Anda di halaman 1dari 38

DENTAL RESTORATIVE

Tutor : drg. Maharani L. A, Sp. PM


Program Studi Kedokteran Gigi
Universitas Lambung Mangkurat
2012
KELOMPOK 5
1. Ardi Siswanto I1D111003
2. Astarina Safitri I1D111004
3. Enny Khalisa I1D111008
4. Dita PermatasariI1D111010
5. Renita Rahmad I1D111014
6. Wenda Fitriati Noor I1D111015
7. Dessy Sharfina I1D111020
8. Anis Belinda Z I1D111022
9. Gihona Bestinabella I1D111027
10.Fransisca Viesta I1D111031
11.Muhammad Ali RiswandiI1D111034
Skenario
Tes Perwira Polisi
Seorang laki-laki usia 22 ingin mengikuti tes
penerimaan perwira polisi. Setelah lulus tes fisik maka
harus mengikuti tes kesehatan, pasien merasa galau
karena banyak giginya yang sudah lubang. Pasien datang
ke praktek dokter untuk mengatasi masalah giginya.
Hasil pemeriksaan intra oral dokter :
Anterior Posterior
Setelah itu dokter melakukan tahapan
preparasi serta tahapan aplikasi bahan
tumpatan untuk memperbaiki gigi pasien.
RESTORASI
Definisi Tujuan Prinsip

Preparasi
Klasifikasi
Tahapan Faktor yang
Kavitas
mempengaruhi

Bahan
Klas 1 Klas 2 Klas 3 Klas 4 Klas 5

Aplikasi
Amalgam Komposit GIC
Sasaran Belajar
1. Menjelaskan definisi preparasi.
2. Menjelaskan tujuan preparasi.
3. Menjelaskan klasifikasi preparasi kavitas.
4. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kegagalan
dan keberhasilan preparasi.
5. Menjelaskan prinsip preparasi.
6. Menjelaskan tahapan preparasi dan aplikasi
amalgam, komposit dan gic.
7. Kelebihan dan kekurangan amalgam, komposit dan
gic.
8. Menjelaskan bahan yang digunakan untuk restorasi
pada skenario beserta alasan.
PENJELASAN SASARAN BELAJAR
Definisi Preparasi
Preparasi gigi adalah pembuangan
jaringan karies dan jaringan yang telah
lemah dari gigi dan membentuk gigi yang
masih sehat sedemikian rupa sehingga
dapat menerima restorasi permanen atau
sementara.

Walton, T. 2008.
Tujuan Preparasi

Membuang struktur gigi yang rusak dan sakit


Mempertahankan kesehatan pulpa dengan
pulpa proteksion
Membuat restorasi lebih kuat
Mempertahankan restorasi selama mungkin

Gopikrishna, V. 2011.
Membantu memelihara kesehatan struktur
gigi
Restorasi dan sisa struktur gigi harus tahan
terhadap fraktur

Gopikrishna, V. 2011.
Faktor yang Mempengaruhi
Keberhasilan Preparasi
Pemilihan bahan restorasi yang digunakan
Pengetahuan dan keterampilan dokter gigi
Diagnosis yang tepat
Rencana perawatan
Teknik restorasi

Sularsih,S. 2007.
Faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan
Preparasi

Jenis Gigi
Lokasi gigi
Kondisi kavitas
Kerjasama pasien
Kemampuan operator
Terkontaminasi saliva

Pradopo Seno, Tania Saskianti. 2007.


Klasifikasi Kavitas

Menurut Menurut
G.V Black lokasi

Didasarkan oleh
Menurut site (tempat) dan
Mounth size (ukuran)
Menurut G.V Black
1. Klas 1: oclusal posterior
2. Klas 2: oclusal proximal posterior
3. Klas 3: proximal anterior
4. Klas 4: proximal incisal anterior
5. Klas 5: 1/3 servikal permukaan fasial dan
lingual anterior dan posterior
6. Klas 6: incisal anterior (abrasi, erosi atrisi)
dan oclusal gigi posterior.
Bakar, A. 2012.
Klas 1 Klas 2 Klas 3 Klas 4 Klas 5 Klas 6
Menurut Mount
Site Size
1:pit dan fissure 0:lesi awal yang bisa
2:Aproximal diidentifikasi
3:Servikal 1:lesi kecil
2:kavitas sedang dan sisa
jaringan masih cukup
menahan beban restorasi
3:kavitas perlu diperlebar
restorasi mampu menyangga
sisa struktur gigi yang ada.
4:Kavitas luaskehilangan
banyak strukturnya.

Mount, Graham J. 2009


Bila klasifikasi mount direlasikan dengan G.V
Black:
1. Kelas 1: (1,2)
2. Kelas 2: (2,2)
3. Kelas 3: (2,3)
4. Kelas 4: (2,4)

Mount, Graham J. 2009


Prinsip Preparasi
1. Outline Form
2. Resistance Form
3. Retention Form
4. Convenience Form
5. Removing the Remaining of Caries
6. Finishing the Enamel Wall + Margin
7. Toilet of the Cavity

Bakar, A. 2012.
Tahapan Preparasi dan Aplikasi
KOMPOSIT
1. Membuka kavitas ( round bur )
2. Melebarkan dinding kavitas ( fissure bur )
3. Membuat bevel pada cavosurfase enamel
margin ( bevel bur )
4. Membersihkan dan mengeringkan kavitas
(syringe water + syringe air )
5. Isolasi ( rubber dam / cotton roll )

Roberson TM, Harald OH, Edward JS.. 2006.


6. Teknik Etsa ( microbrush + cotton pellet )
7. Pembersihan Etsa ( syringe water + syringe
air)
8. Bonding ( microbrush / cotton pellet )
9. Light Cure selama 15 detik
10.Pengisian Komposit ( plastic filling
instrument)
11. Penyinaran (Light Cure) selama 20 detik
12. Finishing dan Polishing
Roberson TM, Harald OH, Edward JS.. 2006.
AMALGAM
1. Membuka kavitas (round bur)
2. Melebarkan dinding kavitas (fissure bur)
3. Membuat retensi / undercut (inverted
cone bur)
4. Membuat bevel pada cavosurfase email
margin
5. Membersihkan kavitas (syringe water + air)
Roberson TM, Harald OH, Edward JS.. 2006.
6. Isolasi (rubber dam/cotton roll )
7. Basis (zinc phospat) dengan ball/line
aplicator
8. Pengisian Amalgam (pistol amalgam)
9. Kondensasi, burnishing dan carving
(kondensor amalgam,burnisher, curver)
10.Finishing dan Polishing (karburundum,
veneer halus, rubber polish amalgam)

Roberson TM, Harald OH, Edward JS.. 2006.


GIC ( Glass Ionomer Cement )
1. Membuka kavitas (round bur)
2. Melebarkan dinding kavitas (fissure bur)
3. Membuat bevel pada cavosurfase email
margin (bevel bur)
4. Membersihkan kavitas ( syringe water + air)
5. Dentin Conditioning (microbrush / cotton
pellet)

Roberson TM, Harald OH, Edward JS.. 2006.


6. Cuci dan keringkan sampai dentin terlihat
pucat (syringe water dan syringe air)
7. Isolasi (rubber dam dan cotton roll)
8. Pengisian GIC (plastic filling instrument)
9. Penyinaran (Light Cure) selama 20 detik
10. Finishing dan Polishing ( paper disk / alpine
)

Roberson TM, Harald OH, Edward JS. 2006.


Sifat- Sifat
Bahan
Restorasi
Amalgam
Kelebihan
Tahan terhadap tekanan kunyah
Murah
Tahan lama
Aplikasi mudah

Lusia Y.2010
Kekurangan
Mengambil banyak jaringan gigi yang sehat
Non-estetic
Arus galvanism
Tarnish dan korosi

Lusia Y.2010
Komposit
Kelebihan
Estetika bagus
Radioopak
Tidak banyak mengambil jaringan gigi
Berikatan secara adhesif

Gaurav Vasudeva,MDS.2009
Kekurangan
Pengerutan saat polimerisasi (shrinkage)
Microleakage (kebocoran tepi)
Sensitif terhadap cairan saliva

Gaurav Vasudeva,MDS.2009
GIC ( Glass Ionomer Cement )
Kelebihan
Berikatan Kimia dengan enamel dan dentin
Melepas flourida
Biokompabilitas baik
Ekspansi thermal sama dengan gigi
Preparasi lebih sederhana dan waktu kerja
singkat

Ntasha S, Kiran A, Rupali K. 2012


Kekurangan
Warnanya tidak sebaik komposit
Tidak kuat terhadap tekanan kunyah
Mudah larut dalam saliva
Kurang estetik dibandingkan komposit

Ntasha S, Kiran A, Rupali K. 2012


Bahan yang dipilih untuk skenario
Gigi 11 (Klas 3)
Gigi 21 (Klas 4) Komposit
Gigi 22 (klas 4)

Alasan:
Mengutamakan estetik karena restorasi pada
gigi anterior

Hamzah F, Abdul Rahman, Cucu S dan Suwardi. 2010


Gigi 43 (klas 5) GIC
Alasan:
Tidak mengiritasi pulpa karena GIC tidak
menggunakan etsa.

Hamzah F, Abdul Rahman, Cucu S dan Suwardi. 2010


Gigi 36 dan 37 amalgam atau
komposit Nano filler.
Alasan:
Amalgam: Tahan terhadap tekanan kunyah
Komposit Nano filler : kekuatannya lebih
besar daripada amalgam serta jenis
komposit yang lain.

Hamzah F, Abdul Rahman, Cucu S dan Suwardi. 2010


Daftar Pustaka
1. Walton, T.Prinsip dan Praktik Ilmu Edodonsia. Edisi 3.
EGC .Jakarta. Indonesia. 2008 ; 244
2. Gopikrishna, V. Preclinical Manual Conservative
Dentistry. Elsevier. New Delhi, India. 2011. Hal 188
3. Bakar, A. Kedokteran Gigi Klinis. Quantum Sinergis Media
. Jogjakarta. Indonesia. 2012. Hal : 66 69
4. Mount, Graham J. Minimal Intervention Dentistry : Cavity
Classification and Preparation . Journal of Minimum
Intervention In Dentistry. 2009 ; 2 (3 ) ; 150-163
5. Sularsih,S. Penggunaan Resin Komposit Untuk
Mengurangi Resiko Barodontalgia. Jurnal FKG -
Universitas Hangtuah .Vol. 1 (2) ; 2007; 100-105
6. Pradopo Seno, Tania Saskianti. Mengatasi Kegagalan Restorasi Kelas II
Pada Gigi Sulung. Dentika Dental Journal. 2007; Vol. 12 ; No.1 ; 75
80
7. Jakfar S, Sri F, Santi C, Basri G. Kekuatan Ikatan Antar Lapisan Restorasi
Komposit Dengan Tehnik Tumpat Inkremental. Dental Jurnal. 2009 ;
Vol. 14 ; No.1 ; 74 77.
8. Yauri L . Evaluasi Ketahanan Tambalan Amalgam Pada Karies Gigi Kelas
I dan II. Media Kesehatan Gigi. Edisi II. 2010 ; 49 51.
9. Ren YF, Lin F, Diana S, Hans SM. Effects Of Common Beverage
Colorant On Color Stability Of Composite Resin : The Utility Of A
Termocycling Stain Challenge Model In Vitro . Journal Of Dentistry.
2012 ; Vol. 40 ; 48 56
10. Vasudeva, G. Monomer Systems For Dental Composites And Their
Future : A Review. CDA Journal .2009 ; Vol. 37 ; No. 6 ; 389 398
11. Roberson TM, Harald OH, Edward JS. Studerfants Art And
Science Of Operative Dentistry. Mosby. St. Louis, Misouri.
2006 ; 529 - 565

12. Hamzah F, Abdul Rahman, Cucu S dan Suwardi. Pembuatan


Komposit Gelas keramik / Poli Asam Akrilat Untuk Bahan
Restorasi Gigi. Jurnal Keramik Dan Gelas Indonesia. 2010; vol
19 ; No. 2 ; 136-148

13. Rhamdani R. Pengaruh Penghalusan Dinding Aksial Preparasi


Terhadap Kekuatan Tarik Semen Luting Pada Lempeng Logam.
Skripsi. FKG Universitas Hasanudin. Makassar. Indonesia.
2011. Hal 16-17.

Anda mungkin juga menyukai