Anda di halaman 1dari 2

PEMBIASAN CAHAYA (PELANGI)

Isaac Newton dikenal sebagai orang pertama yang menemukan bahwa cahaya putih tersusun dari warna-
warna spektrum yang terlihat oleh mata. Dia juga menunjukkan bahwa cahaya putih bisa dipecah menjadi
beberapa warna berbeda melalui proses yang disebut pembiasan. Untuk membiaskan cahaya, Newton
menggunakan sebuah prisma kaca. Namun, air pun bisa digunakan untuk membiaskan cahaya. Hasil pembiasan
cahaya putih adalah pelangi.

Lalu, bagaimana cara membuat pelangi sendiri tanpa hujan ataupun berkunjung ke air terjun terdekat?

Berikut bahan-bahan yang harus disiapkan.


1. Baskom atau bak berisi air jernih.
2. Cermin

3. Papan (jika tidak ada, bisa menggunakan dinding saja.

CARA KERJA:
1. Masukan cermin ke dalam baskom berisi air tadi.
2. Arahkan cermin yang terkena air dan sinar matahari (ke dinding), dan munculah pelanginya.

PEMBAHASAN:

Beberapa konsep fisika yang berhubungan dengan proses terjadinya pelangi antara lain pembiasan,
pemantulan, dispersi cahaya dan spektrum gelombang elektromagnetik yang diwujudkan berupa warna cahaya
pada pelangi.

Pelangi merupakan satu-satunya gelombang elektromagnetik yang dapat oleh lihat mata manusia. Jika
ada cahaya matahari yang bersinar setelah hujan berhenti, maka cahaya tersebut akan menembus tetesan air di
udara. Udara dan tetesan air memiliki kerapatan yang berbeda, sehingga ketika cahaya matahari merambat dari
udara ke tetesan air akan mengalami pembelokkan arah rambat cahaya (pembiasan cahaya).
Cahaya matahari merupakan sinar polikromatik, saat masuk ke dalam tetesan air akan diuraikan menjadi
warna-warna monokromatik yang memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Cahaya matahari yang telah
terurai menjadi warna monokromatik sebagian akan mengalami pemantulan saat mengenai dinding tetesan air
dan sebagian lainnya akan menembus ke luar tetesan air.
Masing-masing gelombang cahaya monokromatik tersebut akan mengalami pembiasan cahaya saat
keluar dari tetesan air dan arah pembiasannya akan berbeda-beda, tergantung pada warnanya. Pembiasan ini
terjadi karena cahaya mengalami perubahan indeks media dari udara ke air. Ketika sinar dihantarkan kembali ke
permukaan belakang tetesan air,hampir seluruhnya dibiaskan dan keluar dari tetesan air.

Warna-warna monokromatik yang keluar dari tetesan air hujan mempunyai panjang gelombang yang
berada dalam rentang 400 – 700 nm. Pada rentang 400 – 700 nm, gelombang cahaya yang dapat dilihat oleh
mata manusia ialah gelombang yang mempunyai gradasi warna merah sampai ungu. Gradasi warna tersebut
diasumsikan sebagai warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Susunan gradasi warna tersebut kita namakan sebagai pelangi.

Anggota Kelompok [XI-IPA 1]:

1. Dhea Yovita Tjandra (11)


2. Fiqey Indriati Eka Sari (19)
3. Melyna Wahyudi (23)
4. Miftachurrohmi (25)
5. Rita Nir Wulandari (34)
6. Tahaniah Aqillah Ayu P (36)

Anda mungkin juga menyukai