Bab IV Kestabilan Ion Kompleks
Bab IV Kestabilan Ion Kompleks
yang labil. Sebaliknya, suatu kompleks yang tidak stabil mungkin saja
merupakan kompleks inert.
Stabilitas suatu senyawa bergantung pada energi reaksinya, sedangkan
labilitas senyawa bergantung pada energi aktivasi dari senyawa tersebut.
M + nL MLn βn = [MLn]
[M][L]n
Berarti:
βn = K1 x K2 x …. x Kn
log βn = log K1 + log K2 + …….. + log Kn
Kestabilan meningkat
2+
Ca 0,99 2/0,99 = 2,0
q/r meningkat
2+
Ni 0,72 2/0,72 = 2,97
Y3+ 0,93 3/0,93 = 3,22
4+
Th 0,95 4/0,95 = 4,20
3+
Al 0,50 3/0,50 = 6,0
2+
Be 0,31 2/0,31 = 6,45
2. Faktor CFSE
Pada logam unsur-unsur transisi, adanya pemecahan orbital d yang
memberikan harga CFSE tertentu mempengaruhi stabilitas dari
kompleks yang terbentuk. Adanya CFSE akan meningkatkan
kestabilan kompleks, sehingga harga K maksimum dapat diramalkan
akan diperoleh pada kompleks dengan logam pusat yang memiliki
konfigurasi elektron d3 dan d8, karena konfigurasi ini akan
memberikan harga CFSE yang paling besar.
Secara umum, urutan stabilitas kompleks berdasarkan konfigurasi
elektron pada orbital d mengikuti urutan sebagai berikut :
d0 < d1 < d2 < d3d4 < d5 < d6 < d7 < d8 d9 < d10
Urutan d3 > d4 dan d8 > d9 akan terjadi pada kompleks dimana efek
Jahn-Taller cukup lemah dan kompleks memiliki bilangan koordinasi
6. Sedangkan urutan d3 < d4 dan d8 < d9 akan terjadi pada kompleks
dengan efek Jahn-Taller yang cukup kuat dan memiliki bilangan
koordinasi 4.
Efek dari faktor CFSE tersebut dapat diamati pada urutan stabilitas
kompleks dengan logam berikut :
B. Pengaruh Ligan
Selain pengaruh dari logam sebagai ion pusat dari kompleks, ligan
yang terikat pada logam tersebut juga menentukan kestabilan dari
kompleks yang terbentuk. Berikut beberapa factor dari ligan yang
mempengaruhi kestabilan kompleks.
1. Ukuran dan Muatan Ligan
Ligan yang berukuran lebih kecil akan lebih mudah mendekat ke
arah logam pusat untuk membentuk ikatan yang lebih kuat. Dengan
demikian ligan yang ukurannya lebih kecil akan membentuk
kompleks yang lebih stabil. Ditinjau dari muatannya, semakin besar
muatan yang dimiliki ligan, gaya tarik menarik antara ligan dengan
logam pusat juga makin kuat, sehingga ikatan yang terbentuk
otomatis juga menjadi lebih kuat. Dari dua hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kompleks yang stabil akan terbentuk dari ligan
yang berukuran kecil dan memiliki muatan yang besar.
2. Momen Dipol dari Ligan
Analog dengan faktor muatan, makin besar momen dipol dari suatu
ligan, stabilitas kompleks yang terbentuk makin besar. Hal ini dapat
menjelaskan urutan kestabilan dari sejumlah ligan netral berikut :
amina > etilamin > dietilamin > trietilamin
LATIHAN