DAFTAR ISI
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
B A B II : PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pasal 1 : Umum
Pasal 2 : Bahan Baku
Pasal 3 : Bahan Produksi Pabrik
Pasal 4 : Pekerjaan Kayu
Pasal 5 : Pekerjaan Granit
Pasal 6 : Pekerjaan Kusen/Garda, Pintu
BAB I
SYARAT- SYARAT UMUM DAN TEKNIS PEKERJAAN
Pasal 1
NAMA PROYEK, LINGKUP PEKERJAAN DAN PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT
1.1 Nama dan Alamat Proyek :
Pembanguan Gedung Pusat Pengetahuan
a. Nama Proyek adalah :
(Knowledge Center) UNPAD-PERTAMINA
b. Alamat Proyek adalah : Kampus UNPAD Jl. Dipati Ukur No. 35
Bandung
1.9 Kontraktor
Kontraktor pekerjaan ini adalah peserta lelang yang oleh pejabat berwenang telah
ditetapkan sebagai pemenang lelang dan ditunjuk sebagai pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang / Jasa (SKPPBJ).
Pasal 2
DOKUMEN PELELANGAN
Dokumen Pelelangan terdiri dari :
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat atau RKS beserta lampirannya.
2. Gambar Kerja
3. Daftar Volume Pekerjaan (Bill Of Quantity) dan CD yang berisi file tersebut.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
Pasal 3
HARGA KONTRAK
3.1 Harga kontrak merupakan LUMPSUM FIXED PRICE, dimana segala resiko
menjadi tanggung jawab kontraktor, kecuali untuk pekerjaan pondasi dalam dan
pondasi tertentu atau pekerjaan tertentu di hitung UNIT PRICE.
3.2 Harga Kontrak tersebut telah termasuk keuntungan Kontraktor dan Pajak-pajak
yang berlaku mencakup seluruh lingkup pekerjaan baik yang tercantum didalam
Rencana Kerja dan Syarat - syarat, Gambar Kerja, maupun didalam Risalah /
Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan.
3.3 RKS, Gambar Kerja dan Risalah/Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan
merupakan dokumen yang saling melengkapi satu terhadap yang lain serta
menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
3.4 Jika ada hal-hal yang menyimpang dari Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat yang menyangkut penambahan atau pengurangan biaya, maka
penyelesaiannya harus mengikuti segala ketentuan yang disebut dalam pasal-
pasal berikut ini.
Pasal 4
URAIAN PEKERJAAN
4.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
Pembangunan Gedung Pusat Pengetahuan (Knowledge Center) UNPAD-
PERTAMINA, Jl. Dipati Ukur No. 35 Bandung
Sesuai dengan yang tertera dalam gambar perencanaan.
Pasal 5
JENIS DAN MUTU BAHAN
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan
Peraturan dan Ketentuan-ketentuan seperti di bawah ini, seperti :
No. 472 / Kpb / XII / 80
No. 813 / MENPAN / 1980
No. 64 / MENPAN / 1980 Tanggal 23 Desember 1980
Standar Nasional Indonesia (SNI)
Peraturan Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1982
Peraturan Cat Indonesia - N4
Pasal 6
GAMBAR-GAMBAR
RKS ini dilampiri :
1. Gambar Denah, Tampak,dan Potongan.
2. Gambar Mekanikal
3. Gambar Elektrikal
4. Gambar Detail Konstruksi.
5. Gambar Detail Khusus.
6. Gambar Detail Sanitair.
7. Gambar Detail lain yang diperlukan.
Pasal 7
PERATURAN PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini
termasuk segala perubahan dan tambahannya.
1. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
2. Keppres No. 16 tahun 1994 jo Keppres No. 19 tahun 2002, Juklak dan Juknis
Keppres No. 80 tahun 2007
3. Sebagai Peraturan Umum berlaku “Algemene Voorwarden Voor De Uitvoering Bij
Aaneming Van Openbare Werken” (disingkat AV 41), atau SU41 (Syarat - syarat
umum untuk pelaksanaan Bangunan Umum yang dilelangkan), yang disahkan
dengan Keputusan Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 No. 9 (Lembaran Negara No.
14571)
4. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknis dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
5. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971).
6. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
Pasal 8
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
8.1 Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
8.2 Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat, maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar
yang lain, maka yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku.
8.3 Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keraguan sehingga pelaksanaan
menimbulkan kesalahn, kontraktor wajib menanyakan kepada Konsultan
Pengawas sebelum pelaksanaan untuk menghindari terjadinya bongkar pasang
dan kontraktor mengikuti keputusannya.
Pasal 9
PERSIAPAN DI LAPANGAN
9.1 Kontraktor harus membuat bangsal kerja (seluas ± 45 m2) untuk para pekerja
dan gudang penyimpanan barang-barang dengan menggunakan bahan-bahan
sederhana, pintu dapat dikunci dengan baik, lantai semen, dinding papan/tripleks,
atap asbes/seng lengkap dengan plafond, fasilitas sanitasi pekerja dan bangsal
direksi / pengawas (seluas ± 35 m2).
Tempatnya diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
9.2 Perlengkapan direksi keet dan bangsal Konsultan Pengawas.
1. 6 (enam) buah meja tulis ukuran 80 x 100 cm.
2. 6 (enam) buah kursi perlengkapan meja tulis.
3. 1 (satu) papan tulis ukuran 120 x 240 cm.
4. 2 (dua) papan untuk menempel gambar.
5. 2 (dua) buah meja ukuran 120 x 240 cm.
6. 12 (dua belas) buah kursi untuk perlengkapan meja besar.
7. 1 (satu) buah lemari memakai kunci.
8. 1 (satu) ruangan toilet dan cuci tangan dengan persediaan air yang cukup.
9. 1 (satu) set peralatan komputer yang akan dipergunakan oleh Konsultan
Pengawas/MK dan selanjutnya akan menjadi aset proyek.
10. 1 (satu) dokumen kontrak kontraktor pelaksana
9.3 Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapan diatas setelah pekerjaan selesai
pemanfaatannya akan ditentukan oleh proyek.
9.4 Pembongkaran bangunan bangsal kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.
9.5 Pembongkaran Papan Nama Proyek, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor bentuk dan redaksinya akan dibuat oleh Konsultan Pengawas/MK
Pasal 10
PENGENDALIAN PELAKSANAAN
10.1 Sebelum memulai pekerjaan nyata di lapangan, Kontraktor wajib membuat
Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan
S-Curve, juga rencana penggunaan bahan / material dan tenaga (man power)
serta perlu dibuat catatan / schedule cuaca.
10.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapatkan persetujuan terlebih dahulu
dari konsultan Pengawas/MK, paling lambat dalam 7 (tujuh) hari takwin setelah
Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima kontraktor. Rencana Kerja yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / MK akan disahkan oleh Pemberi
Tugas.
10.3 Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada
Konsultan Pengawas, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel di dinding
di bangsal kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
pekerjaan (prestasi kerja).
10.4 Konsultan Pengawas/MK akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor
berdasarkan rencana kerja tersebut.
10.5 Seluruh pekerjaan Kontraktor akan dituangkan dalam Laporan Harian, Laporan
Mingguan dn Laporan Bulanan yang memuat data material, peralatan, tenaga
kerja, kemajuan fisik, permasalahan.
10.6 Kontraktor harus membuat dokumentasi kemajuan pekerjaan yang
menggambarkan adanya perubahan dari sebelumnya. Sasaran dokumentasi
akan ditentukan oelh Konsultan Pengawas.
Pasal 11
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
11.1 Di lapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa kontraktor
atau biasa disebut Site Manager yang cakap untuk memimpin pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan membuat kuasa penuh dari kontraktor,
berpendidikan minimum Sarjana Teknik Sipil dengan pengalaman minimum 5
(lima) tahun. Disamping tenaga tersebut, tenaga ahli lainnya harus disediakan
sesuai dengan yang dibutuhkan.
11.2 Dengan adanya Site Manager, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
11.3 Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Direksi dan Konsultan
Pengawas, nama Site Manager dan Struktur Organisasi Kontraktor.
11.4 Bila dikemudian hari, menurut pendapat Direksi dan Konsultan Pengawas, Site
Manager kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka
akan diberitahukan kepada kontraktor secara tertulis untuk mengganti Site
Manager.
11.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan kontraktor
harus sudah menunjuk Site Manager baru yang akan memimpin pelaksanaan.
Pasal 12
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR
12.1 Untuk menjaga kemungkinan diperlukan kerja di luar jam kerja apabila terjadi
hal-hal yang mendesak, Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis,
alamat dan nomor telepon domisili Kontraktor di Bandung kepada Direksi dan
Konsultan Pengawas/MK.
12.2 Alamat Kontraktor diharapkan tidak sering berubah-ubah selama pekerjaan. Bila
terjadi perubahan alamat, Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis.
Pasal 13
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
13.1 Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang
milik proyek, konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan.
13.2 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan
Pengawas, baik yang telah di pasang maupun yang belum, menjadi tanggung
jawab kontraktor dan tidak akan diperhitungan dalam biaya pekerjaan tambah.
13.3 Untuk maksud-maksud tersebut, Kontraktor harus membuat pagar pengaman
dari seng atau bahan lain yang biayanya menjadi tanggungan kontraktor.
13.4 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik
berupa barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai dan ditempatkan
di tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas.
Kontraktor wajib untuk mengasuransikan pekerjaan terhadap kebakaran untuk
bangunan dan jiwa pihak ke III, dari kecelakaan kerja (CAR, TPL dan PA).
Pasal 14
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
14.1 Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan di lapangan, untuk menjaga kemungkinan musibah bagi semua
petugas dan pekerja lapangan.
14.2 Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
standar kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada dibawah
kekuasaan kontraktor.
14.3 Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan
bersh bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan untuk
para pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk menjaga keamanan.
14.4 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja
wajib diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan perundangan yang berlaku
(ASTEK).
14.5 Menyediakan kelengkapan untuk para pekerja maupun Direksi berupa sepatu
proyek, topi/helm kerja, dll dengan jumlah secukupnya.
Pasal 15
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor,
sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain
:
1. Beton molen yang jumlah dan kapasitasnya sesuai kebutuhan.
2. Theodolite dan water pass.
Pasal 16
SITUASI DAN UKURAN
16.1 Situasi
1. Pekerjaan yang dimaksud didalam dokumen ini merupakan rencana
pembangunan yang akan dilaksanakan di lokasi yang telah ditentukan apa
adanya.
2. Ukuran-ukuran tersebut dalam pasal terdahulu dimaksudkan sebagai garis
besar pelaksanaan dan pegangan kontraktor.
3. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah, sifat dan
luasnya pekerjaan dan hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawarannya.
4. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan claim / tuntutan.
16.2 Ukuran
1. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam meterik,
kecuali ukuran-ukuran untuk baja dinyatakan dalam inch atau mm.
2. Duga lantai (permukaan atas lantai) ditetapkan 0.00 sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar kerja masing-masing bangunan.
3. Dibawah pengamatan Koonsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan membuat
satu titik duga diatas tanah bangunan dengan tiang yang panjangnya
minimum 200 cm, berpenampang 15 x 15 cm2, semua sisi dicat warna
merah. Titik duga harus dijaga kedudukannya serta tidak terganggu selama
pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin
tertulis dari Konsultan Pengawas.
4. Memasang Papan Bangunan (Bouwplank) :
a. Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan Pengawas
dengan patok yang dipancang kuat-kuat dan papan terentang dengan
ketebalan 2 cm di ketam rata pada sisi atasnya.
b. Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara-cara
mengukur, alat-alat penyipat datar (theodolite, water pass) prisma silang
pengukuran menurut situasi dan kondisi tanah bangunan, yang selalu berada
di lapangan.
5. Apabila terdapat perbedaan ukuran pada gambar detail dalam jenis yang
sama, maka yang menjadi pegangan adalah gambar yang lebih besar.
Pasal 17
PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
17.1 Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan.
17.2 Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan kontraktor wajib
diberitahukan.
17.3 Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksa dulu kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh bahan terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya.
Bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah
disetujui.
17.4 Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan,
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Konsultan Pengawas, karena tidak sesuai
contoh harus dikeluarkan dalam waktu 2 x 24 jam terhitung jam penolakan.
17.5 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor ternyata
menggunakan bahan yang telah ditolak Konsultan Pengawas, harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
17.6 Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut,
Konsultan Pengawas berhak mengirim bahan tersebut kepada Balai Penelitian
Bahan-bahan (laboratorium) yang terdekat untuk diteliti, biaya pengiriman dan
penelitian menjadi tanggungan Kontraktor, apapun hasil penelitian bahan
tersebut.
Pasal 18
PEMERIKSAAN PEKERJAAN
18.1 Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah
selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor
diwajibkan meminta persetujuan kepada Konsultan Pengawas. Baru apabila
Konsultan Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya.
18.2 Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya,
tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui
Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsultan Pengawas minta
perpanjangan waktu.
18.3 Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan bagian pekerjaan sebagian atau
seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali
menjadi tanggungan Kontraktor.
Pasal 19
KUALITAS PEKERJAAN
19.1 Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitan pengerjaan yang terbaik dan hanya
tenaga-tenaga kerja terbaik dalam tiap jenis pekerjaan diijinkan untuk
melaksanakan pekerjaan bersangkutan. Kualitas pengerjaan maupun kualitas
hasil pekerjaan yang kurang memenuhi syarat akan ditolak dan dilarang untuk
diteruskan kegiatannya atau dibongkar atas resiko Kontraktor.
19.2 Selama pekerjaan berlangsung Konsultan Pengawas berhak sewaktu-waktu
memerintahkan secara tertulis kepada Kontraktor :
1. Untuk menyingkirkan dari tempat - tempat pekerjaan dalam waktu tertentu
bahan-bahan / material yang dianggapnya tidak sesuai dengan kontrak.
2. Penggantian bahan-bahan material yang cocok dan sesuai.
3. Pembongkaran serta pembuatan baru yang sesuai (terlepas dari test-test
terdahulu atau pembayaran dimuka) dari sembarang pekerjaan yang
menurut Konsultan Pengawas secara material maupun keahliannya tidak
cocok dengan Kontrak.
19.3 Pengujian Hasil Pekerjaan :
1. Kecuali disyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji
dengan cara dan tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi
yang ditetapkan dalam pasal 7 RKS Bab ini.
2. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan / Lembaga yang
akan melakukan pengujian dipilih atas persetujuan Konsultan Pengawas dari
Badan / Lembaga pengujian milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah
atau badan lain yang dianggap memilik objektifitas dan integritas yang
meyakinkan. Atas hal terakhir ini, Kontraktor / Suplier tidak berhak
mengajukan sanggahan.
3. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi
beban kontraktor.
4. Dalam hal dimana salah satu pihak tidak dapat menyetujui hasil pengujian
dari badan penguji tersebut, maka pihak tersebut berhak mengadakan
pengujian tambahan pada Badan / Lembaga lain yang memenihu
persyaratan badan penguji seperti tersebut diatas.
5. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua badan tersebut
memberikan kesimpulan yang sama, maka semua biaya untuk pengujian
tambahan menjadi beban pihak yang mengusulkan.
6. Apabila ternyata kedua hasil pengujian dari kedua badan tersebut
memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
a). Memilih Badan / Lembaga penguji ketiga atas kesepakan bersama.
b.) Melakukan pengujian ulang pada Badan / Lembaga penguji pertama
atau kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :
Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas dan Kontraktor / Suplier ataupun wakil-wakilnya.
Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat-
alat penguji.
Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final kecuali bilamana
kedua belah pihak sepakat untuk tidak menganggapnya demikian.
Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari
hasil pengujian yang pertama, maka semua biaya untuk semua
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
Pasal 20
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
20.1 Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (construction
drawing) belum cukup memberikan petunjuk untuk mencapai keadaan
terlaksana, maka kontraktor wajib untuk membuat gambar kerja (shop
drawing) yang memperlihatkan secara terperinci cara pelaksanaan pekerjaan
yang dimaksud.
20.2 Gambar kerja tersebut harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
20.3 Persetujuan tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung2 jawab atas
kesalahan yang dilakukan oleh Kontraktor.
Pasal 21
GAMBAR PERUBAHAN
21.1 Gambar kerja hanya bisa berubah dengan perintah tertulis Pemberi Tugas
mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari Konsultan Perencana.
21.2 Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pemberi Tugas, yang jelas memperlihatkan perbedaan
antara gambar dan gambar perubahan rencana.
21.3 Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya
(gambar asli) dan semua biaya pembuatan ditanggung oleh Kontraktor.
Pasal 22
GAMBAR SESUAI KENYATAAN (AS BUILT DRAWING)
22.1 Semua yang belum terdapat dalam Gambar Kerja baik karena penyimpangan,
perubahan atas perintah Pemberi Tugas / Direksi ataupun tidak, Kontraktor
harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah
dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan
pekerjaan yang dilaksanakan.
22.2 Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya
(gambar asli) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Kontraktor.
Pasal 23
PEKERJAAN TAMBAH / KURANG
23.1 Tugas mengerjakan pekerjaan tambah / kurang diberitahukan dengan tertulis
atau ditulis dalam buku harian oleh Konsultan Pengawas, serta persetujuan
Pemberi Tugas.
23.2 Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada
perintah tertulis dari Konsultan Pengawas atau persetujuan Pemberi Tugas.
23.3 Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga
satuan pekerjaan, yang dimasukan oleh kontraktor sesuai AV 41 artikel 50 dan
51 yang pembayarannya diperhitungkan bersama angsuran terakhir.
23.4 Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan pekerjaan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas bersama-sama dengan
Kontraktor dan persetujuan Pemberi Tugas.
23.5 Adanya pekerjaan tambahan tidak dijadikan alasan sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas, Direksi dapat
mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah
tersebut.
Pasal 24
PEMELIHARAAN PEKERJAAN
24.1 Jangka waktu pemeliharaan adalah 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender
dihitung dari tanggal penyerahan pekerjaan pertama (pekerjaan selesai 100 %).
Dalam jangka waktu tersebut, Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang
tidak baik dan melengkapi kekurangan-kekurangannya dilakukan oleh akibat
tidak baiknya pelaksanaan pekerjaan dan kurangnya mutu bahan seperti tertulis
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan ini atas biaya Kontraktor.
24.2 Bila dalam jangka waktu pemeliharaan atas perintah Konsultan Pengawas
Kontraktor tidak melaksanakan pekerjaan perbaikan tersebut, maka Pemimpin
Proyek berhak menyuruh pihak ketiga (Kontraktor lainnya) untuk mengerjakan
atas beban Kontraktor.
24.3 Penyerahan pekerjaan kedua kalinya (terakhir) harus dilakukan sesudah habis
jangka waktu pemeliharaan, dan sampai berakhirnya pekerjaan perbaikan yang
harus dilaksanakan.
Pasal 25
PENYERAHAN PEKERJAAN
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan :
1) 3 (tiga) set pedoman operasi (operation manual) dan pedoman pemeliharaan
(maintenance manual), terdiri dari 1 (satu) set asli dan 2 (dua) copy / salinan.
2) Suku cadang sesuai dengan yang dipersyaratkan.
3) Surat Pernyataan Pelunasan sesuai petunjuk pengawas.
4) Jaminan instalasi yang telah disetujui oleh Lembaga Pemerintah yang
berwenang.
5) Menyerahkan Sertifikat Laik Operasi
6) Dan dokumen administrasi lainnya yang diperlukan.
B A B II
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi koordinasi dengan pihak terkait lokasi kerja, penyediaan
tenaga kerja, bahan, alat-alat ukur dan lain-lain yang diperlukan untuk
meyelesaikan proyek ini antara lain, pengukuran, pagar proyek, direksi keet,
bouwplang, pembersihan lahan proyek, Demolition atau bangunan eksisting
pada lokasi, ijin-ijin lingkungan, asuransi, listrik dan air kerja, dokumentasi
pryek dan pekerjaan lainnya seperti tercantum di dalam Bill Of Quantity (BQ).
Termasuk juga di dalam lingkup pekerjaan ini adalah pengukuran ulang batas-
batas lahan dan posisi bangunan sesuai dengan rencana. Secara prinsip,
Kontraktor wajib mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan proyek ini,
agar pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
1.2. Persiapan Lahan Proyek
a. Lahan lokasi yang direncanakan harus dibersihkan/dibereskan dari segala
hal yang akan mengganggu kelancaran pekerjaan dan atau mempengaruhi
kualitas pekerjaan, sesuai arahan/petunjuk pihak Direksi.
b. Sebelum pekerjaan galian tanah dilaksanakan maka permukaan tanah harus
diratakan terlebih dahulu menurut ketinggian/kedalaman galian/timbunan
tanah yang direncanakan.
c. Benda-benda/barang yang berada di atas lahan yang akan dibangun adalah
milik pemberi tugas. Segala yang mengakibatkan kerugian yang terjadi
sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab
penuh pihak pelaksana.
d. Penyediaan alat-alat ukur / Theodolit lengkap yang sudah dikalibrasi dan
bersertifikat kalibrasi yang masih berlaku, termasuk ahli ukur yang
berpengalaman.
e. Pemasangan pagar pengaman keliling site sesuai kebutuhan lahan.
1.3. Gudang
a. Material dan peralatan yang digunakan harus tersimpan secara aman dan
baik, bebas dari air dan pengaruh cuaca lainnya.
b. Kontraktor wajib membuat gudang dengan ukuran yang memadai, memiliki
sirkulasi udara yang baik.
c. Lokasi gudang harus memiliki akses yang baik dan mudah terjangkau baik
dari luar maupun dalam proyek.
d. Gudang harus dibongkar setelah proyek selesai.
1.5. Kebersihan
a. Kebersihan di sekitar proyek. Selama kegiatan proyek, Kontraktor harus
menjaga kebersihan lingkungan di dalam proyek dan lahan UNPAD
sekitarnya. Selain itu Kontraktor juga harus membersihkan jalan di sekitar
proyek yang digunakan sebagai jalan keluar.
b. Keamanan proyek harus dilakukan dengan berkoordinasi dengan pihak
keamanan dalam kampus UNPAD.
c. Fire Extinguisher dan alat pemadam kebakaran lainnya harus ditempatkan
pada direksi keet dan gudang.
Pasal 2
UKURAN TINGGI DAN PATOK
2.1. Satuan
Semua ukuran yang ada dalam rencana adalah dalam cm (centi meter), untuk
ukuran baja dalam mm atau inch.
2.2. Permukaan lantai ubin (P ± 0,00) adalah 50 cm dari tanah setelah ukuran tanah
hasil timbunan, kecuali ditetapkan lain pada saat rapat penjelasan pekerjaan
(sesuai gambar rencana).
2.3. Ukuran penduga dari Pipa di 2” setinggi 100 cm dari muka tanah asli, yang
dilakukan dengan cor beton untuk pondasinya. Ukuran penduga tersebut
merupakan titik pikat tetap yang harus dibuat pemborong sesuai arahan Direksi.
2.4. Mengukur letak bangunan
Ketentuan letak bangunan harus dibawah arahan dan pengawasan pihak
Direksi, pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur THEODOLITE
dan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam pengukuran.
Pasal 3
PEMASANGAN BOUWPLANK
3.1. Pemasangan bouwplank dibuat untuk membantu menentukan as-as/sumbu-
sumbu dalam perletakan bangunan, baik mengenai kesikuannya atau ukuran-
ukuran lainnya.
3.2. Semua papan bouwplank menggunakan kayu kelas II/terentang, papan harus
lurus diserut rata, permukaan papan harus WATERPASS dengan PEIL LANTAI ±
0,00. Setiap jarak 1,50 m; papan bouwplank diperkuat dengan patok kayu
berukuran 5/7 cm atau dolken. Pada papan bouwplank ini harus di cat sumbu-
sumbu yang diperlukan, dengan cat yang tidak luntur oleh pengaruh cuaca.
3.3. Jarak papan bouwplank minimal 2,00; dari garis bangunan terluar, untuk
mencegah kelongsoran terhadap galian-galian tanah pondasi.
3.4. Setelah pekerjaan bouwplank selesai, pemborong wajib meminta pemeriksaan
dan persetujuan tertulis dari direksi.
3.5. Dalam hal ini, peil lantai (± 0,00) ditentukan ± 1.10 m dari muka tanah yang
ada sekarang.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN PASIR UNTUK LAHAN BANGUNAN
4.1. Pekerjaan ini meliputi pelaksanaan galian dan urugan tanah serta urugan pasir
dengan penyelesaian dan pembentukan galian/urugannya harus mengikuti
kemiringan/elevasi dan ukuran-ukuran sesuai gambar rencana.
4.2. Pekerjaan tanah galian meliputi :
a. Galian tanah dilaksanakan untuk pembuatan lubang pondasi, lantai
basement, lubang septictank/rembesan, lubang-lubang saluran dan
pekerjaan-pekerjaan lain yang menurut kondisinya memerlukan adanya
galian tanah.
b. Galian tanah dilaksanakan setelah Pemborong bersama-sama pengawas
lapangan menetapkan as-as + elevasi yang akan dilakukan galian pada
papan bouwplank.
c. Apabila dasar tanah galian untuk pondasi diperlukan daya dukung lebih
baik, maka dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.
d. Kelebihan kedalaman galian tanah akibat hal-hal tertentu, Pemborong harus
melaksanakan penimbunan kembali serta dipadatkan sesuai dengan
persyaratan, akibat hal ini tidak dilakukan biaya tambahan.
e. Hasil akhir pekerjaan galian tanah pondasi harus selalu diperiksa dahulu
oleh direksi/pengawas lapangan.
f. Galian pondasi bangunan yang keberaadanya tepat pada bekas pondasi
lama harus dilakukan dengan membuang pondasi lama.
4.3. Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan meliputi :
a. Urugan tanah dilaksanakan pada lubang-lubang sisa pondasi, peninggian
tanah untuk nol lantai, peil halaman dan pada bagian-bagian pekerjaan
yang kondisinya mengharuskan adanya pekerjaan urugan tanah.
b. Tanah urugan harus berbutir, bersih dari humus, sampah atau kotoran
lainnya, bila terlalu basah harus dihamparkan dahulu hingga kering, dan bila
terlalu kering harus dengan air sesuai persyaratan.
c. Pelaksanaan pengurugan harus lapis demi lapis serta diikuti pemadatan,
ketebalan perlapis urugan maksimal 20 cm. Pemadatan disyaratkan harus
memakai alat pemadatan STAMPER, dengan mencapai kepadatan maksimal.
Hasil akhir dari pekerjaan ini harus diperiksa kepada Direksi Lapangan.
B A B III
PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN PONDASI
1.1. Pekerjaan pondasi ini dilaksanakan pada :
Sub Construction terdiri dari pekerjaan pondasi batu kali, pondasi bore pile /
strauzz pile, pondasi plat beton, sesuai Gambar Rencana.
1.2. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan NI-10 atau PUBI 1970 (NI-3) dan SNI
T-15-1993-03. diantaranya :
a. PC/semen : digunakan satu jenis semen yang memenuhi persyaratan dalam
peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I atau
Standar Inggris BS-12.
b. Pasir Pasang : digunakan pasir yang berbutir tajam dan keras dengan kadar
lumpur yang terkandung maksimal, harus bersih dan tidak mengandung
bahan organik/kotoran yang merusak kondisi campuran.
c. Agregats/Batu belah/batu kali/batu gunung : Maksimal diameter 3 cm,
digunakan batuan keras, bersih, tidak keropos dan mempunyai permukaan
yang keras.
d. Besi beton : mengacu pada ASTM A 706M, 1993. Pada jenis besi yang
digunakan ini pada masa produksinya mengandung elemen paduan (alloys)
yaitu niobium dan Vanadium yang dimaksudkan untuk menambah
kemampuan kuat leleh dan tidak getas.
e. Air : digunakan air yang bersih, tawar dan tidak mengandung bahan yang
merugikan pasangan, seperti asam alkali atau bahan organik lainnya.
1.3. Pemakaian jenis adukan
Di dalam mengatur perbandingan campuran yang sempurna, Pemborong harus
menggunakan dolak-dolak pengatur campuran bahan, terbuat dari papan
berukuran 40X40X20 cm. Campuran adukan yang digunakan antara lain :
Tabel Jenis Adukan
1.4. Pondasi Batu Kali :
JENIS
PERBANDINGAN DIGUNAKAN
ADUKAN
BAHAN UNTUK
(SPESI)
1. Lapisan plester beton pada kolom,
1. M2 1 pc : 3 pc sloof, ring balk dan pembalokan
yang permukaannya akan tampak.
2. Pasangan batu kedap air.
1. Semua pasangan pondasi batu kali
yang bukan kedap air.
2. 2. Semua pasangan dinding dan
M3 1 pc : 5 pc
plesteran bata bukan kedap air.
3. Pasangan ubin/tegel semua
ruangan.
4. Lantai kerja dibawah pasangan
keramik
a. Pasangan batu kosong/Aanstamping
b. Vertikalitas dari auger/kelly bar harus dicheck dengan theodolite dari dua
arah yang saling tegak lurus.
c. Berdasarkan data-data karakteristik tanah yang ada, lapis tanah yang cukup
bak bearing layer untuk Bore Pile adalah pada kedalaman 18 m dari muka
tanah (menunggu hasil sondir). Bore pile yang diperhitungkan adalah bore
pile tekan. Jenis tanah pada kedalaman 18 m ini berupa lanau berwarna
coklat kekuningan plastisitas tinggi dengan konsistensi keras dan teguh
mengandung Gravel SPT> 50.
Pasal 2
PEKERJAAN BETON
2.1. Pekerjaan Beton ini dilaksanakan pada :
a. Pekerjaan Pondasi Plat Beton Setempat
b. Pekerjaan Ground Beam
c. Pekerjaan Kolom Beton
d. Pekerjaan Balok Beton
e. Pekerjaan Ring Balk Beton
f. Pekerjaan Balok Luifel
g. Pekerjaan Plat Beton Lantai
h. Pekerjaan Beton Rabat
i. Pekerjaan Plat Duiker
2.2. Bahan untuk Pekerjaan Beton dapat dilakukan dengan cara ”Site Mix”
(Pembuatan Beton ditempat) dan cara penggunaan beton”Ready Mix” /
Siap Pakai.
2.3. Bahan yang digunakan, pada dasarnya semua jenis bahan yang digunakan
dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan diantaranya :
a. PC/semen
Digunakan satu jenis yang memenuhi persyaratan dalam peraturan
Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau
Standard Inggris BS-12.
Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya, tidak
diperkenankan untuk digunakan.
Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga semen bebas dari kelembaban.
Konsultan pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan.
Pemborong harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan
oleh Konsultan pengawas Pekerjaan untuk pengambilan contoh-
contoh tersebut,semen yang tidak dapat diterima sesuai
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak
dipergunakan/diafkir.
Semen yang telah disimpan lama dan/atau mutunya diragukan,
hanya boleh dipakai dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas,
setelah terlebih dahulu dibuktikan bahwa semen tersebut masih baik
mutunya berdasarkan hasil uji mutu semen di Laboratorium instansi
Pemerintah bersertifikat atas biaya Pemborong.
Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan untuk dibongkar, beton tersebut dan diganti dengan
memakai semen yang telah disetujui atas beban Pemborong.
b. Agregat
Sebagai agregat halus (pasir) dan agregat kasar (batu pecah/split)
serta agregat campuran (pasir + split) harus digunakan agregat
alami yang memenuhi ketentuan Peraturan Beton Bertulang
Indonesia 1971 (N.I. – 2 ) pasal 3.3,3.4 dan 3.5.
Ukuran butir split maksimum yang diijinkan untuk pembuatan
adukan beton K – 300 dan K – 350 adalah 20 mm.
Agregat tidak boleh mengandung atau tercemar dengan bahan-
bahan yang dapat merusak beton atau menyebabkan timbulnya
karat pada baja tulangan.
Untuk memastikan hal ini, Kontraktor harus mengajukan contoh-
contoh agregat dari berbagai sumber/tempat pengambilannya.
Sebagai agregat beton hanya boleh digunakan jenis agregat dan
dari sumber yang telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
Pasir laut sama sekali tidak boleh digunakan untuk membuat adukan
mortar dan/atau beton.
Pasir dan split harus disimpan di tempat yang terpisah dalam
timbunan yang tebalnya maksimum 1 m, serta dicegah terhadap
pengotoran oleh tanah/lumpur dan lain-lain bahan kotoram yang
dapat menurunkan mutu beton.
Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, pasir dan
split yang akan digunakan terlebih dahulu, harus melalui uji mutu di
Laboratorium Uji atas biaya Kontraktor.
c. Koral
Koral yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai
gradasi dan kekerasan sesuai persyaratan yang tercantum dalam NI-2
PBI 1971, koral yang digunakan ukuran 2/3 cm
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, garam alkalis, serta bahan-bahan
organis/bahan lain yang dapat merusak beton.
Apabila dipandang perlu Pengawas dapat meminta kepada
pemborong supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium PUSAIR
Bandung atas biaya pemborong.
2.4. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
a. Kelas dan Mutu Beton
- Kelas dan Mutu dari beton harus sesuai dengan standard Beton
Indonesia NI-2 , PBI-1971
2.18. Perlindungan
PASAL 3
PEKERJAAN BAJA / LOGAM UNTUK STRUKTUR
3.1. Bahan
1) Kontraktor wajib mengusulkan secara tertulis semua jenis baja yang akan
digunakan untuk pekerjaan struktur kepada Konsultan Pengawas.
– Sebagai bahan pertimbangan Konsultan Pengawas, surat usulan
Kontraktor harus dilampiri dengan hasil uji tarik di Laboratorium yang
berakreditasi Komite Akreditasi Nasional yang masih berlaku atas
biaya Kontraktor.
– Jumlah minimum contoh uji per jenis baja adalah 4 (empat) buah.
2) Semua jenis baja untuk struktur harus berasal dari pabrik yang sama
yang dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya, dan mempunyai dimensi penampang serta mutu bahan baja
yang memenuhi persyaratan dibawah ini.
– Semua profil baja, pelat baja dan pipa baja untuk struktur kap, harus
merupakan profil baru (belum pernah dipakai) dan dari macam baja
yang sama yaitu BJ 37 dengan tegangan leleh minimum sebesar 2400
kg/cm2 sesuai Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung
(SNI 03-1729-1989 atau SNI 1729-1989-F).
– Semua profil kanal C tipis (Lipped chanels) untuk gording harus baru
(belum pernah dipakai) dan dari macam baja yang samam yaitu BJ 41
dengan tegangan leleh minimum sebesar 2500 kg/cm2 sesuai Tata
Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung (SNI 03-1729-1989
atau SNI 1729-1989-F).
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
– Semua baut dan mur harus baru (belum pernah dipakai) dan dari
macam baja BJ 37 yang sama dengan tegangan leleh minimu sebesar
2400 kg/cm2 sesuai Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk
Gedung (SNI 03-1729-1989 atau SNI 1729-1989-F).
– Batang-batang profil baja yang permukaannya telah berkarat atau
berlubang, sumbu profilnya bengkok atau muntir, atau memiliki cacat-
cacat perubahan bentuk lainnya tidak boleh digunakan.
– Profil kanal C tipis untuk keperluan non-struktural dengan tegangan
leleh kurang dari 2500 kg/cm2 dilarang keras untuk digunakan
sebagai gording
3) Apabila terdapat keragu-raguan mengenai dimensi dan mutu bahan baja
yang digunakan, Konsultan Pengawas berhak untuk meminta Kontraktor
melakukan uji tarik baja Laboratorium yang berakreditasi Komite
Akreditasi Nasional yang masih berlaku atas biaya Kontraktor.
4) Jumlah minimum contoh uji per jenis bahan adalah 4 (empat) buah.
5) Semua elektroda las yang digunakan harus dapat menghilangkan tebal
las dan mutu logam las setelah dingin meinimal sama dengan mutu baja
yang dilas.
6) Apabila tampak adanya cacat-cacat las dan / atau terdapat keragu-
raguan terhadap mutu pengelasan, Konsultan Perencana berhak untuk
meminta diadakannya pengujian mutu las oleh Laboratorium yang
berakreditasi Komite Akreditasi Nasional yang masih berlaku atas biaya
Kontraktor.
7) Semua jenis baja yang tidak memenuhi dimensi sesuai gambar rencana
dan / atau tidak memenuhi tegangan leleh yang disyaratkan, harus
segera diganti dengan jenis baja yang memenuhi syarat-syarat gambar
rencana dan spesifikasi ini, atas biaya Kontraktor.
8) Ukuran profil siku, plat baja dan pipa baja, serta profil kanal C tipis dan
baut-baut harus sesuai gambar rencana. Perubahan ukuran dari yang
tertera pada gambar rencana hanya boleh dilakukan Kontraktor
berdasarkan ijin tertulis dari Konsultan Perencana.
3.2. Macam Pekerjaan
Pekerjaan baja untuk struktur meliputi pemasangan gording dan batang tarik
(trekstang) serta pembuatan rangka baja untuk kuda-kuda lengkap dengan
ikatan-ikatan yang diperlukan, sesuai dengan yang tertera pada gambar
rencana.
3.3. Syarat Pelaksanaan
1) U m u m :
– Kualitas pekerjaan harus bertaraf kelas satu yang hasilnya bebas dari
puntiran, tekukan dan hubungan-hubungan terbuka.
– Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat sehingga
pelaksanaan pemasangan tidak memerlukan ganjal-ganjal berupa plat-
plat pengisi, kecuali jika gambar-gambar detail rencana menunjukkan hal
tersebut.
– Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan ketelitian dan keahlian
yang tinggi serta pemasangannya dilakukan dengan hati-hati sehingga
dihasilkan tampak yang rapih sekali.
– Kontraktor wajib mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat
pekerjaan dan tidak boleh menggantungkan diri pada gambar-gambar
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
– Pada keadaan akhir, diameter lubang baut setelah dibubut dengan tepat
maksimal 1 mm lebih besar dari diameter baut hitam yang akan
digunakan.
– Lubang-lubang pada bagian konstruksi yang disambung harus disatukan
dengan alat penyambung dan di bor sekaligus.
Apabila diameter lubang yang dihasilkan tidak sesuai, maka lubang
tersebut boleh diperluas dengan penyimpangan diameter maksimal 0.5
mm.
– Semua lubang sebelum pemasangan baut harus diberam dan tidak boleh
dilakukan dengan mempergunakan besi-besi pengerut.
7) Pemasangan baut hitam
– Baut-baut hitam yang digunakan harus mempunyai ukuran diameter
sesuai dengan yang tercantum pada gambar rencana.
– Pemasangan baut harus tegak lurus dan benar-benar kokoh serta
kekokohannya merata antara baut yang satu dengan yang lain.
– Tempat-tempat atau lokasi-lokasi sambungan profil harus sesuai dengan
yang ditunjukkan pada gambar rencana.
8) Perlindungan terhadap karat.
Permukaan baja harus dilindungi terhadap terjadinya proses pengkaratan
dengan cara dibersihkan dari semua kotoran yang melekat padanya lalu dicat
dengan meni besi yang mutunya setara merk ICI dan kemudian dilapisi
dengan cat enamel setara merk ICI sebanyak 2 (dua) kali. Warna meni dan
cat akan ditentukan kemudian.
Pasal 4
PEKERJAAN ATAP
4.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan atap adalah :
Rangka Atap
Penutup Atap
4.2. B a h a n
Rangka atap menggunakan Konstruksi atap dari bahan baja ringan untuk
penyangga utama dan diperkuat dengan ikatan angin (Trackstank) dari Besi
Sling sedangkan untuk penyangga/penopang rangka utama (perkuatan)
memakai Konstruksi Baseplat yang tertanam di setiap kolom.
Semua bahan memakai bahan yang berkualitas baik sesuai dengan
persyaratan bahan baja ASTM A-36 dan standar mutu baja ST-37, dengan
tegangan tarik putus minimum 3700 kg/m2.
– Profil C Channel dengan Panjang 11 meter tebal 0.75 mm (BMT) 1 mm
(bmt). Untuk top Chord / Bottom Chord. Tebal 1 mm. Untuk web
tebal 0.8 mm.
– Top Span
– Untuk reng / Roof batten. Panjang : 6,1 meter, Tebal : 0,6 mm (TCT).
Penutup atap
Penutup atap yang dipakai adalah menggunakan zink allum dan untuk
pelapis penutup atap menggunakan alumunium foil, glasswool dan
roofmesh.
Peralatan lain-lain yang dibutuhkan sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Untuk bahan-bahan tersebut Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
BAB IV
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN BAJA / LOGAM BANGUNAN UNTUK ARSITEKTUR
1.1. Pekerjaan baja/logam untuk struktur :
Bahan
– Penggantung dan rangka plafond dipakai bahan alumunium galvanized
(metal) ex Jaya Board.
– Stainless Steel dan Pipa BSP Ǿ 2” untuk railing tangga depan dan tangga
belakang (tangga service).
Macam Pekerjaan
– Pemasangan penggantung dan rangka plafond.
– Pemasangan/pembuatan railing untuk tangga depan dan tangga
belakang (tangga service).
Syarat Pelaksanaan
– Rangka digantungkan dengan kuat pada kuda-kuda/beton setiap
penggantung dipasang spanscrew untuk mengatur ketinggian rangka
plafond.
– Pemasangan tangga portable sesuai petunjuk produsen.
– Railing dibuat sesuai dengan gambar detail, ukuran maupun bentuknya,
sambungan harus rapih, pembengkokannya harus benar-benar baik.
Pasal 2
PEKERJAAN KAYU
2.1. Bahan
Kayu yang dipakai harus kayu kelas I dan kayu kelas II sesuai dengan PKKI
1961 (N.I-5) lampiran 1, yang berkualis baik, tua, kering dan tidak bercacat
pecah serta tidak terdapat kayu mudanya (spint) sesuai dengan pasal III
PKKI 1961 mutu A.
Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu didalam ruang
bangunan dan pekerjaan kayu rangka atap, kusen, daun pintu harus kurang
dari 16 % dan untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 18 %.
Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirim ketempat
pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan selesai.
Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan
menyimpan ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas, terutama
kayu kusen dan rangka pintu yang telah selesai dibentuk.
Aica aibon sebagai perekat boleh digunakan untuk menempelkan lembaran
teak wood atau tripleks.
Semua kayu harus dari jenis kayu yang di syaratkan dan berkualitas
terbaik, kayu harus kering tanpa mata kayu, sisi-sisi yang berkerut, lubang-
lubang dan tanpa cacat-cacat serta telah dikeringkan diudara selama
minimum 3 bulan.
Pasal 3
PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN
3.1. B a h a n
Semen Portland / PC
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton.
Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %.
Pasir harus memenuhi persyaratan.
Air
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan di
pekerjaan beton (lihat pasal Pekerjaan Beton)
Batu bata (bata merah)
– Bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku,
bidang-bidang sisinya harus datar, tidak menunjukkan retak-retak
pembakarannya harus merata dan matang.
– Bata tersebut ukurannya harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBB
1971 (N.I – 3)
– Batu bata yang digunakan adalah batu bata tanah liat biasa, produksi
setempat ukuran nominal sesuai persetujuan direksi.
– Ukuran batu bata harus seragam, sesuai AV.
– Kerusakan akibat pengangkutan tidak boleh melebihi 20 %. Bila
ternyata prosentase kerusakan diatas angka tersebut, maka pengiriman
batu bata tersebut dibatalkan / tidak diterima.
Batu gunung / batu kali
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
Batu gunung untuk pondasi harus bersih dari kotoran, keras dan
memenuhi persyaratan yang ada di PUBI 1971 (N.I – 3).
Kerikil dan batu jagung
Kerikil yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUBB 1971 dan PBI
1971.
Kerikil harus cukup keras, bersih serta susunan butir gradasinya menurut
kebutuhan.
Kerikil harus melalui ayakan (saringan) berlubang persegi 7-6 mm dan
hingga diatas saringan berlubang 5 mm.
Bata tahan api (Hebel)
Bata tahan api, perekat yang digunakan adalah Thin Bed Mortar PM 100,
plesteran digunakan Render Mortar PM 200 setebal 0.8 cm – 1cm, acian
Prime Mortar PM 310/300 setebal 2 mm – 3 mm.
3.2. Macam Pekerjaan
Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam
perbandingan campuran seperti tersebut di bawah ini :
MACAM PERBANDINGAN PENGGUNAAN
M1 1 PC : 2 Psr Untuk adukan dan plesteran dinding batu
bata yang kedap air.
Untuk plesteran pekerjaan tersebut pada
nomor 1 dan untuk pekerjaan plesteran
pekerjaan beton kedap air.
Untuk pekerjaan pemasangan bata kedap
air.
Semua dinding bata mulai sloof sampai
20 cm diatas lantai jadi.
Dinding dan dasar septic tank
Saluran pembuangan keliling bangunan
M2 1 PC : 3 Psr Untuk plesteran beton bertulang yang
tidak kedap air
Untuk rolaag pasangan batu bata
M3 1 PC : 5 Psr Untuk pasangan pondasi dari batu
gunung belah
Untuk adukan tegel dibawah lantai
Untuk pasangan, tegel yang menempel
pada pasangan atau beton
Untuk pasangan batu bata yang tidak
kedap air
Untuk semua plesteran dinding bata tidak
kedap air untuk bagian dalam maupun
luar
Pasangan batu kosong (aanstamping) dengan bahan batu gunung
dipasang dibawah pondasi batu belah setebal 15 cm dan diisi dengan pasir.
Semua tembok KM/WC, urinoir dan tempat cuci setinggi 1.5 m diatas
lantai dengan adukan macam M1.
Batu bata digunakan untuk pekerjaan dinding dan lain-lain, seperti yang
tertera pada gambar.
Bata Hebbel digunakan untuk pekerjaan dinding seperti tertera dalam
gambar.
3.3. Syarat Pelaksanaan
Pasangan batu kosong
Pasangan batu kosong untuk aanstamping harus diatur dengan sisi
panjang tegak, teratur dan bersilang kemudian diatas diberi pasir yang
merata dan disiram dengan air hingga pasir mengisi lubang-lubang yang
terdapat di sela-sela batu kemudian ditimbris.
Pasangan batu belah (batu gunung atau batu kali)
– Pemasangan batu belah untuk pondasi memakai aanstamping dan
diberi dasar pasir setebal 15 cm disiram air hingga padat.
– Batu belah harus bersih dari kotoran, ukuran sisi maksimum 20 cm
dan pemasangan harus bersilang, semua permukaan bagian dalam
harus terisi adukan (mortal) sesuai dengan campuran yang digunakan,
semua naat yang tebal harus diisi batu kricak. Tinggi pemasangan
dalam satu haris tidak lebih dari 0.50 m.
– Sisi samping pondasi harus dibuat (plester kasar) sesuai dengan
adukan pondasinya.
– Dalam proses pengeringan pondasi harus selalu dibasahi atau disiram
air. Selama pondasi belum selesai mencapai bentuk profilnya, lubang
bekas galiannya tidak boleh diurug.
Pasangan batu bata
– Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga
jenuh dan sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran.
Cara pemasangannya harus lurus dan batu bata yang percah tidak
boleh melebihi 10 %. Pemasangan dalam satu hari tidak boleh
melebihi 1 m tingginya.
– Untuk pasangan ½ batu yang luasnya melebihi 9 m2 harus diberi
kerangka penguat dari beton bertulang macam C3 dengan
pembesiannya 4 Ǿ 10 mm dan begel Ǿ 6 mm – 20 cm.
– Dalam proses pengeringannya harus selalu dibasahi dengan air
minimal 7 hari.
– Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk.
Pengaduk dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan
Konsultan Pengawas. Tempat adukan tidak boleh langsung diatas
tanah tetapi harus dipakai alas kayu dan lain-lain.
– Lubang tembok diatas kusen yang bentangnya lebih dari 1 meter
harus dipasang balok latei beton bertulanng dengan campuran beton
macam C2.
– Pengerukan siar
Semua siar dinding harus dikeruk ½ cm untuk menjamin melekatnya
plesteran ke dinding dengan baik.
– Perlindungan
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang tidak terlindungi bila
hujan maka bagian atas dinding tersebut harus dilindungi.
Pasal 4
PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING
4.1. Bahan
a. Granit tile 60 x 60, 30 x 30, 10 x 60, 15 x 30
Granit tile harus mempunyai kualitas yang baik, dicetak dengan mesin dan
hasil produksi dari pabrik ex Granito, Nirro dan Essenza atau yang setara.
Granit tile 60 x 60 dipasang di ruang pelayanan, sebagian ruang kerja dan
lobby luar, sedangkan Granit tile 30 x 30 untuk tangga, Granit tile 15 x 60
untuk plint di ruang pelayanan, sebagian ruang kerja dan lobby luar,
sedangkan Granit tile 15 x 30 untuk plint di tangga.
b. Keramik 30 x 30, 20 x 20, 20 x 25, 15 x 30
Keramik harus mempunyai kualitas yang baik, dicetak dengan mesin dan
hasil produksi dari pabrik ex ROMAN atau yang setara.
1. Keramik polish 30 x 30 untuk ruang kerja, pantry, gudang atau seperti
tertera pada gambar.
2. Keramik 15 x 30 untuk plint di semua ruangan yang menggunakan
keramik ukuran 30 x 30.
3. Keramik polos 20 x 20 bertekstur kasar untuk lantai KM/WC, dan
tempat lain yang tertera pada gambar.
4. Keramik polos 20 x 25 polish untuk dinding KM/WC seperti tertera pada
gambar.
5. Keramik harus berkualitas tinggi dan seragam dalam ukuran, warna,
kilap dan tebalnya.
6. Keramik yang cacat permukaannya tidak boleh dipakai.
7. Kontraktor diwajibkan menunjukkan contoh-contoh terlebih dahulu
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui oleh Direksi.
8. Warna ditentukan kemudian oleh Direksi/Konsultan Perencana.
c. Lantai beton bertulang
Bahan untuk pekerjaan lantai beton ini harus memenuhi persyaratan
kualitas seperti yang diuraikan pada pasal 4, standar mutu yang dipakai
adalah K – 300 dan K - 350.
d. Lantai beton sikat l = 10 cm
Bahan yang digunakan adalah terdiri dari batu telur ukuran kecil Ǿ 1-2 cm
yang dicampur dengan adukan semen dan bahan pewarna yang memenuhi
Khusus.
1) Lantai dan dinding keramik :
– Untuk lantai 1 (satu) ubin keramik dipasang diatas hamparan pasir
padat setebal 5 cm atau sesuai dengan gambar rencana, yang
sebelumnya diratakan dulu dengan adukan.
Adukan untuk lantai :
Adukan untuk ruangan basah 1 pc : 2 psr dan untuk ruangan
kering 1 pc : 5 psr. Tebal 2 cm. Untuk dasar dari beton dan 3 cm
untuk dasar lapis pasir.
Adukan untuk siar adalah campuran pc dan air dicampur bahan
anti penyusutan (anti shrinkage).
Untuk ubin lantai pada lantai tingkat dan suspended floor diatas
plat beton dipasang tanpa lapisan pasir.
Celah antara ubin lebarnya kurang lebih 3-4 mm dan setelah
pasangan cukup kering disiram pasta semen, kemudian
dibersihkan dengan serbuk gergajio atau alat/bahan pembersih
lain. Ubin keramik dipasang lengkap dengan plint.
– Keramik dipasang dengan pasta semen. Untuk mengisi celah-celah
antara keramik digunakan pasta semen berwarna yang sama dengan
warna keramik atau warna semen/gelap, permukaan dinding ubin
keramik harus rata dan permukaan harus rapih dan bersih.
Keramik cacat tidak boleh dipasang. Sambungan-sambungan (siar)
harus rata, lurus untuk mendapatkan lantai yang sempurna.
– Adukan untuk pelapis dinding
Adukan dasar 1 pc : 3 psr
Adukan siar : campuran air / semen putih atau warna lain yang
disetujui.
– Pemasangan keramik pelapis dinding.
Sebelum pemasangan, keramik harus dicelup dalam air bersih sampai
lembab, tetapi tidak perlu terlalu basah. Adukan dasar dipasang
diatas bidang rata yang sudah disiapkan sebelumnya dan sudah
dibersihkan serta dibasahi secukupnya.
Pemasangan keramik harus baik, lurus dan tegak, siar-siar harus
lurus dengan ketebalan 1 mm. Siar-siar harus diisi dengan adukan,
segera setelah adukan dasar cukup mengeras.
Kontraktor harus mentaati semua petunjuk-petunjuk dari pabrik yang
bersangkutan.
Persyaratan mengenai pemasangan, lebar siar dan pengisiannya
harus sesuai dengan ketentuan diatas.
Pasal 5
PEKERJAAN KACA DAN KUSEN ALUMUNIUM
5.1. Bahan
Kaca stop sol tebal 5 mm kualitas baik dengan ketentuan dapat menahan
bahan angin sebesar 122 kg/m2, produksi pabrik ASAHIMAS atau yang
setara, dipasang disemua jendela eksterior seperti yang tertera dalam
gambar.
Kaca cermin tebal 3 mm kualitas baik, produksi ASAHIMAS atau setara,
satu permukaannya dilapisi dengan bahan-bahan lapisan perak terdiri dari
”Chemicaly deposited silver” permukaannya yang mencerminkan tidak
mengandung cacat, bebas dari sulfida atau noda-noda lain dan dipasang
seperti tertera dalam gambar.
Kaca buram untuk KM/WC.
Semua jenis kaca yang digunakan harus produksi yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Dempul yang digunakan untuk memasang kaca pada kusen, daun jendela
dan pintu agar tidak menimbulkan suara pada waktu menerima getaran,
harus dari kualitas baik, yang disetujui oelh Konsultan Pengawas (ex ICI
atau yang setara).
Dempul untuk memasang kaca, pada waktu diterima dikaleng tidak boleh
kering atau sudah mengeras.
Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Profil alumunium untuk kusen jendela dan pintu menggunakan produk
YKK, Alexindo, atau setara dengan ”lacquer coated” warna coklat.
Alat bantu seperti sealent glazing gasket, wheather seal seperti yang
disarankan pabrik untuk pengamanan hubungan kaca dan kusen
alumunium dari air hujan.
(Allumunium Curtain wall ) Allumunium Mallion 100 x 50 t = 2mm ex
Alixindo finishing Poudercoating standar Pabrik , kaca stopsol ex
asahimas, Bracket besi 75 x 75 x 5 mm fin Zycrometh & Silicone sealent
ex GE Netral,Dow corning , Wekker setara.
5.2. Macam Pekerjaan
Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih,
penggosok tepi dan tenaga kerja untuk pemasangan kaca.
Pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela, partisi serta cermin di
KM/WC.
Pemasangan kusen alumunium pada pintu, jendela, daun pintu dan daun
jendela, bagian dinding luar bangunan utama, rangka partisi, ventilasi
seperti yang tertera pada gambar.
Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapih dan kokoh pada
rangka terutama pada sudut-sudutnya.
Kaca yang dipasang pada kusen semua sudutnya harus ditumpulkan dan
sisi tepinya digosok hingga tidak tajam.
Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya
retak/pecah atau tergores harus diganti.
Sebelum pemasangan kepada Konsultan Pengawas harus diserahkan
beberapa contoh kaca (potongan kaca) untuk disetujui.
Sealent dipakai pada bagian sisi luar permukaan kaca dengan alumunium
yang berhubungan dengan udara luar.
Tidak diperkenankan menggunakan silikon yang bersifat asam, dimana
bahan ini dapat merusak lapisan pemantul.
Pasal 6
PEKERJAAN CAT, POLITUR DAN LABURAN
6.1. Bahan
Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel vernis, sealer sement
emulsion filter dan pelapis-pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat
perantara dan cat akhir.
Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng untuk cat tembok 15 kg,
untuk cat kayu 10 kg, dan untuk cat besi 12 kg, dimana tertera nama
perusahaan pembuat, petunjuk pemakaian, formula, warna, nomor seri
dan tanggal pembuatannya.
Semua kayu / besi di cat.
Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas. Untuk cat tembok, dipilih .
Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu digunakan
merk yang sama dengan merk cat yang dipilih.
Cat merk digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan
penggunaan cat.
Bahan plitur dan teak oil yang akan digunakan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan
yang diencerkan.
Contoh bahan
Setiap jenis cat ditampilkan dalam mock up ukuran 30 x 30 cm yang
menunjukan warna, jenis, tekstur dan penampilan akhir serta tahap-tahap
pengecatannya.
6.2. Macam Pekerjaan
Mengecat dengan cat tembok semua bidang dinding eksterior dan interior
seperti dinyatakan dalam gambar.
Mengecat dengan cat kayu untuk semua bidang permukaan kayu yang
rata-rata harus dicat.
Mengecat dengan cat meni semua profil-profil baja yang digunakan
sebagai unsur struktural bangunan.
Pasal 7
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
7.2. Bahan
Kunci dan handle serta perangkat pengunci penggantung setara ”CISSA,
Dekkson, Dorma” dengan sistem penguncian 2 slaag
Engsel yang digunakan adalah engsel dari bahan tembaga atau engsel
nylon, ukuran 3” untuk jendela dan 4” untuk pintu.
Gerendel tanam berkualitan baik ukuran panjang 2.5” untuk jendela dan
3” untuk pintu.
Espagnolet berkualitas baik di verchroom.
Gerendel ”kosong – isi” berkualitas baik.
Door closer untuk pintu geser berkualitas baik, merk dan type harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Knipe dan hak angin dipakai yang berkualitas baik.
Untuk alat-alat penggantung dan kunci khusus, Kontraktor diwajibkan
mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas
Catatan : Warna dan type ditentukan kemudian.
Pasal 8
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT DAN PARTISI
8.1. B a h a n
Gypsum
Papan gipsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai
untuk daerah tropis dan memiliki ketebalan minimal 9 mm untuk
plafond dan 12 mm untuk dinding dan ukuran modul sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja, dari produk Jayaboard, Knauff atau setara.
- Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS
2588, BS 1230 atau ASTM C 36.
Semen Penyambung.
Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik
pembuat papan gipsum.
Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gipsum harus dibuat
dari bahan baja ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan
ukuran yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum, seperti
buatan Jof Metal, Buman, Jayabord atau yang
setara.
Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan
harus sesuai
rek omendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang memenuhi ketentuan
AS 2589.
Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan gipsum, antara lain
seperti tersebut
berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum :
- Perekat
- Pita kertas berperforasi,
- Cat dasar khusus untuk permukaan papan gipsum.
- Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan gipsum
terpasang dengan baik.
Kalsium Silikat
Panel kalsium silikat harus dibuat dari bahan baku semen dan tepung
pasir alam yang diperkuat dengan serat sekaligus sebagai penulangan,
dan dengan proses pengeringan autoclave, dan memiliki sifat dan
karakteristik sebagai berikut :
Tidak mengandung asbes
Stabil dan tidak mudah mengalami muai – susut
Tahan air
Tidak mudah terbakar dan tidak menyebarkan nyala api
Tidak mudah lapuk dan membusuk
Mudah dipotong, dipaku atau disekrup
Tahan rayap dan binatang kecil lainnya
Memiliki permukaan yang rata sehingga tidak memerlukan dempul atau
meni seperti Kalsiboard produksi Eternit Gresik atau yang setara.
Ketebalan dan ukuran harus sesuai dengan petunjuk dalam Gambar
Kerja.
Perlengkapan Pemasangan.
Rangka.
Rangka metal berupa produk jadi (prefabrik asi) untuk pemasangan panel
pada langit – langit, eksterior dan tempat – tempat lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Harus dibuat dari bahan baja ringan
lapis seng dan alumunium seperti Zincalume atau Galvalum, dengan
bentuk dan ukuran yang sesuai untuk pemasangan panel kalsium silikat,
seperti buatan Jof Metal, Buman, Jayaboard, BRS atau yang setara, sesuai
rek omendasi dari pabrik pembuat panel.
Alat Pengencang.
Alat pengencang panel pada rangka metal harus berupa sekrup jenis self-
embeded- head dan self-tapping yang memiliki lapisan anti karat jenis elec
tro-plating.
Alat pengencang pada rangka kayu harus berupa paku yang memiliki
kepala lebar dan berbadan langsing dan diberi lapisan seng agar tidak
berkarat.
Pita Penyambung Berperekat (Self Adhesive Join Tape)
Pita penyambung harus dibuat dari bahan serat gelas (fibreglass) yang
kuat dan memiliki perekat, sesuai atau setara dengan Join Tape Kalsiboard.
Kompon.
Kompon untuk pemasangan panel klasium silikat harus didesain khusus
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
– Semua bahan pada saat akan dipasang harus dalam keadaan bersih dan
tanpa cacat, kerusakan akibat pengengkutan/penyisipan sepenuhnya
menjdi tanggungan Kontraktor.
– Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik
oleh struktur dan dinding sesuai ukuran dalam gambar rencana.
Penyimpanan bahan-bahan
– Letakan lembaran-lembaran gypsum, GRC dan papan yang akan dipakai
didaerah yang terlindung baik dari cuaca maupun kotoran.
– Tumpukan gypsum / GRC diatas 5 (lima) kayu penahan (alas) pada setiap
panjang lembaran. Tinggi tumpukan lembaran-lembaran gypsum/GRC
tidak boleh lebih dari 1 ½ meter. Tempat tumpukan harus jauh dari lalu
lintas kendaraan-kendaraan proyek yang mungkin akan mengganggu dan
harus berada dalam ruangan dan terlindung dari cuaca.
Pasal 9
PEKERJAAN WATERPROOFING
9.1. Bahan
Pelapis kedap air untuk atap beton, talang beton, lantai toilet, plat dan
dinding basement dan dinding ground reservoir serta daerah basah lainnya
seperti tertera pada gambar, adalah dari bahan water proofing integral yang
merupakan additive yang ditambahkan pada capuran ready mix beton di
batching plant setara merk FOSROC, SIKA, Cementaid, Degusa, Slurry,dll .
Cara-cara dan pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan serta petunjuk dari pengawas.
Pelapis kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau berubah berbentuk oleh
karena pengaruh sinar matahari, sehingga perlu dilakukan perawatan.
Lapisan kedap air yang terbentuk harus tidak dapat ditembusi uap air dari
beton yang menyebabkan terjadinya gelembung-gelembung udara yang
dapat merusak lapisan kedap air itu sendiri.
Lapisan ini juga harus menolak sebagian besar panas yang didapat dari
sinar matahari.
9.2. Macam Pekerjaan
Bagian ini memuat seluruh pengadaan dan pemasangan bahan kedap air untuk
pemasangan beton pada atap dan talang, toilet dan ground reservoir
sebagaimana yang tertera dalam gambar.
9.3. Syarat Pelaksanaan
Contoh
Kontraktor harus mengajukan contoh dari bahan yang akan dipakai untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pemasangan
Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memeriksa seluruh keadaan
permukaan bekisting yang akan dilapisi bahan ini dan harus memperbaiki
kondisi permukaan yang dianggap dapat merusak lapisan kedap air ini.
Jaminan
Sistem pelapis kedap air yang dipilih harus dapat memberikan jaminan dari
produsen / pabrik pembuat terhadap mutu bahan dan pelaksanaannya
selama minimal 5 (lima) tahun.
Pengendalian pekerjaan
– Sesuai rekomendasi pabrik dan petunjuk Pengawas.
– Peraturan lain yang berlaku untuk pekerjaan ini.
Pasal 10
PEKERJAAN PENUTUP ALUMUNIUM KOMPOSIT PANEL
10.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi peralatan, bahan, alat bantu dan lainnya yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dan
spesifikasi teknis.
10.2 PERSYARATAN BAHAN
a. Rangka besi hollow 40x40x1,4mm dan 40x40x1,4mm besi baja lainnya
sebagai perkuatan panel partisi sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi pabrik pembuat alumunium komposi panel yang persyaratan
selanjutnya sama dengan persyaratan pekerjaan logam non struktural.
b. Alumunium komposi panel tebal minimal 4mm, finishing coil coated lacquer,
berat minimal 5,5 kg/m 0178 setara produk Alucobond.
c. Skrup, baut terbuat dari galvanis dan stainles steel sesuai peruntukan dan
fungsinya, ukuran dan type dari skrup dan baut harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
d. Untuk penutupan celah/grove harus dengan sealant yang direkomendasikan
pabrik untuk exterior jenis tahan asam dan ultra violet.
10.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pemborong harus mengajukan contoh-contoh bahan yang akan digunakan
untuk mendapat persetujuan dari Konsultan.
BAB V
PEKERJAAN MEKANIKAL
Pasal 1
PERSYARATAN UMUM
1.1. Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis Mekanikal & Elektrikal
pada bab-bab selanjutnya. Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang
dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian
khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul lainnya dari syarat-
syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan
tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan
atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan
hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi
perencanaan saja, Pemborong harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya
tambahan.
1.2. Gambar-Gambar
a. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan
semua accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian diatas
walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus
disediakan dan dipasang oleh Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja
dengan baik.
b. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail “finishing” dari proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar-gambar
kerja dan detail (working drawing) yang harus diajukan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan
Pemborong untuk disetujui Direksi dianggap bahwa Pemborong telah
mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi
lainnya.
d. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-
penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut
harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan tiga set
lengkap gambar blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as
built drawings).
As built drawing harus diserahkan kepada Direksi segera setelah selesai
pekerjaan.
1.3. Koordinasi
a. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus
bekerja sama dengan Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang
telah ditentukan.
b. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang
satu tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
1.4. Daftar Bahan Dan Contoh
a. Dalam waktu tidak lebih dari 10 (sepuluh) hari setelah Pemborong
menerima pemberitahuan melaksanakan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk
lain oleh Direksi, Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-
material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat)
yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, katalog
dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Direksi.
Persetujuan oleh Direksi akan diberikan atas dasar diatas.
b. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang
kepada Direksi. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan
pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Pemborong.
c. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam
spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah
dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
d. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala
ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila
terdapat keragu-raguan, Pemborong harus segera menghubungi Direksi
untuk berkonsultasi.
e. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya
tidak dikonsultasikan dengan Direksi, apabila terjadi kekeliruan maka hal
tersebut menjadi beban tangung jawab Pemborong. Untuk itu pemeliharaan
equipment dan material harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
1.5. Commisioning Dan Testing
a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan
pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui
apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik
dan telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan
testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk
pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti
yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh Pemborong.
Pasal 2
SPESIFIKASI TEKNIS SISTEM TATA UDARA
2.1. Umum
Data Gedung
Nama : Gedung Pusat Pengetahuan (KNOWLEDGE CENTER)
UNPAD – PERTAMINA Jl. Dipati Ukur No. 35 Bandung
Lokasi : Bandung
Jumlah Lantai : 4 Lantai
Fungsi Bangunan : Pendidikan
Kondisi Perancangan :
a. Kondisi udara luar
- Temperatur : 95 ºF
- Relative Humadity : 80 ºF
b. Kondisi dalam ruangan
*Kondisi ruangan
2.8. Gambar
a. Gambar rencana BQ dan RKS adalah merupakan satu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikat.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan instalasi, sedang pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dan penyesuaian dari gambar-gambar arsitek dan
struktur sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail
finishing proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, pemborong harus mengajukan gambar-
gambar kerja dan detail working drawing, serta harus diajukan kepada
pengawas untuk mendapatkan persetujuannya. Setiap shop drawing yang
diajukan, pemborong telah mempelajari situasi lapangan struktur
arsitektur dan berkonsultasi dengan pekerjaan-pekerlaan instalasi lainnya.
6) REFERENSI PRODUK
Peralatan , bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Pengawas Lapangan.
Referensi produk yang dapat di pakai adalah sebagai berikut :
Pasal 3
SISTEM PLUMBING
3.1. Umum
a. Persyaratan Pelaksanaan
- Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang & peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
- Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara
pemasangan, kwalitas pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi ini
harus sesuia dengan Standard Internasional maupun Nasional seperti
ASTM, NFPA-12, 13 & 20 dengan senantiasa mengutamakan
peraturan/standard/persyaratan Nasional.
- Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari
persyaratan persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang
dari persyaratan yang dikeluarkannya oleh pabrik pembuatnya.
b. P e m b o r o n g
– Yang dimaksud dengan pemborongan dalam spesifikasi ini adalah badan
pelaksana yang telah terpilih & memperoleh Kontrak Kerja untuk
menyediakan dan pemasangan instalasi Peralatan Pemadam kebakaran
ini sampai selesai.
– Pemborong wajib mempelajari & memahami semua undang- undang dan
peraturan peraturan, persyaratan umum maupun suplementernya,
persyaratan pabrik pembuat, buku-buku dokumen pelelangan, bundel
gambar dan adendum serta petunjuk-petunjuk tertulis yang telah
dikeluarkan.
– Pemborong dapat meminta penjelasan kepada Direksi, Konsultan atau
pihak yang ditunjuk bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-
dokumen pelelangan, gambar-gambar atau hal-hal lainnya, ada yang
kurang jelas.
– Pemborong wajib mempelajari & memeriksa juga pekerjaan pihak-pihak
lain yang dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana
g. Contoh-contoh Material
- Pemborong wajib mengirimkan semua contoh-contoh bahan /
material , atau brosur-brosur dari alat-alat yang akan digunakan
dalam pelaksanaan, kepada direksi dan menunggu persetujuan dari
Direksi Lapangan sebelum alat-alat tersebut dipasang.
- Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke
kantor penyelidikan bahan-bahan atas biaya Pemborong/Kontraktor.
- Bila ternyata dalam pelaksanaan terdapat bahan-bahan yang
dinyatakan tidak baik/tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan, maka pemborong harus mengangkut
bahan/material tsb ke luar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga)
hari.
h. Tenaga Pelaksanaan
- Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/
tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat
memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi.
- Untuk melaksakan pekerjaan yang khusus,maka pemborong harus
memberikan surat pernyataan yang membuktikan / menjamin bahwa
tukang - tukangnya yang melaksanakan pekerjaan tersebut memang
mempunyai pengalaman dan kecakapan.
- Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh
pihak yang berwenang sesuai dengan domisili Pemborong/Kontraktor
tersebut.
i. Pengamanan
- Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/
peralatan -peralatan untuk instalasi ini dari pencurian atau
kerusakan.
- Bahan-bahan / peralatan-peralatan yang hilang atau rusak harus
diganti oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
j. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan
koordiansi dengan Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan Struktur,
Elektrikal, Interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
k. Korelasi Perkerjaan.
- Semua perkerjaan galian dan penimbunan yang ada berhubungan
dengan pekerjaan plumbing baik untuk ukuran dan kesesuaian
gambar pelaksanaan merupakan tanggung jawab kontraktor
plumbing.
- Semua perkerjaan pembuatan dudukan / pondasi untuk Pompa /
Mesin dilakukan oleh kontraktor Plumbing,termasuk pembuatan tali
air disekitar pondasi pompa dan terkoordinasi dengan kontraktor lain
yang terkait dan hal ini sudah termasuk dalam penawaran.
- Semua penarikan kabel listrik sampai ke panel pekerjaan plumbing
yang dilakukan oleh pihak lain, kontraktor plumbing wajib
memberikan data-data dan gambar-gambar yang diperlukan pihak
lain yang mengerjakannya.
- Seluruh fasilitas Air, Listrik, Sanitair sementara / darurat
hendaknya diusahakan oleh kontraktor dan telah dimasukan dalam
penawaran.
l. Jaminan dan pemeliharaan.
- Kontraktor harus memberikan jaminan Pabrik (Guaranted of
product ) kepada pemilik proyek, terhadap peralatan yang digunakan
pada proyek ini.
- Kontraktor harus memberikan Maintenance service dalam 1 tahun
untuk peralatan dan 6 bulan untuk Instalasi, semenjak serah terima
pekerjaan untuk pertama kali, kecuali yang dinyatakan lain secara
tersendiri.
- Kontraktor wajib mengganti setiap bagian pekerjaannya yang
ternyata cacat atau rusak selama jangka waktu jaminan/ yang
tersebut diatas setelah proyek ini diserah terimakan untuk pertama
kalinya atas biaya sendiri, kecuali dinyatakan lain secara tersendiri.
3.4. Penjelasan Persyaratan Teknis Pekerjaan Air Bersih, Air Kotor Dan Air
Buangan.
Peraturan-peraturan/Persyaratan
- Tata cara pelaksanaan danlain-lain petunjuk yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan pembagunan yang sah berlaku di Republik Indonesia.
- Selama pelaksanaan Kontrak ini harus betul-betul ditaati. Pada
umumnya peraturan-peraturan berikut ini berkenan dengan pasal sebagai
berikut :
a. Perusahaan-perusahaan Air Minum Negara,tentang instalasi air.
3.6. Pengujian
a. Pengujian sistem pembuangan air kotor dan air buangan.
- Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang
yang dapat ditutup (Plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi
dengan air sampai dengan lubang vent tertinggi.
- Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan tersebut di
atas, untuk jangka 24 jam dan penurunan air selama waktu tersebut
tidak ada penurunan.
- Apabila pemilik menginginkan pengujian lain di samping pengujian di
atas, Kontraktor harus melakukannya tanpa tambahan biaya.
C a s i n g.
Harus dari bahan cast-iron dan mampu menahan tekanan minimum
sebesar 1.5 kali *„shut-off head‟, dengan sambungan sisi isap dan tekan
dari jenis flange standard.
Coupling And Baseplate
- Harus dari jenis kopel langsung dengan „ flexible coupling‟ yang
sesuai untuk torsi dan HP dari motor penggerak dan dilengkapi
dengan pelindung (coupling guard).
- Pompa dan motor harus didudukan di atas plat landasan
(baseplate) dengan konstruksi pabrik dari bahan baja shell atau besi
tuang dengan dudukan peredam getar untuk setiap alat.
- Harus tersedia perlengkapan untuk pengaturan kesejajaran antara
Pompa dan Motor serta dilengkapi dengan pasak untuk mematikan
posisi pompa.
Kelengkapan
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
Penyesuaian Impeller
- Kontraktor harus menghitung kembali tinggi tekan nominal sistem
pemipaan untuk mendapatkan besar kebutuhan tinggi tekan aktual.
- Dalam hal ini , pompa didatangkan harus dalam keadaan dengan
impeller/ sudu-sudu yang utuh dan motor penggerak yang mampuh
untuk menjalankan pompa dengan kondisi full-size impeller tanpa
terjadi „overloading‟
- Sesudah „test-run‟, kontraktor harus menghitung aliran pada setiap
sistem dan dengan seijin DIREKSI PENGAWAS/MK dapat melakukan
pemotongan impeller untuk penyesuaian dengan kondisi
pembebanan sesuai dengan kurva pompa
Pasal 4
PEKERJAAN ALAT-ALAT SANITAIR
4.1 KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan sanitair dan yang berhubungan
seperti ditunjukkan dalam gambar, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan
alat yang diperlukan.
4.2. BAHAN
a. Water Closet dan Wastafel
Barang-barang yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
b. Water Closet Duduk
Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO type CW 421 ),
lengkap dengan stop kran dan peralatan lain (wama standard).
c. Water Closet Jongkok
Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO type CW ), lengkap
dengan stop kran dan peralatan lain (wama standard).
d. Wastafel
Wastafel Meja Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO
tipe L 521 V1 A, L 830 V3 lengkap dengan keran, siphon dan
perlengkapan lainnya (vlama standard).
Westafel Gantung Bahan porselen, produk dalam negeri (setara TOTO
tipe L 237 V1 B ), lengkap keran, siphon dan perlengkapan lainnya
(warna standard).
Khusus untuk hand basing yang !enetak di ruang medis R. Dokter
digunakan type pedestal produk TOTO tipe LW 242 J/LW 239 FJ
(panas dingin) atau setara
Westafel pedestal setara Toto !ypc LW 236J1 LW 239FJ.
e. Sink dapur stainlessteel 304 dalam nya bak 18 cm
Sink laboratoriumstainlessteel 304 dalam nya bak 18 cm ukuran sesuai
gambar
f. Urinoir setara TOTO Type Moeslem U57M
g. Sekat Urinoir Toto type A 100
Semua wastafel dan Sanitary yang lainnya sudah lengkap dengan keran,
siphon dan perlengkapan lainnya yang diperlukan.
h. Keran, Floor Drain
i. Keran air (TOTO type T-23B13V7N dan T30ARQ13N untuk Pantry atau
yang setara).
j. Floor Drain (TOTO type square flange TX 1 B)
k. Towel Ring (TOTO Tipe TX 702AES atau setara)
l. Paper Holder (TOTO type A850)
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
Pasal 5
d. I z i n
– Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atas
tanggungan dan biaya Pemborong.
– Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan-
keterangan resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan
instalasi ini harus dilakukan oleh pemborong atas tanggung jawab &
biaya Pemborong.
– Pemborong pekerjaan ini harus sudah berpengalaman dalam
pemasangan instalasi sistem Pemadam kebakaran dibuktikan dengan
surat selesai pekerjaan (berita acara) dari proyek yang telah ditangani
sebelumnya.
– Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipatenkan/keagenan, dari tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang
diperlukan dan untuk ini. bila diperlukan Pemborongan wajib
menyerahkan surat pernyataan.
5.2. Penjelasan Persyaratan Teknis
a. Waktu Pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan
disesuaikan dengan tahap-tahap pembangunan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
b. Material
Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan adalah
baru bebas dari defective material, improver material dan menjamin
terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus
diganti dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu)
minggu setelah ditanda-tangani berita acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material / peralatan menjadi
tanggungan /beban Kontraktor.
d. Gambar Perencanaan
Gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan Pemadam Kebakaran
dalam Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode
gambar PK.
g. Contoh-contoh Barang
Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan/material sesuai
spesifikasi teknis atau sesuai dokumen kontrak, yang akan digunakan
dalam pelaksanaan, kepada MK atau brosur-brosur dari alat-alat tersebut
dan menunggu persetujuan dari MK sebelum alat-alat tersebut dipasang.
Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke kantor
penyelidikan bahan-bahan atas biaya Pemborong/Kontraktor.
Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang telah dinyatakan tidak baik/tidak
bisa dipakai/tidak sesuai, maka Pemborong harus mengangkut bahan-
bahan tersebut ke luar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, harus
sudah tidak ada dilapangan (site).
h. Tenaga Pelaksanaan
Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/tenaga-
tenaga ahli dalam bidangnya (Skilled Labour), agar dapat memberikan hasil
kerja yang terbaik dan rapi.
Untuk pelaksanaan khusus, Pemborong harus memberikan surat
pernyataan yang membuktikan bahwa tukang-tukangnya yang
melaksanakan pekerjaan tersebut memang mempunyai pengalaman dan
kecakapan.
Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh PDAM
setempat sesuai dengan domisili Pemborong/Kontraktor tersebut.
Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang umum
berlaku dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.
i. Pengamanan
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-peralatan
untuk instalasi ini dari kehilangan/kerusakan/kebakaran. Bahan-
bahan/peralatan-peralatan yang hilang/rusak/terbakar, harus diganti oleh
Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.
j. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong diwajibkan mengadakan
koordinasi dengan Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan struktur,
elektrikal, interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya
kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
5.3. Penjelasan Persyaratan Teknis Khusus
a. Peraturan-peraturan/Persyaratan
Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan
peraturan-peraturan Pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia.
Selama pelaksanaan Kontrak ini harus betul-betul ditaati. Pada umumnya
peraturan-peraturan berikut ini berkenan dengan pasal sebagai berikut :
Peraturan Perusahaan Air Minum Negara, tentang instalasi air.
Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh
Direktorat Teknik Penyehatan Dit. Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan
Umum.
Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing.
NFPA 13
NFPA 14
NFPA 20
SKBI Yang dikeluarkan DPU
b. Pengujian
Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan kedalam instalasi
atau dengan pengujian hydrostatic sebesar 1,5 – 2 kali tekanan kerja,
minimum 1 x 24 jam, tanpa penurunan tekanan selama waktu tersebut.
Apabila pemilik menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas,
Kontraktor harus melakukannya tanpa tambahan biaya.
Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang pipa maximum 100 meter. Biaya pengetesan serta alat-alat yang
diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong/ Kontraktor.
Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Pengawas atau
MK, selanjutnya apabila telah diterima/memenuhi syarat akan dibuat-kan
Berita Acaranya.
c. Sistem Penyambungan Pipa
Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain dari bahan
yang sama, sedangkan untuk bahan pengikatnya digunakan lem/solvent
cement.
d. Penggantung / Penumpu Pipa
Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung
atau angker yang kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk
mencegah timbulnya getaran.
e. Valve - valve
Water valve sampai dengan 2" adalah jenis "screwed bronze body
dengan external spendle ".
Water valve 2 1/2" - 3" adalah jenis "bronze flanged body dengan
internal screwed spendle ".
Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya,
untuk pekerjaan air bersih sanitary digunakan tekanan kerja 150 psi
dan untuk pekerjaan fire fighting digunakan valve dengan tekanan
kerja minimum 300 psi.
f. Pipa Dalam Tanah
Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm untuk
pipa 4" ke bawah. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata
sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik. Untuk
pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air buangan tidak boleh diletakkan
pada lubang-ubang yang sama.
Galian tanah harus dibersihkan dari kotoran-kotoran/puing-puing.
Setelah pipa dipasang dalam lubang galian dan diperiksa oleh MK,
ditimbun kembali dengan pasir urug dan tanah bekas galian yang bebas
dari puing-puing.
Patokan/ pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur
dari garis tengah pipa (as pipa) sampai ke permukaan jalan / tanah asli
atau bila tidak supaya disesuaikan gambar rencana.
Syarat penyebrangan pipa yang melintasi jalan atau drainase setempat
dilihat pada gambar rencana.
g. Pengecatan
Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dilapisi dengan Tar (Tor
corted) untuk penahan Korosi. Sedangkan untuk pipa-pipa terlihat
(exposed) harus diberi tanda dengan warna atau cat dengan warna merah.
h. Sprinkler Dan Hose System
Sprinkler dan Hose System harus dilengkapi dengan hal-hal sebagai berikut
:
Hydrant pump set
Control Valve Set
Sprinkler Heads
Pemipaan
Control valve set
Check Valve
Sampai diameter 50 mm
Swing check valve dari bronze , berulir , kelas 10 kg/ cm2.
Dari diameter 65 mm keatas.
Swing check dari besi tuang ( cast iron ), dry flens, kelas 10 kg/cm2
Material List :
j. Pressure Gauges
Dengan skala penunjuk minimal sampai 15 kg/cm2 (215 PSI),mempunyai 2
skala ( kg/cm2 dan PSI ) dengan dial diameter 15 cm. Fire extinguisher
type Multi Purpose Dry Powder dengan kapasitas 10 lbs.
Merk : Kitz, Wika, VPG
k. Pelaksanaan.
Pemipaan harus diatur dengan hati-hati , sehingga tampak teratur dan
bersih.
Instalasi pemipaan harus dipasang / dilaksanakan pada tempat/ruang yang
bebas dengan jarak minimum 50 mm antara sesamanya ( pipa ) atau
penunjang dan bidang bangunan terdekat.
Semua pipa dan fitting harus benar-benar bersih sebelum dipasang , semua
endapan dan kotoran harus dihilangkan.
Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan isolating valves, drains valves,
check valves dan lain-lain , yang diperlukan seperti terlihat dalam gambar
atau kelengkapan instalasi itu sendiri.
Penyambungan pipa –pipa dengan diameter sampai 50 mm, harus dengan
ulir atau flens untuk semua equipment. Untuk diameter 65 mm keatas
harus dengan flens dan las.
Semua pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dan dipasang serta dilas,
sehubungan dengan kebutuhannya sesuai dengan British Standard Codes
atau peraturan yang berlaku.
Lengkungan , reducers, expander dan percabangan dalam pemipaan harus
memakai buatan pabrik sesuai dengan permintaan.
Pemasangan semua pipa harus dengan slope / kemiringan kearah titik
pembuangan (Drain points) atau ke arah ketinggian ventilasi. Pembuangan
dan ventilasi (draint & vents) harus disediakan untuk memungkinkan semua
/ sebagian dari sistem dapat melakukan pembuangan dan ventilasi (drained
& vented).
Valves dan strainers harus dapat/mudah diganti atau dibuka pada waktu
perawatan . Valve handle tidak boleh ditutup (Pointed down).
Sambungan flexibel harus dipasang sedemikian dan dilengkapi dengan pipa
anchorage yang memadai, untuk mencegah tegangan dari pemipaan
tersebut atau dengan equipment tersambung oleh gaya longitudinal yang
diakibatkan oleh sambungan flexibel tersebut.
Jalur pemipaan terbesar akan langsung diambil dari pompa, dengan
dilengkapi oleh tapered reduction pieces, terhadap proposi yang
sebenarnya. Setiap valves dan fittings sehubungan dengan pemipaan adalah
dari free line size.
Meskipun tidak tercantum dalam spesifikasi & gambar , PIPE SLEEVES,
harus disediakan dimana pipa akan menembus dinding , lantai, beams,
girders atau ceilings. Jika pipa menembus dinding tahan api. Jarak antara
sekeliling sleeves dengan pipa harus ditutup dengan adukan semen atau
rock wool fibre.
Pasal 6
SISTEM ELEVATOR
6.1. Penjelasan Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan Elevator.
Lift L-1, L-2, L-3, L-4 Tipe Pasanger/Penumpang yang dapat berfungsi
sebagai Fire Man Lift. Kapasitas masing-masing sesuai dengan gambar lift
disuply lengkap beserta accessoriesnya sesuai spesifikasi.
b. Mengadakan perbaikan pada instalasi lain apabila pada pemasangan tiap-
tiap unit lift menyebabkan terjadi kerusakan tanpa penambahan biaya.
c. Penarikan / penyediaan daya dari sumber daya yang telah disediakan
pada setiap ruang mesin ke panel masing-masing lift.
d. Mengadakan pengujian sebelum penyerahan pekerjaan terhadap
semua peralatan elevator antara lain : Kecepatan car, alat-alat control
automatic, pembukaan dan penutupan pintu car, landing car, alat-alat
pengaman, peralatan pada kondisi darurat dan lain-lain sampai dinyatakan
elevator siap pakai untuk dipakai oleh MK.
e. Pengadaan & pemasangan unit peralatan penunjang untuk keperluan
Exhaust / ventilasi dan grill tiap-tiap ruang mesin sesuai dengan
kebutuhan.
f. Penyelesaian finishing pintu, dinding pada tombol operation maupun
pada indicator penunjuk dan lain-lain yang ada hubungan pekerjaan
elevator.
g. Membuat atau melengkapi dudukan buffer lift yang diperlukan
termasuk memberikan tambahan pada kondisi pit yang sudah ada bila
diperlukan.
h. Pemborong harus mengurus dan memberikan surat izin pemasangan dan
izin laik pakai dari Departemen Tenaga Kerja (Depnaker).
i. Pemborong harus mengkoordinasikan dengan pemborong fire fighting
dalam hal rekomendasi dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPK) untuk fire
lift, sehingga fire lift berfungsi sesuai standard dari DPK yang berlaku.
a. Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat rencana kerja lengkap dan menyerahkan
gambar-gambar kerja shop drawing brosur dan data-data dari peralatan
serluruh sistem yang diterima dari pabrik pembuatannya, guna
mendapatkan persetujuan dari Direksi dan Ahli. Pelaksana harus
memenuhi syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku di Indonesia atau
standard International. Untuk menghindari kesalahan dari pihak struktur
maka gambar kerja/shop drawing harus sudah diserahkan 15 hari setelah
SPK/surat penunjukan dikeluarkan.
6.5. Pemasangan
a. Mesin Pengangkat Elevator
Mesin pengangkat dari Elevator adalah jenis mesin traksi yang
digerakkan dengan tenaga listrik arus bolak-balik (alternatinç current
AC) Keseluruhannya merupakan suatu unit yang harus didudukan
secara kuat pada satu dudukan mesin yang terbuat dari profil baja
dan menumpu balok bangunan (bukan pada alat beton).
Dudukan baja tersebut harus balok bangunan (bukan pada plat
beton). Dudukan baja tersebut harus disediakan oleh Pelaksana
Pekerjaan.
Motor harus dari jenis yang baik untuk dapat bekerja kontinu di
daerah tropik dan harus sesuai dengan standard negara dimana
mesin lift dibuat.
Terminal Kontrol listrik pada motor harus bebas dari timbulnya
loncatan bunga api untuk semua kondisi beban dan kecepatan.
Setiap motor harus bekerja pada sistem tegangan PLN 380 Volt, 3 ,
5 Hz dengan memakai perendam getaran untuk mencegah rambatan
getaran struktur bangunan dan konduit kabel listrik untuk motor
harus menggunakan flexible conduit berlapis galvanized.
b. Rem
Sistem rem harus menggunakan sistem pelepasan rem dengan
arus bolak-balik atau arus searah.
Sistem pemberhentian /rem harus direncanakan untuk dapat
bekerja pada kapasitas diatas kapasitas normalnya dan sangguh
memegang dan mem-beritahukan Elevator pada kondisi yang paling
berat/sukar.
Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara
elektrik dengan sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan
dan diatur sehingga rem hanya bekerja untuk memegang kabin
elevator pada saat berhenti sehingga pemberhentian Elevator
dapat dilakukan secara halus.
Dua buah sepatu rem harus disediakan dan harus bekerja tanpa
menimbulkan suara keras.
Disetiap mesin Elevator harus disediakan satu alat yang
diperuntukkan untuk melepas rem secara manual pada saat darurat.
c. Katrol / Sheaves
Kawat penggantung harus dibuat secara teliti dan terbuat dari besi cop yang
terbaik, beban dari cacat dan dibentuk sedemikian sehingga tidak terjadi
slip pada gulungan kawat baja serta tidak dapat menyebabkan kawat
penggantung menjadi aus pada semua kondisi beban.
d. Kawat Penggantung (Ropes)
Kawat penggantung terbuat dari baja berpilah sesuai dengan
persyaratan pabrik dengan jenis dan ukuran yang memberikan umum
pemakaian yang panjang dan bekerja dengan baik.
Semua kawat penggantung kabin Elevator dan counter weight
harus dipasang secara vertikal dan diatur sedemikian
sehingga beban terbagi secara merata sepanjang kawat penggantung
kabin lift dan counterweight.
e. Rel Penuntun (Guides Rails)
Rel penuntun untuk kabin lift dan counterweight harus terbuat dari
baja sesuai standard pabrik.
Rel penuntun yang dipasang harus mempunyai kekuatan yang cukup
untuk menahan tekanan yang dapat ditimbulkan karena cukup untuk
menahan rel darurat bekerja ataupun adanya beban yang tidak
simetris.
Rel penuntun harus dipasang dan diperpanjang sampai dengan ujung
teratas dari overhead shaft dan sampai dasar pit dan diikatkan pada
struktur bangunan dengan bracket yang direkomendasikan oleh
pabrik.
Pemasangan rel harus dibuat sedemikian sehingga tidak ada
goncangan atau goyangan yang terasa oleh penumpang didalam
kabin Elevator selama perjalanan.
Panjang bracket dari rel penuntun harus disesuaikan dengan
jarak rel sampai dinding shaft pada gambar rencana akan terlihat
perbedaan lebar dari shaft Elevator secara vertikal dikarenakan tebal
dinding beton yang mengecil secara beraturan kearah atas.
f. Counterweight
Elevator harus diseimbangkan dengan sistem counter weight untuk
bekerja secara ekonomi dan halus.
Counterweigh harus terbuat dari balok besi tiang yang dipasang
tersusun pada rangka baja sedemikian sehingga mudah untuk
menambah atau mengurangi berat counterweight tanpa
mengganggu kawat penggantung-nya.
Counterweight tersebut harus mampu memberikan keseimbangan
sebesar berat kabin lift kosong ditambah 40% sampai dengan 45%
berat beban maksimum yang diizinkan.
Sisi atas dan bawah dari rangka counterweigh harus dilengkapi
dengan sepatu penuntun berbentuk "U" (sliding guide) yang dapat
diatur.
g. Posisi Car
Kontraktor harus memasang kedudukan car/kereta dengan lintasan tegak
lurus dari keduduka paling bawah sampai kedudukan paling atas.
Pengukuran posisi car tidak hanya dilakukan satu sisi saja melainkan setiap
sisi car guna mendapatkan posisi yang tepat.
Untuk penyetelan kedudukan car pada setiap leve mana level lantai harus
lurus tepat dengan level car penyetelan dilakukan berkali-kali baik
dengan beban maupun tidak menggunakan beban. Batas kelonggaran
sistem ini tidak boleh menggunakan lebih dari 6 mm untuk service Elevator
pada beban maksimum dan 3 mm untuk Elevator penumpang pada beban
maksimum.
h. Pemasangan Pintu Car
Pemasangan pintu harus dilakukan secara cermat baik posisi tutupan
maupun pembukaan. Pintu car harus dapat terbuka penuh dengan lancar
dan dapat tertutup dengan rapat. Pemasangan rel dudukan pintu harus
disesuai-kan dengan level lantai rel harus tetap bersih dan lurus.
Kelonggaran maximum antara daun pintu dan rangka pintu yang
menempel pada dinding tidak boleh lebih dari 5 mm.
i. Pemasangan Buffer
Pemasangan buffer harus tepat pada posisi dimana counter weight dan
cap bekerja Kedudukan buffer harus dilengkapi dengan plat pengikat setebal
15 mm dimana kedudukan unit buffer pada struktur dilengkapi baut
pengikat/ angkur sebanyak 4 buah per-buffer.
j. Pemasangan Mesin
Kedudukan mesin Elevator harus pada posisi yang tepat dimana hal
tersebut berkaitan dengan posisi tali pengangkat car yang harus dipasang
secara center, kedudukan tali pengikat pada fully pembantu harus dapat
disetel naik dan turut guna penyetelan bila terjadi perubahan level car pada
level lantai. Untuk kedudukan mesinnya harus dapat disetel dengan gerak
horizontal sedangkan dudukan mesin harus rigit, kokoh dibuat atau
diangker pada dinding atau lantai pada ruang mesin.
k. Panel Kontrol
Pemasangan panel kontrol harus disesuaikan dengan situasi ruang mesin
Panel kontrol, harus cukup ventilasi punya ruang gerak untuk
maintenance. Panel kontrol harus dilengkapi kunci pengaman dan intercom
guna untuk pemberitahuan pada operator bila terjadi kemacetan dalam car.
Selain tersebut di atas juga disediakan remote panel kontrol berupa
supervisor panel guna memonitor seluruh elevator yang ada, Untuk
dialokasikan pada ruang kontrol lantai satu. Isian sistem kontrol minimum
meliputi seperti yang terlihat pada gambar perencanaan.
6.6. Testing Dan Commisioning
Testing dan commisioning harus dilakukan kontraktor sebelum dilakukan
penyerahan pertama untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai persya-
ratan dan lingkup pekerjaannya.
Biaya untuk pekerjaan tersebut diatas tanggungan Kontraktor termasuk biaya
perijinan dari DEPNAKER.
Pekerjaan pengujian yang harus dipenuhi minimal adalah sebagai berikut :
Pengujian terhadap pengamanan sambungan rantai
Handrail inlet safety device diperlukan untuk mengontrol jalannya
handrail dalam balustrade.
Panel kontrol terhadap bekerjanya peralatan maupun circuit relay -
relay automatic circuit breaker serta terminasi dari sistem pengkabelan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
BAB VI
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pasal 1
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1.1. Prinsip Penyediaan Daya Listrik
Sumber daya listrik bagi kompleks gedung diperoleh dari jaringan tegangan
menengah PLN dengan daya terpasang sebesar 150 kVA.
Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi dan panel daya /
penerangan kompleks gedung secara radial.
Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fase -
empat kawat 220/380 V mengikuti sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman).
Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu) unit diesel-generator
berkapasitas 150 kVA antara sumber daya PLN dengan diesel-genset diberikan
fasilitas interlock.
1.2. Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik
sebagai stiatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera
pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /
pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan /
instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja,
serta serah terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan-
ketentuan yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi /
syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar
yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat
Khusus Teknik atau gambar dokumen.
Pekerjaan ini meliputi:
1) Pekerjaan dari gardu PLN sampai dengan Gardu Konsumen / Ruang Trafo
Pengadaan dan pemasangan kabel N2XSEFGbY dari gardu PLN ke Gardu
konsumen / Cubicle Ruang Trafo.
Pengadaan dan pemasangan Cubicle Incoming / Outgoing, Cubicle
Metering, Cubicle transformator dan Trafo daya.
Pengadaan dan pemasangan LVMDP.
Seluruh pekerjaan tersebut diatas lengkap dengan peralatan dan
aksesori pengamanannya.
Pekerjaan dapat diterima setelah adanya komisioning dari PLN.
Pekerjaan di Ruang Genset & Panel Utama
2) Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah jenis
NYY dan NYFGbY yang menghubungkan :
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
1.3. Gambar-Gambar
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik
yang di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta
spesifikasi tertentu lainnya.
Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal / elektrikal dan kontrak lainnya
haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada Ahli, Konsultan Manajemen Konstruksi dan atau pihak lain yang
ditunjuk untuk itu.
5) Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan,
kabel kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus
terbuat dari tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating
tegangan sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum
2,5 sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi
yang memuaskan dari peralatan yang di kontrol, dengan
pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang circuit dan
sebagainya.
Kabel merek SUPREME, TRANKA, KABELMETAL, KABELINDO.
6) Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan Iain-Iain seperti
karet, PVC, vernished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, splice
case, composition dan Iain-Iain harus dari tipe yang disetujui
untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan Iain-Iain yang
tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui,
menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.
Pemasangan Kabel
1) Pemasangan di Permukaan
– Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan
Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high - impact
heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-langit
dengan klem pendukung yang sesuai. Pendukung-pendukung
tersebut harus di cat dengan cat anti karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajat dengan rapi dan
teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali 0 kabel).
Konduit setara produk dari CLIPSAL, EGA.
– Kabel Daya Penghubung Antar Panel
Kabel-kabel daya diletakkan diatas cable tray, di klem pada cable
tray dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel). Pemasangan
cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi
dan digantung atau disangga secara kokoh dengan penggantung
/ penyangga besi yang di klem ke plat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus
menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi
penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel
yang dipasang horizontal maupun vertikal. Peralatan penunjang
tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya pemasangan
kabel tersebut.
– Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motor Pompa.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
– Pemasangan di Permukaan.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam
dinding harus diletakkan didalam konduit PVC high impact heavy
gauge dengan ukuran minimum ¾".
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus
dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
– Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.
2) Penggunaan Warna Kabel
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan fasa,
netral dan non harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL
2000, yaitu :
– Sistem Tegangan 220 V, 1 fase :
hitam : fasa
biru : netral
kuning/hijau : pentanahan
– Sistem Tegangan 220 / 380 V, 3 fasa :
merah : fasa R
kuning : netral S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
Kuning/hijau : pentanahan (G)
3) Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada diatas
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung lain-lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang
memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang
membentang tanpa pendukung.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
4) Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi
harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap
dinding atau langit-langit.
2) Penggantung / penyangga
Untuk cable tray yang dipasang menggantung, penggantung cable
tray hams dibuat dari batang besi lunak yang digalvanisir
dengan 0 minimum 6 mm ujung penggantung di ulir untuk
memungkinkan pengaturan levelling cable tray. Ukuran
penyangga dan penumpu (bracket) harus dipilih agar
menghasilkan penyangga / penumpuan yang kokoh.
Underfloor Cable Duct.
1) Bahan
Underfloor cable duct yang digunakan harus dari bahan
pregalvanized steel terdiri atas dua kanal, lebar 120 mm + 70
mm (total lebar 190 mm) dan tijiggi 28 mm. Tebal pelat tidak
kurang dari 1,5 mm. Keseluruhan cable duct harus digalvanisir.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
Satu kanal akan digunakan untuk kabel daya jenis NYM 3 x 2,5
mm2 (kanal lebar 120 mm) dan kanal lainnya (kanal lebar 70
mm) akan digunakan untuk kabel data komputer jenis UTP-Cat
5E dan atau UTP-Cat 6 (Gigabit Ethernet) bersama dengan kabel
telepon jenis ITC 2 x 2 x 0,6 mm2 (2 pairs).
Pemasangan duct harus dilengkapi dengan alat bantu yang
diperlukan, antara lain U-bracket, duct connector dan end cover
serta pentanahan. Keseluruhan alat bantu tersebut harus dari
bahan pregalvanized steel.
Cable duct setara produk dari THREE STAR type CD 7.7-2.
2) Intersection Box
Box base dari intersection box yang digunakan harus dari bahan
pregalvanized steel dengan bukaan 4 (empat) arah yang
sesuai dengan pemasangan underfloor duct yang digunakan
(lebar 2 x 70 mm dan tinggi 28 mm). Tabel pelat tidak kurang
dari 1,5 mm. Ukuran box base 270 x 170 mm.
Frame dari intersection box harus dari bahan die-cast
aluminium dengan ukuran 200 mm x 110 mm.
Setiap intersection box harus dilengkapi dengan base plate
untuk pemasangan 2 (dua) buah stop kontak, 1 (satu) buah
female socket RJ-45 untuk saluran data computer dan 1 (satu)
buah female socket RJ-11 untuk saluran telepon.
Cover dari intersection box harus dari bahan die-cast aluminium
yang dilengkapi dengan engsel. Ketebalan cover harus cukup
menahan beban pada saat ditutup.
Intersection box setara produk dari THREE STAR type SS.
Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.
1) Umum
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit
breaker, indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan
operasi yang sempurna dari segenap sistem dan peralatan-
peralatannya.
Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki
pengalaman yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan
panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik selama paling
sedikit 3 tahun.
Penawaran harus meliputi reference list sebagai suatu bukti.
Panel-Panel
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali
ditentukan lain.
Seluruh asembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung
harus direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai
dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau
penambahan seperti disyaratkan di bawah ini:
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead-front,
terbuat dari plat baja (metal cled).
2) Pull Box
Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi
pemasangan, hams dipasang sebuah pull box pada ketinggian yang
cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board pada
bagian ataskdari switch board.
Bagian sisi atas dan samping dari pull box hams dari bagian-bagian
yang bisa dibuka lepas. Dasar dari pull box hams terdiri atas papan
asbestos atau bahan tanah api yang sempurna.
Kabel manuju individual breaker hams tegak lurus melalui lubang-
lubang yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini.
Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur hams
bisa dilepas dengan mudah supaya memungkinkan pembuatan
lubang-lubang untuk konduit kabel yang diperlukan.
Penunjang-penunjang untuk kabel hams diatur sedemikian rupa,
sehingga terhindar kemungkinan terjadinya loncatan bunga api (arc
proofing).
Pull box hams mempunyai ukuran yang layak guna memungkinkan
ventilasi dan pemasangan peralatan circuit breaker yang bisa
dipindah-pindahkan bilamana perlu.
3) Konstruksi
Panel-panel hams seperti yang disyaratkan di sini dan seperti di
tunjuk dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa
menurut PUIL 2000.
Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70°C
Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas
penuh (full netral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah
bus pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada
kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari
peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini, konfigurasi bus-
bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5 bus.
Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar
dengan arus lebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang-
batang tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus
yang lebih kecil, diizinkan menggunakan kabel berisolasi PVC (NYY
atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang
menunjukkan ukuran-ukuran dari bus-bar dan susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan
disediakan cara-cara untuk penyambungan di kamudian hari.
Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu
terminal terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan
menumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu
terminal atau bus-bar.
Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara
memasangkan batang tembaga tambahan untuk menyatukan
sepatu kabel tersebut pada satu terminal yang berlainan.
8) Alat-alat Ukur
Setiap panel hams dilengkapi dengan alat-alat ukur dan
transformator ukur seperti yang ditunjukkan di dalam gambar
rencana.
Bila digunakan amperemeter selector switch (saklar pindah), pada
saat pemindahan pengukuran arus, saklar untuk amperemeter
hams dalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter hams dari type besi putar (moving iron) khusus untuk
dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang
paling tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum 90°),
skala linier, dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran,
dengan ukuran 96 mm x 96 mm.
Posisi dari saklar putar untuk volt meter dan amperemeter hams
ditandai dengan jelas.
9) Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter hams mempunyai kemampuan beban lebih
sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan
dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk
menandai besarnya arus beban penuh.
Amperemeter hams dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5
kW atau lebih pada salah satu fasenya.
Amperemeter hams mampu menahan pergerakan yang timbul
akibat arus start motor dan mempunyai skala overload yang
rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arus start
tersebut.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
– dielectric breakdown 1 mm : 55 kV
– dielectric at actual thickness of 0, 26 mm:88 kV/mm
– electrolityc corrosin : 0,38 %
– water absorption after 4 days immersion : 0,52 %
– endurance temperature (thermal stability)
based on 25,000 hrs : 125 °C
– resistance against dilluted acid : very good
– resistance against dilluted alkalis : very good
Terminasi setara produk dari RAYCHEM 5
2. Panel Tegangan Menengah (MVMDP)
Panel MVMDP yang digunakan di dalam power house (ruang panel TM)
merupakan suatu susunan sel-sel panel yang terdiri atas bagian
imcoming feeder cubicle, metering cubicle dan transformer protection
cubicle.
Panel ini hams dibuat untuk memenuhi hal-hal sebagai berikut:
• Menjamin kelangsungan pelayanan daya
• menjamin keselamatan operator
• memberikan kemudahan operasi dan perawatan yang minimum
• menjamin kemudahan instalasi dan menyederhanakan pekerjaan
sipil
Persyaratan teknis yang hams dipenuhi oleh panel TM ini antara lain :
Standar
1) Panel tegangan menengah hams dirancang, dibuat
dan diuji berdasarkan rekomendasi-rekomendasi / standar-
standar berikut:
– IEC129, 265, 298, 420 dan 694
– BS5227
– Standar PLN
– PUIL2000
– VDE 0670 parts 2,3,6 dan 1000
– NFC644000
– SEN 362103
– NEN 10298
2) Sertifikat pengujian dari LMK-PLN (Lembaga Masalah
Kelistrikan - PLN) terhadap panel tegangan menengah hams
dilampirkan pada saat panel tiba di lokasi proyek adalah
merupakan tanggung jawab Kontraktor untuk memahami
rekomendasi- rekomendasi dan standar - standar tersebut.
3) Setiap penggantian atau perubahan peralatan panel agar
memenuhi rekomendasi-rekomendasi dan standar-standar
diatas adalah mutlak
di luar tanggung jawab Pemberi Tugas.
Persyaratan Konstruksi.
1) Jenis Panel.
Panel merupakan indoor, metal enclosed, free standing type
yang sesuai untuk dipasang di dalam power house.
2) Tingkat perlindungan.
Tingkat perlindungan panel terhadap kejutan listrik dan
benda asing sesuai dengan IEC 529 dan DIN 40050 sebagai
berikut:
– bagian tegangan menengah tanpa HRC fuse dan sealing
ends paling tidak IP 65.
– bagian tegangan menengah dengan HRC fuse dan
conventional sealing ends paling tidak IP 31.
Compartment.
Ruang untuk LBS, HRC fuse dan MV cable connection hams
disusun dalam bagian/ruang yang dipasang dengan metal atau
isolator pemisah sehingga membentuk ruang-ruang sebagai
berikut:
– ruang Hrc fuse.
– ruang LBS.
– ruang cable connection.
Sistem Penganahan.
Saklar pentanahan ditempatkan didalam ruang kabel dan
dioperasikan dari depan panel.
Kecepatan gerak dari saklar tidak tergantung dari kecepatan
gerak tangan operator.
– Impedance : 5,5%
Konstruksi
Transformator merupakan transformator minyak (oil
transformator) yaitu pendinginan dalam dengan menggunakan oli.
Inti terdiri dari baja high grade cold rolled electrical sheet steel.
Dengan spesifikasi lainnya sebagai berikut:
– Lifting logs
– LV Terminal
– HVCoil
– LV Coil Termination
– Core badaje
– LVCoil
– Towing Holes
– Lower Frame
– Coil Frame
– Coil Clem Adjuster
– Tapping Lisk
– Core Bolt Insulation
– Core Bolts
– Core Yoke
– HV Insulations
– Upper Frame
– Resin Support Bloch
– Resilient Pad
– Core Leg
– Tie Bars
Papan Nama
Data yang harus dicantumkan pada papan nama adalah
sebagai berikut:
– Type transformator
– Nama pabrik
– Tahun pembuatan
– Harga nominal: tegangan, frequensi, arus
– Diagram fasor
– Tegangan hubung singkat pada arus nominal
– Type pendinginan
– Berat total
Garansi
Pabrik pembuat transformator harus memberikan garansi terhadap
semua transformator yang akan dipasang. Sertifikat pengujian
dari pabrik harus disertakan pada penyerahan transformator,
sertifikat tersebut harus menunjukkan, bahwa transformator yang
bersangkutan adalah sesuai dengan standard yang berlaku.
Bila transformator yang bersangkutan mengalami kegagalan dalam
pengujian, maka pabrik bertanggung jawab atas transformator
4) REFERENSI PRODUK
Pasal 2
PEKERJAAN FIRE ALARM
Prinsip Perencanaan.
Jenis fire alarm yang digunakan adalah presignal system yang hanya akan
mengaktifkan alarm pada zone yang mendeteksi adanya kebakaran.
Sistem pengkabelan unit-unit deteksi mengikuti kelas A-4 kawat (dengan kawat
balik dari detektor zona terakhir menuju zona module) untuk memungkinkan
pengalirannya arus supervisi pengkabelan.
Kemampuan deteksi dari smoke detector yang digunakan adalah sekitar 70 m2,
sedangkan kemampuan heat detector mempunyai daerah deteksi sekitar 40 m2.
Perlengkapan detektor menggunakan kabel NYA ukuran 2,5 mm2 yang diletakkan
di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge.
Untuk memungkinkan sistem tetap beroperasi pada saat terjadinya pemadaman
sumber daya utama, FACP dilengkapi dengan charger dan stand-by battery yang
mampu digunakan minimal 20 jam.
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus spesifikasi teknis. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan. kontraktor baru
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Pemberi tugas
dan Pengawas Lapangan.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :
Pasal 3
PEKERJAAN TELEPON
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan instalasi telepon ini meliputi :
Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi telepon (PABX) lengkap dengan
peralatan-peralatan yang diperlukan, sehingga sistem bias berfungsi
dengan baik sesuai dengan perencanaan.
Menyelesaikan seluruh perijinan yang diperlukan sehingga dapat
menjamin kelancaran pekerjaan hingga dilakukan serah terima
pekerjaan.
Melaksanakan pengujian terhadap instalasi sesuai dengan standar PT.TELKOM
dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas yang akan menyatakan bahwa
instalasi berfungsi dengan baik dan dapat diterima.
Melaksanakan pemeliharaan sistem (garansi) sekurang-kurangnya selama
12 (dua belas) bulan, termasuk penyediaan suku cadangannya.
Khusus untuk PABX & Handsetnya sub kontraktor hams menyerahkan
sertifikat orisinalitas barang dari distributor (tertulis jumlah dan jenis
barang yang di tujukan untuk proyek Pembangunan Gedung Pusbin KPK)
bila sub kontraktor bukan distributor (Authorized Dealer).
3.1. Prinsip Perencanaan.
Yang dimaksud dengan intalasi telepon adalah instalasi PABX dengan saluran
terbagi menjadi dua bagian yaitu :
TRUNK, adalah saluran yang berhubungan langsung ke saluran jaringan telepon
PT. TELKOM atau saluran yang digunakan untuk interkoneksi antara PABX.
EXTENSION, adalah saluran cabang dari PABX yang dihubungkan ke pesawat
telepon intern.
Mode operasi yang dapat diprogramkan sesuai dengan kebutuhan pada
setiap pesawat telepon adalah sebagai berikut:
Night Service
Setelah operator pulang, incoming call dapat dijatuhkan ke dua
extension yang berlainan, misalnya ke extension A dan B.
Dapat juga disambungkan dengan external bell, yang memungkinkan
setiap orang dapat mengambil panggilan masuk tersebut dengan
memutar kode untuk NCP (Night Service Call Pick-up).
Volt Battery Back-Up
Bila listrik PLN padam, PABX hams dapat bekerja dengan sumber
tenaga dari bateray selama lebih-kurang 8 jam. Dilengkapi dengan
charger.
DOD Barring
Setiap extension dapat diprogramkan untuk bekerja secara direct
access, indirect access, no access dan toll access.
Busy Lamp Field (BLF) / Direct Station Sel (DSS)
Setiap pesawat operator dapat disambungkan dengan BLF / DSS yang
berfungsi se^bagai indikator, single botton transfer, call pick-up, call
forwarding, membantu dalam pemprograman.
Setiap BLF / DSS berisi 30 buah LED dengan rangkaian 2 buah (60
extension).
Programming
Dapat dengan mudah melakukan programming (pemasukan data)
melalui operator dengan password tertentu sehingga kerahasian
terjamin.
Dapat diprogram untuk setiap extension tertentu hanya bisa
menggunakan trunking tertentu pula.
Internal Electronic Director
Setiap extension dapat diprogramkan nama yang bersangkutan
sehingga apabila operator memanggil atau dipanggil, pada operator
console terdisplay nama orang pada extension tersebut (minimum 9
karakter).
2) Operasi Extension / Station.
Jenis Pesawat Yang Dipakai
Dapat digunakan multi line station (masing-masing 1 port) atau single
line station (masing-masing 1 port).
Dalam hal single line station digunakan decadic push-botton (10 atau
20 pps) atau DTMD 12 atau DTMF 16 tombol.
Internal Call
Setiap extension dapat berhubungan dengan extension lain yang ada di
dalam sistem PABX, kecuali bila diprogram no access.
Internal / External Inquiry Call
Selama seorang (pihak A) sedang berbicara dengan B, salah satu dari
mereka dapat memanggil pihak ketiga (C) baik di dalam (intern)
maupun di luar (PT. TELKOM) bila ia diberi fasilitas keluar langsung
(DOD / direct access).
Back and Forth (BNF)
Dari proses inquiry di atas, dapat dilakukan BNF, yaitu bila pihak A
yang melakukan inquiry call, ia dapat memilih berhubungan dengan B
atau C berganti. Pihak yang tidak terlibat akan diberi nada tunggu atau
musik (bila dipasang music on hold).
Internal / External Transfer
Dari proses BND diatas, A dapat mentrasfer hubungan dari C ke pihak B
yang sedang menunggu, yaitu dengan menutup / release pesawat
teleponnya.
Dengan demikian C terhubung langsung dengan B.
Automatic Transfer
A sedang berhubungan dengan pihak luar (PTT) dan dapat
mentransfernya ke pesawat B tanpa harus berbicara dahulu dengan
pihak B.
Internal Conference (3 pesawat cabang)
Dari inquiry atau BNF, pihak A (yang pertama kali melakukan inquiry
call) dapat melakukan 3-party conference, yaitu berbicara bertiga A, B
dan C sekaligus.
External Conference (2 intenal + 1 external)
Sama dengan internal conference, tetapi salah satu dari B atau C
adalah pihak luar (PTT)
Automatic Callback on Busy Station (ACB)
Seluruh extension dapat menggunakan fasilitas ini tanpa pembatasan.
Bila A ingin menghubungi B, ternyata B sedang sibuk (mendengar
nada sibuk), maka A dapat mengaktifkan ACB dan akan mendengar
special tone, yang menandakan ACB telah aktif.
Bila B selesai berbicara dan menutup pesawatnya, maka pesawat A
berdering dengan nada lain sedangkan B berdering dengan nada
normal. Program ACB ini hams dapat di cancel.
Booking Trunk
Bila A ingin mengambil line PTT, sedangkan saluran trunk penuh,
maka ia dapat mem-book trunk tersebut. Bila salah satu trunk telah
bebas, maka pesawat A berdering seperti nada ACB dan bila diangkat
akan terdengar tone PTT.
Program ini harus juga bisa di cancel. Do Not
Distrub (DND)
Program ini memungkinkan seseorang tidak diganggu atau dipanggil
oleh extension lain.
Hanya operator yang dapat memanggil pesawat yang sedang dalam
kondisi DND. Seluruh extension dapat menggunakan fasilitas ini
kecuali operator.
Bila operator menekan DND, maka status berubah menjadi night
service.
Program ini juga harus dapat di cancel.
Busy Override (intrusion)
Fasilitas ini diberikan kepada extension yang memerlukannya,
misalnya Kepala Bagian atau Sekretaris (programmable).
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
– operator
– internal extension
– message waiting
Programmable Keys / Button
Terdapat sejumlah tombol yang dapat diprogram sesuai dengan
keinginan si pemakai, misalnya untuk DOD, speed dialling ke rumah,
filtering, forwading ke sekretaris dan lain sebagainya.
One Button = One Function
Setiap tombol mempunyai fungsi sendiri-sendiri, sehingga tidak perlu
menghafal kode-kode seperti pada single line station.
Dibedakan fungsi tombol-tombol tersebut, yaitu :
– programmable keys
– keypad keys (16 keys)
– control keys
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
– facilities keys
Total Hand Free
Bisa dioperasikan dengan mode hands free baik untuk internal
maupun external (PTT). Dilengkapi pula dengan volume suara.
Intercom
Bila tombol hand free ditekan, bila ada panggilan secara otomatis akan
terhubung tanpa harus mengangkat hand-set dan dapat berbicara
langsung meJalui microphone yang ada (mode hands free).
Bila lawan bicara telah menutup teleponnya, secara otomatis ia
terputus (release).
External Conference (2 PTT + 1 intenal)
Dapat melakukan 3-party conference antara 2 saluran PT. TELKOM
dengan 1 saluran intern.
Filtering
Dapat berfungsi sebagai Chief Secretary di mana setiap panggilan
untuk Kepala Bagian / Direktur ditampung dahulu oleh Sekretarisnya
untuk dikonsultasikan apakah akan diterima atau tidak.
Group Listening
Memungkinkan orang lain mendengarkan suatu pembicaraan dengan
menekan sebuah tombol khusus.
Dalam mode hands free, group listening secara otomatis berlangsung.
Station Test/Self Test
Dapat mengetahui dengan mudah dan cepat apakah operator console
dalam kondisi baik atau rusak.
Different Ring Tones
Terdapat kemungkinan pemilihan irama bell.
User Password
Memiliki kemungkinan penggunaan password sesuai yang diinginkan.
Individual Locker (Padlock)
Dengan menggunakan user password, pemilik dapat mengamankan
pesawatnya sehingga tidak dapat digunakan oleh orang lain untuk
mengadakan hubungan extern (PTT), sedangkan hubungan intern
masih dapat dilakukan.
Call Forwarding (CF)
Dapat digunakan dengan dua cara, yaitu :
– Seperti Follow-Me untuk single line
– Fixed CF dengan menggunakan programmable keys.
Time Delay Forwarding (TDF)
Sama halnya^dengan fixed CF, diprogram dengan programmable keys.
Bila extension ini dipanggil dan dalam waktu tertentu tidak diangkat
(misalnya 10 detik), maka panggilan akan dibelokkan ke extension
yang telah ditentukan, misalnya ke Sekretaris.
Redial of Last Number Stored
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
– 12 programmable keys
– alphanumeric display (2 x 20)
– hands free operation
– volume control
– tone control
– tone ringer character and adjustable volume
– transfer
– mute fuction
Pada saat dioperasikan sebagai unit extension, harus memiliki
kemampuan tambahan sebagai berikut:
– message waiting
– call deversion
– call back
– additional line
– free on second access
– external number radial
– dial by name
– call pick up
– conference
– instrusion
– hot line
Karakteristik Teknis :
1) Transmission (CEPT recommendations) :
– Sending : SLR + 6 db
– Receiving : RLR + 3 db
– Sidetone : STMR + 18 db
– Microphone : electret
– Receiver : Electromagnet
contact
6) R-Button : Earth on timed break signaling
7) Tone Ringer
Three different characters and two level, alternatively switched off.
Operator Console.
Operator console yang diinginkan adalah dari jenis digitas dengan
fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
– 34 programmable keys
– 4 soft keys
– 3 access line
– 4 x 20 characters
– alphanumetic display
– hands free operation
– volume control
– tone ringer character and adjustable volume
– transfer
– mute
– function
Main Distributtion Frame (MDF) dan Intermediate Distribution Frame (IDF).
Unit MDF yang digunakan minimum berkapasitas 300 pairs dan unit IDF
berkapasitas minimum 40, 80 dan 140 pairs.
Kabinet terbuat dari pelat baja dengan ketebalan minimum 2 mm, dicat bakar,
lengkap dengan peralatan-peralatan yang diperlukan antara lain back mounted
frame, mounting material, label holder, jumper wire guide, rag bolt & nut,
sealing putty dan connection module jenis tekan sisip LSA-PLUS dan alat-alat
bantu lainnya.
Terminal koneksi kabel harus mempunyai tahanan isolasi yang tinggi, tidak
terpengaruh oleh iklim, debu dan serangga, mempunyai tahanan kontak yang
rendah (kurang dari 1 mohm) serta tidak terpengaruh oleh getaran (lalu lintas
kendaraan), kendurnya sekrup dan kesalahan faktor manusia.
Bahan dari kontak adalah tembaga khusus dengan elastisitas tinggi dan
permukaann\ta dilapis perak sehingga anti korosi, dengan posisi penempatan
yang baik agar dapat memberi tekanan yang maksimum pada konduktor di titik
kontaknya.
Metode pemasangan konduktor adalah tekan sisip yang akan membuka isolasi
kabel hanya pada titik kontaknya, sehingga memberikan kondisi tahan terhadap
pengaruh udara luar (gas tight).
Pemasangan MDF dan IDF harus sedemikian rupa, sehingga diperoleh hasil
pemasangan yang rapi, kokoh dan mudak diperiksa (dibuka).
1. Training.
Kontraktor harus secara lengkap menyediakan operator instruction manual dan
memberikan minimum 7 (tujuh) hari training di lapangan kepada Operator
dari pihak Pemberi Tugas sampai dapat diterima kecakapannya.
2. Ketentuan Lain.
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
3. REFERENSI PRODUK
Peralatan , bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Pengawas Lapangan.
Referensi produk yang dapat di pakai adalah sebagai berikut :
Pasal 4
PEKERJAAN TATA SUARA
Lingkup Pekerjaan.
Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi sistem suara lengkap dengan
peralatan-peralatan yang diperlukan seperti yang ditunjuk pada gambar rencana
untuk mendapatkan sistem tata suara yang baik, stabil, free of distorsion serta
mencapai frekuensi response yang direncanakan.
Melaksanakan pengujian terhadap instalasi dengan disaksikan oleh Konsultan
Pengawas yang akan menyatakan bahwa instalasi berfungsi dengan baik dan
dapat diterima.
Melaksanakan pemeliharaan sistem sekurang-kurangnya selama 2 bulan termasuk
penyediaan suku cadangnya.
4.1. Prinsip Perencanaan.
FM 88 MHz-108 MHz
2) Sensitivity : Am 20 uV/1.000 kHz for 20 dB
a. quieting
b. FM 1,7 uV/98 MHz, 19,5 dB/98
c. MHz 1 HF-T-200 for 30 dB
d. quieting
3) Image rejection : AM 30 dB, FM 40 dB
4) Spurious response rejection : 70 dB (FM)
5) IF rejection : AM 35 dB, FM 88 dB
6) IF frequency: AM 455 kHz, FM 10,7 MHz
7) Antenna impedance : AM low imp, FM 75 ohm sun balanced
8) Output level : 220 mV at less than 1% THD
9) Frequency response : 20 Hz-15 kHz (± 3 dB)
10) Output impedance : 8,2 Kohm
11) S/N ratio : Am 40 dB, FM 65 dB
12) Controls : 1 AM/FM/OFF selector switch 1 tuning
knob, 1 volume control
13) Indicator : 1 LED dial pointer
14) Connection : antenna, 1 coaxial jack DC power, audio output, 10
pin card con.
15) Power requirements : 24 VDC, 55 mA
16) Dilengkapi dengan antenna FM/AM jenis Slim-Jim dan kabel
coaxial 75 ohm-5C berkualitas tinggi
17) Setara produk TOA seri V-1034B.
Microphone Input Module.
– Dirancang dengan sistem modul untuk dipasangkan pada frame mixer.
– Dilengkapi dengan :
Input : DIN 5 pin dan phone jack (parallel)
Output : 10-pin card edge connector
– Tombol bicara (talk switch button)
– Setara produk TOA seri V-1005B.
Chime Module.
– Dirancang dengan sistem modul untuk dipasang pada frame mixer.
– Dilengkapi dengan saklar pilih chime (2 tone) atau gong (single tone).
– Dilengkapi indikator LED, merah untuk status chime/gong dan hijau untuk
fungsi pemanggilan.
– Spesififikasi teknis sbb :
• Signal : two-note chime or gong
(switchable)
• Frequency : chime 440 Hz & 554 Hz gong
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
pelayanan gedung.
– Setara produk TOA seriCR-27111.
Kabel Audio Interconnect.
– Kabel-kabel audio interconnect yang digunakan untuk menyalurkan sinyal
audio level rendah hams dari jenis coaxial berkualitas tinggi dengan
teminasi sesuai dengan kebutuhan (RCA/DIN) yang juga berkualitas
tinggi.
Terminal Kabel.
Terminal penyambungan yang digunakan harus dari jenis heavy duty dengan
rating arus tidak kurang dari 15 A dan sanggup menampung kabel minimum 6
mm2.
Control Terminal Box (CTB).
– Terbuat dari plat baja dengan ketebalan 1,5 mm, dicat anti karat dan
difinish dengan rapi dan kokoh.
– Sambungan kabel dengan baut.
– Dilengkapi dengan pintu dan kuncinya.
– Jenis flush mounted, round baffle off-white styrene resin panel cone
speaker yang dilengkapi dengan boks pasangan dipasang didalam ruangan
kantor (inbow pada ceiling)
– 0 panel 23 cm.
– Dipasang pada bagian bangunan secara outbouw atau diatas tiang (di
exterior bangunan).
Pasal 5
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
Lingkup Pekerjaan.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah semua pengadaan dan pemasangan
instalasi penangkal petir jenis non-conventional non-radioactive, termasuk
batang penerima (air terminal), down conductor, pertanahan dan baik kontrolnya
serta peralatan lainnya yang berkaitan dengannya, sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar
maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi
dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama
12 bulan.
Ketentuan-ketentuan yang baik tercantum di dalam gambar maupun pada
spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan tanpa juga termasuk ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan peraturan /
standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk
menunjang beberapa sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-
syarat Teknis Khusus atau gambar dokumen.
Konstruksi. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah mendapat
persetujuan.
Jarak titik pentanahan penangkal petir dengan titik pentanahan lainnya
(sistem listrik dan PABX) minimum 3 meter.
Produk harus mendapatkan endorsment / pengesahan dari perusahaan yang
bergerak dibidang khusus penangkal petir (Lightning Protection International).
Semua pelaksanaan pemasangan komponen atau peralatan harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik.
Instalasi harus dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai izin instalatir dari
Depnaker.
1. REFERENSI PRODUK
Peralatan , bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan
kontraktor baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Pengawas Lapangan.
Referensi produk yang dapat di pakai adalah sebagai berikut
Pasal 6
PEKERJAAN DATA
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan instalasi kabel data ini meliputi:
Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi data lengkap dengan peralatan-
peralatan yang diperlukan termasuk hub/switching, sehingga sistem
bisa berfungsi dengan baik sesuai dengan perencanaan.
Menyelesaikan seluruh perijinan yang diperlukan sehingga dapat
menjamin kelancaran pekerjaan hingga dilakukan serah terima
pekerjaan.
Melaksanakan pengujian terhadap instalasi dengan disaksikan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi yang akan menyatakan bahwa instalasi berfungsi
dengan baik dan dapat diterima.
Melaksanakan pemeliharaan sistem (garansi) sekurang-kurangnya selama
12 (dua belas) bulan, termasuk penyediaan suku cadangannya.
6.1. Prinsip Perencanaan.
Yang dimaksud dengan intalasi data adalah instalasi kabel data lengkap dengan
pengadaan hub / switching dengan sistim sebagai berikut :
Semua titik di satu bangunan bermuara ke sebuah switching dengan
kapasitas sesuai dengan gambar.
Dari switching ditiap bangunan bermuara ke switching utama (Gigabit
Switching).
Dari switching utama ditarik gigabit kabel ke server utama di ruang EDP.
Kapasitas switching sesuai dengan one line diagram.
Instalasi kabel data harus dikerjakan oleh kontraktor yang secara teratur
mengerjakan pekerjaan instalasi data.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana, kecuali bilamana perlu dapat
usulkan untuk dilakukan perubahan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada
Pemberi Tugas. Perubahan tadi dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan
dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
Kontraktor hams menyerahkan daftar pekerja pelaksana dengan kualifikasi ahli
serta nama penanggung jawabnya.
Dalam waktu 30 hari setelah dinyatakan sebagai pelaksana, Kontraktor
diharuskan untuk menyerahkan daftar bahan yang akan dipasang dengan katalog,
spesifikasi dari pabrik, wiring diagram, dll.
Seluruh kabel UTP harus determinasi pada RJ45 19” Patch Panel Cat6 pada sisi
lainya, kabel determinasi pada RJ45 Cat6 yang terpasang pada faceplate. Setiap
24 port patch panel harus dilengkapi dengan sebuah cable management. Setiap
satu port patch panel harus di lengkapi dengan sebuah patchcord 2 meter.
Setiap satu faceplat harus di lengkapi dengan sebuah patchcord 3meter
Pada semua kegiatan instalasi, kabel data harus dilindungi dengan pipa PVC
Conduit atau ducting tertutup sepanjang route/jalur instalasi kecuali terdapat di
dalam tray cable. Tidak boleh diinstal lintas lantai kecuali dengan menggunakan
communications cabling riser atau ducting.
Setiap data outlet dan port panel harus dilengkapi dengan label permanent yang
jelas dan menggambarkan pengenal unit outlet port.
Spesifikasi Teknis
Wireless HotSpot Data Rates 54, 48, 36, 24, 18, 12, 11, 5.5, 2, 1 Mbps
Web user interface, CLI (Telnet), SSH HTTP/S,
Network Configuration
SNMP statistics interface
Encryption WEP, WPA-PSK, WPA-TKIP, WPA2-AES, 802.11i
Output Power Max Transmit Power 24 dBm
Dimensions 19.34 (L), 14.43 (W), 10.16 (H) cm
2 Ports 10/100 Mbps, Power over Ethernet
Network Connection
(802.3af)
- internal software configurable antenna
array with directional and omni high-gain
Antenna elements that provide up to 4,000 unique
antenna patterns
- External RP-SMA connector option
Standards Protocol 802.11b/g
dapat berkomunikasi dengan zone director
controller yang sudah ada
memiliki kemampuan antenna yang secara
otomatis dapat menyesuaikan dengan keadaan
lingkungan sekitar
memiliki kemampuan pengalihan sinyal Wi-Fi
dengan rute terbaik
mendukung multimedia dan memiliki coverage
area luas
mudah digunakan (plug and play)
memiliki kemampuan konfigurasi klien dan radio
Fitur lain yg harus frekuensi tunning
tersedia
memiliki panduan penggunaan berbasis web
dan mudah dikonfigurasikan dengan zone
director yang sudah ada
memiliki kemampuan memfasilitasi voice over
Wi-Fi, IP based Video dan secure enterprise
access
memiliki fasilitas dual polarized directional
antenna
memilki kualitas standar layanan untuk : voice,
video
mendukung standar 802.11e dan VLAN 802.1Q
mendukung rate limiting
Setara : Ruckus, Aruba, Juniper
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSAT PENGETAHUAN (KNOWLEDGE CENTER) UNPAD - PERTAMINA
JL. DIPATI UKUR NO. 35 BANDUNG
Pada semua kegiatan instalasi, kabel Fiber Optic harus dilindungi dengan pipa.
Instalasi bawah tanah menggunakan pipa high impact/ logam anti karat
landskap yang digali ke kondisi semula menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Radius belokan kabel tidak boleh lebih dari 2,5 kali diameter kabel, Jika kabel
mengalami kerusakan sepanjang tarikan kabel, maka kabel harus diganti
dengan yang baru.
Setiap kabel harus dites dengan menggunakan sebuah Digital Cable Analyser
atau perangkat lain yang sejenis. Hasil tes harus didokumentasikan
Rack Operator
Rack operator merupakan pusat koneksi di Gedung Fakultas Ekonomi yang
sedang dibangun, merupakan sentral koneksi dari backbound NOC
menggunakan FO, dan merupakan lokasi penempatan Main Switch. Semua
access swicth dari seluruh lantai terkoneksi secara langsung ke core switch di
Rack Operator menggunakan UTP Cable Category 6 melalui 2 ( dua ) Jalur
Kabel.
Wall Rack
Wall rack merupakan tempat penyimpaan terminal sub sentral dilokasi-lokasi
yang ditetapkan untuk seluruh lantai yang ada, sebagai terminal yang secara
langsung terhubung dengan jaringan lokal di masing-masing kawasan lokasi.
Tiap lantai memiliki lebih dari satu sub sentral terminal sesuai dengan luas
jangkaian jaringan di masing- masing terminal. Terhubung dengan Main Switch
yang berada di Rack Operator menggunakan kabel UTP Category 6.
6.6. Merek.
– Switching produk dari Juniper, Cisco, 3-Com, Allied Telesys, setara.
– Kabel instalasi produk dari AMP, Panduit, Avaya setara
– Cable conduit produk dari EGA, Clipsal, setara
– Outlet produk dari AMP, LEGRAND VALENA, setara.
Pasal 7
PEKERJAAN IP Camerra / CCTV
7.1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan instalasi IP Camerra / CCTV
ini meliputi:
o Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi CCTV lengkap
dengan peralatan-peralatan yang diperlukan termasuk Switching, TV
Monitor dan Komputer PC sehingga system bisa berfungsi dengan baik
sesuai dengan perencanaan.
o Menyelesaikan seluruh perijinan / sertifikat yang diperlukan sehingga
dapat menjamin kelancaran pekerjaan hingga dilakukan serah terima
pekerjaan.
o Melaksanakan pengujian terhadap instalasi dengan disaksikan
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi yang akan menyatakan
bahwa instalasi berfungsi dengan baik dan dapat diterima.
o Melaksanakan pemeliharaan sistem (garansi) sekurang-
kurangnya selama 12 (dua belas) bulan, termasuk penyediaan suku
cadangannya.
6. Kabel.
Kabel UTP Category 6, 24 AWG solid copper insulated with HPDE.
BAB VII
PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT
PASAL 1
PEKERJAAN PAVING BLOCK
1.1. Bahan
Paving Bock yang digunakan adalah tebal 8 cm dan 6 cm dengan motif sesuai
gambar rencana, bahan paving block mempunyai kuat tekan 500 kg/cm2 dari
produk CISANGKAN, CONBLOCK atau setara
Pasir yang dibunakan yaitu pasir beton terdiri dari :
a. Pasir alas (posisi dibawah paving block)
b. Pasir halus untuk pengisi celah/naat pasangan paving block
c. Sirtu
1.2. Pemasangan
Paving block dipasang diatas permukaan pasir yang belum dipadatkan
tetapi telah diratakan, Pasangan tersebut kemudian harus dilaksanakan
selambat-lambatnya 24 jam sesudah pemasangan block selesai. Paving
block dipasang untuk semua jalan kendaraan dan sebagian tempat parkir.
Vibrator compactor harus dari jenis sebagai berikut :
Luas permukaan plate compactor 0.2 – 0.3 m2, dengan centrifugal force
+ 1 ton.
Celah-celah / nat-nat (joint spacing) pada pasangan paving block tidak
boleh lebih dari 4 mm.
Apabila terjadi pemasangan paving block dengan celah / nat (joint
spacing) lebih besar dari 4 mm, maka pasangan itu harus dibongkar dan
diperbaiki lagi.
Jarak antara garis kansteen dengan paving block tidak boleh lebih besar
dari 4 mm dan tidak boleh di cor dengan adukan, malinkan harus
diperbaiki letak kansteennya atau pasangannya.
Pemotongan di daerah pinggir harus menggunakan mesin potong khusus.
Apabila tidak disebutkan lain dalam disain, maka profil melintang
permukaan interblock harus mencapai minimal 2.5 % dengan toleransi 10
mm.
Penyimpangan/deviasi pada permukaan datar 8 mm, diukur pada tiap 3
m garis lurus dan perbedaan maksimal antara level (ketinggian) sebuah
interblock dengan yang lain tidak lebih 2 mm.
Pasir pengunci disapu diatas permukaan paving block dan kemudian
terakhir dipadatkan lagi dengan vibrator 3 kali.
Bila terjadi pemberhentian pemasangan, baris terakhir dari paving block
harus dibongkar dulu pada waktu pekerjaan dilanjutkan.
Pola pemasangan
PASAL 2
PEKERJAAN TAMAN
2.1. Bahan
- Pohon peneduh : Kepel (Stelechocarpus Burahol Hook f & Th).
Tinggi minimum 2.00 mm (tinggi pucuk) pada
waktu penanaman.
- Tanaman hias : Keladi hias (bintik merah dan putih), kapas-
kapasan (Hibiscus Syriacus L), Anggrek tanah
(Spathoglofis Plicata B1), Pisang-pisangan
kuning/merah (Helliconia sp), Soka, wargu,
Phonix, Buras.
Rumput
– Tanamkan rumput setelah pekerjaan konstruksi penanaman
pohon semak / perdu dan tanaman penutup tanah selesai
dilaksanakan.
– Siapkan tanah dengan digemburkan sedalam 20 cm.
– Setelah tanah menjadi gembur kemudian dicampur dengan :
a) Tanah asli, terlebih dahulu digemburkan sedalam + 20 cm.
b) Campuran tanah :
Pasal 3
PEKERJAAN PENYELESAIAN DAN PEMBERSIHAN HALAMAN
3.1. B a h a n
Yang dimaksud disini adalah bahan / barang limbah yang berasal dari sisa-
sisa pekerjaan atau benda-benda lain yang memerlukan pembenahan.
3.2. Macam Pekerjaan
Pengumpulan dan penumpukan barang limbah / sisa pekerjaan.
Pengangkutan barang limbah sisa pekerjaan.
Pembersihan tanah halaman di sekeliling bangunan.
3.3. Syarat Pelaksanaan
Barang-barang limbah pekerjaan ditumpuk pada suatu tempat, sehingga
tidak mengganggu pekerjaan atau benda-benda lain yang memerlukan
pembenahan.
Pengangkutan dibedakan atas jenis bahan limbah masing-masing ketempat
yang berbeda atas penentuan Konsultan Pengawas.
Tanah halaman di sekeliling bangunan harus dibersihkan dan sisa-sisa /
serpihan kecil yang mungkin tertinggal, sehingga betul-betul rapih dan
bersih.
B A B VIII
PEKERJAAN INTERIOR
Pasal 1
UMUM
Yang disebut dengan bahan elemen penyelesaian interior ialah :
Semua bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan sebagaimana dalam
gambar rencana yang sudah disetujui Pemberi Tugas, dengan Perencanaan sesuai
spesifikasi khusus dan perincian pekerjaan tertera dalam uraian pekerjaan serta
persyaratan pelaksanaannya.
1.1. Bahan elemen penyelesaian interior :
a. Semua contoh bahan yang termasuk bahan-bahan perlengkapan yang
akan dipakai diperlihatkan terlebih dahulu untuk mendapatkan
persetujuan Pemberi Tugas.
b. Contoh bahan adalah benar-benar yang dipakai pada pelaksanaan meliputi
: macam, bentuk, kualitas, dan warna sesuai dengan RKS/gambar-
gambar.
c. Semua perubahan bahan dalam konstruksi maupun detail harus
sepengetahuan Konsultan Perencana dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas secara tertulis.
d. Perubahan-perubahan tersebut diatas, pemborong diharuskan membuat
gambar-gambar detail pelaksanaan termasuk bahan (sesuai spesifikasi),
mengirimkan kepada Pemberi Tugas dan tidak diperkenankan
melaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas.
1.2. Bahan elemen penyelesaian interior digolongkan dalam dua kategori :
a. Bahan berupa bahan baku.
b. Bahan berupa bahan produksi pabrik.
PASAL 2
BAHAN BAKU
2.1. Kayu Jati
a. Kayu yang dipergunakan adalah kayu jati Jateng
b. Tidak cacat seperti : bermata, retak-retak atau pecah yang dapat
menurunkan mutu dan keindahan kayu.
c. Warna coklat, dengan tekstur dan merata serta serat lurus sampai agak
berpadu.
d. Pengeringan :
Pengeringan dengan dapur pengering dari kadar air 12 % dalam
jangka waktu sekitar 12 hari. Suhu pengeringan yang disarankan adalah
suhu 48 C – 77 C dengan kelembaban nisbi 85 % - 40 %.
e. Kelas. Kuat I – ( I – II )
Kelas. Awet I – II
f. Bending strength : 725 - 1100 Kg/Cm2
Compression strength : 425 - 650 Kg/Cm2
2.2. Kayu Kamper
a. Yang dimaksud adalah kamper Samarinda.
b. Tidak cacat seperti : retak-retak, pecah-pecah, berwarna putih, bermata
dan berwarna rata.
c. Kayu untuk bahan konstruksi pelengkap yaitu konstruksi yang tidak
terlihat dapat menggunakan kayu kamper kelas 1, lokal 2, kayu
mahogani.
d. Kayu-kayu yang digunakan harus diberi pengawet yaitu asam borax dan
borax atau bahan pengawet lain yang sejenis.
e. Nilai kelembaban tidak lebih dari 12 %.
f. Kelas. Kuat II
Kelas. Awet II – III
g. Bending strength : 425 – 650 Kg/Cm2
Compression strength : 725 – 1100 Kg/Cm2
PASAL 3
BAHAN PRODUKSI PABRIK
3.1. Plywood Megateak, Multipleks, Tripleks.
a. Bahan-bahan adalah produksi dalam negeri, kualitas terbaik.
b. Plywood merk "ASAHI"/setara ex. Iokal kualitas terbaik.
c. Ketebalan dari masing-masing lapisan kayu tidak boleh tipis dari 1mm.
d. Lapisan terdiri dari lapisan yang arah seratnya berlainan dan serat
berjumlah lapisan 3, 5, 7 dan seterusnya. Arah serat lapisan pertama
tegak lurus arah serat lapisan kedua dan seterusnya.
e. Permukaan harus rata, halus, mampat berserat baik, bebas dari mata-
mata kayu, lubang-lubang dan retak-retak, serta tekstur yang tidak
diinginkan.
f. Khusus untuk bahan plywood megateak harus terpilih, tiap-tiap lembar
yang mengandung serat-serat kayu harus merupakan satu kesatuan jenis,
sehingga tidak menimbulkan ekspresi yang berlainan. Diluar ini harus
dengan persetujuan Pemberi Tugas.
g. Multipleks dan tripleks harus dipilih dari bahan dan warna yang sama.
h. Bahan pelekat harus tahan terhadap air, sesuai persyaratan teknis pabrik.
i. Ukuran-ukuran ketebalan minimal 4 mm.
j. Veneer dan Plywood megateak yang baik adalah dengan sudut kupas 91
k. Perekatan Venir megateak disyaratkan dengan urea formaldehida untuk
menghasilkan kayu lapis yang memenuhi persyaratan.
3.2. Gypsum / Plaster Board.
Bahan dari Knauf, Jaya board atau setara.
PASAL 4
PEKERJAAN KAYU
4.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan kayu adalah :
a. Pekerjaan bahan baku kayu.
b. Pekerjaan bahan kayu hasil pengolahan pabrik.
c. Pekerjaan konstruksi kayu.
d. Pekerjaan penyelesaian kayu.
e. Pekerjaan penyelesaian pelapis akhir kayu.
4.2. Pekerjaan bahan baku kayu
a. Pekerjaan pemilihan/penentuan kualitas.
b. Pekerjaan penyuguan/penyerutan.
Pengerjaan kayu :
1) Kayu harus dikerjakan menurut pola dan urutan pengerjaan yang
ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
Bahan kayu di potong menurut pola yang telah ditentukan.
Bila berjumlah lebih dari 10 buah maka pemotongan
menurut pola harus mempergunakan jig saw.
Bahan kayu yang telah dipola diserut dengan mesin, baru
kemudian dengan serut tangan.
Bahan kayu diberi sambungan-sambungan yang
diperlukan, tergantung dari type sambungan yang di-
perlukan.
Sambungan tenun, ekor burung layang-layang (dove tail),
dowel atau type sambungan yang dikerjakan dengan mesin
toleransi 0 mm.
Komponen benda yang telah siap, dirakit untuk yang
berjumlah banyak (lebih dari 10 buah) pengerjaan
perakitan harus menggunakan jig saw.
Seluruh komponen kayu jati atau Kamper Samarinda
seluruh sisinya yang teraba dan terlihat harus di amplas
halus, kemudian diselesaikan (finished) dengan melamik.
PASAL 5
PEKERJAAN GRANIT
5.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan granit adalah :
a. Counter Top/Table Top granit, lengkap terpasang sesuai gambar
perencanaan dan spesifikasi dalam dokumen kontrak.
b. Pekerjaan thresholds untuk lantai granit :
PASAL 6
PEKERJAAN KUSEN / GARDA, PINTU DAN JENDELA KAYU
6.1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk kusen, pintu dan jendela kayu :
a. Pekerjaan pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan kusen/garda pintu
dan jendela kayu lengkap terpasang dan sesuai gambar
Bahan perekat untuk panil pintu adalah lem waterproof aibon atau
setara.
b. Bahan Pelengkap
Semua perlengkapan pintu harus sesuai dengan persetujuan
Perancang/Desainer.
6.7. Pelaksanaan
a. Persiapan
Kontraktor Pelaksana, sebelum mulai pekerjaan sudah harus :
Menerima shop drawing yang telah disetujui oleh
Perancang/Desainer.
Memenuhi persyaratan sesuai contoh bahan dan data produk.
Menerima keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang
akan diambil dari Perancang/Pengawas.
b. Pemasangan
Daun pintu harus terpasang dengan sempurna, hubungan sudut
harus 90 derajat.
Semua sistem mekanis dari daun pintu harus dapat bekerja
dengan sempurna.
Bila daun pintu panil yang melintir pada saat terbuka dan ditutup,
dan/atau ada bidang permukaan daun pintu yang tidak rata
dengan permukaan kusen, maka daun pintu tersebut harus
dibongkar dan diganti dengan yang baik/ memenuhi persyaratan.
Pembongkaran dan penggantian adalah atas beban kontraktor.
Pintu hanya dipasang bila semua pekerjaan dan bahan dasar
semen di daerah tersebut telah selesai, diterima dan kering.