Anda di halaman 1dari 1

RIWAYAT ARYA BEBED

Menurut cerita rakyat Bali yang ditegaskan dalam Prasasti Aria Bebed di daerah
Pangastulan dekat Singaraja, dikatakan bahwa sosok Aria Bebed sebenarnya adalah putra
Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit. Aryo bebed lahir hasil hubungan Gajah Mada dengan
Ni Luh Ayu Sekarini, anak perempuan seorang pertapa dari Dukuh Kedangan-Bali. Peristiwa
asmara antara Gajah Mada dengan Ni Luh Ayu Sekarini terjadi pada saat Gajah Mada sedang
bertugas mengadakan ekspedisi ke Bali.
Dikisahkan ketika Ni Luh Ayu Sekarini mengandung, Gajah Mada meninggalkannya
kembali kembali ke Majapahit. Setelah anak Gajah Mada itu lahir dan masih berumur
kanak-kanak, ia mencari ayahnya, ke Majapahit dengan mengenakan kain bebed pemberian
Gajah Mada kepada Ni Luh Ayu Sekarini dulu. Sesampainya di Majapahit, anak itu duduk di
atas batu di depan rumah Gajah Mada. Karena disoraki oleh orang-orang Majapahit, anak itu
menangis. Patih Gajah Mada keluar menemui anak itu dan menanyakan siapa dan dari mana
asalnya. Anak itu berkata jujur berasal dari Bali, ibunya bernama Ni Luh Ayu Sekarini dan
bermaksud mencari ayahnya Gajah Mada. Mendengar itu Gajah Mada terharu dan mengakui
anak itu sebagai puteranya. Anak itu kemudian dibawa ke dalam rumah dipertemukan dengan
istrinya Ken Bebed. Setelah dijelaskan, Ken Bebed yang belum mendapatkan anak itu turut
merasa terharu. Anak itu akhirnya tinggal di Majapahit. Ken Bebed sangat menyayangi anak
itu layaknya anak sendiri. Anak itu kemudian diberi nama Aria Bebed. Setelah beberapa lama
tinggal di Majapahit, Aria Bebed kembali ke Bali dan membentuk keluarga turun temurun di
Bali.
Konon keturunan Arya Bebed memiliki ciri khas rambut digelung kecil di atas kepala
sampai sekarang. Masyarakat Bali juga masih melestarikan sebuah sendratari bertajuk Arya
Bebed yang mengisahkan kisah asmara Gajah Mada dengan Ni Luh Ayu Sekarini serta buah
asmara tersebut yaitu Arya Bebed. Kisah Arya bebed dikenal dalam babad bali yang kemudian
dikukuhkan dalam sebuah prasasti modern bernama Prasasti Arya Bebed pada tahun 1959.
Konon pula, menurut cerita rakyat Desa Kuncir - Nganjuk, dulu ada keturunan Gajah
Mada yang datang mencari leluhurnya ke lereng Wilis. Mereka memiliki ciri khas rambut
dikuncir kecil dan mereka membangun pemukiman di sekitar lereng Wilis yang kelak disebut
Desa Kuncir. Sampai sekarang warga desa Kuncir masih memelihara tradisi menguncir kecil
rambut anak laki-laki dan tidak memotongnya sampai waktu yang ditentukan. Besar
kemungkinan masyarakat asli Desa Kuncir adalah keturunan Arya Bebed dari Bali, putra
Gajah Mada yang dimakamkan di Ngliman-Sawahan.

Anda mungkin juga menyukai