Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

TOPIK : MANIPULASI SEMEN UNTUK LUTING DAN BASE

GRUP : 4 Tgl. Praktikum: 4 September


No. Nama No. Mhs.
1. Ni Wayan Sutra S 16/395701/KG/10607
2. Nur Halimah Putri 16/395703/KG/10609
3. Yonas Aditya H. 16/395705/KG/10611
4. Agum Nila Sari 16/398065/KG/10657
5. Aisyah Rahadi S. 16/398067/KG/10659
6. Alfiah Rusdiana W. 16/398069/KG/10661
7. Annisa Azzahra Briliantika 16/398073/KG/10665
8. Ariella N. N. 16/398075/KG/10667
9. Atiqah Laila W. 16/398077/KG/10669
10. Bulan Rahmadana H. 16/398079/KG/10671
PEMBIMBING: Dr. drg. Dyah Irnawati, MS.

1. HASIL PRAKTIKUM
a. Manipulasi Semen Untuk Luting
No Nama Praktikan Hasil Manipulasi
Konsistensi primer tepat yaitu membentuk
1. Ni Wayan Sutra S
benang atau stringy
Konsistensi primer tidak tepat dikarenakan
2. Nur Halimah Putri
kurang cairan sehingga adonan tidak jatuh
Konsistensi primer tidak tepat dikarenakan
3. Yonas Aditya H.
kurang cairan
Konsistensi primer tidak tepat dikarenakan
4. Agum Nila Sari
kurang cairan
Konsistensi primer tidak tepat dikarenakan
5. Aisyah Rahadi S.
kurang cairan
Konsistensi primer tidak tepat dikarenakan
6. Alfiah Rusdiana W.
serbuk dan cairan tidak tercampur sempurna
Konsistensi primer tidak tepat dikarenakan
7. Annisa Azzahra B kurang cairan sehingga terlalu padat dan tidak
dapat jatuh saat diuji, ada sisa serbuk
Konsistensi primer tidak tepat dikarenakan
8. Ariella Nur Naima kurang cairan sehingga terlalu padat dan tidak
dapat jatuh saat diuji, terdapat sisa serbuk
9. Atiqah Laila W Konsistensi primer tidak tepat dikarenakan
campuran tidak homogen sehingga ada sisa
serbuk, terlalu kental sehingga tidak jatuh
Konsistensi primer tidak tepat dikarenakan
10. Bulan Rahmadana H pembagian serbuk yang tidak tepat sehingga tidak
jatuh saat adonan diuji

Data Tambahan
No. Keterangan Material
2,7 g / 1 g
1. Rasio powder/liquid
1 sendok / 1 tetes
2. Pembagian serbuk 2 bagian tetapi 1 bagian yang diaduk
Lama pengadukan 10 detik
3.
total
Rata-rata : Konsistensi primer tidak tercapai

b. Manipulasi Semen Untuk Base


No Nama Praktikan Hasil Manipulasi
Konsistensi sekunder tepat yaitu membentuk
1. Ni Wayan Sutra S
bulatan atau rolled into a ball, tampak mengkilap
Konsistensi sekunder tepat yaitu membentuk
2. Nur Halimah Putri
bulatan atau rolled into a ball, tampak mengkilap
Konsistensi sekunder tidak tepat dikarenakan
3. Yonas Aditya H.
kurang padat sehingga tidak berbentuk bulat
Konsistensi sekunder tepat yaitu membentuk
4. Agum Nila Sari
bulatan atau rolled into a ball
Konsistensi sekunder tidak tepat dikarenakan
5. Aisyah Rahadi S.
terdapat sisa serbuk
Konsistensi sekunder tidak tepat dikarenakan
6. Alfiah Rusdiana W. terdapat sisa serbuk dan permukaan adonan
kurang luas
Konsistensi sekunder tepat yaitu membentuk
7. Annisa Azzahra B
bulatan atau rolled into a ball
Konsistensi sekunder tidak tepat dikarenakan
8. Ariella Nur Naima campuran tidak homogen dan terdapat sisa
serbuk, terlalu banyak air
Konsistensi sekunder tidak tepat dikarenakan
9. Atiqah Laila W adokan tidak terkumpul membentuk bulatan atau
rolled into a ball
Konsistensi sekunder tidak tepat dikarenakan
10. Bulan Rahmadana H
campuran tidak homogen dan terdapat sisa serbuk

Data Tambahan
No. Keterangan Material
1,45 g / 0,5 ml
1. Rasio powder/liquid
3 sendok / 3 tetes
2. Pembagian serbuk 4 bagian
Lama pengadukan 40 detik
3.
total
Rata-rata : Konsistensi sekunder tidak tercapai

2. PEMBAHASAN
Semen kedokteran gigi adalah salah satu bahan yang digunakan untuk menumpat
gigi pada mahkota yang telah hilang dimana berisi partikel dari keramik yang memiliki
bahan dasar seng oksida dan magnesium oksida. Jenis-jenis semen yang digunakan
dalam kedokteran gigi yaitu semen seng fosfat (zinc phosphate cement), semen
polikarboksilat (polycarboxylate cement), semen ionomer kaca (glass ionomer cement),
semen seng oksida dan eugenol (zinc oxide and euugenol cement) (Prastyo et al., 2012).
Semen kedokteran gigi dalam bentuk serbuk dan cairan, dalam bentuk 2 pasta,
kapsul, atau diinjeksikan menggunakan syringe. Kegunaan dari semen yaitu luting, base,
dan linear (Phinney and Halstead, 2013).

a. Manipulasi Semen untuk Luting


Semen Ionomer Kaca (SIK) merupakan material di kedokteran gigi yang
digunakan terutama untuk bahan luting restorasi mahkota dan jembatan gigi serta
restorasi lesi abrasi/erosi (Aviandani et al., 2012).
Semen luting adalah bahan restorasi yang berfungsi untuk merekatkan tumpatan
atau alat dental lainnya pada gigi seperti mahkota jaket, gigi tiruan. Selain itu, berfungsi
untuk tumpatan sementara dan retensi dari restorasi (Annusavice et al., 2013).
Semen ionomer kaca terdiri dari serbuk dan cairan di mana serbuk SIK yaitu kaca
fluoroaluminosilikat dan cairan SIK yaitu asam poliakrilat. Reaksi setting terjadi dengan
terbentuknya matriks garam disebabkan adanya ikatan silang antara asam dan basa
sehingga disebut reaksi asam-basa (McCabe and Walls, 2008).
Pada praktikum yang dilakukan, didapatkan adonan tidak membentuk benang
(stringy). Menurut Hatrick and Eakle (2016) bahwa semen sebagai luting dapat
diaplikasikan apabila telah mencapai konsistensi primer. Konsistensi primer memiliki
viskositas rendah sehingga mudah untuk mengalir membentuk benang (stringy) dengan
cara mengumpulkan adonan pada spatula yang kemudian diangkat setinggi satu inchi,
lalu dimiringkan dengan sudut 45 derajat dan adonan akan mengalir yang menandakan
konsistensi primer tercapai. Hal tersebut menandakan bahwa konsistensi primer tidak
tercapai dan tidak sesuai dengan teori.
Ketidaksesuaian ini disebabkan karena rasio serbuk dan cairan, posisi spatula, dan
cara pencampuran yang tidak. Menurut Sakaguchi and Powers (2012) bahwa rasio harus
disesuaikan dengan aturan pabrik yang terdapat pada leaflet. Apabila kurang cairan
menyebabkan adonan tidak jatuh pada paper pad. Sedangkan pada proses pencampuran
posisi spatula harus menempel pada permukaan paper pad dengan gerakan yang luas
membentuk angka delapan sehingga akan mengeluarkan panas yang membuat campuran
menjadi homogen. Ketika tidak dengan gerakan yang luas maka akan terdapat sisa
serbuk yang tidak tercampur.

b. Manipulasi Semen untuk Base


Semen Zinc Fosfat merupakan salah satu semen tertua yang memiliki dua tipe
yaitu sementasi (Tipe 1) dan base (Tipe 2). Sediaan semen ini berupa serbuk dan cairan.
Komponen serbuk terdiri dari ZnO (90,2%), MgO (8,2%), SiO2 (1,4%), Bi2O3 (0,1%),
dan lain-lain. Sedangkan komponen cairan terdiri dari larutan asam fosfat, air, aluminium
atau zinc fosfat (Garg and Garg, 2015).
Sebagai base maka diaplikasikan lapisan tebal berada antara gigi dengan restorasi
untuk melindungi struktur pulpa dari adanya iritasi kimiawi, suhu berubah, electrical
shock, dan cedera mekanis. Selain itu, cukup kuat diletakkan dibawah material restorasi
yang dapat tahan terhadap stress oklusal (Phinney and Halstead, 2013).
Kegunaan semen zinc fosfat yaitu untuk bahan sementasi permanen pada mahkota,
inlay, onlay, bridges, dan orthodontic bands dan brackets (Phinney and Halstead, 2013).
Semen zinc fosfat memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan nya yaitu dapat
memisahkan diri berada didalam asam yang pada saat kering akan tahan terhadap air.
Sedangkan kelemahan nya yaitu lama nya waktu pembentukan, kekuatan tekan dan
kekerasan yang relatif kecil (Prastyo et al., 2012).
Ketika dilakukan pencampuran serbuk dan cairan maka akan terjadi reaksi kimia
dimana panas dilepaskan yang disebut dengan reaksi eksotermis. Serbuk dibagi menjadi
4 atau 6 bagian yang kemudian dicampurkan dengan cairan pada permukaan plat kaca.
Waktu yang diperlukan untuk melakukan pencampuran setiap bagian yaitu 10 detik
dengan gerakan area luas memutar membentuk angka delapan. Tujuan nya supaya panas
yang dihasilkan oleh reaksi eksotermis terserap, untuk menetralkan asam, dan
memungkinkan serbuk banyak yang tercampur (Hatrick and Eakle, 2016 ; Phinney and
Halstead, 2013).
Pada praktikum yang dilakukan, didapatkan adonan tidak membentuk bulatan
(rolled into a ball). Menurut Garg and Garg (2015) bahwa semen sebagai base dapat
diaplikasikan apabila telah mencapai konsistensi sekunder. Konsistensi sekunder dimana
adonan dapat digulung dan membentuk bulatan atau rolled into a ball serta tidak bersifat
lengket. Hal tersebut menandakan bahwa konsistensi sekunder tidak tercapai dan tidak
sesuai dengan teori.
Ketidaksesuaian ini disebabkan karena rasio serbuk dan cairan, posisi spatula, dan
cara pencampuran yang tidak. Menurut Sakaguchi and Powers (2012) bahwa rasio harus
disesuaikan dengan aturan pabrik yang terdapat pada leaflet. Apabila terlalu banyak
cairan maka menjadi encer dan tidak dapat membentuk bulatan. Sedangkan pada proses
pencampuran posisi spatula harus menempel pada permukaan plat kaca dengan gerakan
yang luas membentuk angka delapan sehingga akan mengeluarkan panas yang membuat
campuran menjadi homogen dan tidak ada sisa serbuk.
3. KESIMPULAN
1) Konsistensi primer pada luting ditandai dengan terbentuknya benang (stringy) dan
konsistensi sekunder pada base ditandai dengan terbentuknya bulatan (rolled into a
ball).
2) Konsistensi primer dan sekunder tidak tercapai.

4. DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K.J., Shen, C., and Rawls, H.R., 2013, Phillips’ Science of Dental Materials,
12nd Edition, Elsevier, St. Louis, pg. 309.
Aviandani, M. J., Munadziroh, E., Yogiartono, M., 2012, Perbedaan Kebocoran Tepi
Tumpatan Semen Ionomer Kaca dengan Pengadukan secara Mekanik Elektrik dan
Manual, Jurnal PDGI, 61(3) : 81-87.
Garg, N. and Garg, A., 2015, Textbook of Operative Dentistry, 3rd Edition, Jaypee Brothers
Medical Publishers (P) Ltd, New Delhi, pg. 226-228.
Hatrick, C. D. and Eakle, W. S., 2016, Dental Materials : Clinical Applications for
Dental Assistants and Dental Hyginenists, 3rd Edition, Elsevier, St. Louis, pg. 222,
231.
McCabe, J. and Walls, A.W.G., 2008, Applied Dental Materials, Blackwell Publishing,
Singapore, pg. 247.
Phinney, D. J. and Halstead, J. H., 2013, Dental Assisting: A Comprehensive Approach,
4th Edition., Cengage Learning, USA, pg. 805-806.
Prastyo, T., Wahyu, E., Nofrizal, Wahyu, D., Ikono, R., Bambang, W., Sukarto, A.,
Siswanto, Rochman, N. T., 2012, Pengaruh Nanopartikel ZnO Terhadap Struktur
Mikro Semen Gigi Seng Fosfat, Jurnal Sains Materi Indonesia, 27-30.
Sakaguchi, R. L. And Powers J. M., 2012, Craig’s Restorative Dental Materials, 13rd
Edition, Elsevier, Philadelphia, pg. 155, 186.

Anda mungkin juga menyukai