Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI KELOMPOK (KASUS SIDO MUNCUL)

1. Mengapa Irwan Hidayat dapat disebut sebagai pembelajar ?


2. Bagaimana organisasi Sido Muncul bertumbuh sebagai organisasi pembelajar ?
3. Kenapa Irwan Hidayat dan Sido Muncul bisa disebut sebagai melompat ke Kurva Kedua ?

JAWABAN KUIS SIDO MUNCUL

1. Karena Irwan Hidayat mampu beradaptasi dengan perubahan Irwan adalah seorang
pembelajaran yang mengembangkan perusahaannya melalui Sembilan langkah, yaitu :
- Pengembangan produk,
- Mengendus pasar,
- Membangun hubungan yang baik,
- Buka semata-mata mencari uang, tetapi ada dampak psotif yang ditimbulkan ke
masyarakat,
- Komunikasi untuk membangun kepercayaan,
- Bekerja dengan cepat dan efisien,
- Mengaitkan jamu dengan pariwisata,
- Membangun Institusi,
- Memperbaiki mutu SDM.

2. Ditangan Irwan, Organisasi Sido Muncul tidak hanya usaha jamu tradisional rumahan,
namun tumbuh menjadi usaha yang besar, modern dan dinamis. Sido Muncul mampu
mengubah image Jamu yang tadinya “murah, pahit, dan kotor” menjadi berkualitas dan
bersih dengan standar kualitas yang tinggi diatas CPOTB (Cara Pembelian Obat Tradisional
yang Baik). Sejak saat itu produk Sido Muncul diterima dengan baik oleh pasar.

3. Karena Irwan Hidayat dengan Sido Munculya bertambah sukses, dengan melakukan
lompatan kedua ke kurva kedua yaitu merevolusi Sido Muncul dari sekedar pembuat jamu
menjadi produsen makanan juga dengan dipasarkan melalui jaringan Multilevel Marketing
3S ( Sugih, Sehat, Sejahtera).
DISKUSI KELOMPOK (KASUS GARUDA)

Strategi Perubahan

1. Masalah apa yang dihadapi Garuda ?


2. Strategi perubahan apa saja yang dilakukan Robby Djohan dan Abdul Gani & Apa hasilnya ?
3. Teori perubahan apa saja yang dapat/telah digunakan Robby Djohan & Abdul Gani ?

JAWABAN KASUS GARUDA

1. A. Masalah Keuangan :
- Kegiatan bisnis yang merugi
- Cash flow operasi negatif
- Kewajiban-kewajiban jatuh tempo sebesar US $1,8 juta
- Net Worth negatif US $ 234 juta
- Sistem informasi manajemen yang tidak dapat dikendalikan

B. Masalah Operasional :

- Rute-rute yang diterbangi sebagian besar tidak menguntungkan


- Terlalu banyak jenis pesawat
- Utilisasi pesawat rendah
- Pelayanan dan produk berkualitas rendah
- Ketepatan waktu buruk
- Yield rendah

C. Masalah Manajemen :

- Manajemen tidak solid dan tidak efektif


- Operasional tidak efisien
- Budaya perusahaan tidak mendukung strategi (tidak “Fit” dengan kebutuhan)
- Produktivitas rendah

2. Program Survival :
- Menghentikan pendarahan yang dapat mematikan Garuda yaitu, Cash flow yang
negatif dan modal yang negatif.

Mengubah Paradigma berkpikir di Garuda :

- Mengajak anak buahnya mengunduh pola piker bahwa Garuda berada dalam
“Travel Business”.
- Garuda adalah bisnis layanan “Business on Service”.
- Garuda adalah perusahaan penerbangan komersial.
- Penerbangan domestic adalah prioritas usaha.
- Menggeser segmentasi untuk mendapat margin yang lebih baik
- Membuang sikap lama yang tidak berorientasi pada bisnis
- Bekerja secara tim (Teamwork)

Mencanangkan program ketepatan waktu.


Hasilnya :

- Laporan keuangan lebih sehat dan ramping


- Garuda mulai bisa membagikan bonus kepada karyawan
- Memperoleh penghargaan “The Most Punctual Airlines” dari bandara di
Amsterdam dua tahun berturut-turut.

3. Robby Djohan & Abdul Gani menciptakan iklim perubahan yang lebih cepat dengan menganut
pendekatan : Konseptual, sistematis, bertahap, dan konsisten.

Artinya, mereka tidak mau melakukan perubahan secara membabi buta, melainkan
menggunakan prinsip manajemen yang tepat dan dilewati dengan proses yang konsisten.

Anda mungkin juga menyukai