DISUSUN OLEH
JAKARTA
2019
PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR SECARA
PURIFIKASI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem tenaga listrik memiliki empat unsur utama yaitu, pembangkit
tenaga listrik, saluran transmisi, saluran distibusi, dan beban atau disebut
juga sebaga pengguna tenaga listrik. Untuk keperluan penyediaan tenaga
listrik atau penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit sampai ke
pengguna tenaga listrik, diperlukan berbagai peralatan listrik.
Transformator adalah salah satu jenis peralatan listrik yang diperlukan
dalam penyaluran tenaga listrik Transformator (step-up) pada unit
pembangkit berfungsi untuk menaikan tegangan yang dihasilkan oleh
generator yang kemudian disalurkan melalui transmisi Setelah tenaga
listrik disalurkan melalui saluran tenaga listnik maka sampailah tenaga
istrik ke gardu induk untuk diturunkan tegangannya melalui transformator
penurun tegangan (step-down) menjadi tegangan menengah atau juga
disebut atau juga disebut sebagai tegangan distribusi primer. Tenaga
listrik yang disalurkan melalui jaringan distribusi primer kemudian
diturunkan tegangannya dalam gardu - gardu distribusi menjadi tegangan
rendah dan disalurkan melalui jaringan tegangan rendah untuk
selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah konsumen Untuk menjaga
kontinuitas operasi transformator, maka pada transformator dilengkapi
minyak.
Minyak transformator merupakan salah satu bahan isolasi cair yang
dipergunakan sebagai isolasi dan pendingin pada transformator. Sebaga
bahan isolasi minyak harus memiliki kemampuan untuk menahan
tegangarn tembus, sedangkan sebagai pendingin minyak transformator
harus mampu meredam panas yang ditimbulkan, sehingga dengan kedua
kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu melindungi
transformator dan gangguan Oleh karena itu agar sistem tenaga istrik
dapat berjalan dengan bak dan handal maka keberadaan transformator
3
harus dijaga dan gangguan khususnya yang diakibatkan oleh minyak
isolasi. Minyak isolasi yang dipakai tentu mempunyai batas waktu
pemakaian, untuk itu minyak isolasi akan melalui proses pemeliharaan
yang disebut purifikasi
4
3. Untuk menganalisa pengujian tegangan tembus minyak
transformator di PT PJB UPHB
4. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang
dunia kerja
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5
2.1.1 Profil dan Sejarah singkat PT.PJB
PT. PJB (Pembangkitan Jawa Bali) berdiri sejak tahun 1995,
merupakan anak perusahaan dari PT. PLN (Perusahaan Listrik
Negara) yang merupakan perusahaan produsen listrik. Awalnya PT.
PJB hanya menjalankan bisnis pembangkitan energi listrik dari 6 UP,
yaitu UP Gresik (2.222 MW), UP Paiton (800 MW). UP Muara Karang
(1590 MW), UP Muara Tawar(MW), UP Cirata (1.008 MW) dan UP
Brantas (281 MW). Kini PT. PJB berkembang dengan menjalankan
berbagai macam usaha yang berkaitan dengan bidang
pembangkitan antara lain jasa Operational Maintenance Pembangkit
(O&M), Enggineering Procurement Construction (EPC), konsultan
bidang pembnagkit, pendidikan dan pelatihan energi terbarukan,
serta usaha lain dalam rangka memanfaatkan potensi yang dimiliki
perusahaan PJB secara optimal. Kantor pusat PT. PJB berada di
Surabaya Sejarah PJB bermula sejak tahun 1945, dimana didirikan
Perusahaan Listrik dan Gas. Tahun 1965, perusahaan tersebut
dibagi menjadi 2 Perusahaan Listrik Negara dan Perusahaan Gas
Negara. Tahun 1972, status PLN menajdi Perusahaan Umum. Tahun
1982, PLN dipecah lagi menjadi 2 Unit Divisi dan Unit Pembangkitan
Tenaga Listrik dan Transmisi. Tahun 1994, status PLN menjadi
Persero. Setahun kemudian, dilakukan restrukturisasi atas PT PLN
(Persero) dengan pendirian subsider pembangkitan. Restrukturisasi
ini dilakukan untuk memisahkan misi perusahaaan atas sosisal dan
komersial. Pada tanggal 3 Oktober 199, PT PLN (Persero)
membentuk 2 anal perusahaan untuk mengelola pembangkit listrik
yang memasok energi listrik di Pulan Jawa dan Bali. Kedua anak
perusahaan PLN tersebut adalah PT. PLN PJB I yang berkantor
pusat di Jakarta dan PT. PLN PJB II yang berkantor pusat di
Surabaya. Pada tahun 2000, PT. PLN PJB II berubah nama menjadi
PT. PJB. Sedangkan PT. PLN PJB I berubah nama menjadi PT.
Indonesia Power.
6
2.1.2 Visi dan Misi PT. PJB
Visi:
“Menjadi perusahaan terpercaya dalam bisnis pembangkitan
terintegrasi dengan standar kelas dunia”
Misi:
1. Memberi solusi dan nilai tambah dalam bisnis pembangkitan
terintegrasi untuk menjaga kedaulatan listrik nasional.
2. Menjalankan bisnis pembangkitan secara berkualitas, berdaya
saing dan ramah lingkungan
3. Mengembangkan kompetensi dan produktivitas Human Capital
untuk pertumbuhan yang berkesinambungan
7
serta senantiasa percaya diri dengan terus mengembangkan
kompetensi.
3. Joint Collaboration
Melakukan kerjasama melalui integrasi, membangun jejaring
dan sinergi dengan berbagai pihak untuk bersama-sama
meningkatkan skala bisnis PJB Raya dan PLN Group.
4. Bussiness Excelence
Menerapkan praktik bisnis terbaik dalam mencapai tujuan PJB
Raya secara berkesinambungan dengan senantiasa
berorentasi pada pelanggan, berpikir bisnis darn mengambil
risiko terukur, inovatif, gesit, simple dan adaptif
3. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu
pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan
dengan kerja keras memberikan layanan terbaik bagi
pelanggannya. Diberi warna biru untuk para insan PT PLN
(Persero) guna menampi ikan kesan konstan (sesuatu yang
tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam
kehidupan manusia. Di samping itu, biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
9
pembangkitan yang berada di wilayah barat jawa yang meliputi UP
Muara Karnag, UP Muara Tawar, UP Cirata, dan UBP Talang Duku.
Dengan didukung tenaga ahli yang berpengalaman dan
terstandarisasi 1S0 9001 dan OHSAS 18001 seta penerapan aplikasi
kriteria Malcolm Bridge UPHB telah mampu melakukan berbagai
kegiatan pemeliharaan, perawatn, overhaul, rehabilitasi, proyek dan
modifikasi pada unit-unit pembangkitan yang berbasis PLTU,
PLTGU, dn PLTA UPHB dioperasikan pertama kali pada tahun 1998
yang dikelola oleh PT. PJB dengan nama UBHAR (Unit Bisns
Pemeliharaan) yang teridiri dari Divisi Timur dan Divisi Barat. UBHAR
berfungsi melakukan pemeliharaan pembangkit internal PT. PJB.
Setiap divisi membawahi UHAR (Unit Pemeliharaan) yang berada
disetiap UP (Unit Pembangkitan). Tahun 2001 UBHAR Divisi Timur
dan Divisi Barat dilikuidasi sehingga UBHAR langsung membawahi
UHAR yang berada di masing-masing UP. Adapun kegiatan
pekerjaanya yaitu Preventive Maintenance, Predictive Maintenance,
Corrective Maintanance, Overhaul, maupun On Call Maintenance
Pada tahun 2006, UBHAR secara resmi dibubarkan kemudian di
tetapkan pembentukan unit pelayanan pemeliharaan dengan
berdasarkan SK Direksi No. 093.k/dir/2006. Jenis pemeliharaan
terencana meliputi Inspection, Overhaul dan Rehabilitazion, Project,
Modification. Tahun 2007, Unit Pelayanan Pemeliharaan secara
resmi dibubarkandengan dikeluarkan SK Direksi No.
046.k/010/idr/2007 tanggal 18 April 2007. Lalu menjadi Unit
Pemeliharaan Wilayah Barat dan Unit Pemeliharaan Wilayah Timur.
10
maksimal untuk Unit Pembangkitan agar bisa mendukung UP dalam
mewujudkan availability, reability, dan effisiensi.
GENERAL MANAGER
HENDRIE BASTIAN
MANAGER KEUANGAN & ADM MANAGER TEKNIK MANAJER REN BIN TEK
12
prinsip kopel atau suatu gandengan magnet berdasarkan Tegangan yang
dihasikan dapat lebih besar (step-up) atau lebih kecil (step-down) dengan
frekuensi yang sama. Transformator secara luas digunakan baik bidang
tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaanya dalam si kemungkinan
dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap prinsip
induksi elektromagnet. stem tenaga keperluan, misalnya kebutuhan akan
tegangan tinggi dalam pengiriman daya Istrik jarak jauh. Dalam operasi
penyaluran tenaga listrik transformator dapat dkatakan sebaga jantung dari
transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu transformator diharapkan
dapat beroperasi secara maksimal (terus menerus tanpa berhenti).
Mengingat kerja keras dari suatu transformator sepert itu maka cara
pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena itu transformator
harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang benar,
baik dan tepat. Untuk itu bagian pemeliharaan harus mengetahui bagian-
bagian transformator dan bagian - bagian mana yang perlu diawasi melebihi
bagian yang lainnya Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan
menjadi transformator 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut Interbus
Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV dan 70/20 KV disebut juga
trafo distribusi. Titik netral transformator ditanahkan sesuai dengan
kebutuhan untuk sistem pengamanan proteksi, sebagai contoh
transformator 150/70 ditanahkan secara angsung di sisi netral 150 kV dan
transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan
tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV nya.
13
3. Transformator kecil
Gambar 2.1: Suatu arus listrik mengelilingi inti besi maka besi itu
menjadi magnet
14
Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan
bolak- balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer
menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang
berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke
kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder
akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal- balik
(mutual inductance).
15
Gambar 2.4: Konstruksi transformator
Gambar 2.5: Inti Besi dan Laminasi yang dikat Fiber Glass
16
Dibentuk dari lempengan -lempengan besi tipis berisolasi yang di
susun sedemikian rupa untuk mengurangi panas (sebagai rugi-
rugi besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current, analoginya dapat
diperlihatkan pada gambar berikut :
17
Gambar 2.7: Tipe Inti (Core Type) dan Tipe Cangkang (Shell Type)
2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa litan kawat berisolasi
yang membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan
tersebut terdiri dari kumparan primer dan sekunder yang disolasi
baik terhadap inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan
isolasi padat seperti karton vertinak dan lain-lain.
18
Sebagai isolasi listrik, minyak harus mampu menahan medan
listrik tinggi. Sebagai media pendingin, maka sifat-sifat transfer
lainnya penting untuk diperhatikan. panas, viskositas, titik bakar
dan beberapa sifat thermal
19
dapat menyelurkan sekaligus mereduksi panas yang timbul
akibat rugi energy Pada kebanyakan trafo, minyak bumi
(mineral oil) merupakan salah satu media yang paling banyak
digunakan karena kemampuannya dalam menyerap dan
mereduksi panas dalam trafo sangat baik. Namun seiring
berjalannya waktu, minyak trafo akan mengalami penuaan
(ageing) yang akan menyebabkan degradasi. Faktor - factor
yang mempengaruhi kemampuan laju penyaluran panas pada
minyak antara lain kapasintasi panas dan konduktivitas
thermal. Minyak isolasi trafo merupakan minyak mineral yang
secara umum tersusun atas senyawa-senyawa hidrokarbon
dan non hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa
kimia yang terdiri atas unsur-unsur hydrogen (H) dan karbon
(C). senyawa hidrokarbon merupakan bagian terbesar dari
minyak.
20
senyawa aromatic berfungsi sebagai penghambat
oksidasi (inhibitor) dan penjaga
4. Titik Nyala Titik nyala yang rendah menunukan adanya
kontaminasi zat gabar yang muda terbakar
5. Titik Tuang tuang dipakai untuk mengidentifikasikan
dan menentukan peralatan yang akan menggunakan
minyak isolasi
6. Angka Kenetralan Angka kenetralan merupakan angka
yang menunjukan penyusutan asam minyak dan dapat
mendeteksi kontaminasi minyak, menunjukan
kecendurungan perubahan kimia atau indikasi
perubahan kimia dalam bahan tambahan.
7. Korosi Belerang Korosi belerang kemungkinan
dihasilkan dari adanya belerang bebas atau senyawa
belerang yang tidak stabil dalam minyak isolasi.
8. Tegangan Tembus Tegangan tembus yang terlalu
rendah menunjukan adanya kontaminasi seperti air,
kotoran atau partikel konduktif dalam minyak.
9. Kandungan Air Adanya air di dalam minyak isolasi
menyebabkan menurunnya tegangan tembus dan
tahanan jenis minyak isolasi, serta mempercepat
kerusakan pada kertas isolasi.
21
menurunkan kekuatan tensile dari isolasi kertas itu sendiri.
Proses depolimerisasi akan selalu diringi oleh terbentuknya
gugus furan. Nilai furan yang terbentuk akan sebanding dengan
tingkat DP (degree of polimerization)
4. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan
luar melalui sebuah bushing, bushing yaitu sebuah konduktor
yang diselubungi oeh isolator. Bushing sekaligus berfungsi
sebagai penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan
tangki transformator. Pada bushing dilengkapi fasitas untuk
pengujian kondisi bushing yang serng disebut center tap.
5. Tangki Konservator
Pada umumnya bagian - bagian transformator yang
terendam minyak transformator berada / ditempatkan di dalam
tangki dilengkapi dengan sebuah konservator
22
mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak
isolasi (di dalam transformator). Maka untuk mengurangi
kenaikan suhu transformator yang berlebihan maka perlu
dilengkapi dengan alat/ sistem pendingin untuk menyalurkan
panas keluar transformator. Pada cara alamiah (natural)
pengaliran media sebagai akibat adanya perbedaan suhu media
dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut
ke udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih
luas antara media (minyak- udaralgas), dengan cara melengkapi
transformator dengan sirip-sirip Radiator) Bila diinginkan
penyaluran panas yang lebih cepat lagi, cara natural/alamiah
tersebut dapat dilengkapi dengan peralatan untuk mempercepat
sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi
minyak, udara dan air. Cara ini disebut pendingin paksa (Forced).
Minyak isolasi transformator selain merupakan media isolasi juga
berfungsi sebagai pendingin. Pada saat minyak bersirkulasi,
panas yang berasal dari belitan akan dibawa oleh minyak sesuai
jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip - sirip radiator.
Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas
dan pompa sirkulasi guna efisiensi pendinginan. meningkatkan
Macam-macam sistem pendingin transformator berdasarkan
media dan cara pengalirannya dapat diklasifikasikan sebagai
berikut
23
Keterangan:
A - air (udara), O- Oil (minyak), N - Natural (alamiah), dan F
(Paksaan /tekanan). Media yang dipakai pada sistem pendingin
dapat berupa Udara/gas, Minyak, Air. Sedangkan pengalirannya
( sirkulasi) dapat dengan cara Alamiah (natural) dan Tekanan
/paksaan.
2. Tap Changer
Tap changer Tap changer adalah alat perubah
perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi
sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan
jaringan/primer yang berubah- ubah. Tap chager yang hanya bisa
beroperasi untuk memindahkan tap trasnformator daam keadaan
transformator tidak berbeban disebut off load tap changer dan
hanya dapat dioperasikan manual. Tap changer yang dapat
beroperasi untuk memindahkan tap transformator, dalam
keadaan transformator berbeban disebut on load tap changer dan
dapat dioperasikan secara manual atau otomatis. Untuk
memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan
konsumen (PLN Distribusi), tegangan keluaran (sekunder)
transformator harus dapat dirubah sesuai keinginan. Untuk
memenuhi hal tersebut, maka pada salah satu atau pada kedua
sisi belitan transformator dibuat tap (penyadap) untuk merubah
perbandingan transformasi (rasio) trafo.
24
Transformator yang terpasang di gardu induk pada
umumnya menggunakan tap changer yang dapat dioperasikan
daam keadaan trafo berbeban dan dipasang di sisi primer.
Sedangkan transformator penaik tegangan di pembangkit atau
pada trafo kapasitas keci, umunya menggunakan tap changer
yang dioperasikan hanya pada saat trafo tenaga tanpa beban.
OLTC terdiri atas selector switch, diverter switch dan transisi
resistor. Untuk mengisolasi dari body trafo (tanah) dan meredam
panas pada saat proses perpindahan tap, maka OLTC direndam
didalam minyak isolasi yang biasanya terpisah dengan minyak
isolasi utama trafo ( ada beberapa trafo yang compartemennya
menjadi satu dengan main tank) Karena pada proses
perpindahan hubungan tap di dalam minyak terjadi fenomena
elektris, mekanis, kimia dan panas, maka minyak isolasi OLTC
kuaitasnya akan cepat menurun, tergantung dari jumlah kerjanya
dan adanya kelainan di dalam OLTC
25
digunakan biasanya adalah silica gel, yang secara khusus
dirancang untuk maksud tersebut diatas
4. Indikator-indikator
a. Thermometer / Temperatur Gauge
Alat yang berfungsi untuk mengukur tingkat panas dari trafo,
baik panasnya kumparan prmer dan sekunder juga minyak
trafonya. Thermometer ini bekerja atas dasar air raksa
(mercuri/Hg) yang tersambung dengan tabung pemuian dan
tersambung dengan jarum indkator derajat panas. Beberapa
thermometer dikombinasikan dengan panas dari resistor
(khususnya yang tersambung dengan transformator arus,
yang terpasang pada salah satu fasa tengah) dengan
demikian penunjukan yang dieroleh adalah relatif terhadap
panas sebenarmya yang terjadi.
26
5. Peralatan Proteksi Internal
a. Relay Bucholz Relay bucholz
alat/relay untuk mendeteksi dan mengamankan terhadap
gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas. Gas
yang tmbul diakibatkan oleh karena :
- Hubung singkat antar lilitan / dalam phasa
- Hubung singkat antar phasa
- Hubung singkat antar phasa ke tanah
- Busur api listrik antar laminasi
- Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.
27
Keuntungan uji DGA yaitu deteksi dini akan adanya
fenomena kegagalan yag ada pada transformator yang diujikan.
Sedangkan kelemahan dari uji DGA ini yaitu diperlukan tingkat
kemurnian yang tinggi dari sampel minyak yang diujikan.
28
membangkitkan tegangan tinggi arus bolak balik, transformator ui
yang digunakan adalah transformator satu fasa.
Kegiatan Keluaran
2. Observasi Lapangan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan secara langsung di
tempat peneliti melakukan penelitian, dalam hal ini tempat
penelitian akan dilakukan di PT PJB UPHB
30
3. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data dengan
metode wawancara dan observasi untuk melakukan pengamatan
dan analisa terhadap objek penelitian sehingga mendapatkan data
dan informasi yang dibutuhkan peneliti.
4. Analisis Sistem
Pada tahap ini peneliti telah memperoleh data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian yang mana kemudian data-data ini
akan diolah, dianalisa dan dievaluasi untuk mendapatkan hasil
penelitian yang sesuai kebutuhan.
5. Pembuatan Laporan
Pada tahapan ini dilakukan pembuatan laporan yang
disusun berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan teknik
pengumpulan data primer dan sekunder sehingga menjadi laporan
penelitian yang dapat memberikan gambaran penelitian secara
utuh.
31
BAB IV
PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR SECARA
PURIFIKASI
Purifikasi dilakukan setelah ada hasil uji Dissolved Gas Analysis (DGA),
tegangan tembus dan kadar air, sehingga dari hasil tersebut dapat
dipertimbangkan minyak isoolasi harus melakukan purifikasi. Proses purifikasi
minyak isolasi menggunakan alat yang dirancang untuk meningkatkan tegangan
tembus, mengurangi kadar air, dan menurunkan jumlah gas—gas yang sudah
melewati batas menurut standar. Proses ini dilakukan jika tegangan tembus
minyak isolasi sudah rendah atau gas-gas yang terlarut dalam minyak sudah
melampaui menurut sandar.
32
4. Nyalakan motor katup inlet dan katup outlet, lalu buka katup inlet
dan outlet
5. Nyalakan heater dan vacuum
6. Pasang alat tes kadar air di katup outlet
7. Minyak transformator akan masuk ke tangki pemanas. Minyak
akan dipanaskan sekitar 60 derajat celcius, di dalam sensor
inflares untuk indikator ketinggian minyak pada tengki, ketika
infrared terhalang oleh minyak mtor inlet akan berhenti
8. Uap yang dihasilkan dari pemanas dihisap oleh mesin vacuum
9. Minyak masuk ke filter yang aka menyarinng kotoran yang lebih
besar dari 0,5 mikron/0,000001 m
10. Minyak akan kembali masuk ke transformator
33
tersebut tidak dapat melakukan pemanasan terhadap minyak sampaii
dengan suhu maksimal tersebut, maka secara otomatis mesin akan
menurunkan suhunya ke derajat suhu yang lebih rendah.
Untuk menghitung waktu purifikasi minyak suatu transformator satu
kali siklus, dapat digunakan rumus volume minyak di bagi kecepatan
purifikasi mesin, untuk mengggetahui volume minyak dalam
transformator dapat menggunakan rumus volume sama dengan massa
jenis minyak dikali massa minyak. Untuk massa minyak dapat diperoleh
dalam nameplate transformator. Dalam tampilan layar mesin purifikasi
terdapat penunjukkan kelembapan yang terkandung dalam minyak
dengan satuan ppm. Penunjukkan tersebut memanglah akurat, namun
hanya akurat dalam pengukuran kelembapan minyak yang berada dalam
mesin purifikasi bukan kelembapan keseluruhan minyak yang ada dalam
trasformator, sehingga untuk mengetahui kelembapan minyak, harus
mengambil sampel dari dalam transformator lalu di uji secara tersendiri
agar lebih akurat. Sedangkan untuk gas-gas lain yang terkandung dalam
minnyak tidak dapat terlihat maka dari itu, data gas-gas lain yang
terkandung dalam minyak harus menggunakan uji DGA
1. Persiapan
Alat-alat yang diperukan dalam pengambilan sampel yaitu
syringe, botol kaca (wadah sampel). Siapkan ember untuk
menampung minyak, siapkan syrinnge, dan botool sampel
2. Pengambilan Sampel
a. Buka drain valve main tank trafo
b. Lakukan proses pembersihan terlebih dahulu
c. Tutup stop kran
d. Pasang syringe
34
e. Buka katup syringe dan suntikan syringe pada selang silicon
f. Sedot minyak dari selang
g. Pastikan tidak ada udara (gelembung udara) yang masuk ke
syringe
h. Tutup kembali katup pada syringe
i. Pindahkan minyak dari syringe ke botol sampel dengan
cara menyuntikkan ke dalam botol tanpa membuka tutupnya
j. Sampel diambil kira-kira 12ml untuk uji DGA
3. Pengujian di Laboratorium
4. Finishing
a. Beri label pada vial sampel minyak
b. Simpan sampel minyak dan lindungi dari panas maupun
sinar matahari langsung
a. Measurement (PPM)
Before After
Date : 4/10/2019 10.30 Date : 5/5/2019 10.30
A.M A.M
H2 : 28 H2 :0
CH4 : 13 CH4 :0
C2H6 :4 C2H6 :0
C2H4 :2 C2H4 :0
C2H2 :0 C2H2 :0
CO2 : 6269 CO2 : 641
CO : 866 CO : 57
Moisture :- Moisture : 10
TDCG : 913 TDCG : 57
35
b. Gassing Rate Analysis
Before After
Date : 4/10/2019 10.30 Date : 5/5/2019 10.30
A.M A.M
H2 : 0 (Stable) H2 : -1,1 (Stable)
CH4 : 05 (Stable) CH4 : -0,5 (Stable)
C2H6 : 0 (Stable) C2H6 : -0,2 (Stable)
C2H4 : 0 (Stable) C2H4 : -0,1 (Stable)
C2H2 : 0 (Stable) C2H2 : 0 (Stable)
O2 : -7,7 (Stable) O2 : N/A
N2 : -57,4 (Stable) N2 : N/A
CO2 : 10,2 (Stable) CO2 : -226,2 (Stable)
CO : 2,1 (Stable) CO : -32,5 (Stable)
SF6 : N/A SF6 : N/A
TDG : N/A TDG : N/A
Moisture : N/A Moisture : 0 (Stable)
TDCG : 2.2 (Stable) TDCG : -34,4 (Stable)
THCG : N/A THCG : N/A
c. DGA Analysis
Before: Date : 4/10/2019 10.30 A.M
Duvual Triangle : No Alarms
Rogers gas ratios : N/A
IEC 60599 Gas Ratios : N/A
Doernenburge : N/A
Key Gas : Thermal fault - Cellulose
36
IEC 60599 Gas Ratios : N/A
Doernenburge : N/A
Key Gas : Normal Operation
e. Ratios
Before After
Date : 4/10/2019 10.30 A.M Date : 5/5/2019 10.30 A.M
1) Duval Ratios 1) Duval Ratios
%CH4 : 86,67 %CH4 : N/A
%C2H2 :0 %C2H2 : N/A
%C2H4 : 13,33 %C2H4 : N/A
2) IEEE Ratios 2) IEEE Ratios
CH4/H2 (R1) : N/A CH4/H2 (R1) : N/A
C2H2/C2H4 (R2) : N/A C2H2/C2H4 (R2) : N/A
37
C2H2/CH4 (R3) : N/A C2H2/CH4 (R3) : N/A
C2H6/C2H2 (R4) : N/A C2H6/C2H2 (R4) : N/A
C2H4/C2H6 (R5) : N/A C2H4/C2H6 (R5) : N/A
3) Additional Ratios 3) Additional Ratios
CO2/CO : 7,24 CO2/CO : N/A
C2H2/H2 : N/A C2H2/H2 : N/A
H2/C2H6 : N/A H2/C2H6 : N/A
O2/N2 : 0,12 O2/N2 : N/A
f. Grafik
38
39
40
41
g. Duval Methode
Before After
Date 4/10/2019 10:30 AM 5/5/2019 10:30 AM
CH4 13 0
C2H4 2 0
C2H2 0 0
H2 28 0
42
C2H6 4 0
Remarks This item does not This item does not
exceed any alarms exceed any alarms
Remarks 2nd Zone This item does not This item does not
exceed any alarms exceed any alarms
Remarks 3nd Zone This item does not This item does not
exceed any alarms exceed any alarms
Before After
Date 4/10/2019 10:30 AM 5/5/2019 10:30 AM
CH4 13 0
C2H4 2 0
C2H2 0 0
H2 28 0
C2H6 4 0
Remarks This item does not This item does not
exceed any alarms exceed any alarms
Remarks 2sd Zone This item does not This item does not
exceed any alarms exceed any alarms
43
h. Grafik
44
Setelah dilakukan purifikasi pada minyak dalam transformator, dapat
dilihat pada data di atas, gas H2 bernilai 0, artinya pengambilan sampel
minyak dilaksanakan dengan baik tanpa terkkontaminasi udara luar,
karena sedikit saja minyak terkena udara luar maka H2 yang berada
dalam udara luar akan ikut masuk dan langsung tercampur ke dalam
minyak sehingga hasil DGA pada tabel H2 tidak akan bernilai 0.
1. Persiapan
Siapkan alat tegangan tembus, bersihkan wadah minyak pada
alat dengan cara membilasnya dengan minyak, ambil minyak
isolasi dengan adah alat, letakkan ke alat tegangan tembus.
2. Pengujian Tegangan Tembus
Atur jarak elektroda 2,5 mm, lakukan pengujian sebanyak 6 kali
masing-masing pengujian selama 60 detik dan dihitung rata-
ratanya. Bandingkan hasil pengujian dengan sandar yang
berlaku.
45
menggunakan 2 jenis minyak trafo yaitu minyak trafo sebelum di
purifier dan setelah di purifier.
1 43.9 kV 61.7 kV
2 39 kV 57.2 kV
3 49.4 kV 52 kV
15 menit 33 0C 2.5 mm
4 36.5 kV 55.2 kV
5 59 59.7 kV
6 56 kV 51.7 kV
46
TEGANGAN TEMBUS MINYAK TRAFO
GT 1.3
BDV Sebelum purify BDV Setelah purify
Rata-rata sebelum Purify Rata-rata setelah purify
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6
Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengujian BDV Minyak Trafo Sebelum dan Sesudah
Purify
Pada minyak sebelum Purify cenderung memiliki kadar uap air yang lebih
besar dari pada minyak sesudah Purify. Seperti telah dijelaskan sebelumnya
bahwa pada saat medan listrik yang tinggi, molekul uap air yang terlarut memisah
dari minyak dan terpolarisasi membentuk suatu dipol. Jika jumlah molekul-
molekul uap air makin banyak, maka akan memanjang dan sampai menghasilkan
tembus listrik.
Dari data yang di dapat, kita dapat mengetahui nilai water content yang
ada pada minyak terseebut adalah sekitar 20 ppm. Standar water content di tiap
perusahaan pembangkit maupun transmisi tentu berbeda-beda sesuai dengan
kemampuan transformator tersebut juga berdasarkan daearah diletakkannya
transformator, ada yang standarnya 20ppm ada juga yang di bawah itu. Semakin
48
besar ppm nya maka semakin buruk kualitas minyaknya karena semakin besar
kelembapan yang terkandung dalam minyak tersebut, oleh karena itu dilakukan
purifikasi agar nilai kelembapan tersebut di dapat serendah-rendahnya. Untuk
mendapatkan hasil ppm yang rendah tersebut, dilakukanlah purifikasi sampai
mendapatkan nilai ppm yang di inginkan, jadi mempurifikasi minyak bisa lebih
dari satu siklus, bisa dua kali tiga kali dan seterusnya bahkan bisa sampai satu
minggu mempurifikasi minyak tersebut.
Dari data yang di dapat, setelah proses purifikasi selesai, di dapat nilai
kelembapan ppm yang jauh lebih rendah yaitu 8.29 ppm yang artinya nilai
kelembapan minyak setelah proses purifikasi jauh lebih baik dari sebelum
purifikasi dan proses purifikasi dinyatakan lancar dan baik. Kelembapan yang
ada dalam minyak yang telah digunakan pada transformator hampir mustahil di
dapat, karena purifikasi minyak hanya dapat memperbaiki kualitas minyak dan
tidak dapat secara sempurna menyehatkan kembali kondisi minyak.
DAFTAR PUSTAKA
1. ‘‘Instruction Book for Condensate Pumps’’. (1980).
Mitsubishi Heavy Industry, Ltd, Tokyo.
49
5. Vicki Warren,dll. (2000). ‘‘IEEE 43-2000 Recommended
Practice for Testing Insulation Resistance of Rotating
Machinery’’. Institute of Electrical and Electronica
Engineers, Inc. USA.
50