Anda di halaman 1dari 2

Konvensi Wina 1969:

Sampai tahun 1969, pembuatan perjanjian-perjanjian internasional hanya diatur oleh hukum
kebiasaan. Berdasarkan draft pasal-pasal yang disiapkan oleh Komisi Hukum Internasional,
diselenggarakanlah suatu Konferensi Internasional di Wina dari tanggal 26 Maret sampai
dengan 24 Mei 1968 dan dari tanggal 9 April sampai dengan 22 Mei 1969 untuk
mengodifikasikan hukum kebiasaan tersebut. Konferensi kemudian melahirkan Vienna
Convention on the Law of Treaties (selanjutnya disebut Konvensi Wina) yang ditandatangani
pada 23 Mei 1969. Konvensi ini mulai berlaku sejak 27 Januari 1980 dan merupakan hukum
internasional positif.

Konvensi Wina tentang perjanjian internasional ini tidak hanya sekadar merumuskan kembali
atau mengodifikasikan hukum kebiasaan internasional ke dalam bidang perjanjian, melainkan
juga merupakan pengembangan secara progresif hukum internasional tentang perjanjian.
Namun demikian Konvensi Wina ini masih tetap mengakui eksistensi hukum kebiasaan
internasional tentang perjanjian, khususnya tentang persoalan-persoalan yang belum diatur
dalam Konvensi Wina.

Vienna Convention on the Law of Treaties 1969 (Vienna Convention 1969) mengatur
mengenai Perjanjian Internasional Publik antar Negara sebagai subjek utama hukum
internasional. Konvensi ini pertama kali open for ratification pada tahun 1969 dan baru entry
into force pada tahun 1980. Sebelum adanya Vienna Convention 1969 perjanjian antar negara,
baik bilateral maupun multilateral, diselenggarakan semata-mata berdasarkan asas-asas seperti,
good faith, pacta sunt servanda dan perjanjian tersebut terbentuk atas consent dari negara-
negara di dalamnya. Singkatnya sebelum keberadaan Vienna Convention 1969 Perjanjian
Internasional antar Negara diatur berdasarkan kebiasaan internasional yang berbasis pada
praktek Negara dan keputusan-keputusan Mahkamah Internasional atau Mahkamah Permanen
Internasional (sekarang sudah tidak ada lagi) maupun pendapat-pendapat para ahli hukum
internasional (sebagai perwujudan dari opinion juris).

Vienna Convention 1969 dianggap sebagai induk perjanjian internasional karena konvensi
inilah yang pertama kali memuat ketentuan-ketentuan (code of conduct yang mengikat)
mengenai perjanjian internasional. Melalui konvensi ini semua ketentuan mengenai perjanjian
internasional diatur, mulai dari ratifikasi, reservasi hingga pengunduran diri Negara dari suatu
perjanjian internasional (seperti yang dilakukan AS, mengundurkan diri dari Vienna
Convention 1969 pada tahun 2002 lalu). Dengan adanya konvensi ini, perjanjian internasional
antar Negara tidak lagi diatur oleh kebiasaan internasional namun oleh suatu perjanjian yang
mengikat yang menuntut nilai kepatuhan yang tinggi dari negara anggotanya dan hanya bisa
berubah apabila ada konsen dari seluruh Negara anggota Vienna Convention tersebut, tidak
seperti kebiasaan internasional yang dapat berubah apabila ada tren internasional baru.
Maka Vienna Convention 1969 merupakan induk dari pengaturan perjanjian internasional
karena konvensi ini merupakan konvensi pertama yang berisikan pengaturan perjanjian
internasional, baik secara teknis maupun material dan ketentuan dalam konvensi ini merupakan
kumpulan dari kebiasaan-kebiasaan internasional selama ini yang berkaitan dengan perjanjian
internasional. Bahkan dewasa ini Vienna Convention 1969 telah dianggap sebagai kebiasaan
internasional yang mengikat bahkan Negara yang tidak menjadi pesertanya. Untuk referensi
mengenai Vienna Convention 1969 ini lebih jelasnya dapat dilihat dari general comment dan
traveaux preparatoir dari konvensi ini maupun dari buku-buku karangan T.O. Elias dan I.M.
Sinclair mengenai Law of Teaties.

Anda mungkin juga menyukai