Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

SINDROM DISPEPSIA

Disusun Oleh :

Nama : Fersi Putri Utami

Nim : 141420132130046

Kelas : 6c

Prodi : S1 Keperawatan

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

TAHUN AJARAN 2014/2016


DAFTAR ISI

Halaman judul ........................................................................................................................ i

Daftar isi.................................................................................................................................ii

BAB 1 TINJAUAN TEORI

A. Definisi ....................................................................................................................... 1
B. Etiologi ....................................................................................................................... 1
C. Manifestasi Klinis ......................................................................................................1
D. Patofisiologi ...............................................................................................................1
E. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................................. 2
F. Penatalaksanaan .........................................................................................................3
G. Komplikasi .................................................................................................................4
H. Pathway ......................................................................................................................5
I. Fokus Pengkajian .......................................................................................................6
J. Diagnosa Keperawatan .............................................................................................. 7
K. Fokus Rencana Intervensi .......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................11

ii
BAB 1

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Dispepsia adalah kumpulan keluhan atau gejala yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit di bagian perut atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan
refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regusitasi
asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2007)
Dispepsia adalah keluhan yamg diasosiasikan sebagai akibat dari kelaiann
saluran makanan bagian atas ang berupa neri perut bagian atas, perih, mual, yang
kadang-kadang disertai rasa panas di dada dan perut, lekas kenyang, anoreksia,
kembung, regurgitasi, banyak mengeluarkan gas asam dari mulu (Hadi, 2009).
B. ETIOLOGI (Djojoningrat, 2009)
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waku yang
lama
3. Alkohol dan nikotin rokok
4. Stres
5. Tumor atau kanker saluran pencernaan
C. MANIFESTASI KLINIS (Djojoningrat, 2009)
1. Nyeri perut (abdominal discomfort)
2. Rasa perih di ulu hati
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa lekas kenyang
6. Perut kembung
7. Rasa panas di dada dan di perut
8. Regurgitasi (Keluar cairan dari lamung secraa tiba-tiba)
D. PATOFISIOLOGI
Berbagai hipotesis mekanisme telah diajukan untuk menerangan patogenesis
terjadinya dispepsia, antara lain : sekresi asam lambung, dismotilitas gastrointestinal,
hipersensitivitas viseral, disfungsi autonom, diet dan faktor lingkungan, psikologis
(Djojoningrat, 2009).

1
1. Sekresi Asam Lambung
Asam hidroksiklorida (HCL) dan pepsinogen merupakan kandungan dalah
getah lambung. Konsentrasi asam dalam getah lambung sangat pekat sehingga
dapat menyebabkan kerusakan jaringan, dalam kasus dispepsia diduga adanya
peningkatan sensitivitas mukosa lambung terhadap asam yang menimbulkan
rasa tidak enak diperut. Peningkatan sensitivitas mukosa lambung dapatterjadi
akibat pola makan yang tidak teratur. Pola makan yang tidak teratur akan
membuat lambung sulit untuk beradaptasi dalam pengeluaran sekresi asam
lambung. Dalam waktu lama, produksi asam lambung akan berlebihan
sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa pada lambung.
2. Dismotilitas Gastrointestinal
Berbagai studi mengatakan bahwa pada dispepsia dapatterjadi akibat
perlambatan pengosongan lambung, adanya hipomotilitas antrum, gangguan
akomodasi lambung saat makan, dan hipersensitivitas gaster.
3. Gangguan Akomodasi Lambung
Dalam keadaan normal, waktu makanan masuk lambung terjadi relaksasi
fundus dan korpus gaster tanpa meningkatkan tekanan dalam lambung. Pada
kasus dispepsia terjadi penurunan kemampuan relaksasi fundus postprandial.
4. Faktor Psikologis
Adanya stress akut dapat mempengaruhi fungsi gastrointestinal dan
mencetuskan keluhan pada pada orang sehat. Dilaporkan adanya penurunan
kontraktilitas lambung yang mendahului mual setelah stimulus stres sentral.
5. Riwayat Penggunaan NSAID
NSAID menghambat enzim cyclooxygenase (COX), yang pada gilirannya
dapat mengurangi sintesis endogen sitoprotektif dari prostlagandin dan
membuat mukosa tentan terhadap agen bahaya. Cedera mukosa saluran cerna
yang disebabkan oleh NSAID bervariasi dari mikroskopik halus sampai cedera
makroskopik. Komplikasi makroskopik, khususnya erosi dan ulkus, dapat
mempersulit gangguan mukosa. Komplikasi mikroskopik halus dapatterjadi
perubahan permeabilitas dinding lambung yang ditandai dengan adanya difusi
ion hidrogen dan pergeseran ion natrium intraluminal.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG/DIAGNOSTIK (Mansjoer, 2007)
Dispepsia hanya kumpulan gejala dan penyakit disaluran pencernaan,
sehingga perlu untuk memasikan penyakitna. Untuk memastikan penyakitna, maka

2
perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu
diperiksa laboratorium, radiologogi, endoskopi, USG, dan lain-lain.
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan untuk menyngkirkan penyebab
organik, seperti : pankreatitis kronik, diabetees militus, dan lainnya. Pada
dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
2. Radiologi
Mengidentifikasi adanya kelainan struktural dinding/mukosa saluran cerna
bagian atas seperti adanya tukak atau gambaran yang mengarah ke tumor.
Pemeriksaan ini sangat bermnfaat teutama pada kelainan yang bersifat
penyempitan/obstruktif dimana skop endoskopi tidak dapat melewatinya.
3. Pemeriksaan Endoskopi
Mengidentifikasi adanya kelainan struktural atau oraganik intra lumen slauran
cerna bagian atas, juga dapat disertai pengambilan contoh jaringan (bopsi) dari
jaringan yamg dicurigai untuk memperoleh gambaran histopatologiknya atau
untuk keperluan lain seperti mengidentifikasi adanya kuman Helicobacter
pylori.
4. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Mengidentifikasi kelainan-kelainan seperti, batu empedu dan serosis hepatis.
5. Pemeriksaan Laboratorium
Mengidentifikasi adanya faktor infeksi seperti lekositosis, pankreatitis dan
keganasan saluran cerna.
F. PENATALAKSANAAN
1. Penatalakasanaan non-farmakologi
Ada beberapa hal ang perlu diperhatikan menurut Harrison, 2010 aitu :
a. Menghindari makanan yang dapa meningkatkan asam lambung
b. Mengatur pola makan
c. Menghindari resiko obat-obatan, alkohol, dan keboasaan merokok.
2. Penatalaksanaan farmakologi
a. Antasid 20-50 ml/hari
Antasi akanmenetralisir sekresi asam lambung. Pemberian antasid
jangan teus-menerus, karena sifatnya hanya simtomatis, untuk
mengurangi rasa nyeri.

3
b. Antikolinergik
Bekerja untuk menekan sekresi asam lambung.
c. Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia
organik atau esensia seperti tukak peptik. Obat yang termasuk
golongan ini adalah simetidin, roksatidin, ranitidin dan famotidin.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi dari dsipepsia yaitu luka pada lambung yang dalam atau melebar
tergantung berapa lama lambung terpapar oleh asam lambung dan dapat
mengakibatkan kanker pada lambung (Asma, 2012).

4
H. PATHWAY (Djojoningrat, 2009)

Faktor resiko Faktor pemicu

Perubahan pola makan, stress Aspirin (OAINS), biomeosin

Lambung kosong lama Memblok prostaglandin

Makanan masuk Penurunan sekresi mukus

Peregangan di perut Permeabilitas dinding lambung

Merangsang syaraf lambung Peningkatan HCL

Di kirim ke hipotalamus Mengikis dinding lambung

Mual/Nausea/ Muntah Pengeluaran B,P, H

Cairan yang masuk ke dalam tubuh berkurang Merangsang reseptor nyeri

Resiko Kekurangan Volume Cairan Respon nyeri

Nyeri Akut

Pengembangan paru tidak adekuat

Ketidakefektifan pola nafas

5
A. FOKUS PENGKAJIAN (Doenges, E. Marilnn dan MF. Moorhouse, 2010)
a. Keluhan Utama
Nyeri/pedih pada epigastrium disamping atas dan bagian samping dada
deppan epigastrium, mual, muntah dsn tidak ada nafsu makan, kembung,
rasa kenyang.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Sering nyeri pada daerah epigastrium, adanya stress psikologis, riwayat
minum-mminuman beralkohol.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang lain juga pernah menderita penyakit
saluran cerna.
d. Pola aktivitas
Pola makan yaitu kebiasaan makan yang tidak teratur, makan maknan
yang merangsnag selaput mukosa lambung, berat badan sebelum dan
sesudah sakit.
e. Aspek psikososial
Keadaan emosional, hubungan dnegan keluarga, teman, adanya masalah
interpersonal yang bisa menyebabkan stress.
f. Aspek ekonomi
Jenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan tempat tinggal,
hal-hal dalam pekerjaan yang mempengaruhi stress psikologi dan pola
makan.
g. Pemeriksaan fisik abdomen
1) Inspeksi
Klien tampak kesakitan, berat badan menurn, kelemahan dan
kecemasan.
2) Auskultasi
Peristaltik snagat lambat dan hampir tidak terdengar (kurang dari
lima kali permenit)
3) Perkusi
Pekak akibat meningkatna produksi HCL lambung dan perdarahan
akibat perlukaan.

6
4) Palpasi
Nyeri ekan daerah epigastrium, turgor kulit menurun karena pasien
sering muntah.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN (T. Heather Herdman (2012)
a. Nyeri b/d agen cedera biologis penyakit
b. Ketidakefektifan pola nafas b/d nyeri
c. Mual b/d distensi otot lambung
d. Resiko kekurangan volume cairan b/d kehilangan volume cairan akif
(muntah)
I. FOKUS RENCANA INTERVENSI Moorhead, Marion, Meridean dan Elizabeth
(2008)
NO Ujuan dan kriteria Hasil Kode Intervensi
DX NIC
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1400 Pain Management
selama 1 x 8 jam diharapkan klien dapat 1. Observasi reaksi non verbal dari
mencapai ketidaknyamanan
Pain Level (2012) 2. Lakukan pengjakian nyeri secara
Dengan kriteria hasil : komprehensif termasuk lokasi,
Indikator Awal Akhir karakteristik, durasi, frekuensi,
1.Melaporkan 3 4 kualitas dan fakor presipitasi
adanya 3. Cari tahu dengan pasien faktor
nyeri yang meningkatkan atau
2.Mengerang 3 4 memperburuk nyeri
3.Ekspresi 3 4 4. Ajarkan teknik non farmakologi
menahan seperti (hipnosis, relaksasi,
nyeri distraksi, aplikasi panas atau
4.Mengeluarkan 3 4 dingin, imajinasi terbimbing)
keringat 5. Tingkatkan istirahat
berlebih 6. Kolaborasi dengan dokter untuk
5.Frekuensi 3 4 pemberian analgetik untuk
nafas mengurangi nyeri

6.Denyut 3 4
Jantung

7
7.Tekanan 3 4
Darah
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3140 Airway Management
selama 1 x 8 jam diharapkan klien dapat 1. Monitor tanda-tanda vital
mencapai 2. Monitor status respirasi
Respirator Status : Ventilation (0403) 3. Posisikan pasien untuk
Dengan kriteria hasil : memaksimalkan ventilasi
Indikator Awal Akhir 4. Posisikan pasien untuk
1.Tingkat 3 4 mengurangi dyspnea
pernapasan 5. Berikan terapi oksigen sesuai
2.Irama 3 4 indikasi
pernapasan
3.Orthopnea 3 4
4.Bernafas 3 4
dengan mulut
5.Gelisah 3 4
6.Dyspnea 3 4
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1450 Nausea Management
selama 1 x 8 jam diharapkan klien dapat 1. Dorong pasien unuk belajar
mencapai strategi mengatasi mual sendiri
Nausea and Vomiting Severity (2107) 2. Observasi tanda-tanda nonverbal
Dengan kriteria hasil : dari ketidaknyammanan
Indikator Awal Akhir 3. Monitor effek dari pemberian
1.Frekuensi 3 4 management mual
mual 4. Tingkatkan istirahat yang cukup
2.Intensitas 3 4 untuk memfasilitasi
mual pengurangan mual
3.Frekuensi 3 4 5. Ajari teknik nonfarmakologi
muntah untuk mengatasi mual
4.Intensitas3 4 6. Berikan informasi mengenai
Muntah mual, seperti penyebab mual
7. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat anitiemesis

8
1570 Vomiting Management
1. Nilai emesis/muntahan dari
warna, darah, waktu, dan sejauh
mana kekuatan muntahnya
2. Ukur atau perkirakan volume
muntahan
3. Sarankan keluarga untuk
membawa plastik atau perawat
menyediakan plastik bag untuk
cairan emesis
4. Posisikan pasien untuk
mencegah aspirasi
5. Ajari untuk menggunakan teknik
non farmakologi (relaksasi,
distraksi, imajinasi terbimbing)
6. Kolaborasikan dengan
7. dokter untuk pemberian
antiemetik
4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4120 Fluid Management
selama 1 x 8 jam diharapkan klien dapat 1. Monitor status hidrasi
mencapai (kelembapan membran mukosa,
Nausea and Vomiting Severity (2107) nadi adekuat, dan tekanan darah
Dengan kriteria hasil : orthostatik)
Indikator Awal Akhir 2. Monitor untuk indikasi
1.Frekuensi 3 4 kelebihan/kekurangan cairan
mual 3. Monitor respon pasien terhadap
2.Intensitas 3 4 pemberian terapi elektrolit
mual 4. Kolaborari dengan dokter untuk
3.Frekuensi 3 4 pemberian terapi IV
muntah 5. Kolaborasi dengan dokter untuk
4.Intensitas 3 4 pemberian cairan, sesuai
Muntah indikasi

9
1450 Nausea Management
1. Dorong pasien unuk belajar
strategi mengatasi mual sendiri
2. Observasi tanda-tanda nonverbal
dari ketidaknyammanan
3. Monitor effek dari pemberian
management mual
4. Tingkatkan istirahat yang cukup
untuk memfasilitasi
pengurangan mual
5. Ajari teknik nonfarmakologi
untuk mengatasi mual
6. Berikan informasi mengenai
mual, seperti penyebab mual
7. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat anitiemesis
1570 Vomiting Management
1. Nilai emesis/muntahan dari
warna, darah, waktu, dan sejauh
mana keparahan muntahnya
2. Ukur atau perkirakan volume
muntahan
3. Sarankan keluarga untuk
membawa plastik atau perawat
menyediakan plastik bag untuk
cairan emesis
4. Posisikan pasien untuk
mencegah aspirasi
5. Ajari untuk menggunakan teknik
non farmakologi (relaksasi,
distraksi, imajinasi terbimbing)
6. Kolaborasikan dengan dokter

10
untuk pemberian antiemetik

11
DAFTAR PUSTAKA

Moorhead, Marion, Meridean dan Elizabeth (2008) Nursing Outcomes Classification (NOC).
Fifth Edition. St.Louis.Mosby

Moorhead, Marion, Meridean dan Elizabeth (2008) Nursing Intervention Classification


(NIC). Fifth Edition. St.Louis.Mosby

T. Heather Herdman (2012) Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2012-2014


(NANDA). Jakarta : EGC

Brunner & Suddarth (2013). Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 10 Vol. 2: Jakarta : EGC

12

Anda mungkin juga menyukai