Anda di halaman 1dari 17

kasus pertemuan 3

Nuai, umur 19 tahun, BB 50 kg, TB 157 cm,

Asma sejak SMP kelas 2. Diketahui ibunya menderita asma ketika menghamilkan nuai
sebagai anak pertama dan kambuh kalau batuk berdahak. Dari pihak ibu terdapat sepupu yang
juga asma namun sudah sembuh.

Nuai jika kambuh kedokter jika kambuh diberi obat : racikan salbutamol, gg, 3x1, amocilin
3x1, crofed 2x1 sehari atau tremenza p.o. kalau lagi kambuh tekanan darah 140/90 mmhg.
Kambuh jika rinitis alergi, batuk, debu dan semakin memburuk jika malam hari. Gejala atau
sintom ( sesak, batuk berdahak ) dan selalu terbangun dimalam hari terutama saat udara
dingin ( subuh, tidur lantai ), yang dirasakan hampir setiap hari, debu dan makanan yang
menyebabkan gatal di tenggorokan dengan gejala sesak, batuk berdahak, dada sakit. Nuai
masih dapat beraktifitas normal setiap harinya meski sesak dipagi hari

Jika sesak yang digunakan fentolin inhaler 3x hirupan sebanyak 1 x dan jika agak berdahak
terus-terusan dipakai jika masih sesak.

Riwayat rinitis alergi dan diagnosis sinusitis saat SMP. Tidak menderita GERD terakhir
kedokter 3 minggu lalu dan diberi obat salbutamol, GG, tremenza dan amocicilin. Saat ini
sedang tidak menggunakan obat

Nadi 87x/menit.
Pembahasan kasus

A. IDENTITAS PASIEN
1. Data pasien
Nama pasien : Ny Nuai
Jenis kelamin : perempuan
Umur : 19 tahun
Keluhan utama : Asma sejak SMP kelas 2, Gejala atau sintom (
sesak, batuk berdahak ) dan selalu terbangun
dimalam hari terutama saat udara dingin ( subuh,
tidur lantai ), yang dirasakan hampir setiap hari,
debu dan makanan yang menyebabkan gatal di
tenggorokan dengan gejala sesak, batuk
berdahak, dada sakit
Riwayat penyakit pasien : Riwayat rinitis alergi dan diagnosis sinusitis
saat SMP
Riwayat penyakit keluarga : ibunya menderita asma ketika menghamilkan
nuai, Dari pihak ibu terdapat sepupu yang juga
asma namun sudah sembuh.
Riwayat pengobatan : racikan salbutamol, gg, 3x1, amocilin 3x1,
crofed 2x1 sehari atau tremenza p.o. dan
fentolin inhaler
Riwayat social dan keluarga :-
Data lab : tidak dilakukan
2. Tanda-tanda vital : BB 50 kg , TB 157 cm
3. Pemeriksaan penunjang : TD 140/90 mmHg, nadi 87x / menit
4. Diagnosis dokter : rhinitis alergi dan sinusitis

B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Berdasarkan data pasien dokter pernah mendiagnosis Nuai mengalami keluhan
utama yaitu asma, yang disebabkan oleh alergi rinitis dan sinusitis yang di alami sejak
SMP kelas 2, selain itu nuai juga mengalami tingkat sensitifitas terhadap debu, udara
dingin pada malam hari dan ketika batuk berdahak sehingga dari hal tersebut asma
yang di derita nuai dapat kambuh kembali.
C. TATALAKSANA TERAPI
1. Tujuan terapi
Tujuan terapi untuk penyakit Ny. Nuai yaitu untuk menyembuhkan penyakit yang
dideritanya terutama yaitu asma yang sering kambuh.
2. Strategi terapi
Strategi terapi yang digunakan yaitu menggunakan obat-obat yang telah
diresepkan oleh dokter hingga keadaan pasien membaik dan disertai istirahat yang
cukup
3. Obat terpilih
Obat terpilih, yaitu salbutamol, gg, amocilin dan crofed. Jika di perlukan dapat di
gunakan inhaler fentolin
4. Evaluasi obat
Evaluasi obat dilakukan untuk memantau obat maupun dosis yang digunakan
untuk terapi
5. Mekanisme kerja obat
Obat mekanisme kerja Salbutamol yaitu relaksasi otot polos bronkial oleh beta 2
reseptor dengan sedikit efek pada detak jantung. Mekanisme GG, yaitu Obat ini
bekerja dengan cara meningkatkan volume dahak dan membuatnya lebih encer
sehingga lebih mudah dikeluarkan dari saluran pernapasan. Mekanisme amocilin
yaitu Obat amoksilin atau amoxicillin berfungsi membunuh bakteri dengan cara
menghambat pembentukan dinding sel bakteri dan crofed dapat meredakan flu
akibat alergi
6. efek sampig
Efek samping dari penggunaan obat-obat ini, yaitu mual, mengigil, sakit kepala
dan dll
7. Harga obat salbutamol yaitu Rp13. 000
Harga obat inhaler fentolin yaitu Rp 50. 000
Harga gg yaitu Rp 18. 000
Harga amocilin yaitu Rp 4.500
Harga crofed yaitu Rp 25. 000
D. KIE
Untuk apa salbutamol ?

Salbutamol merupakan golongan bronkodilator yang bekerja dengan cara melemaskan


otot-otot di saluran udara dan meningkatkan aliran udara ke paru-paru. Salbutamol digunakan
untuk mengobati atau mencegah bronkospasma (penyempitan pada otot-otot yang melapisi
paru-paru) dengan penyakit saluran napas. Salbutamol dapat digunakan untuk orang dewasa
dan anak-anak yang berusia minimal 4 tahun.
Salbutamol memiliki berbagai macam bentuk sediaan, seperti tablet, sirup, nebulizer,
inhalasi aerosol dosis terukur, inhalasi serbuk kering, dan injeksi. Salbutamol oral diberikan
dalam keadaan perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
Cara kerja obat Salbutamol
Salbutamol termasuk golongan agonis adrenoreseptor beta-2 selektif kerja pendek
(short acting beta-adrenergic receptor agonist) yang bekerja dengan cara merangsang secara
selektif reseptor beta-2 adrenergik pada otot bronkus yang menyebabkan terjadinya relaksasi
pada otot bronkus dan menghasilkan efek pelebaran bronkus (bronkodilatasi). Salbutamol
mengaktifkan adenil siklase, enzim yang merangsang produksi CAMP. Peningkatan CAMP
menyebabkan aktivasi protein kinase A, yang menghambat fosforilasi myosin, dan
menurunkan konsentrasi ion kalsium intraseluler, menghasilkan relaksasi otot polos.
Manfaat dan efek samping obat Salbutamol
Salbutamol bermanfaat untuk mengatasi masalah pada saluran pernafasan, seperti
bronkospasme berat, bronkospasme akut, asma akut, dan pencegahan bronkospasme yang
dipicu oleh olahraga. Salbutamol juga sama seperti obat lain memiliki potensi timbulnya efek
samping.
Efek samping yang mungkin terjadi diantaranya adalah tremor (gemetar), gugup,
mual, muntah, takikardia (kondisi detak jantung di atas normal), nyeri dada, pusing, sakit
kepala, insomnia (kesulitan tidur), hiperaktif, hipertensi, hipotensi, reaksi alergi, DM, kram
otot, sindrom mirip flu, hipokaemia, dan konjungtivitis (peradangan pada selaput bening pada
bagian depan mata).
Dosis obat Salbutamol
Bronkospasme Berat
Dosis Salbutamol untuk bronkospasme berat tergantung dari bentuk sediaan yang
diberikan. Salbutamol dalam bentuk nebuiser diberikan dengan dosis 2,5-5 mg, hingga 4 kali
sehari, sebagai alternatif, dapat diberikan terus menerus dengan laju 1-2 mg/jam. Salbutamol
intravena untuk bronkospasme berat diberikan larutan 50 mcg/mL: 250 mcg (4 mcg/kg),
disuntikkan secara perlahan. Dapat diulang jika perlu. Apabila diberikan larutan 10 mcg/mL.
Tingkat normal 3-20 mcg/menit (0,3-2 mL/menit), disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
Dosis yang lebih tinggi dapat digunakan dalam kegagalan pernafasan. Untuk anak ≥ 12 tahun
diberikan sama dengan dosis dewasa. Salbutamol dalam bentuk tablet diberikan 2-4 mg, 3
atau 4 kali sehari, hingga 8 mg dalam 3 atau 4 kali sehari sesuai kebutuhan pada beberapa
pasien. Sebagai tablet pelepasan modifikasi diberikan 8 mg dua kali sehari.
Dosis untuk anak berumur 2-6 tahun diberikan 1-2 mg, sedangkan untuk anak
berumur 6-12 tahun diberikan 2 mg, dan untuk anak diatas 12 tahun dosis yang diberikan
sama dengan dosis dewasa. Dosis yang diberikan 3 atau 4 kali sehari. Untuk lansia, dosis
salbutamol oral diberikan 2 mg, 3 atau 4 kali sehari. Salbutamol injeksi juga dapat diberikan
secara intramuskular (disuntikkan ke dalam otot tubuh)/ subkutan (dibawah kulit) dengan
dosis 500 mcg (8 mcg/kg) dan diulang 4 jam sesuai kebutuhan.
Bronkospasme akut
Salbutamol dalam bentuk aerosol dosis terukur atau inhalasi serbuk kering diberikan
dengan dosis 90- 100 mcg: 1-2 hirup hingga 4 kali sehari. Maksimal: 800 mcg setiap hari.
Anak berumur 6-12 tahun diberikan 1 hirup dan dapat ditingkatkan menjadi 2 hirup jika
diperlukan. Maksimal: 400 mcg setiap hari.
Asma berat akut
Dosis salbutamol yang diberikan sebagai inhalasi dosis terukur (100 mcg/aktuasi)
melaui perangkat spacer device dengan awal 4 hirup kemudian 2 hirup tambahan tiap 2 menit
berdasarkan respon pasien. Maksimal 10 penarikan.
Pencegahan bronkospasme yang dipicu oleh olahraga
Dosis salbutamol yang dapat diberikan untuk pencegahan bronkospasme yang dipicu oleh
olahraga digunakan bentuk sediaan aerosol dosis terukur atau inhalasi serbuk kering (90 atau
100 mcg/aktuasi): 2 hirup 10-15 menit sebelum berolahraga. Dosis salbutamol untuk anak 6-
12 tahun 1 hirup 10-15 menit sebelum berolahraga.
Efek Samping Salbutamol
Efek samping yang dapat timbul saat menggunakan salbutamol adalah:
Detak jantung tidak beraturan
Sakit kepala
Diare
Jantung berdebar
Nyeri dada
Demam
Mual muntah
Kesulitan menelan
Gemetaran
Diare
Penyimpanan obat Salbutamol
Obat salbutamol dapat disimpan pada suhu ruang (15-30 o C) dan hindari paparan
dari sinar matahari langsung.

Untuk apa GG ?

Glyceryl guaiacolate adalah obat jenis ekspektoran yang dapat meredakan batuk dan
melancarkan pengeluaran dahak di saluran napas. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan
volume dahak dan membuatnya lebih encer sehingga lebih mudah dikeluarkan dari saluran
pernapasan. Glyceryl guaiacolate (GG) juga biasa disebut sebagai guaifenesin. Meskipun
dapat meredakan batuk dan dahak obat ini tidak dianjurkan untuk batuk yang sudah
berlangsung lama yang biasanya disebabkan oleh penggunaan rokok atau masalah pernapasan
berat seperti kronik bronkitis atau emphisema.

Ikhtisar Obat Glyceryl Guaiacolate

Jenis obat Ekspektoran

Kategori Obat resep dan obat bebas

Kegunaan Meredakan batuk dan melancarkan dahak

Konsumen Dewasa dan anak-anak

Sediaan Tablet dan syrup

Merek Bodrex flu dan batuk berdahak, colfin, kidikol, graxine, decolsin, dll.

Mekanisme Kerja

Glyceryl Guaiacolate merupakan ekspektoran yang bekerja dengan cara


meningkatkan dahak (sputum) dan sekresi bronkial dengan mengurangi daya rekat dahak
pada saluran nafas. Sehingga menjadikannya lebih encer dan mudah dikeluarkan. Kemudian
dahak akan dikeluarkan melalui jalur nafas dengan proses batuk.

Indikasi atau Kegunaan Glyceryl Guaiacolate


Glyceryl guaiacolate digunakan untuk mengobati batuk yang disebabkan oleh flu
biasa, bronkitis , dan penyakit pernafasan lainnya. Guaifenesin biasanya tidak digunakan
untuk batuk akibat merokok atau masalah pernapasan jangka panjang (seperti bronkitis
kronis, emfisema) kecuali jika diarahkan oleh dokter Anda.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, mereka yang memiliki riwayat
hipersensitif atau alergi terhadap kandungan obat ini tidak dianjurkan mengonsumsinya. Obat
batuk pilek secara umum belum terbukti aman atau efektif pada anak di bawah 6
tahun. Karena itu, jangan menggunakan guaifenesin untuk mengobati gejala batuk pilek pada
anak di bawah 6 tahun kecuali secara khusus disarankan oleh dokter. Beberapa produk
(seperti tablet) tidak disarankan untuk digunakan pada anak-anak di bawah 12
tahun. Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk rincian lebih lanjut tentang penggunaan
yang lebih aman.

Dosis Glyceryl Guaiacolate dan Cara Penggunaan

Glyceryl guaicolate tersedia dalam bentuk dan kekuatan dosis

Tablet: 100 mg, 200 mg, 400 mg, 600 mg, 1200 mg

Syrup: 100 mg/5 mL, 200 mg/5 mL

Dosis Glyceryl guaicolate terbaik sesuai yang dianjurkan oleh dokter Anda. Namun untuk
penggunaan bebas, dosis lazim yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

Dosis Dewasa: 200 - 400 mg setiap 4 jam sekali, dengan batas maksimum 2,4 gr/ hari.

Dosis untuk anak-anak:

Kurang dari 2 tahun: 12 mg/kg/hari dibagi dalam 6 dosis.

2 - 5 tahun: 50 - 100 mg setiap 4 jam sekali sesuai kebutuhan dan tidak lebih dari 600 mg/
hari.

6 - 11 tahun: 100 - 200 mg setiap 4 jam sekali sesuai kebutuhan dan tidak lebih dari 1,2 gr/
hari.

12 tahun lebih: 200 - 400 mg setiap 4 jam sekali dan tidak lebih dari 2,4 gr/ hari.

Petunjuk Penggunaan:

Obat ini dapat digunakan sebelum atau setelah makan dan dianjurkan untuk banyak
minum air putih. Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada
kemasan sebelum mulai mengonsumsinya. Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis
lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan tiga kali sehari berarti per 8 jam. Untuk
memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari. Apabila ada
dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya
apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan
dosis pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Glyceryl Guaiacolat (GG)

Obat ini umumnya dapat ditoleransi dengan baik oleh tubuh. Namun beberapa efek samping
yang mungkin muncul juga perlu diperhatikan, diantaranya:

Mual dan muntah.

Diare dan nyeri perut bagian bawah.

Pusing, berkunang-kunang dan sakit kepala.

Neprolithiasis.

Hypouricaemia.

Ruam pada kulit.

Efek Overdosis Glyceryl Guaiacolat Glyceryl guaicolat diketahui tingkat toksisitasnya rendah
sehingga pada jumlah cukup besarpun efeknya tidak terlalu membahayakan. Dalam studi di
laboratorium penelitian pada hewan percobaan yang diberikan dosis hingga 5 gr/kg tidak
menyebabkan efek toksis. Namun untuk overdosis yang sangat parah perlu dilakukakan
pengurasan saluran cerna untuk mengurangi penyerapan obat ini.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

Selalu sampaikan pada dokter Anda jika pernah mengalami alergi terhadap
kandungan obat ini atau obat lainnya. Sampaikan pada dokter jika Anda menderita asma,
bronkitis kronis, emphisema atau batuk akibat merokok.

Kehamilan dan Menyusui

Apakah obat glyceryl guaiacolat boleh dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu menyusui?

Glyceryl guaiacolat merupakan obat kategori C untuk ibu hamil yang berarti studi
pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau
embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau
studi terhadap wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu
penggunaannya hanya jika sangat dibutuhkan oleh ibu hamil.

Tidak diketahui apakah guaifenesin diekskresikan dalam ASI; gunakan dengan hati-hati jika
menyusui. Namun beberapa literatur mengatakan bahwa Glyceryl guaiacolat (GG) aman
untuk ibu menyusui.

Interaksi Obat
Beberapa jenis obat akan meningkat efek sampingnya jika dikonsumsi bersamaan
dengan obat-obatan lainnya. Sampaikan pada dokter Anda jenis obat apa saja yang Anda
konsumsi bersamaan dengan obat Glyceryl guaicolate ini untuk menghindari interaksi obat
yang tidak diinginkan.

Untuk apa amocilin ?

Amoxicillin adalah obat jenis antibiotik penicillin yang digunakan untuk mengobati
berbagai macam infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri.
Antibiotik ini hanya mengobati infeksi bakteri. Obat ini tidak akan bekerja untuk infeksi virus
(seperti pilek, flu). penggunaan antibiotik apapun yang tidak perlu atau penyalahgunaan
antibiotik dapat menyebabkan efektivitasnya menurun.
Amoxicillin juga digunakan dengan obat lain untuk mengobati ulkus lambung/usus yang
disebabkan oleh bakteri H. pylori dan untuk mencegah kambuhnya maag.

PENGGUNAAN LAINNYA: Bagian ini berisi penggunaan obat yang tidak tercantum pada
label yang disetujui oleh ahli kesehatan untuk obat, tetapi mungkin diresepkan oleh dokter
Anda. Gunakan obat ini untuk kondisi yang tercantum dalam bagian ini jika hanya sudah
diresepkan oleh dokter Anda. Obat ini juga dapat digunakan oleh orang-orang dengan
masalah jantung tertentu (seperti penyakit katup jantung) sebelum prosedur medis/gigi
(seperti operasi gigi/gusi) untuk mencegah infeksi jantung.

Bagaimana aturan pakai Amoxicillin?


Konsumsi obat ini dengan atau tanpa makanan seperti yang diarahkan oleh dokter
Anda, biasanya setiap 8 atau 12 jam. Dosis didasarkan pada kondisi medis dan respon
terhadap pengobatan. Minum banyak cairan saat menggunakan obat ini kecuali dokter Anda
menyarankan sebaliknya. Antibiotik bekerja dengan baik ketika jumlah obat dalam tubuh
Anda berada pada tingkat yang stabil. Oleh karena itu, gunakan obat ini secara teratur. Untuk
membantu Anda mengingat dosis, gunakan pada waktu yang sama setiap hari.
Lanjutkan penggunaan obat ini sampai jumlah yang ditentukan selesai, bahkan jika gejala
hilang setelah beberapa hari. Menghentikan pengobatan terlalu dini memungkinkan bakteri
untuk terus tumbuh dan dapat mengakibatkan kembalinya infeksi. Beri tahu dokter jika
kondisi Anda tidak membaik atau semakin memburuk. Ikuti aturan yang diberikan oleh
dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan. Jika Anda memiliki pertanyaan,
konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Bagaimana cara menyimpan Amoxicillin?
Obat ini paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan
tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan. Merek lain dari
obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan instruksi
penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan semua obat-
obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
Jangan menyiram obat-obatan ke dalam toilet atau ke saluran pembuangan kecuali bila
diinstruksikan. Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah tidak
diperlukan lagi. Konsultasikan kepada apoteker atau perusahaan pembuangan limbah lokal
mengenai bagaimana cara aman membuang produk Anda.
Dosis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU konsultasi
pada dokter atau apoteker sebelum memulai pengobatan.
Bagaimana dosis Amoxicillin untuk orang dewasa?
Dosis Dewasa Biasa untuk Actinomycosis: 500 mg secara oral 3 kali sehari atau 875
mg secara oral dua kali sehari selama enam bulan.
Dosis Dewasa Biasa untuk Anthrax Profilaksis: 500 mg oral setiap 8 jam.
Dosis Dewasa Biasa untuk Cutaneous Bacillus Anthracis: 500 mg secara oral tiga kali sehari.
Dosis Dewasa Biasa untuk Profilaksis Bakteri Endokarditis: 2 g secara oral diberikan satu
jam sebelum prosedur.
Dosis Dewasa Biasa untuk Infeksi Chlamydia: 500 mg secara oral 3 kali sehari selama 7 hari
pada pasien hamil sebagai alternatif untuk eritromisin pada individu yang sensitif macrolide.
Dosis Dewasa Biasa untuk Cystitis: 250-500 mg secara oral 3 kali sehari selama 3-7 hari;
alternatif, 500-875 mg secara oral dua kali sehari dapat diberikan.
Dosis Dewasa Biasa untuk Infeksi Saluran Kemih: 250-500 mg secara oral 3 kali sehari
selama 3-7 hari. Alternatifnya, 500-875 mg secara oral dua kali sehari dapat diberikan.
Dosis Dewasa Biasa untuk Infeksi Helicobacter pylori: 1 g secara oral 2-3 kali sehari selama
14 hari
Dosis Dewasa Biasa untuk Penyakit Lyme – Arthritis: 500 mg secara oral 3 kali sehari
selama 14-30 hari
Dosis Dewasa Biasa untuk Penyakit Lyme – Carditis: 500 mg secara oral 3 kali sehari selama
14-30 hari.
Dosis Dewasa Biasa untuk Penyakit Lyme – Eritema Chronicum Migrans: 500 mg secara
oral 3 kali sehari selama 14-30 hari
Dosis Dewasa Biasa untuk Penyakit Lyme – Neurologis: 500 mg secara oral 3 kali sehari
selama 14-30 hari.
Dosis Dewasa Biasa untuk Otitis Media: 250-500 mg secara oral 3 kali sehari selama 10-14
hari; alternatif, 500-875 mg secara oral dua kali sehari dapat diberikan.
Dosis Dewasa Biasa untuk Pneumonia: 500 mg secara oral 3 kali sehari atau 875 mg secara
oral dua kali sehari dapat diberikan selama 7-10 hari jika pneumonia pneumokokus diduga
terjadi.
Dosis Dewasa Biasa untuk Sinusitis: 250-500 mg secara oral 3 kali sehari selama 10-14 hari;
alternatif, 500-875 mg secara oral dua kali sehari dapat diberikan.
Dosis Dewasa Biasa untuk Infeksi Kulit atau Infeksi Jaringan Lunak: 250-500 mg secara oral
3 kali sehari selama 7-10 hari; alternatif, 500-875 mg secara oral dua kali sehari dapat
diberikan.
Dosis Dewasa Biasa untuk Infeksi Saluran Pernapasan Atas: 250-500 mg secara oral 3 kali
sehari selama 7-10 hari; alternatif, 500-875 mg secara oral dua kali sehari dapat diberikan.
Dosis Dewasa Biasa untuk Bronchitis: 250-500 mg secara oral 3 kali sehari selama 7-10 hari;
alternatif, 500-875 mg secara oral dua kali sehari dapat diberikan.
Dosis Dewasa Biasa untuk Tonsilitis/Faringitis
Immediate-release: 250-500 mg secara oral 3 kali sehari selama 7-10 hari; alternatif, 500-875
mg secara oral dua kali sehari dapat diberikan.
Extended-release: 775 mg oral sekali sehari dalam waktu 1 jam setelah makan selama 10
hari; untuk infeksi Streptococcus pyogenes sekunder.
Dosis Dewasa Biasa untuk Infeksi Bakteri: 250-500 mg secara oral 3 kali sehari selama 7-21
hari; alternatif, 500-875 mg secara oral dua kali sehari dapat diberikan.

Bagaimana dosis Amoxicillin untuk anak?


Dosis Anak-anak Biasa untuk Profilaksis Bakteri Endokarditis: 50 mg/kg secara oral
sebagai dosis tunggal 1 jam sebelum prosedur.
Dosis Anak-amak untuk Profilaksis Anthrax: 80 mg/kg/hari dibagi dalam dosis yang sama
diberikan secara oral setiap 8 jam. Dosis maksimum: 500 mg/dosis.
Dosis Anak-anak Biasa untuk Cutaneous Bacillus Anthracis: Pengobatan untuk kasus infeksi
Bacillus anthracis kulit: 80 mg/kg/hari dibagi dalam dosis yang sama diberikan secara oral
setiap 8 jam. Dosis maksimum: 500 mg/dosis.
Dosis Anak-anak Biasa untuk Otitis Media
Usia:
4 minggu-3 bulan: 20-30 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
4 bulan-12 tahun: 20-50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 8-12 jam.
Catatan: otitis media akut karena Streptococcus pneumonia yang sangat resisten mungkin
memerlukan dosis 80-90 mg/kg/hari secara oral dibagi menjadi 2 dosis yang sama dalam 12
jam.
Dosis Anak-anak Biasa untuk Infeksi kulit atau Infeksi jaringan lunak
Usia:
4 minggu-3 bulan: 20-30 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
4 bulan-12 tahun: 20-50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 8-12 jam.
Catatan: otitis media akut karena Streptococcus pneumonia yang sangat resisten mungkin
memerlukan dosis 80-90 mg/kg/hari secara oral dibagi menjadi 2 dosis yang sama dalam 12
jam.
Dosis Anak-anak Biasa untuk Infeksi Saluran Kemih
Usia:
4 minggu-3 bulan: 20-30 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
4 bulan-12 tahun: 20-50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 8-12 jam.
Catatan: otitis media akut karena Streptococcus pneumonia yang sangat resisten mungkin
memerlukan dosis 80-90 mg/kg/hari secara oral dibagi menjadi 2 dosis yang sama dalam 12
jam.
Dosis Anak-anak Biasa untuk Pneumonia: 40-50 mg/kg/hari secara oral dalam dosis terbagi
setiap 8 jam.
Dosis Anak-anak Biasa untuk Tonsilitis/Faringitis
Usia:
4 minggu-3 bulan: 20-30 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
4 bulan-12 tahun: 20-50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 8-12 jam.
12 tahun atau lebih tua:
Immediate-release : 250-500 mg secara oral 3 kali sehari selama 7-10 hari; alternatif, 500-875
mg secara oral dua kali sehari dapat diberikan.
Extended-release: 775 mg oral sekali sehari dalam waktu 1 jam setelah makan selama 10
hari; untuk infeksi S pyogenes sekunder.
Dalam dosis dan sediaan apakah Amoxicillin tersedia?
Kapsul, Oral: 250 mg, 500 mg.

Efek Samping
Efek samping apa yang mungkin terjadi karena Amoxicillin?
Dapatkan bantuan medis darurat jika Anda memiliki tanda-tanda reaksi alergi ini:
mual, muntah, berkeringat, gatal-gatal, gatal, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir,
lidah, atau tenggorokan, atau merasa seperti akan pingsan.
Hubungi dokter Anda jika Anda memiliki salah satu dari efek samping yang serius berikut
ini:
Bercak putih atau luka di dalam mulut atau bibir Anda Demam, kelenjar
membengkak, ruam atau gatal-gatal, nyeri sendi, atau perasaan sakit umum
Kulit pucat atau menguning, mata menguning, urin berwarna gelap, demam, kebingungan
atau kelemahan
Kesemutan, mati rasa, nyeri, kelemahan otot yang parah;
Mudah memar, perdarahan yang tidak biasa (hidung, mulut, vagina, atau dubur), bintik-
bintik ungu atau merah di bawah kulit Anda
Alergi kulit parah — demam, sakit tenggorokan, pembengkakan di wajah atau di lidah, rasa
terbakar di mata, sakit kulit, diikuti dengan ruam kulit merah atau ungu yang menyebar
(terutama di wajah atau tubuh bagian atas), menyebabkan kulit mengelupas
Efek samping yang kurang serius mungkin termasuk:
Sakit perut, mual, muntah
Vagina gatal atau adanya cairan
Sakit kepala
Lidah bengkak, hitam, atau “berbulu”
Tidak semua orang mengalami efek samping ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang
tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu,
konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
Pencegahan & Peringatan
Apa yang harus diketahui sebelum menggunakan Amoxicillin?
Sebelum menggunakan amoxicillin, beri tahu dokter dan apoteker jika Anda:
Alergi terhadap amoxicillin, penisilin, cefalosporin, atau obat lain
Sedang menggunakan obat resep dan obat non resep, vitamin, suplemen gizi, dan produk
herbal yang Anda gunakan, atau akan menggunakan. Pastikan untuk menyebutkan:
kloramfenikol (Chlormycetin), antibiotik lain, dan probenesid (Benemid). Dokter Anda
mungkin perlu mengubah dosis obat Anda atau memantau Anda dengan hati-hati untuk
adanya efek samping
Memiliki atau pernah memiliki penyakit ginjal, alergi, asma, demam, gatal-gatal, atau
fenilketonuria
Beri tahu dokter Anda jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui. Jika
Anda hamil sewaktu menggunakan amoxicillin, hubungi dokter Anda
Apakah Amoxicillin aman untuk ibu hamil atau menyusui?
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau
menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi
manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko
kehamilan kategori B menurut US Food and Drugs Administration (FDA)
Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA:
A= Tidak berisiko
B= Tidak berisiko pada beberapa penelitian
C= Mungkin berisiko
D= Ada bukti positif dari risiko
X= Kontraindikasi
N= Tidak diketahui
Amoxicillin dapat masuk ke dalam ASI dan dapat membahayakan bayi yang menyusui.
Katakan kepada dokter Anda jika Anda menyusui bayi.
Interaksi
Obat-obatan apa yang mungkin berinteraksi dengan Amoxicillin?
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping
yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini. Simpan
daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk
herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan memulai, memberhentikan, atau
mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter.
Acrivastine
Bupropion
Chlortetracycline
Demeclocycline
Doxycycline
Lymecycline
Meclocycline
Methacycline
Methotrexate
Minocycline
Oxytetracycline
Rolitetracycline
Tetracycline
Venlafaxine
Warfarin
Acenocoumarol
Khat
Probenecid
Apakah makanan atau alkohol dapat berinteraksi dengan Amoxicillin?
Obat-obatan tertentu tidak boleh digunakan pada saat makan atau saat makan makanan
tertentu karena interaksi obat dapat terjadi. Mengonsumsi alkohol atau tembakau dengan
obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan interaksi terjadi. Diskusikan penggunaan obat
Anda dengan makanan, alkohol, atau tembakau dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
Kondisi kesehatan apa yang dapat berinteraksi dengan Amoxicillin?
Adanya masalah kesehatan lain di tubuh Anda dapat mempengaruhi penggunaan obat ini.
Beri tahukan dokter Anda bila Anda memiliki masalah kesehatan lain, seperti:
Alergi terhadap penisilin atau antibiotik sefalosporin (misalnya, cefaclor, cefadroxil,
cephalexin, Ceftin®, atau Keflex®)
Mononukleosis (infeksi virus) — Tidak boleh digunakan pada pasien dengan kondisi ini.
Penyakit ginjal, berat — Gunakan dengan hati-hati. Efek dapat ditingkatkan karena
pemebersihan obat lebih lambat dari tubuh.
Fenilketonuria (PKU) — tablet kunyah mengandung fenilalanin, yang dapat membuat
kondisi ini lebih buruk.
Overdosis
Apa yang harus saya lakukan pada keadaan gawat darurat atau overdosis?
Pada kasus gawat darurat atau overdosis, hubungi penyedia layanan gawat darurat lokal
(118/119) atau segera ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat.
Apa yang harus saya lakukan bila melewatkan satu dosis?
Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun bila sudah
mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke jadwal dosis
yang biasa. Jangan menggandakan dosis

Untuk apa crofed ?

Crofed termasuk ke dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan
menggunakan resep dokter.
Komposisi

Crofed memiliki 2 bentuk sediaan, yaitu tablet dan sirup:

 Setiap tablet Crofed mengandung 2,5 mg triprolidine HCl dan 60 mg


pseudoefedrin HCl
 Setiap 5 mL sirup Crofed mengandung 1,25 mg triprolidine HCl dan 30 mg
pseudoefedrin HCl

Indikasi

Crofed diindikasikan untuk meredakan gejala flu akibat alergi pada saluran
pernapasan atas

Mekanisme Kerja Obat


Alergi merupakan respon yang dihasilkan oleh tubuh kita saat ada benda yang
dianggap asing masuk ke dalam tubuh. Benda yang dapat menimbulkan alergi bisa berbeda
pada setiap orang, misalnya ada orang yang alergi terhadap bulu kucing, namun ada juga
yang tidak. Reaksi yang timbul umumnya berupa hidung tersumbat, hidung meler, bersin-
bersin, batukdan mata berair.

Salah satu hal yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi ini adalah akibat adanya
histamin (suatu senyawa kimia yang diproduksi oleh tubuh sebagai reaksi alergi). Saat
histamn berikatan dengan reseptornya, maka akan timbul berbagai reaksi alergi seperti yang
telah disebutkan sebelumnya. Obat golongan antihistamin seperti triprolidine dapat
digunakan untuk mengatasi gejala ini. Triprolidine bekerja dengan berikatan dengan reseptor
histamin sehingga histamin tidak akan bisa berikatan dengan reseptornya dan reaksi alergi
tidak akan muncul.

Sedangkan pseudoefedrin adalah obat yang dapat menstimuulasi sistem saraf


adrenergik di dalam tubuh dan menghasilkan efek berupa pelebaran jalan napas (bronkus)
sehingga pasien akan lebih mudah bernapas dengan leluasa.

Dosis dan Cara Penggunaan

1. Dosis Crofed untuk dewasa dan anak >12 tahun: 3 x 1 tablet dalam sehari atau 3 x
10 mL sirup dalam sehari
2. Dosis Crofed untuk anak usia 6-12 tahun: 3 x ½ tablet dalam sehari attau 3 x 5 mL
sirup dalam sehari
3. Dosis Crofed untuk anak usia 2-6 tahun: 3 x ¼ tablet dalam sehari ata 3 x 2,5 mL
sirup dalam sehari
4. Crofed dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan
5. Jika Anda akan menggunakan Crofed bentuk tablet, telanlah tablet dengan
bantuan sedikit air dalam keadaan utuh (jangan dikunyah, digerus atau
dihancurkan)
6. Jika Anda akan menggunakan Crofed bentuk sirup, selalu gunakanlah sendok
takar yang sudah disertakan di dalam kemasan obat agar dosis yang diberikan
dapat ditakar dengan akurat

Kontraindikasi

Pasien yang memiliki kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan menggunakan Crofed:


 Hipersensitif (alergi) terhadap triprolidine atau pseudoefedrin
 Hipertensi / darah tinggi
 Penyakit arteri koroner
 Sedang dalam masa pengobatan dengan menggunakan obat golongan MAOI
(antara lain isokarboksazid, fenelzin, rasagiline, selegiline, tranilsipromin)

Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui

 Data mengenai keamanan penggunaan triprolidine pada ibu hamil masih sangat
terbatas, namun umumnya penggunaan antihistamin pada ibu hamil tidak akan
menimbulkan efek samping berarti pada janin
 Penggunaan pseudoefedrin sebaiknya dihindari oleh ibu hamil, terutama pada
masa kehamilan trimester pertama karena berpotensi mengganggu pembentukan
organ tubuh pada janin
 Triprolidine diekskresikan / dikeluarkan oleh tubuh melalui ASI, dosis kecil
triprolidine tidak akan menimbulkan efek samping pada bayi, namun dosis yang
lebih besar dapat membuat bayi menjadi lebih cepat marah dan mungkin dapat
menurunkan produksi ASI
 Pseudoefedrin diekskresikan / dikeluarkan oleh tubuh melalui ASI, dan dapat
menimbulkan efek samping berupa bayi menjadi lebih cepat marah dan mungkin
dapat menurunkan produksi ASI

Penggunaan Crofed sebaiknya dihindari oleh ibu hamil dan menyusui, oleh karena itu
beritahukanlah kepada dokter jika Anda sedang hamil atau dalam masa menyusui saat dokter
meresepkan Crofed atau obat lain yang mengandung triprolidine dan pseudoefedrin.

Efek Samping

Berikut adalah efek samping yang mungkin terjadi setelah penggunaan Crofed:

1. Hipertensi / darah tinggi


2. Mual muntah
3. Insomnia
4. Mengantuk
5. Konstipasi / sembelit
6. Penglihatan kabur
7. Fibrilasi atrial

Tidak semua pasien akan mengalami efek samping di atas setelah menggunakan
Crofed. Namun, jika Anda merasakan efek samping apapun, baik yang telah disebutkan di
atas maupun efek samping lainnya setelah menggunakan Crofed, segeralah konsultasikan hal
tersebut kepada dokter atau apoteker agar bisa segera ditindaklanjuti.
Interaksi Obat

Berikut adalah obat-obat yang mungkin menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan
dengan Crofed:

 Eluxadoline dan natrium oksibat dapat saling meningkatkan efek jika digunakan
bersamaan dengan triprolidine
 Obat-obat berikut dapat menimbulkan efek samping berupa rasa kantuk, sama
seperti triprolidine sehingga penggunaan keduanya sevara bersamaan dapat
meningkatkan rasa kantuk yang timbul: alfentanil, alprazolam,
amitriptilin, amobarbital, amoxapine, butabarbital, butalbital, desipramin,
difenhidramin, klorfeniramin, klorpromazin, klozapin, lorazepam
 Obat-obat berikut dapat meningkatkan efek pseudoefedrin jika digunakan secara
bersamaan: fenelzin, isokarboksazid, linezolid, prokarbazin, rasagiline, selegiline,
tranilsipromin
 Obat-obat berikut dapat menurunkan efek pseudoefedrin jika digunakan secara
bersamaan: amitriptilin, amoxapine, desipramin, doxepin, imipramin, nortriptilin

Selalu konsultasikan mengenai obat apapun (sintetis maupun herbal) yang sedang atau
akan Anda gunakan kepada dokter dan/atau apoteker untuk memastikan bahwa penggunaan
obat tersebut bersamaan dengan Crofed tidak akan menimbulkan efek samping yang
merugikan bagi Anda. jika ternyata obat tersebut tidak bisa digunakan bersamaan dengan
Crofed, dokter atau apoteker mungkin akan menyarankan pemberian jeda waktu antara
pemberian Crofed dengan pemberian obat lainnya atau mengganti salah satu obat dengan
obat lain sebagai alternative

perhatian

1. Jangan memulai atau mengulangi pengobatan dengan menggunakan Crofed tanpa


menggunakan resep dokter
2. Jangan mengubah dosis Crofed yang telah diresepkan oleh dokter
3. Jika kondisi Anda tidak kunjung membaik setelah menghabiskan Crofed yang
telah diresepkan, segeralah kembali memeriksakan diri ke dokter
4. Penggunaan Crofed dapat menimbulkan efek samping berupa rasa kantuk, oleh
karena itu hindarilah mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat yang
dapat membahayakan jika tidak dioperasikan dengan benar
5. Sebelum mengkonsumsi Crofed atau obat apapun, selalu perhatikan kondisi
obatnya, jika Anda melihat ada perubahan warna (misalnya terdapat bercak-bercak
warna pada tablet) atau ada partikel-partikel di dalam sirup yang tidak bisa larut
walaupun sudah dikocok, jangan gunakan obat tersebut dan segera tanyakan
kepada apoteker mengenai apa yang harus Anda lakukan.
6. Selalu perhatikan tanggal kadaluwarsa Crofed atau obat apapun yang akan Anda
konsumsi, pastikan obat tersebut belum melewati tanggal kadaluwarsanya
7. Simpanlah Crofed pada suhu kamar di tempat yang kering dan terlindung dari
sinar matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak

E. MONITORING
Pantauan efek dengan seksama dari penggunaan salbutamol, amoxicilin, gg dan
crofed apakah telah berhasil atau penyakit dari Nuai belum mengalami perubahan.
Jika belum mengalami perubahan maka dapat meningkatkan dosis obat ataupun obat
dapat diganti dengan obat pilihan lini kedua.

Anda mungkin juga menyukai