Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM),

JUMLAH PENDUDUK, UPAH MINIMUM KABUPATEN, DAN TINGKAT


KEMISKINAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
KABUPATEN/KOTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2014-2017

SKRIPSI

OLEH
Asqiya Sabila Izzati
NIM 160432609015

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
MEI 2019
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Manfaat Kegiatan ............................................................................... 4

BAB II KAJIAN LITERATUR

2.1 Kajian Teori ....................................................................................... 5


2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi ............................................................. 5
2.2.2 Indeks Pembangunan Manusia ................................................. 6
2.2.3 Jumlah Penduduk...................................................................... 6
2.2.4 Upah Minimum Kabupaten (UMK) ......................................... 7
2.2.5 Tingkat Kemiskinan ................................................................. 7
2.2 Hubungan Antar Variabel .................................................................. 7
2.3 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 9

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian................................................................................... 11


3.2 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 11
3.3 Metode Analisis Data ......................................................................... 11
3.4 Model Regresi Data Panel ................................................................. 13
3.5 Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel ................................. 13

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Interpretasi Analisis Regresi Bergands .............................................. 14


4.2 Model Estimasi Regresi Data Panel ................................................... 18
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 19


5.2 Saran .................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 20

LAMPIRAN ..................................................................................................... 22

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Indonesia 2015 .............. 3

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Penelitian Terdahulu ................................................................ 9

Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Berganda........................................................ 14

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Model I............................................................. 15

Tabel 4. Hasil Uji Non-Heterokedastisitas Model I ......................................... 15

Tabel 5. Hasil Uji Non-Multikolinearitas Model I........................................... 16

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Model II ........................................................... 17

Tabel 7. Hasil Uji Non-Heterokedastisitas Model II ....................................... 17

Tabel 8. Hasil Uji Non-Multikolinearitas Model II ......................................... 18

Tabel 9. Hasil Fixed Effect Model ................................................................... 18

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikansebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Perekonomian dikatakan mengalami
pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor
produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Menurut
Arsyad (2010) pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Produk
Domestik Bruto/Pendapatan Nasional Bruto tanpa memandang apakah
kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak identik.
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
diantaranya adalah variabel Indeks Pembangunan Manusia (IPM), jumlah
penduduk, Upah Minimum Kabupaten (UMK), dan tingkat kemiskinan.
Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator terciptanya
pembangunan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk
mengukur mutu modal manusia, United Nations Development Program
(UNDP) mengenalkan konsep mutu modal manusia yang diberi nama Human
Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tingkat
pembangunan manusia yang tinggi sangat menentukan kemampuan penduduk
dalam menyerap dan mengelola sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, baik
kaitannya dengan teknologi maupun terhadap kelembagaan sebagai sarana
penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi (Dewi dan I Ketut,2014).
Salah satu faktor pertumbuhan ekonomi yaitu kemiskinan. Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini
berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak
adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi
masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga

1
negara. Salah satu akar permasalahan kemiskinan yaitu jumlah penduduk yang
tinggi. Menurut Todaro (2000: 236) pertumbuhan penduduk yang cepat
mendorong timbulnya masalah keterbelakangan dan membuat prospek
pembangunan menjadi semakin jauh. Kenaikan jumlah penduduk tanpa
dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor perkembangan yang lain tentu tidak
akan menaikan pendapatan dan permintaan.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan
kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi
dan peningkatan kesejahteraan. Jumlah penduduk bertambah setiap tahun,
sehingga dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah
setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Upah
dan gaji adalah pendapatan bagi pekerja (Tarigan, 2015:14). Maka dari itu
unsur upah minimum diperlukan dalam pertumbuhan ekonomi. Pada
kenyataannya upah minimum merupakan komponen penting dalam
pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi disuatu daerah. Upah
minimum berperan penting untuk pertumbuhan ekonomi, yaitu penting untuk
tenaga kerja dalam pencapaian kesejahteraan dan kemakmuran.

Secara umum pertumbuhan ekonomi provinsi di Indonesia relative


tinggi atau diatas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Beberapa provinsi yang
memliki pertumbuhan ekonomi reltaif rendah dan dibawah pertumbuhan
ekonomi Indonesia, diantaranya adalah propinsi Aceh, Riau, Lampung, Kep
Bangka Belitung, Jawa Tengah, DIY, Banten, NTB, NTT, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, dan Maluku. Sedangkan pertumbuhan ekonomi
terendah ada di propinsi Kalimantan Timur, yaitu sebesar 1,59%.

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Pulau Jawa


yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi terendah dibanding provinsi
lainnya yang ada di Pulau Jawa. Selain itu, DIY dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi sebesar 5,4% masih lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi Indonesia yaitu sebesar 5,9% hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.

2
Gambar 1.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Propinsi di Indonesia Tahun 2015 (%)

Terjadi fluktuasi pertumbuhan di DIY dengan berbagai faktor yang


mempengaruhinya. Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang beberapa faktor yang memepengaruhi
laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2014-2017 yaitu faktor Indeks Pembangunan Manusia
(IPM), jumlah penduduk, Upah Minimum Kabupaten (UMK), dan tingkat
kemiskinan.
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka formulasi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terhadap laju


pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi DIY tahun 2014-2017?
2. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk terhadap laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi DIY tahun 2014-2017?
3. Bagaimana pengaruh Upah Minimum Kabupaten (UMK) terhadap laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi DIY tahun 2014-2017?

3
4. Bagaimana pengaruh tingkat kemiskinan terhadap laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi DIY tahun 2014-2017?

1.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi


masyrakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapaun manfaat
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa, melatih berpikir kritis dengan cara menganalisis
pengaruh yang terjadi di lingkungan sekitar, khususnya dalam sektor
ekonomi, sehingga dapat lebih memahami permasalahan yang dihadapi
dengan modal ilmu pengetahuan yang didapat dibangku kuliah.
2. Bagi masyarakat, sebagai bahan pertimbangan dan koreksi dalam
mengambil kebijakan untuk kemajuan dan keberhasilan dimasa yang
akan datang.
3. Bagi pihak lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat
sebagai bahan pustaka dan dapat membantu atau menjadi inspirasi bagi
penelitian selanjutnya.

4
BAB II

KAJIAN LITERATUR

2.1 Kajian Teori


2.2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian


suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik
selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai
proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan
dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Pengertian lain dari pertumbuhan
ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh
semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi, tanpa adanya perubahan “teknologi” produksi itu sendiri, misalnya
kenaikan output yang disebabkan oleh pertumbuhan stok modal ataupun
penambahan faktor-faktor produksi tanpa adanya perubahan pada teknologi
produksi yang lama. (Arsyad, 2010: 96)

Ada beberapa model pertumbuhan ekonomi yang berkembang hingga


saat ini, yaitu : Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Teori Pertumbuhan
Neo Klasik. Teori pertumbuhan ekonomi klasik yang dipelopori oleh Adam
Smith, percaya bahwa dengan menggunakan sistem ekonomi liberal (bebas),
pertumbuhan ekonomi dapat dicapai secara maksimum. Pertumbuhan
ekonomi bisa dicapai dengan melibatkan dua unsur yaitu pertumbuhan
penduduk dan pertumbuhan output total.

Salah satu tokoh pertumbuhan ekonomi neoklasik adalah Robert Solow,


berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi akan tercapai jika ada pertumbuhan
output. Pertumbuhan output terjadi jika dua faktor input, yakni modal dan
tenaga kerja dikombinasikan, sedangkan faktor teknologi dianggap konstan
(tidak berubah). Adapun yang tergolong sebagai modal adalah bahan baku,
mesin, peralatan, komputer, bangunan dan uang. Dalam memproduksi output,

5
faktor modal dan tenaga kerja bisa dikombinasikan dalam berbagai model
kombinasi. Sehingga, bisa dituliskan dalam rumus sebagai berikut:

Q = f (C.L)
Keterangan:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (modal sebagai input)
L = Labour (tenaga kerja, sebagai input)

Rumus di atas menyatakan bahwa output (Q) merupakan fungsi dari


modal (C) dan tenaga kerja (L). Ini berarti tinggi rendahnya output tergantung
pada cara mengombinasikan modal dan tenaga kerja.

2.2.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

UNDP (United Nations Development Programme), memberikan


pengertian bahwa pembangunan manusia adalah suatu proses untuk
memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia. Konsep atau definisi
pembangunan manusia tersebut pada dasarnya mencakup dimensi
pembangunan yang sangat luas. Dalam konsep pembangunan manusia,
pembangunan seharusnya dianalisis serta dapat dipahami dari sudut
manusianya bukan hanya dari pertumbuhan ekonominya. Sebagaimana dikutip
dari UNDP (Human Development Report, 1995:103). Menurut Michael
(2006:57) Indeks Pembangunan Manusia adalah indeks yang mengukur
pencapaian pembangunan sosial ekonomi suatu daerah atau negara, yang
mengombinasikan pencapaian dibidang pendidikan, kesehatan, dan
pendapatan riil perkapita yang disesuaikan.

2.2.3 Jumlah Penduduk

Lembaga BPS dalam Statistik Indonesia (2013) menjabarkan


“penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis
Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang
berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap”. Sedangkan

6
menurut Said (2012: 136) yang dimaksud dengan penduduk adalah “jumlah
orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah pada waktu tertentu dan
merupakan hasil dari proses-proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas, dan
migrasi.”

2.2.4 Upah Minimum Kabupaten (UMK)

Pengertian upah menurut Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003


tentang ketenagakerjaan mendefinisikan bahwa “Upah adalah hak
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah
atau akan dilakukan.

2.2.5 Tingkat Kemiskinan

Menurut Bappenas (2004) yang dimaksud kemiskinan adalah kondisi


seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu
memenuhi hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan
kehidupan yang bermartabat. Sedangkan menurut PBB kemiskinan
didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang tidak dapat menikmati segala
macam pilihan dan kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya, seperti
tidak dapat memenuhi kesehatan, standar hidup, kebebasan, harga diri dan rasa
dihormati seperti orang lain.

2.2 Hubungan Antar Variabel


2.2.1 Hubungan antara Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan
Ekonomi

UNDP mendefinisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses


untuk meperluas pilihanpilihan bagi penduduk. Semakin cepat pembangunan
manusia dengan cara pemerataan pendidikan dan kesehatan maka

7
pertumbuhan ekonomi akan mencapai peningkatan produktivitas dan
kesempatan kerja.

2.2.2 Hubungan antara Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi

Maltus menjelaskan kecenderungan umum penduduk suatu negara


untuk tumbuh menurut deret ukur yaitu dua-kali lipat setiap 30-40 tahun.
Sementara itu saat yang sama, karena hasil yang menurun dari faktor
produksi tanah, persediaan pangan hanya tumbuh menurut deret hitung. Oleh
karena pertumbuhan persediaan pangan tidak bisa mengimbangi pertumbuhan
penduduk yang sangat cepat dan tinggi, maka pendapatan perkapita (dalam
masyarakat tani didefinisikan sebagai produksi pangan perkapita) akan
cenderung turun menjadi sangat rendah, yang menyebabkan jumlah penduduk
tidak pernah stabil.

Jumlah penduduk yang tinggi namun tidak diiringi dengan kenaikan


lapangan pekerjaan dan pendapatan, justru akan memunculkan kemiskinan.
Yang mana kemiskinan itu sendiri menyebabkan produktifitas masyarakat
tetap rendah dan mampu memperlambat bahkan mengurangi pertumbuhan
ekonomi suatu daerah.

2.2.3 Hubungan antara Upah Minimum Kabupaten (UMK) dan


Pertumbuhan Ekonomi

Jumlah penduduk bertambah setiap tahun, sehingga dengan


sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka
dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Selain dari sisi konsumsi
dari sisi permintaan, pertumbuhan penduduk juga membutuhkan
pertumbuhan kesempatan kerja (sumber pendapatan). Pertumbuhan ekonomi
tanpa penambahan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan
dalam penambahan pendapatan tersebut meningkatan kemiskinan sehingga
pertumbuhan ekonomi akan menurun.

8
2.2.4 Hubungan antara Tingkat Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi

Kemiskinan terjadi karna kekurangan bahan makanan yang


memperburuk kesehatan yang berdampak pada kapasitas kerja rendah karna
kapasitas kerja yang rendah maka pengahasilan juga rendah. Hal terebut
menggambarkan tingkat kesejahteraan hidup yang rendah yang
menggambarkan suatu keadaan yang di sebut dengan melarat, Jingan (2013).

Hal tersebut sejalan dengan teori yang di kemukakan oleh Nurkse


(1964). Dalam lingkaran perangkap kemiskinan yang menghalangi negara
berkembang mencari tingkat pembangunan yang pesat yaitu dari segi
penawaran modal. Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, yang di
akibatkan oleh tingkat produki yang rendah, menyebabkan tingkat
kemampuan masyarakat untuk menabung juga rendah. Keadaan terakhir ini
selanjutnya akan dapat menyebabkan suatu negara mengalami kekurangan
barang modal dan dengan demikian tingkat produktias akan tetap rendah.

2.3 Penelitian Terdahulu


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa penelitian
terdahulu sebagai bahan rujukan dalam penelitian ini.
Tabel 1. Tabel Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
dan tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
penelitian
Neng Sova Pengaruh Pertumbuhan Kedua variabel independen
Ruanda S Ekonomi dan Upah berpengaruh signifikan
(2017) Minimum Terhadap terhadap variabel dependen
Penyerapan Tenaga Kerja
di Provinsi Banten
Windy Ayu Pengaruh Investasi, Tenaga Variabel Investasi dan
Astuti, Kerja, dan Pertumbuhan pertumbuhan penduduk
Muhammad Penduduk terhadap berpengaruh signifikan
Hidayat, Ranti Pertumbuhan Ekonomi di terhadap pertumbuhan
Darwin (2017) Kabupaten Pelalawan ekonomi, sedangkan tenaga
kerja tidak berpengaruh
signifikan

9
Eko Analisis Pertumbuhan pengaruh investasi dan
Wicaksono Ekonomi dan Faktor- angkatan kerja terhadap
Pambudi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
(2013) (kabupaten/kota di berpengaruh positif dan
provinsi Jawa tengah) signifikan, human
development index
berpengaruh positing tetapi
tidak signifikan.
Denni Sulistio Pengaruh Kemiskinan, Variabel kemiskinan
Mirza (2012) Pertumbuhan Ekonomi, berpengaruh negatif signifikan
dan Belanja Modal terhadap IPM, Pertumbuhan
terhadap IPM Jawa Ekonomi dan Belanja Modal
Tengah tahun 2006-2009 berpengaruh positif signifikan
terhadap IPM.

Wahyu S Analisis pengaruh Variabel aglomerasi tidak


Ardyan dan aglomerasi, Tenaga Kerja, berpengaruh signifikan
Hendarto Jumlah Penduduk, dan terhadap pertumbuhan
Mulyo (2012) Modal terhadap ekonomi, namun variabel
Pertumbuhan Ekonomi lainnya berpegaruh signifikan
Kabupaten Kendal

Arius Jonaidi Analisis Pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi


(2012) Ekonomi dan Kemiskinan berpengaruh signifikan
di Indonesia terhadap kemiskinan, dan juga
sebaliknya

10
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
dengan pendeketan kuantitatif, dimana penelitian ini bermaksud untuk membuat
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, hubungan antar fenomena yang diteliti dengan data numerik.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang dibuat atau dikumpulkan oleh orang
lain yang digunakan penulis dalam kurun waktu tertentu. Sumber data yang
diperoleh penulis berasal dari halaman web BPS (Badan Pusat Statistik) dan
BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Daerah Istimewa
Yogyakarta dan sumber-sumber lain yang mendukung dalam penelitian ini.
3.3 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
analisisis regresi linier berganda dengan menggunakan software stata.
3.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi berganda, untuk mengukur kekuatan hubungan dan menunjukkan
arah hubungan antara variabel independen. Persamaan regresi sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e
Keterangan:
Y :variabel dependen, Laju Pertumbuhan Ekonomi
a : konstanta
b1-b7 : koefisien regresi variabel independen
X1 : IPM
X2 : Jumlah Penduduk
X3 : UMK
X4 : Tingkat Kemiskinan

11
3.3.2 Uji Asumsi
Karena data yang digunakan adalah gabungan dari data cross
section dan time series maka penelitian menggunakan data panel sehingga
hanya membutuhkan 3 uji asumsi yaitu:
 Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal
ataukah tidak mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik
memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
 Uji multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Pengujian ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan
dengan menggunakan perhitungan Tolerance (TOL) dan metode VIF
(Variance Inflation Factor)
 Uji heterokedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain.
3.3.3 Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh satu
variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat.
3.3.4 Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji model regresi atas pengaruh seluruh
variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat
3.3.5 Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar persentase variasi variabel bebas mempengaruhivariasi
variabel terikat. Nilai R2 berada pada kisaran nol sampai satu. Nilai R2
mendekati nol dapat diartikan bahwa variasi variabel bebas dalam
menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas (kecil). Jika R2

12
mendekati satu berarti variasi variabel bebas memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.

3.4 Model Regresi Data Panel


Menurut Jaya & Sunengsih (2009), analisis regresi data panel adalah
analisis regresi yang didasarkan pada data panel untuk mengamati hubungan
antara satu ariabel terikat (dependent variable) dengan satu atau lebih variabel
bebas (independent variable).
3.4.1 Common Effect Model
Model tanpa pengaruh individu (common effect) adalah pendugaan yang
menggabungkan (pooled) seluruh data time series dan cross section dan
menggunakan pendekatan OLS (Ordinary Least Square) untuk menduga
parameternya. Metode OLS merupakan salah satu metode populer untuk menduga
nilai parameter dalam persamaan regresi linear.
3.4.2 Fixed Effect Model
Adanya variabel-variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan
model memungkinkan adanya intercept yang tidak konstan. Atau dengan kata
lain, intercept ini mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu. Pemikiran
inilah yang menjadi dasar pemikiran pembentukan model tersebut.

3.5 Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel


3.5.1 Uji Chow
Uji ini digunakan untuk memilih salah satu model pada regresi data panel,
yaitu antara model efek tetap (fixed effect model) dengan model koefisien tetap
(common effect model).

13
BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Interpretasi Analisis Regresi Berganda


Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Model I Model II


Dependen Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju Pertumbuhan Ekonomi
IPM 0.060** 0.060**
Jumlah Penduduk 3.260 3.120
UMK 7.480 -
Ln UMK - 0.965***
Tingkat Kemiskinan 0.047* 0.046***
Intersep -1.494 -14.023
F 5.91*** 6.00***
R 0.6119 0.6155
R2 adj 0.5085 0.5129
N 20 20
Normalitas Memenuhi Memenuhi
Non-Multikolinearitas Memenuhi Memenuhi
Non-Heterokedasitas Memenuhi Memenuhi

Catatan: *** Signifikansi pada α 0.01


** Signifikansi pada α 0.05
* Signifikansi pada α 0.1
4.1.1 Interpretasi Model I
a) Uji F
Pada Uji F, p-value<alpha = 1% maka tolak Ho pada tingkat
signifikansi = 1% artinya pada tingkat signifikansi sebesar 1% variabel
independen (IPM, jumlah penduduk, UMK, dan Tingkat Kemiskinan)
secara bersama-sama memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen yaitu laju pertumbuhan ekonomi
b) Uji t
 Variabel IPM berpengaruh signifikan 5% terhadap variabel laju
pertumbuhan ekonomi
 Variabel jumlah penduduk tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
laju pertumbuhan ekonomi

14
 Variabel UMK tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel laju
pertumbuhan ekonomi
 Variabel tingkat kemiskinan berpengaruh signifikan 10% terhadap variabel
laju pertumbuhan ekonomi
c) Uji Koefisien Determinasi (Adj R2 )
Keragaman pada variabel laju pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh
variabel independen sebesar 50.85% dan 49.15% dijelaskan oleh variabel
lainnya
d) Model Prediksi
Ŷ = -1.494 + 0.060 (IPM) + 0.047 (Tingkat Kemiskinan)
 Ketika variabel independen =0, maka laju pertumbuhan ekonomi di
kabupaten/kota provinsi DIY sebesar -1.494
 Pada tingkat signifikansi 5%, setiap peningkatan satu-satuan IPM dapat
meningakatkan laju pertumbuhan ekonomi secara signifikan sebesar 0.060
satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap.
 Pada tingkat signifikansi 10%, setiap peningkatan satu-satuan tingkat
kemiskinan dapat meningakatkan laju pertumbuhan ekonomi secara
signifikan sebesar 0.047 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap.
e) Uji Normalitas
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Model I
Smaller Group D P-Value
Resid1 0.1433 0.440
Cumulative -0.1147 0.591
Combine K-S 0.1433 0.806
Sumber: Data diolah, 2019.
Dari data diatas, uji normalitas terpenuhi karena nilai Combined K-S lebih
besar dari α sehingga Model I memiliki distribusi normal.
f) Uji Non-Heterokedastisitas
Tabel 4. Hasil Uji Non-Heterokedastisitas Model I

Chi2 (1) 2.41


Prob > Chi2 0.1207
Sumber: Data diolah, 2019.

15
Uji Non-Heterokedastisitas terpenuhi karena nilai Prob>Chi2 lebih besar
dari nilai α.
g) Uji Non-Multikolinearitas
Tabel 5. Hasil Uji Non-Multikolinearitas Model I
Variabel VIF 1/VIF

IPM 7.19 0.137964


Tingkat Kemiskinan 7.01 0.142569
UMK 1.40 0.704892
Jumlah Penduduk 1.23 0.810989

Mean VIF 4.21


Sumber: Data diolah, 2019.
Uji Non-Multikolinearitas dianggap terpenuhi karena dari Tabel 4 seluruh
variabel memiliki nilai VIF kurang dari 10.

4.1.2 Interpretasi Model II


a. Uji F
Pada Uji F, p-value<alpha = 1% maka tolak Ho pada tingkat
signifikansi = 1% artinya pada tingkat signifikansi sebesar 1% variabel
independen (IPM, jumlah penduduk, ln_UMK, dan Tingkat Kemiskinan)
secara bersama-sama memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen yaitu laju pertumbuhan ekonomi
b. Uji t
 Variabel IPM berpengaruh signifikan 5% terhadap variabel laju
pertumbuhan ekonomi
 Variabel jumlah penduduk tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
laju pertumbuhan ekonomi
 Variabel ln_UMK berpengaruh signifikan 1% terhadap variabel laju
pertumbuhan ekonomi
 Variabel tingkat kemiskinan berpengaruh signifikan 1% terhadap variabel
laju pertumbuhan ekonomi

16
c. Uji Koefisien Determinasi (Adj R2 )
Keragaman pada variabel laju pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh
variabel independen sebesar 51.29% dan 48.71% dijelaskan oleh variabel
lainnya
d. Model Prediksi
Ŷ = -14.023 + 0.060 (IPM) + 0.965 (ln_UMK) + 0.046 (Tingkat
Kemiskinan)
 Ketika variabel independen =0, maka laju pertumbuhan ekonomi di
kabupaten/kota provinsi DIY sebesar -14.023
 Pada tingkat signifikansi 5%, setiap peningkatan satu-satuan IPM dapat
meningakatkan laju pertumbuhan ekonomi secara signifikan sebesar 0.060
satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap.
 Pada tingkat signifikansi 1%, setiap peningkatan 1% UMK dapat
meningakatkan laju pertumbuhan ekonomi secara signifikan sebesar
0.965% dengan asumsi variabel lainnya tetap.
 Pada tingkat signfikansi 1%, setiap peningkatan satu-satuan tingkat
kemiskinan dapat meningakatkan laju pertumbuhan ekonomi secara
signifikan sebesar 0.046 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap
e. Uji Normalitas
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas Model II
Smaller Group D P-Value
Resid1 0.1433 0.440
Cumulative -0.1147 0.591
Combine K-S 0.1433 0.806
Sumber: Data diolah, 2019.
Dari data diatas, uji normalitas terpenuhi karena nilai Combined K-S lebih
besar dari α sehingga Model I memiliki distribusi normal.
f. Uji Non-Heterokedastisitas
Tabel 7. Hasil Uji Non-Heterokedastisitas Model II
Chi2 (1) 2.54
Prob > Chi2 0.1108
Sumber: Data diolah, 2019.

17
Uji Non-Heterokedastisitas terpenuhi karena nilai Prob>Chi2 lebih besar
dari nilai α.
g. Uji Non-Multikolinearitas
Tabel 8. Hasil Uji Non-Multikolinearitas Model II
Variabel VIF 1/VIF

IPM 7.25 0.137964


Tingkat Kemiskinan 7.01 0.142569
UMK 1.42 0.704892
Jumlah Penduduk 1.23 0.810989

Mean VIF 4.23


Sumber: Data diolah, 2019.
Uji Non-Multikolinearitas dianggap terpenuhi karena dari Tabel 7 seluruh
variabel memiliki nilai VIF kurang dari 10.

4.2 Model Estimasi Regresi Data Panel (Uji Chow)


Tabel 8. Hasil Fixed Effect Model

Model I Model II
Sigma_u 0 0
Sigma_e 0.1390 0.1399
Rho 0 0
Sumber: Data diolah, 2019.

Jika nilai rho > α maka model fixed effect lebih baik daripada common
effect. Namun dari tabel diatas baik Model I maupun Model II memiliki nilai rho
< α sehingga model common effect lebih baik daripada model fixed effect.

18
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini
adalah:

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berpengaruh positif signifikan terhadap


laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi DIY baik pada Model I
maupun Model II.
2. Jumlah penduduk tidak berpengaruh signifikan terhadap laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi DIY.
3. Upah Minimum Kabupaten (UMK) tidak berpengaruh signifikan terhadap
laju pertumbuhan ekonomi pada Model I, namun setelah data disetarakan
menjadi berpengaruh positif signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten/Kota Provinsi DIY.
4. Tingkat Kemiskinan berpengaruh positif signifikan terhadap laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi DIY baik pada Model I
maupun Model II.

5.2 Saran

Karena keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian, analisis data, dan


keterbatasan waktu maka peneliti selanjutnya yang secara khusus membahas
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi diharapkan
dapat menganalisis secara detail mengenai pemilihan variabel independen lainnya
dan model regresi data panel terbaik yang dapat digunakan.

19
DAFTAR PUSTAKA
Ardyan, Wahyu S, & Mulyo, Hendarto. (2012). Analisis pengaruh aglomerasi,
Tenaga Kerja, Jumlah Penduduk, dan Modal terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Kabupaten Kendal. Journal of Economics, 1(1),1-6.
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Yogyakarta.
Astuti, Windy Ayu, dkk. (2017). Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan
Pertumbuhan Penduduk terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
Pelalawan. Jurnal Akuntansi dan Ekonomika, Vol. 7 No. 2, Desember
2017
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2018. Jumlah Penduduk: Daerah
Istimewa Yogyakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2018. Upah Minimum Kabupaten
(UMK): Daerah Istimewa Yogyakarta: Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2018. Tingkat Kemiskinan: Daerah
Istimewa Yogyakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan Pusat Statistik. 2018. Indeks Pembangunan Manusia: Daerah Istimewa
Yogyakarta: Badan Pusat Statistik.
Badan Pusat Statistik. (2013). Estimasi Parameter Demograf: Tren Fertilitas,
Mortalitas, dan Migrasi. Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta.
Bappenas. 2004. Rencana Strategik Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia.
Jakarta:Bappenas
Denni Sulistio Mirza. 2012. Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan
Belanja Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa
Tengah Tahun 2006-2009.Jurnal ekonomi, Hal. 1-15.
Dewi, Nyoman LY Dan Sutrisna, I Ketut. (2014). Pengaruh Komponen Indeks
Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali.
EJurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Bali, Vol.3, No.3.
Bali.
Jaya, I.G. N. M, & N. Sunengsih. 2009. Kajian Analisis Regresi dengan Data
Panel. Prosiding Seminar Nasional Penelitian. Yogyakarta: Universitas
NegeriYogyakarta
Jhingan, ML. 2013. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta:PT Raja
Graindo;Jakarta
Jonaidi, Arius. 2012. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di
Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi, Vol. 1, No. 1, April 2012
Nurkse, Ragnar. 1964. Masalah Pembentukan Modal di Negara-negara yang
sedang membangun terjemahan Hutagalung. Jakarta:Bhatara.
Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Yang
Mengatur Tentang ketenagakerjaan. Lembaran Negara RI Tahun 2008
No. 18. Jakarta: Sekretariat Negara.
Ruanda S, Neng Sova. 2017. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Upah
Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Banten.
Diploma atau S1 thesis, Universitas Islam Negeri "Sultan Maulana
Hasanuddin" Banten

20
Todaro, Michael P. dan Stephen C. S. (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga Edisi Ketujuh. Jakarta:Erlangga.
Tarigan, Robinson. (2015). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi
Aksara.
UNDP. 1995. Human Development Report 1995. New York: Oxford University
Press
Wicaksono, Eko, P. 2012. Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi (Studi kasus : Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Tengah): Universitas Diponegoro

21
LAMPIRAN

Data Penelitian Laju Pertumbuhan Ekonomi,IPM, Jumlah Penduduk, UMK, dan


Tingkat Kemiskinan Kab/Kota di Provinsi DIY Tahun 2014-2017

UMK (Upah
Laju Jumlah Tingkat
Kab/Kota Tahun Pertumbuhan IPM Penduduk Minimum
Kemiskinan
Kabupaten)
Bantul 2014 5.04 77.11 913407 1125500 15.89
Bantul 2015 4.97 77.99 919440 1163800 16.33
Bantul 2016 5.06 78.42 928676 1297700 14.55
Bantul 2017 5.10 78.67 927181 1404760 14.07
Sleman 2014 5.30 80.73 1063448 1127000 9.5
Sleman 2015 5.18 81.20 1075126 1200000 9.46
Sleman 2016 5.25 82.15 1079210 1338000 8.21
Sleman 2017 5.35 82.85 1046622 1448385 8.13
Gunung
2014 4.54 67.03 749447 988500 20.83
Kidul
Gunung
2015 4.82 67.41 755744 1108249 21.73
Kidul
Gunung
2016 4.89 67.82 762452 1235700 19.34
Kidul
Gunung
2017 5.00 68.73 757169 1337650 18.65
Kidul
Kulon Progo 2014 4.57 70.68 417473 1069000 20.64
Kulon Progo 2015 4.62 71.52 436123 1138000 21.40
Kulon Progo 2016 4.76 72.38 445293 1268870 20.30
Kulon Progo 2017 5.97 78.89 446028 1373600 20.03
Kota
2014 5.28 83.78 407904 1173300 8.67
Yogyakarta
Kota
2015 5.09 84.56 408823 1302500 8.75
Yogyakarta
Kota
2016 5.11 85.32 412331 1272420 7.70
Yogyakarta
Kota
2017 5.24 85.49 410921 1572200 7.64
Yogyakarta

22
DO FILE STATA

use "E:\bella\KULIAH\SMT6\Ekonometrika\Data Asqiya Sabila Izzati.dta"

log using "E:\bella\KULIAH\SMT6\Ekonometrika\Data Asqiya Sabila Izzati.log",


replace

tsset id tahun

xtsum lajupertumbuhan IPM jumlahpenduduk UMK tingkatkemiskinan

//Model 1//

reg lajupertumbuhan IPM jumlahpenduduk UMK tingkatkemiskinan //common


effect//

xtreg lajupertumbuhan IPM jumlahpenduduk UMK tingkatkemiskinan //fixed


effect//

vif //non-heterokedastisitas

hettest //non-multikolinearitas

predict resid1, r

summarize resid1

ksmirnov resid1= normal((resid1-r(mean))/r(sd))

//Model 2//

gen ln_UMK= ln(UMK)

reg lajupertumbuhan IPM jumlahpenduduk ln_UMK tingkatkemiskinan

vif //non-heterokedastisitas

hettest //non-multikolinearitas

summarize resid1

ksmirnov resid1= normal((resid1-r(mean))/r(sd))

xtreg lajupertumbuhan IPM jumlahpenduduk ln_UMK tingkatkemiskinan

23

Anda mungkin juga menyukai