)
o Program yang memonitor (misalnya, pengujian produk lengkap secara
berkala) untuk memverifikasi prediksi model multivariat.
Diagram Ishikawa
9
B. Penggambaran interaksi
Gambar di bawah ini menggambarkan ada atau tidaknya interaksi antara
tiga parameter proses terhadap tingkat degradasi produk Y. Angka tersebut
terdiri dari dua plot dimensi yang menunjukkan efek interaksi antara tiga
parameter proses (kadar air, suhu, dan ukuran partikel rata-rata) dari proses
pengeringan granul terhadap degradasi produk Y. Kemiringan relatif dari
garis atau kurva dalam plot menunjukkan jika ada interaksi. Dalam contoh
ini, kadar air dan suhu berinteraksi, tapi kadar air dan ukuran partikel rata-
rata tidak, suhu dan ukuran partikel juga tidak.
10
Pada gambar 1c, Design Space menunjukkan kombinasi rentang non-linear, agar
mendapatkan hasil disolusi yang memuaskan (yaitu 80%). Sebagai contoh:
- Jika parameter 1 memiliki nilai 46, maka parameter 2 memiliki kisaran 0
dan 1,5
- Jika parameter 2 memiliki nilai 0,8, maka parameter 1 memiliki kisaran 43
dan 54
11
Contoh 3: Design space untuk proses pengeringan yang dipengaruhi oleh suhu
dan/atau tekanan dari waktu ke waktu. Titik akhir untuk kadar air adalah 1 – 2%.
Beroperasi di luar batas atas Design space dapat menyebabkan pengotor yang
berlebihan sedangkan saat beroperasi di luar batas bawah Design space dapat
menyebabkan gesekan partikel berlebihan.
14
Referensi:
Pramod, K., Tahir, M.A., Charoo, N.A., ANSARI, S.H. & Ali, J. (2016).
Pharmaceutical Product Development: A Quality by Design Approach. Int J
Pharm Investig, 6 (3), 129 – 138.