Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi komplementar akhir-akhir ini menjadi sorotan di berbagai negara.
Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam
pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder &
Lindquis, 2002). Di Amerika Serikat terdapat 627 juta orang pengguna terapi
alternatif dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik konvensional (Smith
et al., 2004). Terapi komplementer atau biasa dikenal dengan terapi tradisional
yang digabungkan dalam pengobatan modern, selain itu terapi komplementer
juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik.
Di Indonesia sendiri terapi komplementer sudah diatur didalam
peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2017
tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi menyebutkan dalam pasal
3 bahwa terapi komplementer/ trdisional integrasi berfungsi sebagai pelengkap
Pelayanan Kesehatan Konvensional, dan memiliki potensi promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif, dan meningkatkan kualitas hidup pasien secara fisik,
mental dan sosial (Kemenkes RI, 2017). Beberapa masyarakat ada yang
beranggapan bahwa pengobatan konvensional lebih beresiko menimbulkan
efek samping dibandingkan pengobatan komplementer. Selain itu kebanyakan
pasien yang menggunakan pengobatan alternatif dan komplementer tidak puas
hanya dengan pengobatan konvensional.
Terapi komplementer dibagi menjadi dua ada yang invasif dan
noninvasif. Contoh terapi komplementer invasif adalah akupuntur dan cupping
yang menggunakan jarum dalam pengobatannya. Sedangkan jenis non-invasif
seperti terapi energi (reiki, hipnoterapi dan lain-lain), terapi biologis (herbal,
terapi nutrisi dll).
Sebuah penelitian menemukan satu fakta menarik. Sekitar 75% dari
semua penyakit fisik yang diderita banyak orang sebenarnya bersumber dari
masalah mental dan emosi. Namun, sayangnya, kebanyakan pengobatan atau
terapi sulit menjangkau sumber masalah ini, yaitu pikiran, atau lebih tepatnya,
pikiran bawah sadar (Gunawan, 2012).Hipnoterapi merupakan salah satu cara
yang sangat mudah, cepat, efektif, dan efisien dalam menjangkau pikiran

1
bawah sadar, melakukan re-edukasi, dan menyembuhkan pikiran yang sakit.
Namunternyata hipnoterapi juga mampu memberikan penyelesaian yang lebih
cepat dan permanen (Gunawan, 2012).
Pada pasien paliatif misalnya pasien kanker pengobatan utamanya adalah
kombinasi antara kemoterapi dengan pembedahan, radiasi dan terapi biologi.
Selain pengobatan utama tersebut, beberapa pasien juga menggunakan terapi
alternatif komplementer yaitu hipnoterapi.Beberapa penelitian telah
dibuktikansecara ilmiah bahwa hipnoterapi dapat meningkatkan relaksasi,
menurunkan nyeri, mengurangi kecemasan, menguragi mual dan muntah, dan
memberi kontribusi positif pada perubahan psikoimunologik.
Berdasarkan dari uraian diatas kelompok kami akan membahas lebih
lanjut mengenai penelitian-penelitian mengenai hipnoterapi di dalam
pengobatan paliatif.

B. Tujuan
1. Mengetahui definisi hipnoterapi
2. Mengetahui jenis-jenis hipnoterapi
3. Mengetahui manfaat hipnoterapi
4. Mengetahui tahapan-tahapan hipnoterapi
5. Mengetahui penelitian-penelitian yang berkaitan dengan pengobatan
hipnoterapi pada pasien paliatif

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah sebuah penyembuhan dengan hipnosis. Hipnosis
adalah ilmu psikoneurofisiologis yang secara ilmu pengetahuan mendsarkan

2
pada perubahan frekuensi dan amplitude gelombang otak dari kondisi beta ke
kondisi delta yang mengakibatkan meningkatnya fokus, konsentrasi, dan
penerimaan terhadap pesan- pesan mental yang diberikan kepada pikiran
bawah sadar (Gunawan, 2012). Orang yang melakukan hypnosis adalah
hipnotis. Sedangkan orang yang memberikan hipnoterapi adalah hipnoterapis.

B. Jenis Hipnosis
Jenis- jenis hypnosis(Gunawan, 2012):
1. Stage hypnosis
Hipnosis jenis ini digunakan untuk pertunjukan hiburan. Dalam stage
hypnosis, hipnotis memilih subjek dari antara penonton, yang telah melalui
uji suggestibilitas.
2. Anodyne Awareness
Anodyne Awareness adalah aplikasi hipnosis untuk mengurangi rasa sakit
fisik/ pain managementdalam tindakan operasi.
3. Forensic hypnosis.
Forensic hypnosis adalah jenis hipnosis yang digunakan sebagai alat bantu
dalam melakukan investigasi atau penggalian informasi dari memori.
Hipnosis jenis ini biasanya digunakan dalam memecahkan kasus kriminal.
4. Metaphysical hypnosis
Metaphysical hypnosis adalah aplikasi hipnosis dalam meneliti berbagai
fenomena metafisik. Jenis hipnosis ini bersifat eksperimental.
5. Clinical hypnosis atau hypnotherapy
Hipnosis jenis ini adalaha aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan
masalah mental dan fisik (psikosomatis). Aplikasi dalam pengobatan
penyakit, antara lain depresi, kecemasan, fobia, stress, penyimpangan
perilaku, mual dan muntah, nyeri, dan masih banyak lagi.

C. Manfaat Hipnoterapi
1. Hipnoterapi Kecantikan:
a. Menurunkan berat badan 1-5 kg / Minggu tanpa diet dan tanpa olah
raga.
b. Mendapatkan berat badan ideal. Menambah berat badan secara
alami.
c. Memperbesar, memperkecil, dan mengencangkan payudara.
d. Awet muda dengan pemrograman pikiran, memunculkan inner
beauty, keanggunan, dan pribadi yang menawan.
e. Mengatasi perasaan selalu tidak puas dengan penampilan fisik
yang dimiliki.

3
f. Menyembuhkan jerawat yang sering kambuh walaupun sudah
diobati dengan berbagai terapi atau obat yang mahal.
g. Mengecilkan perut, lengan, paha, atau betis tanpa operasi. Anda
hanya perlu memprogram pikiran bawah sadar Anda.
2. Hipnoterapi Untuk Kesehatan dan Kedokteran :
a. Mind Power & Hypnosis Healing. Penyembuhan dengan Kekuatan
Pikiran.
b. Mengobati Psikosomatis, yaitu penyakit fisik yang disebabkan atau
diperparah oleh masalah psikologis.
c. Masalah tidur, kesulitan tidur, insomnia, mimpi buruk, terbayang
hal yang menyeramkan ketika menutup mata.
d. Menghilangkan sakit kepala dan migren yang sering kambuh. 
Membantu mengurangi nyeri menstruasi.
e. Melahirkan Tanpa Rasa Sakit
f. Mengatasi masalah kehamilan seperti mual, pusing, dan takut
melahirkan.
g. Menyembuhkan alergi dan asma secara total.
h. Melenyapkan rasa nyeri yang sering kambuh pada bagian tubuh
tertentu.
i. Menambah nafsu makan. Menghilangkan rasa mual ketika makan.
j. Memprogram pikiran untuk menyukai nasi, ikan laut, daging, dsb.
k. Menghilangkan Sakit Kepala dan Migren yang sering kambuh.
l. Mengatasi impotensi non-organis dan ejakulasi dini secara
permanen.
m. Mengatasi frigiditas dan kesulitan orgasme.
n. Membantu mengurangi nyeri menstruasi.
3. Hipnoterapi Untuk Masalah Psikologis :
a. Mengubah rasa minder menjadi percaya diri.
b. Menyembuhkan fobia atau rasa takut yang berlebihan dan tidak
wajar.
c. Menyembuhkan gagap secara permanen.
d. Menghilangkan latah dalam waktu sangat singkat.
e. Mengatasi Depresi (Selalu murung, tidak punya semangat hidup).
f. Bangkit dari kesedihan akibat ditinggal orang yang dicintai.
g. Trauma (Post Traumatic Stress Disorder).
h. Kecemasan (Anxiety Disorder).
i. Menghilangkan kecanduan. Kecanduan belanja, perjudian, alkohol,
dsb.Menghilangkan berbagai kebiasaan buruk.
j. Kesulitan merasa bahagia padahal kebutuhan hidup selalu
tercukupi.
k. Membangun penghargaan diri untuk yang merasa dirinya tidak
berguna.

4
l. Stress karena patah hati ditinggal pacar.
m. Putus Cinta - Membantu menghilangkan perasaan terikat, cinta,
sayang, suka pada seseorang yang seharusnya tidak perlu
dipikirkan lagi.
n. Trauma jatuh cinta. Kesulitan menjalin hubungan, cemas setiap
kali ada yang mendekati, atau takut jatuh cinta lagi karena tidak
takut disakiti hati.
o. Mengatasi kebosanan pada pasangan.
p. Mengatasi penyimpangan seksual. Homoseks dan lesbian bisa
dinormalkan asalkan yang bersangkutan benar-benar ingin normal.
4. Masalah Anak dan Remaja :
a. Prestasi belajar buruk.
b. Anak-anak atau remaja yang minder, merasa rendah, dan sulit
bergaul.
c. Menumbuhkan kepercayaan diri anak dalam segala bidang.
d. Kecemasan, tegang, grogi, atau tidak bisa konsentrasi ketika
mengikuti ujian.
e. Anak mogok sekolah atau tidak semangat sekolah.
f. Anak-anak yang selalu bertengkar atau membuat keributan.
g. Anak kurang nafsu makan atau hanya mau makanan tertentu.
h. Remaja yang tidak bisa mandiri, selalu bergantung pada orang tua.
i. Anak dan remaja korban orang tua yang bercerai.
j. Konsultasi Hypno Parenting.
k. Mengatasi anak yang pemalu, penakut, manja, cengeng, dan masih
banyak masalah anak maupun remaja yang bisa dibantu dengan
hipnoterapi.
5. Hipnoterapi Dalam Bidang Pengembangan Diri :
a. Meningkatkan konsentrasi, daya ingat, dan kreativitas.
b. Kemampuan menghafal cepat.
c. Mampu fokus mengerjakan sesuatu dalam waktu yang lama.
d. Mengatasi kecemasan atau grogi ketika mengikuti ujian atau tes.
e. Meningkatkan prestasi belajar atau prestasi kerja.
f. Mengatasi rasa bosan belajar atau bekerja.
g. Menghilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan.
h. Memunculkan motivasi yang sangat kuat untuk meraih cita-cita.
i. Meningkatkan kepercayaan diri. Mengatasi rasa malu atau minder.
j. Public Speaking, menjadi percaya diri berbicara di depan umum.
k. Kemampuan mengendalikan diri dan mengendalikan emosi.
l. Membangun kepribadian seperti yang Anda inginkan.
m. Membangun filter mental yang kuat agar tidak terpengaruh
lingkungan.
n. Percaya diri dan berani dalam mencari pasangan.
6. Manfaat Hipnosis Lainnya :

5
a. Merencanakan jenis kelamin anak yang akan dikandung.
b. Memasuki coma state, kondisi meditasi yang dalam.
c. Age Regression – Mengalami kembali masa kecil Anda.
d. Mencoba Fenomena Past Live Regression.
e. Eksperimen Meninggikan Badan.
f. Menemukan barang hilang karena lupa atau terjatuh di suatu
tempat..
g. Membongkar memori yang terlupakan. Misalnya untuk mengingat
password.

D. Tahapan -Tahapan Hipnosis


Menurut The Indonesian Board Of Hypnotrapi (IBH), (2015)
bahwa hipnoterapi dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1) Pre induction (Pra induksi)
Tahap preinduction seperti sebuah keadaan di mana dua orang
sedang melakukan percakapan pada tahap awal perkenalan. Pre-
induksi merupakan suatu proses untuk mempersiapkan suatu situasi
dan kondisi yang kondusif antara ahli hipnoterapi dengan klien.
Dalam tahapan preinduksi ini ahli hipnoterapi membangun
hubungan dengan klien melalui percakapan ringan, saling berkenalan,
serta hal hal lain yang bersifat mendekatkan ahli hipnosis secara
mental terhadap klien. Selain itu, pada tahapan ini klien diberikan
seputar hipnosis dan manfaatnya untuk kemudian dipastikan apakah
klien bener-bener mau di dihipnosis atau tidak.
2) Induction (Induksi)
Induksi merupakan sugesti untuk membawa klient dari normal
state ke hypnosis state, atau dengan kata lain induksi akan membuat
conscious dari klien “sangat rileks” atau bahkan “tertidur”. Terdapat
ratusan jenis induksi yang diperuntukkan untuk klien dengan tipe
sugestivitas yang berbedabeda.
Dalam sesi hypnotherapi, terget seorang hypnotherapist adalah
membawa klient ke suasana yang rilek dan sugestif, tidak selalu harus
“tertidur” atau “deep trance”. Kondisi deeptrance hanya diperlukan
untuk teknik trerapeutic tertentu.
3) Deepening
Konsep dasar dari deepening ini adalah membimbing klient untuk
berimajinasi melakukan sesuatu kegiatan atau berada di suatu tempat

6
yang mudah dirasakan oleh klien. Rasa mengalami secara dalam ini
akan membimbing klien memasuki trance level lebih dalam.
4) Depth Level Test (Tes Kedalaman Hipnosis)
Suatu teknik untuk memeriksa kedalaman dari subyek. Dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
a. Dengan melakukan konfirmasi secara langsung kepada klien
misalnya dengan teknik ideo Motor Response yaitu subjek
memberikan jawaban yang jujur yaitu subjek memberikan jawaban
yang jujur sesuai dengan jawaban pikiran bawah sadar melalui
respon gerakan fisik.
b. Dengan cara mengamati tanda-tanda di fisik subjek.
c. Dengan membandingkan tanda-tanda kedalaman dengan skala
kedalaman skala kedalaman trance (depth Trance Scale).
5) Suggestion Therapy
Suggestion Therapy merupakan salah satu metode Hypnotherapi
paling sederhana dan hanya dapat diterapkan ke kasus-kasus
sederhana, antara lain : kasus-kasus yang sangat jelas penyebabnya,
serta sebagai teknik untuk meningkatkan motivasi dan empowerment
(pemberdayaan). Pada prinsipnya suggestion therapi adalah scrip
sebuah cerita atau saran yang disampaikan kepada klien, berkaitan
dengan dengan permasalahan klien.
Untuk menyusun script suggestion therapy dibutuhkan
pengetahuan-pengetahuan praktis yang berkaitan dengan
pemberdayaan diri serta pengetahuan praktis mengenai psikologi
manusia. Suggestion therapy biasanya dilakukan sekitar 15-20 menit
pada saat pelaksanaan suggestion therapi tetap dapat dilakukan prosos
deeping berulang kali untuk pendalaman relaksasi klien. Untuk kasus-
kasus kompleks, tidak disarankan menggunakan suggestion therapi
secara langsung, melainkan menggunkan Hypnotrerapeutic technique
(Hypnotherapy Advanced) untuk menggali permasalahan secara lebih
jelas.
6) Termination
Termination adalah suatu tahapan untuk mengakhiri proses
hypnosis. Konsep dasar terminasi adalah memberikan sugesti atau
perintah agar seorang klien tidak mengalami kejutan psikologis ketika
terhubung dari “tidur hypnosis”.

7
Standar dari proses terminasi adalah membangun sugesti positif
yang akan membuat tubuh seorang klien lebih segar dan rileks,
kemudian diikuti dengen proses hitungan beberapa detik untuk
membawa clien ke kondisi normal kembeli. Contoh : ” kita akan
mengakhiri sesi hypnotherapi ini bapak saya akan menghitung dari 1
sampai dengan 5, dan pada tepat pada hitungan ke 5 nati, silahkan
anda bangun dalam keadaan sehat dan segar . 1 tarik nafas dan
hembuskan 2 rasakan anda semakin sehat 3 anda bertambah segar 4
anda benar-benar merasakan tubuh anda sehat dan segar 5 silahkan
bangun dalam keadaan yang sangat sehat dan segar”.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Hipnoterapi efektif menurunkan mual muntah pada pasien


kemoterapi
Mual muntah akibat kemoterapi atauChemoterapy-induced nausea
and vomiting (CINV) adalah efek samping yang sering dirasakan pada
pasien dengan kanker yang menjalani kemoterapi. Diperkirakan 70-80%
semua pasien kanker yang mendapatkan kemoterapi mengalami mual dan
muntah.Mual muntah sering terjadi dalam kurun waktu 24 jam setelah
kemoterapi diberikan dan akan berlanjut sekitar 6-7 hari.Mual muntah
yang tidak tertangani dapat menyebabkan lemah, nafsu makan turun,
kurang gizi, dehidrasi, gangguan elektrolit bahkan penolakan pengobatan
lanjut.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sulastri, dkk dengan judul
“Efektifitas Hipnoterapi Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada Pasien
Kemoterapi” didapatkan hasil bahwa hipnoterapi dapat menurunkan
intensitas mual muntah pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi.

8
Penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif dengan desain
penelitianQuasi Eksperiment denganpendekatan one group pre-test post-
testdesign. Responden pada penelitian tersebut adalah 15 orang yang
menjalani kemoterapi di RSUD Arifin Achmad Profinsi Riau(Sulastri,
Huda, & Herlina, 2016).
Pada responden dilakukan hypnoterapi sebanyak dua kali. Pada
penelitian tersebut rata-rata skor mual muntah pre hipnoterapiadalah 17.0
dengan standar deviasi 1,773. Posthipnoterapi didapat rata-rata skor
mualmuntah 12.40 dengan standar deviasi 1,986.Analisa data dihasilkan p
value sebesar 0,001,nilai sig < 0,05. Maka didapatkan hasil H0ditolak atau
Ha diterima, dapat disimpulkanbahwa hipnoterapi efektif terhadap
penurunanmual muntah pasien kemoterapi di RumahSakit Umum Daerah
Arifin Achmad ProvinsiRiau.
Dalam kondisi hipnosis seseorang cenderung lebih mudah
menerima saran atau sugesti. Hipnoterapi bertumpu pada mekanisme
pikiran manusia,yaitu pikiran sadar (conscious) dan pikiran bawah sadar
(subconscious). Hipnoterapi memberikan arahan, saran, dan sugesti yang
membangkitkan kekuatan diri serta mencerahkan pemikiran-pemikiran
kreatif yang langsung ditujukan terhadap pikiran bawah sadar manusia.
Hipnoterapi dapat masuk kedalam pikiran bawah sadar manusia
dengan kalimat yang disampaikan oleh peneliti, sehingga memberikan
pengaruh bagi pasien kemoterapi yang mendengar dan tertanam sugesti
bahwa pasien tidak mengalami mual muntah, serta lebih bersemangat
dalam menjalani kemoterapi (Sulastri et al., 2016).

B. Hipnoterapi mempunyai pengaruh pada depresi, cemas, dan stres


pada pasien HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immunodeficiency
Syndrome (HIV/- AIDS) menjadi masalah utama kesehatan masyarakat
global dengan lebih dari 36,9 juta orang meninggal (WHO, 2019). Ketika
seseorang terdiagnosis dengan HIV akan mengalami masalah psikologis
yang ditandai dengan menolak, marah, syok, dan depresi. Gejala
psikologis seperti itu dapat membuat orang tersebut semakin stress dalam
menjalani hidup (Depkes RI, 2014).

9
Pada penelitian yang berjudul The Effect of Hypnotherapy on
Depression, Anxiety, and Stress, in People Living with HIV/AIDS, in
“Friendship Plus” Peer Supporting Group, in Kediri, East Java dapat
disimpulkan bahwa hipnoterapi efektif dalam mengurangi depresi,
kecemasan, dan stres (Setyadi, Murti, & Demartoto, 2015). Metodologi
penelitian eksperimental dengan desain randomized controlled trials
(RCT). Jumlah populasi penelitian sebanyak 74 orang, diambil secara acak
30 untuk kelompok intervensi (hipnoterapi) dan 30 untuk kelompok
kontrol (tidak hipnoterapi).
Variabel depresi, kecemasan dan stress menggunakan kuisioner
Depression Anxiety Stress Scale (DASS) dari Lovinbond (1995),
dilakukan sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok intervensi
maupun kontrol. Hasil dari DASS dianalisis menggunakan uji t
independen.
1. Pengaruh Hipnoterapi terhadap Tingkat Depresipada Orang dengan
HIV/AIDS (ODHA)
Berdasarkan analisa bivariate menunjukkan nilai p sebesar <0,001
yang menunjukan bahwa ada pengaruh hipnoterapi terhadap depresi pada
saat post test. Ini menunjukkan bahwa Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
yang diberikan hipnoterapi memiliki penurunan tingkat depresi
dibandingkan dengan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang tidak
diberikan hipnoterapi. Pada kelompok intervensi saat dilakukan post test
ODHA mempunyai penurunan tingkat depresi.
2. Pengaruh Hipnoterapi terhadap Tingkat Kecemasan pada Orang
dengan HIV/AIDS (ODHA)
Berdasarkan analisa bivariate menunjukkan nilai p sebesar<0,001
yang menunjukkan bahwa ada pengaruh hipnoterapi terhadap kecemasan
pada saat post test. Ini menunjukkan bahwa Orang Dengan HIV/AIDS
(ODHA) yang diberikan hipnoterapi memiliki penurunan tingkat
kecemasan dibandingkandengan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang
tidak diberikan hipnoterapi. Pada kelompok intervensi saat dilakukan post
test ODHA mempunyai penurunan tingkat kecemasan.
3. Pengaruh Hipnoterapi terhadap Tingkat Stres pada Orang dengan
HIV/AIDS (ODHA)

10
Berdasarkan analisa bivariate menunjukkan nilai p sebesar <0,001
yang menunjukkan bahwa ada pengaruh hipnoterapi terhadap stress pada
saat post test. Ini menunjukkan bahwa Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
yang diberikan hipnoterapi memiliki penurunan tingkat stres yang lebih
signifikan dibandingkan dengan yang tidak diberikan hipnoterapi. Pada
kelompok intervensi saat dilakukan post test ODHA mempunyai
penurunan tingkat stres.

4. Pengaruh hipnoterapi terhadap perubahan tingkat depresi, kecemasan dan


stress pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
Berdasarkan analisa bivariate menunjukkan nilai p sebesar<0,001
yang menunjukkan bahwa ada pengaruh hipnoterapi terhadap depresi,
kecemasandanstrespadasaatpost test. Inimenunjukkanbahwa Orang
Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang diberikan hipnoterapi memiliki
penurunan tingkat depresi, kecemasan dan stres yang lebih signifikan
dibandingkan dengan yang tidak diberikan hipnoterapi. Ada pengaruh
hipnoterapi terhadap tingkat depresi pada Orang Dengan HIV/AIDS
(ODHA) pada saat pre test dan post test dikelompok Dukungan Sebaya
(KDS) Friendship Plus Kediri (p<0.001).Ada pengaruh hipnoterapi
terhadap tingkat kecemasan pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) pada
saat pre test dan post test di kelompok Dukungan Sebaya (KDS)
Friendship Plus Kediri (p<0.001).Ada pengaruh hipnoterapi terhadap
tingkat stres pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) pada saat pre test
dan post test di kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Friendship Plus Kediri
(p<0.001).
Ketika seseorang dalam kondisi terhipnosis, ada fenomena
fisiologis yang terjadi, yaitu orang tersebut akan mengantuk dan tubuhnya
mulai terasa nyaman, lalu semua rasa sakit, kekecewaan dan kemarahan
menjadi hilang. Hal tersebut terjadi karena pada saat terhipnosis, simpul
simpul saraf pada manusia menstimulus neurotransmitter yang digunakan
untuk memodulasi dan menguatkan sinyal antara neuron dan sel lainnya,
seperti serotonin, dophamin, norephinephrine, dan noradrenaline. Zat-zat
kimiawi otak tersebutmemproduksi hormon-hormon yangkemudian

11
diserap hippocampus dandidistribusikan ke seluruh sel-sel otak.Hormon-
hormon yang diproduksi, antaralain adalah :
1. Endorphine yang membuat hati senang, bersemangat, ceria,
danmemiliki motivasi.
2. Hormon Encyphalein yang membuat hati tenang, santai,
relaks,nyaman, jauh lebih fokus.
3. HormonBheta-endorphin yang membuat hati tidakmudah putus
asa, cengeng, maupunmaludan lebih percaya diri.
4. HormonMelatonine yang membuat mata lelah,mengantuk,
sayup, malas, dan nyaman. (Pramono, 2012)
Sejalan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini membuktikan
adanya pengaruh hipnoterpai dalam menurunkan tingkat kecemasan,
depresi dan stress pada pasien HIV/AIDS (ODHA).

C. Action Research: Hypnotherapy to Overcome Pain and Anxiety in Colon


Cancer Patients
Dari hasil penelitian Sakiyan dan Elsye Maria dengan judul “Action
Research: Hypnotherapy to Overcome Pain and Anxiety in Colon Cancer
Patients”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan pendekatan penelitian tindakan atau action research dan
mengimplemetasikan metode hypnotherapy sebagai upaya penanganan nyeri
dan kecemasan pada pasien kanker yang mendapatkan Kemoterapi di RSU
Banyumas. Penelitian ini menggunakan 2 variable bebas yaitu,
a. Variabel bebas pada penelitian ini adalah hypnotherapi pada pasien
kanker kolon.
b. Variabel terikat pada penelitian ini ada dua yaitu nyeri dan kecemasan
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker kolon yang berjumlah
6 orang, yang sudah menjalani operasi pengangkatan kanker dan mendapatkan
kemoterapi yang mengalami nyeri dan kecemasan.
Proses hypnotherapy ini dilakukan melalui 5 tahapan:
a. Pra induksi
Pada tahap ini Interaksi antara peneliti dan partisipan dilakukan
menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik yaitu dengan berhadapan
dengan partisipan, menampilkan sikap tubuh yang rileks, mempertahankan
kontak mata, mempertahanan sikap terbuka.

12
b. Induksi dan Deepening
Pada tahap ini terapis (peneliti) untuk membimbing pasien
(partisipan) untuk mengalami suatu trance hypnotheray. Pada proses ini
terjadi perpindahan pikiran pasien dari pikiran sadar (conscious mind) ke
alam pikiran bawah sadar (sub- conscious mind).
c. Pemberian sugesti terapi
Pada penelitian ini menggunakan metode relaksasi, perintah paradoks
dan pemisahan/disosiasi. Rata-rata penurunan nyeri tertinggi pada siklus
hypnotherapi 3 yaitu pada angka 6,3.
d. Alerting
Pada tahap ini pasien perlahan-lahan dibangunkan dari tidur hypnosis
dan mengembalikan sepenuhnya kepada kesadaran, tahap yang paling
menyenangkan dari serangkaian tahap hypnotherapi adalah ketika
partisipanterbangun, membuka mata dan tersenyum kepada therapis, hal
ini menandakan proses hypnosis telah memberikan manfaat kepada pasien.

Pemberian hypnoterapi dilakukan tiga kali/ tiga siklus pada masing-


masing partisipan, dan didapatkan hasil bahwa setelah dilakukan hypnoterapi
terjadi penurunan tingkat nyeri oleh semua partisipan. Penurunan tingkat nyeri
yang paling besar dirasakan pada hypnotherapi tahap 3, rata-rata penurunan
skala nyeri pasca hypnotherapi siklus 1 adalah 4, pada hypnotherapi siklus 2
adalah 4,3 dan pada hypnotherapi siklus 3 sebesar 6,3.

13
Pathway penurunan nyeri pada pasien kanker
Respon saraf
Injury Inflamasi simpatis

Pelepasan substansia Pernafasan dan


kimia jantung
histami, bradikinin, meningkat
kalium, prostaglandin

Nociceptor
(Penghantar nyeri)

Serabut A delta Serabut C

Retikulosis batang otak


Hyipnotherap
y
Bersinaps kornu
dorsalis medulla Sistem limbic dan
spinalis kortek cerebri

Merangsang saraf otonom


(Parasimpatis)

Menghambat energi

Rileks dan nyaman

Nyeri dan cemas


berkurang
14
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan A. W. (2007). HYPNOTHERAPY The Art of Subconscious


Restructuring. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kemenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
2017 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi (2017).
Pramono, D. (2012). Hypno parenting. Jakarta: Noura Books.
Smith, et all. (2004). Clinical nursing skills: Basic to advanced skills. New Jersey:
Pearson Prentice Hall.
Sakiyan, Rosa EM. Action Research: Hypnotherapy to Overcome Pain and
Anxiety in Colon Cancer Patients. Muhammadiyah jurnal of nursing.
Snyder,M, Lindquist, R., Fran, M.T. 2002. Complementary & alternative
therapies in nursing. 4th ed. New York: Springer Publishing
Company.Kemenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 37 Tahun 2017 tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi
(2017).
Setyadi, A. W., Murti, B., & Demartoto, A. (2015). The Effect of Hypnotherapy
on Depression , Anxiety , and Stress , in People Living with HIV / AIDS , in
“ Friendship Plus ” Peer Supporting Group , in Kediri , East Java, 99–108.
Retrieved from https://doi.org/10.26911/thejhpb.2016.01.02.05
Sulastri, Huda, N., & Herlina. (2016). Efektifitas hipnoterapi terhadap penurunan
mual muntah pada pasien kemoterapi.

15

Anda mungkin juga menyukai