Anda di halaman 1dari 12

(BETON PRACETAK)

ABSTRAK
Teknologi beton pracetak telah lama diketahui dapat menggantikan operasi pembetonan
tradisional yang dilakukan di lokasi proyek pada beberapa jenis konstruksi karena beberapa
potensi manfaatnya. Beberapa prinsip yang dipercaya dapat memberikan manfaat lebih dari
teknologi beton procetak ini antara lain terkait dengan waktu, biaya, kualitas, predicability,
keandalan, produktivitas, kesehatan, keselamatan, lingkungan, koordinasi, inovasi, reusability,
serta relocatability (Gibb, 1999). Di Indonesia, hingga saat ini, telah banyak aplikasi teknologi
beton pracetak pada banyak jenis konstruksi dengan didukung oleh sekitar 16 perusahaan
spesialis beton pracetak, atau lebih dikenal dengan sebutan precaster (Sijabat dan Nurjaman,
2007).

I. SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK


Beton adalah material konstruksi yang banyak dipakai di Indonesia, jika dibandingkan
dengan material lain seperti kayu dan baja. Hal ini bisa dimaklumi, karena bahan-bahan
pembentukannya mudah terdapat di Indonesia, cukup awet, mudah dibentuk dan harganya
relative terjangkau. Ada beberapa aspek yang dapat menjadi perhatian dalam sistem beton
konvensional, antara lain waktu pelaksanaan yang lama dan kurang bersih, control kualitas yang
sulit ditingkatkan serta bahan-bahan dasar cetakan dari kayu dan triplek yang semakin lama
semakin mahal dan langka.
Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab kebutuhan di
era ini. Pada dasarnya system ini melakukan pengecoran komponen di tempat khusus di
permukaan tanah (fabrikasi), lalu dibawa ke lokasi (transportasi ) untuk disusun menjadi suatu
struktur utuh (ereksi). Keunggulan system ini, antara lain mutu yang terjamin, produksi dan
pembangunan yang cepat, ramah lingkungan dan rapi dengan kualitas produk yang baik.
Sistem pracetak telah banyak diaplikasikan di Indonesia, baik yang sistem dikembangkan
di dalam negeri maupun yang didatangkan dari luar negeri. Sistem pracetak yang berbentuk
komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom plat pantai.
II. PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK DI DUNIA
Sistem pracetak berkembang mula-mula di negara Eropa. Struktur pracetak pertama kali
digunakan adalah sebagai balok beton precetak untuk Casino di Biarritz, yang dibangun oleh
kontraktor Coignet, Paris 1891. Pondasi beton bertulang diperkenalkan oleh sebuah perusahaan
Jerman, Wayss & Freytag di Hamburg dan mulai digunakan tahun 1906. Tahun 1912 beberapa
bangunan bertingkat menggunakan system pracetak berbentuk komponen-komponen, seperti
dinding .kolom dan lantai diperkenalkan oleh John.E.Conzelmann.
Struktur komponen pracetak beton bertulang juga diperkenalkan di Jerman oleh Philip
Holzmann AG, Dyckerhoff & Widmann G Wayss & Freytag KG, Prteussag, Loser dll. Sstem
pracetak taha gempa dipelopori pengembangannya di Selandia Baru. Amerika dan Jepang yang
dikenal sebagai negara maju di dunia, ternyata baru melakukan penelitian intensif tentang system
pracetak tahan gempa pada tahun 1991. Dengan membuat program penelitian bersama yang
dinamakan PRESS ( Precast seismic Structure System).

III. PERKEMBANGAN SISTEM PRACETAK DI INDONESIA


Indonesia telah mengenal system pracetak yang berbentuk komponen, seperti tiang
pancang, balok jembatan, kolom dan plat lantai sejak tahun 1970an. Sistem pracetak semakin
berkembang dengan ditandai munculnya berbagai inovasi seperti Sistem Column Slab (1996),
Sistem L-Shape Wall (1996), Sistem All Load Bearing Wall (1997), Sistem Beam Column Slab
(1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan sistem T-Cap (2000).

IV. DEFENISI PRECAST CONCRETE ( BETON PRACETAK )

Precast Concrete Beton pracetak adalah suatu metode percetakan komponen secara
mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan memberi waktu pengerasan dan mendapatkan
kekuatan sebelum dipasang.
Precast Concrete atau Beton pra-cetak menunjukkan bahwa komponen struktur beton
tersebut : tidak dicetak atau dicor ditempat komponen tersebut akan dipasang. Biasanya ditempat
lain, dimana proses pengecoran dan curing-nya dapat dilakukan dengan baik dan mudah. Jadi
komponen beton pra-cetak dipasang sebagai komponen jadi, tinggal disambung dengan bagian
struktur lainnya menjadi struktur utuh yang terintegrasi.
Karena proses pengecorannya di tempat khusus (bengkel frabrikasi), maka mutunya
dapat terjaga dengan baik. Tetapi agar dapat menghasilkan keuntungan, maka beton pra-cetak
hanya akan diproduksi jika jumlah bentuk typical-nya mencapai angka minimum tertentu,
sehingga tercapai break-event-point-nya. Bentuk typical yang dimaksud adalah bentuk-bentuk
yang repetitif, dalam jumlah besar.
V. PERMASALAHAN UMUM PADA PENGEMBANGAN SISTEM
PRACETAK
Ada 5 masalah utama dalam pengembangan system pracetak :
1. Kerjasama dengan perencana di bidang lain yang terkait, terutama dengan pihak
arsitektur dan mekanikal/elektrikal/plumbing.
2. Sistem ini relative baru
3. Kurang tersosialisasikan jenisnya, produk dan kemampuan system pracetak yang telah
ada.
4. Keandalan sambungan antarkomponen untuk system pracetak terhadap beban gempa
yang selalu menjadi kenyataan
5. Belum adanya pedoman perencanaan khusus mengenai tata cara analisis, perencanaan
serta tingkat kendala khusus untuk system pracetak yang dapat dijadikan pedoman bagi
pelaku konstruksi

VI. SISTEM PRACETAK BETON


Pada pembangunan struktur dengan bahan beton dikenal 3 (tiga) metode pembangunan
yang umum dilakukan, yaitu system konvensional, system formwork dan system pracetak.
Sistem konversional adalah metode yang menggunakan bahan tradisional kayu dan
triplek sebagai formwork dan perancah, serta pengecoran beton di tempat.
Sistem formwork sudah melangkah lebih maju dari system konversional dengan
digunakannya system formwork dan perancah dari bahan metal. Sistem formwork yang telah
masuk di Indonesia, antara lain System Outinord dan Mivan. Sistem Outinord menggunakan
bahan baja sedangkan Sistem Mivan menggunakan bahan alumunium.
Pada system pracetak, seluruh komponen bangunan dapat difabrikasi lalu dipasang di
lapangan. Proses pembuatan komponen dapat dilakukan dengan kontol kualitas yang baik.

VII. SISTEM KONEKSI SAMBUNGAN


Pada umumnya sambungan – sambungan bisa dikelompokkan sebagai berikut :
a. Sambungan yang pada pemasangan harus langsung menerima beban ( biasanya beban
vertical ) akibat beban sendiri dari komponen .
b. Sambungan yang pada keadaan akhir akan harus menerima beban-beban yang selama
pemasangan diterima oleh pendukung pembantu.
c. Sambungan pada mana tidak ada persyaratan ilmu gaya tapi harus memenuhi persyaratan
lain seperti : kekedapan air, kekedapan suara.
d. Sambungan-sambungan tanpa persyaratan konstruktif dan semata-mata menyerdiakan
ruang gerak untuk pemasangan .
VIII. IKATAN
Cara mengikatkan atau melekatkan suatu komponen terhadap bagian komponen konstuksi
yang lain secara prinsip dibedakan sebagai berikut :
1. Ikatan Cor ( In Situ Concrete Joint )
Penyaluran gaya dilakukan lewat beton yang dicorkan. Diperlukan penunjang / pendukung
pembantu selama pemasangan sampai beton cor mengeras Penyetelan berlangsung dengan
bantuan adanya penunjang / pendukung pembantu. Toleransi penyusutan ‘ diserap ‘ oleh Coran
Beton.

2. Ikatan Terapan
Cara menghubungkan komponen satu dengan yang lain secara “lego” (permainan balok
susun anak-anak) disebut Ikatan Terapan. Dimulai dengan cara hubungan “ PELETAKAN “,
kemudian berkembang menjadi “ Saling Menggigit “. Proses pemasangan dimungkinkan tanpa
adanya pendukung / penunjang pembantu.

3. Ikatan Baja
Bahan pengikat yang dipakai : Plat baja dan Angkur. Sistem ikatan ini dapat dibedakan sebagai
berikut :
a. Menyambung dengan cara di las ( Welded Steel )
b. Menyambung dengan Baut / Mur / Ulir ( Corbel Steel )
Catatan :
 Harga dari profil baja sebagai pengikat tinggi
 Mungkin dilaksanakan tanpa pendukung / penunjang
 Harus dilindungi dari : korosi, api dan bahan kimia. Dengan Mortar / In Situ
concrete Joint sebagai pelindung / Finishing ikatan.

4. Ikatan Tegangan
Merupakan perkembangan lebih jauh dari ikatan baja dengan memasukan unsure Post
Tensioning dalam system koneksi. Memerlukan penunjang / pendukung Bantu selama
pemasangan Perlu tempat / ruang yang relatuf besar untuk Post Tensioning Angker cukup mahal

IX. SIMPUL
Merupakan kunci dalam struktur yang memakai komponen pra – cetak dan merupakan
tempat pertemuan antara 2 atau lebih komponen struktur . Secara garis besar dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Simpul Primer
 Pertemuan yang menghubungkan kolom dengan balok dan juga terhadap plat
lantai. Disisni beban dari plat akan diteruskan ke pendukung-pendukung vertical.
b. Simpul Pertemuan Kolom
 Pertemuan dimana beban-beban vertical dan sewaktu momen-momen juga
disalurkan.
c. Simpul Penyalur Sekunder-Primer ( Pelat Balok )
 Untuk menyalurkan beban vertical
d. Simpul Pendukung sesama Plat / dengan Balok dan Kolom
 Untuk menyalurkan beban horizontal dalam bentuk tegangan tekan – tarik dan
geser
e. Simpul yang Mampu Menahan Momen
 Yang secara statis bisa membentuk komponen pendukung tapi oleh alasan
tertentu.
Misal : Transportasi dibuat terdiri dari 2 atau lebih bagian

X. PEMBUATAN BETON PRACETAK


Proses produksi/pabrikasi beton pracetak dapat dibagi menjadi tiga tahapan berurutan yaitu :
a. Tahap Design
Proses perencanaan suatu produk secara umum merupakan kombinasi dari ketajaman
melihat peluang, kemampuan teknis, kemampuan pemasaran. Persyaratan utama adalah
struktur harus memenuhi syarat kekuatan, kekakuan dan kestabilan pada masa layannya

b. Tahap Produksi
Beberapa item pekerjaan yang harus dimonitor pada tahap produksi :
 Kelengkapan dari perintah kerja dan gambar produk
 Mutu dari bahan baku
 Mutu dari cetakan
 Mutu atau kekuatan beton
 Penempatan dan pemadatan beton
 Ukuran produk
 Posisi pemasangan
 Perawatan beton
 Pemindahan, penyimpanan dan transportasi produk
 Pencatatan ( record keeping )

c. Tahap produksi terdiri dari :


 Persiapan
 Pabrikasi tulangan dan cetakan
 Penakaran dan pencampuran beton
 Penuangan dan pengecoran beton
 Transportasi beton segar
 Pemadatan beton
 Finishing / repairing beton
 Curing beton
d. Tahap Pascaproduksi
Terdiri dari tahap penanganan ( handling ), penyimpanan ( storage ), penumpukan
( stacking ), pengiriman ( transport dan tahap pemasangan di lapangan ( site erection )

XI. Metode Membangun dengan


Konstruksi Precast
1. Serangkaian kegiatan yang dilakukan pada proses produksi adalah :
 Pembuatan rangka tulangan
 pembuatan cetakan
 Pembuatan campuran beton
 Pengecoran beton
 Perawatan ( curing)
 Penyempurnaan akhir
 Penyimpanan

2. Transportasi Dan alat angkut


Transportasi adalah pengangkatan elemen pracetak dari pabrik ke lokasi pemasangan.
Sistem transportasi berpengaruh terhadap waktu, efisiensi konstruksi dan biaya transport.
Yang perlu diperhatikan dalam system transportasi adalah :
 Spesifikasi alat transport
 Ronte transport
 Perijinan
 Alat angkat yaitu memindahkan elemen dari tempat penumpukan ke posisi
penyambungan ( perakitan ).
 Peralatan angkat untuk memasang beton pracetak dapat dikategorikan sebagai
berikut :
o Keran mobile
o Keran teleskopis
o keran menara
o Keran portal
3. Pelaksanaan Konstruksi ( Ereksi )
Metode dan jenis pelaksanaan konstruksi precast diantaranya adalah :
1. Dirakit per elemen
2. Lift – Slab system Adalah pengikatan elemen lantai ke kolom dengan menggunakan
dongkrak hidrolis.
Prinsip konstruksinya sebagai berikut :
Lantai menggunakan plat-plat beton bertulang yang dicor pada lantai bawah
Kolom merupakan penyalur beban vertical dapat sebagai elemen pracetak atau cor di
tempat. Setelah lantai cukup kuat dapat diangkat satu persatu dengan dongkrak hidrolis.
3. Slip – Form System
Pada system ini beton dituangkan diatas cetakan baja yang dapat bergerak memanjat ke
atas mengikuti penambahan ketinggian dinding yang bersangkutan.
4. Push – Up / Jack – Block System
Pada system ini lantai teratas atap di cor terlebih dalu kemudian diangkat ke atas dengan
hidranlic – jack yang dipasang di bawah elemen pendukung vertical.
5. Box System
Konstruksi menggunakan dimensional berupa modul-modul kubus beton.

XII. PRINSIP KONSTRUKSIONAL


Berikut prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk desain struktural :
1. Struktur terdiri dari sejumlah tipe-tipe komponen yang mempunyai fungsi seperti balok,
kolom, dinding, plat lantai dll
2. Tiap tipe komponen sebaiknya mempunyai sedikit perbedaan
3. Sistem sambungan harus sederhana dan sama satu dengan yang lain, sehingga komponen-
komponen tersebut dapat dibentuk oleh metode yang sama dan menggunakan alat Bantu
yang sejenis
4. Komponen harus mampu digunakan untuk mengerjakan beberapa fungsi
5. Komponen-komponen harus cocok untuk berbagai keadaan dan tersedia dalam berbagai
macam-macam ukuran produksi
6. Komponen –komponen harus mempunyai berat yang sama sehingga mereka bisa secara
hemat disusun dengan menggunakan peralatan yang sama

Ada tiga macam konstruksi prefabrikasi :


1. Pembuatan didalam sebuah pabrik, dimana komponen-komponen mudah untuk dibuat
dan nyaman untuk pengangkutan
2. Pembuatan pada site dengan menggunakan alat-alat mekanik
3. Rangkaian dari komponen dirakit ke dalam komponen-komponen yang lebih luas

XIII. KLASIFIKASI SISTEM PRECAST COCRETE


Sistem pracetak dibagi menjadi dua kategori yaitu :
A. Sebagai Komponen Struktur
Tiang pancang beton dan system sambungan
Ada beberapa bentuk dari tiang pancang. Bentuk yang paling umum adalah persegi
massif, karena paling mudah dibuat. Varian lain adalah bentuk bulat berongga (spinning) dalam
cetakan yang berbentuk bulat.
Pelat Lantai Pracetak
Pada tahun 1984, komponen pracetak lantai mulai dikenal di Indonesia pada
pembangunan menara BDNI. Bentuk yang umum digunakan adalah pelat prategang berongga
(hollow core slab).
Girder jembatan dan Jalan Layang
Komponen ini sangat popular karena jelas lebih mudah bibandingkan struktur baja. Varian
pertama berbentuk void slab, dengan system prategang pratarik, varian berbentu I , dengan
system prategang pascatarik, varian berbentuk Y, varian berbentuk box dengan system prategang
pascatarik.
Turap
Adalah struktur geoteknik yang fungsinya menanam perbedaan tinggi tanah, misalnya pada
struktur galian, kolam atau timbunan.
Bantalan Rel
Sejak jaman Belanda bahan kayu popular digunakan untuk bantalan rel.

B. Sebagai system struktur


Sistem Waffle Crete (1995)
Sistem ini termasuk katagori system dinding pemikul dengan komponen pracetak berupa panel
lantai dan panel dinding beton bertulang yang disambung dengan baut baja.

Sistem Column-Slab (1996)


Keunggulan system ini terletak pada perencanaan struktur elemen dan kepraktisan
pemasangannya. Pemasangan ini sangat cepat yaitu dua hari perlantai bangunan.

Sistem L Shape Wall (1996)


Komponen utamanya adalah dinding pracetak beton bertulang L, yang berfungsi juga sebagi
dinding pemikul.

Sistem All Load Bearing Wall (1997)


Komponen pracetaknya adalah komponen dinding dan lantai beton bertulang massif setebal 20
cm, merupakan system dinding pemikul.

Sistem Bangunan Jasubakim (1998)


Sistem ini termasuk kategori system pracetak komposit hybrid berbentuk langka. Sistem ini
mengkombinasikan monolit konversional, formwork dan pracetak. Komponen pracetak ini selain
bersifat struktur juga berfungsi sebagai formwork dan perancah untuk beton cor di tempat.

Sistem Bresphaka(1999)
Ciri khas system ini adalah menggunakan bahan beton ringan untuk komponen kolom dan
balok.Bahan beton ringan utamanya adalah agregat kasar yang terbuat dari bahan abu terang.
Ciri khas yang lain adalah kolom berbentuk T serta komponen lainnya adalah balok dan pelat.

Sistem, Cerucuk Matras Beton


Solusinya dengan menggunakan system cerucuk matras beton yang dapat dipasang sedalam yang
direncanakan dengan melakuakn penyambungan, sehinnga dapat diperoleh daya dukung,
penurunan dan tingkat kestabilan yang diinginkan.

XIV. KOMPONEN STRUKTUR YANG SERING DIGUNAKAN


Ada beberapa tipe Precast Concrete yang sering digunakan saat ini,yaitu sebagai berikut :
Pelat lantai pre-cast (hollow-core slab)
Penggunaan produk precast concrete sebagai pelat lantai, relatif sudah banyak dijumpai disini.
Dengan digunakan precast maka pemakaian bekisting dan perancah akan berkurang drastis
sehingga dapat menghemat waktu pelaksanaan. Salah satu produk precast untuk lantai adalah
adalah precast hollow core slab.
Sistem precast hollow core slab menggunakan sistem pre-tensioning dimana kabel
prategang ditarik terlebih dahulu pada suatu dudukan khusus yang telah disiapkan dan
kemudian dilakukan pengecoran. Oleh karena itu pembuatan produk precast ini harus
ditempat fabrikasi khusus yang menyediakan dudukan yang dimaksud. Adanya lobang
dibagian tengah pelat secara efektif mengurangi berat sendirinya tanpa mengurangi kapasitas
lenturnya. Jadi precast ini relatif ringan dibanding solid slab bahkan karena digunakannya
pre-stressing maka kapasitasnya dukungngya lebih besar.
Keberadaan lobang pada slab tersebut sangat berguna jika diaplikasikan pada bangunan
tinggi karena mengurangi bobotnya lantai. Bayangkan saja, untuk solid slab, tebal 120 mm
saja maka beratnya adalah sekitar 288 kg/m 2 hampir sama dengan berat beban hidup rencana
untuk kantor yaitu 300 kg/m2. Padahal kontribusi kekuatan pelat hanya untuk mendukung
pembebanan tetap saja (DL + LL). Bahkan karena beratnya tersebut akan menjadi
penyumbang utama besarnya gaya gempa. Jadi jika berat lantai berkurang maka beban
gempa rencananya juga kurang. Dengan demikian penggunaan lantai precast yang ringan
juga mengurangi resiko bahaya gempa.

Dinding Luar ( Skin-wall )

Industri konstruksi semakin bergairah dengan adanya produk precast concrete yang
dapat dipasang cepat dan kualitasnya sangat baik. Tidak hanya dari sisi struktur, yaitu
kekuatan dan kekakuannya saja, tetapi juga dari sisi arsitekturalnya yaitu penampakan luar
(keindahan). Oleh karena itu, arsitek yang berorientasi maju pasti akan memikirkan alternatif
pemakaian produk precast untuk bangunan rancangannya.

Bagaimana tidak, dengan digunakannya precast maka semua komponen yang


seharusnya dikerjakan di atas bangunan sehingga susah dijangkau arsitek untuk diawasi
maka dapat dilakukan di bawah sehingga si arsitek dengan leluasa mengawasi kualitas
produk yang akan dipasangnya. Kecuali itu, umumnya produk precast adalah untuk
komponen-komponen yang berulang (repetitif) sehingga prosesnya seperti halnya industri
pada umumnya, dibuat satu dulu sebagai contoh, jika memuaskan akan dikerjakan lainnya
dengan kualitas yang sama.

Untuk produk precast, yang sangat berperan adalah teknology yang digunakannya.
Siapa yang membuatnya. Tidak hanya perencanaannya saja yang harus bagus tetapi juga
perlu pelaksanaan yang baik. Precast for finishing, yang diperuntukkan untuk keindahan,
yang terlihat dari luar untuk ditampilkan, jelas lebih sulit dibanding produk precast yang
sekedar untuk komponen struktur saja. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan, misalnya :
ketahanan terhadap cuaca (tidak retak, keramik lepas atau berubah warna), kebocoran
terhadap air hujan (teknologi karet sealant, seperti yang terpasang pada pintu mobil), presisi
yang tinggi, juga detail yang benar dari takikan-takikan yang dibuat agar air yang
menimpanya selama bertahun-tahun tidak meninggalkan jejak yang terlihat dari luar, juga
detail sambungan dengan bangunan utamanya, bagaimana mengantisipasi deformasi
bangunan yang timbul ketika ada gempa dll-nya tanpa mengalami degradasi kinerja dan
lainnya. Oleh karena itulah perusahaan precast untuk keperluan finishing yang sukses di
Jakarta tidaklah banyak.

Komponen Tangga ( Precast Stair )

Transportasi Jalan Raya ( Road Transportation )

Transportasi jalan raya sangat cocok untuk skala pembangunan dengan site yang luas
Sangat tergantung pada persyaratan legal Negara setempat khususnya dalam persyaratan : lebar,
ketinggian, panjang dan beban objek yang diangkut
Desain yang dibuat harus mempertimbangkan keadaan ini. Apabila komponen tidak memenuhi
maka ia membutuhkan biaya tambahan dalam kesulitan transportasi disamping membutuhkan
pengawalan khusus petugas jalan raya
Panjang maximum unit precast yang diisyaratkan dalam satu angkutan tidak melebihi 30 m
Transportasi angkutan yang rendah ( biasanya untuk panel dinding dan lantai memiliki
kemampuan angkut 250 ton
Untuk objek angkut panel dinding dan lantai sangat cocok menggunakan kendaraan yang
dilengkapi dengan kerangka khusus yang dapat mendukung dan melindungi objek angkut.
Untuk objek yang panjang dan beban yang lebih besar dapat menggunakan dua gerobak yang
dihubungkan oleh beton precast itu sendiri

XV. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PRECAST CONCRETE


Prinsip dari sistem pracetak ini adalah dicetak atau dicor terlebih dahulu sebelum di
install. Berbicara tentang sistem precast maka hal pertama untuk dijadikan pertimbangan
memakai sistem ini adalah bentuk yang tipikal dan jumlah yang banyak. Contoh pekerjaan yang
sering dibuat menggunakan sistem precast antara lain, saluran air, balok, anak tangga dan
pekerjaan - pekerjaan yang sifatnya berulang dan banyak.
Keuntungan menggunakan sistem pracetak antara lain waktu yang lebih efisien, memang
sangat efisien jika jenis pekerjaannya tipikal. Sementara pekerjaan precast disiapkan kita bisa
bekerja untuk bagian yang lain. Selain memiliki kelebihan sistem ini juga memiliki kekurangan,
antara lain system precast memerlukan analisa yang lebih rumit dibanding dengan cetak
langsung ditempat. Kita harus memperhitungkan sistem sambungan, pertemuan tulangan apakah
sudah memenuhi panjang penyaluran atau belum serta saat perencanaan sudah harus memikirkan
lokasi pembuatan sistem pengangkutan dan sistem istallasi.

Keuntungan Beton Pracetak


1. Pengendalian mutu teknis dapat dicapai, karena proses produksi dikerjakan di pabrik dan
dilakukan pengujian laboratorium
2. Waktu pelaksanaan lebih singkat
3. Dapat mengurangi biaya pembangunan
4. Tidak terpengaruh cuaca
Kendala Precast
1. Membutuhkan investasi awal yang besar dan teknologi maju
2. Dibutuhkan kemahiran dan ketelitian
3. Diperlukan peralatan produksi ( transportasi dan ereksi )
4. Bangunan dalam skala besar

XVI. METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN

Bentuk dan jenis sambungan merupakan bagian penting pada konstruksi beton precast.
Pada sambungan basah, penyambungan dilakukan dengan cara grouting atau pengecoran di
tempat. Penyambungan ini bertujuan mendapatkan kekuatan sambungan balok-balok beton
pracetak dengan pembebanan statis dan kemampuan struktur yang disambung untuk meredam
gaya luar yang bekerja dari pengujian dinamis. Metode penyambungan elemen beton pracetak
menggunakan bahan beton polimer dengan kecepatan pengeringan 15 menit. Dengan metode ini
kecepatan kostruksi struktur pracetak akan lebih cepat dibanding dengan cor di tempat. Selain itu
mutu material elemen struktur menggunakan beton pracetak akan lebih baik.

Untuk mendapatkan struktur beton pracetak yang mempunyai redaman yang besar, maka
sambungan elemen beton pracetak mempunyai konfigurasi tulangan pada sambungan yang tidak
kaku. Pada sambungan tipe-A, tulangan tengah tidak disambung tetapi ditekuk 45 o ke arah pusat
sambungan. Tipe ini mempunyai daya redam yang besar daripada sambungan tipe-B yang
seluruh tulangan utamanya diteruskan. Metode ini dapat diperluas dengan meneliti sambungan
kolom-balok, kolom-kolom, dan kolom-fondasi.

Selain itu jenis sambungan dapat menggunakan sambungan kering yang menggunakan
baut atau sistem las.

XVII. BEBERAPA PRINSIP CARA PEMASANGAN (ERECTION )

Cara pemasangan perbagian ( vertical )


Dilakukan trave per trave
Cocok untuk bangunan dengan luas lantai besar
Perlu landasan yang cukup kuat, Mobil crave bias bergerak memenuhi jarak jangkau
Lengan momem untuk crane tidak terlalu besar sehingga berat komponen lebih leluasa
Biasanya untuk 3-5 tingkat
Cara pemasangan perlapis ( horizontal )
Dilakukan lantai perlantai
Perlu alat pengangkat yang dapat mencari seluruh bagian bangunan
Karena besarnya momen crane, berat komponen terbatas terutama palt lantai
Crane yang biasa digunakan Tower CXrane Putar
Diperlukan penunjang kolom selama pemasangan
Cara pemasangan Lift Slab
Kolom menerus pelat lantai di cor satu diatas yang lain
Alat pengangkat Hidraulis
Perlu pasak untuk pengunci dalam pemasangan
Cara Pemasangan Jack Block
Lantai teratas disiapkan diatas permukaan tanah Hidraulis Jack dipasang di bawah komponen
pendukung vertical
Dengan mengatur secara berganti penggunaan hydraulic Jack dan penempatan penunjang
( dari blok beton ) seluruh komponen diangkat ke atas
Setelah mencapai ketinggian lantai yang diinginkan, lantai berikutnya dipersiapkan di
permukaan tanah
Demikian seterusnya
Cara Pemasangan Kombinasi
Penggunaan cara pemasangan dengan berbagai cara
Ini cara yang paling lazim

Anda mungkin juga menyukai