Anda di halaman 1dari 11

“Sejarah dan Filosofi Klepon”

MAKALAH

Diajukan Sebagai Tugas Dari Mata Kuliah Etnobiologi dengan Dosen


Pengampu Dr. Iis Nur Asyiah, S.P., M.P

Oleh Kelompok 5 :

1. Siti Aziszah (170210103051)


2. Stya Nanda Wardani (170210103070)
3. Endah Purwaning Arie (170210103075)
4. Hofidatul Maisaroh (170210103076)
5. Ayu Vanisa Widiastuti (160210103031)
6. Devi Ulan Sekti (160210103068)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Sejarah dan Filosofi Klepon“ . Makalah ini disusun guna
melengkapi tugas akhir mata kuliah Etnobiologi. Selain itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada Dr. Iis Nur Asiyah, S.P.,M.P selaku dosen pengampu mata
kuliah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun
yang membacanya. Penulis menyadari bila makalah ini bayak sekali
kekurangannya maka dari itu kritik dan saran diharapkan untuk perbaikan
makalah ini.

Jember, 20 Juni 2019


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jajan pasar adalah satu satunya kue yang bertahan sejak jaman dahulu kala
sampai sekarang. Perkembangan usaha makanan saat ini malah justru menambah
porsi pengemb angan makanan asli Indonesia lebih besar. Peningkatan apresiasi
terhadap warisan kuliner nusantara berperan besar membangkitkan omzet
penjualan kue tradisional ini. Kue yang sudah dikenalkan dari nenek moyang dan
turun temurun ini sudah memiliki pasar yang luar biasa besarnya. Salah satu dari
jajanan pasar di Indonesia adalah kue “Klepon”. Klepon adalah kue semi basah
yang terbuat dari tepung ketan dan tepung beras yang dibentuk seperti bola-bola
kecil dengan isi gula merah (gula jawa) kemudian direbus dalam air mendidih lalu
disajikan dengan parutan kelapa.
Cara pembuatan klepon dapat dilakukan dengan mencampurkan bahan
dsar dan bahan tambahan seperti garam, air kapur dan juga air biasa serta pewarna
alami dari pandan wangi. Setelah terbentuk adonan maka adonan tersebut
dibentuk bulat dimana didalam klepon diberi gula jawa sebagai rasa manis yang
alami, setelah langkah tersebut maka dilakukan perebusan hingga klepon matang
yang kemudian dibaluri parutan kelapa dan siap dihidangkan. Hal ini yang
menjadikan jajanan pasar klepon menarik untuk dikembangkan karena memiliki
nilai filosofi yang tinggi dan pembuatannya serta bahan yang mudah untuk
didapatkan sehingga sangat mudah untuk dipopulerkan dalam lingkungan
masyarakat.

1.1 Rumusan Masalah


1.1.1 Bagaimana pengertian dan sejarah klepon?
1.1.2 Bagaimana flilosofi klepon?
1.1.3 Bagaimana cara pembuatan klepon?
1.1.4 Apa kandungan dari klepon?
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui sejarah jajnan pasar bernama klepon yang familiar pada
zaman dahulu
1.2.2 Mengetahui bahan-bahan dalam pembuatan klepon
1.2.3 Mengetahui proses pembuatan klepon

1.3 Manfaat
1.3.1 Pembaca dapat mengetahui sejarah jajanan pasar bernama klepon
1.3.2 Pembaca dapat mengetahui bahan-bahan yang digunakan dalam
pembuatan klepon
1.3.3 Pembaca dapat mengetahui Proses pembuatan klepon dengan benar
BAB 2. PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Klepon

Klepon adalah jajanan pasar khas Indonesia. Klepon digambarkan sebagai


jajanan berbentuk bola kecil berwarna hijau berisi gula Jawa yang dibalur parutan
kelapa. Warna hijau klepon dapat berasal dari pewarna makanan sintetis atau
pewarna alami dari daun pandan atau daun suji. Biasanya klepon disajikan di atas
piring kecil yang terbuat dari daun pisang (Tyas, 2017). Klepon termasuk kategori
kue basah berbahan baku tepung ketan dengan isian gula merah cair sehingga
rasanya legit dan gurih karena disajikan dengan taburan parutan kelapa (Setyorini
et al., 2018).

Klepon merupakan salah satu jajanan Indonesia yang sudah ada sejak tahun
1950-an. Makanan ini sering disajikan bersama getuk dan cenil, biasanya
dijadikan sarapan oleh masyarakat Indonesia. Klepon berasal dari Pasuruan, Jawa
Timur. Makanan ini bahkan dijadikan makanan khas di daerah tersebut. Klepon
dihidangkan menggunakan wadah berupa daun kelapa maupun daun pisang pada
saat ada acara atau seminar. Menurut orang terdahulu, klepon merupakan jajanan
yang dibagikan kepada kerabat dan tetangga agar cepat sembuh dari sakit
terutama sakit udunan (bisul di bagian pantat).

B. Filosofi Klepon

Klepon terbuat dari bahan-bahan yang sangat sederhana, yaitu tepung


ketan, garam, pandan, gula merah, air, air kapur, dan kelapa. Meskipun sederhana
klepon mempunyai cita rasa luar biasa yang menjadikannya berbeda dengan
jajanan tradisional lainnya. Jajanan ini selalu berbentuk bulat, namun tidak bulat
sempurna. Seperti perjalanan hidup ini yang selalu berputar tanpa ada sisi ujung
dan tidak selalu mulus, karena pasti ada hambatan-hambatan yang menjadikan
hidup ini lebih bermakna. Warna khas klepon yaitu hijau muda, sebagai pertanda
bahwa kita itu hidup di fase yang masih hijau belum kuning ataupun merah. Hati
ini haruslah tetap hijau yang menggambarkan kelemah lembutan agar bisa
merasakan apa yang ada disekitar.
Di bagian luar klepon selalu dibalut kelapa parut sedangkan di bagaian
dalam terdapat sisiran gula merah. Perpaduan rasa manis dari gula merah,
kelembutan tepung ketan, serta gurih dari kelapanya mengambarkan bahwa
meskipun dari luar terlihat sederhana namun perpaduan rasa ketika dinikmati
sangat terasa sempurna. Proses pembuatanklepon juga mengandung banyak nilai
filosofi kehidupan. Hal ini dikarenakan dalam mengolah semua bahan-bahannya
dibutuhkan kesabaran, ketelitian, dan keuletan dari sang pembuatnya agar klepon
menghasilkan cita rasa yang sempurna. Sebelum dihidangkan klepon harus
direbus dengan air mendidih terlebih dulu, seperti hidup ini untukmenjadi pribadi
yang tangguh harus melewati panas perebusan dalam kawah kehidupan yang
berisi segala macam cobaan.

C. Pembuatan Kelepon

Bahan:

 Tepung beras ketan 250 gram


 Garam secukupnya
 Air secukupnya
 Air kapur 4 sendok makan
 Air sari pandan murni 100 ml
 Gula merah secukupnya
 Kelapa parut 100 gr
 Daun satu lembar

Cara membuat:

1. Campurkan kelapa parut, garam secukupnya, dan lipatan pandan kemudian


kukus selama 15 menit.
2. Campurkan tepung beras ketan dengan garam, kemudian aduk rata
3. Campurkan air sari pandan murni dengan air kapur
4. Uleni tepung ketan menggunakan tangan, dan tambahkan campuran air
sari pandan sedikit demi sedikit sampai adonan bertekstur lengket
5. Tambahkan air jika adonan masih keras.
6. Ambil sedikit adonan dan isi dengan parutan gula merah, kemudian
bentuk bulatan-bulatan menggunakan telapak tangan.
7. Setelah dibentuk bulatan, klepon langsung dimasak di dalam air mendidih
8. Tunggu beberapa menit hingga klepon mengambang
9. Tiriskan klepon yang sudah masak, dan balur dengan parutan kelapa yang
sudah dikukus.
10. Tambahkan potongan pandang berbentuk V untuk garnish.
11. Klepon siap dihidangkan dalam keadaan hangat-hangat

D. Kandungan Klepon
Tepung beras ketan mengandung zat gizi yang cukup tinggi yaitu
karbohidrat 80%, lemak 4%, dan air 10%. Pati beras ketan putih mengandung
amilosa sebesar 1% dan amilopektin sebesar 99% (Belitz et al., 2008). Kadar
amilopektin yang tinggi menyebabkan tepung beras ketan putih sangat mudah
mengalami gelatinisasi bila ditambahkan dengan air dan memperoleh perlakuan
pemanasan. Hal ini terjadi karena adanya pengikatan hydrogen dan molekul-
molekul tepung beras ketan putih (gel) bersifat kental Menurut Belitz (2008), pati
serealia merupakan sumber utama karbohidrat, seperti beras, beras ketan hitam,
beras ketan putih, gandum, barley dan lain-lain. Perbedaan sumber pati serealia
menghasilkan sifat pati yang berbeda pula. beras ketan putih mengandung kadar
amilopektin lebih banyak dibandingkan amilosanya, sehingga memberikan sifat
pulen yang khas ketan. Beras ketan ini banyak dimanfaatkan menjadi tepung
ketan untuk diolah menjadi berbagai macam makanan (Rafdi, 2017).
Gula merah merupakan produk olahan nira kelapa/aren yang dilakukan
oleh pengrajin gula merah. Gula merah semakin diminati karena berbagai
kelebihan yang dimilikinya. Gula aren terbuat dari air nira yang disadap dari
pohon aren (Arenga pinnata Merr.). lemak 0 g, Karbohidrat 97, 33g, dan protein
0 g. Terdapat 377 kalori dalam gula merah. Kelapa parut memiliki komposisi
kimia daging buah kelapa terdiri dari : air 46%, lemak 34,7%, protein 3,4%,
karbohidrat 14,0% mengandung 77 kalori (Pratama, 2015).
Kandungan kimia tanaman ini mengandung kalsium oksalat, peroksidase,
amygdalin, fosfor, besi, lemak, protein, serta vitamin A, B1, dan C. Selain itu
pandan juga digunakan sebagai obat tradisional untuk mencegah rambut rontok,
menghitamkan rambut, menghilangkan ketombe, mengobati lemah saraf
(neurastenia), tidak nafsu makan, rematik, sakit disertai gelisah (Marina, 2012).
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Klepon merupakan salah satu jenis produk pangan dan jajanan tradisional
semi basah yang dikenal di masyarakat Jawa. Klepon termasuk dalam golongan
jajanan pasar yang relatif murah dan memiliki cita rasa yang khas, terbuat dari
tepung ketan berisi gula merah dimasak dengan cara direbus dan disajikan dalam
parutan kelapa dan garam halus. Klepon mempunyai tekstur kenyal, padat, manis,
tidak memiliki masa simpan yang cukup lama. Klepon mempunyai cita rasa luar
biasa yang menjadikannya berbeda dengan jajanan tradisional lainnya. Jajanan ini
selalu berbentuk bulat, namun tidak bulat sempurna. Seperti perjalanan hidup ini
yang selalu berputar tanpa ada sisi ujung dan tidak selalu mulus, karena pasti ada
hambatan-hambatan yang menjadikan hidup ini lebih bermakna.Warna khas
klepon yaitu hijau muda, sebagai pertanda bahwa kita itu hidup di fase yang masih
hijau belum kuning ataupun merah. Hati ini haruslah tetap hijau yang
menggambarkan kelemah lembutan agar bisa merasakan apa yang ada disekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Marina, A. 2012. Potensi Daun Pandan (Pandanus Amaryllifolius) Dan


Mangkokan (Notophanax Scutellarium) Sebagai Repelen Nyamuk
Aedes Albopictus. Jurnal Aspirator. 4(2): 85-91.
Pratama. 2015. Pembuatan Gula Kelapa Dari Nira Terfermentasi Alami (Kajian
Pengaruh Konsentrasi Anti Inversi Dan Natrium Metabisulfit).
Jurnal Pangan Dan Agroindustri. 3(4): 1272-1282.
Refdi, C. W., Dan Fajri, P. Y. 2017. Komposisi Gizi Dan Pati Tepung Beras
Rendang Dari Beberapa Sentra Produksi Di Kota Payakumbuh
Sumatera Barat. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. 21(1): 40-43.
Setyorini, E.E.D., N. Qomariah, A. Nasir, N.S. Khumairoh, dan N. Aida.
Diversifikasi sebagai Strategi untuk Meningkatkan Potensi Kue
Tradisional Klepon di Kecamatan Gempol Pasuruan. Jurnal
Akuntansi dan Manajemen. 3(2): 57-62.
Tyas, Agnes Siwi Purwaning. 2017. Identifikasi Kuliner Lokal Indonesia dalam
Pembelajaran Bahasa Inggris. Jurnal Pariwisata Terapan. 1(1): 1-
14.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai