Anda di halaman 1dari 34

LAMPIRAN I

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT RIDHOKA SALMA


NO : 013/SK-DIR/RSRS/II/2020
TANGGAL : 03 Rajab 1441 H
28 Februari 2020 M
TENTANG : REVISI II PEDOMAN PELAYANAN REKAM MEDIS

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.
RS. Ridhoka Salma, Rumah Sakit Swasta yang awalnya dari Apotek dan Rumah
Bersalin 24 jam Berdiri pada tahun 2007. Pada Tahun 2010 berubah menjadi
Rumah Sakit Ibu dan Anak dan atas kepercayaan dan komitment kami terhadap
pengembangan maka pada tanggal 5 Oktober 2012 resmi berubah menjadi Rumah
Sakit Ridhoka Salma.
Pengelolaan rekam medis adalah salah satu unsur penunjang yang
diperlukan untuk mendukung pelayanan rumah sakit. Hampir seluruh ilmu
pelayanan medis membutuhkan rekam medis sebagai bukti pendokumentasian
pelaksanaan tindakan atau pelayanan.
Rekam Medis sebagai suatu unit yang terkait dengan unit atau instansi lain,
harus didukung dengan modalitas yang memadai agar memudahkan sistem
pelayanan dan kerjasama dengan seluruh unit terkait.
Untuk itu diperlukan suatu unit yang mandiri dan mampu melayani seluruh
kebutuhan Rumah Sakit akan berkas rekam medis dan pendokumentasian
lainnya dan untuk menjadi suatu unit yang mampu bersaing di era globalisasi.

B. TUJUAN.
Menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan RS. Ridhoka Salma.

1
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN.
Ruang Lingkup Rekam Medis RS. Ridhoka Salma meliputi :
1. Penyedian Dokumen pasien Lama Rawat Jalan dan Rawat Inap.
2. Pendokumentasian Berkas Pasien.
3. Pengolahan Data pelayanan dan informasi Kesehatan.
4. Pelaporan Kegiatan Pelayanan.

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Mengumpulkan, mengintegrasikan, menganalisisi data pelayanan Kesehatan
Primer, dan pelayanan sekunder, menyajikan dan mendesiminasikan
Informasi, menata informasi bagi kepentingan riset , perencanaan monitoring
dan evaluasi pelayanan kesehatan.
2. Membuat Standar dan pedoman manajeman informasi kesehatan meliputi
aspek legal dengan unsur keamanan (safety), kearahasiaan (confidential),
Skuritas, Privasi serta Integritas data.
3. Pelayanan Rekam medis Berbasis Kertas.
Rekam medis manual (Paper based document), masih menggunakan lembaran-
lembaran formulir.
4. Pelayanan Rekam medis manual dan registrasi komputerisasi.
Rekam medis berbasis komputer, namun masih terbatas pada sistem
pendaftaran (admision)
5. Pelayanan managemen Informasi kesehatan terbatas.
Pelayanan rekam medis yang diolah menjadi informasi dan pengolahan
datanya masih parsial.

E. LANDASAN HUKUM.
Keseluruhan aturan hukum yang berhubungan dengan bidang pemeliharaan
atau pelayanan kesehatan berpedoman kepada aturan sebagai berikut:
1. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis di Rumah Sakit , Depkes tahun 1997.
2. Pedoman Penyelenggaraan dan prosedur Rekam Medis Rumah Sakit,
Depkes 2006.

2
3. Pedoman Manjemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan,2008
Peraturan berlandaskan sebagai berikut :
1. Permenkes 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis
2. Kep. Dirjen Yanmed 78/1991 tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di RS
3. Dirjen Yanmed HK.00.06.1.5.01160 tentang Petunjuk Teknis Pengadaaan
Formulir Rekam Medis Dasar dan Pemusnahan Arsip Rekam Medis Di RS,
1995
4. Permenkes 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
5. SK Menkes No. 290/ MENKES/PER/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran.
6. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
7. UU praktek kedokteran No. 29 tahun 2004
8. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 699/Menkes/SK/V/2003
Tentang Petunjuk Tehnis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekam Medis.

Unit Rekam Medis RS. Ridhoka Salma memiliki kebijakan dalam Penyelenggaraan
Rekam Medis di Rumah Sakit Ridhoka Salma meliputi:
1. Pelayanan di Bagian Rekam Medis harus selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien.
2. Semua petugas Rekam Medis yang berpendidikan Diploma 3 Rekam Medis
harus memiliki izin kompetensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas Rekam medis wajib mematuhi
ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, dan menghormati hak pasien.
5. Pelayanan unit Rekam Medis dilaksanakan 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu.
6. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
7. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali.

3
8. Untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan rekam medis perlu dilakukan
rapat rutin Panitia Rekam Medis untuk mereview dan mengevaluasi baik
secara kuantitatif dan kualitatif formulir rekam medis satu kali dalam satu
bulan.
9. Kepala Unit Rekam Medis wajib berpendidikan Diploma 3 Rekam Medis dan
menjadi Sekretaris Panitia Rekam Medis.
10. Setiap minggu, bulan dan tahun wajib membuat laporan.
11. Melakukan proses identifikasi pasien dengan benar dan lengkap.
12. Pemberian 1 (satu) nomor Rekam Medis untuk selamanya bagi setiap pasien
baru.
13. Sistem penjajaran ( Filling dokumen) dengan Straight Numbering System.
14. Memprioritaskan proses pendaftaran pasien IGD.
15. Proses pendaftaran pasien rawat jalan memiliki waktu < 10 menit / pasien
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
16. Proses pendaftaran pasien rawat inap memiliki waktu < 15 menit / pasien
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
17. Dokumen Rekam Medis wajib kembali dari Ruang Rawat inap ke unit rekam
medis maksimal 2 x24 jam sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM ).
18. Mengupayakan pencapaian pengisian informed consent untuk pasien pre
operasi 100 % terisi lengkap sesuai standar pelayanan minimal ( SPM ).
19. Mengupayakan pencapaian Kelengkapan Pengisian catatan Medis ( KLPCM )
100 % terisi lengkap sesaat sebelum pasien pulang.
20. Resume medis harus terisi lengkap sesaat sebelum pasien pulang.
21. Mengupayakan pengisian Dokumen Pemberian Informasi 100 % terisi lengkap
Sesuai dengan standar akreditasi .
22. Setiap Pengambilan dokumen Rekam Medis dari Rak penyimpanan wajib
Menggunakan tracer / pelacak / out guide.
23. Perlu dilakukannya assembling untuk menata dan mengurutkan Dokumen
Rekam Medis. Untuk setiap dokumen rekam medis yang telah digunakan
untuk Pelayanan.

4
24. Perlu dilakukannya evaluasi kelengkapan pengisian Catatan Medis ( KLPCM )
Dan melaporkannya ke Panitia Rekam Medis untuk setiap dokumen rekam
medis yang telah digunakan untuk pelayanan.
25. Perlu dilakukannya koding diagnose dengan mengunakan International Code
Disease revisi ke 10 ( ICD 10 CM ) untuk setiap dokumen rekam medis yang
telah digunakan untuk pelayanan.
26. Perlu dilakukannya koding tindakan dengan mengunakan International Code
Disease revisi ke 9 ( ICD 9 CM ) untuk setiap dokumen rekam medis yang
telah digunakan untuk pelayanan.
27. Perlu dilakukan standarisasi Singkatan, Kode dan Simbol penyakit dan
artinya pada RS. Ridhoka Salma untuk keseragaman.
28. Pendataan pasien rawat inap secara berkesinambungan guna menentukan
tingkat Efisiensi.
29. Melakukan kegiatan retensi terhadap Dokumen Rekam Medis setiap 5 tahun
secara periodik guna memisahkan Dokumen Rekam Medis aktif dan in aktif.
30. Melakukan Pemusnahan Dokumen Rekam in aktif yang sudah tersimpan di
dalam rak penyimpanan in aktif dengan masa peyimpanan lebih dari 2 (dua)
tahun kecuali untuk resume dan surat keterangan kematian dan laporan
operasi.
31. Dokumen Rekam Medis terbagi 3 ( tiga ) bagian:
a. Sisi atas dokumen Rekam Medis Rawat Jalan.
b. Sisi tengah Dokumen Rekam Medis Rawat Inap.
c. Sisi paling Bawah dokumen penunjang.
32. Pemberian Informasi Hak dan Kewajiban pasien dan pelayanan yang ada
di Rumah Sakit Ridhoka Salma, terhadap setiap pasien baru.
33. Perubahan terhadap isi Dokumen Rekam Medis yang didasarkan atas
kebutuhan terkini.
34. Pemberian salinan/photo copy isi resume medis kepada setiap pasien RS
apabila diminta.
35. Pemberian Informed Consent terhadap setiap pasien sebelum di lakukan
tindakan medis.

5
36. Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiannya dalam bentuk
apapun tanpa seizin dokter dan pimpinan rumah sakit agar jangan sampai
disalah gunakan.
37. Pelepasan Informasi pasien hanya bisa diberikan kepada:
a. Pasien sendiri.
b. Keluarga pasien dengan membawa surat kuasa bermaterai yang di tanda
tangani pasien.
c. Kuasa Hukum pasien membawa surat kuasa bermaterai yang di tanda
tangani pasien.
d. Pihak berwajib dengan menunjukkan surat tugas dari atasan dan
mendapat persetujuan dari Direktur Rumah Sakit Ridhoka Salma.
38. Untuk menghidari terjadinya kehilangan, kerusakan dan penyalahgunaan
BRM setiap Peminjaman Dokumen Rekam Medis wajib di lakukan di ruang
filling melalui petugas rekam medis dan mengisi buku ekspedisi
peminjaman dan dokumen tidak boleh di bawa keluar RS.
39. Peminjaman Dokumen Rekam medis hanya diperuntukan sebagai:
a. Penelitian tentang suatu kesehatan pasien ( oleh dokter DPJP pasien dan
Komite Medik )
b. Pendidikan ( mendapat izin tertulis dari direktur )
c. Hukum ( membawa bukti dari pengadilan dan mendapat izin tertulis dari
direktur )
38. Setiap Petugas Rekam Medis wajib simpan rahasia pasien:
a. Data Sosial pasien
b. Diagnosa Penyakit dan tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien
39. Ruang Penyimpanan Dokumen Rekam Medis wajib terkunci dan terjaga
Selama 24 jam .
40. Rekam Medis melakukan penyimpanan Dokumen Rekam Medis rawat inap
dan rawat Jalan
41. Data Rekam Medis yang disimpan adalah data yang akurat dan dapat
dipertanggung jawabkan. Data rekam medis yang sudah tertulis tidak boleh
diubah oleh siapapun dan kepentingan apapun.

6
42. Melakukan sosialisasi setiap kebijakan yang di keluarkan oleh pihak eksternal
Rumah Sakit Ridhoka Salma.
43. Melakukan sosialisasi setiap kebijakan yang sudah tidak relevan.
44. Rumah Sakit menentukan akses terhadap dokumen Rekam Medis pasien
adalah :
a. Pimpinan Rumah Sakit Ridhoka Salma.
b. Dokter.
c. Perawat.
d. Petugas Rekam Medis.
e. Petugas Layanan Perusahaan Asuransi
f. Petugas Bagian Keuangan.
g. Petugas Farmasi
45. Rumah Sakit menentukan otoritas dalam memberikan asuhan terkait dengan
kasus pasien :
a. Dokter DPJP.
b. Dokter jaga .
c. Perawat .
d. Bidan.
e. Petugas Fisioterapi .
f. Petugas Gizi .
g. Apoteker/ Petugas Farmasi.
46. Rumah Sakit menentukan tempat penulisan Dokumem Rekam Medis, yakni
di :
a. Tempat Pendaftaran Pasien.
b. Ruang perawatan.
c. Ruang pasien mendapatkan pelayanan medis dan tindakan medis.
47. Rumah Sakit menentukan Format Pengisian Dokumen Rekam Medis sbb :
a. Format Rekam Medis yang dipakai adalah format yang telah ditetapkan
oleh Rumah Sakit sesuai dengan judul yang ada pada formulir Rekam
Medis.

7
b. Pengisian formulir Rekam Medis sesuai dengan petunjuk teknis
pengisian Rekam Medis.
c. Unit Rekam medis melakukan orientasi terhadap setiap pegawai baru
sesuai dengan ketentuan
48. Penyimpanan Berkas Rekam Medis pasien rujukan bidan di simpan di
bindek sesuai tanggal masuk pelayanan.
49. Penyimpanan Berkas rekam medis Bayi Baru Lahir yang tidak ada kasus
tertentu. Berkas penyimpanannya di simpan dib index sesuai tanggal lahir,
terkecuali bayi lahir. Yang control kembali berkas rekam medisnya bayi
lahirnya dicari dan dijadikan satu.

8
BAB II

STANDAR KETENAGAAN REKAM MEDIS

RUMAH SAKIT RIDHOKA SALMA

A. KUALIFIKASI SUMBER KETENAGAKERJAAN


NO JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH

S1 / DIII Rekam Medis, Karyawan


1 Kepala Unit Rekam Medis 1 orang
Tetap, masa kerja minimal 3 tahun

a. D III Rekam Medis


Pelaksana Pelaporan , b. Karyawan kontrak / tetap
2 1 orang
Proses Retensi dan Coding c. Masa kerja sebagai pelaksana
rekam medis minimal 1 tahun

a. DIII Rekam Medis


Pelaksana Assembling ,
b. Karyawan kontrak / tetap
Kebutuhan Formulir,
3 c. Masa kerja sebagai 1 orang
Pengawasan Mutu
pelaksana rekam medis
Berkas Rekam Medis
minimal 1 tahun

a. SMU
Pelaksana Distribusi,
b. Karyawan kontrak / tetap
4 Retrieval dan Penjajaran 4 orang
c. Masa kerja sebagai pelaksana
Dokumen Pasien
rekam medis minimal 1 tahun

a. SMU
Pelepasan informasi,
b. Karyawan kontrak / tetap
5 Pengadaan/kelengkapan 1 orang
c. Masa kerja sebagai pelaksana
dokumen Claim
rekam medis minimal 1 tahun

9
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Ketersediaan tenaga kesehatan yang bermutu dalam jumlah yang memadai
sangat penting untuk mencapai tujuan peningkatan mutu pelayanan kesehatan
yang lebih baik.
Berdasarkan PerMenKes Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 dijelaskan
bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien (Kemenkes, 2008). Jika dilihat dari pentingnya
rekam medis di dalam pelayanan kesehatan, seharusnya rumah sakit atau
penyelenggara pelayanan kesehatan harus memiliki tenaga kesehatan kesehatan
yang berkompenten di bidangnya. Berdasarkan KepMenKes Nomor
377/MENKES/SK/III/2007 tentang standar profesi perekam medis dan
informasi kesehatan, perekam medis dan informasi kesehatan adalah seseorang
yang telah meyelesaikan pendidikan formal rekam medis dan informasi
kesehatan sehingga memiliki kompetensi yang diakui oleh pemerintah dan
profesi (Kemenkes, 2007).
Rekam medis menjadi sangat penting dalam era ini dengan adanya komitmen
pemerintah untuk menyediakan pelayanan kesehatan masyarakat semesta
(universal health coverage) melalui Undang- Undang No.40 tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Undang- Undang No.24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) yang sudah diberlakukan di
rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya. Maka peranan tenaga
rekam medis dan informasi kesehatan sangat dibutuhkan dalam hal penentuan
keakuratan kodefikasi dan klasifikasi penyakit yang sesuai dengan ICD-10 dan
ICD-9CM yang akan berpengaruh pada pembiayaan jaminan kesehatan. Dalam
pengolahan rekam medis seperti assembling, pengolahan informasi, pelaporan
informasi kesehatan harus dikerjakan oleh tenaga rekam medis yang berlatar
belakang D3 rekam medis dan informasi kesehatan agar dapat dikerjakan sesuai
dengan standar kompetensi perekam medis dan informasi kesehatan.

10
Berdasarkan table distribusi diatas kebutuhan tenaga rekam medis di RS.
Ridhoka Salma antara lain :

Kualifikasi
Kebutuhan
NO JABATAN KUALIFIKASI
Sesuai Tdk Sesuai

S1 / DIII Rekam Medis,


Kepala Seksi
1 Karyawan Tetap, masa kerja 1 -
Rekam Medis
minimal 3 tahun

a. D III Rekam Medis


Pelaksana b. Karyawankontrak / tetap
2 Pelaporan , Proses c. Masa kerja sebagai 1 -
Retensi dan Coding pelaksana rekam medis
minimal 1 tahun

Pelaksana a. DIII Rekam Medis


b. Karyawan kontrak / tetap
Assembling ,
c. Masa kerja sebagai
Kebutuhan pelaksana rekam medis
minimal 1 tahun
3 Formulir, - 1
Pengawasan Mutu
Berkas Rekam
Medis

a. SMU
Pelaksana
b. Karyawan kontrak / tetap
Distribusi, Retrieval
4 c. Masa kerja sebagai 4 -
dan Penjajaran
pelaksana rekam medis
Dokumen Pasien
minimal 1 tahun

Pelepasan a. SMU
informasi, b. Karyawan kontrak / tetap
5 Pengadaan/keleng c. Masa kerja sebagai - 1
kapan dokumen pelaksana rekam medis
Claim minimal 1 tahun

11
C. PENGATURAN JAGA PETUGAS REKAM MEDIS.

Pengaturan Jaga Pengaturan jadwal dinas petugas rekam medis dibuat dan di
pertanggung jawabkan oleh Kasie. Rekam Medis dan disetujui oleh Kepala
Bagian Penunjang Medis.

1. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan disosialisasikan ke
semua petugas rekam medis setiap satu bulan.
2. Untuk petugas pelaksana pelaporan dan coding jadwal dinas sesuai jam
kantor.
3. Untuk petugas pelaksana Assembling, pengawasan mutu dan kebutuhan
formulir jam dinas sesuai jam kantor.
4. Untuk petugas pelaksana distribusi, retrieval, dan penjajaran dokumen
rekam medis menggunahan shift.
5. Untuk petugas pelepasan informasi dan pengadaan kelengkapan claim jam
dinas sesuai jam kantor.
6. Untuk petugas rekam medis yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka petugas rekam medis tersebut dapat mengajukan
permintaan dinas pada buku permintaan. Permintaan akan disesuaikan
dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga cukup dan berimbang
serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan disetujui).
7. Setiap tugas jaga / shift harus ada petugas rekam medis .
8. Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dan dinas sore dan dinas malam,
terutama untuk pelaksana distribusi dokumen pelayanannya 24 Jam.
9. Apabila ada perekam medis karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka petugas rekam
medis yang bersangkutan harus memberitahu Kepala Rekam Medis
selambatnya sehari sebelum jadwal jaga dan diharapkan perekam medis
yang bersangkutan sudah mencari perekam medis pengganti.
10. Apabila ada perekam medis tiba – tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka Kesie. Rekam Medis akan mencari
perekam medis pengganti.

12
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS.

Keterangan:

1. Rak 1 Sampai dengan 8 Rak penyimpanan Dokumen Rekam medis


2. Rak A tempat menyimpan Formulir rekam medis
3. Rak B tempat penyimpanan Formulir –formulir Rekam Medis
4. Rak C tempat penyimpanan Formulir – formulir rekam medis
5. Meja petugas dokumentasi dan filling

13
TEMPAT PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS
IN AKTIF

Rak

Rak

Rak

Rak

Keterangan :
1. Rak dokumen rekam medis in aktif terletah di lantai -3
2. Jumlah rak saat ini ada 6 rak
3. Belum ada invertaris lain

B. STANDAR FASILITAS.
Unit rekam medis RS Ridhoka Salma terdiri dari tempat penyimpanan
dokumen pasien di lantai 4 dan Ruang penyimpanan dokumen rekam medis
in aktif di lantai 3.
Di lantai 4 jauh dari tempat penerimaan pasien sehingga untuk
memonitoring pengadaan dokumen pasien menggunakan monitoring (PC)
untuk mempercepat waktu penyedian dokumen rekam medis pasien lama,
sedang kan untuk pasien baru di buat oleh pendaftaran .
Kemudian untuk ruang rekam medis in aktif di tempatkan di lantai 3
karena keterbatasan lahan.

14
1. Kepala Seksi Rekam Medis
a. Meja Kerja
b. 1 Unit Personal Computer ( PC)
c. 1 Buah Kursi.
d. ATK
2. Pelaksana Pelaporan, Retensi dan Coding
a. 1 Meja Kerja
b. 1 Set Personal Computer (PC)
c. 1 Buah Kursi
d. ICD – 10
e. ATK
f. ICD 9
3. Pelaksana Assembling , Kebutuhan Formulir, Pengawasan Mutu Berkas
Rekam Medis
a. 1 Meja Kerja.
b. 1 Buah Kursi.
c. Staples
d. Pembolong Kertas
4. Pelaksana Distribusi, Retrieval dan Penjajaran Dokumen Pasien
a. 1 Pesawat telpon
b. 1 Set Personal Computer (PC)
c. 1 Meja tulis
d. 1 Buah Kursi
e. ATK
f. SPO
5. Pelaksana Pelepasan Informasi, dan Kelengkapan dokumen Claim.
a. ATK
b. SPO

15
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. PENDAFTARAN.
Unit pendaftaran pasien berada di divisi Front office hanya bersifat koordinasi
untuk pelayanan pasien dengan unit rekam medis. Berkas rekam medis pasien
masih menggunakan formulir-formulir dalam bentuk kertas. Proses
pelaksanaananya :

1. Pasien Baru .
Penyediaan formulirnya dilakukan oleh rekam medis kepada unit
pendaftaran, Formulirnya masih menggunakan kertas, untuk pasien baru
kegiatan identifikasi dan pembuatan dokumennya dilakukan oleh
pendaftaran sesuai dengan aturan dan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pasien Lama.
Petugas memantau dengan menggunakan system yang sudah ter integrasi
dari ruang penyimpanan dengan monitor yang ada, untuk pasien yang
sudah pernah berobat sebelummya akan terlihat, kemudian petugas
langsung ngambil, menurunkan dan nyerahkan ke unit pelayanan yang di
tuju oleh pasien tersebut.

B. PELAKSANA DISTRIBUSI, RETRIEVAL DAN PENJAJARAN DOKUMEN


PASIEN.
1. Petugas Penanggung Jawab
a. Penanggung jawab Urusan Pendistribuasian dokumen
b. Team Pendistribusian, Retrieval dan Penjajaran Dokumen
2. Perangkat Kerja
a. Register.
b. Seperangkat computer

16
c. Status rekam medis rawat jalan / inap.
d. SPO Rekam Medis
3. Tata Laksana Pelaksanaan Pendistribusian, Retrieval dan Penjajaran
Dokumen.
a. Pendataan pasien dilakukan di tempat penerimaan pasien, tatacara
proses identifikasi pasien sesuai dengan aturan perundang-undangan .
b. Sistem Penomoran menggunakan system Unit satu pasien hanya
memiliki satu nomor rekam medis saja dengan 2 digit nomor primer 2
digit nomor sekunder 2 digit nomor tertier, dengan penjajaran
mengunakan straight numbering system ( nomor langsung).
c. Petugas memonitoring pendaftaran pasien dengan monitor yang telah
disiapkan di ruang penyimpanan berkas rekam medis.
d. Untuk pasien baru pertama kali berobat dokumen rekam medisnya
langsung di buatkan di tempat pendaftaran
e. Untuk susunan/urutan dokumen rekam medisnya, Bagian atas Rekam
Medis Rawat Jalan, Bagian Tengah Rekam Medis gawat Darurat /
Rekam Medis Rawat Inap bagian bawah hasil pemeriksaan penunjang
medis
f. Untuk pasien lama dapat terlihat dari nomor rekam medisnya ,
menggunakan monitor dari ruang penyimpanan dokumen.
g. Petugas langsung mencari berdasarkan nomor rekam medisnya Setelah
selesai kegiatan pelayanan dokumen rekam medis diambil dari tiap-
tiap unit pelayanan poliklinik atau IGD, kemudian dihitung dan diteliti
kelengkapan pencatatannya oleh penanggung jawab assembling.
h. Untuk dokumen rekam medis pasien rawat inap setelah pasien pulang
diambil dan di periksa kelengkapan pencatatannya oleh penanggung
jawab assembling.
i. Setelah dokumen dinyatakan lengkap dokumen di jajarkan kembali
sesuai dengan urutan monor rekam medisnya.
j. Membuat laporan kegiatan waktu penyedian dokumen rekam medis
rawat jalan, IGD ataupun Rawat Inap.

17
C. PELAKSANA ASEMBLING, KEBUTUHAN FORMULIR, PENGAWASAN
MUTU BERKAS REKAM MEDIS.
1. Petugas Penanggung Jawab
a. Penanggung jawab Urusan Asembling
b. Petugas Asembling, Kebutuhan Formulir dan pengawasan mutu
2. Perangkat Kerja
a. Dokumen/ Status rawat jalan dan status rawat inap
b. Lembar laporan
c. ATK
d. SPO Rekam Medis
3. Tata Laksana Assembling, Kebutuhan formulir dan pengawasan mutu
Berkas Rekam medis.
a. Dokumen pasien rawat jalan atau rawat inap yang telah kembali di
periksa kelengkapan pencatatannya, waktu pelayanan, catatan
pelayanannya atau tindakannya, otorisasi dari pemberi pelayanan dan
identifikasi pasiennya.
b. Otoritas dalam memberikan asuhan hanya dilakukan oleh :
 Dokter DPJP.
 Dokter jaga .
 Perawat .
 Bidan.
 Petugas Fisioterapi .
 Petugas Gizi .
c. Jika terjadi kesalahan penulisan dalam formulir rekam medis maka
hanya dilakukan oleh petugas rekam medis utuk mengoreksinya.
d. Untuk dokumen pasien dengan tidakan/operasi maka kelengkapan
informed concentnya sangat penting, maka di lakukan monitoring dan
dilaporkan secara periodik.
e. Dokumen pasien rawat inap terutama kelengkapan claim ke BPJS atau
ke Asuransi maka kelengkapan pengisian resume medisnya dilakukan
monitoring, dilaporkan secara periodic melalui Panitia rekam medis.

18
f. Permintaan formulir rekam medis dari tiap-tiap unit pelayanan
dilakukan dengan formulir permintaan khusus, kemudian dicatat dan
dilaporkan secara periodik.
g. Selanjutnya laporan kegiatan monitoring tersebut di jadikan dasar untuk
standar mutu pelayanan unit rekam medis.
h. Formulir rekam medis di periksa secara berkala menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan yang ada.

D. PELAKSANA PELAPORAN, RETENSI DAN CODING.


1. Petugas Penanggung Jawab
a. Penanggung jawab Urusan pelaporan Coding data Retensi
2. Perangkat Kerja
a. Dokumen/ Status rawat jalan dan status rawat inap
b. Form atau lembar laporan
c. Seperangkat computer dan printer
d. ICD 10 dan ICD 9
e. SPO Rekam Medis
3. Tata Laksana Pelaporan, Retensi dan Coding
a. Dokumen yang telah di Assembling dan dinyatakan lengkap selanjut di
lakukan Coding.
b. Untuk kasus penyakit menggunakan kode ICD-10, baik untuk pasien
rawat jalan maupun pasien rawat inap yang menggunakan Aplikasi
standar WHO
c. Untuk tindakan menggunakan kode ICD-9CM. baik untuk pasien rawat
jalan maupun pasien rawat inap.
d. Pelaporan data RL.4a, RL.4b. RL.5.3 dan RL.5.4 berdasarkan hasil koding
tersebut.
e. Pelaporan RL.1.1 update, RL.1.3, RL.2, RL.3.1 sd RL.3.13 dilaporkan
pertahun sesuai Juknis SIRS tahun 2011.
f. Pelaporan dilakukan secara berkala baik untuk internal maupun untuk
external( Dinas Kesehatan).

19
g. Kegiatan Retensi dilakukan untuk pasien yang sudah tidak aktif
berkunjung selama 5 tahun terakhir dan telah melewati masa inaktif
selama 2 tahun maka dilakukan retensi, untuk menjaga ketersediaan
ruang penyimpanan dokumen rekam medis.
h. Berkas di buat ringkasan perjalanan penyakitnya, dilakukan scanning,
dibuat daftar/listnya.
i. Dibuat berita acara pemusnahannya, dan dilakukan proses pemusnahan.

D.1. PEMISAHAN REKAM MEDIS IN-AKTIF DAN PENGHAPUSAN


REKAM MEDIS.
1. Tata Laksana.
a. Dokumen rekam medis yang sudah berjangka waktu 5 tahun
dipisahkan dari DRM yang baru
b. Penyimpanan DRM yang dipisahkan sesuai dengan atau urut
nomor DRM pasien
c. Pemisahan dilakukan dengan cara penyisiran DRM satu persatu
d. Dokumen rekam medis yang dipisahkan (DRM in aktif ) jika sudah
berjangka waktu 2 tahun dari masa in aktif maka siap untuk
dimusnahkan
e. Proses pemusnahan dokumen rekam medis sesuai dengan per
aturan perundang-undangan yang berlaku SURAT EDARAN
NO.HK.00.06.1.5.01160 TANGGAL 21 MARET 1995 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGADAAN FORMULIR REKAM MEDIS
DASAR DAN PEMUSNAHAN ARSIP REKAM MEDIS DI RUMAH
SAKIT.
f. Petugas peretensi menyertakan surat persetujuan dari kepala rekam
medis dan direktur untuk pemusnahan DRM in aktif
g. Pemusnahan dilakukan dengan cara penghancuran DRM dengan
alat penghancur kertas.

20
E. PELEPASAN INFORMASI DAN KELENGKAPAN DOKUMEN CLAIM.
1. Petugas Penanggung Jawab.
a. Penanggung jawab Urusan pelepasan informasi medis dan kelengkapan
dokumen Claim
2. Perangkat Kerja.
a. ATK
b. SPO Rekam Medis
3. Tata Laksana Pelepasan Informasi.
a. Penyampaian informasi yang berkaitan dengan isi rekam medis
disesuaikan dengan peraturan yang berlaku
b. Tidak di perbolehkan untuk menyebarkan informasi atau memberikan
akses penggunaan rekam medis dalam bentuk apapun.
c. Status rekam medis tidak boleh difotocopy kecuali untuk urusan
tertentu dan atas persetujuan dari Rumah Sakit.
d. Kelengkapan dokumen rekam medis untuk claim menjadi tanggung
jawab petugas ( resume medis, formulir penunjang medis).
e. Pengisian Visum harus berdasarkan surat permintaan pembuataan dari
pihak kepolisian.
f. Pengisian KK4, atau Jasaraharja harus berdasarkan permintaan
perusahaan atau pihak Jasaraharja.
g. Untuk akses keperluan tersebut diatas ditentukanlah orang-orang untuk
menjaga kerahasian dan privasi tersebut antara lain:
 Pimpinan Rumah Sakit Ridhoka Salma.
 Dokter.
 Perawat.
 Petugas Rekam Medis.
 Petugas Layanan Perusahaan Asuransi
 Petugas Bagian Keuangan.
 Petugas Farmasi
h. Pelepasan Informasi pasien hanya bisa diberikan kepada:
 Pasien sendiri.

21
 Keluarga pasien dengan membawa surat kuasa bermaterai yang di
tanda tangani pasien.
 Kuasa Hukum pasien membawa surat kuasa bermaterai yang di tanda
tangani pasien.
 Pihak berwajib dengan menunjukkan surat tugas dari atasan dan
mendapat persetujuan dari Direktur Rumah Sakit Ridhoka Salma.

E.1. SIMBOL DAN TANDA KHUSUS.


1. Tata Laksana Simbol dan Tanda Khusus.
a. Penggunaan symbol dan tanda khusus dilakukan oleh petugas
rekam medis.
b. Penggunaan symbol dan tanda khusus berdasarkan ketentuan dan
peraturan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit, dan kesepakan
dengan seluruh tenaga Klinis, dan dilakukan monitoring secara
periodik.
c. Penulisan symbol dan tanda khusus di letakkan di cover dokumen
rekam medis.
d. Symbol dan tanda khusus harus dijaga kerahasiaannya oleh semua
karyawan rumah sakit.

22
BAB V
LOGISTIK
RS. Ridhoka Salma masih menggunakan Formulir berbasis kertas yang sudah
terformat standar, tercetak yang digunakan sebagai instrumen atau alat untuk
mencatat, merekam semua tentang identitas pasien, hasil pemeriksaan, tindakan
dan pelayanan yang diberikan kepada pasien selama dirawat di Rumah Sakit baik

rawat jalan, IGD maupun rawat Inap. Adapun contoh formulir dan permintaan

rutin unit Rekam Medis RS. Ridhoka Salma sebagai berikut :

A. DAFTAR PERMINTAAN ATK UNIT KERJA REKAM MEDIS.


1. Kertas HVS untuk Pembuataan Laporan.
2. Buku tulis untuk Tanda terima.
3. Ballpoint.
B. DAFTAR KEBUTUHAN FORMULIR REKAM MEDIS.
1. Formulir Pasien Rawat Jalan.
a. Cover Maf Rekam Medis
b. Lembar Indentitas Pasien/Pendaftaran Pasien Baru
c. Assesmen awal Rawat Jalan.
d. Assesmen Lanjutan Pasien Rawat Jalan umum, Obsgyn, Gigi, mata
e. General Concent.
f. Ringkasan Medis Pasien Rawat Jalan.
g. Assesmen risiko jatuh pasien rawat jalan
h. Formulir Permintaaan Pelayanan Spiritual
i. Formulir Claim rawat jalan.
j. Pengantar rawat inap.
k. Surat Keterangan Dokter.
l. Surat Kontrol.
2. Formulir Pasien IGD.
a. Triase dan Pengkajian Instalasi gawat Darurat.
b. Ringkasan Masuk Keluar.
c. Formulir Edukasi ter integrasi.

23
d. Informed Concent.
e. Intervensi dan pengkajian ulang nyeri.
f. Formulir Serah terima Pasien.
g. Lembar Observasi IGD.
3. Formulir Pasien Rawat Inap.
a. Rencana Asuhan Keperawatan.
b. Pemberian Informasi kepada pasien rawat Inap.
c. Grafik Suhu, Nadi, dan Pernafasan.
d. Formulir DPJP.
e. Pengkajian Spiritual Lanjutan
f. Lembar Permohonan dan Jawaban Konsultasi.
g. Ringkasan Pasien Pulang.
h. Resume Keperawatan.
i. Lembar Observasi Tanda Vital dan Cairan.
j. Daftar Pemberian Obat-obatan.
k. Keseimbangan Cairan.
l. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.
m. Formulir Perintah Lisan.
n. Pelaksanaan tindakan keperawatan.
o. Assesmen risiko jatuh Humpty Dumpty, Morse scale, Geriatri
p. Formulir Implementasi Keperawatan.
q. Assesmen awal Keperawatan.
r. Assesment Medis awal Pasien Rawat Inap.
s. Assesment awal Maternitas.
t. Assesment Awal Pasien Pediatric
u. Formulir Discarge Planning.
v. Lembar Observasi Pasien Rawat Inap.
w. Lembar Observasi Early Warning Score.
4. Formulir Surgical (Operasi).
a. Penandaan Operasi.
b. Edukasi Tindakan Anastesi dan Sedasi.

24
c. Formulir Assesmen Pra Bedah
d. Assesmen Anestesi Sedasi.
e. Berita Acara Operasi.
f. Persetujuan Tindakan Operasi
g. Persetujuan Tindakan Anastesi.
h. Penolakan Tindakan Anastesi.
i. Catatan Kamar Operasi.
j. Catatan Anastesi
k. Laporan Operasi.
l. Pemakaian Obat dan Alkes di Kamar Operasi.
m. Persiapan tindakan Anastesi.
n. Check list Keselamatan Pasien Operasi.
5. Formulir Kebidanan.
a. Rencana Asuhan Kebidanan.
b. Partograf.
c. Kartu Imunisasi.
d. Catatan Persalinan.
e. Formulir Cuti Hamil.
f. Informed Concent Kontrasepsi.
g. Formulir Tindakan Kebidanan.
h. Formulir Observasi Kebidanan.
6. Formulir Ruang Perina.
a. Lembar Observasi Ruang Perina.
b. Formulir Bayi Baru Lahir.
c. Assesment Awal Rawat Inap Neonatus.
d. Identitas Bayi.
e. Surat Keterangan Kelahiran.
7. Formulir ICU
a. Kardek ICU.
b. Pernyataan DNR
c. Assesmen Pasien Tahap Terminal.

25
d. Formulir Second Opini
e. Check List Penerimaan Pasien ICU
8. Formulir Farmasi.
a. Informed Concent Obat Unsur Haram.
b. Resep
c. Copy Resep
d. Telaah Obat
e. Monitoring Efeksamping Obat
f. Pengkajian resep
g. Pelayanan Informasi Obat.
h. Rekonsiliasi Obat.
i. Konseling Obat.
9. Formulir Laboratorium
a. Permintaan Pemeriksaan Laboratorium.
b. Permintaan Pemeriksaan Patologi
c. Lembar Penempelan Hasil pemeriksaan.
10. Formulir Radiologi.
a. Permintaan Pemeriksaan Radiologi.
b. Permintaan Pemeriksaan USG.
c. Lembar Expertise.
11. Formulir Fisioterapi.
a. Permintaan Fisioterapi.
b. Pelayanan Fisioterapi.
c. Evaluasi Fisioterapi.
12. Formulir Gizi.
a. Formulir Asuhan Gizi.
b. Daftar permintaan Makanan Pasien.
c. Balnko pemesanan Diet.
13. Surat Keterangan dan Surat Kontrol
a. Surat Keterangan Kematian.
b. Sebab-sebab Kematian.

26
c. Surat Keterangan Berbadan Sehat.
d. Surat Keterangan Dirawat.
e. Surat Kontrol.
f. Permohonan Untuk pindah dokter.
g. Penolakan tindakan medis
h. Penolakan rawat Inap.
i. Penyampaian informasi kesehatan pasien.
14. Informed Concent.
a. Pernyataan DNR.
b. Komplain dan Saran.
c. Memilih DPJP.
d. Pemberian informasi Anastesi.
e. Penyimpanan Barang-barang berharga.
f. Permintaan Privasi.
g. Penundaan tindakan.
h. Informed Concent Rujukan.
i. Persetujuan Tindakan kedokteran
j. Penolakan Tindakan Kedokteran.
k. Izin meninggalkan rumah sakit sementara.
15. Transfusi Darah.
a. Check list Transfusi Darah.
b. Informed Concent Transfusi Darah.
c. Check List Pemantauan Prosedur Tranfusi darah.
16. Vaksin.
a. Persetujuan/ Izin Tindakan Vaksinasi.
17. Visum Et-Revertum.
a. Visum Luka
b. Visum Mayat.

27
BAB VI

KESELAMATAN KERJA

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh


masyarakat maka tuntutan pengelolaan program kesehatan dan keselamatan kerja
di rumah sakit semakin tinggi karena sumber daya manusia rumah sakit,
pengunjung / pengantar pasien, pasien dan masyarakat sekitar ingin mendapatkan
perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebgai dampak
proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana
yang ada di rumah sakit yang tidak memenuhi standar.

Bahaya – bahaya potensial yang mungkin terjadi di unit rekam medis


diantaranya yaitu disebabkan karena faktor ergonomi seperti lingkungan kerja, cara
kerja, posisi kerja yang salah dan faktor psikososial seperti kerja bergilir, beban kerja
dan hubungan sesama pekerja.

Berdasarkan ketetapan yang terdapat dalam Kepmenkes No. 1204 Tahun


2004, unit rekam medis termasuk zona dengan resiko rendah. Adapun standar
bangunan yang sesuai adalah :

1. Permukaan dinding harus rata dan berwarna terang


2. Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, mudah dibersihkan, kedap air, dan
berwarna terang.
3. Langit – langit terbuat dari bahan multipleks atau bahan yang kuat, berwarna
terang, mudah dibersihkan, kerangka harus kuat dan tinggi minimal 2, 70
meter dari lantai.
4. Ventilasi harus menjamin aliran udara di dalam ruang dengan baik dan
dilengkapi dengan exhauster.
5. Semua stop kontak dan saklar dipasang pada ketinggian minimal 1,40 m dari
lantai.
6. Ruangan tidak berbau dan tidak mengandung debu asbes.

28
Standar bangunan yang ada di unit rekam medis RS Ridhoka Salma telah
memenuhi standar yang telah ditetapkan hanya saja masih perlu ada pembenahan
di beberapa titik seperti pemasangan stop kontak dan penambahan ventilasi yang
cukup.
Petugas rekam medis yang bersangkutan guna meminimalisir kejadian yang
tidak diinginkan/ kecelakaan kerja harus melaksanakan proteks diri atau menjaga
diri saat bekerja seperti :
1. Menjaga komunikasi yang baik antar petugas baik intern maupun ekstern unit
rekam medis
2. Pembagian jadwal yang sesuai
3. Penggunaan alat pelindung, seperti masker, kacamata, pelindung monitor
komputer,dll.
4. Cuci tangan sesudah melakukan pekerjaan.

29
BAB VII

PENGENDALIAN MUTU

A. MENJAGA STANDAR MUTU.


Mutu adalah derajat dipenuhinya standar profesi (Jacobalis, 1989). Mutu
adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan (Crosby, 1984).

Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian dan sempurna yang
dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal, atau disebut pula sebagai
kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Practice Grideline, 1990).
Sehingga standar harus memenuhi syarat yaitu jelas, dapat diukur, masuk akal,
mudah dimengerti dapat dilaksanakan dan mudah dicapai. Sehingga RS.
RIDHOKA SALMA diharapkan mampu menjamin terjaganya mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh para tenaga pelayanan kesehatan (baik secara
langsung atau tidak langsung).

B. KEGIATAN PENGENDALIAN MUTU REKAM MEDIS RS. RIDHOKA


SALMA.
Menjaga mutu artinya melaksanakan tugas secara efektif, efisien dan layak ,
sesuai dengan keilmuan.:

Standar mutu yang diukur pada unit rekam medis RS. Ridhoka Salma Saat ini
adalah:

1. Waktu pengembalian dokumen pasien rawat inap yang pulang tidak


melebihi 2 x 24 jam.
2. Kelengkapan Pengisian Resume Medis.
3. Kelengkapan Pengisian Informed Concent.
4. Waktu penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan.
5. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis IGD/ Rawat Inap.

30
C. PELAKSANAAN PROGRAM MENJAGA MUTU UNTUK REKAM MEDIS.
Berkaitan dengan Pelaksanaan Program Menjaga Mutu Untuk Rekam Medis RS.
Ridhoka Salma, maka dilakukan pengembangan dan pelatihan untuk karyawan
unit rekam medis yang diadakan oleh profesi rekam medis atara lain:

1. Pelatihan atau seminar (rekam medis).


a. Ilmu Kesehatan.
b. Klasifikasi Penyakit.
c. Manajemen Rekam medis.
2. Regulasi atau peraturan perundang-undangan terkini.
a. PMK, KMK, UU, PP, SK, dll
3. Dukungan Pimpinan RS. Ridhoka Salma.
a. Sarana da prasarana.
b. Rekruitmen Kualifikasi SDM, Kebijakan, dll

D. MENJAGA MUTU REKAM MEDIS.


Ketidak lengkapan pengisian rekam medis merupakan salah satu indikator
mutu pelayanan rumah sakit. Catatan medis terisi lengkap bila catatan tersebut
telah berisi seluruh informasi tentang pasien, sesuai dengan formulir yang
disediakan, isi harus lengkap dan benar:

1. Analisis Kuantitatif.
Analisis kuantitatif dilakukan untuk menilai kelengkapan dan keakuratan
rekam medis rawat inap dan rawat jalan yang dimiliki oleh sarana pelayanan
kesehatan. Menelaah rekam medis dengan analisis kuantitatif dilaksanakan
dengan mengevaluasi kelengkapan bergagai jenis formulir yang harus ada
pada masing-masing pasien sesuai kebutuhan pasiennya.
2. Analisis Kualitatif.
Saat ini untuk analisis kualitatif yang dilakukan di RS. Ridhoka Salma
kegiatannya antara lain:
31
a. Waktu pengembalian dokumen pasien rawat inap yang pulang tidak
melebihi 2 x 24 jam.
b. Kelengkapan Pengisian Resume Medis.
c. Kelengkapan Pengisian Informed Concent.
d. Waktu penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan.
e. Waktu Penyediaan Dokumen Rekam Medis IGD/ Rawat Inap.
f. Pelaporan dilakukan secara periodic setuap bulan.

E. TAHAP PELAKSANAAN MENJAGA MUTU REKAM MEDIS :


1. Pilih Masalah. ( SPM mutu Rekam Medis).
2. Tegakkan Tujuan ( Berkas rekam medis ).
3. Pilih Sampel, ( Laporan hasil pengamatan / monitoring).
4. Kembangkan Kriteria (& Standar).
5. Nilai Fakta ( Telaah dan Hitung Hasil ).
6. Analisis Hasil,
7. Ambil Tindakan Perbaikan (umpan balik ke staf dan buat rekomendasi),
8. Cek dan recek (tentukan tanggal penelaahan mendatang /perbaikan)

F. KONSEP MUTU:

Struktur Proses Keluaran

Evaluasi

RINGKASNYA :

STRUKTUR PROSES KELUARAN EVALUASI

Tenaga, Fisik, Pelayanan Yang Hasil Akhir Keberhasilan


Peralatan Diberikan Ukuran Efektifitas

32
BAB VIII

PENUTUP

Keberadaan unit rekam medis pada suatu rumah sakit sangat penting. Hal ini
karena sumber informasi yang berasal dari data rekam medis sangat berguna
sebagai landasan untuk menilai kinerja unit pelayanan medis, sehingga dapat
digunakan untuk evaluasi kinerja dan kepuasan pasien yang akan mempengaruhi
pengambilan keputusan atau penetapan kebijakan selanjutnya.
Pedoman rekam medis ini dibuat guna sebagai pedoman atau panduan dalam
pelaksanaan kegiatan rekam medis pada unit rekam medis Rumah Sakit Ridhoka
Salma.

Di tetapkan : Bekasi
Pada Tanggal : 03 Rajab 1441 H.
28 Februari 2020 M.

DIREKTUR RUMAH SAKIT

Dr. AMAN MASHURI, MARS

33
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Jakarta.

2006. Pedoman Penyelenggaraan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi

II. DepKes RI: Jakarta.

Hatta,Gemala. 2009. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan disarana Pelayanan

Kesehatan

34

Anda mungkin juga menyukai