Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ALAT KONTRASEPSI PIL KOMBINASI

DI SUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 3 :
1. LAILYANA (B.19.12.021)
2. PUTRI AYU NING KASIH (B.19.12.026)
3. RINI OKTAVIA (B.19.12.028)
4. YESI SURFITRIA (B.19.12.034)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA


PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
PALEMBANG
2021
KATA PENGHANTAR

Assalaamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat serta penyertaan-nya sehingga tugas makalah Pil KB
Kombinasi, ini dapat di selesaikan. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas
dari Ibu Nurbaity, SST., M.Kes. Dalam penulisan makalah ini, kami berusaha
menyajikan bahan dan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dicerna isinya
oleh para pembaca.
Dalam tugas ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kekeliruan. Untuk itu, kami sangat mengharapakan kritik dan saran dari Ibu yang
bersifat kontruktif dan membangun demi memperbaiki tugas yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan dengan layak sebagaimana mestinya.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

Palembang, April 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

1.1. Latar Belakang..................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................

1.3.Tujuan Penulisan...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

2.1. Definisi Alat Kontrasepsi Pil Kombinasi.........................................................

2.2. Jenis Alat Kontrasepsi Pil Kombinasi..............................................................

2.3. Cara Kerja Alat Kontrasepsi Pil Kombinasi....................................................

2.4. Indikasi Alat Kontra Sepsi Pil Kombinasi......................................................

2.5. kontra Indikasi Alat Kontrasepi Pil Kombinasi................................................

2.6. Efek Samping Alat Kontrasepsi Pil Kobinasi...................................................

2.7. Cara Mengatasi Efek Alat Kontrasepsi Pil Kombinasi....................................

2.8. Cara Pemakaian Alat Kontasepsi Pil Kombinasi.............................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

3.1. Kesimpulan.......................................................................................................

3.2. Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pil KB merupakan salah satu kontrasepsi hormonal yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya kehamilan yang ditambahkan ke dalam tubuh
seorang wanita dengan cara diminum (pil) Tujuan dari konsumsi pil KB
adalah untuk mencegah, menghambat dan menjarangkan terjadinya
kehamilan yang memang tidak diinginkan. Untuk itu kepatuhan
mengkonsumsi pil KB secara teratur sesuai dengan dengan petunjuk
tenaga kesehatan harus dilakukan. Kepatuhan mengkonsumsi pil KB
bertujuan agar manfaat konsumsi pil KB yaitu mencegah menghambat dan
menjarangkan terjadinya kehamilan bisa dirasakan. Ketidakpatuhan dalam
mengkonsumsi pil KB tidak bisa menjamin bahwa akseptor pil KB
terhindar dari kehamilan. Hal ini dikarenakan pengkonsumsian yang tidak
teratur emnjadikan pil KB tidak bisa bekerja secara optimal. Akan tetapi
fenomena di lapangan menunjukkan bahwa sering kali akseptor pil KB
tidak patuh dalam melakukan keteraturan mengkonsumsi pil KB.
Ketidakpatuhan ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan mereka
tentang pil KB. Mereka cenderung menghemat pengkonsumsian dengan
meminum pil KB dibawah ukuran yang disarankan. Kebiasaan ini
menyebabkan masih mungkin akseptor pil KB mengalami kehamilan yang
tidak diinginkan (Depkes RI, 2001).
Menurut WHO, tahun 2009 hampir 380 juta pasangan menjalankan
keluarga berencana dan 65-75 juta diantaranya terutama di negeri
berkembang menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu pil KB. Akan tetapi
5% dari jumlah tersebut penggunanya adalah tidak melakukan
pengkonsumsian secara teratur sehingga beresiko terjadinya kehamilan
(Depkes RI, 2001).
Data akseptor kontrasepsi di Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo
tahun 2009 sebesar 5.386 orang dari keseluruhan pasangan usia subur,
dengan perincian yang dipakai adalah suntikan (48,5%), pil (21,5%), dan
implant atau susuk alat kontrasepsi (30%). Dari jumlah pengguna pil KB
yang patuh mengkonsumsi pil KB sesuai dengan petunjuk tenaga
kesehatan hanya 54%. Dari 2 jumlah tersebut yang masih mengeluh
menemukan tanda-tanda kehamilan sebanyak 56%. Hal ini dikarenakan
kebiasaan mengkonsumsi pil KB yang tidak teratur. Studi pendahuluan
didapatkan data dari 10 akseptor pil KB yang patuh dan rutin
mengkonsumsi pil KB sebanyak 4 orang (40%) sedangkan yang tidak
patuh dan tidak rutin mengkonsumsi pil KB sebanyak 6 orang (60%)
(Havitia, 2009).
Pil KB berisi kombinasi hormon estrogen dan progesteron untuk
mencegah ovulasi (pelepasan telur selama siklus bulanan). Seorang wanita
tidak bisa hamil jika dia tidak berovulasi karena tidak ada telur untuk
dibuahi. Pil KB juga bekerja dengan menebalkan lendir di sekitar leher
rahim, yang membuatnya sulit bagi sperma untuk memasuki rahim dan
mencapai setiap telur yang telah muncul. Hormon-hormon dalam pil KB
terkadang juga dapat mempengaruhi lapisan rahim, sehingga sulit bagi
telur untuk menempel ke dinding rahim.Pada jenis pil yang lain dapat
mengubah periode menstruasi adalah pil progesteron berdosis rendah, atau
kadang-kadang disebut juga pil mini. Jenis pil KB ini berbeda dari pil lain
yang hanya berisi satu jenis hormon progesterone. Pil mini bekerja dengan
mengubah lendir serviks dan dinding rahim, dan terkadang juga
mempengaruhi ovulasi juga.(Arum, D dan Sujiyatini, 2009)
Ketidakteraturan pengkonsumsian pil KB menyebabkan hormon yang
terkandung dalam pil KB tidak bisa bekerja dengan maksimal. Sehingga
memungkinkan akseptor pil KB terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
Kondisi ini bisa membuat akseptor pil KB panik hingga sehingga
melakukan tindakan aborsi yang beresiko tinggi (Depkes, 2002).
Pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan
memahami tentang pil KB yang mereka ketahui berdasarkan kebutuhan
dan kepentingan keluarga. Kodyat (1999). Rata-rata jumlah anak yang
dilahirkan oleh wanita yang berpendidikan rendah mencapai 4,1%,
sedangkan kelompok berpendidikan tinggi hanya 2,7% per keluarga. Hal
itu dikarenakan wanita berpendidikan rendah cenderung mempunyai pola
fikir yang tidak ingin mencari informasi dan memahami tentang
pentingnya melakukan keteraturan pengkonsumsian pil KB (Ruslan,
2010). Pada wanita berpendidikan rendah, angka 3 kematian ibu tinggi
yaitu 228 kasus per seratus ribu kelahiran sedangkan kematian bayi 34
kasus dari seribu kelahiran. Penduduk Indonesia 60% hanya tamatan SMA
atau lebih rendah. Pengaruh antara wanita berpendidikan tinggi dengan
wanita berpendidikan rendah dalam melaksanakan program KB yaitu
dengan tingginya angka kelahiran pada wanita yang berpendidikan rendah
(Wibowo, 2010).
Wanita yang mempunyai pengetahuan lebih baik tentang pil KB dan
manfaatnya akan lebih mentaati aturan penggunaan pil KB. Untuk
menambah pengetahuan menjadi lebih baik bisa dilakukan dengan
kunjungan ke posyandu, baik dari buku atau media cetak lainnya atau
melakukan konseling dengan bidan desa tentang pil KB .(Arum, D dan
Sujiyatini, 2009).
Permasalahan tentang rendahnya pendidikan wanita Indonesia
mengakibatkan rasa tidak ingin tahu tentang penggunaan pil KB sehingga
dapat menyebabkan mayarakat tidak teratur mengkonsumsi pil KB, hal ini
mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan dan tingkat kelahiran
yang cukup tinggi. Berdasarkan uraian tentang pil KB, pendidikan dan
pengetahuan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan tingkat
pendidikan dan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pengguna pil KB di
Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa Definisi alat kontrasepsi pil kombinasi ?
2. Apa Jenis-jenis alat kontrasepsi pil kombinasi ?
3. Apa Cara kerja alat kontrasepsi pil kombinasi ?
4. Apa Indikasi alat kontrasepsi pil kombinasi ?
5. Apa Kontra Indikasi alat kontrasepsi pil kombinasi ?
6. Apa Efek samping alat kontrasepsi pil kombinasi ?
7. Apa Cara mengatasi efek alat kontrasepsi pil kombinasi ?
8. Apa Cara pemakaian alat kontrasepsi pil kombinasi ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi alat kontrasepsi pil kombinasi ?
2. Untuk mengetahui Jenis-jenis alat kontrasepsi pil kombinasi ?
3. Untuk mengetahui Cara kerja alat kontrasepsi pil kombinasi ?
4. Untuk mengetahui Indikasi alat kontrasepsi pil kombinasi ?
5. Untuk mengetahui Kontra Indikasi alat kontrasepsi pil kombinasi ?
6. Untuk mengetahui Efek samping alat kontrasepsi pil kombinasi ?
7. Untuk mengetahui Cara mengatasi alat kontrasepsi pil kombinasi ?
8. Untuk mengetahui Cara pemakaian alat kontrasepsi pil kombinasi ?
BAB I
PENDAHULUAN

2.1. Definisi Alat Kontrasepsi Pil Kombinasi


Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayaan kesehatan untuk pengaturan
kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual,
serta upaya untuk mencegah kehamilan yang dapat bersifat sementara dan
dapat pula bersifat menetap (Saifuddin, 2006; Wiknjosastro, 2007).
Pil KB kombinasi adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa
pil, yang berisi estrogen dan progesteron. Pil KB kombinasi berisi 21 tabelt
hormon aktif estrogen dan atau progesteron dalam dosis yang bervariasi
dengan atau tanpa 7 tabelt tanpa hormon (Pendit, 2006; Saifuddin, 2006).
2.2. Jenis Alat Kontrasepsi Pil Kombinasi
Kontrasepsi pil KB Kombinasi terdiri dari 3 macam yaitu :

1. Monofasik: Pil yang teredia dalam 21 tabelt mengandung hormon aktif


estrogen/progesteron dalam dosis yang sama dengan 7 tabelt tanpa
hormon.

2. Bifasik : Pil yang tersedia dalam 21 tabelt mengandung hormon


aktif estrogen/progesteron dengan dua dosis yang berbeda dengan
7 tabelt tanpa hormon.
3. Trifasik : Pil yang tersedia dalam 21 tabelt mengadung
hormon aktif estrgen/progesteron dengan tiga dosis yang berbeda
dengan 7 tabet tanpa hormon

2.3. Cara kerja alat kontrasepsi pil kombinasi


1. Menghambat ovulasi
2. Mengubah lendir servik menjadi kental sehingga sulit dilalui sperma
3. Mencegah implantasi degan mengubah endometrium menjadi atrofik
4. Mengganggu pergerakan tuba fallopi sehingga transformasi telur ikut
terganggu pula.
2.4. Indikasi alat kontrasepsi pil kombinasi
1. Usia reproduksi
2. Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
3. Gemuk atau kurus
4. Menginginkan metodo kontrasepsi efektivitas tinggi
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui atau setelah melahirkan anak 6
bulan yang tidak diberikan asi ekslusif sedangkan semua cara kontrasepsi
yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut
6. Pasca keguguran
7. Anemia karena haid berlebihan dan nyeri haid yang hebat
8. Siklus haid tidak teratur
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Kelainan payudara jinak
11. Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan
syaraf
12. Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometritis atau tumor
ovarium jinak
13. Menderita tuberkulosis dan varises vena
2.5. Kontra Indikasi alat kontrasepsi pil kombinasi

1. Hami latau dicurigai hamil

2. Menyusui eksklusif
3. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
4. Penyakit hati akut (Hepatitis)
5. Perokok dengan usia >35 tahun
6. Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah >180/110 mmHg dan
riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis >20 tahun
7. Kanker payudara atau dicurgai kanker payudara
8. Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi)
9. Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari
2.5. Keuntungan pil kombinasi
1. Afektivitas tinggi dan resiko terhadap kesehatan sangat kecil
2. Tidak mengganggu hubungan seksual
3. Siklus haid menjadi teratur
4. Dapat digunakan jangka panjang dan dapat digunakan saat usia remaja
hingga menopause
5. Mudah dihentikan setiap saat dan kesuburan segera dihentikan
6. Membantu mencegah kanker ovarium, kanker endometrium, kista,
penyakit radang panggul dan kelainan jinak pada payudara

2.6. Cara mengatasi efek alat kontrasepsi pil kombinas


1. Mahal dan membosankan karena harus menggunakan setiap hari
2. Mual dan perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama 3 bulan
pertama
3. Pusing dan nyeri payudara
4. Pertambahan berat badan
5. Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (dapat mengurangi
ASI)
6. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan
perubahan suasana hati dan keinginan untuk melakukan hubungan seks
berkurang
7. Tidak mencegah IMS dan HIV (AIDS)
8. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan hingga resiko
striko dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit
meningkat

2.7. Cara pemakaian alat kontrasepsi pil kombinasi

1. Sebaiknya pil diminum setiap hari dan pada saat yang sama setiap hari
(tidak lebih dari 3 jam) lebih baik ada malam hari
2. Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
3. Sangat dianjurkan penggunannya pada hari pertama haid
4. Beberapa paket pil mempunyai 28 pil, yang lain 21 pil. Bila paket 28 pil
habis, sebaiknya anda mulai minum pil dari paket yang baru. Bia paket 21
habis, sebaiknya tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari
paket yang baru
5. Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunkan pil, ambillah pil
yang lain atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain
6. Bila terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam, maka bila kedaan
memungkinkan dan tidak memperburuk keadaan, pil dapat diteruskan
7. Bila muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih, cara
penggunaan pil mengikuti cara menggunakan pil lupa
8. Bila lupa minum 1 pil (hari1-21), sebaiknya minum pil tersebut segera
setelah ingat walaupun harus minum 2 pil pada hari yang sama. Tidak
perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain. Bila lupa 2 pil atau
lebih (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai sesuai
jadwal yang ditetapkan.
9. Jugasebaliknya menggunakan metode kontrasepsi yang lain atau tidak
melakukan hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil
tersebut
10. Bila tidak haid, perlu segera ke klinik untuk tes kehamilan
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
a. Pil KB kombinasi adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan
atau pencegah konsepsi yang digunakan dengan cara per oral
kontrasepsi
b. Penggunaan pil KB jenis pil oral kombinasi kerugian atau
kelemahan
c. Penggunaan pil harus diminum setiap hari
d. Perdarahan bercak dan breakthrough bleeding
e. Tidak mencegah penyakit menular seksual. HBV, HIV/AIDS

3.2. Saran
Calon akseptor kontrasepsi pil kombinasi diharapkan tidak memiliki
riwayat preeklamsia dan tekanan darah tinggi serta diberi konseling
tentang efek samping penggunaan salah satunya preeklamsia dan lama
penggunaan maksimal 3 tahun.
DAFTAR PUSTAKA

Rochajati, Poedji. 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil Ed 2.

Surabaya: AUP

Rohaya. 2009. Hubungan Umur, Usia Kehamilan dan Gravida dengan

Kejadian Pre-Eklampsi Pada Ibu Bersalin di Instalasi Rawat Inap

Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP Dr. Moh. Hoesin

Palembang Tahun 2009. Palembang: Poltekkes Kemenkes Palembang

Rozikhan. 2007. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Preeklamsia Berat

di Rumah Sakit Dr. H. Soewono Kendal. Diunduh pada tanggal 20

November 2013 dari http://eprints.undip.ac.id/

Saifuddin. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: Bina

Pustaka. Sastroasmoro, Sudigdo. 2011. Dasar-Dasar Metodologi

Klinis. Jakarta: Sagung

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA

Speroff&Darney. 2005. Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta : EGC

Sriwahyuni, E., Wahyuni, C.U. 2010. Hubungan antara Jenis dan

Lama

Pemakaian Alat Kontrasepsi Hormonal dengan Peningkatan Berat

Badan Akseptor. UNAIR: Surabaya

World Health Organization. (2004). Beyond The Numbers :

Reviewing Maternal Deaths And Complications To Make Pregnancy


Safer. Geneva: World

Suratun, 2008. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Trans Info

media.

Anda mungkin juga menyukai