Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REPORT

KEMAHARAJAAN SRIWIJAYA DI PERNIAGAAN DUNIA

(O.W Wolters, 2011)

NAMA : HELRIMA SARI SIREGAR

NIM : 3183321019

DOSEN PENGAMPU : Dr. IDA LIANA TANJUNG, M.Hum

MATA KULIAH : SEJARAH MARITIM

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt dan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mencurahkan
segala nikmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada saya, sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas “CRITICAL BOOK REVIEW”. Tugas ini dibuat untuk memenuhi
mata kuliah saya yaitu “SEJARAH MARITIM”.

Tugas critical book review ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan
pengetahuan kita semua, khususnya dalam hal kemaharajaan sriwijaya di perniagaan dunia.
Saya menyadari bahwa tugas critical book report ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas, karena keterbatasan ilmu
dan pemahaman saya yang belum seberapa. Karena itu saya sangat menerima kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini.. Saya berharap
semoga tugas critical book report ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya
khususnya, atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.

MEDAN, OKTOBER 2018

HELRIMA SARI SIREGAR


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………................…………………………………………………. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………................……iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisai CBR .............................................................................................................. 1


1.2 Tujuan Penulisan CBR ..................................................................................................... 1
1.3 Identitas Buku ................................................................................................................... 1

BAB II RINGKASAN BUKU

Bab 1 Beberapa Persoalan Tentang Sejarah Sriwijaya.......................................................... 2

Bab 2 Jalur Perdagangan Awal di Asia dan Asia Tenggara.................................................. 2

Bab 3 Sepintas Lalu Tentang Nusantara Bagian Barat Abad Ke-3....................................... 3

Bab 4 Perdagangan Awal Nusantara dengan India ............................................................... 3

Bab 5 Perkembangan Perdagangan Laut dari Abad Ke 4 Hingga Abad Ke 5....................... 4

Bab 6 Teks-Teks Kuno .......................................................................................................... 4

Bab 7 Getah Gaharu dari Laut Selatan .................................................................................

Bab 8 Guggulu dari Laut Selatan ............................................................................................

Bab 9 Perdagangan “Persia” ....................................................................................................

Bab 10 Pengiriman Barang Persia ...........................................................................................

Bab 11 Kerajaan-Kerajaan Taklukan di Nusantara Bagian Barat Massa Awal ......................

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Perbedaan dan Perbandingan ..............................................................................................

3.2 Kelebihan dan Kekurangan ................................................................................................

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .........................................................................................................................

4.2 Saran ...................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi CBR


Critical book report ini membahas tentang Kemaharajaan Maritim Sriwijaya di
Perniagaan Dunia sangat baik dilakukan, dari kegiatan inilah kita diminta untuk lebih
bersikap kritis dan mampu bergumentasi terhadap buku yang ingin kita review atau kita
bandingkan dan membuat mahasiswa semakin banyak membaca buku dari
mempahaminya.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


1. Menyelesaikan tugas CBR mata kuliah Sejarah Maritim
2. Menambah wawasan tentang Sejarah Maritim
3. Meningkatkkan budaya membaca
4. Menguatkan pola pikir mahasiswa dalam mengkritik buku

1.3 Identitas Buku


 Buku Utama
Judul : Kemaharajaan Maritim Sriwijaya di Perniagaan Dunia
Pengarang : O.W Wolters
Penerbit : Komunitas Bambu
Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2011

 Buku Pembanding

Judul : Sejarah Maritim Indonesia

Pengarang : Abd Rahman Hamid

Penerbit : Ombak

Terbit : Yogyakarta

Tahun Terbit : 2018


BAB II

RINGKASAN BUKU

2.1 Buku Utama

BAB I : Beberapa Persoalan Tentang Sejarah Sriwijaya

Sriwiijaya berperan penting dalam perdagangan Asia pada zaman pertengahan,


selama lebih dari 500 tahun. Kemunculan dan perkembangan sriwijaya secara tiba-tiba. Pada
tahun 775 M kerajaan sudah sangat kuat sehingga rajanya disebut “Raja yang dipertuankan
dari Sriwijaya, raja tertinggi diantara semua raja dimuka bumi.”

Catatan i tsing menunjukkan bahwa raja sriwijaya dipengaruhi agama budha


mahayana. Sriwijaya memiliki banyak kapal, pada tahun 672 M. Pada abad ke-8 kerajaan
sriwijaya telah berhasil menjadi sebuah kerajaan yang besar.

Dalam buku Hsin T’ang Shu dinyatakan bahwa “sriwijaya adalah sebuah kerajaan
yang terbagi menjadi dua, dan memiliki pemerintahan yang terpisah”. Korm menyatakan
letak geografis pelabuhan ini cocok sebagai tempat persinggahan dan pemugaran barang-
barang.

BAB II : Jalur Perdagangan Awal di Asia dan Asia Tenggara

Kemakmuran dan kekuasaan sriwijaya disebabkan penguasanya atas selat malaka,


yang merupakan jalur laut terkenal dalam sejarah perdagangan. Diduga bahwa selat malaka
yang memberikan pintu jalan ke nusantara dari india itu telah digunakan untuk tujuan
tersebut pada abad awal masehi.

Sebuah teks yunani kuno periplous of the erytheran sea yang merupakan teks tertua
yang menjelaskan perdagangan di teluk benggala teks ini di dapat pada akhir abad ke 1. Di
dalam teks disebutkan cryse yang biasanya diartikan sebagai Asia Tenggara atau
semenanjung melayu, penulis juga menggambarkan jalur sutera darat dari cina ke brygaza di
india barat melalui bactria dan sungai gangga.
Pada abad ke 1 dan ke 2 kapal india kadang berlayar melalui selat malaka ke
nusantara dari india selatan, juga dari sungai gangga dengan menyusuri pantai burma.
Menurut periplus dan mahanidesa, pelayaran cina ke nusantara berlangsung lebih awal
dibandingkan pelayaran india ke nusantara. Dalam perkembangan awal perdagangan di asia
dan asia tenggara ada banyak nama tempat yang menjadi perdebatan letaknya seperti Tun-
Sun dan Chu-Li.

BAB III : Sepintas Lalu Tentang Nusantara Bagian Barat Abad Ke-3

Dalam karya Wan Chen disebutkan sebuah daerah Ko Ying yang dikatakan sebagai
kerajaan di nusantara bagian barat, atau setidaknya berdekatan dengan selat malaka.
Informasi ini merupakan bukti nyata tentang perdagangan yang menggunakan selat malaka
dalam pertengahan abad ke 3.

Nama daerah yang masih menjadi perdebatan letaknya sampai sekarang seperti Ssu-t-
‘iao yang secara fonologis merupakan srilanka namun juga pernah dikatakan sebagai jawa,
kemudian ada Chu-Li yang kemungkinan letaknya di semenanjung melayu.

BAB IV : Perdagangan Awal Nusantara dengan India

Daerah india yang menjadi tempat asal datangnya para pedang tidak diketahui begitu
pula motifnya. Motif perdagangan orang india adalah mencari emas karena di penghujung
abad sebelum masehi kedatangan orang barbar melintasi asia tengah menyebabkan orang
india kehilangan tambang emasnya di sebiria.

Kedatangan pedagang india yang pertama ke nusantara tidak terdapat pengaruh


budaya brahma. Pada awalnya transaksi antara orang india dengan nusantara kemungkinan
sudah dilakukan atas dassar kesamaan derajat. Barang yang di impor orang india dari
nusantara seperti kayu gahru, cendana, cengkih, lada dan pohon kapur barus.
BAB V : Perkembangan Perdagangan Laut dari Abad Ke 4 Hingga Abad Ke 5

Munculnya hasil hutan nusantara di pasaran cina dimulai secara kecil-kecilan. Dalam abad ke
5 laut menjadi sarana perdagangan terpenting kecenderungan sudah terlihat dari abad ke 3
terutama bagi pasar cina selatan.

Sekitar 400 M pelayaran Fa Hsien dan gunavarman menjadi bukti bahwa jalur perdagangan
antara samudra hindia dengan china dilakukan melalui nusantara bagian barat. Terdapat beberapa
teks cina, teks tersebut mengajukan pendapat bahwa abad ke 5 atau awal abad ke 6 jalur
perdagangan laut sebenarnya dipenuhi barang-barang dari persia. Sejak berdirinya dinasti pada awal
abad ke 3 orang Sassanid berkedudukan kuat dalam menjalankan organisasi perdagangan antar
benua china dengan asia barat.

BAB VI : Teks-Teks Kuno

Teks-teks ini tersimpan dalam bentuk fragman-fragman Kuang Chih karya Kuo I-
kuang, Kuang Chou Chi karya Ku Wei, dan Nan Chou Chi karya Hsu Piao. Semua teks ini
disebut teks kuno dalam membahas persoalan po-ssu.

Dalam berbagai dasar penggunaan fragman-fragman dapat diteruskan. Penulisannya


dapat dihubungkan dengan zaman yang tidak lebih awal dari permulaan abad ke 6 dan teks
kuno tersebut telah hilang pada abad ke 10.

BAB VII : Getah Gaharu dari Laut Selatan

Dua diantara teks kuno tersebut mengatakan bahwa terdapat hasil bumi yang
disamakan oleh penulisannya dengan getah gaharu. Sementara teks ke tiga menyebutkan satu
jenis getah yang juga disamakan dengannya pada abad ke 7. Kapur barus yang sudah dikenal
orang cina setidaknya pada permulaan abad ke 6 dalam tang pen ts’ao disamakan juga dengan
getah gaharu.

Bagi orang cina getah gahru adalah obat penghenti pendarahan, obat pengasapan, dan
obat pembunuh kuman. Selain getah gahru ada juga ju adalah nama dagang untuk mastic dan
juga dammar kemenyan.
BAB VIII : Guggulu dari Laut Selatan

Pada sekitar 500 M kemenyan nusantara bagian barat yang umumnya dinamakan dammar
atau getah kemenyan tidak hanya dianggap sebagai pengganti mur di cina selatan. Mur dikenal
sebagai bdellium. Pada masa tersebut mur mulai menggantikan kedudukan guggulu sebagai obat
pengasapan yang bermutu tinggi.

Belum diteteapkan kapan orang cina mulai menggunakan nama guggulu untuk getah pohon
Styrax. Fragmen kuang chou vhi merujuk pada gugglu atau mur bdellium yang tumbuh di laut
selatan,mungkin disuatu tempat di asia tenggara, yang dinamakan getah pohon persia. Namun,
penjelasan fragmen tidak dapat diterima, karena commiphora tidak tumbuh di asia tenggara.

Wewangian An-his yang berarti guggulu-bdellium tidak tumbuh di Indonesia. Tanaman ini
tumbuh di Asia Barat dan Afrika Timur sedangkan jenis Boswellia menghasilkan luban. Tanaman
dijumpai di Arab selatan dan Somalia, dan juga di daerah-daerah kering dan berbatu di Baluchistan
India utara dan India tengah.

BAB IX : Perdagangan “Persia”

Yang diketahui oleh penulis Kuang chou dan Nan chou chi, hasil-hasil bumi Po-ssu biasanya
tidak berhubungan dengan nusantara atau denganwilayah laindi Asia Tenggara. Po-ssu digunakan
untuk menjelaskan hasil-hasil Asia Barat. Walaupun Kuang Chih tidak menyebutkan tentang hasil
bumi Po-ssu kecuali ju laut selatan. Po-ssu adalah nama negriyang menghasilkan jinntan, sejenis
tumbuhan yang hanya terdapat di Persia. Tumbuh di Cina dan Korea.

Teks yang sama juga menyebutkan tentang hasil bumi Po-ssu yang lain yaitu suatu barang
galian yang dianggap Laufer sebagai barang pengganti dari Asia Tenggara untuk hasil Asia Barat. Ku
Wei mendengar pohon itu tumbuh di Timur Tengah dan juga dikenal sebagai elm busuk Po-ssu,
maksudnya adalah pohon yang berhubungan dengan orang Persia. Oleh karena itu barang itu
menjadi bukti adanya negri di Asia Tenggara yang dikenal sebagai Po-Tawas. Tawas putih Po-ssu
Kuang chpu chi menyatakan bahwa itu datang dari negri Ta-ch’in, warnanya putih dan terang, Tawas
benang emas. Jika ada garis-garis dengan emas, itu artinya bermutu tinggi.
Tawas tidak ditemukan di Persia, tetapi Laufer mengemukakan bahwa tawas terdapat di
dataran tinggi Burma dan disinilah tempat asal tawas ‘benang emas’. Sirih amat cocok dengan iklim
lembab dan tumbuh subur di Asia dan tumbuh subur di Asia Tenggara, tanaman ini bukan tumbuh di
Persia. Hsu Piao menyebutkan obat mo dari Po-ssu, atau mur, dan juga tumbuhan Po-ssu lain, yang
dikenal di negri Persia. Tumbuhan itu adalah kekeras pistachio (seperti kacang kenari hijau).

Kacang a-yeuh-hun adalah kenari hijau, yang menurut Ch’en Ts’ang-ch’l pada awal abad ke-8
berasal dari negri barat. Tiga jenis Pistacia berasal dari Persia dan tumbuh di Sogdia dan Khorasan.
Kacang kenari hijau adalah buah Persia yang terkenal.

Contoh paling jelas ada pada perdagangan lada. Sekalipun Hou Chou shu menyebutkan lada
hitam dan lada putih, yaitu tanaman india yang terkenal di samping hasil bumi Persia, teks-teks kuno
tidak pernah menggambarkan lada sebagai hasil bumi Po-ssu. Pucuk, atau akar costus adalah jenis
tanaman lain yang dikaitkan dengan india zaman dahulu, tetapi tidak dianggap sebagai hasil bumi
Po-ssu.

BAB X : Pengiriman Barang Persia

Para sarjana meyakini bahwa Po-ssu adalah Persia, refensi-refensi tentang Po-ssu di
Asia Tenggara menunjukkan adanya kegiatan pelayaran Persia di sana mungkin
menunjukkan terdapat posisi dagang orang Persia. Bretschneider pada 1817 menjadi sumber
pendapat. Dalam sebuah pernyataan dalam Sung shih yang menyatakan bahwa hasil
perdagangan Ta-shih, yaitunegri Arab, dibawa ke San-fo-ch’I atau Sumatera. Orang Arab dan
Persia berdagang dengan Sumatera selama abad-abad pertengahan, dan memiliki tanah-tanah
jajahan disana.

Bretschneider mengenali literatur pen ts’ao tidak ragu bahwa Po-ssu berarti Persia dan
pada tahun 185 ia menyebut ju dan wewangian An-his sebagai hasil bumi Persia. Philips
mengemukakan bahwa Po-ssu mungkin adalah pasai yang letaknya jauh dari pantai utara
Sumatera. Dalam pernyataan ini Kumazo menduga bahwa Po-ssu berarti “pasai”.
BAB XI : Kerajaan-Kerajaan Taklukan di Nusantara Bagian Barat Massa Awal

Pada abad ke 5 dan abad ke 6 ada dua kerajaan yang ingin mempertahankan atau
mengembangkan perdagangan dengan Cina, diantaranya adalah Ho-lo-tan.lalu adayang
bernama Kan-t’o-li. Kerajaan ini pertama kali disebut pada 430 M, dan kedua pada 41 M.
Pada abad yang sama, empat kerajaan yang lain disebut juga, kerajaan itu adalah P’o-ta, P’o-
huang, P’o-li, dan Tan-tan. Keenam kerajaan jajahan ini kecuali, kerajaan Tan-tan, umumnya
dianggap berada di Nusantara. Abad ke-5 dan ke-6 menjadi saksi Dinasti Liu Sung dan
Dinasti liang, sebagai kerajaan dengan perdagangan maritim yang baik. Kedua abad itu
dianggap masa perkembangan penting di Nusantara. P’o-ta dan P’o-hutang adalah kerajaan-
kerajaan yang pendek umurnya.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perbedaan dan Perbandingan Buku

1. Perbedaan dan perbandingan bab 1

Didalam buku Kemaharajaan Maritim Sriwijaya di Perniagaan Dunia karangan O.W


Wolters

Menjelaskan Beberapa Persoalan Tentang Sejarah Sriwijaya

Sriwiijaya berperan penting dalam perdagangan Asia pada zaman pertengahan, selama
lebih dari 500 tahun. Kemunculan dan perkembangan sriwijaya secara tiba-tiba. Pada
tahun 775 M kerajaan sudah sangat kuat sehingga rajanya disebut “Raja yang
dipertuankan dari Sriwijaya, raja tertinggi diantara semua raja dimuka bumi.

Dalam buku pembanding buku Sejarah Maritim Indonesia karangan Abd Rahman Hamid

Menjelaskan Negara Kelautan dan Sejarah Maritim

Istilah negara kepulauan (archipelagic state) sering dilekatkan pada nama indonesia.
Secara geografis indonesia merupakan negara laut tersebar di dunia. Sejarah maritim
adalah studi tentang aktivitas manusia di masa lampau yang berkaitan dengan aspek-aspek
kemaritiman, khusunya pelayaran dan perdagangan. Pelayaran dan perdagangan maritim
dalam pemikiran ekonom Smith dan Mill dapat mendatangkan dua keuntungan dinamis
bagi para pelakunya. Pertama, vent for surplus (peluang untuk surplus). Proses ini
membuka kemungkinan sumber-sumber yang selama ini tidak produktif menjadi
produktif, sehingga memepengaruhi pertumbuhan ekspor. Kedua higway of learning,
yakni efek penyingkapan yang mendidik dalam proses penggalihan pengetahuan teknologi
dan budaya (cross culture). Perdagangan maritim menjadi jalur utama penyebaran agama
Hindu, Budha, Islam, dan Kristen di Nusantara. Agama tersebut dibawa oleh para
saudagar ketika pusat-pusat pengembangannya terhubung dengan kawasan lain dalam
jaringan maritim.
Demikian juga perubahan mendasar dalam sistem navigasi, semula mengandalkan
kekuatan angin, pada abad ke 19 telah diperkenalkan dan digunakan oleh bangsa Eropa
dalam pelayaran samudera, sehingga mendekatkan jarak dan mempersingkat masa
pelayaran, mempengaruhi perkembangan teknologi perahu dan perkapalan, dan sistem
navigasi pelayaran modern.

3.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

 Kelebihan

Buku ini tidak hanya menampilkan sejarah tentang Sriwijaya, tetapi lebih luas lagi
yang merupakan gambaran awal perdagangan laut Nusantara yang tumbuh pada abad
ke III dan VII. Termasuk apa saja faktor yang pendukung ke besarannya sehingga
kemaharajaan maritim Nusantara menjadi menarik. Kejayaan ekonomi niaga maritim
Sriwijaya yang mendunia itu bukan karena perdagangan rempah-rempah melainkan
berbagai jenis getah pohon yang memiliki kegunaan unik dalam pengobatan.

 Kekurangan
Dibandingkan dengan buku pembanding yaitu Sejarah Maritim Indonesia. Buku ini
memiliki kekurangan. Buku ini menjelaskan tentang berbagai hal yang berhubungan
dengan sejarah maritim di Indonesia. Berbagai barang dagangan yang diekspor dan
diimpor, interaksi yang terjadi, peraturan atau hukum yang ditetapkan penguasa
termasuk peraturan atau hukum di laut, masuknya peradaban Hindu, Buddha, Islam
dan Kristen, jenis-jenis kapal yang diproduksi dan penggunaannya serta penyebab
surutnya kejayaan maritim.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Buku tidak hanya membahas tentang Sriwijaya, tetapi juga lebih luas lagi yang merupakan
gambaran awal perdagangan laut Nusantara yang tumbuh pada abad ke III sampai VII.
Termasuk pemaparan yang luas serta faktor-faktor pendukung besarannya, sehingga
kemaharajaan maritim Nusantara itu jadi terkenal di Dunia. Kejayaan ekonomi niaga maritim
Sriwijaya yang mendunia, bukan karena rempah-rempah, melainkan berbagai jenis getah
pohon yang dijadikan obat-obatan.

4.2 Saran

Buku ini sangat baik dan bagus untuk dibaca, karena dengan membaca buku ini kita dapat
mengetahui bagaimana perdagangan di Nusantara di masa lampau.
DAFTAR PUSTAKA

Wolters, O.W. Kemaharajaan Maritim Sriwijaya Di Perniagaan Dunia, Jakarta: Komunitas


Bambu, 2011.

Hamid, Abd Rahman. Sejarah Maritim Indonesia, yogyakarta: Penerbit Ombak, 2018.

Anda mungkin juga menyukai