Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BAKAT DAN


KREATIVITAS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Perkembangan Belajar Peserta


Didik” yang dibina oleh Dr. Nanik Yuliati, M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 18/Kelas A

Muhammad Iqbal Fathoni (180210204013)

Afiatul Mu’awanah (180210204048)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BAKAT DAN KREATIVITAS. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran demi perbaikan tugas ini dan menjadi evaluasi kami dalam
menyelesaikan tugas dimasa yang akan datang.

Semoga tugas makalah ini dapat dipahami bagi siapapun dan dapat berguna
bagi semua orang yang membacanya. Sebelumnya kami juga memohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan dan pilihan kata yang kurang berkenan.

Jember, 28 Februari 2019

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB 1. PENDAHULAN ....................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 3

1.2 Rumusan Maasalah ................................................................................... 4

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 4

BAB 2. PEMBAHASAN ....................................................................................... 5

2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat Khusus .... 5

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas ......... 6

2.3 Kendala-Kendala dalam Mengembangkan Bakat dan Kreativitas .... 10

BAB 3. PENUTUP............................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 15

3.2 Saran ......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

2
BAB 1. PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang


Bakat dan kreativitas adalah dua hal yang terdapat dalam setiap
individu selain kemampuan-kemampuan individual lain. menurut
definisinya, bakat adalah kemampuan potensial dalam diri seseorang, baik
yang sudah dikembangkan maupun yang belum. Seringkali bakat seseorang
jelas terlihat bila ia melakukan suatu aktivitas dan ia dapat dengan cepat
belajar dan berhasil pada bidang tersebut. Bakat ditandai oleh cepatnya
seseorang menguasai suatu aktivitas, sedangkan minat ditunjukkan dengan
keinginan kuat dan bertahan lama terhadap suatu keinginan.
Kreativitas dan bakat pada diri anak perlu dipupuk dan
dikembangkan. Karena dengan kreativitas dan bakat yang dimilikinya itu
mereka dapat menjadi pribadi-pribadi yang kreatif. Sebagai pribadi yang
kreatif, kelak mereka bukan saja dapat meningkatkan kualitas pribadinya,
tetapi juga dapat meningkatkan kualitas kehidupan bangsa dan negara.
Lingkungan menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan dalam
pengembangan bakat peserta didik, karena faktor lingkungan yang
memungkinkan tidaknya peserta didik dapat melakukan kegiatannya serta
mengaktualisasikan kemampuannya yang masih bersifat potensial. Dengan
demikian, meskipun peserta didik berbakat dalam bidang tertentu tetapi bila
tidak didukung oleh lingkungan belajar yang kondusif termasuk keberadaan
sarana prasarananya, mustahil peserta didik dapat mengembangkan
bakatnya secara optimal. Selain faktor lingkungan dan ketersediaan sarana
prasarana, orangtua dan pendidik memiliki peran yang tidak kecil dalam
pengembangan bakat peserta didik. Karena orangtua dan pendidik dapat
memberi stimulan agar peserta didik dapat merespon sesuai dengan
kemampuannya.

3
1.2 Rumusan Maasalah
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus ?
b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan
kreativitas?
c. Kendala-kendala dalam mengembangkan bakat dan kreativitas?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi bakat seorang
anak.
b. Untuk mengetahui cara mengembangkan bakat yang dimiliki anak.
c. Untuk mengetahui faktor–faktor yang mempengaruhi tingkat
kekreatifitasan seorang anak.

4
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat


Khusus
Bakat sebagai potensi masih memerlukan latihan dan pengembangan
agar dapat diwujudkan dalam bentuk prestasi. Sejumlah faktor yang
mempengaruhi perkembangan bakat khusus dikelompokkan ke dalam dua
golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Ali & Asrori, 2005).
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu. Faktor-
faktor internal tersebut mencakup: minat, motif berprestasi, keberanian
mengambil resiko, ulet dan tekun, serta kegigihan dan daya juang.
Adapun faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari
lingkungan tempat seorang anak tumbuh dan berkembang. Faktor-faktor
eksternal meliputi: kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri,
sarana dan prasarana, dukungan dan dorongan orang tua/keluarga,
lingkungan tempat tinggal, dan pola asuh.
Siswa yang memiliki ketekunan, kegigihan, keberanian, motif
berprestasi yang tinggi, serta minat pada bidang tertentu akan mampu
mengembangkan bakatnya dengan dukungan/dorongan dari lingkungan,
melalui kesempatan yang diberikan untuk mengembangkan diri, serta
menyediakan sarana dan prasarana (antara lain tempat berlatih dan alat-alat
yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat
anak) akan mencapai prestasi yang optimal. Pencapaian prestasi akan
meningkatkan kepercayaan diri siswa. Kepercayaan diri merupakan aspek
kepribadian yang penting bagi seseorang untuk mengembangkan diri.

5
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Kreativitas
Kreativitas membutuhkan rangsangan dari lingkungan untuk
berkembang secara optimal. Beberapa ahli mengemukakan faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan kreativitas. Amabile (Munandar, 1999)
mengungkapkan sikap orang tua yang secara langsung mempengaruhi
kreativitas anaknya. Beberapa faktor yang menentukan adalah:
a. Kebebasan: orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan
kepada anak. Orang tua tidak otoriter, tidak terlalu membatasi
kegiatan anak, dan tidak terlalu cemas mengenai anak mereka.
b. Respek: orang tua yang menghormati anaknya sebagai individu,
percaya akan kemampuan anak mereka, dan menghargai keunikan
anak mereka. Sikap orang tua seperti ini akan menumbuhkan
kepercayaan diri anak untuk melakukan sesuatu yang orisinal.
c. Kedekatan emosi yang sedang: kreativitas akan dapat dihambat
dengan suasana emosi yang mencerminkan rasa permusuhan,
penolakan, atau rasa terpisah. Tetapi, keterikatan emosi yang
berlebihan juga tidak menunjang pengembangan kreativitas karena
anak akan bergantung kepada orang lain dalam menentukan pendapat
atau minat. Perasaan disayangi dan diterima tetapi tidak terlalu
tergantung kepada orang tua akan menimbulkan keberanian anak
untuk menentukan pendapatnya.
d. Prestasi bukan angka: orang tua anak kreatif menghargai prestasi
anak, mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya, dan
menghasilkan karya-karya yang baik. Tetapi, mereka tidak terlalu
menekankan mencapai angka atau nilai tinggi, atau mencapai
peringkat tertinggi.
e. Orang tua aktif dan mandiri: sikap orang tua terhadap diri sendiri
amat penting karena orang tua merupakan model bagi anak. Orang tua
anak yang kreatif merasa aman dan yakin tentang diri sendiri, tidak
mempedulikan status sosial dan tidak terlalu terpengaruh oleh

6
tuntutan sosial. Mereka juga mempunyai banyak minat di dalam dan
di luar rumah.
f. Menghargai kreativitas: anak yang kreatif memperoleh banyak
dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif.

Torrance (Ali & Asrori, 2005) menambahkan bahwa ada lima bentuk
interaksi orang tua dengan anak yang dapat mendorong perkembangan
kreativitas. Kelimanya ialah:
a. Menghormati pertanyaan-pertanyaan yang tidak lazim;
b. Menghormati gagasan-gagasan imajinatif;
c. Menunjukkan kepada anak bahwa gagasan yang dikemukakan anak
bernilai;
d. Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar atas prakarsanya
sendiri atau memberikan reward kepada anak setelah ia
menyelesaikan suatu pekerjaan; serta
e. Memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar tanpa suasana
penilaian.

Jadi, bagaimana sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya


dapat mendorong berkembangnya kreativitas. Interaksi antara orang tua dan
anaknya bukanlah interaksi yang didasarkan atas situasi stimulus-respon.
Orang tua dan anak adalah subjek yang saling berinteraksi secara seimbang
dan saling tukar pengalaman.
Selain itu tumbuh dan berkembangnya kreativitas dipengaruhi pula
oleh banyak faktor terutama adalah karakter yang kuat, kecerdasan yang
cukup dan lingkungan kultural yang mendukung. Munandar (2009)
menyebutkan bahwa perkembangan kreativitas dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu:
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari atau terdapat pada diri
individu yang bersangkutan. Faktor ini meliputi keterbukaan,
kemampuan untuk bermain atau bereksplorasi dengan unsur-unsur,

7
bentuk-bentuk, konsep-konsep, serta membentuk kombinasi-
kombinasi baru berdasarkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu yang
bersangkutan. Faktor-faktor ini antara lain meliputi keamanan dan
kebebasan psikologis, sarana atau fasilitas terhadap pandangan dan
minat yang berbeda, adanya penghargaan bagi orang yang kreatif,
adanya waktu bebas yang cukup dan kesempatan untuk menyendiri,
dorongan untuk melakukan berbagai eksperimen dan kegiatan-
kegiatan kreatif, dorongan untuk mengembangkan fantasi kognisi dan
inisiatif serta penerimaan dan penghargaan terhadap individual.

Bukan hanya faktor-faktor non-kognitif seperti sifat, sikap, minat dan


temperamen yang turut menentukan produksi lintas kreatif. Selain itu
latihan dan pengemabangan aspek non-kognitif seperti sikap berani
mencoba sesuatu, mengambil resiko, usaha meningkatkan minat dan
motivasi berkreasi, pandai memanfaatkan waktu serta kepercayaan diri dan
harga diri akan sangat menentukan kreativitas (Munandar, 2009).
Menurut Rogers (dalam Munandar, 2009), faktor-faktor yang dapat
mendorong terwujudnya kreativitas individu diantaranya:
a. Dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik)
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan dari
dalam dirinya untuk berkreativitas, mewujudkan potensi,
mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas yang dimilikinya.
Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika
individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan
lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya. Hal ini juga
didukung oleh pendapat Munandar (2009) yang menyatakan individu
harus memiliki motivasi intrinsik untuk melakukan sesuatu atas
keinginan dari dirinya sendiri, selain didukung oleh perhatian,
dorongan, dan pelatihan dari lingkungan. Menurut Rogers (dalam

8
Zulkarnain, 2002), kondisi internal (interal press) yang dapat
mendorong seseorang untuk berkreasi diantaranya:
1) Keterbukaan terhadap pengalaman.
2) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan
pribadi seseorang (internal locus of evaluation).
3) Kemampuan untuk bereksperimen atau “bermain” dengan
konsep-konsep.
b. Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Munandar (2009) mengemukakan bahwa lingkungan yang
dapat mempengaruhi kreativitas individu dapat berupa lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan
kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama dan utama
dalam pengembangan kreativitas individu. Pada lingkungan sekolah,
pendidikan di setiap jenjangnya mulai dari pra sekolah hingga ke
perguruan tinggi dapat berperan dalam menumbuhkan dan
meningkatkan kreativitas individu. Pada lingkungan masyarakat,
kebudayaan-kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat juga
turut mempengaruhi kreativitas individu. Rogers (dalam Munandar,
2009) menyatakan kondisi lingkungan yang dapat mengembangkan
kreativitas ditandai dengan adanya:
1) Keamanan Psikologis
Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang
saling berhubungan, yaitu:
a) Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala
kelebihan dan keterbatasannya.
b) Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat
evaluasi eksternal (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat
atau mempunyai efek mengancam.
c) Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati
perasaan, pemikiran, tindakan individu, dan mampu
melihat dari sudut pandang mereka dan menerimanya.

9
2) Kebebasan Psikologis
Lingkungan yang bebas secara psikologis, memberikan
kesempatan kepada individu untuk bebas mengekspresikan
secara simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya.

2.3 Kendala-Kendala dalam Mengembangkan Bakat dan


Kreativitas
Kendala terhadap produktivitas kreatif dapat bersifat internal, yaitu
berasal dari individu itu sendiri. Dapat pula bersifat eksternal, yaitu terletak
pada lingkungan individu, baik lingkungan makro (kebudayaan,
masyarakat) maupun lingkungan mikro (keluarga, sekolah, teman sebaya).
Kendala internal yaitu keyakinan bahwa lingkunganlah yang
menyebabkan dirinya tidak mempunyai kesempatan mengembangkan
kreativitasnya. Keyakinan ini akan menghambat orang untuk mencoba
melakukan sesuatu yang baru, karena pada dasarnya mereka masih
tergantung pada ada/tidaknya persetujuan dari lingkungan terhadap
pendapat/tindakan yang mereka pilih (Shallcross dalam Munandar, 1999).
Kendala eksternal antara lain yang dikemukakan oleh Rogers
(Munandar 1999) yaitu tentang evaluasi. Menurut Rogers, untuk memupuk
kreativitas, pendidik tidak memberikan evaluasi, atau setidaknya menunda
memberikan evaluasi sewaktu anak sedang berkreasi. Bahkan menduga
akan dievaluasi pun dapat mengurangi kreativitas anak. Dari suatu
penelitian, disimpulkan bahwa ucapan yang cukup positif terhadap anak
yang sedang berkreasi, seperti pujian pun dapat membuat anak kurang
kreatif, jika pujian itu membuat mereka memusatkan perhatian pada harapan
akan dinilai. Eksperimen lain menunjukkan bahwa perasaan diamati selagi
mengerjakan sesuatu juga dapat mengurangi kreativitas anak.
Pemberian hadiah adalah salah satu faktor eksternal yang dapat
merusak motivasi intrinsik dan mematikan kreativitas. Selain itu, persaingan

10
(kompetisi) juga dapat mematikan kreativitas. Persaingan terjadi apabila
anak merasa pekerjaannya akan dibandingkan dengan pekerjaan siswa lain,
dan bahwa yang terbaik akan diberi hadiah. Minat dan motivasi intrinsik
untuk berkreasi juga akan dirusak dalam lingkungan yang sangat membatasi
anak dalam berperilaku (misalnya lingkungan yang terlalu banyak aturan).
Pemberian evaluasi dan hadiah sebenarnya tidak selalu merusak
motivasi intrinsik untuk berkreasi. Hal ini bergantung pada bagaimana
melakukannya. Akan lebih baik jika pendidik menyampaikan sesuatu yang
informatif dalam memberikan penilaian, sebagai contoh: “rupanya kamu
mengalami kesulitan dalam menggambar pohon, tetapi pilihan warna yang
kamu pilih sungguh cerah.” daripada hanya mengatakan “Bagus” atau
“Kurang bagus.”
Rencana pemberian hadiah hendaknya disampaikan sesudah anak
mencapai suatu prestasi. Kecenderungan orang tua dan pendidik
menjanjikan sesuatu yang berlebihan kepada anak sebagai syarat bagi
pencapaian prestasi akan menghambat anak untuk berkreasi.
Jadi, potensi kreatif pada semua orang tergantung bagaimana cara
mengembangkannya secara optimal agar tidak terhambat dan bias
berkembang dengan baik.
Kendala lain yang diungkapkan oleh Munandar yaitu:
a. Kendala dari Rumah
Menurut Amabile (dalam Munandar, 2009) lingkungan keluarga
dapat menghambat kreativitas anak dengan tidak menggunakan secara
tepat empat pembunuh kreativitas yaitu evaluasi, hadiah, kompetisi
dan pilihan atau lingkungan yang terbatas.
b. Kendala dari Sekolah
Ada beberapa hal yang dapat menghambat kreativitas dari sekolah
antara lain:
1) Sikap guru, tingkat motivasi instrinsik akan rendah jika guru
terlalu banyak mengontrol, dan lebih tinggi jika guru memberi
lebih banyak otonomi.

11
2) Belajar dengan hafalan mekanis, hal ini dapat menghambat
perkembangan kreativitas siswa karena materi pelajaran hanya
cocok untuk menjawab soal pilihan ganda bukan penalaran.
3) Kegagalan, semua siswa pernah mengalami kegagalan dalam
kegagalan mereka tetapi frekuensi kegagalan dan cara
bagaimana hal itu ditafsirkan mempunyai dampak nyata
terhadap motivasi intrinsik dan kreativitas.
4) Tekanan akan konformitas, anak-anak usia sekolah dapat saling
menghambat kreativitas mereka dengan menekankan
konformitas.
5) Sistem sekolah, bagi anak yang memiliki minat-minat khusus
dan kreativitas yang tinggi sekolah bisa sangat membosankan.
c. Kendala Konseptual
Adams (dalam Munandar, 2009) menggunakan istilah conceptual
blocks yaitu dinding mental yang merintangi individu dalam
pengamatan suatu masalah serta pertimbangan cara-cara
pemecahannya. Kendala itu memiliki dua sifat yaitu eksternal dan
internal.
1) Kendala yang bersifat eksternal antara lain:
a) Kendala kultural, menurut Adams (Munandar, 2009) ada
beberapa contoh kendala kultural yaitu:
- Berkhayal atau melamun adalah membuang-buang
waktu.
- Suka atau sikap bermain hanyalah cocok untuk anak-
anak.
- Kita harus berpikir logis, kritis, analitis dan tidak
mengandalkan pada perasaan dan firasat.
- Setiap masalah dapat dipecahkan dengan pemikiran
ilmiah dan dengan uang yang banyak.
- Ketertarikan pada tradisi.
- Adanya atau berlakunya tabu.

12
b) Kendala lingkungan dekat (fisik dan sosial), contoh
kendala lingkungan dekat:
- Kurang adanya kerja sama dan saling percaya antara
anggota keluarga atau antara teman sejawat.
- Majikan (orang tua) yang otokrat dan tidak terbuka
terhadap ide-ide bawahannya (anak).
- Ketidaknyamanan dalam keluarga atau pekerjaan.
- Gangguan lingkungan, keributan atau kegelisahan.
- Kurang adanya dukungan untuk mewujudkan gagasan-
gagasan.
2) Kendala yang bersifat internal antara lain:
a) Kendala perceptual, kendala perceptual dapat berupa:
- Kesulitan untuk mengisolasi masalah.
- Kecenderungan untuk terlalu membatasi masalah.
- Ketidakmampuan untuk melihat suatu masalah dari
berbagai sudut pandang.
- Melihat apa yang diharapkan akan dilihat, pengamatan
stereotip memberi label terlalu dini.
- Kejenuhan, sehingga tidak peka lagi dalam
pengamatan.
- Ketidakmampuan untuk menggunakan semua
masukan sensoris.
b) Kendala emosional, kendala ini mewarnai dan membatasi
bagaimana kita melihat, dan bagaimana kita berpikir
tentang suatu masalah. Sebagai contoh:
- Tidak adanya tantangan, masalah tersebut tidak
menarik perhatian kita.
- Semangat yang berlebih, terlalu bermotivasi untuk
cepat berhasil, hanya dapat melihat satu jalan untuk
diikuti.

13
- Takut membuat kesalahan, takut gagal, takut
mengambil resiko.
- Tidak tenggang rasa terhadap ketaksaan (ambiguity)
kebutuhan yang berlebih akan keteraturan dan
keamanan.
- Lebih suka menilai gagasan, daripada member
gagasan.
- Tidak dapat rileks atau berinkubasi.
c) Kendala imajinasi, hal ini menghalangi kebebasan dalam
menjajaki dan memanipulasi gagasan-gagasan. Contoh:
- Pengendalian yang terlalu ketat terhadap alam pra-
sadar atau tidak sadar.
- Tidak memberi kesempatan pada daya imajinasi.
- Ketidakmampuan untuk membedakan realitas dari
fantasi.
d) Kendala intelektual, hal ini timbul bila informasi
dihimpun atau dirumuskan secara tidak benar. Contoh:
- Kurang informasi atau informasi yang salah.
- Tidak lentur dalam menggunakan strategi pemecahan
masalah.
- Perumusan masalah tidak tepat.
e) Kendala dalam ungkapan, misalnya:
- Keterampilan bahasa yang kurang untuk
mengungkapkan gagasan.
- Kelambatan dalam ungkapan secara tertulis.

14
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lingkungan merupakan faktor yang penting dalam menentukan
pengembangan bakat kreatif berdasarkan kecerdasan yang dimiliki anak.
Kreativitas sangat bermakna dalam kehidupan, baik bagi siswa yang
memiliki bakat kreatif maupun bagi masyarakat luas. Kemampuan kreatif
sangat diperlukan dalam pemecahan masalah dan akan sangat bermanfaat
bagi pengembangan diri siswa yang bersangkutan. Identifikasi dan
pengukuran bakat kreatif bermanfaat untuk merancang kegiatan yang
menantang dan menarik bagi siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Dalam mengidentifikasi bidang bakat-bakat khusus, dapat menggunakan
tes-tes misalnya tes prestasi akademis, tes kreativitas verbal, mengobservasi
kemampuan psikomotorik, dsb.

Aspek Faktor Pendukung Faktor Penghambat

Internal: Internal:
- Minat - Motivasi berprestasi rendah
- Motif berprestasi memadai - Takut mencoba sesuatu yang
- Keberanian mengambil resiko belum pernah dilakukan
- Ulet dan tekun - Mudah menyerah
- Kegigihan dan daya juang. - Malas
Bakat

Eksternal: Eksternal:
- Kesempatan maksimal untuk - Lingkungan yang tidak
mengembangkan diri memberikan kesempatan anak
- Sarana dan prasarana yang untuk mengembangkan bakat
mendukung - Tidak tersedia sarana dan
- Dorongan orang tua/keluarga prasarana
- Pola asuh. - Orang tua/keluarga cenderung
hanya menghargai bakat yang
berkaitan dengan kemampuan
akademik
- Pola asuh

15
Sikap Orang Tua: Internal:
- Kebebasan bagi anak untuk - Keyakinan/persepsi yang salah
berkreasi bahwa lingkunganlah yang
- Menghormati anaknya sebagai menyebabkan dirinya tidak
individu mempunyai kesempatan
- Percaya akan kemampuan mengembangkan kreativitasnya.
anak
Kreativitas

- Menjalin kedekatan emosi


yang sedang
- Orang tua yang aktif dan
mandiri
- Orang tua yang menghargai
kreativitas

Pola interaksi: Ekternal:


- Interaksi yang seimbang - Evaluasi yang berlebihan
dan saling tukar terhadap perilaku anak
pengalaman antara orang - Pemberian hadiah
tua dan anaknya - Persaingan untuk merasa
dinilai
- Lingkungan yang sangat
membatasi anak dalam
berperilaku

3.2 Saran
Bakat dan Kreativitas perlu dipupuk sejak dini karena sejak masih di
usia dini, kreativitas seorang dapat dikembangkan dengan optimal.
Kreativitas disamping bermanfaat untuk pengembangan diri peserta didik,
juga merupakan kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu
kebutuhan paling tinggi bagi manusia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kurnia, I., dkk. 2008. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Novitasari, E., dkk. 2016. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Peserta Didik.
http://novittralala.blogspot.com/2016/05/mengembangkan-bakat-dan-
kreativitas.html [Diakses pada 28 Februari 2019].
Norrahma, D. 2010. Pengembangan Bakat dan Kreativitas.
http://destyanorrahmah.blogspot.com/2011/05/pengembangan-bakat-dan-
kreativitas.html [Diakses pada 28 Februari 2019].
Arimas, K. 2014. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Usia SD.
http://khusnarimas.blogspot.com/2014/12/mengembangkan-bakat-dan-
kreativitas.html [Diakses pada 28 Februari 2019].

17

Anda mungkin juga menyukai