Anda di halaman 1dari 45

BUKU PETUNJUK SKILLS LAB PREKLINIK

MODUL PENATALAKSANAAN KELAINAN


JARINGAN KERAS GIGI (Modul GSM 6518 / 5.12)

Disusun Oleh:
drg. Juanita A. Gunawan, Sp.KG(K)
drg. Ade Prijanti Dwisaptarini, Sp.KG(K), PhD
Dr. drg. Meiny Faudah Amin, Sp.KG(K)
drg. Anastasia Elsa Prahasti, Sp.KG(K)
drg. Elline, Sp.KG(K)
drg. Selviana Wulansari, Sp.KG(K)
drg. Aryadi, Sp.KG(K)
drg. Taufiq Ariwibowo, Sp.KG(K)
drg. Dina Ratnasari, Sp.KG(K)
drg. Rosita Stefani, MM, Sp.KG
drg. Melaniwati, Sp.KG

FAKULTAS
KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2020
KEGIATAN SKILLS LAB MODUL 5.12

1. Menyusun Gigi
2. Rubber Dam
3. Restorasi Resin Komposit Kelas II (Gigi Molar 1 RB)
4. Restorasi Semen Ionomer Kaca Kelas V (Gigi Premolar RA)
5. Restorasi Resin Komposit Kelas IV (Gigi Insisivus RA)
6. Preparasi Onlay (Gigi Molar 2 RB)
7. Ujian Skills Lab (Gigi Molar 1 RA/RB)

1
TATA TERTIB SKILLS LAB MODUL 5.12 FKG USAKTI

1. Hadir tepat waktu. Tenggang waktu adalah 15 menit, lebih dari 15 menit
mahasiswa diperkenankan mengikuti skills lab tetapi tidak mengisi absensi.
2. Mahasiswa hadir pada zoom menggunakan laptop, dengan posisi laptop ditaruh
di samping dan ada jarak sehingga dapat terlihat mahasiswa saat bekerja,
dengan cermin dipasang di samping mahasiswa. Contoh posisi:

3. Gigi telah ditanam dalam media (wadah kecil diberi gips / moldano / lilin) agar
memudahkan saat bekerja. Contoh:

4. Memiliki alat masing-masing secara lengkap.


5. Memakai baju sopan dengan lab jas putih bersih dan nama pengenal. Bagi
perempuan, rambut terikat rapi.
6. Setiap tahap pekerjaan diperlihatkan kepada Dosen.
7. Kerusakan peralatan dalam skills lab karena salah penggunaan oleh
mahasiswa, menjadi tanggung jawab mahasiswa.
8. Keluar ruangan harus dengan izin Dosen.
9. Mahasiswa wajib mengirimkan video gigi yang telah dipreparasi kepada dosen
melalui WhatsApp, dengan batas waktu sebelum jam skills lab berakhir (gigi
diputar dari berbagai arah agar jelas terlihat).

2
10. Bila tidak mengikuti skills lab, tidak ada susulan.
11. Bila sakit, harus memberikan surat keterangan dari Rumah Sakit, dan absensi
kehadiran minimal adalah 80%.
12. Syarat mengikuti ujian akhir, pekerjaan sudah selesai 100%.
13. Bila ada kesalahan pekerjaan skills lab dan diperlukan mengganti gigi
maka harus minta ijin ke dosen pembimbing.

3
Alat – Alat yang Dibutuhkan untuk Skills Lab Preklinik Modul 5.12
1. Alas meja putih ukuran 50cm x 50cm
2. Gigi / gigi typodont yang telah difiksasi seperti petunjuk
3. Gloves dan masker
4. Chip blower, bowl berisi air
5. Instrumen standard: kaca mulut 2 buah (ukuran 4), sonde halfmoon, excavator,
pinset dental (ujung bengkok/bersudut)
6. Sonde lurus
7. Matrix band dan holder, wedge (ukuran s,m)
8. Set bur (Low & High Speed)
a. Round bur (berbagai ukuran)
b. Fissure bur (berbagai ukuran)
c. Tapered fissure bur
d. Flame bur
9. Jika ingin mencoba melakukan penumpatan:
a. Plastis filling instrument (bahan teflon direkomendasikan untuk tumpatan resin
komposit, bahan plastik direkomendasikan untuk tumpatan GIC)
b. Cement stopper / plugger
c. Matrix band dan holder sistem tofflemire, wedge
d. Alat-alat poles (untuk Low Speed):
• Stone Arkansas/putih (round dan pointed)
• Enhance (pointed dan cup)
• Polishing strip

4
POSISI OPERATOR

5
CARA MEMEGANG
HANDPIECE DAN INSTRUMENT

Seperti memegang pensil dan harus ada tumpuan

Bsbnx

PREPARASI KAVITAS
1. Round Bur
2. Fissure Bur
3. Fissure Tapered Bur
4. Flame Shape Bur

6
BAB I
RUBBER DAM

A. DEFINISI
Rubber dam adalah isolator berbahan dasar karet dan silikon tipis yang
digunakan untuk mengisolasi gigi selama perawatan. (pace.2006)

B. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


Manfaat rubber dam:
1. Daerah kerja bersih dan kering
2. Akses dan pandangan jelas
3. Mempertahankan sifat fisik bahan restorasi
4. Proteksi pasien dan operator
5. Efisiensi waktu kerja

Kontra Indikasi rubber dam :


1. Gigi dengan restorasi mahkota porselen
2. Alergi terhadap latex
3. Gigi belim erupsi sempurna
4. Penderita Parkinson (akumulasi saliva)
5. Penderita asma

C. PENJELASAN SINGKAT
Rubber dam pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter gigi dari New
York, Sanford Cristie Barnum, pada tahun 1864 memperlihatkan pertama kali
keuntungan mengisolasi gigi dengan

7
lembaran karet. Pada saat itu, menjaga karet pada tempatnya disekitar gigi
masih menjadi masalah tetapi kemudian pada tahun 1882 S.S. White
memperkenalkan punch rubber dam yang masih digunakan hingga saat ini.
Dr. Delous Palmer memperkenalkan metal clamps yang dapat digunakan
untuk gigi yang berbeda pada tahun yang sama. Tahun 1920 New York
Academy of Medicine menyatakan pentingnya penggunaan rubber dam pada
perawatan endodontik.

D. TUGAS MAHASISWA
Memasang Rubberdam pada model Rahang sesuai Instruksi.

E. ALAT DAN BAHAN


Peralatan rubber dam:
1. rubber dam sheet
2. rubber dam frame
3. rubber dam clamp
4. rubber dam punch
5. rubber dam forceps
6. Template
7. Dental floss/wedge
8. Lubricant

8
Minimum rubber dam set yang diperlukan pada penggunaan rubber dam
.

1. Rubber dam sheet

2. Rubber dam Punches

9
3. Rubber dam Clamp

4. Rubber dam Frame

5. Rubber dam forceps

10
F. TAHAP PEKERJAAN
Teknik Pemasangan Rubber dam:
1. Teknik pemasangan clamp sebelum pemasangan rubber dam
2. Teknik pemasangan clamp bersamaan dengan rubber dam
3. Teknik pemasangan clamp setelah pemasangan rubber dam
4. Teknik Split dam
5. Teknik Bow

1. Teknik Pemasangan Clamp sebelum rubber dam


• Clamp dipasang lebih dulu pada gigi, sehingga tepi gingiva dan gigi lebih jelas
selama pemasangan.
• Clamp yang dianjurkan adalah clamp dengan kekuatan retentif yang besar yaitu
bersayap atau tidak bersayap dengan jaws yang tajam.

2. Teknik pemasangan clamp dan rubber dam bersamaan


• Clamp bersayap digunakan pada teknik ini
• Clamp dicobakan dahulu
• Pandangan ke arah gigi dan ke tepi gingiva terbatas
• Direkomendasikan untuk molar ketiga dimana teknik lain akan sulit dilakukan
• Penglihatan terbatas

11
3. Teknik pemasangan clamp setelah pemasangan rubber dam
• Sulit bila operator bekerja sendiri
• Teknik dipakai bila clamp yang digunakan berukuran besar sehingga lubang yang
dibuat akan menjadi sangat besar, menyebabkan kemampuan isolasi berkurang
• Clamp yang sering memerlukan teknik ini adalah butterfly clamp

4. Teknik Split Dam


• Pada gigi anterior tanpa menggunakan clamp
• Keuntungannya dapat dilakukan pada gigi dengan struktur yang luas, adanya
fraktur horizontal dan mencegah pecahnya tepi restorasi porselen.

12
5. Teknik Bow
• Clamp yang digunakan jenis wingles
• Dapat digunakan pada gigi belakang
• Bow Clamp dikaitkan dahulu dengan rubber sheet

Aplikasi rubber dam pada kasus khusus :


Ø Gigi malposisi
Ø Bentuk mahkota yang kurang retentif
Ø Gigi dengan kehilangan jaringan mahkota yang luas
Ø Mahkota porselen
Ø Alat orthodontik
Ø Kebocoran saliva
Ø Alergi

13
G. DAFTAR PUSTAKA

1. Cohen, S and Burns, R.C. 2011. Pathways of The Pulp. 10th Ed.

2. Garg, N and Garg, A. 2014. Textbook of Endodontics 3rd Ed.. New Delhi: Jaypee
Brothers Medicaol Publisher.

3. Walton R.E and Torabinejad, M. 2008. Principles and Practice of Endodontics.


3rd Ed.

14
BAB II
PREPARASI DAN TUMPATAN KOMPOSIT KELAS II

A. DEFINISI
Dental resin komposit adalah jenis bahan restorasi yang terbentuk dari 3
komponen utama yaitu matrix, filler dan coupling agent. Preparasi kelas II resin
komposit adalah jenis preparasi gigi yang melibatkan bagian oklusal dan
proksimal (mesial / distal) gigi.

B. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


1. Indikasi:
- Area yang memerlukan estetik baik
- Kavitas moderat sampai besar
- Area kontak oklusal
- Tumpatan intermediate sebelum dilakukan pembuatan crown.
- Gigi non vital paska perawatan saluran akar dengan jaringan pendukung
gigi yang masih banyak.

2. Kontraindikasi:
- Area gigi yang tidak dapat diisolasi dengan baik.
- Restorasi yang besar dengan tekanan kunyah yang besar
- Daerah proksimal yang melebar hingga permukaan akar gigi
- Daerah margin gingiva yang dalam

15
C. PENJELASAN SINGKAT
Preparasi kelas II resin komposit adalah jenis preparasi gigi yang melibatkan
bagian oklusal dan bagian proksimal gigi, oleh karena itu dibutuhkan tipe matriks
yang sesuai. Pada saat pembuangan karies dibagian proksimal, matriks metal
dan wedge dibutuhkan untuk melindungi gigi disebelahnya.

Matriks Tofflemire dapat digunakan untuk kavitas kelas II yang melibatkan kedua
sisi proksimalnya. Setelah dilakukan pemasangan matriks, penumpatan komposit
dimulai dari kavitas bagian proksimal sehingga menjadi kavitas kelas I. Matriks
dan wedge dapat dilepaskan setelah penyinaran terakhir bagian dinding
proksimal kemudian penumpatan komposit dibagian oklusal dapat diselesaikan.

Pemeriksaan oklusi dapat dilakukan setelah rubber dam dilepas. Kelebihan


komposit di daerah proksimal dibuang dengan flexible abrasive discs. Abrasive
strips dapat juga digunakan untuk finishing dan polishing kontak proksimal, tapi
harus dilakukan dengan hati-hati sehingga kontak point tidak hilang. Polishing
pada daerah oklusal dapat menggunakan abrasive rubber dengan tingkat
kekasaran yang berbeda dilanjutkan dengan abrasive brushes dan polishing
pastes.

16
D. TUGAS MAHASISWA
1. Melakukan preparasi kelas II tumpatan resin komposit pada gigi 36/46.
2. Melakukan penumpatan resin komposit kelas II sampai tahap pemolesan.

E. ALAT DAN BAHAN


1. Peralatan:
a. Instrumen Standar

b. Bur superfine dan Bur Poles enhance

c. Tofflemire Matrix dan Band

17
d. Wedge

e. Composite Plastic filling

f. Kain kassa, cotton roll, cotton pellet

2. Bahan:
a. Komposit packable
b. Dentin conditioner (asam poliakrilat 10%)
c. Semen Ionomer Kaca Tipe 3
d. Alkohol

F. TAHAPAN PEKERJAAN
1. Preparasi
Tahap awal sama dengan preparasi untuk kelas I.

18
Untuk tumpatan resin komposit kelas II, tahapan-tahapan yang perlu ditambahkan
dari preparasi kelas I terbagi menjadi dua segmen yaitu segmen oklusal dan
segmen proksimal:

A. Segmen Oklusal
Perluasan preparasi ke arah proksimal, bur tidak boleh sampai mengenai gigi
sebelahnya.

Ilustrasi perluasan outline form preparasi kelas II yang ideal: diperluas dari
titik kontak tetapi tidak berlebihan

Ilustrasi perlusasan outline form preparasi kelas II yang tidak baik: kurang
diperluas dan terlalu banyak diperluas

19
Ilustrasi kedalaman preparasi yang ideal: mencapai dentin, DEJ terekspos

B. Segmen Proksimal
1. Buat boks proksimal di bagian distal atau mesial, di bawah titik kontak tetapi
tidak sampai daerah servikal.

Bentuk dinding axial mengikuti outline permukaan proksimal. Proximal box


di bawah titik kontak, sehingga tidak ada kontak lagi dengan gigi
sebelahnya.

20
2. Hasil preparasi harus konvergen ke arah oklusal. Lebar isthmus
1/3 inter cusp.

Ilustrasi hasil preparasi Kelas II (pandangan proksimal)

Hasil akhir preparasi Kelas II (pandangan oklusal)

2. Pemasangan Matriks
Matriks harus terletak di daerah bukal gigi, tidak boleh diletakkan di lingual pada
rahang bawah atau palatal pada rahang atas.

Komponen Tofflemire Matrix


21
A. Daerah yang ditunjuk dengan sonde adalah bagian yang menghadap ke
gingiva.
B. Retaining screw dibebaskan dengan memutar locking nut berlawanan arah
jarum jam.
C. Band dibentuk seperti loop, dan dipasang pada matriks.
D. Kencangkan locking nut searah jarum jam untuk menahan band (untuk
mengatur besar kecil loop, menggunakan adjusting nut).

A. B.

A. Posisi head menghadap ke gingiva, B. Band yang telah terpasang pada matriks

22
Matrix band yang telah terpasang dengan baik pada gigi, disertakan
wedge pada bagian proksimal

Kerapatan matriks di daerah proksimal diperiksa dengan sonde, tidak boleh ada
celah

3. Basis Semen (basis semen diberikan hanya pada tumpatan resin komposit dalam
atau pada tumpatan amalgam)
Bahan yang digunakan: semen Zinc Phosphate atau Semen Ionomer Kaca (SIK).

Sebelum basis semen diletakkan, hal-hal yang harus dilakukan:


a. Sterilkan kavitas dengan menggunakan cotton pellet yang telah dibasahi
alkohol.
b. Keringkan kavitas dengan menggunakan cotton pellet steril.
c. Dilanjutkan dengan hembusan udara dengan menggunakan chip blower.
d. Aplikasi dentin conditioner pada kavitas selama 20 detik, dibilas dan
dikeringkan.

23
Pengadukan Semen

A. B. C.

A. Perbandingan bubuk dan liquid 3,6 : 1 (berdasarkan berat). Pada umumnya


pabrik telah membuat takaran 1 scoop bubuk dengan 2 tetes liquid sudah sesuai
dengan perbandingan berat 3,6:1 di atas. Akan tetapi harus selalu membaca
petunjuk pabrik, karena tiap merk ada kemungkinan berbeda ukuran scoop
bubuknya.
B. Posisi botol liquid harus tegak lurus.
C. Pengadukan semen harus homogen dan konsistensi seperti pasta.

Cara Meletakkan Basis Semen (hanya pada karies dalam / tumpatan amalgam)
KELAS I

BENAR SALAH
Retensi tetap dipertahankan Retensi hilang karena semen

KELAS II

Letak basis semen hanya berada di lapisan dentin


24
4. Penumpatan Resin komposit Kelas II

A. Lakukan etsa ( phosphoric acid 37%) pada gigi yang telah dilakukan preparasi
kemudian dibilas dengan water syringe, dan dikeringkan dengan hembusan
udara ringan, atau dengan cotton pellet

B. Aplikasikan bonding pada gigi yang telah dilakukan etsa, dihembuskan udara
ringan selama 10 detik, kemudian disinar dengan light cure selama 20 detik

C. Komposit diletakkan menggunakan plastis filling pada bagian proksimal dan


dikompaksi dengan cement stopper kemudian disinar dengan menggunakan
light cure

D. Dinding resin komposit di daerah proksimal mulai terbentuk sebagian

25
E. Dinding Proksimal telah terbentuk menjadi kavitas kelas I

F. Setelah gigi telah dibentuk bagian proksimal dan mejadi kavitas kelas I,
dilanjutkan peletakan komposit pada bagian oklusal

G. Kemudian komposit diletakkan untuk membentuk cusp by cusp

5. Pemolesan Tumpatan Resin Komposit

A. Pembuatan kontur dan dan finishing retorasi resin komposit


26
B. Dilakukan pemolesan bagian proksimal menggunakan flexible abrasive discs
atau dapat menggunakan polishing strip

C. Pemolesan tahap akhir dengan menggunakan abrasive brush

27
G. DAFTAR PUSTAKA

Heymann HO, Swift EJ, Ritter AV. Sturdevant’s art and science of operative
dentistry. 6th ed. North Carolina: Elsevier; 2011. p.339-368.

28
BAB III
RESTORASI SIK KELAS V

A. DEFINISI
Kelas V adalah karies yang mengenai bagian servikal dari permukaan
bukal / labial atau lingual palatinal dari gigi anterior dan posterior.

B. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI


Indikasi penggunaan Semen Ionomer Kaca :
1. Area yang tidak menerima tekanan tinggi (tidak untuk
Restorasi Kelas I, II, atau IV)
2. Karies akar-mahkota pada lokasi kelas V.
3. Slot-like preparations dalam Kelas II atau III di lokasi servikal (tidak
melibatkan kontak proksimal)
4. Karies akar pada pasien usia lanjut dan pasien yang memiliki factor
resiko karies tinggi.
5. Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanpa preparasi kavitas.
6. Penutupan/penumpatan pit dan fisura oklusal.
7. Restorasi gigi sulung.

Kontraindikasi :
1. Kavitas - kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan
tinggi
2. Lesi karies klas IV atau fraktur insisial
3. Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan
faktor estetika

C. PENJELASAN SINGKAT Kelebihan


Semen Ionomer Kaca:
1. Bahan tambal ini sangat populer karena sifatnya dapat melepas fluor
yang sangat berperan sebagai anti karies. Dengan adanya bahan
tambal SIK, resiko kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di
bawah tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan
tambal lain.
2. Biokompatibilitas SIK terhadap jaringan sangat baik (tidak
menimbulkan reaksi merugikan terhadap tubuh)

29
3. SIK melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme
perlekatannya adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion
antara tumpatan dan gigi. Oleh karena itu pula, gigi tidak perlu
dipreparasi terlalu banyak seperti halnya bila menggunakan bahan
tambal lain.

Kekurangan Semen Ionomer Kaca :


1. Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain,
sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima
beban kunyah besar seperti gigi molar (geraham)
2. Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara
jelas antara tambalan dan permukaan gigi asli
3. Tambalan semen ionomer kaca lebih mudah aus dibanding tambalan
lain

D. TUGAS MAHASISWA
1. Membuat preparasi kelas V pada gigi 14/24
2. Membuat restorasi SIK pada preparasi tersebut hingga tahap poles

E. ALAT DAN BAHAN


1. Alat diagnostic
2. Round bur
3. Plastis filling instrument
4. Bur poles
5. Cotton pellet
6. Paper pad
7. Dentin conditioner
8. Semen Ionomer Kaca
9. Alkohol

30
F. Tahapan pekerjaan

Dalam praktikum Skills lab ini, kita melakukan latihan pada model gigi, yang
dibutuhkan adalah keterampilan klinis yang baik sehingga preparasi yang
diharuskan adalah preparasi sempurna berbentuk half moon. Akan tetapi, pada
praktek dokter gigi sehari-hari, preparasi yang dilakukan adalah Minimal
Invasive sesuai dengan besar dan kedalamannya karies yang terjadi. Pada
umumnya karies kelas V merupakan kavitas cukup dalam, maka dibutuhkan
Tumpatan Sandwich (SIK + R. Komposit)

Cara preparasi :
1. Memakai round bur
2. Gerakkan bur di sekitar daerah perbatasan servikal hingga
membentuk suatu daerah cekungan

31
Cara Mencampur SIK (Preservation and Restoration of Tooth Structue,
G. J Mount) :

Bubuk SIK diambil menggunakan sendok takar khusus SIK sebanyak 1 sendok penuh.
Botol cairan dimiringkan sampai cairan masuk ke seluruh ujung botol, lalu botol dituang
secara vertikal dan drop 2 tetes pada kertas aduk.

Bubuk SIK dibagi menjadi 2 bagian sama rata dengan spatula. Aduk cairan SIK dengan
½ bubuk bagian pertama yang sudah terbagi, diaduk secara horizontal sambil diputar
selama 10 detik.

Dalam waktu 10 detik, adukan ½ bubuk bagian pertama harus teraduk rata terlebih
dahulu, lalu dilanjutkan pengadukan ke ½ bubuk bagian kedua sampai 25 detik.

32
Dalam waktu 25 detik, seluruh adukan harus rata, dan tidak boleh lebih lama lagi karena
GIC sudah mulai setting.

Cara Penumpatan SIK :


1. Bersihkan kavitas terlebih dahulu dengan cotton pellet yang telah dibasahi
alkohol.
2. Oleskan dentin conditioner dengan cotton pellet, didiamkan selama 10-15 detik.
3. Bilas kavitas dengan spuit irigasi yang berisi akuades.
4. Kavitas dikeringkan dengan cotton pellet.
5. Campur SIK.
6. Masukkan campuran SIK ke dalam kavitas dengan instrumen plastik, dan bentuk
sesuai dengan anatomi gigi yang baik.
7. Tumpatan SIK yang berlebih dikurangi menggunakan enhance / arkansas.
8. Oleskan varnish / cocoa butter di atas tumpatan dan diamkan selama 30 detik.
9. Pemolesan SIK setelah 24 jam dengan stone putih.

33
G. DAFTAR PUSTAKA
1. Heymann HO, Swift EJ, Rittler AV. Studervant’s art and science of
operative dentistry. 6th ed. North Carolina : Elsevier; 2011. p.235
2. Mount GJ, Hume WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure. 2nd
ed. California : Knowledge Books and Software; 2005 p.171.

34
BAB IV
RESTORASI RESIN KOMPOSIT KELAS III

A. DEFINISI
Resin Komposit adalah bahan tumpatan yang kandungan utamanya
adalah matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Komponen lainnya
adalah bahan coupling untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi
anorganik dan matriks resin, juga activator untuk polimerisasi resin.
Kavitas kelas III menurut klasifikasi G.V. Black adalah kavitas yang
terdapat pada permukaan proksimal dari gigi geligi anterior dan belum
mengenai tepi insisal.

B. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI


Indikasi Resin Komposit menurut ADA (American Dental
Association:
1. Resin preventif pada pit dan fisur
2. Restorasi pada tempat yang memerlukan estetik.
3. Restorasi pada pasien yang alergi atau sensitive terhadap logam
4. Sebagai prosedur estetis tambahan:
a. Partial Veneer
b. Full Veneer
c. Modifikasi kontur gigi
d. Penutup diastema
5. Periodontal splinting
6. Lesi Interproksimal (kelas III) pada gigi anterior. Lesi pada
permukaan fasial gigi anterior (kelas V). Lesi pada
permukaan fasial gigi premolar. Hilangnya sudut insisal
gigi.
Fraktur gigi anterior.
Membentuk kembali gigi untuk mendukung restorasi tuang. Lesi Oklusal
dan interproksimal gigi posterior (kelas I dan II) dengan keterbatasan.

35
KontraInsikasi Resin Komposit menurut ADA (American
Dental Association):
1. Tekanan oklusal yang besar.
2. Tempat atau area yang diisolasi.
3. Pasien dengan alergi atau sensitive terhadap material resin
komposit.

C. PENJELASAN SINGKAT
Resin Komposit adalah bahan tumpat adesif yang memiliki nilai estetik,
sehingga banyak dipilih baik untuk restorasi gigi anterior maupun
posterior. Hal ini disebabkan selain bersifat estetis, resin komposit terkini
memilik compressive strength yang baik sehingga dapat digunakan untuk
gigi posterior. Preparasi yang dibutuhkan untuk restorasi komposit adalah
minimal karena resin komposit tidak memerlukan perlekatan mekanis,
sehingga mendukung preservasi jaringan keras semaksimal mungkin.

D. TUGAS MAHASISWA
1. Membuat preparasi kelas III pada distal gigi 11/21
2. Melakukan restorasi Resin Komposit pada preparasi tersebut
3. Melakukan finishing dan polishing pada Restorasi tersebut

E. ALAT DAN BAHAN


Alat yang dibutuhkan adalah:
1. Alat diagnostik
2. Round diamond bur
3. Fissure bur
4. Plastis instrument
5. Microbrush
6. Bur poles

Bahan yang dibutuhkan adalah:


1. Etsa
2. Bonding
3. Resin Komposit
4. Celluloid strip

36
F. TAHAPAN PEKERJAAN
PREPARASI KAVITAS KELAS III GIGI 11/21

1. Kavitas terletak pada 1/3 tengah jarak serviko-insisal di distal

2. Preparasi dengan round bur hingga mata bur terbenam. Posisi bur tegak
lurus dengan sumbu gigi.

3. Ganti dengan fissure bur.


4. Kemudian bur digerakkan ke arah servikal lalu ke insisal (serviko-insisal).

37
5. Hasil preparasi

PENUMPATAN

1. Basis
Diaplikasikan bila kedalaman karies mencapai dentin dalam,
menggunakan Semen Ionomer Kaca. Tahapannya adalah:
• Aplikasi dentin conditioner menggunakan microbrush selama 15 detik.
• Bilas dan keringkan dengan cotton pellet.
• Aplikasikan Semen Ionomer kaca menggunakan ball applicator pada
dentin dalam
2. Penumpatan resin komposit, tahapannya adalah:
• Etching
Aplikasi etsa pada seluruh kavitas, selama 15-20 detik. Bilas dan
keringkan dengan cotton pellet.
• Aplikasikan bonding agent menggunakan microbrush pada seluruh
kavitas, dihembuskan udara perlahan menggunakan chip blower, 10-
15 detik. Polimerisasi menggunakan Light Curing Unit selama 20
detik.
• Penumpatan Resin Komposit secara layering. Setiap layer dicuring
menggunakan Light Curing Unit.
• Setelah seluruh kavitas ditumpat, maka dapat dilakukan finishing
menggunakan superfine bur, dan pemolesan menggunakan
stone putih.

38
G. DAFTAR PUSTAKA
Mount, GJ., Hume, WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure.
Ed. 2. Brighton: Knowledge Books and Software.

39
BAB V
RESTORASI ONLEI LOGAM

A. Definisi
Restorasi onlei logam penuh (full cast-metal onlay) adalah restorasi onlei
indirek yang terbuat dari logam dan menutupi seluruh permukaan oklusal.

B. Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi restorasi onlei logam:
1. Restorasi besar
2. Pasca endodontik
3. Gigi dengan resiko fraktur
4. Koreksi occlusal plane
5. Titik kontak yang baik tidak dapat dicapai dengan restorasi direk

Kontraindikasi:
1. Nilai karies tinggi
2. Pasien muda
3. Daerah estetik
4. Restorasi kecil

C. Penjelasan Singkat
Restorasi onlei logam penuh dengan desain menutupi seluruh permukaan
oklusal dapat memperkuat gigi yang lemah akibat karies atau perawatan
sebelumnya. Desain penutupan oklusal secara menyeluruh dapat mendistribusikan
beban oklusal ke seluruh gigi sehingga dapat meminimalkan resiko fraktur gigi.
Preparasi onlei lebih konservatif dibandingkan preparasi mahkota penuh. Batas
restorasi di supragingiva dapat mengurangi kemungkinan iritasi pada gingiva.

D. Tugas Mahasiswa
1. Melakukan preparasi onlei pada gigi molar rahang bawah

E. Alat dan Bahan


1. Gigi molar bawah
2. Instrumen standar
3. Bur preparasi
4. Lampu spiritus
5. Wax / malam biru

40
F. Tahapan Pekerjaan
1. Pembuatan guiding grooves / depth cuts dengan kedalaman 1,5 mm pada tiap
cusp menggunakan carbide bur no.271 atau rounded-flat-end tapered fissure
bur. Guiding grooves dibuat pada crest triangular ridges dan di grooves bukal
serta lingual.

2. Reduksi tiap cusp mengikuti topografi permukaan oklusal gigi dengan panduan
guiding grooves yang telah dibuat menggunakan carbide bur no.271 atau
round-end tapered fissure bur. Pada tahap ini berhati-hati pada area marginal
ridge mesial dan distal, untuk mencegah gigi sebelahnya terkena bur.

3. Functional cusp bevel pada 1/3 jarak oklusal-servikal di bagian bukal molar
sebesar 30-45° menggunakan round-end tapered fissure bur.

4. Pembuatan bahu di functional cusp selebar 0,8 - 1 mm sejauh 2-3 mm dari


oklusal bukal molar, menggunakan carbide bur no.271 atau rounded-flat-end
tapered fissure bur berdiameter 1 mm dengan tip 0,8 mm.

41
5. Pembuatan isthmus / occlusal step dimulai dengan initial entry pada central
fossa dengan kedalaman 0,5 mm, lalu diperluas ke bukal dan lingual tetapi
tidak melebihi 2/3 jarak dari central groove ke puncak cusp, menggunakan
rounded-flat-end tapered fissure bur.

6. Pembuatan isthmus mengikuti lekukan anatomi cusp dengan transisi yang


halus, tidak bersudut, dasar kavitas rata, dinding divergen 2°.
Preparasi isthmus diteruskan hingga dinding proksimal mesial dan distal
dibebaskan tanpa mengenai gigi sebelahnya, menggunakan tapered fissure bur
(dapat menggunakan matriks logam untuk melindungi gigi sebelah).

7. Pembuatan boks proksimal di mesial dan distal dengan kedalaman di bawah


titik kontak (sehingga tidak berkontak dengan gigi sebelahnya), tetapi masih
supragingiva dan dengan lebar gingival wall 0,8 mm, menggunakan rounded-
flat-end tapered fissure bur berdiameter tip 0,8 mm.

(Catatan: pada pasien, tidak semua kasus memerlukan pembuatan boks


proksimal. Jika dinding proksimal masih bagus, maka tidak dibuatkan boks
proksimal)

8. Pembuatan proximal flare pada cavosurface line angle proksimal sebesar 40°
tanpa mengenai gigi sebelahnya, menggunakan thin tapered fissure bur.

42
9. Gingival bevel sebesar 30° menggunakan thin tapered fissure bur / flame
shaped bur.

10. Counterbevel 30° pada non functional cusp (lingual cusp) molar menggunakan
tappered fissure bur.

11. Seluruh cavosurface line angle dan perbatasan termasuk axiopulpal line angle,
cusp yang tajam, dan bahu; dibulatkan menggunakan fine-grit diamond bur
(finishing bur halus).

12. Pemeriksaan akhir:


a. Dinding kavitas halus dan divergen 2° pada dinding kavitas isthmus, dan
5° pada dinding kavitas boks proksimal (seluruh internal line angle dapat
terlihat dari oklusal).
b. Dasar kavitas rata.
c. Tidak ada bagian yang tajam.
d. Transisi lekukan dinding kavitas halus.
e. Titik kontak proksimal bebas.
f. Oklusal tereduksi 1,5 – 2 mm

13. Pencetakan malam biru pada gigi yang telah dipreparasi:


a. Malam biru dipanaskan dengan lampu spiritus sampai lunak, tetapi tidak
mencair.
43
b. Malam biru ditekan ke gigi yang telah dipreparasi hingga gigi area
preparasi tertutup semua, ditunggu hingga mengeras kemudian
diangkat.
c. Hasil preparasi tidak ada undercut jika tidak ada malam biru yang
tertinggal pada gigi.

G. Daftar Pustaka
Sturdevant's Art and Science of Operative Dentistry. 7th ed. St.Louis, Missouri:
Elsevier. 2019.

44

Anda mungkin juga menyukai