Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kontrasepsi Pil”.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Keluarga Berencana dan Kesehatan reproduksi dan dengan harapan agar dapat menjadi
pengetahuan atau ilmu yang bermanfaat bagi pembaca. Pada kesempatan kali ini tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen kami Ibu Cut Nurhasanah,
SST, M.Kes yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini. Kami
menyadari keterbatasan kami selaku penulis. Oleh karena itu, demi pengembangkan
kreatifitas dan penyempurnaan makalah ini. Kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari pemaca maupun para ahli agar kedepannya bisa lebih
baik lagi.

Banda Aceh

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pil Kombinasi ...................................................................................................... 2


B. Mini Pil .............................................................................................................. 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 16
B. Saran .......... ........................................................................................................ .16
SOAP ................................................................................................................................ 17
SOAL VIGNETTE .......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut peraturan pemerintahan republic Indonesia Nomor 87 Tahun 2014
tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, keluarga
berencana, dan sistem informasi keluarga menyebutkan bahwa program keluarga
berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan
sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya
ibu dengan kondisi 4T yaitu Terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun),
Terlalu sering melahirkan, Terlalu dekat jarak melahirkan, dan Terlalu tua
melahirkan (di atas usia 35 tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk
meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan
harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan
kebahagiaan batin. KB juga merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk
meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta
perempuan. Pelayanan KB meliputi penyediaan informasi, pendidikan, dan cara-
cara bagi keluarga untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak,
berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan
berhenti mempunyai anak (Kemenkes,2017)
Berdasarkan data dari profil keluarga Indonesia tahun 2017, peserta KB aktif
di Indonesia mencapai 63,22%. Sementara, di provinsi Aceh terdata peserta KB
aktif mencapai 54,75%. Sebagian besar peserta KB aktif memilih suntikan dan pil
sebagai alat kontrasepsi bahkan sangat dominan lebih dari 80% disbanding
dengan metode lainnya: suntikan (62,77%) dan pil (17,24%). Padahal suntikan
dan pil termasuk dalam metode kontrasepsi jangka pendek sehingga tingkat
efektifitas suntikan dan pil dalam pengendalian kehamilan lebih rendah
dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya (Kemenkes, 2017)

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian, jenis, efek samping, sasaran, manfaat, keterbatasan,
cara penggunaan dan penanganan efek samping pil KB kombinasi ?
2. Bagaimana pengertian, jenis, efek samping, sasaran, manfaat, keterbatasan,
cara penggunaan dan penanganan efek samping mini pil ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memahami pengertian, jenis, efek samping, sasaran, manfaat,
keterbatasan, cara penggunaan dan penanganan efek samping pil KB
kombinasi.
2. Mengetahui dan memahami pengertian, jenis, efek samping, sasaran, manfaat,
keterbatasan, cara penggunaan dan penanganan efek samping mini pil.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pil Kombinasi
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini dianggap
paling efektif. Selain mencegah terjadinya ovulasi. Pil juga mempunyai efek lain
terhadap traktus genitalis, seperti menimbulkan perubahan-perubahan pada lendir
serviks, sehingga menjadi kurang banyak dan kental, yang mengakibatkan sperma
tidak dapat memasuki kavum uteri. Juga terjadi perubahan-perubahan pada
motilitas tuba fallopi dan uterus. (Sarwono, 2010:546)
Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan Pil Kombinasi :
1. Jenis Pil Kombinasi
a. Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif
b. Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif
c. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif

3
2. Efek Samping
a. Gangguan siklus haid
Gangguan siklus haid berupa amenorhea, perdarahan berupa tetesan atau
bercak-bercak (spotting), perdarahan diluar siklus haid (metroragia atau
breakthrough bleeding), perdarahan haid yang lebih lama dan atau lebih
banyak dari pada biasanya (menoragia), hal ini disebabkan karena adanya
ketidak seimbangan hormon terutama pemakaian esterogen dosis rendah
(30 mcg), sehingga endometrium mengalami perubahan histologi berupa
degenerasi atau athropi, keadaan amenore disebabkan adanya athropi
endometrium.
b. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi lebih dari 160/90 mmHg, karena efek esterogen
terhadap pembuluh darah sehingga terjadi hiperthrofi arteride dan
vasokontriksi, esterogen mempengaruhi sistem renin angiotensin-
aldosteron sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
gejala ini bersifat sementara dan individu tidak semua pemakai pil akan
menderita tekanan darah tinggi.
c. Berat badan naik
Berat badan bertambah secara cepat dalam beberapa bulan pertama
pemakaian pil KB. Hormon esterogen dapat menyebabkan retensi air dan
oedem, sedangkan progesteron mempermudah perubahan karbohidrat
dan gula menjadi lemak dan merangsang nafsu makan serta menurunkan
aktifitas fisik, akibatnya pemakaian pil kombinasi dapat menyebabkan
berat badan bertambah.
d. Jerawat
Timbul jerawat yang berlebihan pada wajah disebabkan karena efek
progesteron, terutama hormon progesterone yang dapat menyebabkan
peningkatan kadar lemak.
e. Kloasma atau bercak-bercak coklat kehitaman pada wajah
Hiperpigmentasi berwarna coklat, bentuk tidak teratur, biasanya timbul
didahi dan pipi sebelah atas. Hal ini disebabkan oleh efek pigmentasi
oleh hormon esterogen. Insiden terjadi kloasma-kloasma tergantung dosis
dan lamanya pemakaian esterogen dan progesterone.

4
f. Tromboemboli atau Tromboflebitis
Gejala yang timbul akibatjj tersumbatnya pembuluh darah oleh darah
yang membeku, dapat terjadi trombosis vena atau emboli paru, trombosis
arteri otak atau trombosis arteri jantung. Tromboemboli jarang terjadi,
angka kejadian 4-9 kali lebih tinggi dari pada yang bukan pemakai pil.
Tromboemboli ini disebabkan karena efek esterogen, sehingga terjadi
peningkatan aktifitas faktor-faktor pembekuan atau mungkin karena
pengaruh vaskuler secara langsung.
g. Varises
Terjadinya pelebaran pembuluh darah vena dan menonjol dipermukaan
kulit (biasanya pada betis) kadang-kadang disertai rasa panas pada
tungkai. Ini dikarenakan karena efek esterogen terhadap pembuluh darah
secara langsung, sehingga terjadi perubahan dinding pembuluh darah.
h. Gangguan fungsi hati
Warna kulit, kuku, dan sklera mata menjadi kekuning-kuningan, karena
adanya progesteron menyebabkan aliran empedu menjadi lambat, dan
bila berlangsung lama saluran empedu tersumbat, sehingga
penyimpanannya didalam kantong empedu terganggu, akibatnya kadar
bilirubin darah meningkat dan menimbulkan warna kuning (frekuensi
1%).
i. Mual muntah
Rasa mual sampai mual muntah seperti hamil muda, terjadi pada
bulanbulan pertama pemakaian pil karena kelebihan kadar esterogen
didalam darah dibandingkan pada keadaan sebelum minum pil (esterogen
mempengaruhi produksi asam lambung).
j. Rasa Penuh tegang dan nyeri pada payudara
Perasaan penuh dan tegang kadang-kadang disertai rasa nyeri didaerah
payudara, hal ini terjadi karena efek esterogen menekan salah satu
hormon yang diproduksi oleh kelenjar payudara (prolaktin). Karena
adanya gangguan produksi hormon inilah muncul gejala tersebut diatas.

3. Sasaran pengguna pil kombinasi


a. Yang dapat menggunakan pil kombinasi
1). Usia reproduksi

5
2). Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak
3). Gemuk atau kurus
4). Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
5). Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6). Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI ekslusif,
sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi
ibu tersebut
7). Pascakeguguran
8). Anemia karena haid berlebihan
9). Nyeri haid hebat
10). Siklus haid tidak teratur
11). Riwayat kehamilan ektopik
12). Kelainan payudara jinak
13). Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata,
dan saraf
14). Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor
ovarium jinak
15). Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan
rifampisin)
16). Varises vena

b. Yang Tidak Boleh Menggunakan Pil Kombinasi


1). Hamil atau dicurigai hamil
2). Menyusui ekslusif
3). Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
4). Penyakit hati akut (hepatitis)
5). Perokok dengan usia >35 tahun
6). Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110
mmHg
7). Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis >20
tahun
8). Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
9). Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
10). Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari

6
4. Manfaat
a. Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas
tubektomi), bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan
dalam tahun pertama penggunaan)
b. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
c. Tidak mengganggu hubungan seksual
d. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah
anemia), tidak terjadi nyeri haid
e. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin
menggunakannya untuk mencegah kehamilan
f. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause
g. Mudah dihentikan setiap saat
h. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
i. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
j. Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium dan
endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak
pada payudara, dismenore, atau acne.

5. Keterbatasan
a. Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap hari-
mual, terutama pada 3 bulan pertama
b. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama
c. Pusing
d. Nyeri payudara
e. Berat badan naik sedikit, tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat
badan justru memiliki dampak positif
f. Berhenti haid (amenore), jarang pada pil kombinasi
g. Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI)
h. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi, dan
perubahan suasana hati, sehingga keinginan untuk melakukan hubungan
seks berkurang

7
i. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga risiko
stroke, dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit
meningkat. Pada perempuan >35 tahun dan merokok perlu hati-hati
j. Tidak mencegah IMS, HBV, HIV/AIDS

6. Cara Penggunaan
a. Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut
tidak hamil
b. Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
c. Boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan metode
kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau
tidak melakukan hubungan seksual sampai Anda telah menghabiskan
paket pil tersebut
d. Setelah melahirkan:
e. Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif
f. Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
g. Paska keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
h. Bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan
dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu
haid

 Intruksi Kepada Klien


Catatan: tunjukkan cara mengeluarkan pil dari kemasannya dan pesankan
untuk mengikuti panah yang menunjuk deretan pil berikutnya
a. Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap
hari
b. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai ke 7 siklus haid
c. Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid
d. Pada paket 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan
hari yang ada pada paket
e. Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil
habis, sebaiknya anda mulai minum pil dari paket yang baru. Bila paket
21 habis, sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil
dari paket yang baru

8
f. Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambillah pil
yang lain
g. Bila terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam, maka bila
keaadaan memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan Anda, pil
dapat diteruskan
h. Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara
penggunaan pil mengikuti cara menggunakan pil lupa
i. Bila lupa minum 1 pil (hari 1-21), segera minum pil setelah ingat boleh
minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak perlu menggunakan kontrasepsi
yang lain. Bila lupa 2 pil atau lebih (1-21 hari), sebaiknya minum 2 pil
setiap hari sampai sesuai jadwal yang ditetapkan. Juga sebaiknya
gunakan metode kontrasepsi yang lain atau tidak melakukan hubungan
seksual sampai telah menghabiskannya
j. Bila tidak haid, perlu segera ke klinik untuk tes kehamilan

 Informasi lain yang perlu disampaikan


a. Pada masa permulaan menggunakan pil kadang-kadang timbul mual,
pening atau sakit kepala, nyeri payudara serta pendarahan bercak
(spotting) yang bisa hilang sendiri. Kelainan seperti ini muncul terutama
pada 3 bulan pertama penggunaan pil, dan makin lama penggunaannya
kelainan tersebut akan menghilang dengan sendirinya. Cobalah minum
pil pada saat hendak tidur atau pada saat makan malam. Bila tetap saja
muncul keluhan, silahkan konsultasi ke dokter\Beberapa jenis obat dapat
mengurangi efektivitas pil, seperti rifampisin, fenitoin (Dilantin),
barbiturate, griseofulvin,trisiklik antidepresan, ampisilin, dan penisilin,
tetrasiklin. Klien yang memakai obat-obatan diatas untuk jangka panjang
sebaiknya menggunakan pil kombinasi dengan dosis etinilestradiol 50 µg
atau dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi yang lain.

Tabel perhatian khusus untuk penggunaan pil kombinasi


Keadaan Saran
Tekanan darah Sistolik >160mmHg, atau Pil tidak boleh digunakan
tinggi diastolic >90mmHg

9
Kencing manis Tanpa komplikasi Pil dapat diberikan
Migraine Tanpa gejala neurologic Pil dapat diberikan
fokal yang berhubungan
dengan nyeri kepala
Menggunakan Pil dengan dosis etinilestradiol
obat fenitoin, 50 µg
barbiturate,
rifampisin
Anemia bulan Pil jangan digunakan
sabit

7. Penangganan Efek Samping


Tabel penangan efek samping yang sering terjadi dan masalah-masalah kesehatan
lainnya.
Efek samping atau Penanganan
masalah
Amenorea Periksa dalam atau tes kehamilan. Bila tidak hamil dan
klien minum pil dengan benar, tenanglah. Tidak datang
haid kemungkinan besar karena kurang adekuatnya efek
estrogen terhadap endometrium. Tidak perlu pengobatan
khusus. Coba berikan pil dengan dosis estrogen 50 µg atau
dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin dikurangi. Bila
klien hamil intrauterine, hentikan pil, dan yakinkan pasien
bahwa pil yang telah diminumnya tidak punya efek pada
janin
Mual, pusing atau muntah Tes kehamilan, atau pemeriksan ginekologik. Bila tidak
(akibat reaksi anafilaktik) hamil, sarankan minum pil saat makan malam, atau
sebelum tidur
Pendarahan pervaginam/ Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik. Sarankan
spotting minum pil pada waktu yang sama. Jelaskan bahwa
pendarahan/ spotting hal yang biasa terjadi pada 3 bulan
pertama, dan lambat laun akan berhenti. Bila
pendarahan/spotting tetap saja terjadi, ganti pil dengan

10
dosis estrogen lebih tinggi (50 µg) sampai pendarahan
teratasi, lalu kembali ke dosis awal. Bila
pendarahan/spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan
dosis 50 µg, atau ganti dengan metode kontrasepsi lain.

Tabel keadaan yang perlu mendapat perhatian


Tanda Masalah yang mungkin terjadi
Nyeri dada hebat, batuk, nafas pendek Serangan jantung atau bekuan darah didalam
paru
Sakit kepala hebat Stroke, hipertensi, migraine
Nyeri tungkai hebat (betis atau paha) Sumbatan pembuluh darah tungkai
Nyeri abdomen hebat Penyakit kandung empedu, bekuan darah
pankreatitis
Kehilangan penglihatan atau kabur Stroke, hipertensi, atau masalah vaskular
Tidak terjadi pendarahan/spotting setelah Kemungkinan kehamilan.
selesai minum pil

B. Pil Minipil
Pil progestin (disebut juga pil mini, POP, dan kontrasepsi progestin)
mengandung progestin dalam dosis yang sangat rendah seperti hormon alami
progesteron pada tubuh perempuan. Pil progestin dapat terbentuk dari noretisteron,
levonorgestrel, etinodiol diasetet atau desogestrel.
Pil progestin dapat digunakan selama menyusui dan oleh perempuan yang tidak
dapat menggunakan metode dengan estrogen (pil gabungan).
Berikut adalah beberapa hal yang berkaitan dengan mini pil :
1. Jenis Mini Pil
 Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron.
 Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg desogestrel

11
2. Efek Samping
a. Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak
teratur).
b. Peningkatan/penurunan berat badan.
c. Payudara tegang.
d. Mual.
e. Pusing.
f. Perubahan mood.
g. Dermatitis atau jerawat.
h. Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah
muka), tetapi sangat jarang.

3. Sasaran Pil Minipil


 Yang boleh menggunakan Minipil
a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memilki anak
c. Menginginkan suatu metode kontasepsi yang sangat efektif selama periode
menyusui
d. Pacsa persalinan dan tidak menyusui
e. Pasca keguguran
f. Mempunyai tekanan darah tinggi (selama <180/110 mmHg) atau dengan
masalah pembekuan darah
g. Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan
estrogen.

12
 Yang tidak boleh menggunakan Minipil
a. Hamil atau diduga hamil
b. Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
d. Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin) , atau obat untuk epilepsi
(fenitoin dan barbiturat )
e. Kanker payudara atau ri'ayat kanker payudara
f. Sering lupa menggunakan pil
g. Progestin memicu pertumbuhan mioma uterI
h. Riwayat stroke
i. Progestin menyebabkan spasme pembuluh

4. Manfaat Pil Minipil


 Manfaat Kontrasepsi
Mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi sebagai berikut:
a. Sangat efektif apabila digunakan dengan benar dan konsisten.
b. Tidak mempengaruhi ASI.
c. Nyaman dan mudah digunakan.
d. Hubungan seksual tidak terganggu.
e. Kesuburan cepat kembali.
f. Efek samping sedikit.
g. Dapat dihentikan setiap saat.
h. Tidak mengandung estrogen
 Manfaat Non Kontrasepsi
Mini pil mempunyai manfaat non kontrasepsi sebagai berikut :
a. Mengurangi jumlah darah haid.
b. Mengurangi kejadian anemia.
c. Menurunkan pembekuan darah.
d. Mengurangi nyeri haid.
e. Mencegah kanker endometrium.
f. Melindungi dari penyakit radang panggul.
g. Penderita endometriosis, kencing manis yang belum mengalami
komplikasi dapat menggunakan.
h. Tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi.
13
i. Mengurangi gejala pre menstrual sindrom.

5. Keterbatasan Pil Minipil


a. Hampir 30-60 % mengalami gangguan haid (pendarahan sela, spotting,
amenorea)
b. Peningkatan atau penurunan berat badan
c. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
d. Bila lupa 1 pil saja, kegagalan menjadi lebih besar.
e. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat
f. Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi
resiko ini lebih rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak
menggunakan minipil.
g. Efektiitasnya menjadi rendah bila digunakan bersamaan dengan obat
tuberkolosis atau obat epilepsy
h. Tidak melindungi diri dari infeksi menulr seksual dan HIV/AIDS
i. Hirsutisme (tumbuh rambut atau bulu berlebihan di daerah muka) tetapi
sangat jarang terjadi.

6. Cara Penggunaan Minipil


a. Mulai hari pertama sampai hari ke 5 siklus haid. tidak diperlukan
pencegahan dengan kontrasepsi lain.
b. Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi kehamilan. Bila
menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid, jangan melakukan
hubungan seksual selama2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain
untuk 2 hari saja.
c. Bila klien tidak haid (amenorea) minipil dapat digunakan setiap saat, asal
saja diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama 2
hari atau menggunakan metode kontrasepsi 2 hari saja.
d. Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera diberikan, bila saja
kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar atau ibu tersebut sedang
tidak hamil. tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.

14
e. Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, minipil
diberikan pada jadwal suntikan berikutnya.tidak diperlukan penggunaan
metode kontrasepsi yang lain.
f. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal dan ibu
tersebut ingin menggantinya dengan minipil, minipil diberikan pada hari 1-
5 siklus haid dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain.
g. Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR (termasuk
AKDR yang mengandung hormon) , minipil dapat diberikan pada hari 1-5
siklus haid.
 Instruksi untuk klien
a. Minum minipil setiap hari pada saat yang sama
b. Minum pil yang pertama pada hari pertama haid
c. Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah
pil yang lain, atau gunakan metode kontrasepsi lain bila klien berniat
melakukan hubungan seksual pada 48 jam berikutnya.
d. Bila klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil
tersebut begitu klien ingat. Gunakan metode pelindung selama 24 jam
e. Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa tersebut
sesegera kien ingat dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan.
f. Walaupun klien belum haid, mulailah paket baru sehari setelah paket
terakhir habis.
g. Bila haid klien teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan 1 siklus
(tidak haid), atau bila merasa hamil, temui petugas klinik klien untuk
memeriksa uji kehamilan.

 Informasi Lain yang perlu Disampaikan


a. Terjadinya perubahan pola haid merupakan hal yang sering ditemukan
selama menggunanakan minipil, terutma pada 2 atau 3 bulan pertama.
Perubahan pola haid tersebut umumnya bersifat sementaradan tidak
sampai mengganggu kesehatan.
b. Kadang-kadang akan timbul efek samping berupa peningkatan berat
badan, sakit kepala ringan, dan nyeri payudara. Semua efek samping ini
tidak berbahaya dan biasanya hilang dengan sendirinya

15
c. Obat-obat tertentu seperti obat untuk tuberculosis (rifampisin) dan
beberapa obat epilepsi dapat mengurangi efektifitas minipil. Minipil tidak
dapat mencegah terjadinya infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila
pasangannya memiliki resiko, kondom perlu digunakan.
7. Penanganan efek samping
Efek samping penanganan
amenorea Pastikan hamil atau tidak,bila tidak
hamil,tidak perlu tindakan khusus.cukup
konseling saja.bila amenorea berlanjut
atau hal tersebut membuat klien
khawatir,rujuk ke klinik.bila
hamil,hentikan pil,dan kehamilan
dilanjutkan .jelaskan kepada klien bahwa
minipil sangat kecil menimbulkan
kelainan pada janin.bia diduga
kehamilanektopik,klien perlu
dirujuk,jangan memberikan obat-obat
hormonal untuk menimbulkan
haid.kalaupun diberikan tidak akan ada
gunanya.
Perdarahan tidak Bila tidak menimbulkan masalah
teratur/spotting kesehatan/tidak hamil,tidak perlu tindakan
khusus.bila klien tetap saja tidak dapat
metode kontrasepsi lain.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim.
Alat atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk
mendapatkan anak apabila diinginkan atau dengan jarak yang diinginkan. Ada
berbagai macam jenis alat kontrasepsi salah satunya oral kontrasepsi atau pil.
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh seorang'anita
dengan cara diminum (pil) berisi hormon estrogen dan atau progesteron.Terdapat
dua jenis pil KB, yaitu pil kombinasi dan pil progestin atau mini pil.
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang dibuat dari dua hormonsintetis,
yaitu semua pil mengandung hormon estrogen dan progesteron. Sedangkan pil
progestin (mini pil) merupakan pil kontrasepsi yang mengandung hormon progestin
saja. Dalam mengonsumsi pil KB, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu keuntungan dari pil KB, kerugian pil KB, efek samping yang ditimbulkan pil
KB, yang tidak boleh menggunakan pil KB (kontra indikasi) , serta cara dan waktu
penggunaan pil KB. Agar KB menajadi kontrasepsi yang efektif.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan khususnya seorang bidan yang sangat bersentuhan
dengan hal ini. Tentunya harus menguasai berbagai alat/metode kontrasepsi, dari
pilihan, keuntungan, indikasi, orang yang dapat menggunakan dan hal-hal lain yang
berkenaan dengan berbagai alat/metode KB.

17
SOAP
Tanggal : 12-09-2019
Tempat : PMB dunia akhirat
Waktu : 09:45 WIB
S :
Ibu usia 25 tahun datang sendiri ke PMB dunia akhirat, ingin mendapatkan pil
KB menyusui ulangan, Ibu mengatakan tidak ada keluhan saat menggunakan pil
kb menyusui. Anak terakhir ibu usia 3 bulan dan sedang menyusui.

O : Kesadaran : Komposmentis
Pemeriksaan TTV
TD : 110/80 mmHg BB : 58 kg
x
N : 72 /m TB : 155 cm
x
R : 20 /m
0
T : 36,5 C
Pemeriksaan fisik
Payudara : menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada varises
Ekstremitas : Tidak ada varises
A : Ibu usia 25 tahun akseptor mini pil
Keadaan ibu baik
P :
1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik.
2. Menjelaskan efek samping dari mini pil, sebagai berikut:
a. Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak
teratur).
b. Peningkatan/penurunan berat badan.
c. Payudara tegang.
d. Mual.
e. Pusing.
f. Perubahan mood.
g. Dermatitis atau jerawat.
h. Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada
daerah muka), tetapi sangat jarang.

18
3. Menyiapkan mini pil yaitu pil laktasi andalan.
4. Menjelaskan cara konsumsi mini pil, selalu minum pil teratur pada jam
yang sama, dan ikuti tanda panah.
5. Mengingatkan ibu untuk kembali tanggal 10-10-2019 agar pil dapat
diminum sesuia jadwal.
6. Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan dan mengatakan akan
kembali pada tanggal 10-10-2019.

19
SOAL VIGNETTE

1. Seorang wanita usia 30 tahun datang ke PMB ingin menggunakan KB, anak
terakhir umur 3 bulan dan ibu sedang menyusui bayinya. Hasil pemeriksaan TD:
120/80 mmHg, RR: 21 x/m, N: 78 x/m, T: 36,7 0C. jenis kontrasepsi apa yang tepat
digunakan pada kasus diatas ?
a. Suntik 3 bulan
b. IUD
c. Implant
d. Mini pil
e. Pil kombinasi
2. Seorang wanita pengantin baru 5 hari yang lalu, usia 22 tahun, rencana ingin
menunda kehamilan selama 7 bulan karena alasan pekerjaan. Wanita tersebut
datang ke bidan ingin berkonsultasi, metode kontrasepsi yang dianjutkan untuk
wanita tersebut ialah ?
a. Pil kombinasi
b. Suntik 1 bulan
c. Kondom
d. Implan
e. Senggama terputus
3. Seorang perempuan usia 24 tahun datang ke BPM, ingin ber KB minipil, hasil
pemeriksaan TTV dalam batas normal, vulva vagina tidak ada kelainan. Waktu
yang tepat untuk memulai penggunaan pil tersebut adalah ?
a. Kapan saja
b. Hari ke 1-6 siklus haid
c. Hari ke 1-5 siklus haid
d. Hari ke 8 – 10 siklus haid
e. Ketika ingin berhubungan
4. Seorang perempuan usia 32 tahun, akseptor KB Suntik Progestin 1 bulan yang
lalu,datang ke BPM, mengeluh haid yang tidak berhenti dari awal penyuntikan
sampai saat ini, klien merasa tidak nyaman tetapi tetap ingin ber KB Progestin. Dari
hasil pemeriksaan TD: 110/60 mmHg, RR: 21 x/m, N: 70 x/m, T: 36,5 0C , tampak
darah merah kecokelatan di celana dalam. Tindakan yang bidan yang tepat pada
kasus diatas adalah?

20
a. Berhenti ber KB gunakan kondom selama 1 bulan.
b. Menunda suntikan 3 bulan.
c. Memberikan tablet mini pil selama satu siklus.
d. Memberikan 2 tablet pil kombinasi selama 10 hari.
e. Memberikan pil kontrasepsi kombinasi selama satu siklus

5. Seorang perempuan usia 30 tahun dan suami datang ke BPM ,ingin ber
KB, mengaku sudah 4 tahun menjadi akseptor KB Kondom, pasutri mengeluh
kondom yang digunakan 1 jam yang lalu bocor, dan merasa khawatir terjadi
kehamilan. Hasil pemeriksaan TTV, vulva vagina dalam batas normal. Apakah alat
kontrasepsi yang tepat pada kasus diatas?
a. IUD
b. Implant
c. Pil progestin
d. After morning pil
e. Pil kombinasi dosis tinggi

6. Jika Ny.N akseptor KB pil kombinasi biasanya mengkonsumsi pil setiap jam 20.00
WIB, lalu pada malam itu Ny.N lupa untuk mengkonsumsinya, baru teringat saat
pagi hari pukul 09.00 WIB maka apa yang harus dilakukan Ny.N sesuai saran bidan
?
a. Melewatkan pil yang sudah terlewat.
b. Meminumnya saat teringat tanpa meminum lagi pada pukul 20.00 WIB.
c. Meminumnya saat teringat, lalu meminumnya lagi seperti jadwal biasa.
d. Membuang pil yang terlewati dan merubah jadwal konsumsi mejadi pukul
09.00.
e. Ubah jadwal meminum pil menjadi pukul 09.00 saja.
7. Sepasang suami istri berusia 24 dan 22 tahun datang ke BPM ingin menggunakan
alat kontrasepsi. Hasil anamnesa diketahui klien baru menikah 1 bulan yang lalu,
ingin menunda kehamilan dengan alasan terikat kontrak kerja. Hasi pemeriksaan
TD: 110/60 mmHg, RR: 21 x/m, N: 70 x/m, T: 36,5 0C. konseling apakah yang
tepat pada kasus tersebut ?
a. Larangan menunda kehamilan.
b. Jenis kontrasepsi hormonal.

21
c. Pemeriksaan lanjut.
d. Jenis-jenis kontrasepsi.
e. Persiapan kehamilan.
8. Seorang wanita usia 30 tahun memiliki 2 orang anak masing-masing berusia 5
tahun dan 2 bulan. Datang ke PMB ingin menanyakan tentang metode KB. hasil
pemeriksaan TD: 110/60 mmHg, RR: 21 x/m, N: 70 x/m, T: 36,5 0C , Asuhan apa
yang tepat diberikan kepada klien tersebut ?
a. Menganjurkan ibu tentang ASI eksklusif.
b. Menganjurkan ibu untuk pemasangan KB IUD pada klien.
c. Menganjurkan ibu untuk suntik 3 bulan
d. Memberikan konseling metode KB
e. Memberikan konseling macam-macam KB
9. Seorang perempuan usia 30 tahun dan suami datang ke BPM ,ingin ber
KB, mengaku sudah 4 tahun menjadi akseptor KB Kondom, pasutri mengeluh
kondom yang digunakan 1 jam yang lalu bocor, dan merasa khawatir terjadi
kehamilan. Hasil pemeriksaan TTV, vulva vagina dalam batas normal. Kapan
waktu yang tepat penggunaan alat kontrasepsi tersebut?
a. 1 tablet pasca senggama, dosis ke-2 12 jam kemudian
b. 2 tablet pasca senggama, dosis ke-2 12 jam kemudian
c. 3 tablet pasca senggama, dosis ke-2 12 jam kemudian
d. 4 tablet pasca senggama, dosis ke-2 12 jam kemudian
e. 5 tablet pasca senggama, dosis ke-2 12 jam kemudian
10. Ny R usia 24 tahun memiliki anak 1 dengan usia 2 tahun, datang ke
PMB ingin mengikuti KB tetapi tidak mau jenis hormonal dan IUD.
Ny.R menginginkan KB sederhana dan sementara karena suami bekerja
di luar kota. Dari anamnesa, Ny.R mengatakan menstruasinya tidak
teratur.konseling yang diberikan pada Ny.R selain efek samping yang
mungkin terjadi, juga diarahkan untuk memakai jenis alat kontrasepsi
efektif yaitu :
a. Kondom
b. Pil kombinasi
c. Pantang berkala
d. Coitus interuptus
e. Suntik 1 bulan

22
DAFTAR PUSTAKA

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Yayasan Bina PustakaSarwono Prawirohardjo : Jakarta.

Wijono, Wibisono. 2001. Panduan Baku Klinis Program Pelayanan Keluarga

Berencana. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina

Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Keluarga.

23

Anda mungkin juga menyukai