Anda di halaman 1dari 3

Kurva Standar Kurkuminoid

0.6
0.549
0.5 y = 0.1629x + 0.0608
R² = 0.9993 0.4654
Absorbansi 0.4 0.3892

0.3 0.3091

0.2 0.22

0.1

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Konsentrasi (ppm)

Pada percobaan ini dilakukan pembuatan kurva kalibrasi dari standar


kurkuminoid yang berguna untuk menentukan konsentrasi kurkuminoid total yang
terkandung dalam sampel. Digunakan 5 variasi konsentrasi dari larutan standar
kurkuminoid yaitu 1 ppm; 1,5 ppm; 2 ppm; 2,5 ppm dan 3 ppm. Hal ini bertujuan untuk
mendapatkan kelinearitasan pada grafik dan mengurangi bias yang bisa terjadi pada
penentuan kadar kurkuminoid.

Pada kurva standar tersebut, didapatkan persamaan garis yaitu y = 0,1629x +


0,0608 dengan regresi linear sebesar 0,9993. Hal ini menunjukan bahwa kurva
memiliki kelinearitasan yang baik mendekati angka 1. Dari persamaan garis tersebut,
dapat digunakan untuk menentukan kadar sampel larutan uji.
Penentuan kadar kemurnian kurkuminoid dalam sampel ekstrak didapatkan
hasil sebagai berikut

Hasil Tanpa Defatisasi Defatisasi di Defatisasi di


Akhir Awal
Kadar kemurnian
kurkuminoid dalam 21,93% 26% 34,72%
ekstrak kering
Kadar kemurnian
kurkuminoid dalam 3,53% 4,19% 4,89%
bubuk kunyit

Pada table diatas dapat dilihat bahwa kemurnian kurkuminoid dalam ekstrak
defatisasi di awal lebih besar dibandingkan defatisasi di akhir dan sampel tanpa
defatisasi. Hal ini terjadi karena pada perlakuan defatisasi di awal terjadi proses
pelarutan senyawa-senyawa nonpolar yang terkandung dalam simplisia bubuk kunyit
oleh n-heksan sehingga kemurnian kurkuminoid lebih tinggi dibandingkan sampel
tanpa defatisasi. Sedangkan pada perlakuan defatisasi diakhir didapatkan hasil
kemurnian yang tidak lebih baik daripada defatisasi diawal disebabkan karena pada
proses defatisasi di akhir, terjadi penggumpalan pada ekstrak kering ketika proses
pelarutan menggunakan n-heksan, hal ini menyebabkan senyawa-senyawa nonpolar
yang terdapat didalam ekstrak sukar larut dalam pelarut n-heksan dibandingkan saat
dilakukan defatisasi diawal yakni melarutkan bubuk kunyit menggunakan n-heksan.

Penentuan kadar air dalam simplisia bubuk kunyit dilakukan menggunakan


metode susut bobot pengeringan, metode ini didasarkan pada farmakope herbal
Indonesia. Hal ini bertujuan untuk menentukan kadar air yang terdapat didalam bubuk
kunyit yang digunakan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan kadar
air dalam bubuk kunyit yakni sebesar 12,77 %

Analisis kualitatif dilakukan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis. Pada


percobaan ini digunakan eluen kloroform:methanol (95:5). Ekstrak etanol sampel
ditotolkan pada plat KLT kemudian ditotolkan pula standar kurkuminoid sebagai
pembanding. Pada chamber yang telah dipersiapkan dilakukan penjenuhan
menggunakan kertas saring terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memastikan
supaya proses pengelusian noda pada pelat KLT hanya dipengaruhi oleh eluen yang
digunakan dan memperkecil pengaruh dari molekul molekul udara diluar chamber
sehingga elusi noda dapat berlangsung dengan baik. Hasil yang didapatkan dari KLT
yakni sebagai berikut

Dari hasil diatas dapat diamati bahwa terjadi perbedaan jumlah noda yang ada
pada ekstrak dengan defatisasi dan tanpa defatisasi. Pada KLT sampel tanpa defatisasi
teramati pada sinar UV 254 nm terdapat noda yang berfluoresensi dengan warna biru
sedangkan pada KLT hasil defatisasi tidak ditemukan noda yang sama disimpulkan
bahwa proses defatisasi dapat menghilangkan minimal dua komponen yang terdapat
dalam ekstrak kunyit.

Anda mungkin juga menyukai