Anda di halaman 1dari 6

Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan : POAC (Planning, Organizing, Actuating, an

Controlling) Tanaman Sawit (Elaeis) dan Kopi (Coffea)

(Introduction to Plantation Crop Production Technology: POAC (Planning, Organizing,


Actuating, Controlling) Palm Oil (Elaeis) and Coffee (Coffea))

Chistin Ambarwati1, Mella Monica Pratiwi2, Dendy Purwedi3, Dany Setya Pradana4
2017102103111801, 2017102103111622, 2017102103111543, 2017102103111844
Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian – Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
(University of Muhammadiyah Malang) Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Perkebunan merupakan segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media
tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut,
dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi
pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. Praktikum tentang Planning, Organizing, Actuating, Controlling,
Evaluating dilakukan di EDUPARK Fakultas Pertaanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, yang
berlangsung pada tanggal 4 Maret 2019. Praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat mengerti bagaimana
karakteristik tanaman sawit dan kopi, dapat mengerti cara mencari berapa jumlah populasi atau bibit yayng diperlukan
dalam menanam sawit. Penentuan populasi untuk jarak tanam yang dapat dihitung dengan rumus Populasi = Luas
lahan/jarak tanam (untuk lahan berbentuk persegi) dan rumus phytagoras untuk lahan berbentuk segitiga. Setelah
mengetahui jumlah populasi diperlukan menghitung prenursery (Pembibitan kecil) mainnursery (pembibitan besar)
dan transplanting. Rumus luas lahan untuk pembibitan adalah Luas lahan = populasi x jarak pembibitan.

Keyword : Perkebunan, POAC, kelapa sawit, kopi


PENDAHULUAN
Perkebunan adalah segala kegiatan yang penyisipan terlambat dilakukan, pembuatan teras,
mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan tapak kuda, benteng dan sistem pencegah erosi
atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang kurang memadai, demikian juga dengan drainase.
sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan Jenis tanaman yang bisa ditanam di perkebuanan
jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu adalah tanaman keras. Tanaman keras yang bisa
pengetahuan dan teknologi, permodalan serta ditanam di Indonisia adalah kelapa sawit dan
manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan kopi. Hasil tanaman perkebunan sangat beragam
bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. sifatnya, tergantung produk berasal dari bagian
Kelemahan dalam manajemen kebun di apa dari tanaman yang diusahakan, dan hasil
Indonesia cukup banyak, antara lain dalam hal akhir yang diharapkan dari pengolahan hasil
pengelolaan sumber daya alam (SDA), sumber perkebunan tersebut. Berdasarkan sifatnya,
daya manusia (SDM), maupun sumber dana. biasanya pengolahan dibedakan menjadi
Sebagian kecil perkebunan di Indonesia yang pengolahan primer dan sekunder. Pengolahan
mampu mengelola sumber daya dengan baik. Hal primer menghasilkan produk antara, dan dapat
ini disebabkan karena kultur teknis yang dipakai dianggap sebagai penanganan pascapanen,
menyimpang dari yang dianjurkan. Sebagai sedangkan pengolahan sekunder merupakan
contoh untuk menghemat biaya, pupuk yang lanjutan dari pengolahan primer dan
dianjurkan ditukar dengan yang murah tetapi menghasilkan produk yang siap dikonsumsi
mutunya kurang baik. Dosis yang dianjurkan (Nurjaya dan Ismail, 2012)
dikurangi, diberikan hanya satu kali setahun
Kelapa sawit merupakan tanaman
bahkan ada yang tidak dipupuk. Pengendalian
hama dan penyakit kurang mendapat perhatian, penghasil minyak tertinggi per Hektar. Untuk
dapat memproduksinya secara ekonomis
dibutuhkan kemampuan yang tinggi, manajemen tanaman kekurangan unsur barium (Fauzi, dkk,
yang rapi serta tenaga kerja yang disiplin dan 2012).
terlatih. Luas areal produksi dan ekspor
Indonesia merupakan produsen kopi
komoditas kelapa sawit di Indonesia terus
terbesar ketiga di dunia, berdasarkan data
meningkat. Berdasarkan data dari Lubis dan
Indonesian Coffe vestival (icf) data yang
Muhammad (2018) produksi CPO (Crude Palm
didapatkan icf Indonesia menjadi penghasil kopi
Oil) di Indonesia sebesar 19 844 901 ton dengan
robusta 85 % terbanyak disusul kopi arabica 15
luas areal sebesar 8 430 206 Ha. Upaya menjamin
%. Dari kedua jenis kopi tersebut, Indonesia telah
kestabilan produksi kelapa sawit harus diikuti
memproduksi 600.000 ton per tahun, dari 1.3 jt
peningkatan pemeliharaan di lapang dengan
Ha kebun rakyat (Anonimius, 2012). Di
penerapan teknologi budidaya yang baik (good
Indonesia kopi robusta paling banyak yaitu
agricultural practices) yang termasuk
mencapai 87.1 % dari total produksi kopi
didalamnya aspek pemeliharaan, memegang
Indonesia. Kopi Indonesia sebagian besar
peranan penting dalam pencapaian peningkatan
dihasilkan Sumatra selatan, Bengkulu dan
produksi dan produktivitas. Berdasarkan data dari
Lampung. Kopi Indonesia diperdagangkan dalam
Ditjen Perkebunan Kementrian Pertanian (2011),
bentuk kopi biji, kopi sangrai, kopi bubuk, kopi
luas lahan gambut hingga tahun 2011 yang
instan dan bahan makanan lain yang mengandung
dimanfaatkan untuk pengembangan perkebunan
kopi. Untuk mendapatkan produksi kopi yang
sawit adalah seluas 1.539.579 Ha. Jenis hama
baik para petani kopi rakyat harus
yang menyerang kelapa sawit adalah hama ulat
memperhatikan cara panen yang dilakukan, tetapi
dapat dikendalikan dengan menyemprotkan
karena cara panen yang dilakukan oleh petani
dipterex atau bayirusil, hama kumbang
rakyat tidak dapat berubah karena sudah menjadi
dikendalikan dengan menyemprotkan larutan
kebiasaan para petani kopi rakyat maka,
azrodin yang bersifat sistemik, hama tikus
perbaikan kualitas kopi rakyat akan diperbaiki
dikendalikan dengan racun tomorin, warfarin,
dimulai dari cara panen, sortasi buah, pengolahan
atau rajumin yang dicampur dengan umpan
buah kopi hingga menjadi kopi bubuk guna
berupa ampas atau bekatul. Penyakit yang sering
memperbaiki mutu dan kualitas kopi (Sativa dkk,
menyerang kelapa sawit adalah gandoderma
2014). Perkembangan kopi di Indonesia
lucidum. Gando derma lucidum dikenal sebagai
mengalami kenaikan produksi yang cukup pesat,
parasite fakultatif, parasite lemah atau parasite
pada tahun 2007 produksi kopi mencapai sekitar
luka. Hingga sekarang belum ditemukan cara
676.5 ribu ton dan pada tahun 2013 produksi kopi
pemberantasan yang efektif, sehinggga hanya
sekitar 691.16 ribu ton. Sehingga produksi kopi
dapat dilakukan pembatasan penyebaran
di Indonesia dari tahun 2007-2013 mengalami
penyakit. Caranya, menebang tanaman kelapa
kenaikan sekitar 2.17 % (Badan Pusat Statistik,
sawit yang terserang penyakit ini, pangkal batang
2015). Usaha tani adalah salah satu kegiatan yang
dan sisa-sisa akar dibakar ditempat tersebut.
mengorganisasi saran produksi pertanian dan
Tanaman yang terserang penyakit ini akan
teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut
menunjukkan tanda-tanda daun menguning, daun
bidang pertanian. Dalam menjalankan usaha
bagian bwawah mengering, diikuti jamur
harus menerapkan fungsi manajemen POAC
berwarna coklat di pangkal batang (sporovor).
yang meliputi planning (perencanaan),
Penyakit lain yang sering menyerang kelapa
organizing (pengorganisasian), Actuating
sawit adalah littleaf. Penyakit ini disebut penyakit
(pelaksanaan), controlling (pengawasan)
fisiologisatau penyakit non parasite, karena
(Komariah, 2018). Praktikum dengan judul
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman
Perkebunan : POAC (Planning, Organizing, transplanting, Karena belum tentu sejumlah
Actuating, an Controlling) Tanaman Sawit populasi yang kita perhitungkan akan tumbuh
(Elaeis) dan Kopi (Coffea) bertujuan untuk dengan baik semua, maka perlu dipersiapkan
cadangan.
mempelajari cara membuat rencana produksi HASIL DAN PEMBAHASAN
tanaman perkebunan dalam satu kali
Kelapa Sawit (Elaeis)
produksi.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
METODE PRAKTIKUM perhitungan yang dilakukan pada praktikum ini
adalah sebagai berikut. Pada perkebunan kelapa
Tempat dan Waktu Praktikum sawit biasanya menggunakan pola tanam
Praktikum tentang Planning, segitiga. Diketahui luas lahan kelapa sawit 102,5
Organizing, Actuating, Controlling, Evaluating ha dengan jarak tanam 9,2x9,2x9,2 dengan
berlangsung di Edupark Fakultas Pertanian dan preneursery (pembibitan kecil) sebesar 10%,
Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang, mainursery (pembibitan besar) 10%, dan
yang berlangsung pada tanggal 4 Maret 2019. transplanting (penanaman pada lahan) 5%.
Perencanaan pada perkebunan kelapa sawit
Pelaksanaan Praktikum meliputi: menentukan populasi kelapa sawit,
Praktikum dimulai dengan pemberian kebutuhan benih, dan luas lahan.
materi oleh asisten laboratorium Agroteknologi
tentang ‘Perencanaan produksi tanaman  Populasi Kelapa Sawit
perkebunan. Dimana dalam melakukan produksi
tanam perkebunan diperlukan perencanaan yang
matang agar proses produksi tanaman 9,2 9,2
perkebunan berjalan lancar dan berkelanjutan.
Salah satu hal penting dalam proses perencanaan
yaitu, Planning, Organizing, Actuating,
Controlling, Evaluating. 9,2
Pada penyampaian materi oleh asisten
laboratorium Agroteknologi juga disampaikan Populasi= Luas lahan / jarak tanam
tentang perkebunan secara umum dimana 1025000 𝑚²
=
perkebunan terdiri dari 3 hal dalam sektor 1
𝑎√𝑎2 −( 𝑎)2
2
kepemilikan yaitu Perkebunan inti adalah sebuah
perkebunan besar milik Pemerintah satau swasta, = 1025000 𝑚²
1
lalu perkebunan plasma yaitu perkebunan milik 9,2√9,22 −( 9,2)2
2
rakyat yang luas lahannya sedikit namun banyak, 1025000 𝑚²
dan yang terakhir adalah perkebunan inti rakyat =
9,2√84,64−(4,6)2
(PIR) ialah gabungan dari perkebunan inti dan 1025000 𝑚²
perkebunan plasma. = 9,2√63,48
Dalam penyampaian materi dan cara 1025000 𝑚²
=
kerja praktikum yaitu mengenai penentuan 9,2 𝑥 7,96
populasi untuk jarak tanam yang dapat dihitung 1025000 𝑚²
=
dengan rumus : 73,3
13.984/Ha
Populasi = Luas lahan/jarak tanam (untuk jarak =
tanam berbentuk persegi). Sedangkan untuk jarak Berdasarkan hasil perhitungan populasi
tanam berbentuk segitiga misalnya pada kelapa kelapa sawit dapat diperoleh hasil populasi yang
sawit maka untuk untuk menentukan jarak tanam dibutuhkan untuk lahan kelapa sawit seluas 102,5
digunakan rumus phytagoras. Setelah ha dengan jarak tanam 9,2cm adalah 13.984. Jadi
mengetahui populasi maka diperlukan juga
populasi yang ada pada lahan kelapa sawit seluas
mengetahui preneursery (Pembibitan kecil)
1,025 ha dengan jarak tanam 9,2 cm adalah
mainursery (pembibitan besar) dan
13.984/Ha. Menurut Lubis (2018) jumlah nursery ke main nursery dilakukan pada umur 3-
populasi per hektar diduga berpengaruh terhadap 4 bulan, dimana bibit telah berdaun 3-4 helai
tiga komponen produksi yaitu produksi total (ROSA, 2012).
kebun, bobot janjang rata-rata dan produktivitas.
 Luas Lahan
 Benih yang dibutuhkan Luas lahan = populasi x jarak pembibitan
Prenursery (10%) = 13.984 x 100 cm2
= 1398400 cm2
= 13.984 + (13.984×10%) = 139,84 m2
= 13.984 +1398,4 Berdasarkan perhitungan diatas maka
= 15382,4 /Ha diperoleh hasil luas lahan yang diperlukan
Berdasarkan hasil perhitungan apabila jumlah populasi 13.984 dengan jarak
kebutuhan benih yang diperoleh dari perhitungan tanam 9,2 x 9,2 x 9,2 cm adalah 139,84m2.
populasi + (populasi×10%) maka kebutuhan Berdasarkan penelitian Pardamean (2011)
benih untuk pembibitan kelapa sawit dengan menyatakan luas lahan kelapa sawit yang ideal
jumlah populasi sebesar 13.984 adalah 15382,4. untuk petani kecil membutuhkan 10 hektar lahan.
Benih yang baik adalah benih penghasil tanaman Sedangkan untuk perusahaan besar
yang bermutu berproduksi tinggi, memiliki sifat membutuhkan lahan diatas 500 hektar.
sekunder yang baik atau unggul serta telah
dilepas Pemerintah secara resmi (Kurnila, 2009). Lada
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
Menurut Zaman dan Rosa (2017) menyatakan
perhitungan yang dilakukan pada praktikum ini
bahwa bahan tanam yang berkualitas baik dan
adalah sebagai berikut. Diketahui luas lahan lada
pengelolaan pembibitan awal yang baik, jumlah 102,5 ha dengan jarak tanam 1,25 x 1,25 m2 dan
bibit yang mati tidak melebihi 10% dari total bibit jarak pembibitan 5 x 5 cm2 dengan preneursery
yang ditanam. Kesalahan- kesalahan dalam (Pembibitan kecil) sebesar 10% dan
penanaman harus diperhatikan karena akan transpalanting sebesar 5%. Pada perkebunan lada
menimbulkan kelainan pada bibit. biasanya menggunakan pola tanam bujur
sangkar.
Mainnursery (10%)
=15382,4+ (15382,4x 10%)
=15382,4+ 1538,24 1,25
=16920,64
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan
benih yang diperoleh dari perhitungan kebutuhan
benih untuk mainnursery pada kelapa sawit
adalah 16920,64. Ada beberapa kegiatan yang 1,25
dilakukan saat pemeliharaan di pembibitan
kelapa sawit yaitu pemupukan, penyiangan, dan  Jumlah populasi
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛
penyiraman. Bibit memerlukan air sebanyak 1-3 =
liter/bibit/hari untuk main nursery (Suherman, 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚
dkk.2017). 1.025.000 𝑚²
=
Transplanting (5%) 1,25 𝑥 1,25 𝑚²
=16920,64+ (16920,64x 5%) 1.025.000 𝑚²
= 1,5625
=16920,64+ 846,032
= 656.000/Ha
=17766,67
Berdasarkan hasil perhitungan
=17767
didapatkan jumlah populasi yang dibutuhkan
Berdasarkan hasil perhitungan benih
oleh tanaman lada dengan luas lahan 102,5 ha
kelapa sawit yang dibutuhkan untuk sampai pada
dengan jarak tanam 1,25×1,25 m² adalah
tahap transplanting atau penanaman di lahan
656.000.
adalah sebesar 17767. Pemindahan bibit pre
 Jumlah Benih sama dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan.
= 656.000+(15%× 656.000) Pengarahan adalah membuat semua anggota
= 98.400 + 656.000 kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja
= 754.400 benih secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-
kebutuhan benih yang dibutuhkan berdasarkan usaha pengorganisasian. (4) Controlling
populasi sebesar 656.000 adalah 754.400 benih. Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai
faktor dalam suatu perusahaan agar sesuai dengan
 Luas Lahan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
Luas lahan = populasi×jarak pembibitan Pengendalian adalah mengukuran dan perbaikan
= 754.400×(5×5cm²) terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar
= 754.400×0,0025 m² rencana-rencana yang telah dibuat untuk
=1886 m² mencapai tujuan- tujuan dapat terlaksanakan.
Berdasarkan hasil perhitungan Perencanaan tanaman disini menjelaskan dua
didapatkan hasil luas lahan yang diperlukan komoditi tanaman perkebunan yakni tanaman
apabila jumlah populasi 171.455 dengan jarak kelapa sawit (Elaeis dan kopi (Coffe).
pembibitan 5×5 cm² adalah sebesar 1886 m².
Dalam mengelola sumber daya
KESIMPULAN
pentingnya untuk kita menyusun POAC terlebih
dahulu. Menurut Syamudin, (2017) POAC yang Berdasarkan hasil dari praktikum ini
meliputi (1) Planning atau Perencanaan dapat di tarik kesimpulan bahwa Tanaman
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan dan Perkebunan merupakan segala kegiatan yang
pedoman pelaksanaan, dengan memilih yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah atau
lebih terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang
Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan
berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu
kebijaksanaan- kebijaksanaan, prosedur- pengetahuan dan teknologi, permodalan serta
prosedur, dan program-program dari alternatif- manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan
yang ada. Jadi masalah perencanaan adalah bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
masalah “memilih” yang terbaik dari beberapa POAC sangat mendukung kegiatan dalam
alternatif-alternatif yang ada. Jadi masalah mengelola sumber daya. Populasi yang ada pada
perencanaan adalah masalah “memilih” yang lahan kelapa sawit seluas 102,5 ha dengan jarak
terbaik dari beberapa alternatif yang ada. (2) tanam 9,2 x 9,2 x 9,2 cm adalah 13.984. Jumlah
Organizng atau proses pengorganisasian suatu benih yang dibutuhkan pada tahap prenursery
prose²s penentuan, pengelompokan, dan adalah 15382,4/ha. Kebutuhan benih untuk
pengaturan bermacam-macam aktivitas yang mainnursery sebesar 16920,64. Jumlah benih
diperlukan untuk mencapai tujuan. Menempatkan kelapa sawit yang dibutuhkan untuk transplanting
orang-orang pada setiap aktivitas ini, sebesar 17767. Luas lahan kelapa sawit yang
menyediakan alat- alat yang diperlukan, diperlukan apabila jumlah populasi 13.984
menetapkan wewenang yang secara relatif dengan jarak tanam 9,2 x 9,2 x 9,2 cm adalah
didelegasikan kepada setiap individu yang akan 139,84 m2. Jumlah populasi lada dengan luas
melakukan aktifitas-aktifitas tersebut. lahan 102,5 ha dan jarak tanam 1,25 x 1,25 m2
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan adalah 656.000/ha. Kebutuhan benih lada yang
hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara dibutuhkan sebesar 754.400 benih. Luas lahan
orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja lada yang diperlukan dengan jarak pembibitan 5
sama secara efesien, dan dengan demikian x 5 cm2 adalah 1886 m2.
memperoleh kepuasan pribadi dalam hal
melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi
lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau
sasaran tertentu. (3) Actuating Pengarahan adalah
mengarahkan semua bawahan, agar mau bekerja
DAFTAR PUSTAKA Jacq.) Di Kebun Bangun Bandar, Sumatera
Utara. Bul. Agrohorti 5 (3) : 325-333
Anonimious. 2012 . Indonesia Peringkat Tiga
Produsen Kopi di Dume. Jurnal
Agroindustri, Vol XII no, 1
Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Kopi Di
Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta
Ditjen Perkebunan. (2011). Kebijakan
Pengembangan Kelapa Sawit
Berkelanjutan. Makalah disampaikan pada
Seminar Implementasi RSPO di Indonesia.
Jakarta, 10 Februari 2011.
Fauzi Yan, dkk. 2012 . Kelapa Sawit. Bogor :
Penebar Swadaya
Komariah, Nur. 2018 . Implementasi Fungsi
Manajemen Pendidikan di SDI Wirausaha
Indonesia. Perspektik. Vol XVI, No 1
Kurnila. 2009. Pengendalian Mutu Produksi
Benih Kelapa Sawit (Elaeis Jacquin) di
Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marhat.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor
Lubis, Iskandar dan Lubis, Muhammad Firdaus.
2018 . Analisis Produksi Kelapa Sawit
(Elais Guineensis Jacq). Di Kebun Buatan,
Kabupaten Pelalawan, Riau. Bu. Agrohorti
6 (2) : 281-286
Nurjaya dan Ismail. 2012. Wajah Baru
Agrarische wet. Jakarta : Elsam-Sawit
Watch-Pilnet
Pardamean, Maruli. 2011. Sukses Membuka
Kebun Dan Pabrik Kelapa Sawit. Penebar
Swadaya: Jakarta
Rosa, R. N. 2012. (Elaeis guineensis Jacq) di
Kebun Bangun Bandar PT. Rahayu
Novrina Rosa. Departemen Agronomi dan
Hortikultura. Institut Pertanian Bogor
Sativa, Oriza, dkk. 2014. Karakteristik Fisik
Buah Kopi, Kopi Beras dan Hasil Olahan
Kopi Rakyat di Desa Sindang Jati,
Kabupaten Rejang Lebong District. Jurnal
Agroindustri, Vol 4, No 2
Suherman, Ariyanti dkk. 2017. Respons
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis
guineensis Jacq.) terhadap Pemberian
Pupuk Organik Asal Pelepah Kelapa Sawit
dan Pupuk Majemuk NPK. Jurnal
Agrikultura, no 28 (2): 64-67
Zaman dan Rosa. 2017. Pengelolaan Pembibitan
Tanaman Kelapa Sawit (Elais guineensis

Anda mungkin juga menyukai