Bab 8 GERAK TANAH PDF
Bab 8 GERAK TANAH PDF
GERAKAN TANAH
Gambar 8.1 Benda di atas bidang miring dipengaruhi gravitasi (g), yang dapat diurai sebagai gaya
tegak lurus bidang (gp) dan gaya pada bidang (gt)
Pada gambar 8.1 terlihat bahwa gravitasi selalu mengakibatkan gaya tarik material
penyusun lereng menuju ke bawah (hukum Gravitasi). Friksi memberikan gaya perlawanan
terhadap kecenderungan pergerakan akibat gravitasi, friksi 0 berarti material mudah
sekali tergelincir. Semakin besar sudut lereng, semakin besar pula kecenderungan material
untuk bergerak ke bawah.
Gerakan Tanah
8.2.2. Lereng batuan dan tanah yang lemah akibat resapan air hujan
Jenis tanah yang kurang padat dan lemah (Gambar 8.2A) adalah tanah lempung (tanah
liat) yang memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan.
65
Gerakan Tanah
Selain itu, tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek
apabila terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas. Sedangkan batuan yang kurang
kuat (Gambar 8.2B) adalah batuan endapan gunungapi dan batuan sedimen ukuran pasir
dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung. Batuan tersebut akan mudah menjadi
tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap gerakan tanah bila
terdapat pada lereng yang terjal.
Air hampir selalu terdapat pada tanah/batuan dipermukaan bumi yang terdapat di dalam
pori-pori (lubang kecil) dan rekahan/retakan atau antar butiran. Pengaruh air dalam
gerakan tanah adalah sebagai penambahan beban (memperbesar gravitasi), memperkecil
gaya kohesi (daya rekat tanah) akibat tekanan air, dan melarutkan perekat antar butir.
A B
Gambar 8.2. Tanah kurang padat dan lemah (A) dan batuan kurang kuat (B)
8.2.3. Gempabumi
Gempabumi adalah getaran yang terjadi di permukaan bumi. Gempabumi bisa
disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi dan dapat menimbulkan tekanan besar yang
mengakibatkan gerakan tanah di lereng-lereng yang lemah. Gempabumi diukur dengan
menggunakan alat yang dinamakan seismograf dan dibagi ke dalam skala dari satu hingga
sembilan berdasarkan ukurannya skala Richter. Selain itu, gempabumi juga dapat diukur
dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli.
66
Gerakan Tanah
8.2.4. Gunungapi
Gunungapi terdapat dalam beberapa bentuk. Gunungapi yang aktif mungkin sekali
mengalami perubahan menjadi separuh aktif, atau bahkan menjadi padam, sebelum
akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Oleh karena itu, cukup sulit untuk menentukan
keadaan sebenarnya suatu gunungapi, apakah dalam keadaan padam atau telah mati.
Letusan gunungapi dapat menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan debu, dan
aliran debu-debu.
8.2.5. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan atau letusan
gunungapi, pengunaan bahan-bahan peledak, getaran mesin, getaran lalulintas kendaraan
dan bahkan petir. Semua itu dapat menyebabkan retaknya tanah, badan jalan, lantai, dan
dinding rumah.
67
Gerakan Tanah
A B
Gambar 8.6. Beban tambahan (A) dan Tata guna lahan (B)
68
Gerakan Tanah
Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur
dan subur.
Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.
Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada
longsoran lama.
Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil
Banyak dijumpai pohon yang relatif miring.
Longsoran lama ini cukup luas.
A B C
Gambar 8.7. Penggundulan hutan (A), bekas longsor lama (B), dan tempat pembuangan sampah (C)
Faktor-faktor tersebut di atas pada umumnya tidak berjalan sendiri namun saling
mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
69
Gerakan Tanah
8.4.1. Falls
Falls umumnya merupakan gerak pecahan batuan besar atau kecil yang terlepas dari massa
batuan dasar dan jatuh bebas. Gerakan tanah ini biasanya terjadi pada tebing-tebing yang
terjal dimana material lepas tidak dapat tetap di tempatnya, dapat langsung jatuh atau
membentur-bentur dinding tebing sebelum sampai di bagian bawah tebing. Contoh
kejadian yang paling umyum adalah pada tebing di pinggir jalan atau sungai yang baru
dikupas/digundul dengan batuan yang agak lapuk dan banyak rekahan.
8.4.2. Slides
Slides adalah material yang bergerak masih agak koheren dan bergerak di atas suatu
permukaan bidang gelincir. Bidang gelincirnya dapat berupa bidang rekahan, kekar atau
bidang perlapisan yang sejajar dengan lereng. Slide dibedakan menjadi dua, yaitu rockslide
(gelinciran blok batuan yang biasanya memiliki bidang gelincir planar) dan slump
(gelinciran yang umumnya terjadi di tanah dan memiliki bidang gelincir yang
melengkung).
70
Gerakan Tanah
a) Rockslide
Rockslide atau gerakan blok batuan adalah gerakan massa batuan dengan bentuk
bidang gelincir planar atau gelinciran translasional.
b) Slump
Slump merupakan gerakan massa tanah dengan permukaan bidang gelincir yang
melengkung atau sirkular. Jenis ini disebut juga sebagai nendatan atau gelinciran
rotasional.
8.4.3. Flows
Flows adalah gerakan material menuruni lereng sebagai halnya cairan kental dengan cepat
dan umumnya dijumpai berupa campuran sedimen (hasil lapukan batuan dan tererosi atau
terkikis), air dan udara yang dianggap mengalir. Aliran yang biasa terjadi adalah aliran
lumpur (mud flow) atau aliran material rombakan massa tanah (debris flow) dengan
kandungan air yang banyak. Jenis gerakan tanah ini umumnya terjadi di daerah yang curah
hujannya tinggi. Kecepatan alirannya tergantung pada kecuraman lereng dan kandungan
air
71
Gerakan Tanah
a) Mud Flow
Mud flow adalah gerakan massa lumpur atau material berukuran lempung pada bidang
dasar licin yang rata atau bergelombang landai. Jenis ini baisa disebut juga sebagai salah
satu jenis gerakan tanah yang memiliki pergerakan translasional.
b) Debris Flow
Debris flow adalah gerakan material tanah dan batu-batuan akibat rombakan yang bergerak
karena dorongan air yang sangat kuat. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan
lereng, volume dan tekanan air, serta jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang
lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya, bahkan di beberapa tempat bisa
sampai ribuan meter, seperti di daerah aliran sungai dan sekitar gunungapi.
72
Gerakan Tanah
b) Solifluction
Gerak tanah tipe ini termasuk lambat dan hanya terjadi pada elevasi tinggi, dimana suhu
dingin. Pada musim semi dan panas, hanya bagian atas es atau salju mencair, sedangkan
tanah dibawahnya masih beku. Air dari pencairan es ini tidak mengalir, membuat tanah
menjadi jenuh. Kejenuhan tanah akan air membuatnya mudah bergerak, seperti halnya
pada rayapan. Gambar 8.14. memperlihatkan beberapa Bentuk gerak tanah yang umum
terjadi di permukaan bumi.
Gambar 8.14. Gejala rayapan terlihat dari miringnya tiang, pohon yang tumbuh bengkok, pagar
yang bengkok ke arah bawah lereng dan hancuran batuan dari singkapan (Hamblin, 1989)
73
Gerakan Tanah
Tidak semua tanah longsor dapat dicegah tetapi tindakan pencegahan dan penanggulangan
dapat dilakukan guna mengurangi resiko yang ditimbulkan. Langkah untuk mencegah
terjadinya tanah longsor adalah dengan mengurangi gaya-gaya penyebab dan meningkat
gaya-gaya penahan (daya tahan).
Beberapa cara untuk pencegahan yang praktis, yaitu:
1. Mencegah perembesan air ke dalam tanah di daerah yang diketahui atau yang
dianggap rawan terhadap tanah longsor, antara lain memelihara hutan-hutan yang ada
atau menghijaukan kembali hutan-hutan yang gundul dengan jenis tanaman yang
sesuai, pembuatan drainage atau saluran pengering di daerah rawan tanah longsor (
terutama pada musim hujan).
2. Mengatur penggunaan daerah–daerah lereng gunung terutama daerah lereng gunung
dan tepi sungai. Lahan usaha di daerah lereng harus di sesuaikan dengan keadaan
permukan tanah tempat itu.
3. Pengaturan lokasi perkampungan atau pedesaan. Hal ini penting untuk mencegah
jatuhnya korban jiwa jika terjadi tanah longsor secara mendadak. Hindari lokasi
pemukiman di daerah rawan tanah longsor (jalur aliran tanah longsor, dataran
sepanjang aliran sungai dan cekungan-cekungan pada kaki gunung).
Pada daerah-daerah rawan tanah longsor yang kritis perlu dibangun pos-pos pengawasan
yang dapat memberikan isyarat tanda bahaya. Pos-pos pengawasan ini agar disiagakan
terus menerus pada waktu musim hujan untuk tidak terperangkap oleh kejadian yang
mendadak. Pada jalur jalan di kaki lereng/bukit yang rawan gerakan tanah terutama untuk
jenis jatuhan dan aliran batu perlu di pasang tanda bahaya (rambu) agar pemakai jasa
angkutan atau setiap pengendara dapat berhati-hati setiap kali melintasi jalur jalan ini.
Strategi penanggulangan resiko bencana tanah longsor meliputi peningkatan kerjasam
antara pemerintah dengan semua kalangan akademisi dan sektor swasta dan melakukan
pemetaan daerah rawan tanah longsor, mengembangkan penyelidikan, melakukan
pemeriksaan, pemantauan, manajemen dan penyebar luasan informasi, dan kesiap-siagaan
atau tanggap darurat menanggapi bencana tanah longsor.
Dalam penanggulangan bahaya tanah longsor, untuk mengurangi akibanya dilakukan
secara bertahap. Adapun tahapan mitigasi bencana tanah longsor sebagai berikut:
1. Pemetaan
Memberikan informasi dalam bentuk gambar (peta) dan film tentang daerah-daerah
mana yang rawan bencana tanah longsor kepada masyarakat atau pemerintah agar
menghidari daerah tersebut bila ingin melakukan pembangunan.
74
Gerakan Tanah
2. Penyelidikan
Mempelajari apa penyebab dan akibat dari bencana tanah longsor agar dapat digunakan
untuk merencanakan penanggulangan bencana dan pembangunan wilayah.
3. Pemeriksaan
Melakukan pemeriksaan atau pengecekan pada saat dan sesudah terjadi bencana tanah
longsor, sehingga dapat diketahui penyebab proses terjadinya, kondisi bencana dan
cara menanggulanginya.
4. Pemantauan
Pemantauan dilakukan pada daerah rawan tanah longsor dan daerah strategis secara
ekonomi, agar masyarakat tahu tingkat bahaya daerah tersebut untuk dijadikan
bercocok tanam dan perkampungan.
5. Sosialisasi
Memberikan pemahaman pada pemerintah dan masyarakat umum tentang bencana
tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannya. Sosialisasi dilakukan beberapa cara
antara lain mengirimkan gambar (poster) atau secara langsung kepada masyarakat dan
pemerintah.
Gambar 8.15. Alat pematau kegiatan tanah longsor. sistim kerja alat pemantau (kiri), pemasangan alat
pemantau tanah longsor (kanan)
75
Gerakan Tanah
Benar Salah
b c
d e,f
g h
i j
76
Gerakan Tanah
Selain itu, masyarakat dan pemerintah harus memperhatikan beberapa hal agar terhindar
dari bahaya bencana tanah longsor (Gambar 8.16) antara lain:
a. Membuat rumah atau bangunan di lereng bukit harus benar.
b. Tidak boleh membuat sawah dan kolam pada lereng bagian atas di dekat
perkampungan.
c. Segera menutup retakan tanah dan padatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah
melalui retakan itu.
d. Jangan menebang pohon di lereng.
e. Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal bila membangun perkampungan
f. Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal
g. Tidak boleh membuat perkampungan di tepi lereng terjal
h. Jangan mendirikan rumah atau bangunan lain di bawah lereng terjal
i. Jangan memotong tebing di pinggir jalan jadi tegak.
j. Jangan membuat rumah di tepi sungai yang rawan longsor.
8.5. Tugas
1. Cari di Internet lokasi gerakan tanah (longsor) pada setiap kabupaten/kota di Sulsel
2. Coba tunjukkan daerah di Sulsel yang sesuai dengan salah satu bagian Gambar 8.16.
3. Terangkan kejadian salah satu jenis gerakan tanah yang anda ketahui dan cara
menanggulanginya.
77