Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“LUPAKAN DIA”
Ludo sebagai Terapi Peningkatan Kognitif pada Lansia dengan Demensia

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Mundir Rahmawati (NIM 22020116120031/Angkatan 2016)
Nindya Rachma Gardhika Sari (NIM 22020116120037/Angkatan 2016)
Khana Ramadani Qodriyah (NIM 22020116130053/Angkatan 2016)

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018

i
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................2
1.3 Urgensi Penelitian ..................................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian....................................................................................2
1.5 Luaran yang diharapkan .........................................................................2
1.6 Manfaat Penelitian..................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................3
2.1 Demensia ................................................................................................3
2.2 Ludo ......................................................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................6
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................6
3.3 Sample Penelitian ...................................................................................6
3.4 Variabel Penelitian .................................................................................6
3.5 Teknik Pengumpulan Data .....................................................................6
3.5.1 Pembuatan Alat dan Bahan ..........................................................6
3.5.2Pretest tingkat Kognitif Lansia dengan Demensia ........................7
3.5.3Pelaksanaan Terapi Ludo ..............................................................7
3.5.4 Post Test Tingkat Kognitif Lansia Dengan Demensia ...............7
3.6Analisa Data ............................................................................................7
3.7Alur Penelitian.........................................................................................8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .............................................9
4.1 Ringkasan Anggaran Kegiatan PKM-P .................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan .....................................................................................9
BAB V DAFTAR PUSTAKA ........................................................................10
BAB VI LAMPIRAN-LAMPIRAN ..............................................................11
Lampiran 1. Kuesioner MMSE ..................................................................11
Lampiran 2. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping.................12
Lampiran 3. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...............................................16
Lampiran 4. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ......17
Lampiran 5. Gambar ..................................................................................18
Lampiran 6. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ............................................19

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2.1 Papan Ludo ................................................................................18


Gambar 2.2.2 Pion Ludo ..................................................................................18
Gambar 2.2.3 Dadu Ludo .................................................................................18
Gambar 2.2.4 Flash Card .................................................................................18

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lanjut usia atau lansia adalah individu dengan usia mulai dari enam
puluh tahun ke atas (Yuliastuti C. C., 2017). Seiring dengan proses menua,
tubuh akan mengalani berbagai masalah kesehatan atau disebut dengan
penyakit degeneratif. Salah satu penyakit degeneratif yang sering diderita
adalah demensia atau penyakit pikun (Wilkinson, 2012). Pada tahun 2015
penduduk usia lanjut mencapai 1.343.347 orang dengan jumlah Orang
Dengan Demensia (ODD) sebanyak 960.000 orang (Kemenkes, 2015).
Demensia merupakan kondisi degeneratif yang menyerang otak dan
mempengaruhi fungsi kognitif dengan gejala disorientasi waktu, disorientasi
tempat, penurunan daya ingat dan kesulitan membuat keputusan (Yuliastuti
C. C., 2017). Selain itu, demensia juga dapat menyebabkan penurunan fungsi
bahasa yang dapat menimbulkan ketergantungan dan menghambat lansia
untuk beraktifitas secara mandiri sehingga menurunkan kualitas hidup lansia
(Mujahidullah, 2012).
Penatalaksanaan demensia dapat dilakukan secara farmakologi maupun
nonfarmakologi. Obat-obatan yang digunakan untuk menangani demensia
antara lain obat jenis depresan dan tranquilizers. Namun jenis obat tersebut
memiliki efek samping berupa hipotensi, konstipasi, kebingungan dan retensi
urin (Lueckenotte, 2000). Dengan adanya kemunduran fungsi organ pada
lansia, penggunaan obat-obatan untuk mengatasi demensia tidak dianjurkan.
Oleh karena itu, penatalaksanaan lansia dengan demensia dianjurkan
menggunakan terapi nonfarmakologi berupa peningkatan stimulasi kognitif
dan orientasi realitas melalui bermain (Nawangsasi, 2015).
Permainan yang umumnya dilakukan pada ODD seperti puzzle, catur,
menggambar, ular tangga, dan life review sebagai terapi kognitif. Terapi ular
tangga mampu memperbaiki fungsi kognitif pada lansia dengan demensia.
Permainan tersebut dilakukan pada ODD menggunakan dadu sebagai
pengatur jumlah langkah, menggunakan pion sebagai objek gerak, dan finish
sebagai tujuan akhir sehingga dapat disimpulkan bahwa permainan yang
setipe dengan ular tangga, yaitu ludo mampu meningkatkan kognitif lansia
dengan demensia (Alvi & Ahmed, 2011).
Permainan ludo merupakan permainan yang dilakukan secara
berkelompok yang terdiri dari empat orang pemain yang memadukan unsur
strategi, warna, visual, dan bentuk (Burgun, 2012). Permainan ludo bertujuan
untuk menemukan alternatif pemecahan masalah, mengembangkan
kemampuan kognitif, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah
dan mengelompokkan, dan persiapan pengembangan kemampuan berfikir dan
meningkatkan kemampuan sosial (Sholikhah, 2014).
2

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengaruh permainan ludo terhadap tingkat kognitif pada lansia
dengan demensia?

1.3 Tujuan Program


Mengetahui perbedaan tingkat kognitif lansia dengan demensia sebelum dan
setelah diberikan terapi permainan ludo.

1.4 Urgensi Penelitian


Setiap 3 detik ada satu penderita baru yang terkena demensia (Kemenkes,
2015). Demensia merupakan penyakit degeneratif yang tidak dapat
disembuhkan, tetapi keparahannya dapat dihambat (Lueckenotte, 2000).
Dengan adanya kemunduran fungsi organ pada lansia, penggunaan obat-
obatan untuk mengatasi demensia tidak dianjurkan. Oleh karena itu
penatalaksanaan lansia dengan demensia dianjurkan menggunakan terapi
nonfarmakologi berupa peningkatan stimulasi kognitif dan orientasi melalui
bermain (Nawangsasi, 2015). Penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai
upaya menyediakan terapi nonfarmakologi untuk meningkatkan tingkat
kognitif lansia dengan demensia yang mudah, murah dan efektif.

1.5 Luaran Program


1. Laporan kemajuan dan laporan akhir program penelitian
2. Publikasi artikel ilmiah yang diterbitkan pada jurnal terakreditasi
nasional/internasional bereputasi serta dapat dipresentasikan dalam
seminarnasional/internasional.
3. Terbentuknya modul pelaksanaan terapi ludo yang memuat Standar
Operasional Prosedur (SOP) permainan ludo secara baku.
4. Memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

1.6 Manfaat Program


1.5.1 Bagi pemerintah dan institusi
Sarana evaluasi dan kelayakan permainan ludo sebagai terapi
peningkatan kognitif pada lansia dengan demensia yang dapat
dikembangkan.
1.5.2 Bagi masyarakat
Memberi pengetahuan tentang manfaat permainan ludo sebagai
terapi peningkatan kognitif pada lansia dengan demensia yang mampu
diterapkan.
1.5.3 Bagi ilmu pengetahuan
Memberi sumbangan pengetahuan mengenai pemanfaatan
permainan ludo sebagai terapi peningkatan kognitif pada lansia
dengan demensia.
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Demensia
Demensia adalah suatu sindrom neurodegeneratif yang timbul
karena adanya kelainan yang bersifat kronis dan progesif disertai dengan
gangguan fungsi multiple seperti menghitung, kapasitas belajar, bahasa,
dan mengambil keputusan. Klien demensia tidak selalu mengalami
gangguan kesadaran akan tetapi gangguan fungsi kognitif yang biasa
menyertai demensia meliputi perburukan kontrol emosi, perilaku, dan
motivasi (WHO, 2012).
Demensia juga merupakan suatu bentuk gangguan proses pikir
yang merupakan gangguan aktivitas dan gangguan kerja kognitif misalnya
pikiran sadar, orientasi realitas, orientasi spasial, pemecahan masalah, dan
penilaian (Korczyn, Vakhapova, & Grinberg , 2012). Batasan
karakteristiknya meliputi lupa melakukan perilaku yang telah dijadwalkan,
ketidakmampuan mempelajari infomasi baru, ketidakmampuan
mempelajari ketrampilan baru, ketidakmampuan melakukan aktivitas yang
telah dipelajari sebelumnya, ketidakmampuan mengingat peristiwa,
ketidakmampuan mengingat informasi faktual, ketidakmampuan
mengingat perilaku tertentu yang pernah dilakukan, ketidakmampuan
menyimpan informasi baru, dan mengeluh mengalami lupa (Wilkinson,
2012).
Demensia memiliki beberapa penyebab diantaranya adalah dari
faktor genetik, infeksi dan degeneratif atau proses penuaan yang ditandai
dengan perubahan perilaku, seperti tersinggung, curiga, menarik diri dari
aktivitas sosial, tidak peduli, dan berulang kali menanyakan hal yang sama
(Nadesul, 2011).
Demensia pada lansia sendiri terjadi bukan karena sebab tunggal.
Berbagai faktor seperti, obesitas abdominal, resistensi insulin, hipertensi,
dislipidemia, dan beberapa komponen sindroma metabolik, merupakan
faktor risiko timbulnya penyakit pembuluh darah dan menyebabkan
demensia vaskular. Pada usia pertengahan yang telah terpapar oleh fakor
risiko tersebut akan memiliki risiko yang lebih besar terkena demensia di
lanjut usia nanti (Stewart, Xue, Masaki, & et al, 2009).
Demensia atau pikun merupakan permasalahan yang dianggap
identik dengan lansia dan demensia itu sendiri merupakan keadaan ketika
seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir yang secara
nyata mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2008).
Demensia pada lansia disebabkan karena pada otak lansia
cenderung memiliki volume substansia grisea yang lebih rendah dari
daripada otak dewasa muda, hal tersebut diakibatkan oleh penurunan
kepadatan synaps neokortikal yang berdampak pada penipisan
4

neurofibrillary dan penurunan volume otak sehingga secara otomatis


menggangu proses pikir seseorang (Hedden & Gabrieli, 2004).
Alat ukur yang umum digunakan dalam menilai fungsi kognitif
pada dewasa dan lansia adalah Mini Mental State Examination (MMSE)
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang menilai lima bidang fungsi
kognitif seseorang, yaitu orientasi, memori langsung,
perhatian/konsentrasi, daya ingat, dan bahasa (Folstein, Folstein, &
McHugh, 1975). Lima komponen dalam MMSE sudah terbukti valid
dalam menunjukan gangguan kognitif pada demensia dengan rentang skor
yang bisa diperoleh pada pengukuran MMSE adalah nol sampai 30 dengan
kriteria skor 27–30 dikategorikan sebagai kognitif normal, skor 21–26
demensia ringan, skor 10–20 demensia sedang/moderat, dan skor kurang
dari 10 tergolong dalam demensia berat (Brugnolo, Nobili, Barbieri MP, &
et al, 2008).

2. Permainan Ludo
Ludo berasal dari kata latin “ludus” yang artinya permainan. Ludo
juga bisa disebut sebagai pachisi, yaitu sebuah permainan tradisional dari
India yang diperkirakan sudah dimainkan sejak 500 tahun sebelum masehi
(Burgun, 2012). Ludo adalah sejenis papan permainan atau disebut sebagai
board game yang dimainkan oleh dua sampai empat pemain dimana setiap
pemain mendapatkan empat buah pion sesuai dengan warna yang dipilih
dan para pemain berlomba menjalankan empat pion mereka dari start
sampai finish berdasarkan lemparan dadu (Alvi & Ahmed, 2011).
Permainan ludo dapat meningkatkan keterampilan berpikir analitis
para pemainnya. Hal tersebut dikarenakan saat bermain ludo para pemain
akan mengembangkan strategi untuk menganalisis gerakan dan posisi pion
di papan permainan. Kemampuan berpikir analitis yang dilakukan saat
bermain ludo dapat meningkatkan pemikiran tentang orientasi spasial,
inisiatif keputusan, sebab dan akibat, langkah-langkah dalam suatu proses,
urutan kejadian, dan menemukan cara untuk memecahkan masalah
(Schmitt, Christopher, Tumanov, Weiss, & Mockel, 2018).
Aturan bermain ludo yang digunakan pada lansia tidak berbeda
jauh dengan permainan ludo seperti biasanya. Papan permainan ludo
berukuran 100 cm x 100 cm bertujuan menyesuaikan dengan ruang
jangkauan gerak lansia saat bermain dan memperhitungkan ukuran yang
sesuai dengan jarak baca lansia (Schmitt, Christopher, Tumanov, Weiss, &
Mockel, 2018).
Pertama setiap satu papan ludo dimainkan oleh empat orang lansia
dan setiap pemain harus memilih satu warna kemudian meletakan dua pion
(bukan empat seperti biasanya) di “home base” yang sesuai. Selanjutnya
pemain melemparkan dadu secara bergantian hingga mendapat dadu 6
5

untuk dapat mengeluarkan pion ke jalur. Kemudian pemain menggerakkan


pion yang sudah berada di jalur permainan sesuai dengan angka yang
dihasilkan dadu dan bergerak searah jarum jam. Jika pemain mendapatkan
angka enam lagi, maka pemain dapat memilih untuk menggerakkan pion
yang berada di jalur atau mengeluarkan pion yang berada di home base.
Apabila angka enam muncul pemain dapat melempar dadu lagi, dan tidak
ada batasan apabila dadu yang dilempar menghasilkan angka enam
berturut-turut. Jika pion pemain berhenti di tempat yang telah terisi pion
lawan maka pion milik lawan tersebut mati dan masuk kembali ke
“rumah” asal dan memulai permainan dari awal. Pion yang sudah
melewati satu putaran masuk ke dalam jalur berwarna sesuai dengan
warna pion. Pion tidak akan bergerak apabila angka yang dihasilkan dadu
belum sesuai untuk masuk ke dalam finish. Aturan ludo tersebut dibuat
dengan menyesuaikan kondisi lansia (Schmitt, Christopher, Tumanov,
Weiss, & Mockel, 2018).
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Christina Yuliastuti, dkk
dengan judul peningkatan fungsi kognitif lansia melalui terapi modalitas
life review menggunakan snake ladders game yang dilakukan pada tahun
2017 membuktikan bahwa terapi ular tangga yang dilakukan 2 minggu
sekali dalam dua bulan bertutur-turut pada lansia dengan demensia ringan
sampai sedang tanpa program pembatasan gerak ternyata mampu
memperbaiki fungsi kognitif pada lansia dengan demensia. Permainan
tersebut dilakukan pada lansia dengan demensia menggunakan dadu
sebagai pengatur jumlah langkah, menggunakan pion sebagai objek gerak,
dan finish sebagai tujuan akhir sehingga dapat disimpulkan bahwa
permainan yang setipe dengan snake ladders gameyaitu ludo mampu
meningkatkan kognitif lansia dengan demensia (Alvi & Ahmed, 2011).
Ludo merupakan permainan yang memiliki aturan mudah dan
mekanisme permainan yang menarik. Selain berdampak pada peningkatan
berpikir analitis, permainan ludo dapat meningkatkan sosialisasi dan
interaksi interpersonal dikarenakan permainan ini harus dilakukan minimal
oleh empat orang. Dengan aturan tambahan seperti pemberian flashcard
yang berisi pertanyaan sederhana mengenai aktivitas sehari-hari akan
membuat permaianan lebih menarik dan meningkatkan kemampuan
berpikir seseorang (Schmitt, Christopher, Tumanov, Weiss, & Mockel,
2018).
6

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan.Penelitian dilakukan
di Panti Wredha Pucang Gading, Semarang.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ludo geometri
ukuran 100 cm x 100 cm, pion, dadu, dan flashcard yang berisi
pertanyaan mengenai aktivitas sehari-hari. Pengukuran tingkat kognitif
pada lansia dengan demensia menggunakan kuesioner MMSE (Mini
Mental State Exam). Kuesioner ini terdiri dari 11 item pertanyaan dengan
skor total 30. Pertanyaan ini dibagi menjadi 5 bagian yaitu orientasi,
registrasi memori, atensi dan kalkulasi, pengenalan kembali dan bahasa.

3.3 Sample Penelitian


Sample penelitian berjumlah 32 orang lansiayang berusia berusia ≥60
tahun dengan demensia kriteria ringan hingga sedang tanpa program
pembatasan gerak (Yuliastuti, Candra, Fatmawati, & Hakim, 2017).

3.4 Variabel Penelitian


Variabel bebas pada penelitian ini yaitu permainan ludo. Variabel
terikat dalam penelitian ini yaitu tingkat kognitif penderita demensia.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


3.5.1 Pembuatan Alat dan Bahan
Desain papan ludo dibuat menggunakan aplikasi coreldraw X7
yang kemudian dicetak menggunakan bahan MMT ukuran 100 cm x
100 cm yang didalamnya terdapat 4 ruang dengan warna yang berbeda
yang terdiri dari 72 kotak kecil dan 1 kotak besar. Pion berbahan dasar
kayu dipesankan ke tukang pembuatan stempel di daerah Tembalang.
Dadu berukuran 20 cm x 20 cm dibuat menggunakan kain flannel.
Flashcard dibuat menggunakan kertas silky paper.
3.5.2 Pretest Tingkat Kognitif Lansia dengan Demensia
Pretest dilakukan untuk mengukur tingkat kognitif lansia yang
dilakukan menggunakan kuesioner MSME. Data yang diperoleh
digunakan sebagai data dasar penelitian.
7

3.5.3 PelaksanaanTerapi Ludo


Pelaksanaan terapi dilakukan 2 minggu sekali dalam waktu 2 bulan
berturut-turut dengan waktu terapi selama 60 menit setiap pertemuan.
Terapi dilakukan pada 32 lansia yang dibuat 8 kelompok dengan tiap
kelompok terdiri dari 4 lansia (Yuliastuti, Candra, Fatmawati, &
Hakim, 2017).
3.5.4 Post Test Tingkat Kognitif Lansia dengan Demensia
Post test tingkat kognitif lansia dilakukan dengan instrumen
MSME. Data yang diperoleh digunakan sebagai data akhir.

3.6 Analisa Data


Metode yang digunakan untuk menilai perubahan tingkat demensia
lansia adalah pretest – post test control group design dengan menggunakan
kuesioner MMSE (Mini Mental State Examination). Analisa data dilakukan
menggunakan uji paired t test dengan program SPSS. Hipotesis (H1) jika
diperoleh hasil analisa data pretest dan post test bahwa ludo dapat
meningkatkan kognitif pada lansia dengan demensia secara signifikan atau
berbeda nyata. Hipotesis (H0) jika diperoleh hasil analisa data pretest dan
post test bahwa ludo dapat meningkatkan kognitif pada lansia dengan
demensia secara signifikan atau berbeda nyata. Hasil penelitian
didokumentasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian.
8

3.7 Alur Penelitian

Studi Pendahuluan

Persiapan Alat dan Bahann

Perizinan Institusi Terkait

Populasi

Identifikasi calon responden (kriteria inklusi dan eksklusi)

Kriteria eksklusi : calon responden Kriteria inklusi : lansia dengan usia ≥ 60 tahun
tidak kooperatif dan tidak bersedia dengan demensia ringan hingga sedang, tidak
menjadi responden, lansia dengan memiliki program pembatasan gerak, bersedia
program pembatasan gerak menjadi responden.

Penjelasan Tujuan, prosedur, risiko, &


manfaat penelitian (informed consent).

Setuju sebagai responden


Tidak setuju sebagai responden

Stop Pre-test menggunakan kuesioner MMSE

Dari 32 lansia dibuat 8 kelompok dengan tiap kelompok ada 4 lansia

Pelaksanaan terapi ludo (2 minggu sekali dalam 2 bulan berturut-turut)

Post-test menggunakan kuesioner MMSE

Publikasi artikel populer

Analisa data :
Laporan akhir Uji Paired t test

Publikasi artikel ilmiah


9

BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya PKM-P
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Yang Diperlukan Rp. 4.660.000,00
2. Bahan Habis Pakai Rp. 240.000,00
3. Perjalanan Rp. 840.000,00
4. Lain-lain Rp. 6.730.000,00
Jumlah Rp. 12.470.000,00

Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan


Bulan Ke-
No. Uraian kegiatan
1 2 3 4
1. Studi Pendahuluan
2. Persiapan alat dan bahan
3. Perizinan institusi terkait
4. Menentukan populasi responden
Identifikasi calon responden (kriteria
5. inklusi dan eksklusi)
6. Pretest
7. Pelaksanaan terapiludo
8. Posttest
9. Evaluasi penelitian
10. Analisa data
11. Pembuatan artikel ilmiah
12. Pembuatan modul
13. Publikasi artikel ilmiah
14. Mendaftar konferensi ilmiah
15. Publikasi populer
10

DAFTAR PUSTAKA

Alvi, F., & Ahmed, M. (2011). Complexity Analysis and Playing Strategies for Ludo
and its Variant Race Games. IEEE Conference on Computational Intelligence
and Games (CIG'11) (p. 134). Seoul: IEEE Xplore.
Anurogo, D. (2014). 45 Penyakit dan Gangguan Saraf Deteksi Dini dan Atasi 45
Penyakit dan Gangguan Saraf. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Brugnolo, A., Nobili, F., Barbieri MP, M., & et al. (2008). The Factorial Stucture of
Mini Mental State Examination ( MMSE ) in Alzheimer’s Disease. Arch
Gerontology Geriatrics, 49, 180-185.
Burgun, K. (2012). Game Design Theory : A New Philosophy for Understanding
Games. Boca: CRC Press.
Folstein, M., Folstein, S., & McHugh, P. (1975). Mini- Mental State: A Practical
Method for Grading The Cognitive State of Patients for The Clinician. , .
Journal of Psychiatric Research, 12, 189–198.
Hedden, T., & Gabrieli, J. (2004). Insights Into The Ageing Mind: A View from
Cognitive Neuroscience. Nature Reviews Neuroscience, 5, 87-96.
Korczyn, A., Vakhapova, V., & Grinberg , L. (2012). Vascular Demenetia. J Neurol
Sci, 2-10.
Lueckenotte. (2000). Gerontologic Nursing (2 ed.). United State of America: Mosby.
Mujahidullah, K. (2012). Keperawatan Geriatrik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nadesul, H. (2011). Menyayangi Otak. Jakarta: Media Utama.
Nawangsasi, D. N. (2015 ). Pengaruh Terapi Puzzle Terhadap Tingkat Demensia
Lansia di Wilayah Krapakan Caturharjo Pandak Bantul.
Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatri (5 ed.). Jakarta: EGC.
Schmitt, F., Christopher, S., Tumanov, K., Weiss, G., & Mockel, R. (2018).
Evaluating the Adoption of the Physical Board Game Ludo for Automated
Assessments of Cognitive Abilities. Springer, 39-41.
Sholikhah, D. (2014). Meningktan Kemampuan Kognitif Melalui Permainan Klasik
Berdasarkan Warna Bentuk dan Ukuran Pada Kelompok B6 Taman Kanak-
Kanak Dharma Wanita Persatuan Kota Bengkulu.
Stewart, R., Xue, Q., Masaki, K., & et al. (2009). Change in Blood Pressure and
Incident Dementia : a 32 year Prospective Study. Hypertension, 233-240.
WHO. (2012, April). Dementia. Dipetik 10 30, 2018, dari World Helath
Organization. : www.who.int/mediacentre/factsheets/fs362/en/
Wijaya, J. P., Kuntjara, A. P., & Sutanto, R. P. (2016). Perancangan Board Game
sebagai Media Terapi Penyakit Demensia Ringan pada Lansia. DKV adiwarna.
Wilkinson, J. M. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.
Yuliastuti, C., Candra, S. A., Fatmawati, I., & Hakim, M. (2017). Peningkatan
Fungsi Kognitif Lansia Melalui Terapi Modalitas Life Review Menggunakan
Snakes Ladders Game.
11

Lampiran 1. Kuesioner MMSE

Nama klien : Tanggal pengkajian :


Jenis kelamin : Riwayat Penyakit :
Umur : Pendidikan :
Alamat : Pewawancara :
Tes Nilai Nilai
Item
maksimal
ORIENTASI
Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari
1 5
apa?
Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota),
2 5
(panti jompo), (asrama apa)
REGISTRASI
Sebutkan 3 buah nama benda (Apel, Meja, Koin),
tiap benda 1 detik, pasien disuruh mengulangi ketiga
nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda
3 3
yang benar. Ulangi sampai pasien dapat
menyebutkan dengan benar dan catat jumlah
pengulangan.
ATENSI DAN KALKULASI
Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban
yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau
4 disuruh mengeja terbalik kata “WAHYU” (nilai 5
diberi pada huruf yang benar sebelum kesalahan;
misalnya uyahw= 2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI
Pasien disuruh menySebut kembali 3 nama benda di
5 3
atas
BAHASA
Pasien disuruh menyebut nama benda yang
6 2
ditunjukkan (pensil,buku)
Pasien disuruh mengulang kata-kata: “namun”,
7 1
“tanpa”, “bila”
Pasien disuruh melakukan perintah: “Ambil kertas
8 ini dengan tangan anda, lipatlah menjadi dua dan 3
letakkan di lantai”.
Pasien disuruh membaca dan melakukan perintah
9 1
“Pejamkanlah mata anda”
10 Pasien disuruh menulis dengan spontan 1
Pasien disuruh menggambar bentuk di bawah ini
11 1

Total 30
12
13
14
15
16

Lampiran 3. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


- MMT 1m x 1m 8 buah Rp. 50.000,00 Rp. 400.000,00
- Dadu flanel 8 buah Rp. 50.000,00 Rp. 400.000,00
- Bidak / pion 128 buah Rp. 10.000,00 Rp. 1.280.000,00
- Flash card 128 buah Rp. 10.000,00 Rp. 1.280.000,00
- Box mainan 8 buah Rp. 100.000,00 Rp. 800.000,00
- Alat tulis kantor 1 set Rp. 500.000,00 Rp. 500.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp. 4.660.000,00
2. Bahan Habis Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Pilok warna 4 buah Rp. 60.000,00 Rp. 240.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp. 240.000,00
3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Transportasi pembelian 4 kali Rp. 60.000,00 Rp. 240.000,00
alat
- Transportasi ke institusi 10 kali Rp. 60.000,00 Rp. 600.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp. 840.000,00
4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Konsumsi responden 256 buah Rp. 10.000,00 Rp. 2.560.000,00
- Souvenir 32 buah Rp. 50.000,00 Rp 1.600.000,00
- Desain alat 1 kali Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00
- Ethical Clearance 1 lembar Rp. 500.000,00 Rp. 500.000,00
- Editor dan apply jurnal 1 kali Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.000.000,00
- Perizinan institusi 1 kali Rp. 220.000,00 Rp. 220.000,00
- Publikasi 2 kali Rp. 100.000,00 Rp. 200.000,00
- Pendaftaran seminar 1 kali Rp. 500.000,00 Rp. 500.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp. 6.730.000,00
TOTAL 1+2+3+4 (Rp) Rp.12.470.000,00
Terbilang Dua Belas Juta Empat Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah
17

Lampiran 4. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
Nama/ Program Bidang waktu
No Uraian Tugas
NIM Studi Ilmu (jam/
minggu)
1. Mundir Keperawatan Kesehatan 12 jam/ Mengkoordinir dan
Rahmawati/ minggu mengevaluasi
22020116120 setiap kegiatan
031 penelitian,
penyusunan
proposal,
penyusunan modul
penelitian,
melaksanakan
kegiatan penelitian,
penyusunan artikel
ilmiah,penyusunan
laporan akhir.
2. Khana Keperawatan Kesehatan 12 jam/ Persiapan alat dan
RamadaniQo minggu bahan penelitian,
driyah/ desain alat,
22020116130 melaksanakan
053 kegiatan penelitian,
dokumentasi,
publikasi populer,
pendaftaran
seminar.
3. Nindya Keperawatan Kesehatan 12 jam/ Menyusun
Rachma minggu proposal, perizinan
Gardhika tempat penelitian,
Sari/ penyusunan modul
22020116120 penelitian,
037 melaksanakan
kegiatan
penelitianpenyusun
an artikel ilmiah,
penyusunan
laporan akhir.
18

Lampiran 5. Gambar

Gambar 2.2.1 Papan Ludo Gambar 2.2.2 Pion Ludo

Gambar 2.2.3 Dadu Ludo Gambar 2.2.4 flash card


19

Anda mungkin juga menyukai