6w3824 - Laporan Case 3 GIS
6w3824 - Laporan Case 3 GIS
GASTROINTESTINAL SYSTEM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2015
DAFTAR ISI
2
BAB IV.................................................................................................................................................... 66
PEMERIKSAAN ....................................................................................................................................... 66
4.1 SPHINCTERECTOMY .................................................................................................................... 66
4.2 BILIARY DRAINAGE ...................................................................................................................... 66
4.3 CHOLECYSTECTOMY .................................................................................................................... 67
4.4 CHOLANGIOGRAPH .................................................................................................................................... 68
4.5 SAPONIFIKASI .............................................................................................................................. 68
4.6 NORMAL DIURESIS ...................................................................................................................... 68
4.7 INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI NASOGASTRIC TUBE ............................................................... 69
BAB V..................................................................................................................................................... 70
OTHERS ................................................................................................................................................. 70
5.1 PENINGKATAN GAMMA-GT ........................................................................................................ 70
5.2 PERBEDAAN RINGER LACTATE DAN RINGER ACETATE ............................................................... 70
5.3 INDIKASI RAWAT INAP DAN INDIKASI KELUAR RAWAT INAP ..................................................... 71
BAB VI.................................................................................................................................................... 72
PATMEK, BHP, IIMC............................................................................................................................... 72
REFERENSI ............................................................................................................................................. 77
3
OVERVIEW CASE
Mrs. Fetty (43 Tahun)
CC :
- Nyeri di perut kanan atas
- Fever 2 hari
- Mual & muntah
- Nyerinya parah & intens, tidak reda setelah diberikan obat
- Urin lebih gelap, dan feses lebih pucat
PH :
- Icteric sclera (1 minggu sebelum)
- Tidak nyaman saat berbaring atau jalan, lebih baik saat duduk dan miring ke kiri
- Riwayat jaundice (-)
- Nyeri perut menjalar ke punggung
- Beberapa jam setelah makan, terasa mual dan perut tidak nyaman
- Nyeri reda setelah minum obat
PE :
- Tidak sadar
- Suhu ↑
- Hipotensi
- Takikardi
- Rapid shallow respiration
- Obese
- Pucat
- Berkeringat
- Icteric sclera
- Tenderness & rebound tenderness right upper abdominal
- Tenderness pada umbilical region
- Diuresis 15 cc
Di UGD :
- Nil per oral & NGT
4
- Resusitasi cairan RA solution
- Di berikan Broad spectrum antibiotik, ketolorac dan PPI
- Urinary catheter
Lab :
a. Hematologi
- Leukositosis
c. Urine analysis
- Bilirubin +2
- Color : dark brown
- Urobilinogen +2
d. Blood Chemistry
- Hiperbilirubinuria
- Alkaline phosphatemia
- Amilase ↑
- Lipase ↑
- SGPT ↑
- δ-GT ↑
Abdominal Imaging :
a. Plain abdominal X-ray
- Mild paralytic ileus
b. HBG USG
- Inflamasi gall bladder
- Multiple stone (d = 1 cm)
5
- Stone (d=1cm) di distal common bile duct
- Diameter CBD = 4cm
- Biliary duct dilatasi
- Pancreas sedikit edema
c. MRCP :
- defect di gall bladder dan biliary tract
d. ERCP :
- stone di ampulla of vater, common bile duct, gall bladder
- sphincterectomy dan biliary drainage (done)
e. Additional Test :
- Feses : microlith
Surgery :
- Cholecystectomy, common bile duct, and pancreas explored
- Gall bladder : acute dan chronic inflammation
- Multiple stone, ukuran bervariasi (2.0 cm) Diameter <1 mm
- Dilakukan pemasangan T-tube di sebelah kiri
Cholangiogram :
- Common duct : free of stone
- Pancreatic edema
Diagnosis : Cholangitis with acute pancreatitis e.c choledocolithiasis e.c cholelithiasis with
cholecystitis
6
BAB I
BASIC SCIENCE
1.1 ANATOMY
Gall bladder merupakan suatu kantong, yang pear-shaped, panjang 7-10 cm, berfungsi
menyimpan dan “concentrate” bile yang disekresikan oleh liver.
Terletak pada ujung quadrate lobe pada fossa gall bladder pada permukaan visceral, sebagian
dilapisi oleh peritoneum di posterior dan di inferior.
Permukaan dorsal gall bladder yang berbentuk seperti buah pir, tertutup oleh peritoneum
viscelar, dan permukaan ventral gall bladder melekat pada liver. Peritoneum menyelubungi
seluruh fundus dan memantapkan corpus dan collum gall bladder pada liver.
Dinding kandung empedu terdiri atas epitel mukosa selapis silindris dan lamina propria,
selapis otot polos, selapis jaringan ikat perimuskular yang berkembang baik, dan membran
serosa.
Mukosanya berlipat-lipat yang terutama jelas pada kandung empedu kosong.
Sel-sel epitel mengandung banyak mitokondria dan inti di sepertiga bagian basal sel.
Semua sel dapat mengeluarkan sedikit mukus.
Gall bladder memiliki 3 bagian :
7
o fundus adalah ujungnya yang melebar dan menganjur dari tepi caudal liver, biasanya
fundus terletak pada ujung cartilage costa IX pada midclavicula line di sebelah kanan.
o Corpus, bersentuhan dengan facies visceralis liver, colon transversum dan pars superior
duodenum.
o Collum, berbentuk sempit, meruncing dan terarah ke porta hepatic. Collum berbelok
menyerupai huruf S dandilanjutkan sebagai cystic duct. Mukosa collum terlihat sebagai
lipat yang berulir, yakni valvula spiralis yang berguna supaya custic duct tetap terbuka
sehingga :
1. empedu denga mudah dapat dialihkan ke dalam gall bladder, jika ujung distal bile duct
sphincter ampulla hepatoprancreatic; atau
2. empedu dapat memasuki duodenum sewaktu gal bladder berkontraksi.
Cystic duct, panjangnya kira-kira 4 cm, menghubungkan gall bladder dengan common hepatic
duct. Cystic duct melintas antara lembar-lembar omentum minus, biasanya sejajar dengan
common hepatic duct. Cystis duct dan common hepatic duct bersatu menjadi common bile
duct.
Vascularisasi
o Arteri cystica mengatur darah kepada bile duct dan cystic duct. Arteri cystic berasal
dari ramus dekster arteria hepatica propria di sudut antara common hepatic duct dan
cystis duct.
o Vena cystic yang menyalurkan darah ari saluran empedu dan collum dgall bladder
dapat melintas langsung k eliver atau masuk liver melalui vena porta hepatic. Vena
fundus dan corpus gall bladder melintas langsung ke dalam facies visceralis liver.
Limfatik
Disalurkan ke dalam hepatic limph node, sering juga melewati cystic nodeyang terdapt di
dekat collum gall bladder. Pembulug limfe eferen dari kelenjara tersebut melintas ke celiac
limph node.
8
Vascularisasi bile duct
Arteri :
o Bagian proximal : cystic arteri.
o Bagian medial : Right hepatic artery
o Bagian retroduodenal : superior pancreaticodudenal dan gastroduodenal artery
1.1.2 PANCREAS
Merupakan organ accesory digestive gland yang memanjang ( P : 12,5 cm + 2,5 cm)
Berada di retroperitoneal
Melintang melintasi tubuh dari L1 dan L2 vertebrae ( setinggi transpyloric plane) di posterior
dari abdominal wall
Berada di posterior dari lambung diantara duodenum sebelah kanan dan spleen di sebelah
kiri.
Transverse mesocolon menempel di bagian anterior
Pankreas menghasilkan :
1. Sekresi eksokrin (pankreatic juice dari sel asinar) yang akan masuk ke duodenum melewait
saluran utama pankreas dan accesoory pancreatic ducts
2. Sekresi endokrin (glukagon dan insulin dari pancreatic islets of langerans ) yang akan
memasuki aliran darah.
9
Bagian pankreas :
1. Head
- Bagian yang paling luas dari kelenjar
- Berbentuk huruf C terbentuk dari duodenum ,
- Letak : kanan dari SMA, Inferior dari transpyloric plane, bagian posterior dari IVC,
sebelah kanan renal artery dan vein, left renal vein.
- Menempel kuat pada medial aspect dari descending dan horizontal part dari
duodenum
2. Neck
- Pendek (1,5-2 cm) berada di atas dari SMA
- Permukaan anterior neck di lapisi oleh peritoneum, berdekatan dengan pylorus
lambung.
- SMV bergabung dengan splenic vein posterior dari neck untuk membentuk hepatic
portal vein
3. Body
- Lanjutan dari neck dan berada di sebelah kiri dari SMV, melewati aorta dan L2
vertebra, berlanjut diatas transpyloric plane posterior ke omental bursa.
- Anterior surface dari body pancreas ditutupi oleh peritoneum dan berada di bagian
floor dari omental bursa dan membentuk dari stomach bed
- Posterior surface dari body tanpa peritoneum dan kontak dengan aorta, SMA, left
suprarenal gland, left kidney, and renal vessels
4. Tail
- Berada di anterior ginjal kiri, dimana berkaitan erat dengan splenic hilum dan left colic
flexure.
- Tail relatif mobile dan lewat diantara lapisan splenorenal ligament dengan splenic
vessels.
10
- Main pancreatic duct dan bile duct bersatu bersatu membentuk short, dilatasi
hepatopancreatic ampulla (of Vater) yang membuka ke bagian descending part dari
duodenum di summit of the major duodenal papilla.
6. Sphincter
- Sphincter of pancreatic duct (Sekitar bagian terminal dari pancreatic duct)
- Sphincter of bile duct (sekitar termination dari bile duct)
- Hepatopancreatic sphincter ( of Oddi ) – sekitar hepatopancreatic ampulla
- Merupakan smooth muscle sphincter yang mengontrol aliran bile dan pancreatic juice
masuk ke ampulla dan mencegah reflux isi duodenal ke ampulla
11
Arteri
Abdominal aorta
Anterior,posterior,superior 10 cabangnya
pancreaticoduodenal artery menyuplai
bagian body dan
tail
Vena
pankreas
Pancreatic vein
12
LYMPHATIC
- Pancreaticosplenic lymph nodes
- Pyloric lymph node
- Superior mesenteric lymph node
- Celiac lymph node melalui hepatic lymph node
NERVE
- Parasimpatetik : Vagus
- Simpatetik : Abdominopelvic splanchnic nerver
- Parasimpatetik dan simpatetik dari celiac plexus dan superior mesenteric plexus
1.2 HISTOLOGY
Empedu yang dihasilkan oleh sel-sel hati mengalir melalui kanalikuli biliaris, duktulus
biliaris, dan duktus biliaris.
Struktur-struktur ini secara berangsur menyatu, membentuk jaring-jaring yang
berkonvergensi membentuk duktus hepatikus.
Duktus hepatikus, setelah bergabung dengan duktus sistikus dari kandung empedu,
berlanjut ke duodenum sebagai duktus biliaris komunis (atau duktus koledokus).
Duktus hepatikus, duktus sistikus, dan duktus biliaris komunis dilapisi oleh membran
mukosa yang terdiri atas epitel selapis silindris.
Lamina proprianya tipis dan dikelilingi oleh lapisan otot polos yang kurang jelas.
13
Makin dekat ke duodenum, lapisan otot ini makin tebal dan akhirnya terbentuk, pada
bagian intramural, sebuah sfingter yang mengatur aliran empedu (sfingter Oddi).
14
1.2.2 HISTOLOGI PANCREAS
Kelenjar campuran eksokrin – endokrin yang menghasilkan enzim pencernaan dan hormon
Kapsul tipis connective tissue yang melapisi pankreas dan menjulurkan septa ke dalamnya
dan memisahkan lobus pankreas.
Secretory acini dikelilingin oleh basal lamina yang disangga reticular fibers dan kaya kapiler.
Enzim digestif dihasilkan oleh eksokrin dan hormon disintesis sel endokrin ( pulau
langerhans)
Bagian eksokrin teridiri dari sel asinar. Mirip dengan struktur kelenjar parotid
Centroacinar cells, kecil pucat membentuk bagian intra-asinar di intercalated duct dan
ditemukan pada pancreatic acini.
Intercalated duct bergabung membentuk duktus interlobular berukuran lebih besar yang
dilapisi columnar epithelium.
Tidak ada duktus striata di pankreas.
Kelenjar Endokrin
o Sel Alfa, sebagai penghasil hormon glukagon. Terletak di tepi pulau, mengandung
gelembung sekretoris dengan ukuran 250 nm, dan batas inti kadang tidak teratur.
o Sel Beta, sebagai penghasil hormon insulin. Sel ini merupakan sel terbanyak dan
membentuk 60-70 % sel dalam pulau. Terletak di bagian lebih dalam atau lebih di
pusat pulau.
15
o Sel Delta, mensekresikan hormon somatostatin. Terletak dimana saja dan umumnya
dekat dengan sel A
o Sel F, mensekresikan polipeptida pankreas
1.3 PHYSIOLOGY
16
- Membantu absorpsi asam lemak, kolesterol, vitamin D, K, dan karoten
Komposisi Bile :
- Water
- Bile salt
- Bilirubin
- Kolesterol
- Fatty acid
- Lechitin
- Na+
- K+
- Ca2+
- Cl-
- HCO3-
17
Kolesterol 7α-Hidroxylase 7α-7hidroxycholesterol
12α- Hidroxylase
Taurin Glycin
chenodeoxycholyl acid
Canaliculi
Bile
and bicarbonate
Small electrolyte
Enterohepatik
Intestinal
Penjelasan
Kolesterol dieksresikan dari tubuh melalu empedu setelah diubah menjadi asam empedu di
liver. Primary bile acid yaitu cholic acid (jumlah terbanyak) dan chenodeoxycholic acid disintesis di
dalam liver dari kolesterol. Kolesterol diubah menjadi primary bile acid dikatalisis oleh enzim 7α-
hidroxylase dengan bantuan O2, NADPH dan cytocrome P450. Kemudian cholyl-CoA acid dikonjugasi
di peroxisome dengan taurin membentuk taurocholic acid dan dengan glycin membentuk glycocholic
18
acid (terbanyak) sedangkan chenodeoxycholic acid dikonjugasi menjadi Tauro- and Glyco-
chenodeoxycholyl acid. Bile acid yang dikonjugasi disebut dengan bile salt. Kemudian bile salt tersebut
masuk ke dalam bile canaliculi dan masuk ke bile duct mengalami penambahan watery solution,
sodium dan bicarbonat yang disekresikan oleh sel-sel epitel pada duktus. Hanya sedikit yang langsung
disekresikan ke duodenum dan sisanya disimpan di gall bladder. Volume maksimal yang dapat
ditampung oleh gall bladder hanya 30-60 ml, kemudian terjadi reabsorpsi dari air, sodium, chloride
dan small electrolyte sehigga hanya tersisa bile salt, bilirubin, kolesterol dan lechitin. Penyebab dari
absorpsi ini karena adanya transport aktif dari sodium yang diikuti dengan absorpsi air, ion chloride
dan lain lain.
Kemudian bile salt setelah disekresikan oleh gall bladder masuk ke dalam intestine dan di
dekonjugasi oleh enzim yang dihasilkan oleh bakteri yang ada di dalam intestine, taurocholic acid dan
glycocholic acid akan didekonjugasi menjadi deoxycholic acid sedangkan Tauro- and Glyco-
chenodeoxycholyl acid akan didekonjugasi menjadi lithocholic acid . Setelah itu bile salt akan
direabsorpsi kembali terutama di ileum dengan transport aktir, sekitar 98-99% bile sal akan masuk
kembali ke dalam portal vein yang disebut dengan enterohepatic circulation.
2. Takipnea
Pernapasan cepat dan dangkal
3. Hiperpnea/hiperventilasi
Napas cepat dan dalam
4. Bradipnea
Pernapasan yang lambat
5. Cheyne stokes
19
Irama pernapasan yang ditandai dengan adanya periode apnea (berhentinya gerakan
pernapasan) kemudian disusul periode hiperpnea (pernapasan mula-mula kecil
amplitudonya kemudian cepat membesar dan kemudian mengecil lagi)
7. Sighing respiration
Pola pernapasan normal yang diselingioleh tarikan napas yang dalam.
Nyeri somatic
o Superficial somatic : nyeri yang muncul dari stimulasi reseptor pada kulit.
o Deep somatic : stimulasi reseptor pada otot skelet, sendi, tendon dan fascia.
Nyeri visceral
Akibat stimulasi reseptor pada organ visceral. Jika stimulasinya diffuse ( melibatkan
area yang luas ), nyeri visceral bisa parah. Biasanya dihantarkan melalui saraf parasimpatis
yang merupakan serabut saraf autonom. Serabut saraf yang terlibat adalah serabut tipe
C, makanya nyerinya bisa berlangsung lama.
Stimulusnya meliputi ischemia dari jaringan visceral, chemical damage pada permukaan
visceral, spasm dari otot polos, ekelebihan distensi dan peregangan dari jaringan ikat di
sekitar dan di dalam viscus. Semua nyeri visceral terutama berasal pada rngga thorax dan
abdominal yang di transmissikan melalui serabut saraf kecil tipe C.
20
Receptor untuk nyeri dinamakan nociceptor yang merupakan free nerve ending. Saraf ini
tersebar luas di permukaan superficial kulit dan juga di jaringan dalam seperti :
periosteum, dinding arteri, permukaan sendi dan falk serta tentorium tempurung kepala.
Untuk stimulasi cepat dipengaruhi oleh stimulasi mekanik dan suhu. Sementara untuk
nyeri lambat dipengaruhi oleh stimulasi mekanik, suhu dan kimiawi tapi yang lebih
dominan adalah yang kimiawi misalnya : serotonin, bradikinin, histamine, ion kalium,
asam, asethilkolin, dan enzim proteolitik. Sementara PG dan substansi P dapat
meningkatkan sensitivitas ujung serabut saraf nyeri tetapi tidak secara langsung
merangsangnya. Stimulasi kimiawi ini muncul setelah cedera jaringan.
21
Keadaan ini merupakan kondisi yang ideal untuk pelepasan bahan kimiawi
pemicu timbulnya rasa nyeri.
22
BAB II
PATOLOGI
23
2.1 PEMBENTUKAN BATU EMPEDU (LITHOGENIC BILE)
Gallstone/cholelithiasis terdiri dari 2 bentuk utama
1. Cholesterol stone (>80% total kasus): tersusun atas >50% cholesterol monohydrate,
ditambah campuran garam kalsium, pigmen bile dan protein
2. Pigment stone (<20% total kasus): tersusun utamanya calcium bilirubinate, hanya berisi
<20% kolesterol
b. Cholesterol stone
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dari pembentukan gallstone:
- Faktor individu: obesitas, metabolic syndrome
- Faktor lingkungan: high-caloric & cholesterol-rich diet
- Faktor genetic
24
(Gambar Pembentukan Batu Empedu / Cholesterol Stone)
25
2. Inflamasi kimia(chemical inflammation): disebabkan oleh pelepasan lysolecithin (karena
aksi phospholipase di bile) & faktor lokal lain di jaringan
3. Inflamasi bakteri (bacterial inflammation): terdapat pada 50-85% kasus pasien kolesitisis
akut
- Penyebab paling sering dari inflamasi bakteri adalah:
- E. coli
- Klebsiella spp.
- Streptococcus spp.
- Clostridium spp.
Etiologi
Paling sering disebabkan oleh operasi abdomen
Lainnya:
- inflamasi intra-/retroperitoneal
- Peptic ulcer, diverticulitis & pancreatitis
26
Afferent pain-conducting fiver dari viscera
Di paleospinothalamic tract
Impulse nyeri dari viscera ini dirasakan juga sebagai impulse nyeri dari kulit
Sehingga final sensory neuron akan memproyeksikan sensasi yang sama dari viscera dan juga kulit
2.5 DOUBLE-RIM
Duble rim terbentuk ketika adanya penebalan di dinding gallbladder, sebagai akibat dari
penyakit gallbladder, biasanya penebalan terlihat > 3mm. Penemuan penebalan dinding
gallbladder sendiri tidak spesifik pada satu penyakit gallbladder saja.
27
2.6 MICROLITH
Merupakan small stone, terdapat dalam feces pada kasus disebabkan karena
terbentuknya microstone pada gallbladder yang melewati ductus biliary sehingga melalui
intestine dan dikeluarkan melalui feses.
28
DD Hepatitis Cholangitis Hiatal Abdominal Endometrios Ectopic PID
hernia trauma is pregnancy
29
menstrual pain and
periods. bleeding
could be
severe
enough to
cause
fainting
30
BAB III
CLINICAL SCIENCE
3.1 CHOLANGITIS
Definisi :
o Merupakan kondisi morbid dengan inflamasi akut dan infeksi pada bile duct
o Sindrom klinis dikarenkan infeksi pada biliary duct system yang kebanyakan muncul
dari bile static
Etiologi :
Bile duct obstruction
Post – operative
Tumor (Gall bladder, Bile duct, dan Pancreatic)
Pancreatitis
Sclerosing cholangitis
Cholelitiasis
Bile infection : E. coli, Klebsiella ssp., Enterococci, Pseudomonas
Factor risiko :
4/5 F’s (Forties, Female, Fat, Fair, or Fertile)
AIDS
Mirizzi syndrome dan Lemmel Syndrome
31
Pathogenesis dan patofisiologi :
Factor risiko
Kolangitis
Reaksi inflamasi
32
Manifestasi Klinis :
o Charcot’s triad
Fever
Jaundice
RUQ abdominal pain
o Reynold’s pentad, charcot’s triad + mental confusion & shock
o Other
Vomit
Pruritus
Mild hepatomegaly
Murphy’s sign (+)
Shock
Hypotension, tachycardia
Acholic/hypocholic stools
Diagnosis Criteria :
33
Severity
Management
o Initial management
ABC
IV Fluid
Antimicrobial therapy
Analgesia
Vitamin K
Nil per os
Blood pressure, pulse and urinary output monitoring
34
o Management berdasarkan grade
o Antibiotik
35
Perbedaan cholangitis dan cholecystitis
Cholangitis Cholecystitis
3.2 CHOLEDOCOLITHIASIS
DEFINISI
Adanya batu di dalam bile duct dari biliary tree
EPIDEMIOLOGI
Ditemukan pada 6-12% pasien gall stone
Insidensi meningkat seiring bertambahnya usia
20-25% pasien di atas dengan 60 tahun dengan gall stone biasanya terdapat common bile
duct stone.
ETIOLOGI
Cholesterol gallstone
o Perempeuan, pregnancy
o Obesitas, metsin, insulin resistance, DM tipe 2, hipertensi, hyperlipidemia
o Gall bladder stone
o Drugs
black pigment stone
o Disorder of hemolysis (sickle cell anemia, herediter spherocytosis, b-thalassemia)
Brown pigment stone
o Intraductal stasis dan kolonisasi kronik bakteri pada bile.
KLASIFIKASI
Primary stone
o Brown pigment stone
o Berhubungan dengan biliary stasis dan infeksi
o Etio:biliary stricture, papillary stenosis, tumor, dll
Secondary stone
36
o Stone di gall bladder migrasi ke cystic duct lalu ke common bile duct
MANIFESTASI KLINIS
Pain: pada right upper atau middle upper abdomen, setidaknya 30 menit, konstan atau
cramping, sharp atau dull.
Jaundice, icteric sclera
Loss appetite
Nausea dan vomiting
Hypocholic atau acholic feses
PATOGENESIS
37
billiary
prolonge
metsin, stricture,
fasting,
obese, drugs pregnancy papillary
rapid
DM, etc stenosis,
weight loss
etc
bile stasis
↑ hepatic somatosta progestero
gall
dan
cholesterol estrogen bladder
secretion tin ne kolonisasi
stasis
bakteri
↑konsentra
si bile di
gall
bladder
tersupersa
turasi
kristal
mikroskopi
k
terperangk
ap di gall
bladder
mucus
gall
bladder
sludge
kristal fusi
kristal
makroskop
ik
stone di
gall
bladder
migrasi ke
CBD
obstruksi
billiary
duct
38
PATOFISIOLOGI
obstruksi bile
duct
stimulus
impuls
10-15
afferen komplikas
cmH2O
viseral vagus
ke medulla
refluks
inhibit bile
bilirubin ke mual muntah
flow
aliran darah
stimulus
serabut saraf
somatik
pain di
RUQ/middle
upper
DIAGNOSIS
Anamnesis
o FR ( wanita, usia >40 tahun, riwayat keluarga, obese, multiparitas, rapid weight
loss, hemolytic disorder, dm)
o Pola makan
o Gejala
PE
o Umumnya normal, pain dan jaundice
PP
o Peningkatan serum bilirubin, alkaline phosphatase, transaminase
o USG: untuk dokumentasi letak dan ukuran
Bila batu turun hingga ke distal dari common duct dapat mengganggu
USG
Gambaran CBD dapat terlihat terdilatasi
39
o Magnetic resonance cholangiography (MRC)
Lebih detail
Sensitifitas 95% dan spesifisitas 89%
o Endoscopic cholangiography merupakan gold standard pemeriksaan
o Endoscopic ultrasound, namun kurang sensitive
TREATMENT
Bila ada pasien denga simtomatik gall stone dan suspek CBD stone
o Preoperative endoscopic atau intraoperative cholangiography
Bila ada batu lakukan sphicnterectomy dan ductal clearance dan
laparoscopy cholecystectomy
Laparoscopic common bile duct exploration
Jika dilakukan coleodochotomy pasang T-tube
Pada keadaan CBD terdilatasi lakukan choleodocoduodeonostomy
Retain/rekuren stone lakukan endoscopic
KOMPLIKASI
Cholangitis, obstructive jaundice
Pancreatitis
Secondarry biliary cirrhosis
PROGNOSIS
Tergantung ada tidaknya dan keparahan dari komplikasi
45% asimtomatik dan 55% komplikasi dengan derajat berbeda
40
3.3 CHOLELITHIASIS
Definisi :
Merupakan suatu terminology medis untuk menandakan adanya stone di biliary tract
khususnya di gall bladder.
Epidemiology :
- Merupakan suatu penyakit paling sering pada GI tract
- Prevalensi 11-36%
- Wanita 3x lebih berisiko di bandingkan dengan laki-laki
- Banyak terjadi pada orang obesitas
- Paling banyak pada ras north American indian, Chilean Indians, Chilean Hispanic
- Pigment
1. Genetic factor
2. Crhonic hemolysis
3. Alchoholic cirosis
4. Cystic fibrosis
5. Crhonic biliary tract infection
6. Increasing age
41
Klasifikasi :
- Lithogenic stage (gall bladder formation)
- Asymptomatic stage
- Symptomatic stage (pain)
- Complicated Stage
42
Patogenesis dan patofisiologi :
Risk factor
Sekresi cholesterol Sekresi lechitin Sekresi bile acid Stasis gall blader Hypersekresi
tinggi rendah tinggi bilirubin
Supersaturasi Peningkatan
cholesterol konsentrasi
bilirubin
Gall stone
Penungkatan ALT
dan GGT
Management :
- Gall stone dissolution (medical theraphy)
Menggunakan ursodeoxycolic acid (UDCA) sehingga mengurangi saturasi cholesterol
di bile dan menghambat proses nucleation. Di berikat jika batu <1cm selama 6 bulan
sampai 2ahun sebanyak 8-10mg/kg/day .
- Cholecycectomy
Di lakukan jika sudah ada symptomatic yang sering dan berat, jika ukuran lebih dari 1
cm dan jika sudah terdapat komplikasi. Dimana di lakukan dengan menggunakan
laparoscopic cholecystectomy yang merupakan gld standar dari penyakit ini . karena
43
laparoscopic memiliki risiko oprerasi yang lebih minimal serta proses penyembuhan lebih
cepat dari yang open cholecystectomy
Komplikasi :
- Perforasi gall blader
- Cholecystisis
- Choledocholytiasis
- Cholangitis
- Pancreatitis
Prognosis :
- Baik jika tanpa komplikasi dan telah di terapi cholescystctomi
- Mortalitas setelah operasi <0,5% akibat penyumbatan abut di ductus biliaris.
3.4 CHOLECYSTITIS
DEFINITION :
- Cholecystitis merupakan inflamasi pada gallbladder yang terjadi karena obstruksi pada
cystic duct dari cholelithiasis.
EPIDEMIOLOGY :
- Insidensi cholecystitis meningkat dengan bertambahnya usia
- Gallstone 2-3 kali lebih sering pada wanita sehingga insiden calculous cholecystitis lebih
tinggi pada wanita, sedangkan acalculous cholecystitis lebih sering pada elderly man
- Calculous cholecystitis terjadi lebih sering yaitu 90%, sedangkan acalculous hanya 10%.
44
ETIOLOGY & RISK FACTOR :
Risk factor:
- Female sex
- Increase age
- Pregnancy
- Drug especially hormonal therapy in women
Calculous choolecystitis paling sering disebabkan oleh cholelithiasis.
Acalculous cholecystitis berhubungan dengan kondisi dimana terjadinya biliary statis, seperti
sepsis, critical illness, major surgery or severe trauma/burn, long term total parenteral
nutrition (TPN), dan other cause (diabetes mellitus, salmonella infection).
CLASSIFICATION :
Cholecystitis terbagi menjadi 2 yaitu :
- Calculous cholecystitis
o Acute
o Chronic
- Acalculous cholecystitis
45
PATHOGENESIS & PATHOPHYSIOLOGY :
Gallstones
Stimulate synthesis of
prostaglandin I2 & E2
Inflammatory response
Distention of gallbladder
Enlarged gallbladder Activating visceral afferent Fever Release inflammatory mediator such as
bradykinin, histamine
Radiate to interscapula
Murphy’s sign (+)
CLINICAL MANIFESTATION :
a. Symptoms
o Pain
Right upper quadrant or epigastric region
Radiate to right upper part of back or interscapula
o Fever
o Nausea & Vomitting
b. Signs
o Right upper quadrant tenderness
46
o Gallbladder palpable/courvoiser law (+)
o Murphy’s sign (+)
DIAGNOSIS :
a. Lab
o Mild – moderate leukocytosis (12000-15000 cell/mm3)
o Mild elevation serum bilirubin
o Mild elevation alkalin phosphatase, transaminase, dan amylase
b. Penunjang
o X-Ray: radiopaque gallstones
o USG
Ada atau tidaknya batu
Penebalan dinding gallbladder dan pericholecystic fluid
Sonographic murphy’s sign adanya focal tenderness
Gallbladder distention
o Hepatic Imino-Diacetic Acid Scan (HIDA Scan)
o CT-scan but less sensitive than USG
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS :
- Peptic ulcer with or without perforation
- Pancreatitis
- Hepatitis
MANAGEMENT :
- Medical therapy
o Intravenous fluid
o Antibiotic
Sefoperazon 1-2 g IV setiap 12 jam dengan penambahan metromidazole 500 mg
IV setiap 6 jam
o Analgesic
47
- Surgery therapy
Cholecystectomy
o Laparoscopic cholecystectomy
o Open cholecystectomy
COMPLICATION :
- Gangrene gallbladder
- Empyema gallbladder
- Perforation gallbladder
- Emphysematous cholecystitis
PROGNOSIS :
Secara keseluruhan mortality rate pasien yang telah melakukan cholecystectomy adalah
<0,2%
3.5 PANCREATITIS
Epidemiologi:
- Insidensi pancreatitis bervariasi di beberapa negara, tergantung dari etiologinya.
- Estimasi insiden: di england → 5,4/100.000 per tahun
- Di US → 79,8/100.000 per tahun
Etiologi:
- Common case
o gall stone
o alcohol (acute / chronis alcoholism)
o hypertrigliseridemia
o ERCP, after billiary barometry
o trauma (blunt abdominal trauma)
o post operative (abdominal dan non-abdominal operation)
48
o drugs
o sphincter of oddi dysfunction
- Uncommon cause:
o vascular cause and vasculitis
o connective tissue disorder dan TTP
o cancer of pancreas
o hypercalcemia
o hereditary pancreatitis
o cystic fibrosis
o renal failure
- Rare cause
∙ infection: ∙ mumps
∙ coxsackie virus
∙ cytomegalovirus
∙ echovirus
∙ parasit
∙ autoimmune Sjogren’S syndrome
49
Patogenesis :
↑ akumulasi wnzime rich fluid oxidaty stress - abn. Feedback - inhibit -sekresi dan
Inaktife zymogen free radical membran lipid oxydative - gangguan gen tripsin bicarbonate
Ischemia tripsin
Activated enzyme
Tripsin lipase
Aktivasi enzim lain cell injury proteolisis edema perdarahan necrasis fat necrosis
Acute pancreatitis
50
Patofisiologi :
Acute pancreatitis
Proteolisis enzyme release kinin obst.jalur bilirubin release mediator inflamasi sekresi asam lambung hemopentoneum
Transudasi blood vascular per hiper bilirunemia abd pain di epigastric dan mual dan muntah cullen sign
shock
51
Manifestasi:
- Abdomal pain → major symptom of acute pancreatitis
- Pain bervariasi: mild - severe, constant
- Pain @ epigastric and periumbilical region
- Pain bermigrasi / menyebar ke back, chest, flank, lower abdomen
- Pain → beberapa jam – hari
- Tidak mereda dengan analgetik/sedatif
- Patient supinasi → pain lebih terasa
- Nausea, vomiting, abdominal distensi
- Low grade fever
- Tachycardia
- Hipotensi
- Icteric
- Diminished/absent bowel sound
- Pulmonary finding :
o Basilar rales
o Atelectasis
o Pleura effusion
- Abdominal distress
- Muscle rigidity
- Cullen sign, turner’s sign
- Cardinal sign : epigastric pain, menyebar ke punggung
Diagnosis :
- Anamnesis :
o Riwayat penyakit lengkap
Batu empedu
Alcohol
Merokok
Hipertrigliseridemia
Hiperkalsemia
o Infeksi
Mumps
52
Ascariasis
Sitomegalovirus
Coxsackie B4
Cryptococcus
Mycobacterium avium complex
o Toxin
o Trauma
o Riwayat operasi atau pembedahan
o Obat-obatan
o Riwayat keluarga
o Infeksi HIV
- Pemeriksaan fisik :
o Takikardi
o RR ↑
o Hipotensi
o Distensi abdomen
o Nyeri tekan
o Bowel sound menurun atau hilang
o Benjolan di intra abdomen
o Ascites
o Turner’s sign
o Cullen sign
o Nodul eritema kulit
Dinding abdomen
Bokong
Kulit kepala
Sendi-sendi
- Pemeriksaan lab :
o Leukositosis (15.000 – 20.000 / μL)
o Hiperglikemia
o SGOT, SGPT meningkat ringan
o Level serum amylase ↑ ( >3x nilai normal) kembali normal dalam 48-72 jam
53
o Lipase serum ↑ (7-14 hari)
o Hypokalemia
o Aminotransferase sedikit meningkat
o Arterial pH : <7,32
- Pemeriksaan radiologi
o Foto abdomen :
Common finding : total / partial ileus (intestinal loop dilatation)
Distensi tranverse colon
Multiple air fluid level (ileus berat)
o Foto Thorax :
Efusi pleura
↑ hemidiafragma kiri
Infiltrate paru
o USG :
Gall stone
Pseudocyst
Edema
Enlarge of pancreas
o CT-scan :
Pankreotomegali
Parenkim tidak homogeny
Inflamasi peripankreas (peripancreas steakiness)
o MRI :
Untuk pasien hamil, alergi terhadap kontras, renal insuffiensi
MRCP : untuk menggambarkan bile duct dan pancreatic duct
54
Staging :
Kriteria RANSON : (berat >3 point)
- Saat masuk RS
o Usia > 70 tahun
o Leukosit > 18.000 / μL
o Glukosa > 220 mg/dL
o LDH > 400 IU/L
o AST > 210 IU/L
- Setelah 48 jam
o Turunnya hematocrit > 10%
o Kalsium serum < 8 mg/dL
o Base deficit > 5 meq/dL
o Peningkatan BUN > 2mg/dL
o Sekuestrasi cairan > 6 liter
o pO2 Arteri : < 60 mmHg
Differential Diagnosis :
- Intestinal perforation
- Cholecystitis
- Acute intestinal obstruction
- Rupture/dissection aortic aneurysm
- Infark mesenteric
- Infark miokard
Management :
Tujuan :
1. Menghentikan proses peradangan dan autodigestive
2. Menstabilkan kondisi klinis
Tindakan Konservatif :
1. Pemberian analgetik kuat (petidin atau pentazokin). Jangan berikan morphin karena
bisa menyebabkan spasme sphincter of oddi
2. Pancreas di istirahatkan, pasien diminta untuk puasa
55
3. Berikan total nutrisi parenteral : cairan elektrolit, protein plasma, dan nutrisi
4. NGT : decompresi jika terdapat ileum paralysis
5. Anti-kolinergik, H2 receptor blocker, PPI
Kasus Ringan :
- Puasa beberapa hari
- Pemberian cairan dan elektrolit parenteral
Kasus berat :
- Pindahkan ke ICU
- Resusitasi cairan
- Perawatan pernapasan
- NGT
- Terapi infeksi
- Pembuangan enzim pancreas yang aktif
- Analgetik
- Gizi
Komplikasi :
- Local
o Pancreatitis abses
o Pankreatitis pseudocyst
o Pancreatitis asites
- Sistemik
o Pulmo
Pneumonia
ARDS
Pleura effusion
o Cardio
Hipotensi
Hipovolemik
Sudden death
56
o G.I hemorrhage
Peptic ulcer
Erosive gastritis
Prognosis :
- Mortalitas pancreatitis interstitial < 2 %
- Mortalitas necrotizing pancreatitis 10 % - 30 %
- Berdasarkan kriteria RANSON :
o 1 – 2 poin : 1% mortality
o 3 – 4 poin : 15% mortality
o 5 – 6 poin : 40% mortality
o > 7 poin : 100% mortality
Definisi :
Suatu penyakit inflamasi pancreas yang sering menimbulkan keluhan nyeri kronis dan
karakteristik terjadinya fibrosis progresif. Menyebabkan kerusakan atau destruksi yang
irreversible
Epidemiologi :
- Alcohol etiologi tertinggi (insidensi 8,2 kasus per 100.000 pertahun)
- Prevalensi : 26,4 case per 100.000
- Pria : wanita = 4 : 1
- Inggris : 3 / 100.000 penduduk
- Setiap tahun, insidennya meningkat
Etiologi :
1. Toksik-metabolik
a. Alcoholic
b. Merokok tembakau
c. Hiperparatiroidism
d. Hyperlipidemia
e. Gagal ginjal kronik
57
2. Genetic
a. Autosomal dominant
b. Cationic trypsinogen
c. Autosomal recessive / modifier gene
d. Mutasi CFTR
e. Mutasi SPINK 1
f. Defisiensi α-1 antitrpsin
3. Autoimmune
a. Primary sclerosing cholangitis
b. Sjogren syndrome
c. Primary biliary cirrhosis
d. DM tipe 1
5. Obstructif
a. Sphincter of oddi dysfunction
b. Tumor
c. Post traumatic
Klasifikasi:
58
- Dijumpai di distal dari tumor pancreas (Ductal adenocarcinoma, Intraductal
papillary mucinous tumor)
- Karena traumatic pancreatitis
59
Pathogenesis :
etiologi
Inflamasi kronis
Pancreatitis kronis
60
Patofisiologi :
Pankreatitis kronis
Peningkatan
pH usus Diubah ke as. Tekanan
Laktat & as. osmotic di
volatil rongga usus ↑
diare
61
Manifestasi :
- Nyeri abdomen → gejala utama/dominan (tahap awal)
- Steatorrhea dan diabetes → gejala end stage
- ↓ berat badan / malnutrisi
- 90% F(X) pancreas menghilang
- Perdarahan G.I (pecahnya varises fundus, Penetrasi pseudoneursym)
b. Tahap lanjutan
- terdapat komplikasi (pseudacyst, kolestasis, hipertensi porta)
- ↑ keluhan nyeri
c. Stadium akhir
- Gangguan fungsi pancreas : ↓↓
- ↓ frekuensi episode serangan
Diagnosis :
- Anamnesis :
a. Keluhan utama
b. Keluhan penyerta
c. Riwayat keluarga: penyakit herediter
d. Riwayat personal / sosial
Asupan alkohol
Merokok
Casava (singkong)
- Pemeriksaan fisik:
a. Nyeri tekanan abdomen (ringan s/d sedang)
b. Tanda-tanda malnutrisi
c. Icteric
62
d. Teraba massa
e. Splenomageli
f. Hepatomegali
- Pemeriksaan penunjang:
a. Pemeriksaan biokimia:
o Hiperglikemia
o Hiperkalsemia
o Hiperbilirubinemia
o ↑ fosfate alkali serum
b. Foto abdomen:
kalsifikasi pankreas (30-60%)
c. USG:
o dilatasi pancreatic duct
o batu parenkim dan intraductal
o atrofi kelenjar pankreas
d. CT-SCAN:
o untuk identifikasi komplikasi-komplikasi (pseudocyst, struktur bilier,
keganasan)
o terdapat klasifikasi pancreas
e. MRI:
irregular pancreatic duct
63
Differential diagnosis :
- pancreatic carcinoma
Management :
1. Tujuan :
- Memperbaiki pola hidup
- Memberi kesempatan healing pankreas
- Mendeteksi gangguan insyyfisiensi eksokrin pankreas
- Memperbaiki gangguan pencernaan
2. Medik :
- Non farmakologis:
a. Nutrisi rendah lemak, tinggi protein dan karbohidrat
b. Stop alkohol dan rokok
- Farmakologis:
a. Analgetik: paracetamol, NSAID
b. Anti oksidan → kontroversi
c. Vitamin larut lemak (A,D,E,K) dan B12
d. Suplemen enzim pankreas: tripanzim, vitazim
e. Hormon: somatostatin / ocreotide
f. Antidepressan: amitriptilon hidroklarida
3. Minimal invasive :
- ERCP, stingterektomi, ekstrasi batu, pemasangan stent pankreas, drainase
perkutan (PTBD) ,stent CBD
4. Bedah :
- Dilakukan bila ada komplikasi → pseudokista, abses, fistula, asites, dll
Komplikasi :
- Chronic pseudocyst
- Damage pancreas
- Mechanical obstruction of duodenum
64
- Pancreatic ascites
- Pleura effusion
Prognosis :
- Survival rate 70% (10 tahun)
- 45% (20 tahun)
- Mortality rate 55%
65
BAB IV
PEMERIKSAAN
4.1 SPHINCTERECTOMY
- Tindakan ini diperlukan untuk mengambil batu yang terdapat di common bile duct.
Dilakukan pada pasien dengan bile duct stones ataupun papillary stones. Kontra indikasi
untuk pasien dengan myocardiac infarction, recent attack of pancreatic acute dan alergi
terhadap kontras.
- Prosedur :
o Pasien dalam keadaan tidak sadar/pengaruh obat
o Masukkan endoskop melalui mulut sampai ke pembukaan common bile duct (papilla)
o Kontras dimasukan agar x-ray dapat diambil melalui kamera video pada ujung
endoskop
o Buat sayatan kecil menggunakan laser pada spingter sampai ke ototnya sehingga
openingnya membesar
o Sehingga memungkinkan batu bisa dikeluarkan
o Kemudian pasang T Tube pada spingter untuk mencegah tertutupnya kembali
spingter.
66
obstruksi bile duct dan transplantasi hepar. Kontra indikasinya untuk pasien dengan asites
berat, multiple intrahepatic obstruction dan gangguan perdarahan.
- Prosedur :
o Antibiotik IV selalu diberikan sebelum dilakukan prosedur
o Lakukan tindakan antiseptik dan aseptik pada kulit abdomen
o Sayat kecil bagian kuadran kanan atas perut dan masukkan jarum menuju ke bile duct
o Drain tube kemudian dimasukkan juga ke bile duct
o Bagian yang melengkung diletakkan di usus halus
o Salah satu ujung dari drain akan tetap disimpan di dalam bile duct dan ujung satunya
akan ditempatkan diluar (kulit) yang sudah dihubungkan dengan bag untuk
menampung drainase dari bile
- Komplikasi yang mungkin terjadi adalah kebocoran bile, hemobilia, pancreatitis dan
hemotoraks
4.3 CHOLECYSTECTOMY
- Prosedur pembedahan untuk mengangkat gall bladder. Dilakukan pada pasien dengan
batu empedu, kolesistitis dan kanker.
- Terdapat 2 macam :
o Open : dilakukan dengan membuat 1 sayatan di bagian kanan atas pada perut
sepanjang 4-6 inci.
o Laparoskopi : menggunakan alat bantu laparoskopi yang dilengkapi dengan kamera
untuk membantu menemukan letak kantung empedu.
4.4 CHOLANGIOGRAPH
67
- Pemeriksaan x-ray pada bile duct setelah pemberian kontras. Bisa dilakukan pada saat
operasi pengangkatan kantung empedu (operative type) atau setelah operasi (T Tube type).
o Operative
Dilakukan untuk membimbing dan membantu operator dalam mengidentifikasi
adanya batu atau kelainan padakantung empedu
o T Tube
Dilakukan pada 5-10 hari setelah operasi yang bertujuan untuk melihat apakah masih
ada batu yang tersisa atau adanya kelainan lain yang timbul pasca operasi misalnya
penyempitan dan fistula
4.5 SAPONIFIKASI
68
1. Indikasi
- Diagnosis
1. Evaluasi upper gastrointestinal bleeding
2. Aspiration of gastric fluid content
3. Identification of esophagus and stomach on a chest radiograph
4. Administration of radiographic constrast to the GI tract
- Terapeutic
1. Descompresi
2. Relief og symptoms dan bowel rest in the setting of small – bowel obstruction
3. Aspiratuon pada gastric content from recent ingestion of toxic material
4. Administration of medication
5. Feeding
6. Bowel irrigation
2. Kontraindikasi
- Absolute
1. Severe midface trauma
2. Recent nasal surgery
- Relative
1. Koagulasi abnormal
2. Esophageal varries
3. Recent banding pada esofageal varices
4. Alkaline ingestion
BAB V
69
OTHERS
70
1. Pasien mengalami presyok
2. Mendapatkan manajement adekuat
3. Mengevaluasi komplikasi
- Indikasi keluar :
1. Vital sign sudah normal
2. Management tidak menyebabkan komplikasi
3. Tidak ada tanda infeksi
BAB VI
71
PATMEK,BHP,IIMC
6.1 PATOMEKANISME
Mrs Fatty
Faktor Risiko
Kolesterol ↑
Kristalisasi kolesteol
Lysolecithin release
Iskemia
Inflamasi mekanik
72
Coleistitis Batu terperangkat di duktus cistikus
Batu migrasi
choledocholithiasis
Autodigesti Tek.intrabillier↑
kelenjar
Pancreatitis Cholangitis
73
BP ↓dan Akumulasi gas dan cairan Hipomotiity
hipovolemik
Distensi small Rebound tenderness Nausea &
bowel dan vomitting
transverse colon
Tenderness
74
Penta Reynold
Sekresi enzim
Perubahan Lighter Jaundice
tenderness berkeringat Urine darker
posisi nyeri stool ikterik
Bakteremia
ALT ↑ (sepsis) WBC↑
Ɣ-GT ↑
Tidak sadar
Septic Shock
75
6.2 BHP
- Informed Consent
- Jelaskan Mengenai managemen yang akan dilakukan oleh seoran doktr untuk
memperbaiki fungsi organ dan fisiologisnya
- Makanan
o Makanan rendah lemak
o Makanan seratmempermudah dalam mencerna
o Minum kopidapat menurunkan risiko gall stone
- Fator Risiko
o Hindari faktor risiko fat, female, fertile, fourty
o Suplemen
o Vit.B12 dapat membantu dalam mencerna makanan
o Vit.C
- Monitor jangka lama
o Pasien biasanya akan mengalami diare berat karena adanya bile salt
yang langsung terpapar ke usus dan membawa air dan garam lainnya
o Pasien juga mungkin akan mengalami nyeri mirip colic pain
o Pasien mungkin akan mengalami batu berulang jadi harap melakukan follow
up
6.3 IIMC
- Al-A’raf : 31
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan
- HR.Ibnu Majah
1/3 Makanan 1/3 Minuman 1/3 udara
- HR.Umar
Jangan jadikan perutmu makam bagi hewan ternak.
76
REFERENSI
Anatomy - Clinically Oriented Moore 5th ed 2005
Junqueira's.Basic.Histology.12th.2009
Textbook of Medical Physiolog Guyton 11Ed
2010 Robbins & Cotran Pathologic Basis of Disease - 8th Ed
McCance Pathophysiology The Biologic Basis for Disease in Adults and Children 6th
Textbook of Gastroenterology - Takatada Yamada
Principles of Internal Medicine - Harrison's
Jawetz, Melnick & Adelberg's Medical Microbiology (24e, McGraw-Hill, 2007)
Katzung Basic & Clinical Pharmacology 9th ed 2003
Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam UI edisi VI
77