Disusun oleh :
TIARINI APRIANA
61117111
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Definisi ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dibedakan menjadi dua, ISPA
atas dan bawah menurut Nelson (2002: 1456-1483), Infeksi saluran pernapasan atas adalah
infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri termasuk nasofaringitis atau common cold,
faringitis akut, uvulitis akut, rhinitis, nasofaringitis kronis, sinusitis. Sedangkan, infeksi
saluran pernapasan akut bawah merupakan infeksi yang telah didahului oleh infeksi saluran
atas yang disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder, yang termasuk dalam penggolongan ini
adalah bronkhitis akut, bronkhitis kronis, bronkiolitis dan pneumonia aspirasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Penyebab infeksi pada saluran nafas atas :
a. Bakteri
b. virus
Masa inkubasi :
2 – 5 hari
Agen penyebab :
Streptococcus pyogenes – Lancefield group a β-hemolytic Streptococcus
Streptococcus pyogenes
• Family : Streptococcaceae
• Genus : Streptococcus
• Morfologi :
– Kokus Gram positif, rantai
• Sifat :
– β hemolisa
• Fisiologi
- anaerob fakultatif
- homofermentan lactic acid
- tidak mampu sintesis beberapa asam
amino perlu media kaya
gambar Streptococcus pyogenes
Patogenesis :
Virulensi berasosiasi dengan kapsul asam hialuronik dan protein M,
keduanya menghambat fagositosis
Protein G mengikat segmen Fc dari IgG
Protein F untuk perlekatan mukosal
Multipel enzim
2. Diphtheria
Masa inkubasi :
2-6 hari
Agen penyebab :
Corynebacterium diphtheriae – batang Gram positif, menghasilkan toksin, tidak
membentuk spora .
Corynebacterium diphtheria
• Genus : Corynebacterium
• Morfologi :
– Batang Gram positif
• Sifat :
– Aerobik dan fakultatif anaerob
– Tumbuh baik pada medium yang mengandung darah atau serum
• 3 biotipe : gravis, intermedius, mitis
• Penyebab : difteri
• Pewarnaan Neisser : granula metakhromatik
• Ciri-ciri : tidak motil, tidak berkapsul, dan tersususn dalam pola irregular
• Medium perbenihan :
Loeffler’s medium / Pai medium
gambar Corynebacterium diphtheria
Patogenesis :
Infeksi saluran nafas atas
Pelepasan eksotoksin dan diabsorbsi oleh aliran darah
Toksin membunuh sel dengan mempengaruhi sintesis protein
Efek terjadi pada sel yang mempunyai reseptor terhadap toksin – terutama jantung,
ginjal, dan jaringan saraf
Cara menginfeksi : melalui rute pernapasan atas atau setelah kontak langsung
dengan lesi kulit
Gambaran klinis :perdangan akut dan nekrosis yang terlihat pada dinding
posterior faring, difteri menyebabkan toksosemia yang kemudian menjadi
mikarditis
Pencegahan dan pengendalian : vaksinasi toksoid
tata laksana:
isolasi
pemberian antitoksin dan eritromisin
perawatan intensif
3. haemophilus influenza
• Batang pendek/kokoid, mempunyai kapsul
• Menyerang membran mukosa saluran nafas bagian atas
1. Common cold
Masa inkubasi :
1 – 2 hari
Agen penyebab :
Rhinovirus (utama) - > 100 tipe
>> virus lain
Beberapa bakteri
Patogenesis :
Virus melekat epitel respiratori, mulai infeksi yang menyebar ke adjacent
cells
Gerakan silia berhenti dan sel mengelupas
Sekrasi mukus ↑
Reaksi inflamasi (+)
Infeksi berhenti dengan pengeluaran interferon dan produksi antibodi
2. Adenoviral pharyngitis
Masa inkubasi :
5 – 10 hari
Agen penyebab :
Adenovirus - > 45 tipe
Patogenesis :
Virus bermultiplikasi di sel hospes
Terdapat destruksi sel dan inflamasi
Tipe berbeda menghasilkan gejala berbeda
BAB III
PENUTUP
Infeksi merupakan masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia
dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang
dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau
infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada patogen
penyebabnya, faktor lingkungan, dan faktor pejamu.
REFERENSI
1. At a Glance MIKROBIOLOGI MEDIS DAN INFEKSI, edisi ketiga, Sthepen
Gillespie & Katheleen Bamford, 2009
2. http://eprints.uny.ac.id/8336/3/bab%202%20%2808308141008%29.pdf
3. Slide kuliah pakar