Anda di halaman 1dari 10

PAPER

ISOLASI DAERAH KERJA


(RUBBER DAM)

DISUSUN OLEH :
Yosua Dian Juli Kristianto
2021.07.2.0091

DEPARTEMEN KONSERVASI
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
2022
1.1 Definisi
Kerumitan lingukungan dalam rongga mulut menyebabkan kendala saat kerja.
Terutama saat melakukan perawatan, perlu dilakukan control agar tidak mengganggu
daerah kerja. Maka dari itu diperlukan isolasi gigi dari lingkungan rongga mulut,
misalnya dengan menggunakan cotton roll, saliva ejector, rubber dam dan lain-lain.
Isolasi daerah kerja merupakan tindakan untuk mengontrol komponen lingkungan
rongga mulut. Komponen lingkungan rongga mulut yang perlu dikontrol saat
melakukan prosedur operatif: saliva, organ-organ yang bergerak yaitu lidah, mandibula,
bibir dan pipi, jaringan gingiva, vestibulum bukal dan lingual, dasar mulut, gigi dan
restorasi tetangga, dan kelembaban pernafasan. Isolasi gigi dari komponen lingkungan
rongga mulut terbukti penting untuk keamanan dan keberhasilan terapi endodontik.
Isolasi rubber dam merupakan isolasi standar selama perawatan endodontik karena
bertindak sebagai penghalang untuk mencegah patogen oral masuk ke dalam gigi yang
dirawat, melindungi pasien dari irigasi dan aspirasi instrumen.

1.2 Keuntungan Isolasi Daerah Kerja


1) Kontrol kelembapan
Isolasi membantu mengeliminasi saliva, cairan gingiva, cairan
krevikuler, dan semprotan air handpiece dari area kerja
2) Proteksi
Isolasi melindungi pasien dari tertelannya atau masuknya benda asing.
Proteksi ini juga melindungi jaringan dari kecelakaan tidak disengaja
pada lidah atau pipi dengan cara meretraksi jaringan lunak dari daerah
kerja
3) Memberi kenyamanan pada pasien
4) Kontrol infeksi
Meminimalkan produksi aerosol
5) Meningkatkan kualitas perawatan
Dengan penggunaan isolasi dapat memperoleh sifat optimal material
gigi. Hal ini meningkatkan aksesibilitas dan visibilitas sehingga
meningkatkan kualitas perawatan. Isolasi juga mencegah kontaminasi
saliva, darah dan cairan krevikular ke permukaan gigi yang dipreparasi

1.3 Macam-macam isolasi


1 Retractor jaringan ikat dan alat pelindung
1. Isolator karet
2. Retractor pipi dan bibir
3. Penekan lidah
4. Pita metal untuk preparasi kelas II

2 Menghisap cairan dan debris


1. Saliva ejector volume rendah dan tinggi

3 Penyerap cairan
1. Bantalan kertas penyerap atau cellulose wedge
2. Kapas gulung
3. Kain kasa

3.1.1 Isolator Karet (Rubber dam)


Rubber dam/ isolator karet merupakan lembaran lateks/non-lateks datar tipis
yang dibantu clamp dan frame. Lembaran tersebut dilubangi agar mahkota gigi atau
gigi-gigi yang akan dirawat terlihat melalui lubang tersebut sementara gigi lainnya
tertutup dan terlindungi oleh lembaran lateks tersebut. Rubber dam mengeliminasi
saliva dari daerah kerja, meretraksi jaringan lunak dan menentukan daerah kerja dengan
mengisolasi satu atau lebih gigi dari lingkungan rongga mulut.

Gambar 1. Isolasi Gigi dengan Rubber Dam

1.3.1 Kelebihan Rubber Dam


1) Berperan sebagai jas hujan bagi gigi
2) Memenuhi kontrol kelembapan jangka panjang
3) Memaksimalkan akses dan visibilitas area kerja
4) Memberikan area yang bersih dan kering ketika bekerja
5) Melindungi bibir, pipi, dan lidah
6) Mencegah kontaminasi yang tidak diinginkan melalui kontrol infeksi
7) Mencegah tertelannya atau terhisapnya benda asing
8) Meningkatkan efisiensi perawatan
9) Membatasi percikan dan hamburan bakteri dan darah
10) Meningkatkan sifat material gigi
11) Memberikan perlindungan kepada pasien dan dokter gigi

1.3.2 Kekurangan Rubber Dam


1) Pemasangannya memerlukan waktu
2) Agak sulit memberi pengertian ke pasien
3) Penggunaan yang kurang tepat dapat merusak mahkota atau tepi mahkota atau
menyebabkan trauma jaringan gingiva
4) Clamp yang tidak terpasang dengan baik dapat tertelan atau terhisap

1.3.3 Indikasi Rubber Dam


1. Perawatan saluran akar atau prosedur endodontik: mencegah tertelannya benda
asing dan kontaminasi saluran akar.
2. Ekskavasi karies dalam: mencegah kontaminasi pulpa pada kasus pulpa terbuka
3. Restorasi subgingiva: untuk retraksi gingiva dan mengontrol cairan gingiva.
4. Restorasi adhesif: mencegah kontaminasi saliva dan memastikan daerah kerja
kering sempurna.
5. Pasien risiko tinggi: mencegah penyebaran cairan rongga mulut pada pasien
risiko tinggi, seperti pada pasien hepatitis B/HIV.
6. Pemutihan gigi: mencegah kerusakan jaringan lunak sekitarnya akibat agen
bleaching

1.3.4 Kontraindikasi Rubber Dam


1. Pasien asma
2. Pasien alergi lateks
3. Pasien dengan kebiasaan bernapas melalui mulut
4. Malposisi gigi yang ekstrem
5. Gigi molar ketiga (pada beberapa kasus)

1.3.5 Instrumen
1. Lembar Rubber Dam

Gambar 2. Rubber Dam Sheet


 Tersedia dalam ukuran 6×6 inci persegi dalam warna hijau, biru atau hitam.
 Lembar memiliki sisi yang kusam dan mengkilat. Sisi kusam dipasang
menghadap operator untuk mengurangi refleksi.
 Tersedia dalam tiga ketebalan, yaitu tipis, medium, dan tebal. Rubber dam
yang medium dapat dipilih karena apabila menggunakan yang tipis mudah
robek dan jika tebal lebih sulit diaplikasikan
 Lembar yang lebih tebal efektif untuk retraksi jaringan dan lebih tahan
robek. Diindikasikan untuk mengisolasi lesi kelas V
 Karet yang tipis dapat melewati kontak antar gigi dengan mudah.
Diindikasikan untuk gigi dengan kontak yang ketat.
 Rubber dam bebas lateks penting bagi beberapa pasien yang memiliki
riwayat alergi lateks. Flexi dam adalah dam bebas lateks dengan ketebalan
standar dengan tidak ada bau karet.

2. Clamp/Retainer Rubber Dam


Gambar 3. Rubber Dam Clamp
Rubber dam clamp dipakai untuk menahan rubber dam pada gigi.
Clamp berfungsi untuk menjepitkan rubber dam ke gigi dan membantu retraksi
gingiva.

3. Forcep Rubber Dam

Gambar 4. Rubber Dam Forceps


Rubber dam forceps digunakan untuk memasangkan clamp ke gigi.

4. Frame
Gambar 5. Frame
Frame berfungsi untuk menopang tepi rubber dam. Tujuan penggunaan frame
adalah untuk mendukung tepi isolator karet, meretraksi jaringan lunak, dan
meningkatkan aksesibilitas ke gigi yang diisolasi

5. Rubber Dam Punch

Gambar 6. Rubber Dam Punch


Rubber dam punch digunakan untuk melubangi rubber sheet yang akan dilalui
gigi yang akan diisolasi. Punch harus menghasilkan lubang yang bersih.

6. Rubber Dam Template


Alat ini merupakan stemple karet bertinta yang membantu menandai titik-titik di
atas lembar rubber dam sesuai posisi gigi. Lubang harus dibuat sesuai dengan
lengkung dan gigi yang hilang.

7. Benang Gigi
Digunakan sebagai agen flossing untuk isolator karet pada daerah kontak yang
ketat, dan untuk memeriksa kontak antar gigi. Busur retainer clamp harus diikat
dengan benang gigi (panjang rata-rata 12 inchi) sebelum menempatkannya ke
dalam mulut untuk membantu menarik kembali retainer atau bagian-bagiannya
yang patah jika tiba-tiba tertelan.

1.3.6 Prosedur Yang Dilakukan Sebelum Pemasangan Rubber Dam


1. Profilaksis rongga mulut
2. Memeriksa kontak gigi dengan benang gigi
3. Memeriksa daerah yang kasar
4. Melakukan anestesi pada gingiva jika diperlukan
5. Membilas dan mengeringkan daerah kerja

1.3.7 Metode Pemasangan Rubber Dam:


1. Metode I-Pemasangan Clamp Sebelum Rubber Dam

Gambar 7. (A) Penempatan clamp pada gigi; (B) Meregangkan sheet di


atas clamp agar bisa melewati clamp; (C) Gigi terisolasi
Metode ini digunakan terutama pada gigi posterior dewasa dan anak-anak,
kecuali molar ketiga. Caranya:
1. Pilih clamp yang tepat sesuai ukuran gigi.
2. Ikatkan benang gigi ke busur clamp dan pasang clamp ke gigi.
3. Perlu lubang yang lebih besar karena rubber dam harus direnggangkan
untuk melewati clamp. Biasanya perlu 2-3 lubang.
4. Regangkan rubber dam sheet di atas gigi.
5. Regangkan sheet di atas rahang-clamp bagian bukal dan atur sampai
posisinya di bawah rahang clam.
6. Sheet dipasang ke sisi palatal/lingual kemudian dilepas.
Kelebihan: tekniknya cepat dan mudah, visibilitas baik untuk clamp dan gigi
selama pemasangan rubber dam, dan trauma jaringan minimal

2. Metode II-Pemasangan Rubber Dam Dan Clamp Bersamaan

Gambar 8. (A) Melubangi sheet sesuai dengan ukuran gigi; (B) Clamp
dan sayapnya dimasukkan ke lubang; (C) Bawa clamp dan rubber dam
di atas mahkota dan pasangkan
Diindikasikan untuk molar ketiga, namun dapat terjadi trauma gingiva dan
pandangan terbatas selama pemasangan clamp. Caranya:
1. Pilih clamp yang paling tepat sesuai anatomi gigi.
2. Ikatkan dental floss mengelilingi clamp dan periksa stabilitasnya.
3. Buat lubang pada rubber dam sheet.
4. Pegang clamp dengan clamp forcep dan sayap (rahang) clamp
dimasukkan ke lubang yang baru dibuat.
5. Masukkan clamp dan rubber dam ke dalam rongga mulut dan
kencangkan clamp untuk meregangkan lubang.
6. Dorong terus clamp dan rubber dam sepanjang mahkota. Pertama
miringkan rahang clamp ke lingual agar bisa mencapai margin gingiva di
lingual.
7. Lalu posisikan clamp di sebelah bukal.
8. Setelah clamp terpasang, periksa lagi stabilitas clamp.
9. Lepaskan forcep dari clamp.
10. Lepaskan rubber dam sheet dari sayap-sayap clamp untuk diletakkan di
margin servikal gigi.
Kelebihan: diindikasikan untuk daerah molar ketiga.
Kekurangan: trauma gingiva dan pandangan terbatas selama pemasangan
clamp.

3. Metode III-Teknik Split Dam


Teknik split dam merupakan teknik pemasangan rubber dam untuk
mengisolasi gigi tanpa menggunakan clamp. Teknik ini membuat 2 lubang
yang bersitumpang di rubber dam sheet. Rubber dam direnggangkan diatas
gigi yang akan dirawat dan di atas gigi sebelah kanan-kirinya. Tepi rubber dam
secara perlahan ditekan menembus kontak sisi distal gigi sebelahnya.
Indikasinya untuk isolasi gigi anterior, struktur mahkota tidak
mencukupi, diperlukan isolasi gigi dengan mahkota porcelain (penempatan
clamp melewati tepi mahkota akan merusak servikal porcelain). Teknik ini
tidak cocok untuk gigi posterior

Daftar Pustaka
Garg N dan Garg A. 2020. Konservasi Gigi Edisi 3. Jakarta:EGC. Hal: 165-174

Anda mungkin juga menyukai