Disusun oleh:
Ghulam Fathul Amri (121021800009)
1) Istihsan bi an-Nashsh
2) Istihsan Bi al-Ijma’
1
Kementrian agama RI, Al-Qur’an Terjemah dan Tajwid (Jawa Barat, Sygma creative media corp,
2014), an-Nisa’, (12).
2
Abd. Rahman Dahlan,Ushul Fiqh Cet.4,( Jakarta : Amzah 2016), h.200
3
Muhammad Abu Zahra, Ushul Fiqh,( Jakarta : PT. Firdaus Pustaka), h 409
5
Akan tetapi karena transaksi model itu telah dikenal dan sah
sepanjang zaman, maka hal itu dipandang sebagai ijma’ atau urf’Am
(tradisi) yang dapat mengalahkan dengan dalil qiyas. Yang demikian ini
berarti merupakan perpindahan suatu dalil ke dalil lain yang lebih kuat
3) Istihsan bi al-Urf
4) Istihsan bi ad-Dharurah
4
Abd. Rahman Dahlan,Ushul Fiqh Cet.4,(Jakarta : Amzah 2016), h.202
6
kemudian akan bercampur dengan air yang bernajis. Demikian juga dengan
alat pengurasnya (timba atau mesin pompa air); ketika bekerja, air yang
bernajis akan mengotori alat tersebut, sehingga air akan tetap najis. Akan
tetapi, demi kebutuhan menghadapi keadaan darurat, berdasarkan istihsan,
air sumur atau kolam dipandang suci setelah dikuras.5
5
M uhammad Abu Zahra, Ushul Fiqh,( Jakarta : PT. Firdaus Pustaka), h 409
6
Abd. Rahman Dahlan,Ushul Fiqh Cet.4,( Jakarta : Amzah 2016), h.203