Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 4
BLOK 1.2 (SISTEM ORGAN 1)

KELOMPOK 14 C
Dosen Tutor : Dra. Erlina Rustam, MS, Apt

Anggota
1. Alfannya Alvin (1810311006)
2. Annisa Fitria Puja (1810312109)
3. Faisal Nugroho (1810312006)
4. Fitri Khairani Yusran (1810312055)
5. Ghina Khairunnisa (1810313004)
6. Kevin Rayhan Yandika (1810313005)
7. Lailatul Sya’diyyah (1810312091)
8. Salsabilah Arrahman (1810312072)
9. Shafana Vinda Shabira (1810313017)
10. Syafitri Ayu Asyifa (1810313010)

PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018 / 2019
SKENARIO 4: INGIN SIX PACK

Edo, seorang mahasiswa tahun pertama di FK diajak oleh teman SMA untuk
datang ke sebuah klub fitnes. Teman Edo rajin mengikuti olah raga disana, dia ingin
mendapatkan bentuk tubuh seperti binaragawan. Otot-ototnya dilatih sehingga terlihat
sudah mulai mengalami hipertrofi terutama otot biseps, otot dinding dada dan dinding
abdomen. Ia ingin memiliki perut dengan tampilan six pack. Menurut instruktur, olah
fisik yang dilakukan teman Edo juga merangsang organ endokrin yang mengatur
mobilisasi kalsium ke tulang.
Edo datang hanya menemani, belum ikut berolah raga. Pada saat temannya
berlatih, ia melihat badan temannya penuh keringat dan kelihatan kepanasan yang
menunjukkan peningkatan metabolisme untuk memenuhi energi bagi kontraksi otot.
Hal ini sesuai dengan yang dipelajari Edo di modul muskuloskletal. Ia juga teringat
dengan slide yang dilihatnya dua hari yang lalu saat mengikuti praktikum, sekarang ia
juga sudah bisa membedakan struktur mikroskopis dari berbagai jenis otot.
Suatu hari, teman Edo tersebut kecelakaan sehingga ia mengalami luka robek
pada tungkai kiri bawahnya dan lengan kirinya sakit digerakkan. Setelah dilakukan
foto rongen diketahui terdapat fraktur pada os humerus dan dislokasi pada artikulasio
glenohumeral sedangkan tulang fibula dan tibianya normal, tidak terdapat tanda
fraktur. Teman Edo sangat khawatir, jika tulangnya tidak bias pulih seperti semula.
Dokter menjelaskan padanya bahwa jika dilakukan penatalaksanaan yang sesuai,
maka kondisi teman Edo akan baik kembali.
Edo teringat dengan tetangganya yang mengalami gangguan kongenital pada
tulang, menurut dokter anak tersebut mengalami osteogenesis imperfecta dan tidak
bisa disembuhkan. Edo memberikan semangat pada temannya untuk menjalani terapi
supaya bisa pulih kembali.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang dialami oleh teman dan tetangga Edo?
STEP 1
TERMINOLOGI

1. Hipertropi : Perbesaran / pertumbuhan berlebih organ atau bagian tubuh akibat


peningkatan ukuran sel penyusunnya
2. Otot biseps : Berbentuk seperti kepala 2, terletak pada origo yang berbeda, pada
lengan atas
3. Abdomen : Bagian tubuh antara dada (torax) dan pelvis / perut
4. Six pack : Bentu otot menyerupai kotak pada bagian tubuh
5. Organ endokrin : Organ yang tidak bersaluran dan menghasilkan hormon
6. Mobilisasi : Aktifitas pengarahan dan pengaturan
7. Metabolisme : Hasil gabungan semua proses fisik dan kimiawi untuk
menghasilkan dan mempertahankan substansi hidup yang terstruktur (anabolisme)
dan transformasi untuk menyediakan energi yang digunakan organisme
(katabolisme)
8. Kontraksi otot : Kondisi dimana otot memendek dan menarik
9. Muskuloskletal : Berkaitan dengan otot dan rangka
10. Mikroskopis : Pernyataan sifat ukuran sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang sehingga diperlukan mikroskop
11. Fraktur : Patah tulang
12. Artikulasio glenohumeral : Sendi yang berada antara scapula dan humerus
13. Os humerus : Tulang yang membentuk regio brachialis / tulang bagian atas
14. Foto rontgen : Prosedur pemeriksaan yang menggunakan gelombang
elektromagnetik untuk menampilkan gambaran tubuh bagian dalam
15. Dislokasi : Pergeseran / perpindahan posisi
16. Fibula : Tulang betis
17. Tibia : Tulang kering
18. Penatalaksanaan : Tindakan yang dilakukan pada pasien sesuai kondisi pasien
19. Kongenital : Suatu kelainan yang didapatkan dari lahir
20. Osteogenesis imperfecta : kelainan genetik ditandai tulang rapuh dan mudah
patah / pembentukan tulang yang tidak sempurna
STEP 2
RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa fitnes dapat menyebabkan hipertropi ?


2. Apa yang terjadi pada otot saat hipertropi ?
3. Apa hubungan latihan fisik dan mobilisasi kalsium ?
4. Bagaimana organ endokrin mengatur mobilisasi kalsium ?
5. Kenapa badan teman Edo penuh keringat dn kelihatan kepanasan saat berlatih ?
6. Bagaimana mekanime kontaksi otot ?
7. Bagaimana hubungan kontraksi dengan metabolisme ?
8. Apa saja jenis-jenis otot dan struktur mikroskopisnya ?
9. Apa saja gangguan sistem muskuloskletal ?
10. Apa saja jenis-jenis dari fraktur ?
11. Bagaimana proses pengembalian tulang saat fraktur ?
12. Apa penyebab dislokasi pada artikulasio glenohumeral ?
13. Tujuan dilakukannya rontgen ?
14. Gambaran fraktur pada rontgen ?
15. Bagaimana penatalaksanaan yang sesuai agar kondisi teman Edo baik kembali ?
16. Bagaimana jika tulang teman Edo tidak bisa pulih dan apa yang harus dilakukan ?
17. Apa saja gangguan kongenital pada tulang ?
18. Penyebab gangguan kongenital ?
19. Mengapa osteogenesis imperfecta tidak dapat disembuhkan ?
20. Apa saja gejala adanya osteogenesis imperfecta ?
21. Apa jenis terapi yang dilakukan pada teman Edo untuk menyembuhkan
osteogenesis imperfecta ?
STEP 3
ANALISIS MASALAH

1. Karena akibat dari meningkatnya jumlah filamen aktin dan miosin dalam setiap
serat otot dan dapat menyebabkan terjadinya perbesaran otot tersebut (massa dan
volume otot meningkat)

2. Karena akibat dari meningkatnya jumlah filamen aktin dan miosin dalam setiap
serat otot dan dapat menyebabkan terjadinya perbesaran otot tersebut (massa dan
volume otot meningkat)

3. Karena latihan fisik yang berlangsung akan merangsang organ endokrin untuk
menghasilkan GH yang lebih dari biasanya (Growth Hormon) akhirnya dapat
menambah mobilisasi kalsium ke tulang

4. Karena latihan fisik yang berlangsung akan merangsang organ endokrin untuk
menghasilkan GH yang lebih dari biasanya (Growth Hormon) akhirnya dapat
menambah mobilisasi kalsium ke tulang

5. Pada saat olahraga maka semua anggota tubuh berusaha mempertahankan


keseimbangan ruang dalam melalui proses homeostatis. Bentuk homeostatis
berupa kepanasan dan keringat, sinyal homeostatis akan dikirim ke hipotalamus
dan akan terjadi :
a. Vasodilitasi : pembuluh darah melebar
b. Rambut kulit berdiri untuk mengurangi udara panas
c. Pori-pori kulit akan terbuka untuk mengeluarkan keringat sebagai pendingin
tubuh dan menyeimbangi suhu tubuh
d. Vasko kontraksi : pembuluh darah kembali normal

6. ACH → dilepaskan ke akson neuron motorik → reseptor di motor end plate →


potensial aksi → masuk tubulus T di otot → terjadi metabolisme Ca2+ →
menempel pada tropomiosin → aktin dan miosin menempel pada tropomiosin →
tropomiosin melepaskan diri dari aktin → miosin mendapat ATP untuk berikatan
dengan aktin → mendorong aktin ke zona H dan I → zona memendek →
kontraksi otot

7. Metabolisme menghasilkan energi dan energi itu digunakan saat otot bekontraksi.
Contoh : keratin pospat, gugus 1 dan energi tipe 4 sebagai pembuat energi

8. Jenis otot :
a. Otot polos → berbentuk kumparan, inti 1 ditengah, terletak pada tubuh
bagian dalam dan bekerja secara involunter
b. Otot lurik → berbentuk seperti silinder, ada zona gelap terang, bekerja secara
volunter, dan inti ditepi (banyak)
c. Otot jantung → bentuknya seperti otot lurik, tetapi kerjanya seperti otot
polos. Inti banyak ditengah, ada sintisium (mempermudah hantaran imopuls),
diskus interkularis

9. Gangguan S. Muskuloskletal
 Gigantisme, akromegali (kelebihan GH)
 Sindrom moromelia : kurang anggota badan
 Sindrom amelia : lahit tanpa tangan dan kaki
 Lordosis (belakang), skoliosis (samping), kifosis (depan)
 Bentuk kaki X dan O
 Dwarfisme : tubuh pendek karena kelainan gen
 Osteoporosis
 Polidaktili, sindaktili
 Kanker tulang

10. Jenis Fraktur


a. Berdasarkan letak
 Fraktur luar : menembus kulit
 Fraktur dalam : tidak menembus kulit
b. Berdasarkan keluasannya
 Komples
 Tidak kompleks
c. Berdasarkan garis patahan
 Spiral
 Transversal
 Obliave
 kompresi
d. Berdasarkan luka
 Terbuka
 Tertutup
e. Berdasarkan Jumlah Patahan
 Segmental : patah menjadi 3 bagian
 Komunitif : hancur
 Multiple : patah menjadi 2 bagian

11. Sel tulang tidak berfungsi (osteoklast) → pembekuan darah → matriks tulang →
pengangkut darah melakukan poliferasi → osteogenesis → remodelling → tulang
baru

12. Karena terjadi benturan yang sangat keras pada sendinya, sehingga tulang
bergeser letaknya

13. Tujuan Rontgen


 Melihat organ atau bagian dalam tubuh seperti terjadi fraktur pada tulang
 Membantu ungkapkan diagnosa dan mempertanggungjawabkan penindakan
selanjutnya

14. Gambar Fraktur


15. Sesampainya pasien di UGD maka akan diaplikasikan ABCDE
a. A → airway : menilai kelancaran nafas
b. B → breathing : menilai apakah vertilisasinya baik, seperti paru-paru,
dinding dada, diafragma
c. C → circulation : lihat volume darah dan pendarahan
d. D → disability : tingkat kesadaran seperti ukuran dan reaksi pupil
e. E → exposure : pasien diganti semua pakaiannya

 Pemasangan alat pembantu seperti imobilisasi fraktur untuk mengantisipasi


gerakan tak terduga dari pasien sehingga tejadi dislokasi tambahan
 Saat sadar lakukan anamnesis pada pasien, tanyakan bagaimana kronologis pre
dan pasca kecelakaan, dan juga tindakan apa yang dilakukan oleh orang-orang
yang menolong sebelum sampai ke rumah sakit, untuk mengantisipasi adanya
cedera atau fraktur

16. Yaitu dengan melakukan amputasi dan mengganti dengan kaki palsu

17. Ganguan kongenital


 Polidaktili
 Sindaktili
 Genufarum
 Habitual patelaa dislocation
 Akromegali

18. Non Genetik


 Gizi ibu kurang
 Gaya hidup yang salah seperti minum alkohol
 Asap rokok
 Ibu menderita penyakit tertentu

Genetik → terpaut kromosom


 Kelainan kromosom orang tua
19. Karena osteogenesis imperfecta tersebut merupakan penyakit konginental dan
berhubungan dengan gen (sejak embrio)

20. Gejala
 Tulang lemah dan rapuh
 Gangguan pendengaran
 Sklera biru
 Warna gigi berubah
 Kelemahan otot dan sendi longgar
 Masalah pernapasan
 Mengalami mimisan

21. Terapi
 Terapi fisik dan okupasi (layak terhadap pasien gangguan mental tetapi tidak
sakit jiwa)
 Intramedulari rodding → tempatkan batang di tulang belakang
 Olahraga khusus (ringan), seperti melatih tulang tanpa memaksa seperti
berjalan
 Terapi hormon pertumbuhan
 Menggunakan obat-obatan dan terapi gen
STEP 4
SKEMA Polos
Struktur
Lurik
Mikroskopis
Jantung

Kontraksi
OTOT Metabolisme Hipertropi
Otot

SISTEM Latihan fisik


MUSKULOSKLETAL

TULANG
Organ endokrin
SENDI

Mobilisasi kalsium
Artikulasio
Dislokasi
Glenohumenal Kelainan
kongenital

Foto
Rontgen Fraktur Osteogenesis imperfecta
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu mengetahui tentang Embriogenesis Sistem Muskuloskletal


2. Mahasiswa mampu mengetahui tentang Anatomi Sistem Muskuloskletal
3. Mahasiswa mampu mengetahui tentang Histologi Sistem Muskuloskletal
4. Mahasiswa mampu mengetahui tentang Fisiologi Sistem Muskuloskletal
5. Mahasiswa mampu mengetahui tentang Biokimia Sistem Muskuloskletal
6. Mahasiswa mampu mengetahui tentang Gangguan Sistem Muskuloskletal
7. Mahasiswa mampu mengetahui tentang Gambaran Radiologi Sistem
Muskuloskletal
STEP 6
BELAJAR MANDIRI

EMBRIOGENESIS SISTEM MUSKULOSKLETAL

A. EMBRIOLOGI OTOT
Asal : Lapisan germinativum → Mesoderm paraksial: otot rangka
→ Mesoderm splanknik: otot polos dan jantung

Somit dan somitomer membentuk perototan (muskulatur) rangka-rangka


sumbu tubuh, dinding tubuh, ekstrimitas dan kepala. Pembentukan otot
dikendalikan jaringan ikat tempat mioblas bermigrasi ke dalamnya. Krista
neuralis akan membentuk daerah kepala, mesoderm somit akan membentuk
daerah servical dan occipital, serta mesoderm somatik membentuk dinding tubuh
dan ekstrimitas.

Dari regio occipital ke kaudal


→ Sklerotom
→ Dermatom
→ 2 regio pembentuk otot, muncul dari:
 Bibir ventrolateral (BVL) dermomiotom membentuk otot dinding tubuh
dan ekstrimitas (otot hipomerik, hipaksial)
 Bibir dorsomedial (BDM) dermomiotom membentuk otot-otot punggung
(otot epimerik, epaksial)

Pada minggu ke-5 terbentuk mioblas yang terdiri dari epimere dan
hipomere.
Mioblast dari epimere berkembang → Otot ekstensor columnavertebralis
Mioblast dari hipomere berkembang:
1. Segmen cervical
a. M. Scalenus
b. M. Geniohyoid
c. M. Prevertebralis
d. M. Infrahyoid
2. Segmen thoracal
a. M. Intercostalis externa
b. M. Intercostalis interna
c. M. Transversus thoracis
3. Dinding abdomen
a. M. Obliq abdominis externa
b. M. Obliq abdominis interna
c. M. Transversus abdominis
d. M. Rectus abdominis
4. Segmen sacral
a. M. Quadratus lumborum
5. Segmen coccygeus
a. Diafragma pelvis
b. Otot anus

Perkembangan Otot Kepala


Mesoderm paraksial (somit dan somitomer) → Otot volunter daerah
kepala.
Pola pembentukan diatur oleh elemen jaringan penyambung yang berasal
dari sel krista neuralis.

Perkembangan Otot Ektrimitas


Dimulai pada minggu ke-7. Berasal dari tunas yang muncul dari
somatopleura dinding tubuh.
 Kondensasi sel mesenkim (asal dari sel BDM) di dasar tunas ekstremitas
 Permulaan tunas akan menjadi lengan bagian proksimal (bahu)
 Bagian ujung tunas akan menjadi regio distal (tungkai)

B. EMBRIOLOGI TULANG
Berkembang dari mesoderm (lempeng paraksial dan lempeng lateral) serta
ektoderm (krista neuralis).
Mesoderm paraksial membentuk somit (regio kepala) dan somitomer (regio
occipital sampai caudal).
Somitomer membentuk kubah cranium dan dasar tengkorak.
Somit akan berdiferensiasi menjadi dermomiotom dan sklerotom. Sklerotom
selanjutnya akan berdiferensiasi menjadi → Osteobla
→ Kondroblas
→ Fibroblas

Mesenkim dari mesoderm lateral (lapisan somatik) akan membentuk gelang


bahu dan panggul, serta tulang-tulang panjang ekstrimitas. Tulang dan jaringan
ikat ekstrimitas dilapisi oleh suatu lapisan ektoderm kuboid. Ektoderm dibatas
distal ekstrimitas menebal dan membentuk apical ectodermal ridge (AER).
Sel-sel yang terletak jauh dari AER kemudian berdiferensiasi menjadi kartilago
dan otot.
Krista neuralis → mesenkim akan membentuk tulang-tulang wajah dan
tengkorak.

Tengkorak bayi baru lahir


Mempunyai sutura coronalis (dari mesoderm paraksial) dan sutura sagitalis
(dari krista neuralis). Mempunyai fontanel anterior dan posterior. Keduanya,
Sutura dan fontanel penting untuk proses persalinan.
Fontanel posterior menutup lebih cepat (usia 3 bulan setelah kelahiran)
diikuti penutupan fontanel anterior pada pertengahan tahun ke-2.
Fontanel anterior bisa dijadikan parameter osifikasi tulang pada bayi dan
penentuan tekanan intracranial.
ANATOMI SISTEM MUSKULOSKLETAL

OTOT
Secara umum , jaringan otot terbagi menjadi 3 , yaitu
1. Otot polos
Memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom
(involunter), serat otot polos (tidak berserat), terdapat di organ dalam tubuh
(viseral), sumber Ca2+ dari CES, sumber energi terutama dari metabolisme
aerobik, awal kontraksi lambat, kadang mengalami tetani, tahan terhadap
kelelahan.
2. Otot rangka/ otot serat lintang
Memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik somatik (volunter),
melekat pada tulang, sumber Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS), sumber
energi dari metabolisme aerobik dan anaerobik, awal kontraksi cepat, mengalami
tetani dan cepat lelah.
3. Otot jantung
Memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi oleh saraf otonom
(involunter), serat otot berserat, hanya ada di jantung, sumber Ca2+ dari CES & RS,
sumber energi dr metabolisme aerobik, awal kontraksi lambat, tidak mengalami
tetani, dan tahan terhadap kelelahan

Sedangkan, berdasarkan tempat melekatnya , otot dibagi menjadi 2 yaitu


1. Otot aksial
Origo dan insertionya pada axial skeleton ( melekat pada rangka
aksial/sumbu tubuh), fungsinya :
 menyokong columna vertebralis dan kapala
 komunikasi nonverbal
 Mengunyah

Menurut lokasi dan fungsinya terdiri atas


 otot kepala dan leher
 otot columna vertebralis

 otot respirasi
 otot dinding perut

 otot dasar panggul

2. Otot apendikular
 Otot ini mengkontrol pergerakkan extremitas superior dan inferior dan
menjaga stabilitas gelang bahu dan gelang panggul
 Otot ini dibagi atas regio skeleton yang digerakkannya (ekstrimitas superior
dan ekstrimitas inferior)
 Ekstrimitas superior (anggota gerak atas)

 Ekstrimitas inferior
TULANG

 Axial skeleton
Tulang-tulang yang terdapat sepanjang sumbu sentral (central axis) dari tubuh
 Appendicular skeleton
Tulang-tulang yang membentuk anggota badan
CRANIUM
SUTURA :
• Merupakan sendi fibrosa diantara tulang-tulang cranium, yang tidak bisa
bergerak
• Terdiri dari 4 yang besar :
a. Sutura coronal : terletak diantara os.frontal dan os.parietal
b. Sutura lambdoid : terletak antara os.parietal dan os.occipital
c. Sutura sagittalis : terletak diantara kedua os.parietal
d. Sutura squamosal : terletak diantara os.temporal dan os.parietal
Regio Columna Vertebralis
Sacrum dan Coccygis dan thorax
SCAPULA DAN CLAVIKULA
EKTREMITAS ATAS DAN BAWAH
HISTOLOGI SISTEM MUSKULOSKLETAL

1. Otot rangka

2. Otot Polos

3. Otot Jantung
4. Tulang Kompak

5. Tulang Rawan

6. Tulang Kartilago
FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKLETAL

FUNGSI SISTIM MUSKULOSKELETAL :


1. Memberikan bentuk tubuh
Manusia tanpa adanya bentuk tubuh maka tidak akan bisa berjalan atau
melakukan gerak apapun secara sempurna
2. Penyangga Berat Badan
Tujuan untuk digunakannya sebagai penyangga berat badan agar tubuh dapat
dengan mudah di atur kesesuainnya.
3. Tempat penyimpan mineral kalsium dan fosfor
Apabila di dalam tubuh kita kekurangan kalsium maupun fosfor maka system
ini akan melepaskan mineral yang disimpannya.(baca juga : Fungsi Asetilkolin )
4. Melindungi organ penting
Seperti tulang tulang tengkorak yang melindungi otak, jantung serta paru
paru akan dilindungi oleh tulang dada ( cavuum thorax ) . tulang dada ini
dibentuk oleh tulang iga ( kostae )
5. Sebagai alat gerak pasif
Dalam hal ini otot difungsikan untuk dapat menggerakan system atau
rangka ini, otot ini juga melekat pada rangka ini selain melekat otot ini digunakan
untuk bekerja pada rangka tersebut.
6. Memproduksi sel darah
Istilah haematopoiesis digunakan sebagai tempat untuk pembentukan darah,
dalam rangka kita pembentukan darah lebih tepatnya berada pada tulang pipih
seperti tulang dada ataupun tulang costae.

Fungsi utama sistem muskuloskeletal adalah untuk menghubungkan jaringan ke


tulang, sehingga membentuk kerangka fisik untuk mendukung berat tubuh selama
gerakan.
Sistem ini diberikan perintah melalui saraf yang saling berhubungan yang
berkomunikasi dengan interpretasi sensorik, menghasilkan aktivitas muskuloskeletal
dan menyebabkan kontraksi otot.
Sistem rangka terdiri dari tulang, tulang rawan, ligamen, jaringan ikat dan
jaringan otot. Tulang
bertanggung jawab untuk
memberikan dukungan,
menyimpan mineral dan lipid,
memproduksi sel-sel darah,
melindungi organ dan
menyediakan gerakan.

1. KONTRAKSI OTOT
RANGKA
SERABUT OTOT :
- MIOFIBRIL
Filamen aktin → tipis
Filamen miosin → tebal

- SARKOPLASMA
Matriks tempat serabut otot
Komponen sama dengan intra sel
Mitokondria

- RETIKULUM SARKOPLASMA

MEKANISME :
- KONTRAKSI
- RELAKSASI

RANGKAIAN KONTRAKSI :
- Penglepasan muatan listrik neuron motorik (1)
- Penglepasan neurotransimiter (2)
- Pengikatan asetilkolin (3)
- Peninkatan konduktan natrium dilempeng akhir (4)
- Pembentukan potensial dilempeng akhir (5) -> potensial di serabut otot
RANGKAIAN RELAKSASI :
- Kalsium dipompa kembali ke retikulum sarkoplasmik
- Pelepasan kalsium dari Tropnin-C
- Interaksi aktin-miosin berhenti
- Pemanjangan otot

SUMBER ENERGI :

JENIS KONTRAKSI :
1. ISOTONIK
2. ISOMETRIK
3. ISOKINETIK

Penyebaran potensial aksi


dari syaraf ke otot:
- Neuro-muscular transmisionversal
- Melalui myo-neural junction
Neuro-transmitter(Asetilkolin)
Mekasime Kopeling
(Eksitasi - Kontraksi)

Mekasime Umum Kontraksi Otot :


1. Penyebaran potensial aksi dari syaraf motorik ke myoneural junction
2. Penglepasan neurotransmiter asetilkolin ke otot
3. Serat otot juga mengalami potensial aksi
4. Sarkoplasmik retikulum melepaskan ion Ca
5. Ion Ca menyebabkan filamen aktin dan miosin saling tarik-menarik -> mekanisme
geser (sliding) -> kontraksi otot
6. Pompa Ca memompakan kembali ion Ca dari serat otot -> filamen aktin dan miosin
menjauh -> kontraksi berakhir (relaksasi)

Tipe Kontraksi Otot :


Kontraksi isometrik:
> panjang otot tidak berubah (iso = sama, metrik = panjang)
> tonus otot meningkat
Kontraksi isotonik:
> tonus otot tidak berubah (iso = sama, tonik = tonus)
> panjang otot memendek
Kontraksi isokinetik
Sumasi Kontraksi Otot
Sumasi adalah penjumlahan kontraksi individual. Sumasi serat multipel : kontraksi
yang lebih besar sebagai hasil penjumlahan kontraksi beberapa serat otot. Sumasi
frekwensi : kontraksi yang lebih besar sebagai hasil penjumlahan suatu seri kontraksi
yang berulang dari suatu / sekumpulan serat otot. Bila frekwensi kontraksi sangat
cepat, maka kontraksi menjadi menyatu, yang dinamakan tetani.

Energi untuk Kontraksi Otot


Energi diperlukan untuk:
- sliding aktin – miosin (terbanyak)
- pompa kembali ion Ca ke retikulum sarkoplasmik saat kontraksi selesai
- pompa K-Na

Sumber energi:
- ATP yang ada
- Posfokreatin -> Reposforilasi ADP -> ATP
- Glikolisis anaerobik dan glikolisis aerobik
- Metabolisme oksidatif (dari makanan) -> ATP
Kontraksi aerobik :
- glikolisis aerobik
- glikogen -> piruvat -> siklus sitrat -> pembentukan ATP
Kontraksi anaerobik:
- glikolisis anaerobik
- glikogen -> piruvat -> laktat
- piruvat tidak dapat masuk ke siklus sitrat (sebab tidak ada oksigen)
BIOKIMIA SISTEM MUSKULOSKLETAL

Rata-rata tubuh manusia mengandung total kalsium sebesar 1 kg dimana 99%


tersimpan di tulang dalam bentuk kalsium fosfat. Sisanya, yakni sebanyak 1%
kalsium beredar terdistribusi keluar-masuk di cairan ekstraseluler dan cairan
intraseluler. Kalsium dalam ekstraseluler berjumlah kurang lebih 5 mmol/L. kalsium
dalam ekstrasel ini di kontrol dengan sangat ketat/ kaku. Sedangkan kalsium pada
intraseluler berjumlah kurang lebih 0,05-10 mmol/L. sehingga total kalsium normal
dalam tubuh yaitu 2,2-2,6 mmol/L.

Pemasukan kalsium normal melalui makanan dalam 1 hari bervariasi antara


400-1500 mg sehari. Absorbsi kalsium melalui intestinal terdapat dalam 2 cara yaitu
mekanisme aktif dan pasif. Absorbsi kalsium pasif adalah nonsaturable atau tidak
jenuh, lebih kurang 5% dari intake/pemasukan kalsium harian. Sedangkan absorbsi
kalsium menggunakan mekanisme aktif dikontrol oleh kalstriol antara 20-70% pada
duodenum dan jejenum proksimal. Sekitar 100-200 mg kalsium setiap hari
disekresikan ke intestinal dan tidak diatur oleh kalsiotropik hormon.

Abseorbsi kalsium setiap hari relatif konstan antara 250-500 mg sehari, meskipun
ada perubahan besar dalam pemasukan/intake kalsium. Lebih kurang 8-10 gram
kalsium setiap hari di filtrasi di glomelurus. Dari jumlah ini hanya 2-4% atau sekitar
150-300 mg yang ada dalam urine. Sebagian besar kalsium diabsorbsikan kembali.
Sekitar 1-2 kg kalsium ada dalam tulang yang memeberikan kestabilan mekanik dan
sebagai cadangan untuk mempertahankan konsentrasi kalsium cairan ekstrasel. Aliran
kalsium masuk dan keluar dari tulang sekitar 250-500 mg sehari melalui aktifitas
osteoblastik. Jadi sekitar 0,5-1% kalsium secara bebas dipertukarkan melalui proses
keseimbangan cairan ekstrasel.
(Absorbsi Kalsium)

Kalsium dalam plasma terdapat dalam 3 bentuk, yaitu :


1. Bentuk ion bebas (terionisasi) : dipertahankan pada konsentrasi 1,1-1,3 mmol/L
(50% dari jumlah total kalsium).
2. Bentuk senyawa kompleks dengan asam-asam organik : sekitar membentuk
kompleks dengan sitrat fosfat dan anion lainnya (10% dari jumlah total kalsium).
3. Bentuk terikat dengan proyein (Protein-Bound) : berikatan dengan protein,
terutama dengan albumin (40% dari jumlah total kalsium).

Adapun fungsi dari ion kalsium ialah :


1. Mengatur proses ekstabilitas neuromuskular.
2. Koagulasi darah.
3. Proses-proses sekresi.
4. Integritas membran serta pengangkutan membran plasma.
5. Reaksi enzimatis.
6. Pelepasan hormon dan keja intrasel sejumlah hormon.

Kalsium dalam cairan ekstraseluler memiliki fungsi yang sangat banyak dan
sangat penting sehingga konsentrasi kalsium harus dijaga secara konstan (menjaag
homeostasis kalsium). prinsip utama dari homeostasis kalsium ini adalah untuk
apabila terjadi kondisi hipokalsemia (kekurangan kalsium) yang ringan hingga
moderat, diharapkan keseimbangan terjadi dari ginjal dan usus, serta tidak perlu lagi
melibatkan osteoklast (pemecahan tulang). Kecuali jika memang terjadi hipokalsemia
berat, maka akan terjadi mobilisasi kalsium dari tulang untuk menjaga konsentrasi
kalsium di cairan ekstrasel. Proses hemoestsasis kalsium ini dibantu oleh 3 hormon,
yaitu Hormon Paratiroid (PTH), Kalsitriol, dan Kalsitonin.

Paratiroid Hormon (PTH)


Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar endokrin berupa 4 buah jaringan epitelial
yang berada dibelakang kelenjar tiroid (gondok) yang menghasilkan hormon
paratiroid (PTH). kelenjar ini sangat berperan dalam metabolisme kalsium. Apabila
terjadi penurunan kalsium di bawah 2,2 mmol/L, kelenjar tiroid akan menghasilkan
PTH dan juga memobilisasi kalsium dari tulang. PTH meransang pembentukan
1,25(OH)2D / kalsitriol di ginjal yang berfungsi untuk meningkatkan penyerapan
kalsium dari usus, sementara ginjal meningkatkan reabsorbsi kalsium dari urine.

Kalsitriol (1,25(OH)2D)
Ketika kulit manusia terekspos oleh sinar matahari, utamnanya sinar ultraviolet
memasuki dermis sehingga menyebabkan transformasi 7-dehydrocholesterol menjadi
vitamin D3. Vitamin D3 memasuki sirkulasi darah, baik itu berasal dari diet (asupan
nutrisi)atau hasil transformasi kulit, selanjutnya menuju ke hati untuk diubah menjadi
25-hydroxivitamin D. setelah mengalami perubahan di hati,senyawa
25-hydroxivitamin D di transport ke ginjal untuk diaktifkan menjadi senyawa aktif
1,25(OH)2D yang dikenal dengan nama kalsitriol. Kalsitriol inilah yang memiliki aksi
di 3 tempat, yaitu di usus dan ginjal kalsitriol beperan untuk meningkatkan absorbsi
kalsium dan fosfat, serta pada tulang kalsitriol berperan untuk memobilisasi kalsium
dan fosfat ke dalam darah.

Kalsitonin
Kalsitonin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar parafoilikular tiroid
(yang dikenal dengan sel C) dengan bentuk 32 asam amino polipeptida. Hormon ini
sangat berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfat terutama pada kondisi
konsentrasi kalsium berlebih (hiperkalsemia). bisa dikatakan hormon ini adalah lawan
dari hormon paratiroid. Cara kerja hormon ini adalah dengan cara menginaktivasi
reseptor osteoklast yang ada di ujung tulang. Apabila konsentrasi kalsium meningkat,
kalsitonin dikeluarka oleh sel C tiroid untuk mendeposisi kalsium ke dalam tulang,
dan mengurangi penambilan kalsium dari usus dan meninduksi natriuresis ringan serta
kalsiuresis.

Jadi ada 3 jenis hormon yang mengatur metabolisme kalsium, yakni PTH,
kalsitriol, dan kalsitonin. Ketiganya secara seimbang menjaga konsentrasi kalsium di
serum dan cairan ekstraseluler yang mana fungsi fisiologis seperti transmisi dan
kontraksi otot dapat terjadi dengan baik.
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKLETAL

Kelainan Kontraksi Otot Rangka Fisiologis


1. Tetanus
Tetanus merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kram dan kaku otot.
Tetanus terjadi akibat infeksi dari bakteri Clostridium Tetani yang masuk melalui
kulit yang mengalami luka. Akibat dari infeksi tersebut akan menghasilkan racun
yang menyerang saraf. Akibatnya fungsi saraf dalam mengontrol otot akan
terganggu. Gejala yang paling sering terjadi adalah kaku rahang. Pasien akan
ditangani dengan antibiotik, relaksan otot, dan anti toksin.

2. Spasme kram otot


Spasme otot biasa disebut kram atau nyeri otot, yang terjadi akibat kerja otot
yang berlebihan atau kontraksi yang terlalu kuat. Serangan spasme biasa sering
terjadi pada otot betis secara tiba-tiba dan terasa berkedut. Penanganannya dengan
mengistrahatkan otot yang bermasalah, melakukan pemijatan,dapat juga dengan
penggunaan obat atau salep yang dapat merelaksasikan otot.

3. Atrofi otot
Atrofi otot merupakan kelainan otot pada manusia dimana otot mengalami
penyusutan bentuk dan volume sel. Atrofi terjadi akibat adanya kerusakan pada
otot itu sendiri atau pada saraf yang mengontrol otot tersebut. Penyebab lain adalah
otot yang sudah lama tidak bekerja (biasanya pada orang yang lama terbaring sakit).
Orang yang mengalami atrofi tampak jelas kehilangan massa otot, serta tampak
lemah untuk beraktivitas. Penanganan dilakukan berdasarkan penyebab,
melakukan olah raga disertai fisioterapi, mengkonsumsi makanan bernutrisi.

4. Hipertrofi otot
Hipertrofi otot terjadi umumnya pada atlet binaraga dan kebugaran. Mungkin
orang menganggap ini hal biasa, namun ini adalah sebua kelainan otot yang berupa
meningkatnya massa otot. Hal ini terjadi atas faktor nutrisi, usia dan latihan.

5. Polio
Polio (Poliomyelitis) adalah kelainan otot akibat infeksi dari virus polio.
Infeksi ini sering menyerang anak-anak dan menyebabkan kelumpuhan. Infeksi
menular melalui makanan, ari dan tangan yang terkontaminasi. Poliao pada
awalnya dapat tidak bergejala, namun bila timbul dapat terjadi gejala sakit
tenggorokan, demam, nyeri dan kaku otot hingga dapat mengakibatkan
kelumpuhan.

6. Stiff neck (kaku leher)


Stiff neck atau kaku leher terjadi akibat adanya spasme yang terjadi pada
otot-otot leher. Hal ini terjadi karena adanya sikap tubuh yang salah dan trauma.
Gejala yang dirasakan berupa nyeri otot dan kaku leher hingga dasar punggung.
Penanganan yang dilakukan adalah penggunaan obat nyeri dan obat-obatan atau
salep relaksan.

KELAINAN SKELETAL

1. Osteoporosis

Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai hilangnya massa tulang yang


tidak normal dan kerusakan struktur tulang pada orang dewasa yang lebih tua. Hal
ini dapat membuat tulang Anda lemah dan lebih mungkin untuk patah.
Osteoporosis adalah penyakit tanpa gejala. Anda mungkin tidak tahu Anda
memilikinya sampai tulang Anda patah. Osteoporosis dapat dicegah dengan nutrisi
yang tepat dan olahraga bersamaan dengan tes kepadatan mineral tulang.

2. Kanker tulang

Terlepas dari namanya, kanker tulang umumnya tidak dimulai dari tulang.
Menurut National Cancer Institute, sebagian besar kasus kanker tulang disebabkan
oleh sel-sel kanker yang menyebar dari organ kanker lain. Ada beberapa jenis
kanker tulang seperti osteosarcoma, chondrosarcoma, dan sarkoma Ewing.

3. Rakhitis
Ketika anak-anak tidak mendapatkan cukup vitamin D, mereka mungkin
terkena rakhitis, penyakit yang menyebabkan tulang lemah pada anak-anak.
Vitamin D dibutuhkan untuk membantu menyerap kalsium dan fosfor. Tanpa
vitamin dan mineral, tulang tidak dapat tumbuh dengan baik dan menjadi lemah.
Anak-anak dengan rakhitis mungkin juga memiliki nyeri otot, gangguan
pertumbuhan, dan kelainan bentuk tulang dan gigi.

4. Osteomalacia

Osteomalacia mirip dengan rahkitis karena disebabkan oleh kurangnya


vitamin D dalam tubuh, tetapi mempengaruhi terutama orang dewasa. Kekurangan
vitamin D mengganggu tulang dalam menyerap kalsium dan fosfor, yang
menyebabkan tulang tidak berkembang dengan benar dan menjadi lemah.

5. Akromegali

Akromegali ditandai dengan pertumbuhan tulang berlebih yang disebabkan


oleh kelebihan kadar hormon pertumbuhan dalam tubuh. Hal ini dapat
menyebabkan risiko kesehatan yang serius termasuk diabetes tipe 2, tekanan darah
tinggi, peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, arthritis dan polip usus, yang
dapat berkembang menjadi kanker usus besar. Sulit untuk mendiagnosis
akromegali dalam tahap awal. Untungnya, penyakit ini bisa diobati pada banyak
kasus.

6. Gigantisme

Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan hormon pertumbuhan


dimana ukuran tubuhnya melampaui atau melebihi diatas rata rata manusia normal.
Kondisi ini disebabkan karena didalam tubuhnya terdapat hormon pertumbuhan
yang jumlahnya diluar batas kewajaran (berlebihan). Seseorang yang tubuhnya
terserang efek gigantisme tinggi tubuhnya dapat mencapai 2,25 sampai 2,40 meter ,
ini diakibatkan karena penyebaran lempeng epifisis pertumbuhan didalam tulang
dalam keadaan tertutup.

7. Penyakit Legg-Calve-Perthes
Umumnya dikenal sebagai penyakit Perthes,
penyakit Legg-Calve-Perthes terjadi ketika tulang di pinggul tidak mendapatkan
cukup darah, menyebabkan pincang dan nyeri yang datang dan pergi. Akhirnya,
hal itu menyebabkan tulang menjadi mati. Penyakit ini biasanya terjadi pada anak
laki-laki usia 4 sampai 10 tahun.

8. Osteomielitis

Osteomielitis adalah infeksi tulang, yang dapat terjadi tiba-tiba dan akut atau
kronis. Perawatan mungkin termasuk antibiotik dan dalam beberapa kasus,
pembedahan untuk mengangkat jaringan tulang yang terinfeksi.

KELAINAN KONGINETAL
Beberapa gejala kelainan kongenital yang sering dijumpai adalah:

 Trisomi 13
Trisomi 13 atau disebut sebagai sindrom Patau, merupakan kelainan yang
disebabkan oleh kelainan pada kromosom 13. Kelainan ini ditandai dengan
kecacatan multipel seperti kelainan katup jantung, retardasi mental, memiliki jari
lebih banyak dari normal, dan sebagainya.

 Trisomi 21
Trisomi 21 atau disebut sebagai sindrom Down merupakan kelainan kromosom 21.
Kelainan ini ditandai dengan retardasi mental, pertumbuhan terhambat, lidah besar,
kepala dan hidung datar, wajah seperti ras mongoloid.

 Spina bifida
Spina bifida ditandai dengan tulang belakang yang tidak menutup dengan rapat
sehingga timbul benjolan berisi saraf atau selubung saraf di tulang belakang.

 Bibir Sumbing (Cleft Lip) dan Sumbing Langit-langit Mulut (Cleft


Palate), merupakan kelainan kongenital pada bibir bayi yang terjadi jika bibir bayi
tidak terbentuk sempurna, sehingga bibir dan langit-langit mulut tidak menutup
sempurna. Selama masa pembentukan bibir dan langit-langit mulut, kedua organ
tersebut berkembang dari kedua pinggiran, kemudian menyatu ditengah-tengah dan
membentuk berbagai fitur pada wajah. Bibir sumbing umumnya terjadi antara
minggu keempat sampai minggu ketujuh selama masa kehamilan. Sedangkan
langit-langit mulut sumbing umumnya terjadi antara minggu keenam hingga minggu
kesembilan selama masa kehamilan.
 Kelainan Jantung Bawaan, merupakan kelainan kongenital yang paling umum
terjadi pada bayi. Kelainan jantung bawaan terjadi ketika bayi terlahir dengan
struktur jantung yang abnormal. Kelainan struktur jantung pada bayi dapat
bervariasi mulai dari ringan, berupa lubang pada dinding jantung, hingga kelainan
yang berat, berupa kehilangan satu atau lebih bagian dari jantung).
 Mikrosefali merupakan kelainan pada kepala bayi yang berukuran lebih kecil dari
ukuran kepala normal. Bayi dengan mikrosefali umumnya memiliki volume otak
yang lebih kecil dari normal dan cenderung mengalami keterlambatan
perkembangan saraf. Beberapa kondisi mikrosefali lebih berat daripada mikrosefali
lainnya. Mikrosefali berat umumnya terjadi akibat jaringan saraf pusat tidak
berkembang dengan baik selama masa kehamilan bayi.
 Osteogenesis imperfekta - Penyakit ini adalah kelainan genetik yang membuat
tulang patah dengan mudah. Kadang-kadang tulang patah untuk alasan yang tidak
diketahui. Osteogenesis imperfecta bisa berkisar dari ringan sampai berat, dan
gejala bervariasi pada setiap orang. Seseorang mungkin hanya mengalami sedikit
atau hingga ratusan kali patah tulang dalam hidupnya.
GAMBARAN RADIOLOGI SISTEM MUSKULOSKLETAL

Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian rama tubuh manusia
menggunakan pancaran atau radiasi gelombang, baik gelombang elektromagnetik
maupun gelombang mekanik. Pada awalnya frekuensi yang dipakai berbentuk sinar-x
(x-ray) namun kemajuan teknologi modern memakai pemindaian (scanning)
gelombang sangat tinggi (ultrasonic) seperti ultrasonography (USG) dan juga MRI
(magnetic resonance imaging).

Pemanfaatan Sinar X Dalam Bidang Kedokteran


Pemanfaatan sinar x dalam bidang kedokteran salah satunya adalah sebagai foto
rontgen. Foto rontgen merupakan gambaran atau pencitraan yang dihasilkan oleh
Sinar X yang ditembakkan ke tubuh pasien.

Skema penggunaan Sinar X dalam dunia kedokteran

Pasien diposisikan diantara transmiter dan receiver dimana transmiter merupakan


sumber dari radiasi Sinar X yang akan memancarkan gelombang Sinar X pada bagian
tubuh pasien yang akan diamati.Hasil dari pencitraan Sinar X berupa sketsa susunan
tulang-tulang pada pasien yang diamati pada sebuah film.
Pada Foto Rongten dikenal dengan istilah densitas. Densitas merupakan kerapat
dari objek yang disinari dengan Sinar X, semakin padat konsistensi dan volume suatu
benda semakin tinggi pula densitasnya. Benda-benda dengan konsistensi padat atau
cair akan berwarna putih pada hasil Foto Rontgen (Radioopesitas). Semakin rendah
konsistensi, semakin hitam gambaran benda tersebut pada Foto Rontgen
(Radiolusensi).

Contoh benda berdensitas tinggi adalah, jaringan padat seperti tulang, organ
tubuh, dan jaringan lunak (soft tissue), sementara contoh benda berdensitas rendah
adalah gas. Jaringan-jaringan tubuh dengan volume yang lebih tebal akan
mengabsorbsi sinar X lebih baik. Tulang akan memberikan gambaran densitas yang
lebih tinggi, sehingga tampak lebih putih daripada otot atau jaringan lemak.
Metode untuk melakukan Foto Rontgen ada 2 yaitu metode proyeksi PA (Postero
Arterior) dan proyeksi AP (Artero Posterior). Proyeksi A.P merupakan posisi pasien
pada saat pemeriksaan Foto Rontgen dimana arah Sinar X datang dari bagian depan
tubuh penderita ke belakang, sedangkan proyeksi P.A memposisikan pasien didepan
arah datangnya Sinar X. Sinar X datang dari bagian belakang tubuh penderita ke
depan.

Anda mungkin juga menyukai