Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KERJA MAGANG

PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR SECARA


PURIFIKASI

DISUSUN OLEH

ANGGI PINDO WINATA NIM. 201671092

RISYAD RAMADHAN NIM. 201671108

M. ALVIN ASSAD ASSEGAF NIM. 201671120

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO

SEKOLAH TINGGI TEKNIK - PLN

JAKARTA

2019
PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR SECARA
PURIFIKASI

Anggi Pindo Winata, Risyaf Ramadhan, M. Alvin Assad Asegaf

Untuk mengoptimalkan lifetime sebuah transformator, maka diperlukanlah


membuat suatu pemeliharaan yang terprogram dengan baik. Salah satu
pemeliharaan yang penting dilakukan dan bisa dikategorikan sebagai preventive
maintenance. Pemeliharaan adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan
untuk mempertahankan kondisi atau meyakinkan bahwa suatu peralatan dapat
berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya
gangguan yang dapat menimbulkan kerusakan yang lebih fatal. Pengujian
kwalitas minyak dengan pengecekan tegangan tembus pengujian yang berfungsi
untuk mengidentifikasi dan memprediksi kondisi internal dari sebuah
transformator. Minyak trafo merupakan salah satu isolasi cair yang digunakan
sebagai pendingin dan sekaligus isolasi pada transformator. Besarnya tahanan
minyak trafo dapat dilihat dari besarnya tegangan tembusnya. Semakin besar
nilai tegangan tembusnya maka semakin baik kualitas minyak trafo tersebut.
Begitu pula sebaliknya, nilai tegangan tembus yang rendah menunjukkan
rendahnya kualitas minyak trafo tersebut.

Kata kunci : Lifetime, Preventive maintenance, Minyak transformator

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem tenaga listrik memiliki empat unsur utama yaitu, pembangkit
tenaga listrik, saluran transmisi, saluran distibusi, dan beban atau disebut
juga sebaga pengguna tenaga listrik. Untuk keperluan penyediaan tenaga
listrik atau penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit sampai ke
pengguna tenaga listrik, diperlukan berbagai peralatan listrik.
Transformator adalah salah satu jenis peralatan listrik yang diperlukan
dalam penyaluran tenaga listrik Transformator (step-up) pada unit
pembangkit berfungsi untuk menaikan tegangan yang dihasilkan oleh
generator yang kemudian disalurkan melalui transmisi Setelah tenaga
listrik disalurkan melalui saluran tenaga listnik maka sampailah tenaga
istrik ke gardu induk untuk diturunkan tegangannya melalui transformator
penurun tegangan (step-down) menjadi tegangan menengah atau juga
disebut atau juga disebut sebagai tegangan distribusi primer. Tenaga
listrik yang disalurkan melalui jaringan distribusi primer kemudian
diturunkan tegangannya dalam gardu - gardu distribusi menjadi tegangan
rendah dan disalurkan melalui jaringan tegangan rendah untuk
selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah konsumen Untuk menjaga
kontinuitas operasi transformator, maka pada transformator dilengkapi
minyak.
Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang
dipergunakan sebagai isolasi dan pendingin pada transformator. Sebaga
bahan isolasi minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan
tegangarn tembus, sedangkan sebagai pendingin minyak transformator
harus mampu meredam panas yang ditimbulkan, sehingga dengan kedua
kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi
transformator dan gangguan Oleh karena itu agar sistem tenaga istrik
dapat berjalan dengan bak dan handal maka keberadaan transformator

3
harus dijaga dan gangguan khususnya yang diakibatkan oleh minyak
isolasi. Minyak isolasi yang dipakai tentu mempunyai batas waktu
pemakaian, untuk itu minyak isolasi akan melalui proses pemeliharaan
yang disebut purifikasi

1.2 Permasalahan Penelitian

1.2.1 Identifikasi Masalah


Demi menunjang proses pembangkitan energy listrik di
Pembangkitan Tenaga Listrik PT.PJB UPHB secara maksimal
dibutuhkan peralatan yang selalu optimal dan penyaluran yang
efisien. Salah satunya adalah melakukan pemeliharaan Minyak
Transformator
1.2.2 Ruang Lingkup Masalah
1. Proses pengujan minyak transformator di PT PJB UP Muara
Karang
2. Metode yang digunakan adalah pengambilan sample minyak
transformator

1.2.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana fungsi dan prinsip kerja transformator?
2. Bagaimana proses pengujian tegangan tembus minyak trafo ?
3. Bagaimana perbandingan kuaitas minyak trafo sebelum dan
sesudah dilakukannya Purify ?

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian


1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan laporan magang ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu bukti bahwa penulis telah mengkut
kegiatan kerja magang di PT PJB UPHB
2. Mendapatkan pengalaman kerja di lapangan dan ilmu-ilmu
terapan yang belum sempat diperoleh di masa perkuliahan

4
3. Untuk menganalisa pengujian tegangan tembus minyak
transformator di PT PJB UPHB
4. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang
dunia kerja

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


1.4.1 Tujuan Penelitian
Manfaat dalam penulisan laporan magang ini adalah sebagai
benikut:
1. Penulis dapat mengetahui bagaimana proses pengujan minyak
Mendapatkan pengalaman kerja di lapangan dan ilmu-ilmu
terapan yang belum sempat diperoleh di masa perkuliahan
2. Penulis dapat membuat laporan kerja magang dengan tata cara
penuisan yang baik dan benar

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA BALI (PT. PJB)

5
2.1.1 Profil dan Sejarah singkat PT.PJB
PT. PJB (Pembangkitan Jawa Bali) berdiri sejak tahun 1995,
merupakan anak perusahaan dari PT. PLN (Perusahaan Listrik
Negara) yang merupakan perusahaan produsen listrik. Awalnya PT.
PJB hanya menjalankan bisnis pembangkitan energi listrik dari 6 UP,
yaitu UP Gresik (2.222 MW), UP Paiton (800 MW). UP Muara Karang
(1590 MW), UP Muara Tawar(MW), UP Cirata (1.008 MW) dan UP
Brantas (281 MW). Kini PT. PJB berkembang dengan menjalankan
berbagai macam usaha yang berkaitan dengan bidang
pembangkitan antara lain jasa Operational Maintenance Pembangkit
(O&M), Enggineering Procurement Construction (EPC), konsultan
bidang pembnagkit, pendidikan dan pelatihan energi terbarukan,
serta usaha lain dalam rangka memanfaatkan potensi yang dimiliki
perusahaan PJB secara optimal. Kantor pusat PT. PJB berada di
Surabaya Sejarah PJB bermula sejak tahun 1945, dimana didirikan
Perusahaan Listrik dan Gas. Tahun 1965, perusahaan tersebut
dibagi menjadi 2 Perusahaan Listrik Negara dan Perusahaan Gas
Negara. Tahun 1972, status PLN menajdi Perusahaan Umum. Tahun
1982, PLN dipecah lagi menjadi 2 Unit Divisi dan Unit Pembangkitan
Tenaga Listrik dan Transmisi. Tahun 1994, status PLN menjadi
Persero. Setahun kemudian, dilakukan restrukturisasi atas PT PLN
(Persero) dengan pendirian subsider pembangkitan. Restrukturisasi
ini dilakukan untuk memisahkan misi perusahaaan atas sosisal dan
komersial. Pada tanggal 3 Oktober 199, PT PLN (Persero)
membentuk 2 anal perusahaan untuk mengelola pembangkit listrik
yang memasok energi listrik di Pulan Jawa dan Bali. Kedua anak
perusahaan PLN tersebut adalah PT. PLN PJB I yang berkantor
pusat di Jakarta dan PT. PLN PJB II yang berkantor pusat di
Surabaya. Pada tahun 2000, PT. PLN PJB II berubah nama menjadi
PT. PJB. Sedangkan PT. PLN PJB I berubah nama menjadi PT.
Indonesia Power.

6
2.1.2 Visi dan Misi PT. PJB

Visi:
“Menjadi perusahaan terpercaya dalam bisnis pembangkitan
terintegrasi dengan standar kelas dunia”
Misi:
1. Memberi solusi dan nilai tambah dalam bisnis pembangkitan
terintegrasi untuk menjaga kedaulatan listrik nasional.
2. Menjalankan bisnis pembangkitan secara berkualitas, berdaya
saing dan ramah lingkungan
3. Mengembangkan kompetensi dan produktivitas Human Capital
untuk pertumbuhan yang berkesinambungan

2.1.3 Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan merupakan sistem makna yang


memandu PJB bertindak dan bertingkah laku. Hal ini yang
menjadikan PJB berbeda dengan perusahaan lain sehingga menjadi
competitive advantages dalam persaingan bisnis perusahaan.
Budaya ini dikenal sebagai "PJB Way".
PJB Way merupakan tekad, sikap dan perilaku yang
melekat diseluruh insan PJB dalam melaksanakan misi untuk
mencapai visi perusahaan. Dengan spirit yang sama untuk berkarya,
mengabdi, beribadah menjadikan nilai baru "I-PJB" yakni integrity,
professional, joint collaboration, business excellence dalam perilaku.
1. Intregity
Menjunjung tinggi etika, jujur dan amanah memegang teguh
kaidah tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) .
2. Professional
Bertanggungjawab terhadap tugas dan wewenang dengan
mengutamakan keselamatan dan keharmonisan lingkungan,

7
serta senantiasa percaya diri dengan terus mengembangkan
kompetensi.
3. Joint Collaboration
Melakukan kerjasama melalui integrasi, membangun jejaring
dan sinergi dengan berbagai pihak untuk bersama-sama
meningkatkan skala bisnis PJB Raya dan PLN Group.
4. Bussiness Excelence
Menerapkan praktik bisnis terbaik dalam mencapai tujuan PJB
Raya secara berkesinambungan dengan senantiasa
berorentasi pada pelanggan, berpikir bisnis darn mengambil
risiko terukur, inovatif, gesit, simple dan adaptif

2.1.4 Logo Perusahaan & Makna Logo Instansi

Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang


digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat
Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No.
Perusahaan Umum Listrik Negara. : 031/DIR/76 Tanggal: 1 Juni
1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik
Negara.
1. Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lalnnya,
melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah
atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.
Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti
8
yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan
pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga
melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki
tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat


Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya
sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.
Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para
insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik
bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah
melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik
pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju
perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian
dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.

3. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu
pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan
dengan kerja keras memberikan layanan terbaik bagi
pelanggannya. Diberi warna biru untuk para insan PT PLN
(Persero) guna menampi ikan kesan konstan (sesuatu yang
tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam
kehidupan manusia. Di samping itu, biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

2.2 UNIT PELAYANAN PEMELIHARAAN WILAYAH BARAT (UPHB)


2.2.1 Profil dan Sejarah singkat PT.PJB UPHB
UPHB merupakan salah satu bagian dari PT. PJB yang
dibentuk sebagai Unit Pelayanan Pemeliharaan bagi unit-unit

9
pembangkitan yang berada di wilayah barat jawa yang meliputi UP
Muara Karnag, UP Muara Tawar, UP Cirata, dan UBP Talang Duku.
Dengan didukung tenaga ahli yang berpengalaman dan
terstandarisasi 1S0 9001 dan OHSAS 18001 seta penerapan aplikasi
kriteria Malcolm Bridge UPHB telah mampu melakukan berbagai
kegiatan pemeliharaan, perawatn, overhaul, rehabilitasi, proyek dan
modifikasi pada unit-unit pembangkitan yang berbasis PLTU,
PLTGU, dn PLTA UPHB dioperasikan pertama kali pada tahun 1998
yang dikelola oleh PT. PJB dengan nama UBHAR (Unit Bisns
Pemeliharaan) yang teridiri dari Divisi Timur dan Divisi Barat. UBHAR
berfungsi melakukan pemeliharaan pembangkit internal PT. PJB.
Setiap divisi membawahi UHAR (Unit Pemeliharaan) yang berada
disetiap UP (Unit Pembangkitan). Tahun 2001 UBHAR Divisi Timur
dan Divisi Barat dilikuidasi sehingga UBHAR langsung membawahi
UHAR yang berada di masing-masing UP. Adapun kegiatan
pekerjaanya yaitu Preventive Maintenance, Predictive Maintenance,
Corrective Maintanance, Overhaul, maupun On Call Maintenance
Pada tahun 2006, UBHAR secara resmi dibubarkan kemudian di
tetapkan pembentukan unit pelayanan pemeliharaan dengan
berdasarkan SK Direksi No. 093.k/dir/2006. Jenis pemeliharaan
terencana meliputi Inspection, Overhaul dan Rehabilitazion, Project,
Modification. Tahun 2007, Unit Pelayanan Pemeliharaan secara
resmi dibubarkandengan dikeluarkan SK Direksi No.
046.k/010/idr/2007 tanggal 18 April 2007. Lalu menjadi Unit
Pemeliharaan Wilayah Barat dan Unit Pemeliharaan Wilayah Timur.

2.2.2 Kegiatan Operasional PT.PJB UPHB


UP (Unit Pembangkitan) dan UBP (Unit Bisnis
Pembangkitan) difokuskan pada pengelolaan opersi, peningkatan
availability, reability, dan effisiensi. UPHAR difokuskan pada
penyediaan jasa pemeliharaan instalasi unit pembangkitan yang
terencana (Overhaul dan Project). UPHAR melakukan kinerja yang

10
maksimal untuk Unit Pembangkitan agar bisa mendukung UP dalam
mewujudkan availability, reability, dan effisiensi.

2.2.3 Lokasi PT.PJB UPHB


UPHB (Unit Pemeliharaan Wilayah Barat) terletak di JI Raya
Pluit Utara no 2A Jakarta Utara 14450. Terletak satu wilayah dengan
UP (Unit Pembangkitan) Muara Karang

2.2.4 Struktur Organisasi PT. PJB UPHB

GENERAL MANAGER

HENDRIE BASTIAN

MANAGER KEUANGAN & ADM MANAGER TEKNIK MANAJER REN BIN TEK

MACHRIF HERIANSJAH NURCAHYO HERWIN D KORNEL BRAM RAHARDI

SPV. MESIN 111 SPV. K3


SPV. KEUANGAN
GANCIS LINGKARA B EGO TAWO SODAQOH
YAYUK SULISTIYANI
SPV. MESIN 2 SPV. RESOURCE PLANNING
BAB III
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Transformator Daya


Transformator adalah alat yang digunakan untuk memindahkan
energiitk arus bolak-balik dari satu rangkaian ke rangkaian yang lain dengan

12
prinsip kopel atau suatu gandengan magnet berdasarkan Tegangan yang
dihasikan dapat lebih besar (step-up) atau lebih kecil (step-down) dengan
frekuensi yang sama. Transformator secara luas digunakan baik bidang
tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaanya dalam si kemungkinan
dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap prinsip
induksi elektromagnet. stem tenaga keperluan, misalnya kebutuhan akan
tegangan tinggi dalam pengiriman daya Istrik jarak jauh. Dalam operasi
penyaluran tenaga listrik transformator dapat dkatakan sebaga jantung dari
transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan
dapat beroperasi secara maksimal (terus menerus tanpa berhenti).
Mengingat kerja keras dari suatu transformator sepert itu maka cara
pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu transformator
harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar,
baik dan tepat. Untuk itu bagian pemeliharaan harus mengetahui bagian-
bagian transformator dan bagian - bagian mana yang perlu diawasi melebihi
bagian yang lainnya Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan
menjadi transformator 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut Interbus
Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV dan 70/20 KV disebut juga
trafo distribusi. Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan
kebutuhan untuk sistem pengamanan proteksi, sebagai contoh
transformator 150/70 ditanahkan secara angsung di sisi netral 150 kV dan
transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan
tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV nya.

Transformator dapat dibagi menurut fungsi / pemakaian seperti:


1. Transformator Mesin (Pembangkit)
2. Trnsformator Gardu Induk
3. Transformator Distrbusi

Transformator dapat juga dibagi menurut kapasitas dan tegangan seperti :


1. Transformator besar
2. Transformator sedang

13
3. Transformator kecil

3.2.1 PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR


Apabila ada arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi
suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet
(seperti gambar 2.1) maka pada kedua magnet, maka akan timbul
gaya gerak listrik (GGL). Dari prinsip tersebut di atas dibuat suatu
transformator seperti gambar 2.2 di bawah.

Gambar 2.1: Suatu arus listrik mengelilingi inti besi maka besi itu
menjadi magnet

Gambar 2.2: Prinsip Kerja dari Transformator

14
Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan
bolak- balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer
menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang
berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke
kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder
akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal- balik
(mutual inductance).

3.2.2 KONSTRUKSI UTAMA DAN AUXILLIARY TRANSFORMATOR


Transformator merupakan salah satu peralatan PLTU yang
berfungsi untuk mentrasfer energi listrik dari generator pembangkit
ke jaringan transmisi dengan mengubah besaran tegangan.
Transformator dari waktu ke waktu berkembang semakin besar
dengan teknologi konstruksi dan rancang bangun yang semakin
maju. Kapasitas transformator di Indonesia sangat bervariasi, karena
pembangunannya disesuaikan dengan kebutuhan energi yang harus
dilayani. Konstruksi transformator semuanya menggunakan medan
magnet putar dengan prinsip induksi magnet. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan hubungan connection) energi listrik dari sisi kumparan
primer dan kumparan sekunder. Konstruksi transformator dapat
digambarkan seperti pada gambar 2.4

15
Gambar 2.4: Konstruksi transformator

3.2.3 Bagian - Bagian Utama Transformator


1. Inti besi Inti
besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, magnetik yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari
lempengan- lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk
mengurangi panas (sebagai rugi- rugi besi) yang ditimbukan oleh
Eddy Current

Gambar 2.5: Inti Besi dan Laminasi yang dikat Fiber Glass

16
Dibentuk dari lempengan -lempengan besi tipis berisolasi yang di
susun sedemikian rupa untuk mengurangi panas (sebagai rugi-
rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current, analoginya dapat
diperlihatkan pada gambar berikut :

Gambar 2.6: Analogi eddy current pada inti besi

Berdasarkan letak kumparan terhadap inti, transformator terdiri


dari dua macam konstruksi, yaitu tipe inti (core type ) dan tipe
cangkang ( shell type ). Kedua tipe ini menggunakan inti
berlaminasi yang terisolasi satu sama lainnya dengan tujuarn
untuk mengurangi rugi -rugi eddy current.
1. Tipe Inti (Core Type)
Tipe inti ini dibentuk dari lapisan besi berisolasi berbentuk
persegi dan kumparan transformatornya dibelitkan pada
dua sisi persegi. Pada konstruksi tipe inti, lilitan
mengelilingi inti besi yang disebut dengan kumparan,
seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.7

2. Tipe Cangkang (Shell Type Jenis konstruksi transformator


yang kedua yaitu tipe cangkang yang dibentuk dari lapisan
inti berisolasi dan kumparannya dibelit pusat inti, dapat
dilihat pada Gambar 2.7

17
Gambar 2.7: Tipe Inti (Core Type) dan Tipe Cangkang (Shell Type)

2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa litan kawat berisolasi
yang membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan
tersebut terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang disolasi
baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan
isolasi padat seperti karton vertinak dan lain-lain.

Gambar 2.9: Kumparan Fasa RST

3. Minyak Dan Kertas Isolasi Transformator (Dielectric)


Minyak isolasi pada transformator berfungsi sebagai
media isolasi, pendingin dan pelindung belitan dari oksidasi.

18
Sebagai isolasi listrik, minyak harus mampu menahan medan
listrik tinggi. Sebagai media pendingin, maka sifat-sifat transfer
lainnya penting untuk diperhatikan. panas, viskositas, titik bakar
dan beberapa sifat thermal

1. Minyak Sebagai Isolasi


Pada peralatan tegangan tinggi terdapat daerah-daerah yang
memiliki beda tegangan dengan level yang cukup tinggi
mencapa ratusan kilo volt. Jika antara begian yang
berpotensial tinggi dengan bagian berpotensial rendah terjadi
hubung singkat dapat menimbulkan arus yang tinggi sehingga
dapat merusak trafo dan juga dapat merusak peralatan-
peralatan lain yang terhubung dengan trafo tersebut. Minyak
sebagai bahan isolasi trafo harus mampu menahan stress
medan listrik yang lebih tinggi agar trafo dapat beroperasi
dengan normal. Dalam fungsinya sebagai minyak isolasi
maka minyak haruslah mempunyai kekuatan dielektrik yang
tinggi, faktor rugi-rugi kecil dan resistivitas yang tinggi.

2. Minyak Sebagai Pendingin


Pada trafo pemanasan dapat timbul akibat adanya rugi-rugi
pada belitan dan inti besi. Proses pemanasan pada trafo ini
akan berlangsung secara berkelanjutan selama
pengoperasiannya dan akan menyebabkan kenaikan
temperature pada belitan dan inti besi. Jika proses
pemanasan ini tidak dimbangi dengan proses pendinginan,
maka akan terjadi pemanasan yang berlebih yang dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan pada trafo. Adanya
minyak sebagai cairan pengisi dalam trafo dapat membantu
proses pendinginan belitan dan inti besi. Salah satu kelebihan
minyak yaitu dapat mengisi celah atau ruang yang akan
diisolasi serta secara serentak melalui proses konversi energy

19
dapat menyelurkan sekaligus mereduksi panas yang timbul
akibat rugi energy Pada kebanyakan trafo, minyak bumi
(mineral oil) merupakan salah satu media yang paling banyak
digunakan karena kemampuannya dalam menyerap dan
mereduksi panas dalam trafo sangat baik. Namun seiring
berjalannya waktu, minyak trafo akan mengalami penuaan
(ageing) yang akan menyebabkan degradasi. Faktor - factor
yang mempengaruhi kemampuan laju penyaluran panas pada
minyak antara lain kapasintasi panas dan konduktivitas
thermal. Minyak isolasi trafo merupakan minyak mineral yang
secara umum tersusun atas senyawa-senyawa hidrokarbon
dan non hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa
kimia yang terdiri atas unsur-unsur hydrogen (H) dan karbon
(C). senyawa hidrokarbon merupakan bagian terbesar dari
minyak.

Senyawa ini dapat dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu


paraffin, senyawa napthena dan senyawa aromatic
1. Senyawa Parafin
Parafin adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang
mempunyai rantai karbon lurus atau bercabang. Dalam
kimia organik dikenal sebaga senyawa dengan rantai
terbuka atau senyawa alifatis
2. Senyawa Napthena
Senyawa napthena digolongkan sebagai senyawa
hidrokarbon yang mempunyai rantai tertutup atau
struktur berbentuk Senyawa ini dikenal pula sebagai
senyawa alisiklis.
3. Senyawa Aromatik
Senyawa ini memiliki satu atau lebih cincin aromatic
yang dapat bergabung dengan cincin alisklik. Beberapa

20
senyawa aromatic berfungsi sebagai penghambat
oksidasi (inhibitor) dan penjaga
4. Titik Nyala Titik nyala yang rendah menunukan adanya
kontaminasi zat gabar yang muda terbakar
5. Titik Tuang tuang dipakai untuk mengidentifikasikan
dan menentukan peralatan yang akan menggunakan
minyak isolasi
6. Angka Kenetralan Angka kenetralan merupakan angka
yang menunjukan penyusutan asam minyak dan dapat
mendeteksi kontaminasi minyak, menunjukan
kecendurungan perubahan kimia atau indikasi
perubahan kimia dalam bahan tambahan.
7. Korosi Belerang Korosi belerang kemungkinan
dihasilkan dari adanya belerang bebas atau senyawa
belerang yang tidak stabil dalam minyak isolasi.
8. Tegangan Tembus Tegangan tembus yang terlalu
rendah menunjukan adanya kontaminasi seperti air,
kotoran atau partikel konduktif dalam minyak.
9. Kandungan Air Adanya air di dalam minyak isolasi
menyebabkan menurunnya tegangan tembus dan
tahanan jenis minyak isolasi, serta mempercepat
kerusakan pada kertas isolasi.

Isolasi Kertas transformator merupakan bagian dari


sistem isolasi trafo. Isolasi kertas berfungsi sebagai media
dielektrik, menyediakan kekuatan mekanik dan spacing. Panas
yang berlebih dan by-product dari oksidasi minyak dapat
menurunkan kualitas minyak isolasi. Proses penurunan isolasi
kertas merupakan proses depolimerisasi. Pada proses
depolimerisasi isolasi kertas yang merupakan rantai hidrokarbon
yang panjang akan terputus/terpotong potong dan akhirmya akan

21
menurunkan kekuatan tensile dari isolasi kertas itu sendiri.
Proses depolimerisasi akan selalu diringi oleh terbentuknya
gugus furan. Nilai furan yang terbentuk akan sebanding dengan
tingkat DP (degree of polimerization)

4. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan
luar melalui sebuah bushing, bushing yaitu sebuah konduktor
yang diselubungi oeh isolator. Bushing sekaligus berfungsi
sebagai penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan
tangki transformator. Pada bushing dilengkapi fasitas untuk
pengujian kondisi bushing yang serng disebut center tap.

5. Tangki Konservator
Pada umumnya bagian - bagian transformator yang
terendam minyak transformator berada / ditempatkan di dalam
tangki dilengkapi dengan sebuah konservator

Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator


akibat pemuaian dan penyusutan minyak, volume udara didalam
konservator pun akan bertambah dan berkurang. Penambahan
atau pembuangan udara didalam konservator akan berhubungan
dengan udara luar. Agar minyak isolasi transformator tidak
terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar (untuk tipe
konservator tanpa rubber bag), maka udara yang akan masuk
kedalam konservator akan difilter melalui silikagel sehingga
kandungan uap air dapat diminimalkan.

3.2.4 Peralatan bantu transformator


1. Pendingin transformator
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas
akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut

22
mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak
isolasi (di dalam transformator). Maka untuk mengurangi
kenaikan suhu transformator yang berlebihan maka perlu
dilengkapi dengan alat/ sistem pendingin untuk menyalurkan
panas keluar transformator. Pada cara alamiah (natural)
pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu media
dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut
ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih
luas antara media (minyak- udaralgas), dengan cara melengkapi
transformator dengan sirip-sirip Radiator) Bila diinginkan
penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara natural/alamiah
tersebut dapat dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat
sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi
minyak, udara dan air. Cara ini disebut pendingin paksa (Forced).
Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi juga
berfungsi sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi,
panas yang berasal dari belitan akan dibawa oleh minyak sesuai
jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip - sirip radiator.
Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas
dan pompa sirkulasi guna efisiensi pendinginan. meningkatkan
Macam-macam sistem pendingin transformator berdasarkan
media dan cara pengalirannya dapat diklasifikasikan sebagai
berikut

Sumber : IEEE Guide for the Reclamation of Insulating Oil


and Criteria for Its Use, The Institute of Electrical and Electronics
Engineers, Inc. Forced

23
Keterangan:
A - air (udara), O- Oil (minyak), N - Natural (alamiah), dan F
(Paksaan /tekanan). Media yang dipakai pada sistem pendingin
dapat berupa Udara/gas, Minyak, Air. Sedangkan pengalirannya
( sirkulasi) dapat dengan cara Alamiah (natural) dan Tekanan
/paksaan.

2. Tap Changer
Tap changer Tap changer adalah alat perubah
perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi
sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan
jaringan/primer yang berubah- ubah. Tap chager yang hanya bisa
beroperasi untuk memindahkan tap trasnformator daam keadaan
transformator tidak berbeban disebut off load tap changer dan
hanya dapat dioperasikan manual. Tap changer yang dapat
beroperasi untuk memindahkan tap transformator, dalam
keadaan transformator berbeban disebut on load tap changer dan
dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Untuk
memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan
konsumen (PLN Distribusi), tegangan keluaran (sekunder)
transformator harus dapat dirubah sesuai keinginan. Untuk
memenuhi hal tersebut, maka pada salah satu atau pada kedua
sisi belitan transformator dibuat tap (penyadap) untuk merubah
perbandingan transformasi (rasio) trafo.

Ada dua cara kerja tap changer


1. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban. (off
load tap changer)
2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban. (on load
tap changer)

24
Transformator yang terpasang di gardu induk pada
umumnya menggunakan tap changer yang dapat dioperasikan
daam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi primer.
Sedangkan transformator penaik tegangan di pembangkit atau
pada trafo kapasitas keci, umunya menggunakan tap changer
yang dioperasikan hanya pada saat trafo tenaga tanpa beban.
OLTC terdiri atas selector switch, diverter switch dan transisi
resistor. Untuk mengisolasi dari body trafo (tanah) dan meredam
panas pada saat proses perpindahan tap, maka OLTC direndam
didalam minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak
isolasi utama trafo ( ada beberapa trafo yang compartemennya
menjadi satu dengan main tank) Karena pada proses
perpindahan hubungan tap di dalam minyak terjadi fenomena
elektris, mekanis, kimia dan panas, maka minyak isolasi OLTC
kuaitasnya akan cepat menurun, tergantung dari jumlah kerjanya
dan adanya kelainan di dalam OLTC

3. Alat Pernapasan (Silica Gel)


Sebagai tempat penampungan pemuian minyak isoasi
akibat panas yang timbul, maka minyak ditampung pada tangki
yang sering disebut sebagai konservator. Pada konservator ini
permukaan minyak diusahakan tidk boleh bersinggungan dengan
udara, karena kelembaban udara yang mengandung uap air akan
mengkontaminasi minyak walaupun proses pengkontaminasinya
berlangsung cukup lama. Untuk mengatasi ha tersebut udara
yang masuk kedalam tangki konservator pada saat minyak panas
menjadi dingin kembali memerlukan suatu media penghisap
kelembaban, yang digunakan biasanya adalah silica gel (kristal
zat hygroskopis). Kebalikan jika trafo panas maka pada saat
menyusut maka akan menghisap udara dari luar masuk kedalam
tangki dan untuk mengkhindari terkontaminasi oleh kelembaban
udara maka diperlukan suatu media penghisap kelembaban yang

25
digunakan biasanya adalah silica gel, yang secara khusus
dirancang untuk maksud tersebut diatas

4. Indikator-indikator
a. Thermometer / Temperatur Gauge
Alat yang berfungsi untuk mengukur tingkat panas dari trafo,
baik panasnya kumparan prmer dan sekunder juga minyak
trafonya. Thermometer ini bekerja atas dasar air raksa
(mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung pemuian dan
tersambung dengan jarum indkator derajat panas. Beberapa
thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor
(khususnya yang tersambung dengan transformator arus,
yang terpasang pada salah satu fasa tengah) dengan
demikian penunjukan yang dieroleh adalah relatif terhadap
panas sebenarmya yang terjadi.

b. Indikator Level Minyak


Alat ini berfungsi untuk penunjukan tinggi permukaan minyak
yang ada pada konservator. Ada beberapa jenis penunjukan,
seperti penunjukan, langsung yaitu dengan cara memasang
gelas penduga pada saah satu sisi konservator sehingga akan
mudah mengetahui level minyak. Sedangkan jenis lain jika
konservator dirancang sedemikian rupa dengan melengkapi
semacam balon dari bahan elastis dan diisi dengan udara
biasanya dan dilengkapi dengan alat pelindung seperti pada
sistem pernapasan sehingga pemuaian dan penyusutan
minyak-udara yang masuk kedalam balon dalam kondisi
kering dan aman.

26
5. Peralatan Proteksi Internal
a. Relay Bucholz Relay bucholz
alat/relay untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas. Gas
yang tmbul diakibatkan oleh karena :
- Hubung singkat antar lilitan / dalam phasa
- Hubung singkat antar phasa
- Hubung singkat antar phasa ke tanah
- Busur api listrik antar laminasi
- Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.

Relay deteksi gas uga terdiri dari suatu peralatan yang


tanggap terhadap ketidaknormalan aliran minyakyang
tinggi yang timbul pada waktu transformator terjadi
gangguan serius. Peralatan ini akan menggerakarn kontak
trip yang pada umumnya terhubung dengan rangkaian trip
pemutus beban dari instalasi transformator tersebut.
Tekanan minyak maupun

3.3 Macam – Macam Pengujian Minyak Transformator


3.3.1 Pengujian DGA (Dissolved Gas Analysis)
DGA didefinisikan sebagai analisa kondisi transformator
yang dilakukan berdasarkan jumlah gas terlarut pada minyak
transformator. Pengujian DGA adalah salah satu langkah perawatan
preventif yang wajib dilakukan dengan interval pengujian paling
tidak satu kali dalam satu tahun. Pengujian ii dilakukan dengan
megambil sampel minyak dari unit transformator kemudian gas-gas
terlarut tersebut diekstrak untuk diidentifikasi komponen-komponen
individualnya. Pengujian DGA akan memberikan informasi-
informasi terkait akan kesehatan dan kualitas kerja transformator
secara keseluruhan.

27
Keuntungan uji DGA yaitu deteksi dini akan adanya
fenomena kegagalan yag ada pada transformator yang diujikan.
Sedangkan kelemahan dari uji DGA ini yaitu diperlukan tingkat
kemurnian yang tinggi dari sampel minyak yang diujikan.

Tabel 3.2 Batas Konsentrasi Gas Terlarut Berdasarkan IEEE


sd.C57-104.1991

Status H2 CH4 C2H2 C2H4 C2H6 CO CO2 TDCG


Kondisi
100 120 35 50 65 350 2500 720
1
Kondisi 101 - 121 - 36 - 51 - 66 – 351 - 2501 - 721 –
2 700 400 50 100 100 570 4000 1920
Kondisi 701 - 401 - 51 - 101 - 101 – 571 - 4001 - 1921 –
3 1800 1000 80 200 150 1400 10.000 4630
Kondisi
>1800 >1000 >80 >200 >150 >1400 >10.000 >4630
4

3.3.2 Pengujian Tegangan Tembus


Transformator daya yang digunakan di gardu induk, terdapat
minyak transformator yang berfungsi untuk memisahkan secara
listrik kumparan primer dengan kumparan sekundernya agar tidak
terjadi tegangan tembus. Minyak ini memiliki tingkat isolasi yang
lebih baik jika dibandingkan dengan udara bebas. Minyak ini memiliki
tingkat isolasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan udara bebas.
Salah satu parameter yang dapat menunjukkan baik buruknnya
tingkat isolasi suatu bahan adalah tegangan tembusnya. Untuk
memastikan kelayakan tegangan tembus dari minyak transformator
tersebut, harus dilakukan pengujian. Pengujian tegangan tembus
minyak ini dilakukan dengan memberi tegangan tinggi AC . untuk

28
membangkitkan tegangan tinggi arus bolak balik, transformator ui
yang digunakan adalah transformator satu fasa.

Gambar 3.2 Bagan Pengujian Tegangan Tembus Minyak

3.3.3 Pengujian Kadar Air


Fungsi minyak transformator sebagai media isolasi di dalam
transformator dapar menurun seiring banyaknnya air yang mengotori
minnyak. Oleh karena itu dilakukan pengujian kadar air untuk
mengetahui seberapa besar kadar air yang baik dalam minyak
transformator menurut standar IEC 60422 adalah di bawah 10 ppm.

3.4 Kerangka Pemikiran


Ada beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini. Metode
Literatur merupakan metode yang meninjau berbagai literature seperti buku,
majalah elektronika dan situs-situs internet untuk lebih memahami teori
yang akan dibahas kemudian menerapkannya dalam perancangan dan
penulisan. Melalui metode observasi akan dilakukan pengamatan secara
langsung pada objek yang diteliti. Sedangkan dengan metode wawancara
29
akan dilakukan tanya jawab kepada staf atau pembimbing di lokasi
penelitian Pembangkit Muara Karang mengenai masalah yang akan diteliti.
Untuk membantu dalam penyusunan penelitian ini, maka perlu
adanya susunan kerangka kerja yang diperjelas dengan tahapannya.
Adapun jenis kerangka kerja yang dilakukan sebagai berikut.

Kegiatan Keluaran

Studi Literatur Pemahaman tentang teori dan konsep

Pengamatan secara langsung di lapangan


Observasi Lapangan

Data dan informasi yang dibutuhkan


Pengumpulan Data

Data yang telah diolah dan dianalisa


Pengolahan Data

Laporan Penelitian dalam bentuk Proyek


Pembuatan Laporan Akhir

Gambar Kerangka Kerja Penelitian

Berdasarkan kerangka kerja penelitian yang telah digambarkan di


atas, maka dapat diuraikan pembahasan masing-masing tahap dalam
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pencarian landasan-landasan teori
yang diperoleh dari berbagai buku, jurnal dan lain-lain untuk
melengkapi perbendaharaan konsep dan teori, sehingga memiliki
landasan dan keilmuan yang baik dan sesuai.

2. Observasi Lapangan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan secara langsung di
tempat peneliti melakukan penelitian, dalam hal ini tempat
penelitian akan dilakukan di PT PJB UPHB

30
3. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data dengan
metode wawancara dan observasi untuk melakukan pengamatan
dan analisa terhadap objek penelitian sehingga mendapatkan data
dan informasi yang dibutuhkan peneliti.

4. Analisis Sistem
Pada tahap ini peneliti telah memperoleh data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian yang mana kemudian data-data ini
akan diolah, dianalisa dan dievaluasi untuk mendapatkan hasil
penelitian yang sesuai kebutuhan.

5. Pembuatan Laporan
Pada tahapan ini dilakukan pembuatan laporan yang
disusun berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan teknik
pengumpulan data primer dan sekunder sehingga menjadi laporan
penelitian yang dapat memberikan gambaran penelitian secara
utuh.

31
BAB IV
PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR SECARA
PURIFIKASI

4.1 Purifikasi Minyak Transformator

Purifikasi dilakukan setelah ada hasil uji Dissolved Gas Analysis (DGA),
tegangan tembus dan kadar air, sehingga dari hasil tersebut dapat
dipertimbangkan minyak isoolasi harus melakukan purifikasi. Proses purifikasi
minyak isolasi menggunakan alat yang dirancang untuk meningkatkan tegangan
tembus, mengurangi kadar air, dan menurunkan jumlah gas—gas yang sudah
melewati batas menurut standar. Proses ini dilakukan jika tegangan tembus
minyak isolasi sudah rendah atau gas-gas yang terlarut dalam minyak sudah
melampaui menurut sandar.

Pada alat purifikasi terdapat 2 alat heater dan 2 vacuum, heater


berfungsi untuk memanaskan minyak isolasi agar kadar air dalam minyak
berkurang dan vacuum berfungsi untuk menghisap udara pada saat proses
purifikasi.

4.1.1 Proses Purifikasi Minyak Transformator

Proses purifikasi minyak transformator memiliki beberapa langkah


sesuai dengan prosedur yang benar, yaitu:

1. Siapkan selang untuk purifikasi, pasang selang pada katup


bawah transformator lalu hubungkan dengan katup inlet.
Pasang selang katup atas transformator lalu hubungkan dengan
katup outlet pada alat purifikasi.
2. Buka katup bawah transformator, minyak akan memenuhi
selang yang terhubung dengan katup inlet.
3. Nyalakan alat purifikasi

32
4. Nyalakan motor katup inlet dan katup outlet, lalu buka katup inlet
dan outlet
5. Nyalakan heater dan vacuum
6. Pasang alat tes kadar air di katup outlet
7. Minyak transformator akan masuk ke tangki pemanas. Minyak
akan dipanaskan sekitar 60 derajat celcius, di dalam sensor
inflares untuk indikator ketinggian minyak pada tengki, ketika
infrared terhalang oleh minyak mtor inlet akan berhenti
8. Uap yang dihasilkan dari pemanas dihisap oleh mesin vacuum
9. Minyak masuk ke filter yang aka menyarinng kotoran yang lebih
besar dari 0,5 mikron/0,000001 m
10. Minyak akan kembali masuk ke transformator

4.1.2 Hasil Pengujian Data Analisa

Purifikasi minyak adalah suatu metode yang digunakan untuk


membuat minyak yang digunakan di dalam suatu transformator menjadi
baik kembali. Purifikasi minyak dilakukan untuk membersihkan kadar-
kadar atau molekul lain yang berada dalam minyak tersebut contohnya
seperti gas-gas yang timbul akibat loncaatan bunnga api yanng terjadi di
dalam transformator dan kandungan air yang terdapat pada minyak
tersebut. purifikasi dilakukan karena gas-gas maupun kelembapan air
dalam minyak tersebut sangan mengganggu fungsi dari minyak tersebut
sehingga sangat berpengaruh terhadap kinerja transformator. Semakin
baik kondisi minyak maka semakin baik kinerja transformator dan umur
transformator bisa semakin panjang.
Mesin purifikasi yang diguakan dalam overhaul ini adalah mesin
puriifikasi manual, dimana kecepatan aliran purifikasi serta suhunya di
atur secara manual. Pada overhaul ini mesin purifikasi di atur bertahap
kecepatan dan suhunya mulai dari sekiatar 1500 l/hod sampai dengan
2000 l/hod dan dengan suhu maksimal sekitar 55 sampai 60 derajat
celcius. Dikatakan suhu maksimal dikarenakan, jika mesin purifikasi

33
tersebut tidak dapat melakukan pemanasan terhadap minyak sampaii
dengan suhu maksimal tersebut, maka secara otomatis mesin akan
menurunkan suhunya ke derajat suhu yang lebih rendah.
Untuk menghitung waktu purifikasi minyak suatu transformator satu
kali siklus, dapat digunakan rumus volume minyak di bagi kecepatan
purifikasi mesin, untuk mengggetahui volume minyak dalam
transformator dapat menggunakan rumus volume sama dengan massa
jenis minyak dikali massa minyak. Untuk massa minyak dapat diperoleh
dalam nameplate transformator. Dalam tampilan layar mesin purifikasi
terdapat penunjukkan kelembapan yang terkandung dalam minyak
dengan satuan ppm. Penunjukkan tersebut memanglah akurat, namun
hanya akurat dalam pengukuran kelembapan minyak yang berada dalam
mesin purifikasi bukan kelembapan keseluruhan minyak yang ada dalam
trasformator, sehingga untuk mengetahui kelembapan minyak, harus
mengambil sampel dari dalam transformator lalu di uji secara tersendiri
agar lebih akurat. Sedangkan untuk gas-gas lain yang terkandung dalam
minnyak tidak dapat terlihat maka dari itu, data gas-gas lain yang
terkandung dalam minyak harus menggunakan uji DGA

4.2 Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA)

Pengujian DGA dilakukan untuk mengetahui kadar gas-gas yang


terlarut dalam minyak isolasi transformator. Cara melakukan pengujian ini
adalah sebagai berikut:

1. Persiapan
Alat-alat yang diperukan dalam pengambilan sampel yaitu
syringe, botol kaca (wadah sampel). Siapkan ember untuk
menampung minyak, siapkan syrinnge, dan botool sampel
2. Pengambilan Sampel
a. Buka drain valve main tank trafo
b. Lakukan proses pembersihan terlebih dahulu
c. Tutup stop kran
d. Pasang syringe

34
e. Buka katup syringe dan suntikan syringe pada selang silicon
f. Sedot minyak dari selang
g. Pastikan tidak ada udara (gelembung udara) yang masuk ke
syringe
h. Tutup kembali katup pada syringe
i. Pindahkan minyak dari syringe ke botol sampel dengan
cara menyuntikkan ke dalam botol tanpa membuka tutupnya
j. Sampel diambil kira-kira 12ml untuk uji DGA
3. Pengujian di Laboratorium
4. Finishing
a. Beri label pada vial sampel minyak
b. Simpan sampel minyak dan lindungi dari panas maupun
sinar matahari langsung

4.2.1 Data Hasil Pengujian dan Analisa

a. Measurement (PPM)
Before After
Date : 4/10/2019 10.30 Date : 5/5/2019 10.30
A.M A.M
H2 : 28 H2 :0
CH4 : 13 CH4 :0
C2H6 :4 C2H6 :0
C2H4 :2 C2H4 :0
C2H2 :0 C2H2 :0
CO2 : 6269 CO2 : 641
CO : 866 CO : 57
Moisture :- Moisture : 10
TDCG : 913 TDCG : 57

35
b. Gassing Rate Analysis
Before After
Date : 4/10/2019 10.30 Date : 5/5/2019 10.30
A.M A.M
H2 : 0 (Stable) H2 : -1,1 (Stable)
CH4 : 05 (Stable) CH4 : -0,5 (Stable)
C2H6 : 0 (Stable) C2H6 : -0,2 (Stable)
C2H4 : 0 (Stable) C2H4 : -0,1 (Stable)
C2H2 : 0 (Stable) C2H2 : 0 (Stable)
O2 : -7,7 (Stable) O2 : N/A
N2 : -57,4 (Stable) N2 : N/A
CO2 : 10,2 (Stable) CO2 : -226,2 (Stable)
CO : 2,1 (Stable) CO : -32,5 (Stable)
SF6 : N/A SF6 : N/A
TDG : N/A TDG : N/A
Moisture : N/A Moisture : 0 (Stable)
TDCG : 2.2 (Stable) TDCG : -34,4 (Stable)
THCG : N/A THCG : N/A

c. DGA Analysis
Before: Date : 4/10/2019 10.30 A.M
Duvual Triangle : No Alarms
Rogers gas ratios : N/A
IEC 60599 Gas Ratios : N/A
Doernenburge : N/A
Key Gas : Thermal fault - Cellulose

After: Date : 5/5/2019 10.30 A.M


Duvual Triangle : No Alarms
Rogers gas ratios : N/A

36
IEC 60599 Gas Ratios : N/A
Doernenburge : N/A
Key Gas : Normal Operation

d. IEEE Recommendations 57.104-2008


Before : Date : 4/10/2019 10.30
A.M
Key Gas Baced Transformer Condition : Condition 1
TDCG (PPM) : 57
TDCG Rate (ppm/day) : -34,24
TDCG Action Based Conditions : Conditions 1

After: Date : 5/5/2019 10.30 A.M


Key Gas Baced Transformer Condition : Condition 1
TDCG (PPM) : 57
TDCG Rate (ppm/day) : -34,24
TDCG Action Based Conditions : Conditions 1

e. Ratios
Before After
Date : 4/10/2019 10.30 A.M Date : 5/5/2019 10.30 A.M
1) Duval Ratios 1) Duval Ratios
%CH4 : 86,67 %CH4 : N/A
%C2H2 :0 %C2H2 : N/A
%C2H4 : 13,33 %C2H4 : N/A
2) IEEE Ratios 2) IEEE Ratios
CH4/H2 (R1) : N/A CH4/H2 (R1) : N/A
C2H2/C2H4 (R2) : N/A C2H2/C2H4 (R2) : N/A

37
C2H2/CH4 (R3) : N/A C2H2/CH4 (R3) : N/A
C2H6/C2H2 (R4) : N/A C2H6/C2H2 (R4) : N/A
C2H4/C2H6 (R5) : N/A C2H4/C2H6 (R5) : N/A
3) Additional Ratios 3) Additional Ratios
CO2/CO : 7,24 CO2/CO : N/A
C2H2/H2 : N/A C2H2/H2 : N/A
H2/C2H6 : N/A H2/C2H6 : N/A
O2/N2 : 0,12 O2/N2 : N/A

f. Grafik

38
39
40
41
g. Duval Methode

Before After
Date 4/10/2019 10:30 AM 5/5/2019 10:30 AM
CH4 13 0
C2H4 2 0
C2H2 0 0
H2 28 0

42
C2H6 4 0
Remarks This item does not This item does not
exceed any alarms exceed any alarms
Remarks 2nd Zone This item does not This item does not
exceed any alarms exceed any alarms
Remarks 3nd Zone This item does not This item does not
exceed any alarms exceed any alarms

Before After
Date 4/10/2019 10:30 AM 5/5/2019 10:30 AM
CH4 13 0
C2H4 2 0
C2H2 0 0
H2 28 0
C2H6 4 0
Remarks This item does not This item does not
exceed any alarms exceed any alarms
Remarks 2sd Zone This item does not This item does not
exceed any alarms exceed any alarms

43
h. Grafik

Uji DGA memfokuskan pada pemeriksaan gas yang memiliki


kemungkinan adanya aktifitas panas dan reaksi kimia yang terkandung
dalam minyak transformator yang di uji, seperti Hydrogen(H2),
Acetylene(C2H2), Methane(CH4), Ethene(C2H4), Ethane(C2H6),
Carbon Monoxide(CO), Carbon Dioxide(CO2) Nitrogrn(N2), dan
Oxygen(O2). Pemeriksaan tersebut dilakukan selain untuk memeriksa
kelayakan dan kesehatan minyak, juga sebagai bentuk analisa
kemungkinan terjadinya gangguan yang terjadi pada transformator
tersebut. Kita ketahui bahwa minyak di dalam transformator selain untuk
pendingin mesin juga sebagai bentuk isolasi dalam trafo atau dapat
dikatakan sebagai pemadam busur api yang terjadi di dalam
transformator tersebut. Maka dari itu, minyak trafo ini harus terjamin
kualitasnya.

Sebelum di lakukan purifikasi, minyak dalam transformator teridentifikasi


banyak teradapat gas-gas yang memiliki aktifitas panas dan juga reaksi
kimia. Hal tersebut menyatakan bahwa minyak dalam transformator
sudah dalam keadaan yang kurang baik dan memungkinkan terjadinya
loncatan bunga api dalam transformator. Dalam data dapat diketahui,
kadar kandungan CO dan CO2 sudah mengkhawatiirkan, dan dalam
standar yang digunakan ( IEEE Recommendations 57.104-2008 ) gas
CO dan CO2 sudah berada dalam kondisi 3 dan TDCG sudah berada
dalam kondisi 2. Dikarenakan banyaknya gas-gas tersebut maka sangat
penting untuk dilakukannya purifikasi.

44
Setelah dilakukan purifikasi pada minyak dalam transformator, dapat
dilihat pada data di atas, gas H2 bernilai 0, artinya pengambilan sampel
minyak dilaksanakan dengan baik tanpa terkkontaminasi udara luar,
karena sedikit saja minyak terkena udara luar maka H2 yang berada
dalam udara luar akan ikut masuk dan langsung tercampur ke dalam
minyak sehingga hasil DGA pada tabel H2 tidak akan bernilai 0.

Berdasarkan hasil uji DGA di laboratorium tersebut, minyak


transformator dinnyatakan baik karena gas-gas yang teddapat
kemungkinan adannya aktifitas panas dan reaksi kimia keseluruhan
bernilai 0 kecuali CO. berdasarkan dengan standar yang digunakan
menyatakan bahwa minyak berada dalam kondisi 1 yang artinya kondisi
minyak dalam transformator berkondisi baik.

4.3 Pengujian Tegangan Tembus

Pengujian tegangan tembus merupakan pengujian yang penting.


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui baik atau buruknnya minyak
isolasi transformator per 2,5 mm

1. Persiapan
Siapkan alat tegangan tembus, bersihkan wadah minyak pada
alat dengan cara membilasnya dengan minyak, ambil minyak
isolasi dengan adah alat, letakkan ke alat tegangan tembus.
2. Pengujian Tegangan Tembus
Atur jarak elektroda 2,5 mm, lakukan pengujian sebanyak 6 kali
masing-masing pengujian selama 60 detik dan dihitung rata-
ratanya. Bandingkan hasil pengujian dengan sandar yang
berlaku.

Pengujian tegangan tembus pada isolasi minyak trafo dilakukan


pada kondisi temperature 29”C, Yaitu minyak isolasi transformator
GTG 1.3 sebagai pembanding pengukuran diambil data

45
menggunakan 2 jenis minyak trafo yaitu minyak trafo sebelum di
purifier dan setelah di purifier.

4.3.1 Hasil Pengujian Data Analisa

Tabel 4.1 Hasil Pengujian BDV Isolasi Minyak Trafo GT 1.3


Tegangan Tembus
Lama
Elektroda (kV)
NO Pengujian Temperatur
Gap Sebelum Setelah
(Interval)
Purify Purify

1 43.9 kV 61.7 kV

2 39 kV 57.2 kV

3 49.4 kV 52 kV
15 menit 33 0C 2.5 mm
4 36.5 kV 55.2 kV

5 59 59.7 kV

6 56 kV 51.7 kV

Rata-rata 47.3 kV 56.2 kV

Standar Deviasi 8.3 kV 4.1 kV

46
TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRAFO
GT 1.3
BDV Sebelum purify BDV Setelah purify
Rata-rata sebelum Purify Rata-rata setelah purify
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6

Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengujian BDV Minyak Trafo Sebelum dan Sesudah
Purify

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa tegangan tembus


pada isolasi minyak sesudah Purify lebih besar dibandingkan dengan isolasi
minyak sebelum Purify. Hal ini disebabkan karena pada minyak sebelum Purify
terdapat kandungan partikel–partikel dan uap air yang menyebabkan
ketidakmurnian pada minyak. Purifier berfungsi untuk menurunkan kadar air
pada minyak trafo sehingga dapat meningkatkan kualitas tegangan tembus.
Pada mesin purifier terdapat strainer, pompa vacuum dan heater yang digunakan
guna meningkatkan kualitas minyak trafo.

Apabila jumlah partikel yang melayang pada minyak sangat banyak,


partikel–partikel tersebut akan membentuk semacam jembatan yang
menghubungkan kedua elektroda sehingga mengakibatkan terjadinya peristiwa
kegagalan. Namun bila hanya terdapat sebuah partikel, partikel tersebut akan
membuat perluasan area medan (local field enchancement) yang luasnya
ditentukan oleh bentuk partikel itu sendiri. Jika perluasan area medan ini melebihi
ketahanan benda cair, maka terjadilah peristiwa kegagalan setempat (local
breakdown) yaitu terjadi di dekat partikel-partikel asing tersebut. Hal ini akan
47
membuat terbentuknya gelembung-gelembung gas yang pada akhirnya juga
menyebabkan peristiwa kegagalan pada minyak tersebut.

Pada minyak sebelum Purify cenderung memiliki kadar uap air yang lebih
besar dari pada minyak sesudah Purify. Seperti telah dijelaskan sebelumnya
bahwa pada saat medan listrik yang tinggi, molekul uap air yang terlarut memisah
dari minyak dan terpolarisasi membentuk suatu dipol. Jika jumlah molekul-
molekul uap air makin banyak, maka akan memanjang dan sampai menghasilkan
tembus listrik.

4.4 Pengukuran Kadar Air

Water content pada minyak transformator artinya banyaknya


kandungan air yang ada dalam minyak. Seperti yang kita ketahui, sifat air yaitu
sangat baik dalam menghantarkan listrik. Sedangan minyak di dalam
transformator digunakan salah satunya sebagai isolasi aliat minyak sebagai
isolator, artinya diharapkan minyak tersebut tidak dapat menghantarkan listrik
dan panas sekecil apapun, sehingga adanya kandungan air dalam minyak
sangat mengganggu kinerja dan fungsi dari minyak tersebut. maka dari itu water
content sangat diperhatikan. Semakin kecil nilai water content yang terkandung
dalam minyak maka semakin baik kualitas minyak tersebut, dan semakin baik
minyak tersebut maka kinerja transformator akan semakin baik dan semakin awet
umurnya.

Water content yang terdapat pada minyak yang digunakan di dalam


transformator akan semakin besar nilainya dari waktu ke waktu, maka dari itu
untuk memastikan nilai water content kecil dilakukannya suatu pemeliharaan
minyak yaitu dilakukannya purifikasi minyak.

Dari data yang di dapat, kita dapat mengetahui nilai water content yang
ada pada minyak terseebut adalah sekitar 20 ppm. Standar water content di tiap
perusahaan pembangkit maupun transmisi tentu berbeda-beda sesuai dengan
kemampuan transformator tersebut juga berdasarkan daearah diletakkannya
transformator, ada yang standarnya 20ppm ada juga yang di bawah itu. Semakin

48
besar ppm nya maka semakin buruk kualitas minyaknya karena semakin besar
kelembapan yang terkandung dalam minyak tersebut, oleh karena itu dilakukan
purifikasi agar nilai kelembapan tersebut di dapat serendah-rendahnya. Untuk
mendapatkan hasil ppm yang rendah tersebut, dilakukanlah purifikasi sampai
mendapatkan nilai ppm yang di inginkan, jadi mempurifikasi minyak bisa lebih
dari satu siklus, bisa dua kali tiga kali dan seterusnya bahkan bisa sampai satu
minggu mempurifikasi minyak tersebut.

Dari data yang di dapat, setelah proses purifikasi selesai, di dapat nilai
kelembapan ppm yang jauh lebih rendah yaitu 8.29 ppm yang artinya nilai
kelembapan minyak setelah proses purifikasi jauh lebih baik dari sebelum
purifikasi dan proses purifikasi dinyatakan lancar dan baik. Kelembapan yang
ada dalam minyak yang telah digunakan pada transformator hampir mustahil di
dapat, karena purifikasi minyak hanya dapat memperbaiki kualitas minyak dan
tidak dapat secara sempurna menyehatkan kembali kondisi minyak.

DAFTAR PUSTAKA
1. ‘‘Instruction Book for Condensate Pumps’’. (1980).
Mitsubishi Heavy Industry, Ltd, Tokyo.

2. ‘‘The Complete Guide to Electrical Insulation Testing’’.


(2006). A Stich in Time.

3. Ludiyono. (2010), ‘‘Program Diklat Paket 1 Bidang


Pemeliharaan Motor Listrik’’. PT PLN ( Persero ).
Jakarta

4. Suryatmo, F. (2008). ‘‘Teknik Pengukuran Listrik dan


Elektronika’’. Bumi Aksara. Jakarta

49
5. Vicki Warren,dll. (2000). ‘‘IEEE 43-2000 Recommended
Practice for Testing Insulation Resistance of Rotating
Machinery’’. Institute of Electrical and Electronica
Engineers, Inc. USA.

50

Anda mungkin juga menyukai