Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELUARGA LANJUT

EVIDEN BASED PRACTICE (EBP) FAMILY BASED INTERVENTION


DOMESTIC VIOLENCE
DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN PRESECHOOL
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh:
NAMA : AHMAD KUSNAENI
NPM : 220120140032

PROGRAM MAGISTER FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014
EVIDEN BASED PRACTICE (EBP)
1. Judul Penelitian
a. Effectiveness of a rural anger management program in preventing domestic
violence recidivism
b. Reducing Domestic Violence and Other Criminal Recidivism: Effectiveness of a
Multilevel BatterersInterventionProgram
c. Enhanced maternal and child health nurse care for women experiencing intimate
partner/family violence: protocol for MOVE, a cluster randomisedtrial of
screening and referral in primary health care
d. The evidence base for couple therapy, family therapy and systemic interventions
e. Couples treatment for interpersonal violence: A review of outcome research
literature and current clinical practices

2. Tipe Artikel
Pada review artikel dan jrunal ini diambil beberapa enelitian sesuai kriteria
yang masuk dan sesuai dengan judul dengan rancangan penelitian RCT
(randomized controlled trial), case study, quasi eksperimen dan meta analysis.
3. Tipe intervensi/Pengamatan
Penelitian yang dipakai dalam review ini yaitu artikel yang menjelaskan
tentang efektifitas suatu program terhadap masalah yang dikembangkan dalam hal ini
adalah domestic violence yang menjelaskan tentang penanganan keluarga dengan
kekerasan baik yang bersifat promotif dan preventif yang dilakukan interdsiplin ilmu
dengan berbagai pengamatan dan
4. Proses Pencarian
Proses pencarian dengan menggunakan kata kunci family based intervention
,effectifnes terapy dan domestic violence . Telaah yang dilakukan dengan
menggunakan review terhadap 5 hasil penelitian yang di terbitkan sampai tahun 2004-
2014 yang diperoleh dari pencarian pada “Proquest”. Metode analisis yang digunakan
pada studi literatur ini adalah analisis isi (content analysis) untuk mengidentifikasi
dan membedakan tema-tema dari jurnal yang telah diperoleh sehingga dapat
memberikan pengetahuan dalam melaksanakan intervensi keperawatan keluarga
dengan kasus kekerasan dengan menggunakan family based intervention and Nursing
Intervention in domestic violence.
Artikel yang relevant dengan judul di search berdasarkan dengan metode PICO:

P : Problem or Pasien atau populasi

- domestic violence

- children with preshool

I : Intervensi/indicator

Family Therapy and family based intervention

C : Comparison

Membandingkan beberapa intervention family therapy dengan basis keluarga

yang sesuai dengan kasus domestic violence yang terjadi pada anak dan keluarga

yang sedang terjadi, setelah di lalukan screening assesment pada invidu yang

mengalami domestic violence

O : Outcome/hasil

- Outcomes jangka pendek : Klien dan keluarga mampu mengatasi

kekerasan yang terjadi dalam keluarga

- Outcomes jangka panjang : Kualitas hidup klien meningkat.

5. Pembahasan/diskusi
Breslin, J. H. (2005). Dalam jurnalnya yang berjudul Effectiveness of a rural anger
management program in preventing domestic violence recidivism.
Artikel ini membahas tentang efektifitas management marah sebagai usaha agar tidak
terjadi kekerasan dalam rumah tangga di pedesaan, artikel ini membahas eksplorasi
menggunakan Sembilan hipotesis berhubungan dengan perilaku kekerasan dalam
rumah tangga dan faktor-faktor yang mempengaruhi seperti riwayat kekerasan,jenis
kelamin, usia dihubungkan dengan pelatihan managemen marah terhadap kejadian
berulang tindakan kekerasan dalam rumah tangga. Adapaun hasilnya adalah sebagai
berikut.
Hipotesis pertama didapatkan hasil bahwa dari jumlah sampel 48 orang didapatkan
hasil 12 orang menyelesaikan kelas managemen marah dan 36 orang tidak
menyelesaikanya, hal ini bisa dilihat dari nilai presentasi bahwa 17% dari orang yang
menyelesaikan managemen marah tidak melakukan kembali kekerasan dalam rumah
tangga sedangkan dari 30% dari orang yang tidak menyelesaikan manajemen marah
terbukti melakukan kembali tidndakan kekerasan

Carr A, (2014) melakukan literature riview yang berjudul “The evidence base
for couple therapy, family therapy and systemic interventions for adult-focused
problems”.
Artikel ini membahas tentang efektivitas aplikasi family therapy pada
pasangan dan untuk hubungan keluarga dengan berbagai masalah kesehatan dan
mental seperti kekerasan pada pasangan. Intervensi ini mencakup beberapa tindakan
yang berbasis tindakan pada keluarga seperti memberikan psiko-pendidikan dan
menguatkan dukungan kelompok dan melibatkan anggota keluarga dalam proses
penyelesaian masalah.
Adapun hasil review tersebut adalah bahwa dengan dua puluh metode meta-
analisis yang berpasangan dan dengan percobaan terapi keluarga yang di peruntukkan
pada berbagai masalah kesehatan jiwa dalam siklus hidup, disimpulkan bahwa rata-
rata pasien yang diobati bernasib jauh lebih baik setelah terapi dan pada 6-12 bulan
menindaklanjuti dari lebih dari 71% keluarga di kelompok kontrol yang, untuk
sebagian besar, menerima layanan standar.
Sedangkan menurut McCollum, E.& Stith, S. M, (2008). Dengan judul artikel
Couples treatment for interpersonal violence: A review of outcome research literature
and current clinical practices, artikel ini mengindentifikasi terhadap 4 kelompok
pasangan yang memiliki kriteria kekerasan dalam rumah tangga yang berbeda-beda
dengan karakteristik yang berbeda juga termasuk didalamnya adalah konfil rumah
tangga, penyalahgunaan obat adiktif dan alcohol
Didapatkan hasil bahwa Pengguna alcohol dalam melakukan tindakan
kekerasan sebesar antara58% sampai 84%, sedangkan perbedaan jenis kelamin dalam
melakukan tindakan kekerasan sebesar 54%-66%, penelitian ini menunjukan bahwa
laki-laki yang cenderung meminum alcohol dan penyalahan obat cenderung lebih
kasar atau melakukan tindakan kekerasan angka ini menunjukkan 10% lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lainya

Taft,.(2012) yang berjudul “Enhanced maternal and child health nurse care
for women experiencing intimate partner/family violence: protocol for MOVE, a
cluster randomised trial of screening and referral in primary health care”.
Pada Artikel ini di jelaskan tentang MOVE program yang merupakan NPT
(Normallity Process Theory), yang mana the MOVE intervention model ini adalah
model praktik yang baik dari skrining kasus kekerasan yang dilakukan oleh lembaga
Mother child Health Nurse (MCHNs) yang melibatkan delapan tim perawat
kesehatan ibu dan anak di Melbourne, Victoria. Proses Normalisasi Teori (NPT)
adalah salah satu bagian dari Program MOVE ini yang dimasukkan ke dalam
implementasi dan evaluasi dari uji coba MOVE untuk meningkatkan dan
mengevaluasi keberlanjutan program.
Program ini fokus untuk membandingkan apakah, setelah menerapkan Model
konsensus berbasis bukti Intimate Patner Violence yang di lakukan selama dua belas
bulan, perawat kesehatan ibu dan anak yang diberikan intervensi bantuan lebih sering
daripada perawat yang di perbandingan dengan tanpa bantuan. Lebih banyak
perempuan menghadiri pusat KIA dengan yang di intervensi dibandingkan pada
kelompok pembanding. Untuk memberikan perkiraan yang akurat dari proporsi Klien
KIA yang pernah atau yang saat ini mengalami IPV dan mereka dilecehkan saat
hamil.

Dari riview ini menunjukkan bahwa 66% dari perawat mengatakan bahwa
mereka nyaman atau sangat nyaman saat bertanya tentang kekerasan yang dilakukan
oleh pasangan kliennya, sedangkan 18% tetap tidak nyaman. 35 % mitra /suami klien
atau anggota keluarga yang hadir sebagai hambatan yang besar untuk
mempertanyakan tentang IPV, diikuti oleh rasa takut wanita/klien dan juga merasakan
malu untuk mengungkapkan (14%) dan kebutuhan yg ber fokus pada anak sebagai
prioritas mereka Ketika ditanya ttg apa menyulitkannya adalah 13% . Dan 42% dari
perawat mengatakan keengganan perempuan untuk mengambil langkah lebih lanjut,
dan menunggu mendaftar pada lembaga rujukan (22%) dan sulitnya mencari
dukungan untuk wanita dengan kebutuhan khusus (17%).

Penelitian Marta C (2009) dengan judul Reducing Domestic Violence and


Other Criminal Recidivism: Effectiveness of a Multilevel
BatterersInterventionProgram artikel ini membahas tentang Batterer Program
Intervensi dari 13 Sirkuit Yudisial Pengadilan di Hillsborough County telah
menunjukkan hasil yang sangat positif. Keseluruhan residivisme untuk kejahatan
kekerasan dalam rumah tangga terjadi pada tingkat 8,4% untuk orang-orang yang
menyelesaikan Program dibandingkan dengan tingkat residivisme keseluruhan 21,2%
bagi mereka yang tidak menyelesaikan
program. Selain itu, tingkat penyelesaian keseluruhan adalah sekitar 70%,
menunjukkan bahwa program ini mampu mempertahankan sebagian besar batterers
(12522) yang masuk. Hasil positif diadakan benar di semua tingkatan Program; 85,2%
(1.424) dari level 1 peserta menyelesaikan program intervensi mereka, dan hanya
8,8% (125) itu kembali ditangkap- untuk kejahatan kekerasan dalam rumah tangga
pada tahun-tahun setelah program pendaftaran. Dari mereka batterers di program
tingkat 2, 70% (9386 orang) menyelesaikan program mereka. orang-orang memiliki
tingkat residivisme keseluruhan 8,3% untuk kejahatan kekerasan dalam rumah tangga,
sementara mereka yang melakukan tidak menyelesaikan program mereka memiliki
tingkat residivisme 21,1% untuk kejahatan kekerasan dalam rumah tangga. Re-
penangkapan tarif untuk kejahatan kekerasan dalam rumah tangga untuk orang-orang
dalam program tingkat 3 (1712 individu) hanya sedikit lebih tinggi (8,6%) bagi
mereka yang menyelesaikan program mereka dan dua kali lebih tinggi (20,8%) bagi
mereka yang gagal untuk menyelesaikan program mereka. Ini Hasilnya sangat
mengesankan mengingat tingkat kekerasan yang sebelumnya ditunjukkan oleh pelaku
ditugaskan untuk tingkat 3 program

Dari 4 artikel diatas didapatkan hasil bahwa artikel ini


menjelaskanbagaimana efektifitas suatau program yaitu penerapan management
marah, tarapi pasangan keluarga 2 artikel mencoba membandingkan hasil program
tersebut dan setelah mendapatkan pelatigan dan progam tersebut rata-rata hasilnya
cukup signifikasn terhadap intervensi yang diberikan kepada keluarga sehingga
tindakn kekerasan dapat dicegah dan ada perbaikan support sistem pada individu
tersebut. Dari 5 artikel tersebut di atas ada 1 artikel yang mengaplikasikan dan
Kemudian 1 efektifitas program multilevel dalam menangkap kejaidan kekrasan pada
rumah tangga sehingga akan mampu memberikan usaha yang tepat dalam
memberikan intervensi kepada keluarga sehingga kembali lagi dalam melakukan
tindakan kekerasan dapat ditekan angka kejadianya dengan pelaksaan program sesuai
eviden based diatas sehingga mampu meningkatkan kesadaran pasangan terhadap
kejadian kekerasan dalam rumah tangga , peningkatan koping individu dan
kemampuan keluarga dalam pengelolaan kelaurga dengan baik.

6. HASIL
Dari kelima artikel diatas bisa diambil hasil bahwa dalam menekan angka
kejadian kekerasan dalam rumah tangga perlu adanya pemahaman mengenai arti
rumah tangga itu sendiri sehingga masing-masing anggota keluarga memahami tugas
peran dan fungsi masing-masing dalam keluarga tersebut, tindakan kekerasan dalm
rumah tangga mempunyaki akibat yang tidak baik dilihat dari beberapa artikel
pengalam sebelumnya juga merupakan salah satu faktor kejadian kekerasan dalam
rumah tangga, dari beberapa jurnal siebutkan bahwa pengaruh alcohol juga
mempengaruhi kejaidan kekerasan dalam rumah tangga, dalam artikel lain dalam
menekan kejadian kekerasan ini perlu adanya support sistem yang baik, peningkatan
koping indivu agar tidak terjadi konflik peran dalam rumahtangga.
No Judul jurnal Pengarang Latar belakang penelitian Metode Instrument penelitian intervensi Hasil penelitian
penelitian
1 Effectiveness Breslin, J. H. Efektifitas management Instrument pada program management Hipotesis pertama
of a rural (2005) marah sebagai usaha agar Restrospekti penelitian ini adalah marah sangat efektif untuk didapatkan hasil bahwa
anger tidak terjadi kekerasan analysis denggan menggunakan menekan terjadinya
management dalam rumah tangga di data-data yang ada perilku kekerasan dalam dari jumlah sampel 48
program in pedesaan, artikel ini dariberbagai sumber rumah tangga, artikel ini orang didapatkan hasil 12
membahas eksplorasi dan diasjikan dalam
preventing menyampikan bahwa dari
menggunakan Sembilan bentuk table dengan orang menyelesaikan kelas
domestic hipotesis berhubungan menggunakan table beberapa kasus yang
violence diambil menunjukkan managemen marah dan 36
dengan perilaku kekerasan standardeviasi dengan
recidivism dalam rumah tangga dan melakukan pengukuran bahwa faktor usia dan orang tidak
faktor-faktor yang hasil empiris dalam jenis kelamin tindak
menyelesaikanya, hal ini
mempengaruhi seperti penelitian retrospektif mempengaruhi dalam
riwayat kekerasan,jenis sehingga didaptkan tindakan kekrasan hal ini bisa dilihat dari nilai
kelamin, usia variable variable dalam membuktikan bahwa siapa presentasi bahwa 17% dari
penelitin ini. saja dapat melakukan
dengan menggunakan tindakan kekerasan. orang yang menyelesaikan
teknik non-parametrik
managemen marah tidak
melakukan kembali
kekerasan dalam rumah
tangga sedangkan dari 30%
dari orang yang tidak
menyelesaikan manajemen
marah terbukti melakukan
kembali tidndakan
kekerasan
2 The evidence Carr., Menyajikan bukti dari Meta- Family Therapy Family therapy Dalam review dengan
base for A,(2014) efektivitas aplikasi analysis, intervention in Intervention mencakup dua puluh meta-analisis
couple family therapy pada systematic Violence Case beberapa tindakan yang yang berpasangan dan
therapy, pasangan dan untuk literature berbasis family dengan percobaan terapi
family hubungan reviews and intervention seperti keluarga untuk berbagai
therapy and keluarga dengan berbagai controlled memberikan psiko- masalah kesehatan jiwa
systemic masalah kesehatan dan trials pendidikan dan di siklus hidup,
interventions mental seperti kekerasan menguatkan dukungan disimpulkan bahwa
for adult- pada pasangan intim kelompok dan Rata-rata pasien yang
focused (suami istri) melibatkan anggota diobati bernasib jauh
problems. keluarga dalam proses lebih baik setelah terapi
penyelesaian masalah dan pada 6-12 bulan
menindaklanjuti dari
lebih dari 71% keluarga
di kelompok kontrol
yang, untuk sebagian
besar, menerima layanan
standar.
3 Couples McCollum, E. Penelitian ini Eksperiment Instrument penelitian Penelitian ini dibagi Pengguna alkoholdalam
treatment for E., & Stith, S. membandingkan dalam al ini melibatkan dalam 4 kelompok melakukan tindakan
interpersonal M. (2008) tindakan pasangan pasangan yang sebagai pembanding, kekerasan sebesar
violence: A terhadap kejadian mengalami kekerasan masing-masing kelompok antara58% sampai 84%,
review of tindakan kekerasan dalam rumah tangga mempunyai permasalahan sedangkan perbedaan
outcome dalam rumah tangga terhadap pengalaman kekerasan yang berbeda, jenis kelamin dalam
research dengan peningkatan yang pernah diantaranya adalah melakukan tindakan
literature and keselamatan anggota dialami.yang terdiri penggunaan alcohol, kekerasan sebesar 54%-
current keluarga, pasangan dari 4 kelompok konflik rumah tangga, dan 66%, penelitian ini
clinical anggota keluarga pasangan kelompok kontrol, menunjukan bahwa laki-
practices diberikan intervensi masing-masing kelompok laki yang cenderung
sesuai kriteria akan dliat seberapa efektif meminum alcohol dan
kegiatan intervensi ini penyalahan obat
terhadap pengobatan cenderung lebih kasar
sehingga diketahui atau melakukan tindakan
hasilnya kekerasan angka ini
menunjukkan 10% lebih
tinggi dibandingkan
dengan yang lainya.
Enhanced Taft,.(2012) Untuk membandingkan Randomised - Women’s survey The move intervention Dari riview ini
4 maternal and apakah, setelah controlled questionnaire model adalah model menunjukkan bahwa
child health menerapkan trial (RCT) developed a praktik yang baik dari 66% dari perawat
nurse care Model konsensus questionnaire
survey to be sent to skrining kasus kekerasan mengatakan bahwa
for women berbasis bukti Intimate
experiencing Patner Violence yang 10,000 women. yang dilakukan oleh mereka nyaman
intimate berlatih selama dua belas - MOVE staff lembaga Mother child atau sangat nyaman saat
partner/family bulan, perawat kesehatan checklists Health Nurse (MCHNs) bertanya tentang
violence: ibu dan anak yang yang melibatkan kekerasan yang
protocol for diberikan delapan tim perawat dilakukan oleh pasangan
MOVE, a intervensi bantuan lebih kesehatan ibu dan anak di kliennya,
cluster sering daripada perawat
Melbourne, Victoria. sedangkan 18% tetap
randomised yang di
trial of perbandingan dengan Proses Normalisasi Teori tidak nyaman.
screening and tanpa bantuan. (NPT) adalah 35 %
referral in Lebih banyak perempuan salah satu bagian dari mitra /suami klien atau
primary menghadiri pusat KIA dg
Program MOVE ini yang anggota keluarga yang
health care yang di
intervensi dibandingkan dimasukkan ke dalam hadir sebagai
pada kelompok implementasi dan evaluasi hambatan yang besar
pembanding. dari uji coba MOVE untuk untuk mempertanyakan
Untuk memberikan meningkatkan dan tentang IPV, diikuti oleh
perkiraan yang akurat mengevaluasi rasa takut
dari proporsi keberlanjutan Program. wanita/klien dan juga
Klien KIA yang pernah
merasakan malu untuk
atau yang saat ini
mengalami IPV dan mengungkapkan (14%)
mereka dilecehkan saat dan kebutuhan yg ber
hamil fokus pada anak sebagai
prioritas mereka Ketika
ditanya ttg apa
menyulitkannya adalah
13% .
Dan 42% dari perawat
mengatakan keengganan
perempuan
untuk mengambil
langkah lebih lanjut, dan
menunggu mendaftar
pada lembaga rujukan
(22%) dan sulitnya
mencari dukungan untuk
wanita dengan kebutuhan
khusus (17%).

5 Reducing Marta C & Penelitian ini Eksperiment Insttrumen skrining Batterer Program Hasil positif diadakan
Domestic Carla., V,W mengevaluasi sebuah program terdiri dari Negara Intervensi dari 13 Sirkuit benar di semua tingkatan
Violence and (2009) sebuah program yang mandate diberikan Yudisial Pengadilan di Program; 85,2% (1.424)
Other dari level 1 peserta
sibut program multi level secara wawancara Hillsborough County telah
Criminal menyelesaikan program
Recidivism: program baterer terstruktur terhadap menunjukkan hasil yang intervensi mereka, dan
Effectiveness intervensi dalam sampel mencakup sangat positif. hanya 8,8% (125) itu
of a mengurangi kekerasan tentang pertanyaan Keseluruhan residivisme kembali ditangkap-
Multilevel rumah tangga studi ini demografi, jarak untuk kejahatan kekerasan untuk kejahatan
BatterersInter membeikan bantuan masa nak-anak, dalam rumah tangga kekerasan dalam rumah
ventionProgra program baterer studi ini maslah sekolah, terjadi pada tingkat 8,4% tangga pada tahun-tahun
m setelah program
dimulai tahun 1995-2004 maslah perilaku, untuk orang-orang yang
pendaftaran. Dari mereka
penelitian ini perilaku nakal, menyelesaikan Program batterers di program
memberikan rancangan perkelahian, jenis dibandingkan dengan tingkat 2, 70% (9386
countwidy pada kemalin dan tingkat residivisme orang) menyelesaikan
kekerasan dalam rumah pengguanaan keseluruhan 21,2% bagi program mereka. orang-
tangga narkoba, jenis tindak mereka yang tidak orang memiliki tingkat
kekerasan dalam menyelesaikan residivisme keseluruhan
8,3% untuk kejahatan
ruamha tnagga program. Selain itu,
kekerasan dalam rumah
tingkat penyelesaian tangga, sementara
keseluruhan adalah sekitar mereka yang melakukan
70%, menunjukkan bahwa tidak menyelesaikan
program ini mampu program mereka
mempertahankan sebagian memiliki tingkat
residivisme 21,1% untuk
besar batterers (12522)
kejahatan kekerasan
yang masuk. dalam rumah tangga. Re-
penangkapan tarif untuk
kejahatan kekerasan
dalam rumah tangga
untuk orang-orang dalam
program tingkat 3 (1712
individu) hanya sedikit
lebih tinggi (8,6%) bagi
mereka yang
menyelesaikan program
mereka dan dua kali
lebih tinggi (20,8%) bagi
mereka yang gagal untuk
menyelesaikan program
mereka. Ini Hasilnya
sangat mengesankan
mengingat tingkat
kekerasan yang
sebelumnya ditunjukkan
oleh pelaku ditugaskan
untuk tingkat 3 program
DAFTAR PUSTAKA

Breslin, J. H. (2005). Effectiveness of a rural anger management program in preventing


domestic violence recidivism (Order No. 3151308). Available from ProQuest Public
Health. (305348471). Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/305348471?accountid=25704
Carr Alan.,(2014). The evidence base for couple therapy, family therapy and systemic
interventions for adult-focused problems. Journal of Family Therapy.
doi: 10.1111/1467-6427.12033
Marta, C., & Carla,V. W. (2009). Reducing Domestic Violence and Other Criminal
Recidivism: Effectiveness of a Multilevel BatterersInterventionProgram. Violence and
Victims, 23(2), 187-201. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/208557071?accountid=25704

McCollum, E. E., & Stith, S. M. (2008). Couples treatment for interpersonal violence: A
review of outcome research literature and current clinical practices. Violence and
Victims, 23(2), 187-201. Retrieved from
http://search.proquest.com/docview/208557071?accountid=25704
Taft et al.(2012), Enhanced maternal and child health nurse care for women experiencing
intimate partner/family violence: protocol for MOVE, a cluster randomised trial of
screening and referral in primary health care. BMC Public Health.
http://www.biomedcentral.com/1471-2458/12/811

Anda mungkin juga menyukai