0.6
0.549
0.5 y = 0.1629x + 0.0608
R² = 0.9993 0.4654
Absorbansi 0.4 0.3892
0.3 0.3091
0.2 0.22
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Konsentrasi (ppm)
Pada table diatas dapat dilihat bahwa kemurnian kurkuminoid dalam ekstrak
defatisasi di awal lebih besar dibandingkan defatisasi di akhir dan sampel tanpa
defatisasi. Hal ini terjadi karena pada perlakuan defatisasi di awal terjadi proses
pelarutan senyawa-senyawa nonpolar yang terkandung dalam simplisia bubuk kunyit
oleh n-heksan sehingga kemurnian kurkuminoid lebih tinggi dibandingkan sampel
tanpa defatisasi. Sedangkan pada perlakuan defatisasi diakhir didapatkan hasil
kemurnian yang tidak lebih baik daripada defatisasi diawal disebabkan karena pada
proses defatisasi di akhir, terjadi penggumpalan pada ekstrak kering ketika proses
pelarutan menggunakan n-heksan, hal ini menyebabkan senyawa-senyawa nonpolar
yang terdapat didalam ekstrak sukar larut dalam pelarut n-heksan dibandingkan saat
dilakukan defatisasi diawal yakni melarutkan bubuk kunyit menggunakan n-heksan.
Dari hasil diatas dapat diamati bahwa terjadi perbedaan jumlah noda yang ada
pada ekstrak dengan defatisasi dan tanpa defatisasi. Pada KLT sampel tanpa defatisasi
teramati pada sinar UV 254 nm terdapat noda yang berfluoresensi dengan warna biru
sedangkan pada KLT hasil defatisasi tidak ditemukan noda yang sama disimpulkan
bahwa proses defatisasi dapat menghilangkan minimal dua komponen yang terdapat
dalam ekstrak kunyit.