Anda di halaman 1dari 8

PENGOLAHAN MAKANAN KHAS DAERAH :

SASAGUN

OLEH :

- CONY N. SIAHAAN
- DEOLA F. T. BUTARBUTAR
- MIJY S. TANJUNG
- MUHAMMAD A. A. PASARIBU
- RUT S. HUTAPEA

12 IPS
SMA NEGERI 2 BALIGE
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Yang Maha Kuasa, karena atas berkat-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam makalah ini, kami membahas satu topik pelajaran, yaitu
makanan khas daerah yang dimodifikasi. Pada topik ini terdapat kegiatan yang menganalisis makanan
daerah tersebut serta pembuatannya. Dalam kegiatan ini, kami memilih sasagun sebagai makanan khas
daerah yang akan kami modifikasi. Dalam modifikasi tersebut, kami menambahkan cita rasa khas batak,
yaitu andaliman.
Kami mohon maaf bila ada kesalahan baik itu dalam pemilihan kata maupun pengetikan. Kami
berharap kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata,
kami ucapkan terima kasih.
Agustus 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………… ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………….4
B. TUJUAN………………………………………………………………..4
C. MANFAAT……………………………………………………………..4
D. KAJIAN MASALAH…………………………………………………...5
BAB II : PEMBAHASAN
A. ASAL – USUL DAN MANFAAT……………………………………..6
B. BAHAN DAN PROSES PEMBUATAN………………………………6
C. CARA PEMASARAN DAN PROSPEK KEDEPANNYA……………7
BAB III : PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………….8
B. SARAN………………………………………………………………….8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makanan khas daerah adalah makanan yang berasal dari daerah tertentu yang memiliki cita rasa,
bentuk, warna, atau bentuk penyajian yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Maka disebut makanan
khas daerah karena makanan tersebut memiliki khas tersendiri.
Makanan khas daerah masih dapat dikembangkan, baik kuantitas maupun kualitasnya untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, juga untuk dijual ke daerah lain dan/atau
wisatawan/pendatang. Beberapa terobosan dapat dilakukan untuk mengangkat citra makanan khas
daerah tersebut, misalnya penunjukan suatu produk khas menjadi ikon daerah tersebut, aturan untuk
mewajibkan hotel/penginapan menyajikan welcome drink dengan minuman khas daerah tersebut,
pembuatan kemasan yang menarik dan bertuliskan ‘Oleh-Oleh Khas Daerah tersebut.’ Upaya
terobosan tersebut diharapkan dapat membuka peluang usaha makanan khas daerah untuk
didistribusikan ke daerah lain dan diekspor ke luar negeri. Hal tersebut akan menjadi promosi positif
untuk meningkatkan nilai jual makanan khas daerah dan pariwisata daerah.
Makanan khas daerah sangat berpotensi untuk dikembangkan, karena berbasis pada bahan baku
yang tersedia di sekitarnya. Makanan tradisional bisa mencakup segala jenis makanan olahan,
termasuk makanan utama, kudapan maupun minuman yang dikenal dan lazim dikonsumsi di daerah
tersebut. Kekhasan bahan baku, cara memasak, dan filosofi dari makanan khas daerah, selalu menjadi
daya tarik bagi wisatawan lokal maupun internasional.
Kreatifitas dibutuhkan dalam pengembangan wirausaha makanan khas daerah agar cita rasa lebih
bervariasi, penampilan produk lebih menarik, produk lebih awet, serta upaya promosi dan sosialisasi
yang ditingkatkan. Pengembangan makanan khas daerah dapat dilakukan dengan memodifikasi cara
pengolahan dan pengemasan. Modifikasi dapat memanfaatkan metode produksi dan teknologi baru.
Mempertahankan dan mengembangkannya adalah menjadi solusi untuk tetap menjaga
keberadaannya, juga tentu menjadi peluang bisnis yang sangat baik.
Atas dasar itu, kami memilik makanan khas daerah Batak, yaitu Sasagun sebagai makanan khas
daerah yang akan kami modifikasi.

B. TUJUAN
Kegiatan ini bertujuan untuk :
a Mengasah kemampuan siswa untuk semakin mengerti topik pelajaran ini, yaitu
memodifikasi makan khas daerah,
b Mengembangkan kreatifitas siswa dalam mengolah dan memodifikasi makanan khas
daerah
c Membuat siswa mengerti pentingnya menjaga citra makanan khas daerah

C. MANFAAT
a Berguna sebagai acuan untuk membangun wirausaha di bidang makanan atau kuliner
b Berguna sebagai pelajaran dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap makanan khas
daerah
c Berguna sebagai media untuk menumbuhkan minat untuk tetap menjaga dan melestarikan
makanan khas daerah
D. KAJIAN MASALAH
1. Apa itu Sasagun?
2. Dari manakah Sasagun tersebut berasal?
3. Apa manfaat keberadaan Sasagun sebagai makana khas daerah?
4. Apa bahan yang diperlukan untuk membuatnya?
5. Bagaimana proses pembuatan sasagun?
6. Bagaimana cara pemasaran yang dilakukan?
7. Apa prospek kedepannya dalam memilih Sasagun sebagai wirausaha?
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASAL – USUL DAN MANFAAT
1. ASAL – USUL
Sasagun merupakan salah satu kuliner khas dari Tanah Batak. Kudapan yang diolah dari
beras yang ditumbuk kemudian digongseng ini merupakan symbol makanan bagi para
perantau. Sasagun dulunya biasa dikonsumsi untuk situasi khusus. Misalnya saat akan
memasuki hutan selama berhari-hari. Maupun saat berperang di masa kolonial. Sasagun
adalah ransom dari Tanah Batak.
Sasagun menjadi pengganti nasi yang siap untuk dimakan kapan saja dan dalam keadaan
apapun. Cara menghidangkannya sangat sederhana, sasagun tinggal dicampur gula pasir atau
garam, tergantung selera. Biasanya hanya beberapa sendok makan, perut sudah terasa berisi
dan bertenaga.
Di masa lalu, sasagun juga dijadikan bekal perjalanan wajib bagi orang Batak yang
merantau. Maklum untuk merantau ke Jakarta, misalnya, dibutuhkan waktu hingga berhari-
hari. Baik dengan bus maupun kapal laut. Selama dalam perjalanan, sasagun itulah yang
dimakan.

2. MANFAAT

- Dapat dimakan sebagai pengganti nasi yang dapat dimakan dimanapun dan kapan
pun.
- Sebagai hidangan dikala hari hari besar suku Batak (hari natal maupun tahun baru).
- Salah satu makanan yang tidak mengandung minyak jahat karena proses
pengolahannya digongseng.
- Makanan yang sehat dan bergizi karena bahan-bahannya dari bahan alami dan tidak
menggunakan pengawet.
- Mudah membuat orang kenyang saat memakannya, karena pada dasarnya bahan
utama yang digunakan ialah beras yang ditumbuk hingga menjadi tepung.
- Bekal perjalanan panjang.

B. BAHAN DAN PROSES PEMBUATAN


1. BAHAN – BAHAN
Bahan yang diperlukan :
o Tepung beras 1 kg
o Kelapa parut 2 butir
o Gula merah/pasir 0,5 kg
Pencampur rasa :
o Andaliman (bisa dikreasikan tergantung selera)

Alat yang dibutuhkan :


o Kompor
o Periuk goreng
o Sendok gongseng
o Panci plastik/ember untuk mencampur adonan
2. PROSES PEMBUATAN

- Pertama sekali kita mencampurkan kelapa parut dengan tepung beras dengan rata.
Diamkan selama kurang lebih 1 jam agar kelapa parut meresap di tepung beras.
- Setelah didiamkan kemudian adonan tersebut di ginseng dengan api yg cukup
besar dan merata.
- Gongseng adonan dengan terus diaduk secara merata, kurang lebih selama 1,5
jam hingga adonan kering dan memerah.
- Kalau ada adonan yang menggumpal, ratakan sehingga semua masak/kering.
Usahakan jangan sampai kelapa parut yang diadonan gosong.
- Diamkan adonan yang telah masak hingga dingin.
- Sambil menunggu adonan dingin, cairkan gula merah hingga mengental
campurkan sedikit garam dan saring agar bersih dari kotoran.
- Sambil menunggu gula merah mengental, siapkan penambah rasa seperti
andaliman (agar terasa cita rasa budaya bataknya) dan ditumbuk (jangan terlalu
halus) setelah gula merah mengental dan selagi cairan gula merah panas,
campurkan dengan adonan tepung beras dan kelapa tersebut dengan rata, kalau
perlu menggunakan tangan.
- Sambil mencampurkan gula merah tersebut, masukkan penambah rasa
(andaliman) kemudian dinginkan hingga sasagun mengeras. Setelah itu sasagun
ditumbuk kembali agar halus seperti tepung kasar.
- Sasagun siap dikonsumsi

C. CARA PEMASARAN DAN PROSPEK KEDEPANNYA


1. CARA PEMASARAN
Cara pemasaran yang kami lakukan adalah penjualan tatap muka atau personal selling.
Mengapa? Karena produk atau makanan yang kami buat adalah makanan baru. Baru dalam
arti campurannya. Makanan yang kami akan buat adalah sasagun dengan tambahan cita rasa
andaliman. Oleh karena itu, menurut kami akan lebih baik jika calon pembeli bertemu
langsung dengan kami lalu kami akan mengenalkan makanan kami pada si pembeli.
Pengenalan yang dilalukan seperti memberikan tes produk pada si pembeli agar lebih
meyakinkan si pembeli untuk membeli makanan kami.

2. PROSPEK KEDEPANNYA
Prospek terbesar dari pengolahan makanan khas daerah yang kami buat (jika berhasil)
yaitu sasagun dengan cita rasa andaliman ialah membuka wirausaha seperti membangun
rumah pengolahan sasagun, lalu menjualnya dalam kemasan.
Dalam hal ini , kami berharap makanan yang kami buat dan jual yaitu sasagun dengan
cita rasa khas batak yaitu andaliman dapat berhasil, baik itu dalam proses pembuatan hingga
ke penjualan. Jika ada unsur ketidakpuasan dalam proses pembuatan hingga ke penjualan,
kami akan meninjau ulang kegiatan “Pengolahan Makanan Khas Daerah” ini.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Makanan khas daerah yang kami pilih ialah Sasagun yang merupakan makanan khas daerah
Batak. Kami memodifikasinya dalam hal cita rasa. Kami menambahkan cita rasa andaliman. Kami
berharap dapat menghasilkan produk Sasagun yang bagus dengan cita rasa baru yaitu andaliman.
Kami memasarkan Sasagun ini dengan penjualan tatap muka. Kami berharap agar penjualan tersebut
dapat berjalan dengan baik.

B. SARAN
Kami berharap agar para pembaca yang membaca makalah ini dapat mengutip dan mendapat
manfaat baik itu dari sejarah atau asal – usulnya maupun cara pembuatannya.

Anda mungkin juga menyukai