Anda di halaman 1dari 20

DEWAN GEREJA DUNIA

&
L.G.B.T

Andik Wijaya,MD,MRepMed
YADA INSTITUTE
www.ginosko-edutech.net
Dewan Gereja Dunia & LGBT
Membaca Arah Gerakan LGBT Di Dalam Gereja
Andik Wijaya,MD,MRepMed

Pendahuluan:
Saya membaca tulisan di facebook
[bit.ly/XBT-Fb-Jk]; Tulisan ini adalah
tanggapan atas tulisan saya yang
berjudul: Menuju Legalitas
Pernikahan Sejenis. [bit.ly/E-Book-LGBT-
SSM]

Pemilik akun facebook ini menyebut


tulisan saya adalah pseudoscience
[tanpa menunjukkan tulisan tersebut], lalu
mengajak pengunjung lamannya
untuk membaca tulisan berjudul:
Bersiap Menghadapi Perubahan,
yang ditulis oleh seseorang
bernama Steve Suleeman.

Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 1


Bila pemiliki akun facebook ini
memahami prinsip fairness and
both side coverage maka
seharusnya dia post juga tulisan
saya di atas, sehingga pembaca
bisa membandingkan tulisan saya:
Menuju Legalitas Pernikahan
Sejenis, dan Bersiap Menghadapi
Perubahan yang ditulis oleh Steve
Suleeman.

Anggaplah dia lupa atas dua prinsip


tersebut, maka setelah dia baca
tulisan ini, dia seharusnya segera
menampilkan tulisan saya di
lamannya. Jika tidak, tentu kita bisa
memiliki persepsi bahwa dia
sedang menyembunyikan
kebenaran yang saya tuliskan.

Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 2


Setelah membaca tulisan Bersiap
Menghadapi Perubahan, saya
menduga Steve Suleeman ini
adalah orang yang sama dengan
Stephen Suleeman yang tulisannya
saya tanggapi.

Dalam tulisan tersebut, Steve


Suleeman terlihat berjuang keras
untuk memuji semua kontributor
bukunya, sekaligus berjuang keras
untuk menghina dan merendahkan
saya, sampai lupa [atau
menghindar] untuk menanggapi
substansi tulisan saya.

Sebenarnya Steve Suleeman tidak


perlu sibuk untuk menghina saya,
karena saya tidak bisa dihina lagi,
sebab saya memang orang hina.
Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 3
Steve Suleeman juga tidak perlu
buang tenaga untuk merendahkan
saya, sebab saya sudah berada di
titik paling rendah, jadi tidak bisa
direndahkan lagi.

Ketika Steve Suleeman


membangun persepsi bahwa saya
orang yang tidak pernah belajar
sexology dan theology, saya
anggap ini suatu pujian.
Bayangkan seorang yang tidak
pernah belajar sexology dan
theology bisa menunjukkan
kesalahan konsep dan theology
tentang LGBT dari orang-orang
yang disebut pakar tersebut.

Bahwa Steve Suleeman menulis


tanggapan atas tulisan saya
Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 4
sebenarnya Steve Suleeman
sedang mengakui bahwa tulisan
saya [orang yang tidak pernah
belajar seksologi dan teologi] layak
untuk ditanggapi secara serius oleh
seseorang yang memposisikan
dirinya sebagai pakar.

Sebenarnya dengan menulis


seperti itu [menghina dan
merendahkan orang lain] Steve
Suleeman sedang menjatuhkan
kehormatannya sendiri sebagai
seorang akademisi [setidaknya
orang yang pernah sekolah]. Sebab
akademisi sejati akan fokus pada
substansi isu yang diperdebatkan.
Apa yang dilakukan oleh Steve
Suleeman bukan hanya
mempermalukan dirinya, tapi
Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 5
mempermalukan institusinya [jika
masih terhisap dalam institusi
tertentu].

Biblicomedic Sexology:
Steve Suleeman meminta
pembacanya untuk mencari info di
Google apakah ada bidang
keilmuan yang disebut Biblicomedic
Sexology. Lalu membuat
kesimpulan: karena tidak ada info di
Google maka ilmu ini reka-reka.

Semua bidang keilmuan yang hari


ini ada, dulu tidak ada. Jadi pasti
ada yang memulainya. Bukankah
ini bagian dari perubahan?
Perbedaan antara penemu dan
pengguna adalah: penemu
berimajinasi dan bekerja keras
Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 6
untuk membuat sesuatu yang
“belum pernah ada” menjadi ada
agar dimanfaatkan oleh banyak
orang; pengguna hanya
memanfaatkan apa yang dihasilkan
oleh penemu; pengguna yang naif,
dan tidak bisa menerima perubahan
cenderung akan menghina temuan-
temuan baru.

Innovation distinguishes
between a leader and a follower.
[Steve Jobs]

Steve Jobs adalah penemu,


Steve Suleeman adalah pengguna
[produk Apple … barangkali].

Ketika menyadari ada begitu


banyak pergumulan seksual dalam

Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 7


pernikahan, saya berpikir: para
Pendeta, Pembimbing Rohani,
Konselor perlu diperlengkapi
dengan pemahaman yang
komprehensif tentang seksualitas
manusia. Setelah berbincang
dengan banyak sahabat Ketua STT
saya tahu dalam kurikulum di
Sekolah Tinggi Teologia tidak ada
mata kuliah yang secara spesifik
mengajarkan seksualitas manusia
dengan prinsip-prinsip kekudusan
hidup dan sekaligus mencakup
pemahaman medis terkait. Maka
saya terpanggil untuk mengisi
‘kekosongan’ tersebut.

Namun dengan persepsi yang


dibangun oleh Steve Suleeman
[saya tidak pernah belajar sexology
Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 8
dan theology] tentu muncul
pertanyaan bagaimana mungkin
orang yang tidak pernah belajar
sexology dan theology bisa
mengembangkan bidang keilmuan
baru Biblicomedic [biblical+medical]
Sexology?

Saya dibesarkan pada era wajib


belajar 9 tahun, sehingga waktu
kelas 1 – 6 SD saya punya
kesempatan untuk belajar
membaca dan menulis, lalu saat
SMP punya sedikit peluang untuk
belajar bahasa Inggris [inggris saya
tidak bagus, bisa disebut broken
English].

Dengan “berbekal kemampuan


baca tulis yang saya pelajari waktu
Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 9
SD”, dan “sedikit kemampuan
membaca bahasa Inggris yang
saya pelajari waktu SMP”, maka
saya bisa membaca berbagai
textbook kedokteran dan theology
terbaik, dan masih terus membaca
journal-journal kedokteran dan
theology terbaru sampai saat ini.

Apa yang saya baca dari berbagai


textbook dan journal tersebut saya
sarikan dalam 6 volume serial
Sexual Holiness setebal 1212
halaman, dan 1 buku Biblicomedic
Perspective on LGBTIQ setebal
525 halaman.

Mengingat ada banyak terminology


yang asing bagi para pembaca,
maka saya mengambil keputusan
Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 10
untuk memberi penjelasan verbal
atas isi buku yang saya tulis
tersebut, melalui kursus intensif:
Leaders Intensive Course –
Biblicomedic Sexology.

Saat ini, ada 4 module Biblicomedic


Sexology; Setiap module berisi 12
sesi pengajaran @100 menit,
karena dirancang dengan bobot
akademik sebesar 2 SKS per
module; Jadi saat ini pengajaran
Biblicomedic Sexology total 8 SKS.
[ www.ginosko-edutech.net ]

Pada waktu yang akan datang


Biblicomedic Sexology akan kami
kembangkan menjadi program studi
S2 dan S3, sehingga suatu saat
akan ada Master in Biblicomedic

Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 11


Sexology, bahkan Doctor in
Biblicomedic Sexology.
Why not? Bukankah berbagai
bidang studi yang hari ini ada, dulu
tidak ada? Sampai ada ‘orang
nekad’ yang berani memulainya?

Lalu bagaimana Biblicomedic


Sexology ini bisa diuji
kebenarannya? Ada 2 cara, yaitu:

Pertama, hadir di kelas intensif


Biblicomedic Sexology sebagai
peserta [tidak perlu kuatir dengan
biaya, kelas saya memang
berbayar mahal seperti yang ditulis
oleh Steve Suleeman, tapi kami
siap memberi full scholarship bagi
mereka yang layak untuk
mendapatkannya]. Cara ini sudah
Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 12
cukup lama dilakukan, jadi telah
banyak master - doktor dibidang
theology, psychology dan
kedokteran [serta bidang keilmuan
lain] yang sudah mengikuti kelas
Biblicomedic Sexology, dan
mayoritas mereka membayar
penuh biayanya.

Kedua, dibuat format yang lebih


serius, Biblicomedic Sexology
dipresentasikan di STT dihadiri oleh
para pakar theology, psychology
dan kedokteran, lalu semua pakar
diberi keleluasaan untuk menguji
semua konten Biblicomedic
Sexology ini. Untuk format yang
kedua ini saya punya syarat: jika
saya bisa mempertahankan semua
konsep yang saya sampaikan maka
Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 13
saya berhak atas gelar Doktor dari
STT tersebut. [Siapa tahu ada yang
bersedia menjadi promotor saya].

Argumentasi Pro-LGBT:
Steve Suleeman terlalu sibuk untuk
membangun persepsi bahwa saya
tidak credible untuk menanggapi
buku yang ditulisnya, sampai lupa
[atau sengaja menghindar] untuk
menanggapi 5 Argumentasi Pro-
LGBT yang saya tunjukkan
dengan jelas kesalahannya.

Steve Suleeman bahkan


mengulang lagi tentang DSM -
Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder [ bit.ly/SS-DSM ] yang
sudah saya tunjukkan
kesalahannya, ketika APA
Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 14
[American Psychiatric Association]
mengubah kriteria diagnosa
homosexuality dan transsexuality.

Jadi memang tidak ada hal baru


yang bisa disampaikannya untuk
kita telaah bersama.

Steve Suleeman, ayolah anda


seorang akademisi yang terhormat;
Hormati diri anda, biasakan untuk
berdebat pada substansi yang
diperdebatkan.

Alih-alih anda membangun


argumentasi untuk mendebat
tulisan saya, anda malah
membangun persepsi baru bahwa
saya adalah pengikut medis syariah
atau wahabi. [astaghfirullah]
Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 15
Dewan Gereja Dunia & LGBT:
Satu-satunya hal baru yang saya
pelajari dari tulisan Steve Suleeman
adalah Dewan Gereja Asia dan
Dewan Gereja Dunia sedang
mengarah untuk mendukung
perilaku LGBT. [ bit.ly/DGD-LGBT ].

PGI sebagai bagian dari Dewan


Gereja Asia dan Dunia tentu akan
bergerak ke arah yang sama.

Dalam tulisan tersebut Steve


Suleeman tampak memandang
rendah sinode-sinode anggota PGI
yang menolak Surat Pastoral PGI
Tentang LGBT, menyebutnya
kelompok minoritas bahkan
mempersilahkan keluar dari PGI

Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 16


maupun Dewan Gereja Asia dan
Dunia.

Saya mencium aroma arogansi


dalam tulisan tersebut.

Benarkah PGI sedang bergerak


bersama Dewan Gereja Asia
maupun Dunia untuk mendukung
perilaku LGBT?

Berdasarkan buku Steve


Suleeman, maka dukungan
terhadap kaum LGBT tentu
termasuk perjuangan menuju
legalitas pernikahan sejenis.

Benarkah PGI bergerak ke arah


sana? Tentu PGI yang harus
menjawab semua persepsi yang
Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 17
dibangun oleh Steve Suleeman
dalam tulisan tersebut; Jika PGI
diam, maka orang akan percaya
pada apa yang diinformasikan oleh
Steve Suleeman.

Penutup:
Perubahan memang akan terus
terjadi, tetapi hanya perubahan
yang mengakar pada “kebenaran
yang tidak pernah berubah”, yang
akan membawa kita pada kebaikan;
Diluar itu, perubahan pasti akan
membawa pada kehancuran.

Dewan Gereja Dunia & LGBT // Andik Wijaya,MD,MRepMed // 30 Juni 2019 18


Andik Wijaya,MD,MRepMed
YADA INSTITUTE
www.ginosko-edutech.net

Anda mungkin juga menyukai