Anda di halaman 1dari 15

HAK MEREK

TUGAS MATA KULIAH HUKUM DAGANG

Disusun Oleh :

ACHMAD DWI SAPUTRA

NIM. E0015002

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2016

1
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
dan nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah “Hak Merek”. Makalah ini
saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Dagang.

Rasa terima kasih saya sampaikan kepada beberapa pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa pula rasa terima kasih saya
sampaikan kepada Bapak Hudi Asrori selaku dosen mata kuliah Hukum Dagang.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Kritik dan
saran saya terima dengan lapang dada agar ke depannya saya dapat membuat
makalah dengan lebih baik.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................................... 1

Kata Pengantar .................................................................................................................... 2

Daftar Isi ............................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 5

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 5

D. Manfaat Penulisan ...................................................................................................... 6

BAB 2 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6

1. Definisi, Fungsi dan Dasar Hukum ............................................................................. 6

2. Pengaturan Hak Merek ............................................................................................... 9

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................................ 14

Kesimpulan ................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi seiring berjalannya waktu selalu menghasilkan


produk-produk baru atau pengembangan dari produk-produk sebelumnya yang
memiliki kualitas berbeda-beda. Saat produk tersebut ingin dikenalkan dan dijual
ke konsumen, maka perusahaan membutuhkan merek. Menurut pasal 1 butir 1
Undang-Undang Merek 2001 diberikan suatu definisi tentang merek yaitu tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Merek memiliki kemampuan sebagai tanda yang dapat membedakan hasil


perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain di dalam pasar, baik untuk
barang/jasa yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Fungsi merek tidak hanya
sekedar untuk membedakan suatu produk dengan produk lain, melainkan juga
berfungsi sebagai aset perusahaan yang tidak ternilai harganya, khususnya untuk
merek-merek yang berpredikat terkenal.1

Sebuah merek dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat karena


melalui merek produk barang atau jasa sejenis dapat dibedakan asal muasalnya,
kualitasnya serta keterjaminan bahwa suatu produk tersebut Original. Melalui
merek sebuah perusahaan telah membangun suatu karakter terhadap produk-
produknya, yang diharapkan akan dapat membentuk reputasi bisnis yang
meningkat atas penggunaan merek tersebut.

1
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual
(Intellectual Property Rights), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 359.

4
Upaya pemilik merek untuk mencegah pemakaian mereknya oleh pihak lain
merupakan hal yang sangat penting dan sepatutnya dilindungi oleh hukum.
Berkaitan dengan perlindungan merek, perdagangan tidak akan berkembang jika
merek tidak mendapat perlindungan hukum yang memadai di suatu Negara.
Pembajakan atau pelanggaran-pelanggaran merek tentunya tidak hanya merugikan
para pengusahanya saja sebagai pemilik atau pemegang hak atas merek tersebut,
tetapi juga bagi para konsumen.

B. Rumusan Masalah

1. Definisi serta penjelasan mengenai Hak Merek


2. Pengaturan mengenai Hak Merek

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Objektif
 Untuk mengetahui definisi dari hak merek
 Untuk mengetahui pengaturan tentang hak merek yang berlaku di
indonesia
2. Tujuan Subjektif
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah hukum dagang
 Untuk memperluas dan menambah wawasan pengetahuan bagi penulis
mengenai apa itu hak merek

5
D. Manfaat Penulisan

 Makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu


pengetahuan pada umumnya mengenai terutama dalam lingkup Hak
Kekayaan Intelektual yaitu Hak Merek.
 Makalah ini juga diharapkan mampu menjawab masalah yang
berhubungan dengan Hak Merek.

BAB 2
PEMBAHASAN

1. Definisi, Fungsi dan Dasar Hukum

1.1 Definisi

Pengertian Merek berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun


2001 adalah suatu “tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, sususan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”.

Pengertian Merek menurut Harsono Adisumarto adalah tanda pengenal


yang membedakan milik seseorang dengan orang lain, seperti pada pemilikan
ternak dengan memberi cap pada punggung sapi yang kemudian dilepaskan di
tempat penggembalaan bersama yang luas. Cap tersebut itu memang merupakan
tanda pengenal untuk menunjukkan bahwa hewan yang bersangkutan tersebut
telah ada pemiliknya. Biasanya dalam membedakan tanda atau merek digunakan
inisial dari mana pemilik sendiri sebagai tanda pembedaan.

Pengertian Merek menurut Prof R Soekardono adalah suatu tanda yang


mempribadikan sebuah barang tertentu, di mana perlu juga dipribadikan asalnya
barang atau menjamin kualitasnya barang dalam perbandingan dengan barang-
barang sejenis yang dibuat atau diperdagangkan oleh orang-orang atau badan-
badan perusahaan lain.

Dari berbagai pandangan para sarjana dan pengertian merek berdasarkan


UU Merek sebagaimana telah dikemukakan di atas, secara umum dapat diberikan
pemahaman bahwa merek adalah suatu tanda untuk membedakan barang-barang

6
atau jasa sejenis yang dihasilkan dan diperdagangkan seseorang atau kelompok
orang atau badan hukum dengan barang-barang atau jasa yang sejenis yang
dihasilkan oleh orang lain, yang memiliki daya pembeda maupun sebagai jaminan
atas mutunya dan digunakan dalam kegiatan.2
.

Merek Dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang


diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau
badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.3

Merek Jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.4

Merek Kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/atau jasa
dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau
badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau
jasa sejenis lainnya.5

Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemilik Merek terdaftar kepada
pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan
pengalihan hak) untuk menggunakan Merek tersebut, baik untuk seluruh atau
sebagian jenis barang dan/atau jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu dan
syarat tertentu. Perjanjian Lisensi wajib dimohonkan pencatatannya kepada
DJHKI dengan dikenakan biaya. Akibat hukum dari adanya pencatatan perjanjian
lisensi tersebut adalah bahwa perjanjian lisensi tersebut selain berlaku bagi para
pihak, juga mengikat pihak ketiga.6

1.2 Fungsi

Fungsi Merek

Menurut Endang Purwaningsih, suatu merek digunakan oleh produsen atau


pemilik merek untuk melindungi produknya, baik berupa jasa atau barang dagang
lainnya, menurut beliau suatu merek memiliki fungsi sebagai berikut:

2
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual
(Intellectual Property Rights), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 345.

3
Ditjen HKI. Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), (Tangerang: 2011), hlm. 44.
4
Ibid.
5
Ibid.
6
Ibid, hlm. 45.

7
 Fungsi pembeda, yakni membedakan produk yang satu dengan produk
perusahaan lain;
 Fungsi jaminan reputasi, yakni selain sebagai tanda asal usul produk, juga
secara pribadi menghubungkan reputasi produk bermerek tersebut dengan
produsennya, sekaligus memberikan jaminan kualitas akan produk
tersebut;
 Fungsi promosi, yakni merek juga digunakan sebagai sarana
memperkenalkan dan mempertahankan reputasi produk lama yang
diperdagangkan, sekaligus untuk menguasai pasar;
 Fungsi rangsangan investasi dan pertumbuhan industri, yakni merek dapat
menunjang pertumbuhan industri melalui penanaman modal, baik asing
maupun dalam negeri dalam menghadapi mekanisme pasar bebas.

Fungsi merek dapat dilihat dari sudut produsen, pedagang dan konsumen. Dari
segi produsen merek digunakan untuk jaminan nilai hasil produksinya, khususnya
mengenai kualitas, kemudian pemakaiannya, dari pihak pedagang, merek
digunakan untuk promosi barang-barang dagangannya guna mencari dan
meluaskan pasaran, dari pihak konsumen, merek digunakan untuk mengadakan
pilihan barang yang akan dibeli.7

Sedangkan, Menurut Imam Sjahputra, fungsi merek adalah sebagai berikut:

 Sebagai tanda pembeda (pengenal);


 Melindungi masyarakat konsumen;
 Menjaga dan mengamankan kepentingan produsen;
 Memberi gengsi karena reputasi;
 Jaminan kualitas.

Fungsi Pendaftaran Merek

1. Sebagai alat bukti kepemilikan hak atas merek yang didaftarkan;


2. Sebagai dasar penolakan terhadap merek yang sama pada keseluruhannya
atau sama pada pokoknya yang dimohonkan pendaftaran oleh orang lain
untuk barang/jasa sejenisnya;

7
Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights, Ghalia Indonesia,
Bogor, 2005, hlm. 96.

8
3. Sebagai dasar untuk mencegah orang lain memakai merek yang sama pada
keseluruhannya atau sama pada pokoknya dalam peredaran untuk
barang/jasa sejenisnya.

1.3 Dasar Perlindungan Hak Merek

 UU No.15 Tahun 2001 tentang Merek (UUM)

2. Pengaturan Hak Merek

2.1 Perlindungan Hak Merek

Perlindungan hak merek diperoleh setelah dilakukan pendaftaran merek.


Merek yang sudah didaftarkan disebut Merek Terdaftar, sering disimbolkan
dengan tanda ® (registered) setelah merek atau tanda ™ (trademark) setelah
merek.

 Tujuan Perlindungan Hak Merek

Perlindungan hak merek dimaksudkan untuk melindungi pemilikan atas merek,


investasi dan goodwill (nama baik) dalam suatu merek, dan untuk melindungi
konsumen dari kebingungan menyangkut asal usul suatu barang atau jasa.
Perlindungan hak merek dilakukan melalui Pendaftaran Merek.

 Justifikasi Perlindungan Merek

Paling tidak terdapat tiga (3) justifikasi perlindungan hak merek menurut
Bently & Sherman, yaitu:

a) Kreatifitas.

Usaha untuk membenarkan perlindungan Merek dengan argumentasi kreatifitas


adalah suatu hal yang lemah, sebagian karena pada saat hubungan antara barang
dengan Merek dipicu dan dikembangkan oleh pedagang, namun peran yang sama
besarnya justru diciptakan oleh konsumen dan masyarakat. Bently dan Sherman
memandang, bahwa argumentasi yang paling meyakinkan dalam hal ini terkait
dengan pendapat yang melihat Merek sebagai imbalan atas investasi.

9
b) Informasi.

Ini merupakan justifikasi utama perlindungan merek, karena merek digunakan


dalam kepentingan umum sehingga meningkatkan pasokan informasi kepada
konsumen dan dengan demikian meningkatkan efisiensi pasar. Merek merupakan
cara singkat komunikasi informasi kepada pembeli dilakukan dalam rangka
membuat pilihan belanja. Dengan melindungi merek, lewat pencegahan
pemalsuan oleh pihak lain, maka akan menekan biaya belanja dan pembuatan
keputusan. Peran iklan dalam dunia industri yang makin dominan menjadikan
perlindungan merek menjadi semakin penting.

c) Etis.

Argumentasi etis utama bagi perlindungan Merek didasarkan pada gagasan


mengenai keadilan dan fairness. Khususnya dikatakan bahwa “seseorang tidak
boleh memetik dari yang tidak ditanamnya”. Lebih khusus dikatakan dalam
argumentasi ini, bahwa dengan mengadopsi Merek orang lain maka seseorang
telah mengambil keuntungan dari nama baik yang dihasilkan oleh pemilik asli
Merek.

2.1 Penegakan Hukum Hak Merek

2.1.1 Penghapusan dan Pembatalan Hak Merek

1. Penghapusan

Penghapusan pendaftaran Merek dari Daftar Umum Merek dapat


dilakukan atas prakarsa Direktorat Jenderal atau berdasarkan permohonan pemilik
Merek yang bersangkutan. Penghapusan pendaftaran Merek atas prakarsa
Direktorat Jenderal dapat dilakukan jika :

a) Merek tidak digunakan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam perdagangan


barang dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian terakhir, kecuali
apabila ada alasan yang dapat diterima oleh Direktorat Jenderal; atau

b) Merek digunakan untuk jenis barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan
jenis barang atau jasa yang dimohonkan pendaftaran, termasuk pemakaian Merek
yang tidak sesuai dengan Merek yang didaftar.

Permohonan penghapusan pendaftaran Merek oleh pemiik Merek atau Kuasanya,


baik sebagian atau seluruh jenis barang dan/atau jasa, diajukan kepada Direktorat

10
Jenderal. Penghapusan pendaftaran Merek berdasarkan alasan dapat pula diajukan
oleh pihak ketiga dalam bentuk gugatan kepada Pengadilan Niaga.

2. Pembatalan

Gugatan Pembatalan Pendaftaran Merek diajukan oleh pihak yang


berkepentingan dengan alasan bahwa merek termasuk dalam merek yang tidak
dapat didaftar atau harus ditolak

Hal-Hal yang Menyebabkan Suatu Merek Tidak Dapat di Daftarkan:

 Didaftarkan oleh pemohon yang tidak beritikad baik.


 Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
moralitas keagamaan, kesusilaan, atau ketertiban umum.
 Tidak memiliki daya pembeda
 Telah menjadi milik umum
 Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya. (Pasal 4 dan Pasal 5 UU Merek).

Disini Pemilik Merek yang tidak terdaftar/ditolak dapat mengajukan gugatan


setelah mengajukan Permohonan ke Direktorat Jenderal. Gugatan tersebut
diajukan ke Pengadilan Niaga, dalam hal penggugat tinggal di luar wilayah
Republik Indonesia, gugatan diajukan kepada Pengadilan Niaga di Jakarta.

Agar dapat diterima sebagai Merek, sebuah tanda haruslah memiliki “Daya
Pembeda”. Daya Pembeda adalah kemampuan suatu merek yang dimiliki untuk
membedakan barang tersebut dari barang sejenis yang diproduksi oleh pihak
lainnya. Dengan kata lain, tanda tersebut telah memperoleh arti yang kedua
(secondary meaning). Sebagai contoh, “Apple” secara harafiah bisa berarti buah
Apel, namun dalam perdagangan merupakan merek komputer.

Kata-kata yang deskriptif namun tidak memiliki daya pembeda tidak bisa
dijadikan sebagai merek. Kalimat yang panjang, juga tidak bisa menjadi merek
(terlalu rumit). Selain itu, tanda yang terlalu sederhana tidak bisa pula dijadikan
sebagai merek, misalnya: “.” atau “ – “ . Lambang negara, organisasi, bendera
resmi negara, organisasi, hasil karya cipta orang lain, tidak bisa dijadikan merek.

Tanda yang mengganggu kepentingan umum, ketertiban umum, melawan


hukum, tidak bisa menjadi merek. Misalnya tanda-tanda yang terkait dengan
pornografi, organisasi kejahatan, dll.

11
Apabila terjadi penyalah gunaan Gugatan dapat diajukan dalam jangka waktu
5 (lima) tahun sejak tanggal pendaftaran merek atau dapat dilakukan tanpa batas
waktu apabila Merek yang bersangkutan bertentangan dengan moralitas agama,
kesusilan, atau ketertiban umum.

Terhadap putusan Pengadilan Niaga tersebut dapat diajukan kasasi. Setelah isi
putusan keluar maka segera disampaikan oleh Panitera yang bersangkutan kepada
Direktorat Jenderal setelah tanggal putusan diucapkan. Oleh Direktorat Jenderal
dilaksanakan pembatalan pendaftaran merek dari Daftar Umum Merek dan
mengumumkannya dalam Berita Resmi Merek, setelah putusan tersebut diterima
dan mempunyai kekuatan hukum tetap.

2.1.2 Penyelesaian Sengketa

 Gugatan Pembatalan Merek

Pemilik Merek Terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain


yang secara tanpa hak menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada
pokoknya atau keseluruhannya untuk barang atau jasa yang sejenis berupa
gugatan ganti rugi, dan/atau penghentian semua perbuatan yang berkaitan
dengan penggunaan Merek tersebut. Gugatan diajukan kepada Pengadilan
Niaga.

 Tata Cara Gugatan Pada Pengadilan Niaga

Gugatan pembatalan pendaftaran Merek :

1. Diajukan kepada Ketua Pengadilan Niaga dalam wilayah hukum tempat


tinggal atau domisili.

2. Dalam hal tergugat bertempat tinggal di luar wilayah Indonesia, gugatan


tersebut diakukan kepada Ketua Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

3. Panitera mendaftarkan gugatan pembatalan pada tanggal gugatan yang


bersangkutan diajukan dan kepada penggugat diberikan tanda terima tertulis
yang ditandatangani panitera dengan tanggal yang sama dengan tanggal
pendaftaran gugatan.

4. Panitera menyampaikan gugatan pembatalan kepada Ketua Pengadilan Niaga


dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari terhitung sejak gugatan
didaftarkan.

12
5. Dalam Jangka paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal gugatan
pembatalan didaftarkan, Pengadilan Niaga mempelajari gugatan dan menetapkan
dari sidang.

6. Sidang Pemeriksaan atas gugatan pembatalan diselenggarakan dalam jangka


waktu paling lama 60 (enam puluh) hari setelah gugatan didaftarkan.

7. Pemanggilan para pihak dilakukan oleh juru sita paling lama 7 (tujuh) hari
setelah gugatan pembatalan didaftarkan.

8. Putusan atas gugatan pembatalan harus diucapkan paling lama 90 (sembilan


puluh) hari setelah gugatan didaftarkan dan dapat diperpanjang paling lama 30
(tiga puluh) hari atas persetujuan Ketua Mahkamah Agung.

9. Putusan atas gugatan pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) yang
memuat secara lengkap pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut
harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dan dapat dijalankan
terlebih dahulu meskipun terhadap putusan tersebut diajuka suatu upaya hukum.

10. Isi putusan Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud pada ayat (9) wajib
disampaikan oleh juru sita kepada para pihak paling lama 14 (empat belas) hari
setelah putusan atas gugatan pembatalan diucapkan.

 Alternatif Penyelesaian Sengketa

Selain penyelesaian gugatan sebagaimana dimaksud di atas, para pihak dapat


menyelesaikan sengketa melalui Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian
Sengketa.

13
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

1. Merek adalah suatu tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, sususan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang
atau jasa.
2. Fungsi Merek
 Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi;
 Alat Promosi;
 Jaminan atas mutu barangnya;
 Penunjuk asal barang/jasa yang dihasilkan.
3. Perlindungan Hak Merek dimaksudkan untuk melindungi pemilikan atas
merek, investasi dan goodwill (nama baik) dalam suatu merek, dan untuk
melindungi konsumen dari kebingungan menyangkut asal usul suatu barang
atau jasa. Perlindungan hak merek dilakukan melalui Pendaftaran Merek.
4. Penghapusan pendaftaran Merek dari Daftar Umum Merek dapat dilakukan
atas prakarsa Direktorat Jenderal atau berdasarkan permohonan pemilik
Merek yang bersangkutan.
Merek terdaftar dapat dibatalkan berdasarkan putusan Pengadilan Niaga
yang berkekuatan hukum tetap atas gugatan pihak yang berkepentingan
dengan alasan berdasarkan Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 UUM.
5. Penyelesaian sengketa dapat dilakukan dengan mengajukan gugatan ke
Peradilan Niaga, Artbitrase juga melalu Penyelesaian Alternatif lainnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Buku

1. H. OK. Saidin, 2007, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual


(Intellectual Property Rights), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
2. Endang Purwaningsih, 2005, Perkembangan Hukum (Intellectual Property
Rights), Ghalia Indonesia, Bogor
3. Ditjen HKI, 2011, Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual (HKI),
Tangerang

Pustakamaya

1. Ali, Muhammad, Hak Kekayaan Intelektual,


http://alimuhamad338.blogspot.co.id/2015/03/makalah-hak-atas-
kekayaan-intelektual.html, diakses 10 Desember 2016.
2. Putuhena, Adhy Sulistyono, Hak Merek, http://mari-belajardanberbagi-
ilmu.blogspot.co.id/2013/06/hak-merek.html, diakses 10 Desember 2016.
3. Maghfur, Rokhi, Pelanggaran Hak Merek,
http://arokhimaghfur.blogspot.co.id/2015/09/pelanggaran-hak-merek.html,
diakses 11 Desember 2016.

15

Anda mungkin juga menyukai