pesan yang disampaikan sama persis sesuai dengan yang diucapkan. Proses ini memerlukan
kemampuan mendengar yang tajam dan perhatian terhadap detail. Transkrip verbatim tidak dapat
dibuat mendengar sebuah percakapan/rekaman sambil lalu tanpa berpikir. Transkriptor harus
memperhatikan setiap nada kata suara, dan dengan cermat menggunakan tanda baca untuk
Salah satu prinsip dalam melakukan transkripsi adalah menuliskan satu per satu kata yang
diucapkan oleh setiap pembicara. Dengan kata lain transkriptor tidak boleh meringkasnya kecuali
ada permintaan spesifik untuk itu. Suasana dan emosi yang spesifik dalam transkrip verbatim
sangat diperlukan oleh peneliti dan analis ilmu sosial. Oleh karena itu harus juga dimasukkan
unsur non verbal yang terjadi dalam percakapan, misalnya pembicara tersenyum, tertawa,
terbatuk, nada tinggi, marah, terbata-bata, pintu terbuka, bangku diseret, dll.
Prinsip utama dari transkripsi verbatim adalah menangkap ‘apa’ dan ‘bagaimana’ suatu
pembicaraan. Tidak semua orang atau klien memerlukan tingkat detail yang sama. Oleh karena
itu, selalu berdiskusi dengan klien untuk mengetahui kebutuhan khususnya sebelum memulai
transkripsi.
Data yang sudah terkumpul bukan data mentah, seperti rekaman, video, gambar, coraat-coret
observasi, atau jenis data mentah lainnya yang belum diubah dalam sebuah bahasa atau kalimat.
Data yang akan dikoding adalah data yang sudah berbentuk kata-kata atau sekumpulan tanda
yang sudah peneliti ubah dalam satuan kalimat atau tanda lain yang bisa memberikan gambara
Jika data wawancara, maka peneliti perlu menyiapkan transkrip wawancara secara utuh dari hasil
rekaman suara menjadi sekumpulan kalimat sebagaimana audio asli dari hasil wawancara.
Biasanya
Memantapkan analisis data kualitatif melalui koding dikenal istilah “verbatim.” Jika data
observasi terstruktur atau partisipan, maka siapkan juga hasil check list, sejenisnya sesuai dengan
teknik observasi peneliti atau narasi catatan lapangan yang sudah berbentuk lembaran. Jikalau
berbentuk foto, anda sudah siapkan narasi dari sebuah foto atau menandai dengan kata-kata, hal
yang penting menunjukkan adanya fakta psikologis. Begitu juga data dokumen lain, peneliti
membuat terpisah dari data aslinya, yakni dengan meng-copy agar data asli tidak rusak karena
boleh jadi data asli adalah data penting. Jika data yang anda temukan atau anda bangun dalam
bentuk video, dibutuhkan transkrip audio agar peneliti mendapat secara langsung paparan
percakapan selain melihat secara bersamaan fakta gerak visual video. Dalam konteks video,
koding akan diproses lebih kompleks, tidak hanya mencatat hasil pengamatan data visual, tetapi
Perlu diperhatikan, setiap data yang sudah diubah menjadi data yang siap dikoding, jangan lupa
memberikan “kode” untuk setiap jenis data. Misalnya peneliti mempunyai data transkrip
wawancara pada satu subyek, maka untuk data ini dapat di beri kode X, M dan MZ-ME. Kode
dapat dijadikan sebagai penanda nama subyek. Angka 1dapat menjadi tanda dilakukan
wawancara pertama. Sebagai misal jika wawancara kedua, maka peneliti bisa memberikan kode
X2.