Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN OBSERVASI KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR “SMAS

DR. SOETOMO SURABAYA”


Laporan ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kemampuan Dasar
Mengajar

DOSEN PEMBIMBING
Sheila Febriani Putri, S.Pd., M.Pd.

Oleh Kelompok :
1. Srimarlina (180421600143)
2. Vivi Andriani (180421621516)
3. Yemima Hana Christina (180421621619)
4. Wilda Auwalina I. (180421621590)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI
APRIL 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena
dengan ridho dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas laporan observasi
yang bertemakan “Penerapan Kemampuan Dasar Mengajar Guru di SMAS Dr.
Soetomo Surabaya”.
Penulisan laporan observasi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan nilai
tugas mata kuliah Kemampuan Dasar Mengajar di fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Malang.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
Kemampuan Dasar Mengajar karena telah memberikan tugas sehingga menambah
pengetahuan dan pengalaman kami serta membentuk kebersamaan antar anggota
kelompok, dan kami mengucapkan terimakasih kepada kepala sekolah SMAS Dr.
Soetomo Surabaya karena telah memberikan izin kepada kami untuk melakukan
observasi di sekolah tersebut dan tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih
kepada orang tua kami yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan serta
do’a yang selalu mengiringi kami.
Penulis menyadari bahwa laporan observasi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun untuk mengembangkan pengetahuan yang lebih
baik untuk laporan observasi selanjutnya.

Malang, Februari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................4
1.1. Latar Belakang Observasi ................................................................4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................4
1.3. Tujuan Observasi..............................................................................5
1.4. Manfaat ............................................................................................ 5
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 6
2.1. Pengertian Guru ............................................................................... 6
2.2. Ciri-ciri Guru yang Baik ................................................................. 7
2.3. Kegiatan Pembelajaran.................................................................... 8
2.4. Kegiatan Pembelajaran yang Efektif ............................................... 9
2.5. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar ...................................... 10
2.6. Pengertian 9 Keterampilan Dasar Mengajar ................................... 11
BAB III METODE .......................................................................................... 20
3.1. Jenis Penelitian ................................................................................ 20
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 20
3.3. Subjek Penelitian............................................................................. 20
3.4. Sumber Data .................................................................................... 20
3.5. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 21
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................. 22
4.1. Deskripsi Hasil Observasi ............................................................... 22
4.2. Analisis Kesesuaian Hasil Observasi Kelas dengan Kemampuan
Dasar Mengajar yang Harus Dimiliki oleh Seorang Guru ..................... 23
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 30
5.1. Kesimpulan.......................................................................................30
5.2. Saran .................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 31

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses
atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan
yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi
yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Pengertian observasi
lainnya adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengetahui sesuatu dari
sebuah fenomena yang didasari pada pengetahuan dan gagasan yang
bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi terkait dengan suatu
fenomena atau peristiwa yang sudah atau sedang terjadi dilingkungan.
Proses dalam mendapatkan informasi-informasi tadi haruslah objektif,
nyata serta dapat dipertanggung jawabkan. (Diunduh dari
https://www.zonareferensi.com/pengertian-observasi/).
Guru dalam proses pembelajaran dikelas dipandang dapat
memainkan peran penting terutama dalam membantu peserta didik untuk
membangun sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu,
mendorong kemandirian dan ketepatan logika intelektual, serta
menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar. Selain terampil
mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan
dapat bersosialisasi dengan baik. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan
yang sesungguhnya seorang guru dituntut untuk memiliki beberapa
kompetensi guru.
Menurut Mulyasa kompetensi guru merupakan perpaduan antara
kemampuan personal, keilmuwan, sosial, spritual, yang secara kaffah
membentuk kompetensi standar profesi guru yang mencangkup penguasaan
materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangan pribadi dan profesionalisme. Selain itu guru juga harus
memiliki kemampuan dasar untuk mengajar.
Agar dapat mengetahu kompetensi guru dan kemampuan dasar
mengajar secara nyata, penulis melakukan observasi secara langsung ke
SMAS Dr. Soetomo Surabaya agar bisa mengetahui secara jelas apakah
guru disana sudah menerapkan kemampuan dasar mengajar dan kompetensi
guru.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana kegiatan pembelajaran IPS di SMAS Dr. Soetomo Surabaya?
2. Bagaimana observasi yang dilakukan di SMAS Dr. Soetomo Surabaya?

4
3. Apakah Guru di SMAS Dr. Soetomo Surabaya sudah menerapkan 9
kemampuan dasar mengajar dalam pembelajarannya?

1.3. Tujuan Observasi


1. Untuk mengetahui kegiatan pembelajaran IPS di SMAS Dr. Soetomo
Surabaya.
2. Untuk mendeskripsikan observasi yang dilakukan.
3. Untuk mengidentifikasi penerapan 9 kemampuan dasar mengajar oleh
guru dalam pembelajarannya.

1.4. Manfaat
Kegiatan Observasi di SMAS Dr. Soetomo Surabaya tentu saja akan
memberikan manfaat yang besar bagi kami selaku mahasiswa jurusan
pendidikan akuntansi, melalui observasi ini kami dapat memperoleh
wawasan secara luas dan mengetahui bagaimana seorang pendidik mengajar
muridnya di sekolah, dan bagaimana metode serta kemampuan dasar yang
mereka gunakan dalam proses pembelajaran, dari observasi ini tentu saja
kita juga mengetahui bagaimana respon siswa saat menerima pembelajaran
di kelas sehingga tentu saja kami selaku mahasiswa bisa menerapkannya
nanti ketika menjadi seorang pendidik.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Guru


Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, terutama
Pasal 1 guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sementara itu, tenaga
pendidik adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat Dengan munculnya UU ini guru/dosen
sudah diakui sebagai tenaga professional setara dengan profesi lain. Yang
dimaksud profesional di sini adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Jadi ,Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama


mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.Sebagai Pendidik
Profesional,guru bukan saja dituntut melaksanakan tugasnya secara
professional tetapi juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan
profesional. Nana Syaodih Sukmadinata (2007) menjelaskan bahwa dalam
melaksanakan tugas guru dituntut untuk memiliki kematangan atau
kedewasaan pribadi,serta kesehatan jasmani dan rohani.

Ki Hajar Dewantara telah menggariskan pentingnya peranan guru


dalam proses pembelajaran dengan ungkapan :

1. Ing ngarsa sung tulada


Maksudnya adalah di depan memberi tauladan. Menekan
pentingnya modeling atau keteladanan yang merupakan cara yang
paling ampuh dalam mengubah perilaku inovasi seseorang.
2. Ing madya mangun karsa
Maksudnya adalah di tengah menciptakan peluang untuk
berprakarsa. Asas ini memperkuat peran dan fungsi guru sebagai mitra
setara menjalin kerjasama antar siswa (di tengah), serta sebagai fasilitator
(menciptakan peluang).
3. Tut wuri handayani

6
Maksudnya adalah dari belakang memberikan dorongan dan arahan.
Hal ini mempunyai makna yang kuat tentang peran dan funsi guru.

2.2. Ciri-ciri Guru yang Baik

Menurut Combs dan kawan-kawan dalam Soemanto Waty (1998)


bahwa cirri-ciri guru yang baik adalah :

1. Guru mempunyai anggapan bahwa orang lain itu mempunyai


kemampuan untuk memecahkan masalah mereka sendiri dengan baik.
2. Guru yang melihat bahwa orang lain mempunyai sifat ramah dan
bersahabat dan bersifat ingin bekembang.
3. Guru yang cenderung melihat orang lain sebagai orang yang sepatutnya
dihargai
4. Guru yang melihat orang-orang dan perilaku mereka pada dasarnya
berkembang dari dalam,jadi bukan merupakan produk dari peristiwa-
peristiwa eksternal yang dibentuk dan yang digerakkan.Dia melihat
orang itu mempunyai kreativitas dan dinamika,jadi bukan orang yang
pasif atau lamban.
5. Guru yang melihat orang lain itu dapat memnuhi dan meningkatkan
dirinya,bukan menghalangi apalagi mengancam.

Saroj Buasri (1970) berpandangan bahwa guru-guru yang baik


hendaknya mempunyai 3 kualitas dasar :

1. Guru yang baik harus membelajarkan dengan baik.


2. Guru yang baik harus terus belajar dan melakukan penelitian untuk
pengembangan dan pengetahuannya.
3. Guru-guru yang baik harus membantu siswa untuk mengembangkan
kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan,untuk membantu orang
atau masyarakat yang memerlukan.

Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan


adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang
berkembang dalam dirinya. Dengan kata lain tugas utama guru adalah
membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar belajar aktif
sehingga potensi dirinya dapat berkembang dengan maksimal. Agar hal
tersebut dapat terwujud, guru seharusnya mengetahui bagaimana cara siswa
belajar dan menguasai berbagai cara membelajarkan siswa. Pemeberdayaan
peserta didik ini meliputi aspek-aspek keperibadian terutama aspek
intelektual, sosial emosional dan keterampilan. Tugas mulia itu menjadi
berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda

7
memasuki abad pengetahuan, melainkan harus mempersiapkan diri agar
tetap eksis, baik sebagai individu maupun profesional.

Di samping itu, guru hendaknya memiliki kemampuan dalam


memberikan motivasi. Prinsip motivasi agar siswa senang berada dalam
lingkungan belajar, sehingga terbangun kondisi psikis kemampuan diri yang
membawa kepuasan belajar dan mengacu pada percaya diri, untuk menjadi
mandiri dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan sendiri
(Conny Semiawan, 2002). Hal ini menunjukan bahwa belajar siswa dapat
belajar bila guru telah memenuhi kriteria guru yang baik tersebut.

2.3. Kegiatan Pembelajaran


Menurut Syaiful (2007) pembelajaran merupakan komunikasi dua
arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik. Konsep pembelajaran menurut Corey (1986) ialah suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi
khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu (dalam Syaiful
(2007). Untuk mencapai kondisi tersebut dibutuhkan strategi pembelajaran.

Pemahaman umum kegiatan pembelajaran ialah proses guru dalam


mengajar di dalam kelas. Padahal, dalam melaksanakan proses
pembelajaran, guru tidak hanya sekedar "mengajar" yakni menyampaikan
pengetahuan kepada siswa. Dalam Per-Menpan RB nomor 16/2009 tentang
Jabatan fungsional Guru dan Angka Kreditnya, dijelaskan pada pasal 1,
"Kegiatan pembelajaran ialah kegiatan Guru dalam menyusun rencana
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yangg bermutu, menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran, menyusun dan melaksanakan program
perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Kegiatan


pembelajaran ialah rangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik
melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi. Kegiatan
pembelajaran dapat terwujud melalui metode pembelajaran yang bervariasi
dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran memuat kecakapan
hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Sehingga guru atau pendidik
berperan penting dalam kegiatan pembelajaran ini. Kegiatan pembelajaran
ini merupakan aktivitas untuk mencapai suatu kompetensi dasar, untuk itu
pendidik harus mencantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan.

8
Kegiatan pembelajaran merupakan rangkaian dari banyak metode yang
digunakan pendidik dalam suatu kegiatan pembelajaran.

2.4. Kegiatan Pembelajaran Yang Efektif


Dryden dan Voss (1999) mengatakan bahwa belajar akan efektif jika
suasana pembelajarannya menyenangkan. Sedangkan menurut Cronbach
belajar yang efekktif adalah melalui pengalaman. Efektif itu artinya
mencapai target yang ditetapkan dalam rencana. Oleh karena itu
perencanaan pembelajaran yang efektif adalah yang menetapkan antara
kriteria target. Kemudian guru atau pendidik melakukan sebuah pengukuran
pencapaian atas hasil pembelajaran (evaluasi) yang telah dilakukan.

Jadi, kegiatan pembelajaran yang efektif itu merupakan


pelaksaannya ada alat ataupun instrument untuk mengukur keberhasilan dan
melaksanakan pengukuran dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran
yang efektif ini bisa pula dilihat dari segi proses maupun hasilnya. Untuk
melihat pembelajaran ini efektif atau tidaknya berdasarkan dilihat dari segi
proses, pembelajaran dianggap efektif apabila siswa telah terlibat secara
aktif dalam melaksanakan tahapan-tahapan prosedur pembelajaran di dalam
kelas. Kemudian bila dilihat dari segi hasil, dianggap efektif jika tujuan
pembelajaran yang disusun pendidik telah dikuasai siswa secara tuntas.
Adapun bentuk perubahan dari hasil belajar meliputi tiga aspek, yaitu aspek
kognitif meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan
dan perkembangan keterampilan atau kemampuan yang diperlukan untuk
menggunakan pengetahuan tersebut. Selanjutnya, yaitu aspek efektif
meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental,perasaan dan
kesadaran peserta didik. Aspek psikomotor meliputi perubahan-perubahan
dalam segi bentuk-bentuk tindakan motorik. (Daradjat, 1995:197) Prestasi
belajar siswa yang diperoleh dalam proses belajar-mengajar disekolah dapat
dilihat dandiketahui dari nilai hasil ujian semester, yang kemudian
dituangkan dalam daftar nilai raport.

Seseorang bisa membangun atau mengimplementasikan


pengetahuannya itu, memerlukan dukungan suasana dan fasilitas belajar
yang maksimal. Suasana yang menyenangkan bukan yang disertai dengan
suasana yang menegangkan sangat baik dan mendukung untuk
membangkitkan motivasi belajar. Anak-anak pada dasarnya dapat belajar
paling efektif pada saat mereka sedang bermain atau melakukan sesuatu
yang mengasyikkan. Artinya belajar paling efektif jika dilakukan secara
aktif oleh individu tersebut.

9
Untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif ditinjau dari kondisi dan
suasana serta upaya pemeliharaannya, maka guru selaku pembimbing harus
mampu melaksanakan proses pembelajaran tersebut secara maksimal. Selain itu
untuk menciptakan suasana dan kondisi yang efektif dalam pembelajaran harus
adanya factor-factor pendukung tertentu seperti lingkungan belajar, keahlian
guru dalam mengajar, fasilitas dan sarana yang memadai serta kerjasama yang
baik antara guru dan peserta didik.

Upaya-upaya yang tersebut merupakan usaha dalam menciptakan


sekaligus memelihara kondisi dan suasana belajar yang kondusif, optimal dan
menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga
tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal. Jika pembelajaran
tidak berjalan dengan efektif dan tidak menyenangkan bagi peserta didik,
peserta didik akan mengalami kejenuhan dalam belajar, guru henadaknya
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didiknya. Agar pesrta didik
tidak mengalami kejenuhan dalam belajar agar tujuan pembelajaran dapat
berjalan seperti yang di harapkan.

2.5. Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar

Salah satu kemampuan dasar yang dimiliki oleh guru adalah


kemampuan dalam keterampilan mengajar. Kemampuan ini membekali
guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar.
Keterampilan mengajar adalah untuk mencapai tujuan pengajaran.
Adapun pengertian keterampilan mengajar guru adalah
sebagaimana pendapat Amstrong dkk (1992:33) yaitu kemampuan
menspesifikasi tujuan performasi, kemampuan mendiagnosa murid,
keterampilan memilih strategi penajaran, kemampuan berinteraksi dengan
murid, dan keterampilan menilai efektifitas pengajaran.
Adapun mengajar merupakan proses yang komplek, tidak sekedar
menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan
maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil
belajar yang lebih baik pada siswa.karena itu banyak terdapat aneka ragam
pengertian mengajar, antara lain: Menurut M.Ali (1987:12) mengartikan
mengajar adalah : “Segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi
kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan
tujuan yang dirumuskan”. Sedangkan menurut Nasution (1995:4)
memberikan definisi mengajar yang lengkap sebagai berikut:

1. Mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada anak.


2. Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak.

10
3. Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga
terjadi proses belajar.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian


keterampilan mengajar adalah keterampilan yang berkaitan dengan semua
aspek kemampuan guru yang berkaitan erat dengan berbagai tugas guru
yang berbentuk keterampilan dalam rangka memberi rangsangan dan
motivasi kepada siswa untuk melaksanakan aktuvitas oleh guru adalah
ketermpilan untuk membimbing, mengarahkan, membangun siswa dalam
belajar guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan secara
terpadu.

2.6. Pengertian 9 Keterampilan Dasar Mengajar

1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran


Kegiatan membuka pembelajaran didefinisikan sebagai alat atau
proses yang memasukkan peserta didik ke dalam keadaan penuh
perhatian dan belajar (Brown, 1991:98). Dengan demikian secara teknis,
kegiatan membuka pembelaiaran diartikan sebagai aktivitas pengajar
untuk menciptakan suasana siap rnental dan menimbulkan perhatian
peserta didik agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Membuka
Pembelajaran bertujuan untuk:
1. Memusatkan perhatian dan membangkitkan motivasi peserta didik
terhadap tugas-tugas yang harus dilakukan.
2. Menginformasikan cakupan materi yang akan dipelajari dan batas-
batas tugas yang akan dikerjakan peserta didik.
3. Memberikan gambaran mengenai metode atau pendekatan-
pendekatan yang akan digunakan maupun kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan peserta didik.
4. Melakukan apersepsi, yakni mengaitkan materi yang telah dipelajari
dengan materi yang akan dipelajari.
Kegiatan menutup pembelajaran dapat didefinisikan sebagai
pengarahan perhatian peserta didik ke pada penyelesaian tugas
tertentu atau urutan kegiatan pembelajaran. Secara teknis kegiatan
membuka pembelajaran dimaksudkan adalah kegiatan yang
dilakukan pengajar untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
Kegiatan menutup pembelajaran merupakan kegiatan memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari peserta
didik mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat
keberhasilan pengajar dalam proses pembelajaran. Menutup
Pembelajaran bertujuan untuk :

11
1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam
pencapaian kompetensi.
2. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengajar dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3. Membuat rantai kompetensi antam kompetensi yang sekarang
sedang dipelajari dan kompetensi serta materi pada kegiatan yang
akan datang.
4. Menjelaskan hubungan antara pengalaman belajar yang telah
dialami dengan pengalaman baru yang akan dialami/dipelajari
pada kegiatan yang akan datang.

5. Keterampilan membimbing siswa bertanya


Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya guru tidak berhasil
menggunakan teknik bertanya yang efektif. Keterampilan bertanya
menjadi penting jika dihubungkan dengan dengan pendapat yang
mengatakan “berpikir itu sendiri adalah bertanya’ . Bertanya merupakan
ucapan verbal yang meminta proses dari seseorang yang dikenai.
Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-
hal yang merupakan hasil pertimbangan. Menurut pendapat Brown
pengertian bertanya adalah “any statement which tests or creates
knowledge in the learner” yang artinya bertanya merupakan setiap
pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa-siswi
(Brown, 1975:103). Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang
mendorong kemampuan berpikir. Keterampilan bertanya, bagi seseorang
guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai.
Mengapa demikian? Sebab melalui keterampilan ini guru dapat
menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Dapat anda rasakan,
pembelajaran akan menjadi sangat membosankan, manakala selama
berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan
pertanyaan, baik sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk
mengajak siswa berpikir. Oleh karena itu dalam setiap proses
pembelajaran, model pembelajaran apapun yang digunakan bertanya
merupakan kegiatan yang selalu merupakan bagian yang tidak
terpisahkan.

12
3. Keterampilan membimbing siswa melakukan eksplorasi
Mengumpulkan informas iatau eksperimen merupakan kegiatan
pembelajaran yang berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku
teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan
narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan
informasi/ eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
Menurut kamus besar bahasa indoneisa (KBBI), Eksplorasi dapat diartikan
sebagai:

 Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih


banyak (tentang keadaan), terutama sumber-sumber alam yang terdapat
di tempat itu; penyelidikan; penjajakan:
 Kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru;
 Penyelidikan dan penjajakan daerah yang diperkirakan mengandung
mineral berharga dengan jalan survei geologi, survei geofisika, atau
pengeboran untuk menemukan deposit dan mengetahui luas wilayahnya;
Jika dikaitkan dengan proses pembelajaran, kegiatan eksplorasi bisa
diartikan sebagai sebuah kegiatan yang dilakukan guru untuk
membimbing siswa atau peserta didik guna mendapatkan pengalaman baru
terkait materi yang sedang dipelajari.
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melakukan kegiatan berikut:

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari referensi dari


berbagai sumber yang dapat dipercaya.
 Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lain;
 Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik juga antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
 Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
Berbagai pilihan kegiatan eksplorasi yang lain:

 Mengamati 2 perbandingan (yang salah dan yang benar)


 Mencoba melakukan kegiatan tertentu
 Membaca kasus (bedah kasus)
 Talk show
 Berwawancara dengan sumber tertentu (menggali informasi)
 Observasi terhadap lingkungan

13
 Mencoba melakukan kompetensi dengan kemampuan awalnya
 Mencoba bereksperimen
 Bernyanyi (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
 Bermain (berkaitan dengan konsep yang akan dibahas)
 Membaca tentang
 Mendengar tentang
 Berdiskusi sehingga terjalin interaksi antara guru dan murid juga murid
dengan murid
 Mengamati model (teks/ karya)
 Mengamati demonstrasi
 Mengamati simulasi kasu, guru harus mampu memberikan model
simulasi tentang materi yang dipelajari

4. Keterampilan membimbing siswa dalam mengasosiasi (mengolah


informasi)
Mengasosiasi atau mengolah informasi adalah tahap ke empat dari
serangkaian tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan
pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
mengkomunikasikan. Mengasosiasi | mengolah informasi melatih siswa
mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta
deduktif dalam menyimpulkan.
Kegiatan mengasosiasi / menalar / mengolah
informasi (associating)
1. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan,
2. Menganalisis data dalam bentuk membuat kategori,
3. Mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait
dalam rangka menemukan
4. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
5. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
6. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu
memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi
dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi
dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.

14
5. Keterampilan membimbing siswa dalam mengkomunikasikan hasil
belajar
Mengkomunikasikan / Mengomunikasikan adalah tahap ke
lima dari serangkaian tahapan pembelajaran berpusat pada siswa dengan
pendekatan saintifik yang terdiri dari mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi,
mengkomunikasikan. Mengkomunikasikan melatih siswa mengembangkan
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan
kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Kegiatan belajar yang
dilakukan pada tahapan mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil
pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya. Kegiatan lainnya adalah menuliskan atau menceritakan
apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan
dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh
guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik
tersebut.
Contoh kegiatan mengkomunikasikan / mengomunikasikan
1. Menyajikan laporan dalam bentuk bagan;
2. Menyajikan laporan dalam bentuk diagram;
3. Menyajikan laporan dalam bentuk grafik;
4. Menyusun laporan tertulis; dan
5. Menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan
6. Menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara grafis
7. Menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan pada media
elektronik
8. Menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara multi
media

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil


Diskusi dapat dipandang sebagai suatu perbincangan dengan tujuan
tertentu. Diskusi merupakan proses interaksi verbal secara teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal.
Tujuan keterampilan membimbing diskusi kelompok bertujuan agar:
a. Proses diskusi kelompok yang dilakukan oleh peserta didik dapat
berjalan baik dan mencapai hasil yang diharapkan secara efisien dan
efektif.
b. Proses berbagi pengalaman atau informasi, mengkonstruksi konsep,
mengambil keputusan, atau memecahkan masalah dapat berjalan baik
Komponen keterampilan membimbing diskusi:

15
a. Memusatkan perhatian.
Merumuskan tujuan diskusi, merumuskan masalah, menandai hal-hal
yang penting (relevan) dan yang tidak penting
b. Memperjelas masalah serta urunan pendapat.
Merangkum, menggali, atau menguraikan secara detail
c. Menganalisis pandangan peserta didik.
Menandai persetujuan atau ketidaksetujuan dan memperhatikan alasan
peserta didik
d. Meningkatkan partisipasi peserta didik
berpendapat menimbulkan pertanyaan, menggunakan contoh,
menggunakan hal-hal yang sedang hangat dibicarakan, menunggu, dan
memberi dukungan
e. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Meneliti pandangan, mencegah pembicaraan yang berlebihan, dan
menghindari (menghentikan) dominasi.
f. Menutup diskusi.
Merangkum, menilai, dan membuat simpulan
g. Menumbuhkan minat dan kegiatan belajar

7. Keterampilan mengadakan variasi


Variasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan adalah
perubahanperubahan kegiatan pengajar dalam konteks interaksi
pembelajaran, yang meliputi gaya mengajar, penggunaan media
pembelajaran, pola interaksi dengan peserta didik. dan stimulasi. Tujuan
mengadakan variasi bertujuan untuk:
a. Mengatasi kebosanan peserta didik sehingga dalam proses pembelajaran
peserta didik senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta
penuh partisipasi
b. Menjadikan proses pembelajaran lebih hidup dan lebih bermakna
c. Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi yang dipelajari
serta kompetensi yang harus dikuasai.
d. Memotivasi peserta didik aktif dalam pembelajaran.

16
8. Keterampilan memberi penguatan
Keterampilan Memberikan Penguatan Penguatan (reinforcement)
dimaksudkan adalah respon positif dari pengajar kepada peserta didik yang
telah berhasil melakukan perilaku (behavior) tertentu secara baik.
Pemberian penguatan pada umumnya dilakukan oleh pengajar dengan
tujuan agar peserta didik lebih giat berpartisipasi dalam interaksi
pembelajaran dan mengulangi lagi perilaku yang baik. Dengan kata lain
penguatan adalah tanggapan pengajar terhadap perilaku peserta didik yang
memungkinkan dapat berulangnya kembali perilaku yang dianggap baik.
Tujuan Keterampilan memberikan penguatan bertujuan untuk:
a. Menumbuhkan perhatian peserta didik
b. Memotivasi peserta didik terhadap pencapaian kompetensi
c. Mengendalikan berkembangnya perilaku negatif dan mendorong
tumbuhnya perilaku positif dan produktif
d. Menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik
e. Mendorong peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya
Komponen Keterampilan Memberikan Penguatan:
a. Penguaian secara verbal, dengan kata-kata pujian atau penghargaan
b. Penguatan secara non verbal, dengan menggunakan mimik dan gerakan
badan
c. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
d. Penguatan berupa simbol dan benda
Prinsip Penggunaan Keterampilan Memberikan Penguatan
Beberapa hal yang harus diperhatikan pengajar dalam pemberian penguatan
antara lain:
a. Kehangatan dan antusias.
Pengajar dalam memberikan penguatan kepada peserta didik
hendaknya menunjukkan sifat yang baik dan ekspresi wajah yang
menarik sehingga peserta didik merasa senang denqan sikap
pengajarnya.
b. Kebermaknaan Pemberian.

17
Penguatan hendaknya disesuaikan dengan tingkat pencapaian
keberhasilan peserta didik dan mempunyai makna bagi peserta didik
yang melakukan perbuatan baik sesuai yang diharapkan.
c. Hindari penggunaan penguatan negatif.
Walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk
dapat mengubah motivasi, penampilan dan perilaku peserta didik, namun
pemberian kritik atau hukuman memiliki akibat yang sangat kompleks,
dan secara psikologis agak kontroversial. Oleh karena itu, sebaiknya
dihindari munculnya sejumlah akibat yang tidak dikehendak, seperti
misalnya: peserta didik menjadi frustasi, pemberani, serta kemungkinan
hukuman yang dianggap sebagai kebanggaan,dan perilaku negatif akan
terulang kembali.
d. Penggunaan Penguatan secara Bervariasi.
Pemberian penguatan hendaknya diberikan secara bervariasi baik
komponen maupun caranya. Penggunaan cara dan jenis komponen yang
sama misalnya pengajar selalu menggunakan kata-kata "bagus" akan
mengurangi efektivitas pemberian penguatan. Pemberian penguatan akan
bermanfaat bila arah pemberiannya bervariasi, mula-mula keseluruhan
anggota kelas, kemudian kelompok kecil, akhirnya ke individu, atau
sebaliknya.
e. Penguatan dapat ditujukan kepada peserta didik tertentu atau kelompok
peserta didik tertentu
f. Penguatan hendaknya dilakukan segera, jangan sampai ditunda.

g. Keterampilan mengelola kelas


Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan menciptakan
dan mempertahankan kondisi optimal agar terjadi proses belajar mengajar
yang kondusif, efisien dan efektif. Tujuannya :
1. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu/ klasikal
dalam berperilaku sesuai tata tertib dan aktivitas yang sedang
berlangsung
2. Menyadari kebutuhan siswa

18
3. Memberi respon yang efektif terhadap perilaku siswa
Keterampilan mengelola kelas dibedakan menjadi :
 Pengelolaan Fisik : Administrasi siswa, Posisi tempat duduk siswa,
Pengelolaan penunjang pembelajaran
 Pengelolaan Non-Fisik : Pengkondisian siswa, Ketenangan Belajar
siswa.
Komponen keterampilan mengelola kelas:
1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar optimal :
 Menunjukkan sikap tanggap
 Membagi perhatian secara visual dan verbal
 Memusatkan perhatian kelompok : menyiapkan dan menuntut
tanggung jawab siswa
 Memberi petunjuk yang jelas
 Menegur secara bijaksana : yaitu secara jelas dan tegas (bukan berupa
peringatan/ocehan/buat aturan)
 Memberi penguatan bila perlu
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar
optimal : keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap respon
negatif siswa yang berkelanjutan. Untuk mengatasi ini dapat digunakan
3 jenis strategi :
 Modifikasi tingkah laku
 Proses kelompok : kelompok dimanfaatkan dalam memecahkan
masalah pengelolaan kelas yang muncul melalui diskusi.
 Menemukan dan mengatasi tingkah laku yang menimbulkan masalah

19
BAB III
METODE

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas


untuk mengamati penerapan kemampuan dasar mengajar guru ekonomi di
SMAS Dr. Soetomo Surabaya. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah adalah pendekatan kualitatif deskriptif, yakni
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain, secara holitistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2011: 6).

Dalam penelitian kualitatif deskriptif data yang dikumpulkan berupa


kata-kata, gambar, dan bukan angka. Data-data tersebut berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumentasi pribadi, catatan atau
memo, dan dokumen resmi lainnya.
Observasi ini dibatasi pada pelaksanaan pembelajaran Ekonomi
dalam satu kali tatap muka, bukan observasi secara keseluruhan (whole-
listic). Hal ini dimaksudkan agar observasi terfokus untuk mengidentifikasi
dan menganalisis proses pembelajaran Ekonomi yang dilakukan dalam satu
kali tatap muka tersebut apakah sudah sesuai dengan 9 keterampilan dasar
mengajar atau belum.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Observasi dilaksanakan di SMAS Dr. Soetomo Surabaya yang


berlokasi di Jl. Manyar Rejo I No. 39, Menur Pumpungan, Sukolilo, Kota
Surabaya, Jawa Timur. Observasi dilaksanakan pada Jum’at, 8 Februari
2019 pukul 10.15- 11.45.

20
3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Faisal (2005 : 109) menunjuk pada orang,


individu, kelompok yang dijadikan unit atau satuan yang akan diteliti. Pada
penelitian ini yang menjadi subjek adalah guru ekonomi dan siswa kelas XII
IPA 4 di SMAS Dr. Soetomo Surabaya.

3.4. Sumber Data

Sumber data dalam observasi ini adalah kata-kata dan tindakan guru
(pamong) dan siswa kelas XII IPA 4 di SMAS Dr. Soetomo Surabaya yang
diamati. Sumber data tersebut dicatat melalui catatan tertulis, perekam
video, dan pengambilan foto

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah


wawancara, pengamatan berperanserta (partisipate observation), dan
dokumentasi. Dalam observasi ini, wawancara yang dilakukan adalah
wawancara tidak terstruktur, yakni tidak menggunakan pedoman yang telah
disusun secara sistematis, melainkan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
Observasi pembelajaran dikelas memberikan tambahan wawasan
bagi kelompok observer mengenai praktek pembelajaran ekonomi di kelas
IPA SMAS Dr. Soetomo Surabaya. Laporan ini menggunakkan metode
observasi berupa partisipate observation. Yakni dengan berbaur dalam
situasi belajar. Selama kegiatan observasi berlangsung observer melakukan
pencatatan dan pendokumentasian pembelajaran. pencatatan bertujuan
untuk menangkap aspek aspek yang diajarkan oleh guru. Pendokumentasian
dilakukan dengan cara merekam video dan mengumpulkan dokumen
dokumen pembelajaran.

21
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Observasi


Pada waktu observasi dilakukan, pembelajaran IPA yang dipelajari
adalah ekonomi, pelaksanaan pembelajaran tersebut berdasarkan hasil
observasi dideskripsikan secara naratif, sebagai berikut:
Pertemuan: Kelas/ Alokasi KKM: KBB:
Semester Waktu:
XII IPA 4/2 2 x 45’ Buku Besar dan
Neraca Saldo

I. Materi Pembelajaran: Neraca Saldo, dan Buku Besar (LKS)


II. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan:
a. Guru memberi salam pada siswa.
b. Guru memberikan motivasi dan menyemangati siswa
c. Guru mengabsen dan menanyakan kondisi siswa.
d. Guru menginformasikan tujuan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Kegiatan inti:
a. Guru mereview materi yang telah dipelajari di pertemuan sebelumnya
yaitu tentang buku besar.
b. Guru menstimulasi murid untuk menjawab beberapa pertanyaan
(keaktifan kelas).
c. Guru mengapresiasi murid yang menjawab dengan memberikan pujian.
d. Guru memberikan penjelasan materi pada siswa (guru tidak hanya
monoton berdiri dan menjelaskan di depan kelas saja, tetapi juga
berkeliling di sekitar murid)
e. Guru memberikan contoh langsung tentang penyusunan neraca saldo di
papan tulis.kepada siswa.
f. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya.

22
g. Pembentukan kelompok (guru memastikan semua murid rata mendapat
kelompok)
h. Guru menunjukkan nota atau bukti kas dan menjelaskan bagian-bagian
dan fungsinya, serta penerapannya langsung dalam Microsoft Excel.
i. Guru berkeliling di setiap kelompok untuk memastikan apakah ada
kesulitan atau ada yang kurang paham.
j. Tugas dikumpulkan dan guru melakukan penguatan materi yang
disampaikan pada saat itu.
3. Penutup:
a. Penenangan. Idealnya penenangan sebagai bagian dari proses
pembelajaran berisi guru memberikan simpulan terakhir proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Selain itu dapat pula guru
memotivasi siswa untuk belajar di rumah guna mempersiapkan
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
b. Membaca do’a sebelum pulang.
c. Mengucapkan salam.

III. Metode, Media, dan Sumber Pembelajaran


1. Metode Pembelajaran:
a. Ceramah singkat dan tanya jawab
b. Penugasan kelompok
2. Media Pembelajaran:
a. Papan tulis
b. Laptop
3. Sumber Pembelajaran:
a. LKS

4.2. Analisis Kesesuaian antara Hasil Observasi Kelas dengan


Keterampilan Dasar Mengajar yang Harus Dimiliki Seorang Guru

1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran


Keterampilan membuka dan menutup pelajaran sangat penting
dalam mengajar, karena hal tersebut sangat mempengaruhi antusias

23
siswa atau first impression siswa terhadap guru. Juga dapat menstimulasi
siswa agar mau aktif dalam pelajaran tersebut. Dalam pelaksanaan
keterampilan membuka pelajaran yang terdiri dari tiga komponen yaitu
menyiapkan siswa secara fisik untuk mengikuti pelajaran, menyiapkan
secara mental dan menyiapkan siswa secara emosional atau pemikiran.
Berdasarkan observasi yang dilakukan dapat dijelaskan bahwa
kegiatan menyiapkan siswa secara fisik sudah dilaksanakan dengan cara
mengabsen satu persatu siswa itu sendiri. Karena dengan demikian, guru
dapat menegetahui siswa mana yang berhalangan hadir karena izin atau
alpa dan sakit serta yang hadir.
Pertama hadir Bu Farida sudah memberikan senyum dan
semangat kepada muridnya dan mengucapkan salam. Sedangkan untuk
kegiatan menyiapkan siswa secara mental dan emosional berdasarkan
hasil observasi sudah cukup terlaksana sedikit oleh guru, karena
dimungkinkan keterbatasan waktu sehingga langsung ke inti pelajaran.
Kemudian dalam menutup pelajaran, Bu Farida suudah
memberikan rangkuman dan garis besar yang telah dipelajari sewaktu
kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah itu mengkondisikan
perhatian siswa terhadap materi yang baru di pelajari.

2. Keterampilan membimbing siswa bertanya


Ini juga merupakan keterampilan yang sangat penting karena
disini keaktifan siswa akan dilihat, dari penjelasan yang sudah dijelaskan
oleh guru siswa diharapkan untuk aktif dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan. Guru juga harus bisa membimbing dan menstimulus
siswanya untuk bertanya. Dalam pengamatan yang kami lakukan, guru
sudah cukup memahami dan menerapkan keterampilan dasar mengajar
berupa membimbing siswanya untuk bertanya. Berikut adalah hasil
pengamatan yang kami lakukan :
a. Bu Farida tidak mengulang-ulang pertanyaan dan muridnya sangat
fokus dalam mendengarkan dan antusias untuk menjawab.
b. Bu Farida cukup interaktif mengajukan pertanyaan kepada siswanya.

24
c. Bu Farida selalu berusaha untuk melakukan pendistribusian
pertanyaan secara acak selama proses belajar mengajar.
d. Bu Farida membiarkan peserta didik menjawab pertanyaan yang
diajukannya secara serentak kemudian melakukan pindah gilir
pertanyaan kepada murid, misalnya pertanyaan yang diajukan pada
salah satu siswa belum terjawab, maka Bu Farida mengajukannya lagi
pada siswa lainnya dengan pertanyaan yang sama.
e. Bu Farida sangat antusias, dia selalu berkeliling ke setiap kelompok
pembelajaran yang dia bentuk dan menyuruh jika ada yang tidak di
pahami maka bisa ditanyakan, dan terlihat sebagian kelompok
pembelajaran ada yang kurang paham mengenai neraca saldo dan
mereka pun bertanya kepada Ibu Farida.

3. Keterampilan membimbing siswa melakukan eksplorasi


Di sini guru juga harus bisa membimbing siswa untuk
bereksplorasi untuk menambah pengalaman baru tentang materi yang
sedang dipelajari, agar siswa juga bisa berkreasi dan menemukan hal-hal
baru di luar sana yang menunjang proses pembelajaran. Ibu Farida sudah
memberikan contoh seperti menunjukkan contoh langsung dari bukti
transaksi dan menjelaskan fungsi dan bagiannya, kemudian menyuruh
siswa untuk menganalisis sehingga siswa tau praktek nyata dalam
kehidupan sehari-hari seperti apa. dsn seharusnya bu Farida menyuruh
agar Siswa juga bisa bereksplorasi dengan mengerjakan tugas tersebut
di Ms. Excel langsung.

4. Keterampilan membimbing siswa dalam mengasosiasi (mengolah


informasi)
Siswa tidak hanya mendapat informasi dari guru dan buku saja,
tetapi banyak sumber informasi lain yang didapat siswa di luar sekolah
seperti internet dan lingkungan masyarakat. Guru harus bisa
membimbing siswanya untuk mampu mengolah informasi tersebut agar
bisa menunjang pembelajaran, guru juga harus mendorong siswa untuk

25
berpikir kritis dan peka terhadap lingkungan. Ibu Farida kurang
menerapkan keterampilan ini, namun dalam proses diskusi kelompok
siswa juga mengolah informasi yang ia dapat di kehidupan sehari-hari
tentang bukti transaksi, buku besar, dan neraca saldo lalu bertukar pikiran
dengan teman sekelompok dan mengaplikasikannya dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

5. Keterampilan membimbing siswa dalam mengkomunikasikan hasil


belajar
Mengkomunikasikan hasil belajar sangat diperlukan agar guru
tau sejauh mana kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi
yang sedang dipelajari. Ibu Farida memiliki kekurangan dalam hal ini.
Seharusnya ibu Farida membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil
pekerjaan mereka kemudian menarik kesimpulan bersama, tetapi hal itu
tidak dilakukan oleh beliau.

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil


Yaitu keterampilan di mana guru dituntut untuk bisa
memaksimalkan unit-unit kerja dalam kelompok kecil. Jadi semua
anggota kelompok harus bisa bekerja sama dan semuanya paham
terhadap materi yang sedang didiskusikan. Ibu Farida sudah
membimbing kelompok kecil dengan baik, beliau memberikan arahan
yang baik bagi setiap kelompok, beliau juga menjelaskan yang kurang
dipahami oleh setiap kelompok secara langsung dengan mengecek dan
mendatangi masing-masing kelompok.

7. Keterampilan mengadakan variasi


Yaitu upaya guru untuk memberikan beragam (variasi) sebagai
stimulus pembelajaran sehingga memungkinkan siswa merespon untuk
mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas dan mendalam,
menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar,
mempertahankan kondisi optimal belajar, meningkatkan perhatian dan

26
motivasi peserta didik, dan memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.
Adapun variasi yang harus dilakukan misalnya variasi suara, variasi
mimik dan gerak, perubahan posisi, kontak pandang, variasi visual,
kesenyapan guru, variasi media pembelajaran, variasi pola interaksi dan
kegiatan siswa, relevan dengan tujuan pembelajaran, kontinyu dan
fleksibel, antusiasme guru, dan variasi suasana belajar.
Variasi suara dilakukan agar penjelasan guru lebih menarik di
dengar, melalui intonasi yang di perlambat, percepat, perkeras, perlembut
akan mempenagruhi kondisi psikologis peserta didik yang akan
berdampak pada pemusatan perhatian peserta didik tersebut, Hal ini
sudah dilakukukan oleh Bu Farida dalam kegiatan pembelajaran nya di
kelas. Intonasi yang digunakan Ibu Farida cukup keras sehingga para
murid bisa mendengarkan dengan jelas.
Variasi mimic dan gerakan guru mempengaruhi kertertarikan
peserta didik untuk memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
pelajaran, guru yang kami amati disini sudah menggunakan variasi
mimik dan gerakan, gerakan yang dilakukan berupa menunjukkan neraca
saldo itu seperti apa, dan cara memindahkan transaksi ke buku besar, Bu
Farida pun aktif berjalan- jalan dan memberikan contoh kepada muridnya
dan menuliskan jawaban dan cara-caranya di papan tulis.
Kontak Pandang sangat mempengaruhi psikologi peserta didik,
dengan kontak pandang guru, peserta didik akan merasa terperhatikan.
Jika peserta didik telah merasa terperhatikan maka akan mempermudah
membuat peserta didik tersebut memperhatikan guru pula. Guru yang
kami amati disini yaitu Bu Farida sudah melakukan kontak pandang
sesekali, sehingga para peserta didik dapat memperhatikan materi yang
beliau jelaskan, namun terkadang ada saja murid yang tidak mau
memperhatikan dan malah asik bercerita dengan temannya.
Penggunaan variasi visual, guru yang kami amati belum
menggunakan variasi visual saat menejelaskan materi buku besar dan
neraca saldo dan hanya menggunakan media buku dan papan tulis saja
untuk menjelaskan contoh dan jawabannya., namun saat ditanya Bu

27
Farida terkadang memberikan variasi visual dengan menggunakan
powerpoint di materi yang lain.
Variasi media pembelajaran sudah agak bervariasi yaitu dengan
menggunkan powerpoint dan buku LKS. Namun sebaiknya guru
menambah variasi pembelajaran yang lain mungkin seperti menampilkan
video sehingga para peserta didik tidak merasa bosan dalam kegiatan
pembelajaran.
Kesenyapan guru tidak banyak digunakan, Guru yang kami amati
tidak terus menerus menjelaskan materi di depan saja.
Variasi pola interaksi dan kegatan siswa cukup baik, karena guru
tidak hanya terpaku pada buku LKS saja, sehingga kebanyakan murid
memperhatikan guru ketika menjelaskan dan juga membentuk kelompok
agar siswanya bisa langsung mempraktekannya baik itu secara manual
atau menggunakan komputer.
Kerelevanan variasi mengajar dengan tujuan pembelajaran terlihat
jelas disini. Antusiasme guru dalam mengajar tergolong begitu antusias.
Variasi suasana belajar artinya menggunakkan suasana yang
berbeda untuk belajar, termasuk tempat belajarnya. Pembelajaran yang
dilakukan Bu Farida dilakukan seperti biasanya yaitu di ruang kelas.
Seharusnya Bu Farida memberikan selingan suasana belajar misalnya di
perpustakaan, sehingga peserta didik tidak jenuh dan bosan.

8. Keterampilan memberi penguatan


Seperti yang kita ketahui bahwa keterampilan dasar mengajar
dalam penguatan adalah segala bentuk respons yang merupakan bagian
dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingakh laku siswa, yang
bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas
perbuatannya atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan
koreksi. Oleh karena itu keterampilan dasar penguatan sangat penting
sekali dan harus dimiliki oleh setiap pendidik. Memberikan penguatan
sangat diperlukan agar siswa benar-benar paham tentang materi yang

28
telah disampaikan oleh guru dan agar siswa merasa senang dan terpacu
lagi dalam mengerjakan tugas. Ibu Farida telah memberikan penguatan
kepada siswa yaitu dengan mengapresiasi siswa dengan memberikan
pujian tetapi motivasi yang diberikan bu farida kurang, Bu Farida
harusnya memberikan reward kepada siswa yang mengerjakan tugas
dengan benar namun hal tersebut belum diberikan, dan Bu Farida tidak
menegur siswa yang membuat keributan di kelas, namun setelah
pembelajaran berakhir beliau juga memberikan penguatan tentang materi
yang sudah beliau jelaskan dari awal sampai akhir. Beliau juga
menekankan beberapa pokok-pokok penting dari yang sudah ia jelaskan
di awal tadi.

9. Keterampilan mengelola kelas


Guru harus bisa menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga dapat memfasilitasi kemudahan belajar siswa. Dalam
hal ini Ibu Farida kurang bisa mengkondisikan kelas saat proses diskusi
berlangsung. Banyak siswa yang ribut sendiri, membicarakan hal lain
dan tidak mengerjakan tugas, bahkan ada yang sibuk main HP.
Seharusnya bu Farida hanya membolehkan siswa untuk berhitung
menggunakan kalkulator saja, jangan menggunakan HP. Karena siswa
akan melirik yang lain ketika membuka HP dan akan mengganggu
konsentrasi belajar siswa.

29
BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN
Pada dasarnya keterampilan dasar mengajar guru SMAS Dr.
Soetomo Surabaya khususnya mata pelajaran Ekonomi yang dipegang oleh
Ibu Farida telah tergolong baik karena sebagian besar aspek dari
keterampilan dasar mengajar guru telah terpenuhi. Dari ke sembilan
keterampilan dasar mengajar guru mampu menguasai dengan baik.
Penerapan keterampilan dasar mengajar guru dalam meningkatkan
hasil belajar siswa di sesuaikan dengan kondisi dari siswa itu sendiri, dan
sebagai seorang guru atau pendidik diwajibkan untuk memilih media
pembelajaran yang tidak monoton agar siswa tidak kaku dalam belajar, dan
lebih baik jika pendidik atau guru tersebut mampu untuk mengaplikasikan
beberapa media pembelajaran sesuai dengan pola pikir peserta didik.

5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang peneliti berikan
untuk memaksimalkan keterampilan dasar mengajar guru dalam
meningkatkan hasil belajar siswa adalah sebaiknya guru lebih
meningkatkan kinerja dan tanggung jawabnya dalam peningkatan mutu
pendidikan yang ada, dengan cara melengkapi pengembangan keterampilan
dasar mengajar yang terkait dengan proses pembelajaran tersebut.
Sebaiknya dalam pelajaran yang membutuhkan bantuan kalkulator
seperti Akuntansi guru tidak memperbolehkan siswa untuk menggunakan
handphone, lebih baik langsung menggunakan kalkulator saja karena siswa
akan melirik yang lain ketika membuka HP dan akan mengganggu
konsentrasi belajar siswa.
Disini guru lebih di tuntut untuk menguasai keterampilan dasar
mengajar yang ada sesuai dengan kemampuan dan karakteristik siswa.
Sebaiknya kepala sekolah lebih sering untuk mengontrol setiap pertemuan
guru dengan siswa di dalam kelas dalam proses belajar mengajar, serta
sering melakukan supervisi ke pada setiap guru, agar kemampuan atau
keterampilan bisa lebih di tingkatkan lagi untuk kedepannya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Iriani, Zuky. 2012. Laporan Observasi Pembelajaran IPS Ekonomi di SMP


Negeri 1 Pajangan Bantul. (online)
(http://www.academia.edu/5545557/LAPORAN_OBSERVASI_PEMBELAJAR
AN_DI_SEKOLAH) diakses 14 februari 2019

Lailiyah, Nur Fitri. 2016. Laporan Observasi Pembelajaran IPS Kelas 5 SD di


SDN Kamal 1 Bangkalan. (online)
(http://fitrinurlailiyah.blogspot.com/2016/12/laporan-observasi-pembelajaran-ips-
sd.html?m=1) diakses 14 Februari 2019

Yusnia, Anggun. 2017. Keterampilan Dasar Mengajar. (online)


(https://civitas.uns.ac.id/anggunyusnia/wp-
content/uploads/sites/328/2017/05/Keterampilan-Dasar-Mengajar.pdf) diakses 25
April 2019
Rossa, Tifanny. 2018. Keterampilan Dasar Mengajar. (online)
(https://www.academia.edu/37389578/KETERAMPILAN_DASAR_MENGAJA
R) diakses 25 April 2019

(http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-2005GuruDosen.pdf )diakses 25 April 2019

Ryan, Dede. 2010. Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Dan Tantangan-


Tantangan Implementasinya Di Indonesia Dewasa Ini. (online)
(https://www.academia.edu/37211821/KONSEP_PENDIDIKAN_KI_HADJAR_
DEWANTARA_DAN_TANTANGAN-
_TANTANGAN_IMPLEMENTASINYA_DI_INDONESIA_DEWASA_INI)
diakses 25 April 2019

Sobry Sutikno, 2007. Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna.

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.


Cv
Uno, Hamzah B. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

31

Anda mungkin juga menyukai