Anda di halaman 1dari 56

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Kefamenanu


Mata Pelajaran : Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga
Kom. Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
Kelas / Semester : XI /3
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Materi pokok : Kopling
Alokasi Waktu : 4x Pertemuan (@90 menit)

A. Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif. Pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional
2. Keterampilan
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah
sesuai dengan bidang kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan
keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami
dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung

B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI pengetahuan
3.1. Memahami Unit Kopling
2. KD pada KI keterampilan
4.1. Memelihara Mekanisme Kopling
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI pengetahuan
3.7.1 Menjelasakan fungsi sistem kopling
3.7.2 Menjelasakan prinsip dasar sistem kopling
3.7.3 Menjelaskan jenis-jenis sistem kopling
3.7.4 Menjelasakan komponen-komponen kopling
3.7.5 Menjelaskan system penggerak kopling
3.7.6 Menjelaskan kopling system tarik
3.7.7 Menerangkan prosedur pemeriksaan komponen-komponen
sistem kopling
3.7.8 Menerangkan prosedur penyetelan pedal kopling
3.7.9 Menerangkan diagnose kerusakan sistem kopling
2. Indikator KD pada KI keterampilan
4.7.1 Melaksanakan prosedur pemeriksaan komponen-komponen
sistem kopling
4.7.2 Melaksanakan prosedur perbaikan sistem kopling
4.7.3 Melaksanakan overhaul sistem kopling

D. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan indikator KD pada KI pengetahuan
Setelah berdiskusi dan menggali informasi peserta didik dapat:
a. Menjelasakan fungsi sistem kopling
b. Menjelasakan prinsip dasar sistem kopling
c. Menjelaskan jenis-jenis sistem kopling
d. Menjelasakan komponen-komponen kopling
e. Menjelaskan system penggerak kopling
f. Menjelaskan kopling system tarik
g. Menerangkan prosedur pemeriksaan komponen-komponen sistem
kopling
h. Menerangkan prosedur penyetelan pedal kopling
i. Menerangkan diagnosa kerusakan sistem kopling
2. Tujuan indikator KD pada KI keterampilan
a. Disediakan trainer sistem kopling , peserta didik mampu
melaksanakan prosedur pemeriksaan komponen-komponen sistem
kopling sesuai prosedur
b. Dengan peralatan gambar, peserta didik mampu memeriksa
prosedur pemeriksaan komponen-komponen sistem kopling sesuai
dengan buku pedoman perbaikan
c. Dengan peralatan gambar, peserta didik mampu melaksanakan
overhaul sistem kopling sesuai dengan prosedur

E. Materi Pembelajaran
a. Fungsi sistem kopling
b. Prinsip dasar sistem kopling
c. Jenis-jenis sistem kopling
d. Komponen-komponen kopling
e. Sistem penggerak kopling
f. Kopling sistem tarik
g. Pemeriksaan komponen-komponen sistem kopling
h. Prosedur penyetelan pedal kopling
i. Diagnosa kerusakan sistem kopling
j. Prosedur overhaul system kopling

F. Model Dan Metode


1. Pendekatan : Saintific
2. Model : Problem Based Learning
3. Metode : Diskusi dan tanya jawab

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
1. Kegiatan pendahuluan
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
1. Membuka dan memulai pembelajaran dengan 10

salam dan berdoa menit


2. Menyampaiakn tujuan dan kompetensi yang -
harus dikuasi siswa dan kreteria serta bentuk
penilaian hasil belajar
3. Kegiatan inti
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
1. Guru menyajikan materi-materi yang akan dipelajari Klarifikasi 10
dan mengidentifikasi materi untuk dikelompokkan permasalahan menit
sebagai bahan diskusi. Kelompok 1: fungsi dan
komponen. Kelompok 2: jenis dan cara kerja.
Kelompok 3: prosedur perawatan. Kelompok 4:
Prosedur pembongkaran, pemeriksaan, dan perakitan
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
komponen. Kelompok 5: diagnosa kerusakan dan
perbaikan (mengamati)
2. Siswa mengidentifikasi dan melakuakan 15
brainstorming sesuai dengan tema diskusi dalam menit
kelompokknya
Brainstorming
3. Guru memfasilitasi siswa untuk mengklarifikasi fakta,
konsep, prosedur dan kaidah dari masalah yang telah
didiskusikan dalam kelompok (menanya)
4. Siswa melakukan kegiatan pengumpulan data dan 15
informasi terkait dengan penyelesaian masalah, menit
perpustakaan, web, dan berbagai sumber data yang
Pengumpulan
lain serta melakukan observasi
informasi dan
5. Siswa secara mandiri mengolah hasil pengumpulan
data
informasi/data untuk dipergunakan sebagai solusi
dalam menyelesaikan masalah (mengumpulkan
informasi)
Berbagi 20
6. Siswa kembali melakukan brainstorming,
informasi dan menit
klarifikasi informasi, konsep dan data terkait
berdiskusi
dengan permasalahan yang ada dan
untuk
menemukan solusinya, melakukan peer learning
menemukan
dan bekerjasama (working together)
solusi
7. Siswa menyusun laporan hasil diskusi
penyelesaian
penyelesaian masalah (menalar)
masalah
3. Kegiatan penutup
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
8. Guru mengingatkan tugas dari masing-masing 10

kelompok menit
-
9. Mengakhiri pembelajaran dengan salam dan
berdo’a
Pertemuan Kedua:
1. Kegiatan pendahuluan
Sintak
Deskripsi Kegitan Pembelajara
n
1. Membuka dan memulai pembelajaran dengan - 10

salam dan berdoa menit


2. Menyampaiakn kegiatan pembelajaran pada hari
Sintak
Deskripsi Kegitan Pembelajara
n
ini
2. Kegiatan inti
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
3. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di 30

depan kelas dimulai dari kelompok 1 sampai menit


Presentasi
kelompok 4
Hasil
4. Siswa mereview, menganalisis, mengevaluasi
Penyelesaian
dan refleksi terhadap pemecahan masalah yang
Masalah
ditawarkan beserta reasoningnya dalam diskusi
kelas (mengkomunikasikan)
5. Siswa mengemukakan ulasan terhadap pembelajaran 40
yang dilakukan menit

6. Guru dan siswa melakukan merefleksi atas kontribusi


setiap orang dalam proses pembelajaran Refleksi
7. Guru dan siswa memberikan apresiasi atas partisipasi
semua pihak
8. Guru melakukan eavaluasi pembelajaran (Penilaian
Harian)
3. Kegiatan penutup
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
9. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran 10

minggu depan adalah praktikum dan menit

menghimbau siswa untuk mempersiapkannya -


10.Mengakhiri pembelajaran dengan salam dan
berdo’a
Pertemuan Ketiga:
1. Kegiatan pendahuluan
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
1. Membuka dan memulai pembelajaran dengan 10

salam dan berdoa menit


2. Menyampaiakn tujuan dan kompetensi yang -
harus dikuasi siswa dan kreteria serta bentuk
penilaian hasil belajar
2. Kegiatan inti
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
3. Guru menjelaskan prosedur pembongkaran, 15
Klarifikasi
pemeriksaan, dan perakitan komponen sistem menit
permasalahan
kopling dan mendemonstrasikannya (mengamati)
4. Siswa mengidentifikasi dan melakukan brainstorming 15
sesuai dengan tema diskusi dalam kelompokknya menit

5. Guru memfasilitasi siswa untuk mengklarifikasi fakta, Brainstorming


konsep, prosedur dan kaidah dari masalah yang telah
didiskusikan dalam kelompok (menanya)
6. Siswa melakukan praktikum sesuai dengan urutan 30
dan kelompokknya menit

7. Siswa melakukan kegiatan pengumpulan data dan


Pengumpulan
informasi saat melakukan praktikum (mencoba)
informasi dan
8. Siswa secara mandiri mengolah hasil pengumpulan
data
informasi/data untuk dipergunakan sebagai solusi
dalam menyelesaikan masalah (mengumpulkan
informasi)
Menemukan 5 menit

9. Siswa menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian solusi


masalah (menalar) penyelesaian
masalah
Presentasi 5 menit

10. Siswa melaporkan hasil penyusunan laporannya Hasil


kepada guru (mengkomunikasikan) Penyelesaian
Masalah
11.Guru mengemukakan ulasan tentang kegiatan 5 menit
Refleksi
pembelajaran
3. Kegiatan penutup
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
12.Guru menyampaiakan kegiatan pembelajaran 5 menit

minggu depan
-
13.Mengakhiri pembelajaran dengan salam dan
berdo’a
Pertemuan Keempat:
1. Kegiatan pendahuluan
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
1. Membuka dan memulai pembelajaran dengan - 10
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
salam dan berdoa menit
2. Menyampaikan tujuan dan kompetensi yang
harus dikuasi siswa dan kreteria serta bentuk
penilaian hasil belajar
2. Kegiatan inti
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
3. Guru menjelaskan prosedur perawatan, diagnosa 15
Klarifikasi
kerusakan, dan perbaikan sistem kopling dengan menit
permasalahan
mendemonstrasikannya (mengamati)
4. Siswa mengidentifikasi dan melakuakan 15
brainstorming sesuai dengan tema diskusi dalam menit
kelompokknya
Brainstorming
5. Guru memfasilitasi siswa untuk mengklarifikasi fakta,
konsep, prosedur dan kaidah dari masalah yang telah
didiskusikan dalam kelompok (menanya)
6. Siswa melakukan praktikum sesuai dengan urutan 30
dan kelompokknya menit

7. Siswa melakukan kegiatan pengumpulan data dan


Pengumpulan
informasi saat melakukan praktikum (mencoba)
informasi dan
8. Siswa secara mandiri mengolah hasil pengumpulan
data
informasi/data untuk dipergunakan sebagai solusi
dalam menyelesaikan masalah (mengumpulkan
informasi)
Menemukan 5 menit

9. Siswa menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian solusi


masalah (menalar) penyelesaian
masalah
Presentasi 5 menit

10. Siswa melaporkan hasil penyusunan laporannya Hasil


kepada guru (mengkomunikasikan) Penyelesaian
Masalah
11.Guru mengemukakan ulasan tentang kegiatan 5 menit
Refleksi
pembelajaran
3. Kegiatan penutup
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
12.Guru menyampaiakan kegiatan pembelajaran - 5 menit
Sintak Alokas

Deskripsi Kegitan Pembelajara i


Waktu
n
minggu depan
13.Mengakhiri pembelajaran dengan salam dan
berdo’a

H. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media : LCD Proyektor
2. Alat : Trainer sistem kopling, tool box
3. Bahan : Minyak rem, seal wheel cylinder, cairan
pembersih, majun
4. Literatur : a. Modul perbaikan system kopling, transmisi,
dan Gardan halaman 7 s/d 46.
b. Joob Sheet Sistem Kopling

I. Penilaian Pembelajaran, Remidial, dan Pengayaan


Kompetensi Dasar Teknik Penilaian Instrumen
3.1. memahami Unit 1. Tes Tertulis 1. Soal Tes Tertulis
kopling 2. Penugasan 2. Tugas
4.1. Memelihara 1. Tes Praktik/Unjuk 1. Soal Praktik
mekanisme kopling Kerja

1. Penilaian Pengetahuan

Soal:
1). Jelaskan fungsi sistem kopling pada sebuah kendaraan!
2). Sebutkan 5 jenis sistem kopling!
3). Sebutkan komponen-komponen utama sistem kopling!
4). Jelaskan cara kerja sistem kopling!
5). Sebutkan 4 kategori kebisingan yang sering terjadi pada sistem kopling!

Kunci Jawaban:
1). Untuk menghubungkan danmemutuskan putaran antara poros penggerak (fly
wheel) ke poros input transmisi.
2). a. Positive clutch
b. Friction Clutch
c. Hidraulic Clutch
d. Spring tipe clutch
e. Centrifugal clutch
3). a. clutch disc
b. fly wheel
c. clutch cover assembly (Pressure plate)
d. clutch release bearing
e. clutch release fork
4). a. Posisi Terhubung: Pegas penekan diafragma menekan plat penekan sehingga
plat penekan terhubung / tertekan. Kanvas kopling terjepit diantara roda gaya
dan plat penekan, putaran motor dapat dipindahkan ke poros kopling.

b. Posisi terlepas: Pegas penekan diafragma mengungkit plat penekan sehingga


plat kopling bebas dari penekanan. Kanvas kopling bebas dari penekan/jepitan,
putaran motor tidak dapat dipindahkan ke poros kopling.
5). a. Suara pada bearing transmisi – suara hilang setelah pedal kopling ditekan.
b. Bantalan pembebas rusak - kebisingan dimulai selama pedal kopling ditekan.
c. Clutch cover (penutup kopling) rusak - kebisingan dan getaran terjadi pada saat
pedal kopling ditekan setengah langkah.
d. Bantalan Pilot rusak - suara muncul setelah pedal kopling ditekan sepenuhnya.

Rubrik Penilaian Pengetahuan


No Soal Soal Soal Soal Soal
. No. No. No. No. No.
Nama siswa/ 1 2 3 4 5
kelompok.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Dst.

Keterangan :
Indikator penilaian pengetahuan
a. Jika menjawab lengkap dengan benar skor 4
b. Jika menjawab kurang lengkap dengan benar skor 3
c. Jika menjawab sebagian dengan benar skor 2
d. Jika salah jawabannya skor1

Pedoman Penskoran:

Jumlah skor yang di peroleh


Nilai = x 100
skor maksimal (20)

Kefamenanu, …………………2017
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

Dra. Yohana G. Kapitan Isak Semuel Djara Para, S.Pd.


NIP. -……………………………...
NIP. 19651208 199503 2 003
Lampiran Materi
SISTEM KOPLING

A. Tujuan
Setelah belajar materi kegiatan belajar 1 ini peserta diharapkan mampu
menelaah, mendiagnosa dan memahami tentang kopling kendaraan, khususnya
mengenai konstruksi, cara kerja, mendiagnosa dan perbaikan kopling pada
kendaraan bermotor.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mampu menjelaskan fungsi sistem kopling
2. Mampu menyebutkan 5 jenis-jenis kopling sistem kopling
3. Mampu menyebutkan 8 nama-nama komponen utama kopling
4. Mampu menjelaskan cara kerja sistem kopling.
5. Mampu mendiagnosa kerusakan sistem kopling.

C. Uraian Materi
1. Prinsip Dasar Kopling.
Sebuah kopling adalah bagian dari sistem pemindah tenaga yang digunakan
untuk menghubungkan dan memutuskan antara poros penggerak ke poros yang
digerakkan, sehingga poros yang digerakkan dapat berputar atau berhenti.
Sebuah aplikasi dari kopling adalah pada kendaraan di mana kopling digunakan
untuk menghubungkan dan memutus putaran mesin ke gear box. Sehingga
memungkinkan mesin bisa distart tanpa ada beban dari transmisi

Gambar 1. 1 Prinsip Kopling


Dua poros I1 dan I2 masing-masing berputar dengan kecepatan sudut ω1 dan
ω2. Pada mulanya I2 kecepatanya nol, kemudian kecepatannya sama dengan
menghubungkan bagian yang hitam. Pada mulanya terjadi slip karena dua
elemen yang berjalan pada kecepatan yang berbeda dan mengakibatkan
kenaikan suhu.
Seperti pada sistem rem, koping juga menggunakan gaya gesek dan
gaya normal. Pada materi ini dibatasi pada kopling aksial.
Kopling aksial adalah satu hubungan antara dua poros yang bergerak dalam
arah sama dengan memanfaatkan gaya gesek. Sebuah kopling aksial
diilustrasikan pada gambar di bawah. Ini terdiri dari disk penggerak terhubung ke
poros driving dan disk yang digerakkan terhubung ke poros driven. Sebuah pelat
gesek terpasang pada salah satu disk. Pegasi membuat kedua disk berhubungan
sehingga putaran dapat diteruskan dari satu poros ke poros yang lain.

Gambar 1. 2 Prinsip Kerja Kopling.


2. Jenis-jenis Kopling.
Jenis kopling banyak digunakan didalam industri otomotif. Pada dasarnya kopling
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Positive clutch (Dog clutch).
Dalam positive clutch, alur dibuat sedemikian rupa sehingga poros
driving dapat berhubungan denga poros driven. Ketika posisi terhubung
maka bagian-bagian gigi dapat masukkan ke dalam alur dan berputar
bersama-sama. Ketika posisi terlepas maka masing-masing gigi keluar
dari alur dan poros berputar sendiri-sendiri tanpa ada hubungan.
Gambar 1. 3 Positive clutch (Dog clutch).
b. Friction clutch (kopling gesek).
Jenis clutch ini, gaya gesek digunakan untuk kopling pada posisi
terhubung atau terputus. Sebuah pelat gesekan dipasang diantara poros
driving dan poros driven. Ketika kopling pada posisi terhubung, poros
driven terhubung (kontak) dengan poros driving. Sebuah gaya gesekan
bekerja diantara dua bagian tersebutSehinggai ketika poros driving
berputar, maka poros driven juga berputar. Jenis kopling ini dibagi
menjadi empat jenis sesuai dengan desain kopling.
1. Cone clutch (kopling konis).
Ini adalah jenis gesekan kopling. Seperti namanya, jenis kopling ini
terdiri dari konis (kerucut) yang dipasang pada driven dan bentuk sisi
roda gaya juga berbentuk kerucut. Permukaan kontak dilapisi dengan
lapisan gesekan. Kerucut dapat terhubung dan terlepas.

Gambar 1. 4 Cone clutch (kopling konis).


2. Single plate clutch (kopling plat tumggal).
Pada kopling plat tunggal flywheel adalah tetap pada poros mesin
dan pressure plate menempel pada flywheel. Pressure plate (plt
penekan) ini bebas untuk bergerak bersama debgan flywheel.
Sebuah pelat gesekan terletak antara roda gaya dan pressure plate.
Beberapa pegas dipasangkan ke dalam pressure plate pada posisi
terkompresi. Ketika posisi kopling terhubung maka pressure plate
memberikan gaya pada pelat gesekan karena tekanan pegas.
Sehingga kopling pada posisi terhubung. Ketika kopling terbebas
maka pressure plate menjauhi plat kopling.

Gambar 1. 5 Kopling Plat Tunggal.


3. Multi-plate clutch (kopling plat banyak)
Multi-plate clutch ini sama seperti plat kopling tunggal tetapi ada dua
atau lebih pelat kopling dipasangkan antara roda gaya (flywheel) dan
pressure plate.

Gambar 1. 6 Multi-plate clutch (kopling plat banyak)


4. Diaphragm clutch (kopling pegas disfragma).
Kopling ini mirip dengan kopling plat tunggal, pegas diafragma
digunakan sebagai pengganti coil pegas untuk menekanan pressure
plate. Dalam coil pegas, salah satu masalah besar terjadi yaitu pegas
tidak mendistribusikan gaya pegas secara seragam. Untuk
menghilangkan masalah ini, pegas diafragma digunakan pada
kopling. Kopling ini dikenal sebagai kopling diafragma.
Gambar 1. 7 Diaphragm clutch (kopling pegas disfragma).
c. Hydraulic clutch (Kopling hidrolis).
Kopling ini menggunakan cairan hidrolik untuk mengirimkan torsi. Menurut
desain clutch ini dibagi menjadi dua jenis.
1. Fluid coupling (Kopling fluida).
Ini adalah unit hidrolik yang menggantikan kopling. Dalam jenis kopling
fluida tidak ada hubungan mekanis antara driving dan driven. Sebuah
pompa impeller sebagai driving dan turbin runner sebagai driven.
Kedua unit di atas disatukan dan diisi dengan cairan. Cairan ini
berfungsi sebagai pemindah torsi dari impeller ke turbin. Ketika
impeler mulai berputar maka turbin juga berputar melalui cairan
dengan gaya sentrifugal. Cairan ini kemudian memasuki turbin runner
dan memberikan gaya pada runer blade. Ini membuat runner berputar.
Cairan dari runner kemudian mengalir kembali ke dalam pompa
impeller, sehingga sirkuit tertutup. Kopling ini digunakan untuk gear
box otomatis.

Gambar 1. 8 Fluid coupling (Kopling fluida).


2. Hydraulic torque converter.
Torque converter adalah sama dengan transformer listrik. Tujuan
utama dari converter torsi adalah untuk menhubungkan diving ke
driven dan meningkatkan torsi driven. Dalam torque converter, sebuah
impeller sebagai driving, turbin sebagai driven dan stasioner guide
vane ditempatkan di antara driving dan driven tersebut. Semua
komponen tersebut menjadi satu kesatuan dan diisi dengan cairan
hidrolik. Impeller berputar dengan driven dan melalui cairan dengan
daya sentrifugal. Cairan ini mengalir dari impeller ke turbin runner
melalui vane stator yang mengubah arah cair, sehingga
memungkinkan meningkatkan torsi dan kecepatan. Perbedaan torsi
antara impeller dan turbin tergantung pada vabe stator ini.

Gambar 1. 9 Hydraulic torque converter


d. Menurut metode hubungan.
1. Spring types clutch (Tipe kopling pegas).
Dalam kopling jenis ini , pegas heliks atau diafragma yang digunakan
untuk menekanan pressure plate untuk menhubungkan kopling.
Pegas ini terletak antara pressure plate dan penutup kopling (cover
clutch). pegas ini dipasangkan ke dalam posisi kompak dalam
kopling. Sehingga memberikan gaya tekanan pada pressure plate
sehingga kopling pada posisi terhubung.
2. Centrifugal clutch (Kopling sentrifugal).
Seperti namanya kopling sentrifugal, menggunakan gaya sentrifugal
yang digunakan untuk menghubungkan kopling. Jenis kopling ini
tidak memerlukan pedal kopling untuk mengoperasikan kopling.
Kopling dioperasikan secara otomatis tergantung pada kecepatan
mesin. Kopling iIni terdiri pemberat yang berputar pada lengan
kopling. Ketika kecepatan mesin meningkat maka gaya sentrifugal
pemberat meningkat pula.. Hal ini membuat kopling terhubung.

Gambar 1. 10 Centrifugal clutch (Kopling sentrifugal).


3. Semi-centrifugal clutch
Satu masalah besar terjadi pada kopling sentrifugal adalah bahwa
kopling sentrifugal bekerja pada kecepatan yang lebih tinggi tetapi
pada kecepatan yang lebih rendah tidak bisa. Kopling semi
senrifugal dapat bekerja pada kecepatan yang lebih tinggi dan
pada kecepatan yang lebih rendah. Jenis kopling ini dikenal
sebagai kopling semi-sentrifugal. Jenis kopling ini menggunakan
gaya sentrifugal serta gaya pegas dalam posisi terhubung. pegas
dirancang untuk mengirimkan torsi pada kecepatan normal,
sedangkan gaya sentrifugal dalam pada kecepatan yang lebih
tinggi.
Gambar 1. 11 Semi-centrifugal clutch (Kopling semi sentrifugal).

4. Electro-magnetic clutch (Kopling elektro magnet).


Dalam kopling electromagnet, gaya magnet digunakan untuk
memberikan kekuatan tekanan pada pressure plate sehinggat
kopling terhubung. Dalam jenis kopling ini, pelat driving atau pelat
driven terpadang kumparan listrik. Ketika listrik mengliri kumparan
ini maka akan timbul kemagnetan dan menarik plat lain. Jadi
kedua plat bergabung ketika listrik mengalir dan kopling dalam
posisi terhubung. Ketika aliran listrik terputus, maka kemagnetan
akan menghilang, dan kopling terbebas.

Gambar 1. 12 Kopling elektro magnet.


3. Komponen Kopling.
Pada pembahasan ini hanya pada kopling kering plat tungal karena kopling ini
yang banyak digunakan pada kendaraan ringan. Komponen utama kopling terdiri
dari :
a. Clutch disc (Plat kopling).
b. Flywheel (Roda gaya).
c. Clutch cover assembly (Unit penutup kopling).
d. Clutch release bearing (Bantalan pembebas kopling).
e. Clutch release fork (Garpu pembebas kopling).
Plat kopling terhubung ke poros input transmisi, dan terletak di antara roda gaya
dan unit penutup kopling. Roda gaya terhubung ke crankshaft mesin dan unit
penutup kopling terpasang pada roda gaya.

Gambar 1. 13 Komponen Kopling.

1. Flywheel (Roda gaya).


Roda gaya terhubung ke crankshaft mesin. Sebuah roda gaya adalah
sangat mirip dengan cakram pada sistem rem. Ini adalah pirngan
logam besar yang menyimpan dan melepaskan energi dari putaran
crankshaft. Ini memutar kopling dengan pada permukaan gesekan
dengan plat kopling. Sebagai tambahan, roda gaya menyediakan
permukaan mounting untuk unit penuyup kopling, dan juga
membuang panas.
Gambar 1. 14 Roda Gaya.

2. Pilot Bearing (Bantalan pilot).


Sebuah bantalan pilot berfungsi untuk mendukung poros input sisi
dari mesin. Bantalan pilot digunakan pada kendaraan adalah berupa
bantalan bola atau jarum atau berupa bushing yang terletak di lubang
di akhir crankshaft. Bantalan Pilot hanya berputar ketika kopling
terlbebas.

Gambar 1. 15 Tiga Macam Bantalan Pilot


3. Clutch Disc (Plat kopling)
Plat kopling adalah penghubung antara mesin dan transmisi. Sebuah
plat kopling memberikan area permukaan besar terbuat dari bahan
gesekan pada kedua sisi. Pada posisi tengah, terpasang peredam
untuk menyerap getaran torsional.
Kanvas terpaku pada pelat kopling di kedua sisi dan seperti pada
kampas rem. Pelat kopling memiliki desain bergelombang yang
memungkinkan memberkan efek melawan (menekan) ketika pelat
ditekan.

Gambar 1. 16 Plat Kopling.

Alur yang ada pada plat kopling sebagai empat kotoran atau udara
yang terperangkap pada saat kopling terhubung.

Gambar 1. 17 Alur Pada Plat Kopling


4. Clutch Hub & Damper Assembly.
Hub kopling berhubungan dengan poros input transmisi,
memungkinkan hub kopling untuk bergerak maju atau mundur pada
alur poros input transmisi. PadapPlat kopling terpasang peredam
untuk mengurangi atau menghilangkan getaran torsional yang terjadi
dari mesin dan drive yang tidak merata.
Selama mesin berputar, terjadi percepatan dan perlambatan.
Damper menghilangkan fluktuasi akibat dari perecepatan, yang
menimbulkan getaran.
Peredam (damper) terpasang pada plat kopling yang terdiri dari
flange hub yang berporos antara pelat disk, dan pelat penutup. Setiap
plat kopling memiliki 4-6 lubang di mana terdapat peredam torsi.
Peredam torsi menyerap kejutan: pada saat kopling terhubung, dan
pada saat terjadi percepatan dan perlambatan pada mesin.

Gambar 1. 18 Peredam Torsi Dari Karet.

Gambar 1. 19 Plat Kopling Dengan Peredam


Torsi Tunggal (Pegas Koil)

Peredam torsi dibuat untuk karakteristik masing-masing model


kendaraan. Dengan peredam bertingkat getaran mesin secara efektif
diminimalkan baik pada saat idling atau akselerasi.
.

Gambar 1. 20 Plat Kopling Dengan Peredam


Torsi Ganda (Pegas Koil)

5. Clutch Cover Assembly (Pressure Plate Assembly).


Clutch Cover Assembly terpasang pada roda gaya dan memberikan
tekanan yang diperlukan untuk memegang plat kopling pada roda
gaya untuk menyalurkan daya yang tepat. Hal yang sangat penting
bahwa clutch cover harus seimbang dan mampu memancarkan
panas yang dihasilkan ketika pelat kopling slip. Ada dua macam
Clutch Cover Assembly (unit plat penekan) yaitu unit plat penekan
dengan pegas diaafragma dan unit plat penekan pegas koil.

a. Unit plat penekan pegas diafragma.

Gambar 1. 21 Unit Plat Penekan Pegas Diafragma.

Plat penekan pegas diafragma (Gambar 1-21) menggunakan


pegas diafragma tunggal bukan pegas coil. Pegas diafragma
adalah plat bundar dari baja. Pegas diafragma dibengkokkan dan
memiliki segmen lingkaran dari tepi luar ke pusat. Pegas
diafragma dipasang pada pressure plate (unit plat penekan)
dengan tepi luar menyentuh bagian belakang pressure plate. Tepi
luar pegas diafragma dihubungkan dengan pressure plate (palt
penekan) dan ditahan secara melingkar pada sekitar 1 inci dari
tepi luar. Pegas samping menghubungkan pegas diafragma dan
pressure plate. Ketika bantalan pembebasan didorong melawan
pegas diafragma, pegas diafragma tertekuk ke dalam dan
pressure plate bergerak menjauh dari plat kopling.

Gambar 1. 22 Pegas Diafragma.

b. Unit plat penekan pegas coil.

Gambar 1. 23 Unit Plat penekan Pegas Koil.


Plat penekan pegas koil menggunakan pegas kecil mirip dengan
pegas katup (Gambar 1.23). Sisi belakang plat penekan ini
memiliki kantong untuk pegas koil dan pen untuk mengait tuas
pembebas. Selama kopling bekerja, pressure plate bergerak
bolak-balik di dalam penutup kopling. Tuas pembebas yang
berengsel di dalam pressure plate untuk membebaskan atau
memindahkan plat penekan menjauh dari plat kopling dari roda
gaya.
6. Clutch Release Bearing & Clutch Release Fork.
Tujuan dari bantalan pembebas kopling adalah untuk mentransfer
gerakan garpu pembebas kopling ke dpegas diafragma, untuk
membebaskan plat kopling.
Ada dua jenis bantalan pembebas, yaitu :
a. Konvensional
b. Self Centering

a. Conventional Release Bearing.


Sebuah bantalan bola ditekan terpasang pada garpu pembebas.
Hub dan bearing pembebas bergeser di bagian lengan penahan
bantalan didepan transmisi. Pada saat pedal kopling ditekan,
garpu pembebas bergerak dan bantalan pembebasan menuju
pegas diafragma. Sehingga plat kopling dibebaskan.

Gambar 1. 24 Conventional Release Bearing.

Gambar 1. 25 Bantalan Pembebas Kopling.


b. Self-Centering Release Bearing.
Sebuah bantalan pembebas digunakan untuk mencegah
kebisingan yang disebabkan oleh bearing pembebas menekan
pegas diafragma. Kebisingan ini terjadi ketika antara crankshaft,
cover clutch, poros input transaxle dan bantalan pembebas tidak
dalam garis yang sama. Hal ini terjadi pada transaxles karena
poros input tidak sesuai dengan bantalan pilot pada crankshaft.
Self-Centering Release Bearing mengkompensasi ini dengan
menyelaraskan antara bantalan pembebas dengan garis tengah
pegas diafragma. Ini membantu mencegah suara yang terkait
dengan pengoperasian kopling.
Self-Centering Release Bearing terbuat dari baja tekan. Bearing
ini tidak ditekan ke hub seperti pada bantalan pembebas
konvensional. Sebuah dudukan karet, dudukani resin, bantalan,
dan ring bergelombang disatukan pad hub dengan snap ring.
Diameter bagian dalam bantalan pembebasan ( B " pada gambar
) adalah 1 sampai 2 mm lebih besar dari diameter luar dari hub (A
pada gambar). Jarak ini memungkinkan bantalan pembebas
bergerak dengan sendirinya terhadap garis pusat untuk
menghindari keausan.

Gambar 1. 26 Konstruksi Self-Centering Release Bearing.


Gambar 1. 27 Self-Centering Release Bearing.

Gambar 1. 28 Cara Kerja Self-Centering Release Bearing.


4. Sistem Penggerak Kopling.
a. Sistem Hidrolis.
Dalam sistem kopling hidrolik, ada tiga komponen utama:
1. Master silinder.
2. Silinder pembebas.
3. Pedal kopling.
Master silinder menyimpan cairan hidrolik di reservoir dan
memberikan tekanan untuk operasi sistem. Ketika pedal kopling
ditekan, tekanan dibangun di master silinder memaksa cairan ke
silinder pembebasan, yang menyebabkan garpu pembebas kopling
untuk bergerak. Garpu pembebas dan bantalan pembebas menekan
pegas diafragma untuk membebaskan plat kopling.

Gambar 1. 29 Kopmonen Sstem Penggerak Hidrolis Kopling.


1. Master Cylinder.
Ketika pushrod ditekan, piston hidrolik menekan cairan di ruang A
dari master silinder (seperti yang ditunjukkan pada gambar).
Selama awal perjalanan piston, lubang kompensasi dalam master
silinder ditutup oleh piston. Memungkinkan terbentuk tekanan
cairan, yang diteruskan melalui saluran hidrolis kopling ke silinder
pembebas yang terletak di transmisi. Ketika pushrod dilepaskan,
piston dikembalikan ke posisi awal oleh pegas. Dengan demikian
lubang kompensasi terbuka, tekanan dalam ruang A sama dengan
reservoir.

Gambar 1. 30 Master Kopling.


2. Clutch Release Cylinder.

Gambar 1. 31 Clutch Release Cylinder.

b. Sistem mekanik.

Sistem kopling mekanik terdiri dari :


1. Pedal kopling dan tuas pembebas.
2. Kabel pembebas kopling.
3. Garpu pembebas.
4. Bantalan pembebas.
Pedal kopling secara mekanis terhubung ke garpu pembebas melalui
kabel. Jarak bebas pedal kopling ditunjukkan dengan celah antara
bantalan pembebas dan pegas diafragma.
Dalam sistem mekanis, plat kopling menyebabkan jari-jari pegas
diafragma bergerak lebih dekat ke bantalan pembebas, yang akan
mengurangi jarak bebas (free play). Sebagai sehingga kopling dapat
slip jika tidak ada jarak bebas.
Penyetelan jarak bebas dilakukan dengan mengubah panjang
selongsong kabel. Memperpendek selongsong kabel kopling pedal
akan memperlebar jarak bebas.
Gambar 1. 32 Sistem Penggerak Kopling Mekanis.

5. Kopling Sistem Tarik.


Pembebasan model tarik diperkenalkan pada 1987 pada Toyota Supr. Clutc
cover unit (unit penutup kopling) terbuat dari besi cor untuk meningkatkan
kekuatan dan kekakuan. Dengan output daya mesin yang tinggi, diperlukan
tekanan pegas diafragma yang lebih besar. Dengan menggunakan mekanisme
pembebasan model tarik, rasio tuas pegas diafragma dapat ditingkatkan untuk
meminimalkan kekuatan pedal tambahan yang diperlukan untuk membebaskan
plat kopling.
Perbedaan mekanisme pembebasan model tarik dibandingkan pembebasan
model konvensional (tekan) adalah :
a. Bantalan pembebas dan hub presisi terhadap pegas diafragma.
b. Pefas diafragma ditarik keluar bukannya didorong kedalam.
c. Pivot point berubah untuk melepaskan pelat kopling. (Pivot
poin terletak dekat diameter luar pegas diafragma).
Gambar 1. 33 Pembebasab Model Tarik.

Bantalan pembebas model tarik digunakan dengan mekanisme menarik Clutch


cover unit (unit penutup kopling). Bantalan dipasang pada hub bantalan kopling
bersama dengan ujung pegas diafragma dan plate washer (ring plat). Sebuah
snap ring digunakan untuk mengunci bagian pada hub. Unit ini dipasang pada
pegas diafragma dengan ring plat gelombang. Sebuah snap ring digunakan
untuk mengunci unit pada pegas diafragma.

Gambar 1. 34 komponen Bantalan Pembebas Model Tarik.


6. Pemeriksaan Komponen Kopling.
Teknisi yang berpengalaman mengetahui pentingnya memeriksa secara visual
setiap komponen kopling yang dibongkar. Ini membantu menentukan apakah
bagian tersebut rusak lebih awal dari yang seharusnya, dan membantu
menemukan permasalahan sebelum kopling dipasang kembali.
Selama pembongkaran, roda gaya, penutup kopling (clutc cover), pelat kopling,
bantalan pembebas dan pilot bearing harus diperiksa untuk menentukan apakah
komponen tersebut rusak.
a. Pemeriksaan roda gaya.
Roda gaya harus memiliki permukaan datar untuk mencegah getaran, dan
untuk memberikan koefisien gesekan diperlukan. Keausan permukaan
gesekan biasanya cekung. Plat kopling datar yang baru tidak akan duduk
sepenuhnya terhadap roda gaya yang idak rata. Hal ini dapat
menyebabkan keausan yang cepat pada plat kopling, getaran atau bahkan
kopling selip. Panas, dan aus dapat terjadi jika ada slip yang berlebihan.
Roda gaya harus diperiksa dari runout yang berlebihan jika ada getaran
atau bergelombang pada hub disk atau tuas pembebas kopling.

Gambar 1. 38 Pemeriksaan Runout Roda Gaya.


b. Clutch Cover Assembly Inspection.
Clutch cover harus diperiksa secara visual terhadap perubahan clutch
cover dan kerusakan permukaan gesek. Permukaan gesekan dari clutct
cover cenderung untuk aus atau tergores dari penggunaan normal. Selip
berlebihan dapat menyebabkan alur, gosong, dan melengkung.
Pasang penutup kopling (clutch cover) pada roda gaya. Permukaan roda
gaya dan clutch cover harus benar-benar merata. Periksa gap (celah), jika
ada celah berarti clutch cover mengalami perubahan. Selain itu, periksa
pegas diafragma pada permukaan kontak dengan bantalan pembebasan.
Ukur lebar dan kedalaman keausan untuk menentukan apakah masih
dalam batas toleransi.

Gambar 1. 39 Menukur Keausan Pegas Diafragma.

Periksa keselarasan jari-jari pegas diafragma. Tinggi jari harus 0.020 inchi.
Keselarasan yang tidak benar dapat menyebabkan kebisingan antara
bantalan pembebas dan jari-jari pegas diafragma.
c. Pemeriksaan plat kopling.
Selalu periksa ketebalan kanvas plat kopling, kondisi pegas peredam
radial, hub spline (alur-alur hub), dan runout aksial dengan mengukur
ketinggian permukaan atas paku keling. Minimum kedalaman 0,012 inchi.
(0.3 mm). Splines hub dan pegas peredam radial harus diperiksa secara
visual dari karat dan aus, atau pegas ada yang hilang.
Gambar 1. 40 Mengukur Ketebalan Kanvas.

d. Runout plat kopling.


Disc (plat kopling) diperiksa kelengkungannya dengan cara memeriksa
runout aksialnya. Disc (plat kopling) diputar sambil melihat keolengan
(runout) permukaannya. Jika lebih dari 0,031 inchi (0.8mm) atau lebih,
maka disk (plat kopling) harus diganti.

Gambar 1. 41 Memeriksa Runout Plat Kopling.


Kelengkungan disc (plat koling) juga dapat diperiksa dengan menemptkan
disc (plat kopling) pada roda gaya. Disc (plat kopling) harus rata terhadap
seluruh permukaan gesek roda gaya.
e. Release Bearing (bantalan pembebas).
Bantalan pembebas diperiksa dengan perasaan dari kekasaran dan
diperiksa visual. Release Bearing (bantalan pembebas) biasanya diganti
dengan disk (plat kpling) dan clutch cover (penutup kopling).
Gambar 1. 42 Memeriksa Release Bearing (bantalan pembebas).

Pada self_adjusting release bearings (bantalan pembebas yang dapat


menyesuaikan dengan sendiri), juga memeriksa apakah sistem
pemusatan diri tidak macet.

Gambar 1. 43 Memeriksa Self_Adjusting Release Bearings.

7. Penyetelan Pedal Kopling.


Pelayanan yang normal untuk kopling adalah memeriksa sistem sambungan
mekanik, tinggi pedal kopling dan jarak bebas (free play), dan memeriksa tinggi
cairan pada sistem hidrolik
a. Tinggi pedal kopling,
Untuk memeriksa ketinggian pedal kopling, gengan mengukur jarak dari
lantai kendaraan (lembar aspal di bawah karpet) ke atas pedal kopling.
Mengacu pada buku manual perbaikan yang sesuai untuk spesifikasi
kendaraan.
Jika pedal kopling memerlukan penyetelan tinggi, maka setel ketinggian
pedal suaikan denga spesifikasi. Selalu menyetel ketinggian pedal kopling
sebelum mengatur jarak bebas (free play) pedal kopling.
b. Jarak bebas (free play) padal kopling.
Untuk memeriksa dan menyetel jarak bebas (free play) pedal kopling,
dengan mendorong pedal kopling bawah dengan tangan sampai dirasakan
hambatan. Jarak dari titik ini ke posisi pedal atas adalah jarak bebas (free
play).
Jika jarak bebas (free play) kurang dari spesifikasi hal ini berarti perlunya
menyetel panjang batang dorong (push rod) pada master silinder.
Jarak bebas (free play) terlalu kecil dapat mengakibatkan lubang
kompensasi master silinder kopling tertutup, akan mencegah kembalinya
cairan hidrolis ke reservoir master silinder kopling. Hal ini akan
mengakibatkan kesulitan dalam membleding sirkuit hidrolik dan juga dapat
menyebabkan kopling selip.

Gambar 1. 44 Penyetelan Jarak Bebas Sistem Hidrolis.

Gambar 1. 45 Penyetelan Pedal Kopling.


Gambar 1. 46 Pengukuran Jarak Bebas.

Gambar 1. 47 Mekanisme Kabel Kopling.

Mengecek titik pembebaan kopling (kopling mulai terhubung).


a. Untuk memeriksa titik dimana kopling mulai terhubung adalah :
1. Tarik tuas rem parkir untuk mengunci roda.
2. Hidupkan mesin.
3. Tempatkan transmisi pada gigi tinggi dan perlahan-lahan lepas pedal
kopling dari injakan.
4. Ketika kopling mulai terhubung (kecepatan mesin mulai
turun), ini adalah titik pembebasan kopling (kopling mulai terhubung).
b. Mengukur langkah dari titik pembebasan sampai posisi langkah
penuh. Jarak Standar: 0,98 inchi (25 mm) atau lebih (dari posisi akhir
langkah pedal sampai titik pembebasan). Jika jarak tidak seperti yang
ditentukan, lakukan pemeriksaan berikut :
1. Periksa ketinggian pedal.
2. Periksa jarak bebas push rod dan pedal.
3. Bleeding kopling.
4. Periksa clutc cover (penutup kopling) dan plat kopling

Gambar 1. 48 Titik Pemeriksaan Pembebasan Kopling.

c. Pemeriksaan sistem start kopling,


Untuk memeriksa sistem start kopling :
1. Periksa apakah mesin tidak mau di start saat pedal kopling
dilepaskan (tidak di injak).
2. Periksa apakah mesin mau di start ketika pedal kopling sepenuhnya
tertekan. Jika mesin tidak mau di start, pastikan sakelar start kopling
pada kondisi baik, jika perlu di ganti.
Gambar 1. 49 Penyetelan Jarak Bebas Sistem Kabel Kopling

Gambar 1. 50 Saklar Start Kopling)

8. Diagnosa dan Perbaikan Kerusakan Kopling.


Memelihara kopling dapat dibagi menjadi tiga jenis :\
a. Pemeliharaan preventif.
Memeriksa jarak bebas pedal, memeriksa tingkat cairan hidrolis, dan
melakukan penyetelan yang diperlukan untuk memastikan operasi sistem
yang benar.
b. Diagnosis masalah.
Menentukan penyebab untuk menentukan prosedur perbaikan yang tepat.
c. Perbaikan.
Melakukan perbaikan atau penggantian komponen yang sesuai untuk
mencapai operasi kendaraan yang tepat.
Bagian ini menjelaskan pemeliharaan normal, penyetelan, dan prosedur
diagnostik untuk masalah sistem kopling secara umum.
1. Kopling selip.
a. Cek Diam:
1. Start kendaraan dan panaskan mesin untuk operasi suhu yang
normal, memblokir (ganjal) roda, dan aktifkan rem parkir.
2. Masukan transmisi ke gigi tertinggi dan lepaskan pedal kopling
pelan-pelan. Jika kopling terhubung benar, maka putaran mesin
harus segera turun, tetapi jika terjadi penundaan penurunan
putaran mesin maka hal ini menunjukkan kondisi kopling selip.
b. Uji jalan.
1. Setelah mesin mencapai suhu operasi normal, perlahan-lahan
percepat sampai 25-30 km per jam pada gigi transmisi tertinggi.
2. Tekan pedal gas sepenuhnya untuk membuat kecepatan penuh.
Jika mesin rpm meningkat tanpa diikuti dengan peningkatan
kecepatan kendaraan yang signifikan, berarti kopling selip dan
perlu perbaikan.
2. Kopling berbunyi.
Bunyi kopling disebabkan oleh kopling yang slip berulang kali,
akhirnya hubungan cover clutch (pressure plate) dan permukaan roda
gaya tidak normal. Suara kopling menghasilkan getaran, detaran dapat
dirasakan dan dapat diteruskan ke bodi kendaraan dan menyebabkan
kebisingan sekunder.
Kopling berbunyi bisa disebabkan oleh minyak atau lemak pada plat
kopling, plat kopling mengkilap, longgar atau rusak retak, peredam torsi
usang, bengkok atau plat kopling terdistorsi, clutch cover (penutup
kopling) longgar, pin pada roda gaya hilang, atau runout roda gaya
berlebihan. Hot spot pada roda gaya dapat menyebabkan pelat kopling
dijepit tidak merata mengakibatkan suara.
3. Kopling menarik (tidak mau bebas).
Kopling menarik adalah suatu kondisi di mana kopling tidak melepaskan
sepenuhnya.
Gejalanya bisa berupa gigi transmisi sulit bergeser dari netral ke gigi
masuk (gigi satu).
Periksa kopling pada putaran rendah.
a. Start kendaraan dan panaskan mesin dan transmisi untuk
Suhu operasional.
b. Dengan transmisi pada posisi netral dan jalankan mesin pada
putaran idle.
c. Injak pedal kopling, tunggu sembilan detik, dan masukan
transmisi pada gigi mundur.
d. Jika terdengar suara roda gigi gemeretak menunjukkan kopling belum
sepenuhnya bebas.

4. Memeriksa suara pada unit kopling.


Memeriksa kebisingan unit kopling digunakan untuk menentukan
penyebab suara-suara tersebut muncul, seperti pada saat pedal kopling
ditekan. Masalah kebisingan dapat digolongkan dalam empat kategori,
yaitu :
a. Suara pada bearing transmisi – suara hilang setelah pedal kopling
ditekan.
Jika kebisingan muncul pada saat pedal kopling ditekan sepenuhnya
dan roda gigi transmisi pada gigi rendah, maka penyebabkannya
adalah bantalan pilot atau bantalan pembebas. Untuk memastikan,
gigi transmisi harus benar-benar berhenti. Jika kebisingan menjadi
sangat parah, maka penyebabnya adalah bantalan pilot, karena
crankshaft (poros engkol) berputar dan poros input transmisi berhenti.
b. Bantalan pembebas rusak - kebisingan dimulai selama pedal kopling
ditekan.
Posisikan transmisi pada posisi netral dan lepaskan injakan pedal
kopling sedikit sampai gigi transmisi berputar. Pada saat ini bantalan
pilot berhenti berputar namun bantalan pembebas masih berputar.
Jika suara itu berhenti, itu menandakan bahwa bantalan pilot rusak.
Jika kebisingan terjadi terus, maka dapat dipastikan bantalan
pembebas rusak.
c. Clutch cover (penutup kopling) rusak - kebisingan dan getaran terjadi
pada saat pedal kopling ditekan setengah langkah.
Ketika mendiagnosis suara bantalan pembebas, pastikan untuk
memeriksa kenyetel free play (jarak bebas) kopling. Ketinggian ujung
pegas diafragma yang tidak merata dapat menyebabkan slip antara
release bearing (bantalan pembebas) dan diafragma yang akan
menimbulkan kebisingan.
d. Bantalan Pilot rusak - suara muncul setelah pedal kopling ditekan
sepenuhnya.
Beberapa suara dapat disebabkan oleh getaran dan kurangnya
pelumasan pada poros dari rilis fork (garpu pembebas), Pastikan
untuk melumasi titik-titik ini dengan grease (gemuk).
Untuk mempersiapkan pemeriksaan ini, mesin harus dihidupkan pada
kecepatan idle dan sistem penggerak kopling harus disetel untuk
mendapatkan free play (jarak bebas) yang benar.

9. Perbaikan Unit Kopling.


Ketika perbaikan unit kopling diperlukan, maka akan memerlukan
waktu yang cukup untuk melepas dan memasang kebali unit transmisi.
Plat kopling dan clutch cover unit (unit penutup kopling) sering
rusak dan memerlukan penggantian. Bantalan pembebas dan pilot
bearing diganti untuk memastikan operasi yang tepat untuk kerja dari
plat kopling dan unit clutch cover (unit penutup kopling penutup).
a. Melepas unit kopling.
Saat melepas kopling untuk mendiagnosis kita gunakan prosedur
berikut:
1. Tandai roda gaya dan clutch cover unit (unit penutup kopling)
dengan suatu tanda (titik) untuk nantinya pemasangan kembali jika
digunakan kembali.
2. Lepaskan baut mengamankan clutch cover unit (unit penutup kopling)
pada roda gaya secara silang dan bertahap.
Menggunakan prosedur ini untuk nmencegah clutch cover unit (unit
penutup kopling) bengkok.
3. Gunakan puller (penarik) untuk melepas bantalan pilot dari crankshaft
(poros engkol).
Gambar 1. 51 Melepas Bantalan Pilot.

b. Memasang kopling.
1. Periksa baut roda gaya untuk memastikan momen pengencangannya
sesuai dengan spesifikasi. Juga periksa lekukan bantalan pilot untuk
memastikan hal itu bersih. Menggunakan alat driver (pendorong)
yang sesuai terhadap race luar dari pilot bearing, mendorong
bantalan pilot baru ke dalam lubang crankshaft.
2. Tempatkan plat kopling baru pada poros transmisi dan memastikan
plat kopling dapat meluncur bebas di atas alur poros input transmisi.
Pastikan sisi yang benar dari plat kopling ditempatkan terhadap roda
gaya. Jika pada pegas peredam tidak ditandai sisi roda gaya maka
biasanya pada bagian pegas peredam radial pada sisi pressure plate
(plat penekan).
3. Tempatkan center clutch (pengepas plat kopling) pada plat kopling
dan ke dalam bantalan pilot sehingga antar bantalan pilot dan plat
kopling atu garis lurus (berpusat sama).

Gambar 1. 52 Memasang Plat Kopling.


4. Pasang clutch cover unit setelah plat koping, dengan menyelaraskan
pada pasak dan lubang baut. Pasang baut clutch cover unit (unit
penutup kopling)
5. Kencangkan baut clutch cover unit (unit penutup kopling) dengan
cara berahap dan secara silang.

Gambar 1. 53 Pemasangan Koping.

6. Terapkan grease (gemuk) suhu tinggi pada poros garpu dan area
kontak garpu. Isi alur bagian dalam kerah bantalan pembebas
dengan grease (gemuk).
7. Tempatkan bantalan pembebas pada dudukan transmisi dan periksa
gerakan kerah ujung pegas disfragma.

Gambar 1. 54 Pemberian Grease.

c. Memasang unit tansmisi.


1. Tempatkan grease (gemuk) tipis-tipis pada splines (alur-alur) poros
plat kopling.
2. menyangga transmisi ketika sedang dipasang. Jangan biarkan
transmisi menggantung pada splines (alur-alur) plat kopling.
3. Posisikan gigi transmisi pada gigi rendah dan memutar poros output atau
mengubah roda gaya untuk menyelaraskan splines poros input dengan hub
kopling.
4. Dorong transmisi ke posisi sampai bagian depan transmisi menempel blok
mesin. Jangan memaksa transmisi ke posisi tersebut.
5. Pasang baut transmisi dan kemudian kencangkan dengan torsi yang tepat.

Gambar 1. 55 Pemasangan Transmisi


Lampiran 2. JOB SHEET
PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN KOPLING

TUJUAN :

 Peserta diklat dapat melepas, memeriksa, mengganti dan memasang kopling

ALAT : BAHAN : WAKTU :

 Kotak alat Stand motor mati Instruktur : 1 jam


 Set kunci sok Kertas gosok Latihan : 11/2 jam
 Mistar geser Vet
 Alat pemusat kopling Lap
 Lampu kerja

KESELAMATAN KERJA :

 Hati – hati sewaktu melepas unit penekan, plat kopling jangan sampai jatuh

LANGKAH KERJA :

1. Pembongkaran
 Sebelum unit penekan dilepas, beri tanda pada unit penekan kopling dengan roda gaya
 Lepas baut – baut unit penekan, satu putaran secara bergantian sampai tekanan pegas
kopling bebas
 Keluarkan unit kopling dari roda gaya

1. Plat kopling
2. Unit penekan

 Pemeriksaan
 Plat kopling

 Kondisi kanvas ( jika terbakar atau kotor oli


ganti )
 Tebal kanvas dengan paku keling, minimal
0,3 mm

 Kondisi naf terhadap kelonggaran


 Kondisi karet / pegas ( pecah atau longgar,
ganti )

Unit penekan
 Kondisi permukaan gesek, aus atau goresan
– goresan yang berlebihan prbaiki dengan
mesin bubut
 Kondisi pegas diafragma ( retak,miring )

 Kondisi pegas strip atau pemegang unit


penekan kemungkinan retak atau keling
longgar
 Keausan ujung pegas diafragma maksimum

a) Kedalaman : 0,6 mm
b) Lebar : 5,0 mm

 Roda gaya dan kelengkapannya


 Kondisi prmukaan gesek tergores atau aus
( ukurlah ! )
 Kondisi cincin gigi starter terhadap
kerusakan
 Kebocoran pada sil oli poros engkol
 Kondisi bantalan pilot ( macet,
kebebasan )

 Bantalan dan garpu pembebas

 Kondisi bantalan pembebas kemungkinan


macet atau longgar
 Jangan mencuci bantalan pembebas
dengan bensin atau solar

 Kondisi garpu pembebas dan


kedudukannya ( retak atau keausan, ganti )
 Kondisi pegas pengikat bantalan dan garpu
pembebas ( lemah, putus )
Pemasangan

Lakukan langkah pemasangan sesuai dengan urutan kebalikan dari langkah pembongkaran, sedangkan

langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pemasangan adalah :

 Beri vet sedikit pada bagian – bagian


berikut :

 Bantalan pilot pada roda gaya

 Alur busing bantalan pembebas

 Alur – alur poros input transmisi


 Tempat persinggungan antara garpu
pembebas dengan busing

Tempat pivot garpu pembebas

Gunakan vet grafit atau vet yang tahan tertahan


temperatur tinggi

Petunjuk pemasangan

Plat kopling
 Perhatikan arah pemasangan plat kopling
( bagian menonjol di belakang )
 Hindarkan plat kopling dari oli atau gemuk
 Kertas gosok sedikit permukaan bidang
gesek plat kopling dan roda gaya

 Kembalikan tanda pemasangan unit kopling


 Gunakan alat pemusat kopling sewaktu
memasang unit kopling, bila plat kopling
tidak disenter maka poros input transmisi
tidak bisa masuk pada bantalan pilot

 Kencangkan baut – baut unit penekan pada


roda gaya secara bertahap dan menyilang

 Step kontrol unit kopling


 Dudukan pegas diafragma terhadap pemasangan

1.  Pemasangan unit kopling yang normal, bila


pegas diafragma sama tingginya dan
sejajar dengan roda gaya

Normal

2.  Bila palt kopling tipis atau permukaan


bidang gesek dan unit penekan aus, maka
pegas diafragma tidak sejajar sehingga
ujung pegas diafragma lebih menonjol
keluar

Salah

3. Salah  Ujung pegas diafragma agak ke dalam bila


plat kopling lebih tebal dari ukuran
standart atau kesalahan ukuran pada roda
gaya dan unit penekan
PENILAIAN RPP
PPG DALAM JABATAN TAHUN 2017
TEKNIK OTOMOTIF

NAMA PESERTA : Isak S.Dj. Para INSTRUKTUR : Dr. Agus Sholah.,M.Pd


NOMOR PESERTA : 03 INSTITUSI : Univ. Negeri Malang

NO ASPEK YANG DINILAI SKOR


Kelengkapan komponen RPP (identitas, mapel/tema dan sub-
tema, kelas/semester, alokasi waktu. Materi pokok KI/KD,
1 4
indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode,
media sumber belajar, langkah pembelajaran, evaluasi)
Kejelasan perumusan indikator dan atau tujuan pembelajaran
(sesuai KD menggunakan kata kerja operasional yang dapat
2 4
diamati dan diukur, mencakup pengetahuan, sikap,dan
keterampilan)
Penyajian materi ajar (memuat fakta, konsep, prinsip, dan
3 prosedur yang relevan dengan rumusan indikator ketercapaian 3
kompetensi)
Pengorganisasian materi ajar (disajikan dalam bentuk butir-butir
4 materi secara runtut sistematis dan kesesuaian dengan alokasi 4
waktu)
Pemilihan metode pembelajaran (menciptakan suasana belajar
5 siswa aktif dapat membantu siswa mewujudkan kompetensi 3
yang akan dicapai, dan sesuai dengan karakteristik peserta didik)
Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan,
6 4
materi, dan karakteristik peserta didik
Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
7 pendahuluan, inti, penutup dengan alokasi waktu setiap tahapan 4
yang jelas
Kerincian langkah-langkah pada setiap tahap kegiatan
8 4
pembelajaran
9 Kesesuaian teknik evaluasi dengan tujuan pembelajaran 4
Kelengkapan instrumen evaluasi (soal, kunci, pedoman
10 4
penskoran)

Jumlah Skor Maksimum = 4 x 10 aspek yang dinilai Nilai = 38 x 100


40
Nilai RPP=
∑ Skor ×100
40 = 95

Keterangan:
1 = tidak baik
2 = cukup baik
3 = baik
4 = sangat baik
PENILAIAN RPP
PPG DALAM JABATAN TAHUN 2017
TEKNIK OTOMOTIF

NAMA PESERTA : Isak S.Dj. Para, S.Pd INSTRUKTUR : Dr. Agus Sholah.,M.Pd
NOMOR PESERTA : 03 INSTITUSI : Univ. Negeri Malang
PENILAI : Tri Sulkhani, S.Pd

NO ASPEK YANG DINILAI SKOR


Kelengkapan komponen RPP (identitas, mapel/tema dan sub-
tema, kelas/semester, alokasi waktu. Materi pokok KI/KD,
1 4
indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode,
media sumber belajar, langkah pembelajaran, evaluasi)
Kejelasan perumusan indikator dan atau tujuan pembelajaran
(sesuai KD menggunakan kata kerja operasional yang dapat
2 4
diamati dan diukur, mencakup pengetahuan, sikap,dan
keterampilan)
Penyajian materi ajar (memuat fakta, konsep, prinsip, dan
3 prosedur yang relevan dengan rumusan indikator ketercapaian 3
kompetensi)
Pengorganisasian materi ajar (disajikan dalam bentuk butir-butir
4 materi secara runtut sistematis dan kesesuaian dengan alokasi 4
waktu)
Pemilihan metode pembelajaran (menciptakan suasana belajar
5 siswa aktif dapat membantu siswa mewujudkan kompetensi 4
yang akan dicapai, dan sesuai dengan karakteristik peserta didik)
Pemilihan sumber/media pembelajaran (sesuai dengan tujuan,
6 4
materi, dan karakteristik peserta didik
Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
7 pendahuluan, inti, penutup dengan alokasi waktu setiap tahapan 4
yang jelas
Kerincian langkah-langkah pada setiap tahap kegiatan
8 4
pembelajaran
9 Kesesuaian teknik evaluasi dengan tujuan pembelajaran 4
Kelengkapan instrumen evaluasi (soal, kunci, pedoman
10 4
penskoran)

Jumlah Skor Maksimum = 4 x 10 aspek yang dinilai Nilai = 39 x 100


40
Nilai RPP=
∑ Skor ×100
40 = 97,5

Keterangan:
1 = tidak baik
2 = cukup baik
3 = baik
4 = sangat baik

Anda mungkin juga menyukai