Anda di halaman 1dari 4

Kepemimpinan profesional merupakan kepemimpinan dimana seorang pemimpin dalam

menjalankan kepemimpinanya dengan sikap profesional yakni sikap berlaku/berbuat


sesuai aturan dan norma yang telah dipakati dalam sebuah kelompok yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin profesional memiliki etika profesi kepemimpinan dimana seorang
pemimpin mencerminkan pribadi yang paham akan tugas dan wewenangnya, menjalankan
tugas sesuai kemampuan yang dimiliki, memiliki loyalitas, memiliki intergritas, memiliki
visi, mampu mengembangkan kerja sama terhadap bawahan, memiliki komitmen,
mempunyai motivasi serta ketegasan dalam mengambil sebuah keputusan.

Dari uraian di atas, maka saya menarik kesimpulan bahwa etiket seseorang itu di pengaruhi
oleh faktor budaya, kehidupan sosial, keadaan lingkungan, dsb. Jadi etiket setiap
daerah tidak akan sama bahkan mungkin akan bertentangan. Seseorang yang tahu
etiket akan bersikap sopan dan ramah kepada siapa saja, memberi perhatian kepada
orang lain, berusaha selalu menjaga perasaan orang lain, bersikap ingin membantu,
memiliki rasa toleransi yang tinggi, serta dapat menguasai diri, mengendalikan
emosi dalam situasi apapun. Orang yang tahu etiket akan selalu berusaha untuk
menyenangkan orang lain.

Dari uraian di atas, maka saya menarik kesimpulan bahwa kegunaan sanksi dan
kontrol sosial bagi seorang pemimpin dan bagi para anak buah yakni untuk
memberikan pengertian mengenai adanya aturan yang harus diikuti, mendidik,
mengajak untuk mematuhi kaidah dan nilai sosial tertentu yang dianggap benar
pada saat itu serta memberi peringatan terhadap tindakan yang salah. Setiap elemen
dalam kelompok atau organisasi akan berbuat sesuai aturan dan tidak akan
berusaha melanggar aturan karena akan dikenai sanksi. Sehingga akan terbentuk
suatu keteratuan dalam organisasi dimana pelaksanaan hak dan kewajiban antara
pemimpin dan anak buah terikat dalam suatu aturan yang telah disepakati.

1. Jika kebutuhan-kebutuhan manusia tidak bisa dipenuhi, hal tersebut akan


mengakibatkan peristiwa apa pada dirinya ?

Dari uraian di atas, maka saya menarik kesimpulan bahwa Jika kebutuhan-
kebutuhan manusia tidak bisa dipenuhi maka akan menimbulkan masalah baik
secara jasmaniah maupun rohaniah, yang tentunya akan berpengaruh pada
kelangsungan hidup dari manusia itu sendiri.

Dari uraian di atas, maka saya menarik kesimpulan bahwa dikatakan kompetisi dan
persaingan sampai pada batas-batas tertentu bisa merangsang pertumbuhan dan
perkembangan social karena dengan adanya persaingan dan kompetisi,
membuktikan bahwa manusia memiliki potensi untuk menjadi yang terbaik. Ini
merupakan sumber motivasi yang sangat baik untuk merangsang kinerja kita. Akan
tetapi di sisi lain, jika persaingan dan kompetisi ini tidak dapat dikendalikan, maka
akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia dalam bermasyarakat.
kehidupan manusia akan sangat berantakan bahkan hanya untuk memenuhi nafsu
belaka, manusian rela melakukan hal-hal aneh dan diluar dari akal sehat agar lawan
dalam persaingan itu kalah sehingga ia yang menang dan keinginannya terwujud.

Pengertian Motivasi Diri

Motivasi Diri adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa
memerlukan bantuan orang lain. Kita memiliki kemampuan untuk mendapatkan
alasan atau dorongan untuk bertindak. Proses mendapatkan dorongan bertindak ini
pada dasarnya sebuah proses penyadaran akan keinginan diri sendiri yang biasanya
terkubur. Setiap orang memiliki keinginan yang merupakan dorongan untuk
bertindak, namun seringkali dorongan tersebut melemah karena faktor luar.
Melemahnya dorongan ini bisa dilihat dari hilangnya harapan dan ketidak
berdayaan.

Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan


kita. Rasa tidak tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa
apa yang diinginkan bisa kita capai. Dengan demikian jika sebuah sumbat motivasi
(dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran
energi dalam tubuh kita bisa mengalir kembali.

Membangun impian adalah salah satu cara memotivasi diri sendiri. Namun,
membangun impian bisa tidak berguna jika hambatan-hambatan pada diri sendiri
masih ada. Inilah mengapa banyak orang yang tidak mau bermimpi, sebab ada
sebuah faktor yang masih belum diselesaikan, yaitu faktor keberdayaan. Jadi,
sebaiknya sebelum kita membangun mimpi, kita harus membangin rasa percaya diri
terlebih dahulu. Jika tidak, membangun impian bisa percuma. Buat apa mimpi besar
jika kita tidak percaya diri untuk mencapainya?

Impian yang besar tanpa kepercayaan diri seperti mimpi di siang bolong, angan-
angan, atau khayalan belaka. Mereka mengatakan ingin, tapi tidak ada tindakan
yang terjadi. Hanya ada dua penyebab, harapan meraih mimpi yang tidak ada
dan/atau mereka merasa tidak mampu meraih impian tersebut.

Pengendalian atau kontrol sosial adalah merupakan suatu mekanisme untuk


mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat
untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan
adanya pengendalian sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota
masyarakat yang berperilaku menyimpang/membangkang atau melakukan
pelanggaran.

mendidik, mengajak (paksaan/tidak) untuk mematuhi kaidah dan nilai sosial


tertentu yang dianggap benar pada saat itu.

Sanksi menjadi peringatan untuk mendidik pemimpin dan anggota kelompok yang
memilki hak dan kewajiban yang sama terhadap peraturan yang berlaku.

Dari uraian di atas, maka saya menarik kesimpulan bahwa motivasi merupakan
merupakan suatu keadaan atau kondisi yang mendorong, merangsang atau
menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan yang dilakukannya
sehingga ia dapat mencapai tujuannya. Perananya dalam dalam mendorong
aktivitas manusia yakni sebagai motor penggerak dalam diri manusia, yang akan
senantiasa membangkitkan, dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan
atau sasaran.

Dari uraian di atas, maka saya menarik kesimpulan bahwa motievenculture sangat

diperlukan dalam aktivitas kelompok. Anggota kelompok akan bekerja dengan

sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Apabila anggota


kelompok memiliki motivasi yang positif, ia akan memperlihatkan minat,

mempunyai perhatian, ingin ikut serta dalam suatu tugas atau kegiatan. Dengan

kata lain, seorang akan melakukan semua pekerjaannya dengan baik apabila ada

faktor pendorong ( motivasi). Dalam kaitan ini pemimpin dituntut untuk

memiliki kemampuan membangkitkan motivasi anggota sehingga kinerja

mereka meningkat.

Hal motivasi yang tibggi maka semua anggoat kelompok akan semangat dalam
melakukan setiap tugas dan kewajiban-kewajibannya sehinggga meningkatnya
kinerja tugas kelompok yang mana hal ini berdampak baik pada kelompok itu
sendiri demi perkembangannya agar tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya dapat terwujud.

Anda mungkin juga menyukai