SKENARIO 4
BLOK 1.2 (SISTEM ORGAN 1)
KELOMPOK 14 C
Dosen Tutor : Dra. Erlina Rustam, MS, Apt
Anggota
1. Alfannya Alvin (1810311006)
2. Annisa Fitria Puja (1810312109)
3. Faisal Nugroho (1810312006)
4. Fitri Khairani Yusran (1810312055)
5. Ghina Khairunnisa (1810313004)
6. Kevin Rayhan Yandika (1810313005)
7. Lailatul Sya’diyyah (1810312091)
8. Salsabilah Arrahman (1810312072)
9. Shafana Vinda Shabira (1810313017)
10. Syafitri Ayu Asyifa (1810313010)
PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018 / 2019
SKENARIO 4: INGIN SIX PACK
Edo, seorang mahasiswa tahun pertama di FK diajak oleh teman SMA untuk
datang ke sebuah klub fitnes. Teman Edo rajin mengikuti olah raga disana, dia ingin
mendapatkan bentuk tubuh seperti binaragawan. Otot-ototnya dilatih sehingga terlihat
sudah mulai mengalami hipertrofi terutama otot biseps, otot dinding dada dan dinding
abdomen. Ia ingin memiliki perut dengan tampilan six pack. Menurut instruktur, olah
fisik yang dilakukan teman Edo juga merangsang organ endokrin yang mengatur
mobilisasi kalsium ke tulang.
Edo datang hanya menemani, belum ikut berolah raga. Pada saat temannya
berlatih, ia melihat badan temannya penuh keringat dan kelihatan kepanasan yang
menunjukkan peningkatan metabolisme untuk memenuhi energi bagi kontraksi otot.
Hal ini sesuai dengan yang dipelajari Edo di modul muskuloskletal. Ia juga teringat
dengan slide yang dilihatnya dua hari yang lalu saat mengikuti praktikum, sekarang ia
juga sudah bisa membedakan struktur mikroskopis dari berbagai jenis otot.
Suatu hari, teman Edo tersebut kecelakaan sehingga ia mengalami luka robek
pada tungkai kiri bawahnya dan lengan kirinya sakit digerakkan. Setelah dilakukan
foto rongen diketahui terdapat fraktur pada os humerus dan dislokasi pada artikulasio
glenohumeral sedangkan tulang fibula dan tibianya normal, tidak terdapat tanda
fraktur. Teman Edo sangat khawatir, jika tulangnya tidak bias pulih seperti semula.
Dokter menjelaskan padanya bahwa jika dilakukan penatalaksanaan yang sesuai,
maka kondisi teman Edo akan baik kembali.
Edo teringat dengan tetangganya yang mengalami gangguan kongenital pada
tulang, menurut dokter anak tersebut mengalami osteogenesis imperfecta dan tidak
bisa disembuhkan. Edo memberikan semangat pada temannya untuk menjalani terapi
supaya bisa pulih kembali.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang dialami oleh teman dan tetangga Edo?
STEP 1
TERMINOLOGI
1. Karena akibat dari meningkatnya jumlah filamen aktin dan miosin dalam setiap
serat otot dan dapat menyebabkan terjadinya perbesaran otot tersebut (massa dan
volume otot meningkat)
2. Karena akibat dari meningkatnya jumlah filamen aktin dan miosin dalam setiap
serat otot dan dapat menyebabkan terjadinya perbesaran otot tersebut (massa dan
volume otot meningkat)
3. Karena latihan fisik yang berlangsung akan merangsang organ endokrin untuk
menghasilkan GH yang lebih dari biasanya (Growth Hormon) akhirnya dapat
menambah mobilisasi kalsium ke tulang
4. Karena latihan fisik yang berlangsung akan merangsang organ endokrin untuk
menghasilkan GH yang lebih dari biasanya (Growth Hormon) akhirnya dapat
menambah mobilisasi kalsium ke tulang
7. Metabolisme menghasilkan energi dan energi itu digunakan saat otot bekontraksi.
Contoh : keratin pospat, gugus 1 dan energi tipe 4 sebagai pembuat energi
8. Jenis otot :
a. Otot polos → berbentuk kumparan, inti 1 ditengah, terletak pada tubuh
bagian dalam dan bekerja secara involunter
b. Otot lurik → berbentuk seperti silinder, ada zona gelap terang, bekerja secara
volunter, dan inti ditepi (banyak)
c. Otot jantung → bentuknya seperti otot lurik, tetapi kerjanya seperti otot
polos. Inti banyak ditengah, ada sintisium (mempermudah hantaran imopuls),
diskus interkularis
9. Gangguan S. Muskuloskletal
Gigantisme, akromegali (kelebihan GH)
Sindrom moromelia : kurang anggota badan
Sindrom amelia : lahit tanpa tangan dan kaki
Lordosis (belakang), skoliosis (samping), kifosis (depan)
Bentuk kaki X dan O
Dwarfisme : tubuh pendek karena kelainan gen
Osteoporosis
Polidaktili, sindaktili
Kanker tulang
11. Sel tulang tidak berfungsi (osteoklast) → pembekuan darah → matriks tulang →
pengangkut darah melakukan poliferasi → osteogenesis → remodelling → tulang
baru
12. Karena terjadi benturan yang sangat keras pada sendinya, sehingga tulang
bergeser letaknya
16. Yaitu dengan melakukan amputasi dan mengganti dengan kaki palsu
20. Gejala
Tulang lemah dan rapuh
Gangguan pendengaran
Sklera biru
Warna gigi berubah
Kelemahan otot dan sendi longgar
Masalah pernapasan
Mengalami mimisan
21. Terapi
Terapi fisik dan okupasi (layak terhadap pasien gangguan mental tetapi tidak
sakit jiwa)
Intramedulari rodding → tempatkan batang di tulang belakang
Olahraga khusus (ringan), seperti melatih tulang tanpa memaksa seperti
berjalan
Terapi hormon pertumbuhan
Menggunakan obat-obatan dan terapi gen
STEP 4
SKEMA Polos
Struktur
Lurik
Mikroskopis
Jantung
Kontraksi
OTOT Metabolisme Hipertropi
Otot
TULANG
Organ endokrin
SENDI
Mobilisasi kalsium
Artikulasio
Dislokasi
Glenohumenal Kelainan
kongenital
Foto
Rontgen Fraktur Osteogenesis imperfecta
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
A. EMBRIOLOGI OTOT
Asal : Lapisan germinativum → Mesoderm paraksial: otot rangka
→ Mesoderm splanknik: otot polos dan jantung
Pada minggu ke-5 terbentuk mioblas yang terdiri dari epimere dan
hipomere.
Mioblast dari epimere berkembang → Otot ekstensor columnavertebralis
Mioblast dari hipomere berkembang:
1. Segmen cervical
a. M. Scalenus
b. M. Geniohyoid
c. M. Prevertebralis
d. M. Infrahyoid
2. Segmen thoracal
a. M. Intercostalis externa
b. M. Intercostalis interna
c. M. Transversus thoracis
3. Dinding abdomen
a. M. Obliq abdominis externa
b. M. Obliq abdominis interna
c. M. Transversus abdominis
d. M. Rectus abdominis
4. Segmen sacral
a. M. Quadratus lumborum
5. Segmen coccygeus
a. Diafragma pelvis
b. Otot anus
B. EMBRIOLOGI TULANG
Berkembang dari mesoderm (lempeng paraksial dan lempeng lateral) serta
ektoderm (krista neuralis).
Mesoderm paraksial membentuk somit (regio kepala) dan somitomer (regio
occipital sampai caudal).
Somitomer membentuk kubah cranium dan dasar tengkorak.
Somit akan berdiferensiasi menjadi dermomiotom dan sklerotom. Sklerotom
selanjutnya akan berdiferensiasi menjadi → Osteobla
→ Kondroblas
→ Fibroblas
OTOT
Secara umum , jaringan otot terbagi menjadi 3 , yaitu
1. Otot polos
Memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom
(involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ dalam tubuh
(viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dari metabolisme
aerobik, awal kontraksi lambat, kadang mengalami tetani, tahan terhadap
kelelahan.
2. Otot rangka/ otot serat lintang
Memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS), sumber
energi dari metabolisme aerobik dan anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami
tetani dan cepat lelah.
3. Otot jantung
Memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom
(involunter), serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber Ca2+ dari CES & RS,
sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tidak mengalami
tetani, dan tahan terhadap kelelahan
otot respirasi
otot dinding perut
2. Otot apendikular
Otot ini mengkontrol pergerakkan extremitas superior dan inferior dan
menjaga stabilitas gelang bahu dan gelang panggul
Otot ini dibagi atas regio skeleton yang digerakkannya (ekstrimitas superior
dan ekstrimitas inferior)
Ekstrimitas superior (anggota gerak atas)
Ekstrimitas inferior
TULANG
Axial skeleton
Tulang-tulang yang terdapat sepanjang sumbu sentral (central axis) dari tubuh
Appendicular skeleton
Tulang-tulang yang membentuk anggota badan
CRANIUM
SUTURA :
• Merupakan sendi fibrosa diantara tulang-tulang cranium, yang tidak bisa
bergerak
• Terdiri dari 4 yang besar :
a. Sutura coronal : terletak diantara os.frontal dan os.parietal
b. Sutura lambdoid : terletak antara os.parietal dan os.occipital
c. Sutura sagittalis : terletak diantara kedua os.parietal
d. Sutura squamosal : terletak diantara os.temporal dan os.parietal
Regio Columna Vertebralis
Sacrum dan Coccygis dan thorax
SCAPULA DAN CLAVIKULA
EKTREMITAS ATAS DAN BAWAH
HISTOLOGI SISTEM MUSKULOSKLETAL
1. Otot rangka
2. Otot Polos
3. Otot Jantung
4. Tulang Kompak
5. Tulang Rawan
6. Tulang Kartilago
FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKLETAL
1. KONTRAKSI OTOT
RANGKA
SERABUT OTOT :
- MIOFIBRIL
Filamen aktin → tipis
Filamen miosin → tebal
- SARKOPLASMA
Matriks tempat serabut otot
Komponen sama dengan intra sel
Mitokondria
- RETIKULUM SARKOPLASMA
MEKANISME :
- KONTRAKSI
- RELAKSASI
RANGKAIAN KONTRAKSI :
- Penglepasan muatan listrik neuron motorik (1)
- Penglepasan neurotransimiter (2)
- Pengikatan asetilkolin (3)
- Peninkatan konduktan natrium dilempeng akhir (4)
- Pembentukan potensial dilempeng akhir (5) -> potensial di serabut otot
RANGKAIAN RELAKSASI :
- Kalsium dipompa kembali ke retikulum sarkoplasmik
- Pelepasan kalsium dari Tropnin-C
- Interaksi aktin-miosin berhenti
- Pemanjangan otot
SUMBER ENERGI :
JENIS KONTRAKSI :
1. ISOTONIK
2. ISOMETRIK
3. ISOKINETIK
Sumber energi:
- ATP yang ada
- Posfokreatin -> Reposforilasi ADP -> ATP
- Glikolisis anaerobik dan glikolisis aerobik
- Metabolisme oksidatif (dari makanan) -> ATP
Kontraksi aerobik :
- glikolisis aerobik
- glikogen -> piruvat -> siklus sitrat -> pembentukan ATP
Kontraksi anaerobik:
- glikolisis anaerobik
- glikogen -> piruvat -> laktat
- piruvat tidak dapat masuk ke siklus sitrat (sebab tidak ada oksigen)
BIOKIMIA SISTEM MUSKULOSKLETAL
Abseorbsi kalsium setiap hari relatif konstan antara 250-500 mg sehari, meskipun
ada perubahan besar dalam pemasukan/intake kalsium. Lebih kurang 8-10 gram
kalsium setiap hari di filtrasi di glomelurus. Dari jumlah ini hanya 2-4% atau sekitar
150-300 mg yang ada dalam urine. Sebagian besar kalsium diabsorbsikan kembali.
Sekitar 1-2 kg kalsium ada dalam tulang yang memeberikan kestabilan mekanik dan
sebagai cadangan untuk mempertahankan konsentrasi kalsium cairan ekstrasel. Aliran
kalsium masuk dan keluar dari tulang sekitar 250-500 mg sehari melalui aktifitas
osteoblastik. Jadi sekitar 0,5-1% kalsium secara bebas dipertukarkan melalui proses
keseimbangan cairan ekstrasel.
(Absorbsi Kalsium)
Kalsium dalam cairan ekstraseluler memiliki fungsi yang sangat banyak dan
sangat penting sehingga konsentrasi kalsium harus dijaga secara konstan (menjaag
homeostasis kalsium). prinsip utama dari homeostasis kalsium ini adalah untuk
apabila terjadi kondisi hipokalsemia (kekurangan kalsium) yang ringan hingga
moderat, diharapkan keseimbangan terjadi dari ginjal dan usus, serta tidak perlu lagi
melibatkan osteoklast (pemecahan tulang). Kecuali jika memang terjadi hipokalsemia
berat, maka akan terjadi mobilisasi kalsium dari tulang untuk menjaga konsentrasi
kalsium di cairan ekstrasel. Proses hemoestsasis kalsium ini dibantu oleh 3 hormon,
yaitu Hormon Paratiroid (PTH), Kalsitriol, dan Kalsitonin.
Kalsitriol (1,25(OH)2D)
Ketika kulit manusia terekspos oleh sinar matahari, utamnanya sinar ultraviolet
memasuki dermis sehingga menyebabkan transformasi 7-dehydrocholesterol menjadi
vitamin D3. Vitamin D3 memasuki sirkulasi darah, baik itu berasal dari diet (asupan
nutrisi)atau hasil transformasi kulit, selanjutnya menuju ke hati untuk diubah menjadi
25-hydroxivitamin D. setelah mengalami perubahan di hati,senyawa
25-hydroxivitamin D di transport ke ginjal untuk diaktifkan menjadi senyawa aktif
1,25(OH)2D yang dikenal dengan nama kalsitriol. Kalsitriol inilah yang memiliki aksi
di 3 tempat, yaitu di usus dan ginjal kalsitriol beperan untuk meningkatkan absorbsi
kalsium dan fosfat, serta pada tulang kalsitriol berperan untuk memobilisasi kalsium
dan fosfat ke dalam darah.
Kalsitonin
Kalsitonin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar parafoilikular tiroid
(yang dikenal dengan sel C) dengan bentuk 32 asam amino polipeptida. Hormon ini
sangat berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfat terutama pada kondisi
konsentrasi kalsium berlebih (hiperkalsemia). bisa dikatakan hormon ini adalah lawan
dari hormon paratiroid. Cara kerja hormon ini adalah dengan cara menginaktivasi
reseptor osteoklast yang ada di ujung tulang. Apabila konsentrasi kalsium meningkat,
kalsitonin dikeluarka oleh sel C tiroid untuk mendeposisi kalsium ke dalam tulang,
dan mengurangi penambilan kalsium dari usus dan meninduksi natriuresis ringan serta
kalsiuresis.
Jadi ada 3 jenis hormon yang mengatur metabolisme kalsium, yakni PTH,
kalsitriol, dan kalsitonin. Ketiganya secara seimbang menjaga konsentrasi kalsium di
serum dan cairan ekstraseluler yang mana fungsi fisiologis seperti transmisi dan
kontraksi otot dapat terjadi dengan baik.
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKLETAL
3. Atrofi otot
Atrofi otot merupakan kelainan otot pada manusia dimana otot mengalami
penyusutan bentuk dan volume sel. Atrofi terjadi akibat adanya kerusakan pada
otot itu sendiri atau pada saraf yang mengontrol otot tersebut. Penyebab lain adalah
otot yang sudah lama tidak bekerja (biasanya pada orang yang lama terbaring sakit).
Orang yang mengalami atrofi tampak jelas kehilangan massa otot, serta tampak
lemah untuk beraktivitas. Penanganan dilakukan berdasarkan penyebab,
melakukan olah raga disertai fisioterapi, mengkonsumsi makanan bernutrisi.
4. Hipertrofi otot
Hipertrofi otot terjadi umumnya pada atlet binaraga dan kebugaran. Mungkin
orang menganggap ini hal biasa, namun ini adalah sebua kelainan otot yang berupa
meningkatnya massa otot. Hal ini terjadi atas faktor nutrisi, usia dan latihan.
5. Polio
Polio (Poliomyelitis) adalah kelainan otot akibat infeksi dari virus polio.
Infeksi ini sering menyerang anak-anak dan menyebabkan kelumpuhan. Infeksi
menular melalui makanan, ari dan tangan yang terkontaminasi. Poliao pada
awalnya dapat tidak bergejala, namun bila timbul dapat terjadi gejala sakit
tenggorokan, demam, nyeri dan kaku otot hingga dapat mengakibatkan
kelumpuhan.
KELAINAN SKELETAL
1. Osteoporosis
2. Kanker tulang
Terlepas dari namanya, kanker tulang umumnya tidak dimulai dari tulang.
Menurut National Cancer Institute, sebagian besar kasus kanker tulang disebabkan
oleh sel-sel kanker yang menyebar dari organ kanker lain. Ada beberapa jenis
kanker tulang seperti osteosarcoma, chondrosarcoma, dan sarkoma Ewing.
3. Rakhitis
Ketika anak-anak tidak mendapatkan cukup vitamin D, mereka mungkin
terkena rakhitis, penyakit yang menyebabkan tulang lemah pada anak-anak.
Vitamin D dibutuhkan untuk membantu menyerap kalsium dan fosfor. Tanpa
vitamin dan mineral, tulang tidak dapat tumbuh dengan baik dan menjadi lemah.
Anak-anak dengan rakhitis mungkin juga memiliki nyeri otot, gangguan
pertumbuhan, dan kelainan bentuk tulang dan gigi.
4. Osteomalacia
5. Akromegali
6. Gigantisme
7. Penyakit Legg-Calve-Perthes
Umumnya dikenal sebagai penyakit Perthes,
penyakit Legg-Calve-Perthes terjadi ketika tulang di pinggul tidak mendapatkan
cukup darah, menyebabkan pincang dan nyeri yang datang dan pergi. Akhirnya,
hal itu menyebabkan tulang menjadi mati. Penyakit ini biasanya terjadi pada anak
laki-laki usia 4 sampai 10 tahun.
8. Osteomielitis
Osteomielitis adalah infeksi tulang, yang dapat terjadi tiba-tiba dan akut atau
kronis. Perawatan mungkin termasuk antibiotik dan dalam beberapa kasus,
pembedahan untuk mengangkat jaringan tulang yang terinfeksi.
KELAINAN KONGINETAL
Beberapa gejala kelainan kongenital yang sering dijumpai adalah:
Trisomi 13
Trisomi 13 atau disebut sebagai sindrom Patau, merupakan kelainan yang
disebabkan oleh kelainan pada kromosom 13. Kelainan ini ditandai dengan
kecacatan multipel seperti kelainan katup jantung, retardasi mental, memiliki jari
lebih banyak dari normal, dan sebagainya.
Trisomi 21
Trisomi 21 atau disebut sebagai sindrom Down merupakan kelainan kromosom 21.
Kelainan ini ditandai dengan retardasi mental, pertumbuhan terhambat, lidah besar,
kepala dan hidung datar, wajah seperti ras mongoloid.
Spina bifida
Spina bifida ditandai dengan tulang belakang yang tidak menutup dengan rapat
sehingga timbul benjolan berisi saraf atau selubung saraf di tulang belakang.
Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian rama tubuh manusia
menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik
maupun gelombang mekanik. Pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar-x
(x-ray) namun kemajuan teknologi modern memakai pemindaian (scanning)
gelombang sangat tinggi (ultrasonic) seperti ultrasonography (USG) dan juga MRI
(magnetic resonance imaging).
Contoh benda berdensitas tinggi adalah, jaringan padat seperti tulang, organ
tubuh, dan jaringan lunak (soft tissue), sementara contoh benda berdensitas rendah
adalah gas. Jaringan-jaringan tubuh dengan volume yang lebih tebal akan
mengabsorbsi sinar X lebih baik. Tulang akan memberikan gambaran densitas yang
lebih tinggi, sehingga tampak lebih putih daripada otot atau jaringan lemak.
Metode untuk melakukan Foto Rontgen ada 2 yaitu metode proyeksi PA (Postero
Arterior) dan proyeksi AP (Artero Posterior). Proyeksi A.P merupakan posisi pasien
pada saat pemeriksaan Foto Rontgen dimana arah Sinar X datang dari bagian depan
tubuh penderita ke belakang, sedangkan proyeksi P.A memposisikan pasien didepan
arah datangnya Sinar X. Sinar X datang dari bagian belakang tubuh penderita ke
depan.