Rekam Medis
Rekam Medis
Rekam Medis
REKAM MEDIS
3. Fungsi
3.1 Administrasi yang meliputi pengolahan data dokumen medik mulai pasien datang
ke rumah sakit sampai selesai.
3.2 Penunjang penyelenggaraan pelayanan medik dengan upaya penyediaan
kebutuhan formulir – formulir rekam medis bagi kelancaran pelayanan medik.
3.3 Pendidikan dan penelitian dengan upaya penyediaan data – data yang dibutuhkan
bagi pendidikan maupun penelitian dibidang kesehatan.
3.4 Pengkoordinasian pelaporan serta penyelenggaraan sistem informasi rumah sakit.
4. Wewenang
Dalam rangka melaksanakan tugas kepala rekam medis mempunyai wewenang :
4.1 Memimpin, mengarahkan, menegur, mengawasi dan menilai staf bagian rekam
medis.
4.2 Mempergunakan sarana dan prasarana yang ada dibagian rekam medis.
4.3 Memberikan umpan balik dan menagih laporan – laporan medis kepada satuan
kerja yang lain.
4.4 Menerima dan menolak pelayanan peminjaman dokumen rekam medis kepada
semua jajaran rumah sakit atau dari luar rumahsakit sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
4.5 Memberikan usul dan saran kepada atasan guna kelancaran tugas.
4.6 Melaksanakan kegiatan kedinasan.
5. Tanggung jawab
Kepala bagian rekam medis bertanggung jawab atas :
5.1 Mantapnya tata laksana kegiatan di bagian Rekam Medis.
5.2 Tegaknya disiplin staf pelaksana tugas – tugas di bagian rekam medis.
5.3 Terpenuhinya dan terpeliharanya kebutuhan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan.
5.4 Terciptanya suasana kerja yang harmonis.
5.5 Kelancaran pelaksanaan tugas serta ketepatan waktu dalam penyelesaian tugas.
5.6 Tersusunnya prosedur kerja dan rencana kegiatan.
5.7 Terjaminnya kerahasiaan catatan medis.
5.8 Tersedianya data – data yang dibutuhkan guna penyusunan pelaporan dan
perencanaan rumah sakit.
5.9 Terlaksananya peningkatan pengetahuan ketrampilan serta kesejahteraan staf.
6. Pengorganisasian
Untuk menjalankan tugas sehari – hari dapat berjalan denga lancar serta untuk
meningkatkan mutu pelayanan dibidang rekam medis RS. Xxx – Xxx mengacu pada
Undang – undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, serta Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 903 tahun 1982 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit,
maka ditetapkan Surat Keputusan No. ……………………… tentang Pemberlakuan
Struktur Organisasi Bagian Rekam Medis di RS. Xxx – Xxx.
7. Hubungan kerja
7.1 Vertikal
Dengan kepala bidang palayanan medis dalam hal pertanggung jawaban,
laporan dan konsultasi.
Denganbawahan dalam hal pembinaan dan penugasan.
7.2 Horisontal
Dengan kepala sub bagian yang lain dalam hal koordinasi dan konsultasi.
7.3 Diagonal
Dengan kepala bidang, kepala instalasi dan kepala UPM dalam hal koordinasi dan
konsultasi.
2. Prosedur
2.1 Penerimaan Pasien
2.1.1. Rawat Jalan
a. Pasien baru dilayani pada loket pendaftaran pasien baru, sedangkan
pasien lama dilayani pada loket pendaftaran pasien lama.
b. Pasien membayar biaya pendaftaran.
c. Setelah mencatat sacara lengkap data sosial pasien, serta memasukkan
data tersebut ke komputer.
d. Setelah mendapat berkas rekam medis serta KIB, pasien menuju ke
poliklinik yang dituju, dengan membawa DRM.
e. Bagi pasien lama, setelah menyerahkan KIB diminta menuju ke poliklinik
yang dituju. Petugas mencarikan dokumen mediknya, memasukkan data
pada komputer kemudian mengantar berkas tersebut ke poliklinik yang
dituju.
f. Bagi pasien yang tidak membawa kartu berobatnya, dicarikan datanya
melalui komputer.
2.1.2. IGD
a. Pasien mendaftarkan diri pada pendaftaran pasien
b. Pada penerimaan pasien gawat darurat dipakai lembar rekam medik
khusus gawat darurat
- Buku registrasi pemeriksaan
2.2 Assembling
Memeriksa kelengkapan dokumen rekam medis dan menyusun kembali
secara berurutan. Lembaran rekam medis yang belum lengkap
dikembalikan lagi ke ruangan untuk dilengkapi
2.3 Coding
Menuliskan kode diagnotik penyakit berdasarkan klasifikasi penyakit yang
berlaku sesuai dengan ICD X. pengkodean ini dimaksudkan untuk
memudahkan pengelompokan penyakit/ operasi
2.4 Pembuatan index-index, yaitu index penyakit, index operasi, index
kematian, dan index dokter. Index-index ini merupakan suatu kartu
dialog yang berisi kode penyakit dan kode operasi dari pasien yang
berkunjung ke RSU Xxx Xxx
2.5 Pelaporan
- Data dikumpulkan secara bulanan oleh petugas rekam medik dari unit - unit
kerja yang terkait, diolah dan disajikan pada Direktur RSU Xxx, serta
dilaporkan dalam form. RL yang dibuat rangkap 8.
- Jenis pelaporan adalah :
a. Laporan tribulan tentang data kegiatan RS
b. Laporan bulanan RL 2a, RL 2b, RL 2.1, RL 2.2, RL 2.3
c. Laporan tahunan RL 3, RL 4, RL 4a
d. Laporan indicator pelayanan medis
e. Laporan lainnya sesuai dengan SK tentang Pelaporan RL
2.6 Penyimpanan
Sistem penyimpanan dengan cara sentralisasi menggunakan angka langsung
(straigt numerical)
Berkas rekam medik rawat jalan dan berkas rekam medik rawat inap
disimpan dibagian Rekam Medis. Dipisahkan antara rekam medis yang aktif
dan tidak aktif
2.7 Pengadaan formulir rekam medik
Direncanakan kebutuhan satu tahun yang pelaksanaannya dilakukan setiap
bulan sesuai kebutuhan
2.8 Pemberian informasi
Ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk pemberian informasi rekam medis :
1. Setiap informasi bersifat medik yang dimiliki sumah sakit tidak boleh
disebar oleh pegawai rumah sakit kecuali bila pimpinan rumah sakit
mengijinkan
2. Rumah sakit tidak boleh dengan sekehendaknya menggunakan rekam
medis dengan cara yang dapat membahayakan kepentingan pasien,
kecuali jika rumah sakit itu sendiri akan menggunakan rekam medis
tersebut bila perlu untuk melindungi dirinya atau mewakilinya.
3. Para asisten dokter bertanggung jawab boleh dengan bebas berkonsultasi
dengan bagian rekam medis dengan catatan yang ada hubungannya
dengan pekerjaannya. Andaikata ada keragu-raguan dipihak staf rekam
medis, maka persetujuan masuk ketempat rekam medis itu boleh ditolak
dan persoalannya hendaknya diserahkan kepada keputusan pimpinan
rumah sakit
4. Dokter tidak boleh memberikan persetujuan kepada perusahaan asuransi
atau badan lain untuk memperoleh rekaman medis
5. Badan-badan sosial boleh mengetahui isi data sosial rekam medis,
apabila mempunyai alasan-alasan yang sah untuk memperoleh informasi,
namun untuk data medisnya tetap diperlukan surat persetujuan dari
pasien yang bersangkutan.
6. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi mengenai catatan
dirinya diserahkan kepada dokter yang merawatnya.
7. Permohonan secara lisan, permintaan informasi sebaiknya ditolak, karena
cara permintaan harus tertulis.
8. Informasi rekam medis hanya dikeluarkan dengan surat kuasa yang
ditandatangani dan diberi tanggal oleh pasien (walinya jika pasien
tersebut secara mental tidak kompeten) atau keluarga terdekat kecuali jika
ada ketentuan lain dalam peraturan. Surat kuasa hendaknya juga
ditandatangani dan diberi tanggal oleh orang yang mengeluarkan rekam
medis dan disimpan dalam berkas rekam medis tersebut.
9. Informasi didalam rekam medis boleh dilihatkan kepada perwalian rumah
sakit yang sah untuk melindungi kepentingan rumah sakit dalam hal-hal
yang bersangkutan dengan pertanggungjawaban.
10. Informasi boleh diberikan kepada rumah sakit lain, tanpa surat kuasa yang
ditandatangani pasien berdasarkan permintaan dari rumah sakit itu yang
menerangkan bahwa pasien sekarang dalam perawatan mereka
11. Dokter-dokter diluar rumah sakit yang mencari keterangan mengenai
pasien pada suatu rumah sakit, harus memiliki surat kuasa dari pasien
tersebut. Tidak boleh orang beranggapan bahwa karena permohonan
seorang dokter ia seolah-olah lebih berhak untuk memperoleh informasi
dari permohonan yang dari dokter. Rumah sakit dalam hal ini akan
berusaha memberikan segala pelayanan yang pantas kepada dokter luar,
tetapi selalu berusaha lebih memperhatikan kepentingan dari pasien
rumah sakit.
12. Ketentuan ini tidak saja berlaku bagi bagian rekam medis, tetapi juga
berlaku bagi semua orang yang menangani rekam medis dibagian
perawatan, bangsal-bangsal dan lain-lain.
13. Rekam medis asli tidak boleh dibawa keluar rumah sakit, kecuali bila atas
perintah pengadilan, dengan surat kuasa tertulis dari pimpinan rumah
sakit.
14. Rekam medis tidak boleh diambil dari tempat penyimpanan untuk dibawa
ke bagian lain rumah sakit, kecuali jika diperlukan untuk transaksi
kegiatan rumah sakit itu. Apabila mungkin rekam medis itu hendaknya
diperiksa dibagian disetiap waktu dapat dikeluarkan bagi yang mereka
yang memerlukan.
15. Dengan persetujuan pimpinan rumah sakit, pemakaian rekam medis untuk
keperluan riset diperbolehkan. Mereka yang bukan dari staf medis rumah
sakit, apabila ingin melakukan riset harus memperoleh persetujuan tertulis
dari pimpinan rumah sakit.
16. Bila suatu rekam medis diminta untuk dibawa ke pengadilan, dengan
segala ikhtiar hendaklah dilakukan supaya pengadilan mau menerima
salinan foto copy rekam medis yang dimaksud. Apabila pengadilan minta
yang asl, maka tanda terima harus diminta dan disimpan diforder sampai
rekam medis dikembalikan
17. Pengesahan untuk memberikan informasi hendaknya berisi indikasi
mengenai periode-periode perawatan tertentu. Surat kuasa/ persetujuan
ini hanya berlaku untuk informasi medis yang termasuk dalam jangka
waktu/ tanggal yang ditulis di dalamnya.