Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS

ANEMIA PADA IBU HAMIL

Pembimbing :

dr. Maya Kusumawati

Disusun Oleh:

Alfan Rizki Nur Rohman

201710401011019

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PUSKESMAS PERAWATAN NGLETIH

2019
BAB 1

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama : Nn. R

Usia : 19 tahun

Alamat : Centong/Bawang

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Tanggal Periksa : 14 – 03 – 2019

Nama Suami :-

ANAMNESIS

Keluhan Utama

Mual-mual

Riwayat Penyakit Sekarang

- Mual-mual tiap pagi hari

- Hamil anak pertama

- HPHT : 17-01-2019

- HPL : 24-10-2019

Riwayat Penyakit Dahulu

- DM –

- Hipertensi –

- Alergi obat –

- Alergi makanan –

Riwayat Penyakit Keluarga

- DM –

2
- Hipertensi –

- Kanker –

Riwayat Sosial

- Merokok (-), konsumsi alkohol (-)

Riwayat Persalinan (-)

Riwayat ANC

- 1x di Bidan

Riwayat Haid

- Menarche : 11 tahun

- Siklus teratur 28 hari

- Nyeri haid : -

Riwayat Operasi (-)

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Umum

 Keadaan Umum : Baik

 GCS : 456

 Tanda – tanda Vital

- Tekanan darah : 110 / 70 mmHg

- Nadi : 76 kali / menit

- Suhu : 36,5 ℃

- RR : 20 kali / menit

 Kepala dan Leher

- Anemis +, Ikterus -, Cyanosis -, Dsypneu -

3
 Thorax

Pulmo

- Inspeksi : gerak paru simetris, retraksi dinding dada (-)

- Palpasi : retraksi interkostalis -

- Perkusi : Sonor

- Auskultasi : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronchi (-/-)

Cor

- S1S2 tunggal, murmur (-) , gallop (-)

 Abdomen

- Tinggi Fundus Uteri : tde

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan PPIA (Pencegahan Penularan Ibu ke Anak)

- Golongan darah :B
- HB : 10,4 g/dl
- Protein Urin : Albumin (-)
- HBsAg : (-)
- Sifilis : (-)
- HIV/AIDS : Non Reaktif

ASSESMENT

- G1 P000 A0000 UK 8 minggu + Anemia ringan

PLANNING

Diagnosis

Terapi

- Tablet Fe 1x1 tab


- Pemberian Makanan Tambahan Susu dan Biskuit

4
Edukasi

- Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang kondisi


penyakit anemia pada kehamilan, faktor risikonya, perjalanan penyakit
dan tata laksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan
dalam berobat serta meningkatkan kualitas hidup pasien untuk
mencegah terjadinya anemia defisiensi besi.
- Istirahat cukup, diet bergizi tinggi protein, idealnya dari hewani yang
berupa ikan, ayam, telur, bisa juga dari protein nabati yaitu berupa tahu
dan tempe.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

Seorang perempuan umur 19 tahun datang dengan keluhan utama mual-

mual setelah sebelumnya periksa di bidan dan mendapat rujukan untuk melakukan

pemeriksaan ANC. Pasien datang dengan keluhan mual-mual tiap pagi hari. Saat

ini pasien hamil anak pertama, HPHT pada tanggal 17 Januari 2019 dan HPL

tanggal 24 Oktober 2019. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak

anemis, pemeriksaan abdomen didapatkan tinggi fundus uteri tidak dapat

dievaluasi.

Pemeriksaan PPIA (Pencegahan Penularan Ibu ke Anak) diketahui dengan

hasil, golongan darah pasien B, Hb : 10,4 g/dl, Protein urin : Albumin (-),

HBsAg(-), Sifilis (-) dan HIV/AIDS Non Reaktif.

Pada pasien ini terdapat keluhan mual-mual tiap pagi hari atau disebut

morning sickness. Morning sickness merupakan gejala yang tersering pada ibu

hamil biasanya pada trimester pertama kehamilan, namun sekitar 20% wanita

hamil dapat mengalami morning sickness hingga usia kehamilan 20 minggu.

Morning sickness pada ibu hamil dipengaruhi hormone estrogen, HCG, tiroxin

dan insulin. Gejala ini dapat beresiko menjadi hyperemesis gravidarum pada ibu

hamil yang berusia muda. 1,2

Pada pemeriksaan fisik juga didapatkan pasien tampak anemis diperkuat

oleh pemeriksan laboratorium pasien yaitu dengan hasil Hb 10,4 g/dl. Anemia

pada kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr% pada

6
trimester I dan III sedangkan pada trimester II kadar hemoglobin < 10,5

gr%. Anemia kehamilan di sebut ”potentional danger to mother and child”

(potensi membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan

perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan.

Penyebab anemia pada ibu hamil adala kekurangan zat besi dalam tubuh. Wanita

hamil sangat rentan terjadi anemia defisiensi besi karena pada kehamilan

kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan eritropoietin.

Akibatnya volume plasma meningkat san sel darah meningkat. Namun

peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika

dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga penurunan konsentrasi

hemoglobin akibat hemodilusi. Pengaruh anemia dalam kehamilan dapat

berakibat fatal jika tidak segera diatasi diantaranya dapat menyebabkan

keguguran, partus lama, inersia uteri, atonia uteri dan menyebabkan perdarahan

serta syok. Sedangkan pengaruh anemia terhadap hasil konsepsi diantaranya dapat

menyebabkan abortus, kematian janin dalam kandungan, kematian janin waktu

lahir, prematuritas dan cacat bawaan. Anemia kehamilan dapat dipengaruhi oleh

gravida. Hasil penelitian Ridayanti (2012), menyebutkan bahwa ibu hamil

primigravida yang mengalami anemia kehamilan sebesar 44,6% sedangkan

ibu multigravida yang mengalami anemia kehamilan sebesar 12,8%.

Program suplementasi tablet besi di Indonesia telah berlangsung hampir

20 tahun lamanya, namun berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 diketahui

bahwa prevalensi anemia sebesar 37,1%. Angka ini mengalami peningkatan

dibandingkan hasil Riskesdas di tahun 2007 dengan prevalensi anemia sebesar

33,8%. Anemia defisiensi besi merupakan masalah umum dan luas dalam bidang

7
gangguan gizi di dunia. Upaya pemerintah dalam mengatasi anemia defisiensi

besi ibu hamil yaitu terfokus pada pemberian tablet tambahan darah (Fe) pada ibu

hamil. Menurut Permenkes No 88 Tahun 2012 tentang standar tablet tambah

darah bagi wanita usia subur dan ibu hamil, bahwa untuk melindungi wanita usia

subur dan ibu hamil dari kekurangan gizi dan mencegah terjadinya anemia gizi

besi maka perlu mengonsumsi tablet tambah darah.

Pasien merupakan rujukan dari bidan untuk dilakukan pemeriksaan ANC

Terpadu, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan PPIA. Pemeriksaan PPIA

dilakukan dengan tujuan mengurangi atau menurunkan angka kejadian penularan

HIV dan sifilis dari ibu ke anak. Pemeriksaan PPIA dilakukan melalui 4

prong/kegiatan yaitu pencegahan pada perempuan usia reproduksi, pencegahan

kehamilan yang tidak direncanakan ibu dengan HIV positif, pencegahan

penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke bayi yang dikandung dan pemberian

dukungan psikologis, social dan perawtan kepada ibu HIV positif. Layanan PPIA

diintegrasikan dengan paket layanan KIA, KB, kesehatan reproduksi, dan

kesehatan remaja di setiap jenjang pelayanan kesehatan dalam strategi Layanan

Komprehensif Berkesinambungan (LKB) HIV dan AIDS.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pasien mendapat

pemeriksaan laboratorium sesuai dengan UKP Puskesmas Perawatan Ngletih

tentang pelayanan laboratorium dalam hal kesesuaian pelayanan laboratorium

dengan standar.

Dari penjelasan di atas juga dapat diketahui bahwa pengobatan pasien

sudah sesuai dengan program UKM Puskesmas Perawatan Ngletih Kota Kediri,

8
dimana jika ada wanita hamil maka wajib mendapatkan tablet Fe. Pasien sudah

mendapatkan tablet Fe dan diharapkan rutin kontrol untuk meninjau atau

mengetahui perkembangan ibu dan janin. Pada status gizi pun pasien diberikan

PMT (Pemberian makanan tambahan) berupa susu dan biskuit. Pemberian susu

dan biscuit pada ibu hamil di Puskesmas Perawatan Ngletih menggunakan

program tersendiri, yaitu pemberian susu diberikan 2 kotak tiap bulan dan

diberikan sampai ibu melahirkan. Berbeda dengan peraturan dari pusat yaitu

pemberian susu diberikan 6 kotak tiap bulan dan pemberiannya hanya selama 3

bulan. Begitu juga dengan pemberian PMT biscuit, pemberian PMT biscuit

diberikan 60 bungkus biscuit tiap bulan sampai ibu melahirkan atau bahkan

sampai ibu menyusui.

Puskesmas Perawatan Ngletih Kota Kediri memiliki beberapa program

UKM dalam kaitannya dengan kesehatan ibu, antara lain :

1. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K1)

2. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K4)

3. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn)

4. Pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan

5. Pelayanan Nifas oleh tenaga kesehatan

6. Penanganan komplikasi kebidanan

Semua program di atas sudah terlaksana semua. Terutama yang berkaitan

langsung dengan pasien yaitu program pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K1).

Pelayanan kesehatan K1 mencakup pemanfaatan antenatal care (ANC) yaitu

berupa timbang, tensi, imunisa TT, tablet Fe, pengukuran tinggi fundus uteri,

temu wicara dan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak.

9
BAB 3

KESIMPULAN

Nn. Y usia 19 tahun, saat ini hamil pertama dan datang dengan keluhan

mual-mual tiap pagi hari. Sebelumnya pasien sudah ke bidan untuk memeriksakan

keluhannya dan di rujuk ke Puskesmas Perawatan Ngletih untuk dilakukan

pemeriksaan ANC Terpadu yang memuat pemeriksaan PPIA. Dari hasil

pemeriksaan didapatkan, HPHT pada tanggal 17 Januari 2019 dan HPL tanggal 24

Oktober 2019. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak anemis,

pemeriksaan abdomen didapatkan tinggi fundus uteri tidak dapat dievaluasi.

Dari hasil pemeriksaan PPIA diketahui dengan hasil, golongan darah

pasien B, Hb : 10,4 g/dl, Protein urin : Albumin (-), HBsAg (-), Sifilis (-) dan

HIV/AIDS Non Reaktif. Pemeriksaan laboratorium ini sudah sesuai dengan UKP

Puskesmas Perawatan Ngletih.

Pasien mendapat terapi tablet Fe dan PMT susu dan biskuit. Pemberian

PMT susu dan biskuit sesuai dengan UKM Puskesmas Perawatan Ngletih tentang

Gizi dalam hal penanggulangan gizi masyarakan dan penanggulangan gangguan

gizi.

Sebagai saran, untuk penulisan selanjutnya agar data anamnesis lebih

dipertajam untuk dapat mengetahui factor risiko pada pasien, misalnya pola

makan dan factor lainnya yang dapat berpengaruh terhadap anemia.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Jewell, D. (2003). Nausea and vomiting in early pregnancy. American

Family Physician, 68(1), 143–4.

2. Sophie Wylde 2016 Morning sickness in pregnancy: mini review of

possible causes with proposal for monitoring by diagnostic method. vol 5

no 20

3. Agarwal KN, Gupta V, & Agarwal S. (2013). Effect of Materna l Iron

Status on Placenta, Fetus and Newborn. International journal of

Medicine and Medical Sciences, 5(9), 5.

4. Alleyne M, Horne MD, & Miller JL. (2008). Individualized Treatment

for Iron Deficiency Anemia in Adult. Am J Med, 121 (11), 6.

5. Cunninggham, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, & Spong. (2013). Obstetri

Williams. Jakarta: EGC.

6. WHO. (2012). Daily Iron and Folic Acid Supplement in pregnant

Women. In W. H. Organization (Ed.). Geneva.

7. Wawointana .J, Bolang A.S, Purba R. (2013). Hubungan Asupan Energi,

8. Frekuensi ANC Dan Ketaatan Konsumsi Tablet Fe Dengan Anemia

Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kombos Kota Madura. Jurnal

9. Denny, L., Quinn, M., 2015. International Journal of GYNECOLOGY &

OBSTETRICS. Elsevier. Vol. 131 Suplement 2. Pg 88 – 94.

11

Anda mungkin juga menyukai