Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Intra Uterin Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum
terjadi proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau BB janin lebih dari
1000 gram.
Janin bisa juga mati di dalam kandungan (IUD) karena beberapa factor antara lain
gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan,hal tersebut menjadi berbahaya karena suplai
makanan yang di konsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Sehingga pertumbuhan
janin terhambat dan dapat mengakibatkan kematian. Begitu pula dengan anemia, karena
anemia adalah kejadian kekurangan FE maka jika ibu kekurangan Fe dampak pada janin
adalah irefersibel. Kerja organ – organ maupu aliran darah janin tidak seimbang dengan
pertumbuh janin ( IUGR).
American College of Obstetrics and Gynecologists juga merekomendasikan kematian
termasuk terjadi pada 22 minggu kehamilan atau lebih (kelompok lain menggunakan 20
minggu kehamilan). Meskipun definisi kematian janin paling sering digunakan dalam
literatur medis, hal ini bukan berarti definisi saja. Bahkan di Amerika Serikat, perbedaan
dalam definisi yang digunakan adalah substansial. Pusat Nasional Statistik Kesehatan AS,
sebuah divisi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, update secara berkala Model
Statistik Vital Negara Undang-Undang dan peraturan untuk membantu negara dalam
mengembangkan undang-undang vital statistik. Mereka merekomendasikan pelaporan
kematian janin yang terjadi pada janin dengan berat 350 gram atau lebih atau dari 20 minggu
kehamilan atau lebih besar (lihat Pusat Nasional Statistik Kesehatan). Kebijakan ini, tetapi,
hanya panduan dan praktek pelaporan bervariasi antara negara.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
“Bagaimanakah gambaran janin mati dalam rahim (IUFD)”.

1
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini :
1. Penulis dapat mengetahui dan memahami mengenai Intra Uterin Fetal Death (IUFD)
· Definisi IUFD - Komplikasi IUFD
· Etiologi IUFD - Penatalaksanaan IUFD
· Tanda dan Gejala IUFD - Pengelolaan
· Diagnosis IUFD - Pencegahan
2. Untuk memenuhi tugas praktek lapangan dalam pembuatan Asuhan Kebidanan pada
kehamilan dengan Patologi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Intra Uterine Fetal Death/Kematian Janin dalam rahim yaitu kematian yang terjadi
pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gr atau
lebih
Menurut WHO dan The American College Of Obstetricians and Gynecologists yang
disebut kematian janin adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram
atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Kematian
janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau infeksi.

2.2 Klasifikasi

Golongan I Golongan II Golongan III Golongan IV

(Blast Ovum) (Death Conception) (Late Fetal Death)


kematian sebelum kematian sesudah ibu kematian sesudah kematian yang tidak
massa kehamilan hamil 20-28 minggu masa kehamilan >28 dapat digolongkan
mencapai 20 minggu minggu. pada ketiga golongan
penuh di atas

2.3 Etiologi
Penyebab dari IUFD seringkali dipicu oleh Ketidak cocokan rhesus darah ibu dan
janin, ketidak cocokan golongan darah ibu dan janin, gerakan janin yang terlalu aktif,
penyakit pada ibu, kelainan kromosom, trauma saat hamil, infeksi pada ibu, kelainan bawaan
janin, perdarahan antepartum, penyakit saluran kencing, penyakit endokrin, malnutrisi, dll.
Pada 25-60 % kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian janin dapat
disebabkan oleh faktor maternal, fetal, atau kelainan patologik plasenta.
 Faktor maternal antara lain adalah
Post term (> 42 minggu), diabetes mellitus tidak terkontrol, sistemik lupus eritematosus,
infeksi, hipertensi, preeklamsia, eklamsia, hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus,
ruptura uteri, antifosfolipid sindrom, hipotensi akut ibu,kematian ibu.
 Faktor fetal antara lain adalah

3
Hamil kembar, hamil tumbuh terhambat, kelainan kongenital, kelainan genetik, infeksi.
 Faktor plasenta antara lain adalah
Kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, ketuban pecah dini, vasa previa.
 Sedangkan faktor risiko terjadinya kematian janin intrauterin meningkat pada usia ibu >
40 tahun, pada ibu infertil, kemokonsentrsi pada ibu, riwayat bayi dengan berat badan lahir
rendah, infeksi ibu (ureplasma urealitikum), kegemukan, ayah berusia lanjut.

Untuk diagnosis pasti penyebab kematian sebaiknya dilakukan otopsi janin dan
pemeriksaan plasenta serta selaput. Deperlukan evaluasi secara komprehensif untuk mencari
penyebab kematian janin termasuk analisis kromosom, kemungkinan terpapar unfeksi untuk
mengantisipasi kehamilan selanjutnya.
Pengelolaan kehamilan selanjutnya bergantung pada penyebab kematian janin.
Meskipun kematian janin berulang jarang terjadi, demi kesejahteraan keluarga,pada
kehamilan berikut diperlukan pengelolaan yang lebih ketat tentang kesejahteraan janin.
Pemantauan kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan anamnesis, ditanyakan
aktivitas gerakan janin pada ibu hamil, bila mencurigakan dapat dilakukan pemeriksaan
kardiotokografi.

2.4 Patofisiologi
Janin bisa juga mati di dalam kandungan (IFUD) karena beberapa faktor antara lain
gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan, hal tersebut menjadi berbahaya karena suplai
makanan yang di konsumsi ibu tidak mencukupi kebutuhan janin. Serta anemia, karena
anemia disebabkan kekurangan Fe maka dampak pada janin adalah irefersibel. Kerja organ –
organ maupu aliran darah janin tidak seimbang dengan pertumbuhan janin.

2.5 Tanda dan Gejala


 Pertumbuhan janin (-), bahkan janin mengecil sehingga tinggi fundus uteri menurun.
 Bunyi jantung janin tak terdengar dengan fetoskop dan dipastikan dengan doppler.
 Keluhan ibu : menghilangnya gerakan janin.
 Berat badan ibu menurun.
 Tulang kepal kolaps.
 USG : merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian
janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan.
 Pemeriksaan hCG urin menjadi negatif. Hasil ini terjadi beberapa hari setelah kematian
janin.

4
2.6 Diagnosis
Penetapan diagnosa di peroleh dengan cara : anamnesa, pemeriksaan yang meliputi
palpasi, auskultasi, reaksi kehamilan, rontgen foto abdomen.Riwayat dan pemeriksaan fisik
sangat terbatas nilainya dalam membuat diagnosis kematian janin. Umumnya penderita hanya
mengeluh gerakan janin berkurang, pada pemeriksaan fisik tidak terdengar denyut jantung
janin. Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan ultrasound , dimana tidak tampak
adanya gerakan jantung janin.
Pada anamnesis gerakan menghilang. Pada pemeriksaan pertumbuhan janin tidak ada,
yang terlihat terlihat pada tinggi fundus uteri menurun, berat badan ibu menurun, dan
lingkaran perut ibu mengecil.
Dengan fetoskopi dan doppler tidak dapat didengar adanya bunyi jantung janin.
Dengan sarana penunjang diagnostik lain yaitu USG, tampak gambaran janin tanpa tanda
kehidupan. Dengan foto radiologik setelah 5 hari tampak tulang kepala kolaps, tulang kepala
saling tumpang tindih (gejala ‘spalding’) tulang kepala hiperrefleksi, edema sekitar tulang
kepala; tampak gambaran gas pada jantung dan pembuluh darah. Pemeriksaan hCG urin
menjadi negatif setelah beberapa hari kematian janin. Komplikasi yang dapat terjdi ialah
trauma psikis ibu ataupun keluarga, apalagi bila waktu antara kematian janin dan persalinan
berlangsung lama. Bila terjadi ketuban pecah dapat terjadi infeksi. Terjadi koagulopati bila
kematian janin lebih dari 2 minggu.
2.7 Komplikasi
 Trauma emosional yang berat terjdi bila waktu antara kematian janin dan persalinan
cukup lama.
 Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah.
 Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 minggu.

2.8 Pencegahan

Upaya mencegah kematian janin, khususnya yang sudah atau mendekati aterm adalah
bila ibu mersa gerakan janin menurun, tidak bergerak, atau gerakan janin terlalu keras, perlu
dilakukan pemeriksaan ultrasonografi. Perhatikan adanya solusio plasenta. Pada gamelli
dengan T + T (twin to twin transfusio) pencegahan dilakukan dengan koagulasi pembuluh
anastomosis.

5
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

NY “KP” UMUR 28 TAHUN G1P0000 UK 25 MINGGU DENGAN DEATH CONCEPTUS

DI POLIKLINIK KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD SANJIWANI GIANYAR

TANGGAL 13 NOVEMBER 2013

Tempat Pelayanan :Poli Klinik lebidanan Nomor RM : 467841

RSUD. Sanjiwani Gianyar Tgl diberikan pelayanan:13-11-2013

Dokter yang merawat : Tgl pengkajian : 13-11-2013

6
Bidan: Pukul : 09.10 wita

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Ibu Suami
Nama : Ny “KP” Tn “KS”
Umur : 28 tahun 33 tahun
Suku Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA SMP
Pekerjaan : IRT Pegawai Swasta
Penghasilan/bulan : - -
Alamat rumah : Br padpadan petak kaja
Telepon : 081915xxxxxx
Alaat tempat kerja : - -
Telepon : - -
2. Alasan Memeriksakan Diri :
Ibu datang untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.

3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan gerakan janinnya berkurang sejak 3 hari yang lalu

4. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan menstruasi pertama kali saat berumur 14 tahun. Siklus haid teratur dan
lamanya 4-5 hari, dengan 3x ganti pembalut dalam 1 hari. Ibu mengatakan tidak pernah
mengalami keluhan saat haid seperti sakit perut. Ibu juga mengatakan hari pertama haid
terakhirnya (HPHT) pada tanggal 22-05-2013, dan tafsiran persalinannya (TP) 29-02-
2014.
5. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali secara sah dengan lama perkawinan 2 tahun.

N Tgl/bln Tempat/p UK saat Jenis Kondisi Keadaan Keadaan lakta


o /tahun enolong persalinan persalianan saat nifas anak/JK/ si
partus bersalin BBL/keada
an sekarang

1. Ini

7
6. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Tidak Ada karena ini merupakan kehamilannya ang pertama

7. Riwayat Hamil Ini


Ibu mengatakan pada TW I kehamilan ibu mengalami mual muntah . Pada TW II
kehamilan ibu tidak mengalami keluhan.namun gerkanan janin pada trimester ini
dikatakan berkurang Serta ibu juga mengatakan pernah mengkonsumsi obat dan
suplement, seperti asam folat, vitamin B6, kalk, SF, dan vitamin C. Ibu juga mengatakan
tidak pernah berperilaku yang membahayakan kehamilannya, seperti morokok pasif atau
aktif, minum jamu, minum-minuman keras, kontak dengan binatang, narkoba, ataupun
diurut oleh dukun.

8. Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh ibu/riwayat operasi


Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit, seperti kardiovaskuler, hipertensi,
asthma, epilepsi, TORCH, DM, TBC, PMS. Dan ibu juga mengatakan tidak pernah
memiliki riwayat operasi.
9. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Adik, Paman, Bibi) yang pernah menderita sakit
Ibu mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan,
seperti kanker, asthma, hipertensi, DM, penyakit jiwa, kelainan bawaan, hamil kembar,
epilepsi, alergi ataupun penyakit menular, Seperti : penyakit hati, TBC, PMS/HIV/AIDS.
10. Riwayat Gynekologi
Ibu mengatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit yang menyerang organ
reproduksinya, seperti : cervisitis cronis, endometriosis, myoma, polip servix, kanker
kandungan. Ibu juga mengatakan tidak memiliki riwayat infertilitas, perkosaan dan
operasi kandungan.
11. Riwayat dan Rencana Penggunaan Kontrasepsi
Tidak ada
12. Data bio-psiko-sosial-spiritual
1. Biologis

8
a. Bernafas
Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat bernapas.
b. Nutrisi
Ibu mengatakan ada perubahan dalam nafsu makannya. Ibu mengatakan makan 3x
dalam sehari dengan porsi sedang dengan jenis makanan pokok, lauk pauk, sayur
dan buah. Ibu juga mengatakan tidak ada pantangan makanan.
Ibu mengatakan minum 8 gelas air mineral per-hari dan 1 gelas susu khusus ibu
hamil setiap malam hari. Ibu mengatakan tidak pernah minum-minuman
beralkohol, kopi, ataupun teh dan ibu tidak merokok.
c. Eliminasi
Ibu mengatakan BAK 7 kali per-hari dengan warna kuning jernih dan tidak ada
keluhan saat BAK. Ibu juga mengatakan BAB 1 kali per-hari dengan konsistensi
lembek dan tidak ada keluhan saat BAB.
d. Istirahat dan tidur
Aktivitas yang dilakukan ibu, yaitu pekerjaan rumah tangga seperti mengepel,
masak, mencuci pakaian. Ibu mengatakan biasa tidur siang selama 1 jam per-hari
dan tidur malam 9 jam. Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat istirahat.
e. Hubungan seksual
Ibu mengatakan terjadi perubahan pada pola hubungan seksual, dimana frekuensi
berhubungan seksual berkurang, namun suami dapat menerima.
2. Psikososial
Ibu mengatakan sudah siap mental terhadap kehamilan keduanya ini. Ibu mengatakan
sangat menerima kehamilannya ini, karena memang sudah direncakan dengan suami.
Ibu mengatakan memiliki hubungan baik dengan keluarga dan kehamilan nya sangat
didukung oleh suami, orang tua, mertua dan keluarga yang lain, dimana pengambil
keputusan adalah suami.
3. Spiritual dan ritual yan perlu dibantu
Ibu mengatakan tidak ada spiritual dan ritual yang perlu dibantu.
13. Pengetahuan yang belum diketahui oleh orang tua :
Ibu belum mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan pada Trimester ke 2

II. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu baik dengan kesadaran compos mentis, BB 64 kg, BB sebelumnya 63
kg, dengan LILA 27,5 cm dan TB 156 cm. TD 120/80 mmHg, TD sebelumnya 110/60
mmHg, nadi 80 x / menit, suhu 36,50 C, respirasi 21 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : Tidak ada kelainan, tidak ada oedema dan pucat.
b. Mata : Conjungtiva berwarna merah muda, sclera berwarna
putih.

9
c. Mulut : mukosa lembab dan bibir ibu nampak segar.
d. Leher : Tidak ada kelainan, seperti pembesaran kelenjar limfe,
Pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada bendungan vena
jugularis.
e. Dada : Tidak ada kelainan seperti dyspneu, orthopneu, thacypneu dan
tidak terdengar wheezing. Payudara tidak ada kelainan, tampak
membesar, areola tampak hiperpigmentasi dan tampak bersih.
f. Tangan dan kaki : Tidak ada kelainan, kuku jari bersih, tidak ada oedema pada
tangan dan kaki, tidak ada varises pada kaki, reflek patella +/+ ,
tanda homan -/- pada kedua kaki dan tidak ada kelainan.

3. Pemeriksaan Khusus Obstetri


Abdomen : Pembesaran perut tidak sesuai UK.
Inspeksi : Perut ibu nampak membesar dengan arah memanjang
Tinggi Fundus Uteri: 3 jari di atas sympisis
TFU (Mc.Donald) : 20 cm, dan TBBJ (Johnson Tausak) = 1240 gram.
VT : vulva/vagina normal, portio lunak, tidak ada pembukaan serviks,
pengeluaran darah (+)
Ibu belum merasakan adanya his, nyeri tekan dan ostborn test.
Pada pemeriksaan auskultasi tidak terdengar djj pada janin
Tidak dilakukan pemeriksaan ano genital. Tidak ada inspeksi pengeluaran pervaginam
seperti darah, lendir, atau air ketuban. Inspekulo vagina dan vaginal toucher tidak
dilakukan.
4. Pemeriksaan Penunjang
Akan dilakukan pemeriksaan penunjang dengan hasil terlampir.

III. ANALISIS

NY “KP” Umur 28 Tahun G1P0000 UK 25 minggu dengan death conceptus

IV. PENATALAKSANAAN

1. Melakukan informed concent dan melakukan pendekatan pada pasien agar memudahkan
dalam menjalankan tindakan dengan memperkenalkan diri, memberitahu maksud dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan pada ibu, ibu menerima dengan baik.

2. Melakukan anamnesa pada ibu untuk mengetahui status kesehatan , keluhan dan keadaan ibu
saat ini , anamnesa telah dilakukan , ibu memberi informasi dengan baik .

3. Melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil. Pemeriksaan sudah dilakukan.

10
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk melakukan pemeriksaan USG. Kolaborasi
sudah dilakukan, hasil pemeriksaan terlampir .

5. Menjelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan, supaya ibu mengetahui akan
keadaannya, yaitu bahwa janin dalam kandungan ibu telah meninggal yang ditandai
dengan tidak adanya gerakan janin yang dirasakan oleh ibu dan tidak tedengarnya DJJ

saat pemeriksaan berlangsung, ibu mengerti dan tampak sedih mendengar hasil
pemeriksaan yang disampaikan dokter.
6. Memberi dukungan mental kepada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga sabar dan
dapat menerima keadaan yang terjadi. Memberi dukungan dan pendampingan pada ibu
untuk tetap tabah dan menyerahkan segalanya pada yang lebih berkuasa, yaitu Tuhan,
ibu mengatakan sudah dapat menerima kematian bayinya dan mengatakan ikhlas atas
hal tersebut.
7. Melakukan kolaborasi dengan dr SpOG untuk penanganan lebih lanjut. Kolaborasi telah
dilakukan , ibu akan direncanakan untuk dilakukan kuretase.
8. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan agar janin sesegera
mungkin dilahirkan dengan cara kuretase. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan

menerima tindakan yang dilakukan.


9. Memberitahu pada ibu dan keluarga agar segera mengambil keputusan untuk segera melahirkan
janin agar nantinya tidak mengganggu kondisi kesehatan ibu dan tidak terjadinya infeksi /
toksin ditubuh ibu. Ibu dan keluarga sudah memutuskan untuk dilakukannya tindakan kuretase.
10. Mengantar ibu untuk konsultasi ke poli anastesi terkait dengan rencana tindakan yang akan
dilakukan. Konsultasi telah dilakukan, kuretase akan dilakukan tanggal 16 November 2013.
11. Menganjurkan ibu untuk control kembali sebelum dilakukannnya kuretase. Ibu bersedia untuk
kunjungan ulang sebelum dilakukan kuretase.
12. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan ke register rawat jalan. Pendokumentasian sudah
dilakukan.

11
LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. PEMERIKSAAN USG

2. PEMERIKSAAN LAB

12
13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
IUFD adalah kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 28 minggu dimana
janin sudah mencapai ukuran 1000 gram atau lebih. Umumnya kematian janin terjadi
menjelang persalinan saat usia kehamilan sudah memasuki 6-8 bulan. Death conceptus adalah
kematian janin dalam kandungan dimana usia kehamilan lebih dari 20 minggu sampai 28
minggu.

14
Adapun beberapa penyebab kematian janin dalam kandungan adalah:
1. Ketidak cocokan golangan darah, rhesus ibu dan bayinya
2. Gerakan bayi yang berlebihan
3. Berbagai penyakit pada ibu hamil
4. Kelainan kromosom
5. Trauma saat hamil
6. Infeksi pada ibu hamil
7. Kelainan bawaan bayi.

4.2 Saran
Penulis diharapkan dapat memberikan KIE yang tepat kepada ibu masa kehamilan begitu
juga dengan keluarga , sehingga ikut berperan serta dalam menurunkan angka kematian bayi.

15

Anda mungkin juga menyukai