EKONOMI MAKRO
( buku I )
Oleh
Pekanbaru
2009
Bagian I
Pendahuluan
1. Kelompok-Kelompok Ilmu.
Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, maka pola pikir, pandangan, dan
ilmu yang dimiliki atau yang diciptakan oleh manusia akan selalu berkembang pula sesuai
dengan perkembangan peradaban itu disamping mengikuti perubahan waktu dari zaman ke
zaman. Menurut Harsya Bachtiar (dalam Abdulkadir Muhammad, 1994 : 10)
mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dapat dikelompokkan kedalam tida kelompok
besar yaitu :
1. Ilmu-ilmu alamiah (natural seinces)
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat
dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah, caranya ialah
menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat
analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan.
Atas dasar ini lalu dibuat prediksi, hasil penelitiannya 100 % benar atau 100 % salah.
Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah diantaranya ; astronomi, fisika, kimia,
biologi, kedokteran, mekanika, dan lainnya.
2. Ilmu-ilmu sosial (social seinces)
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat
dalam hubungan antar manusia, untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah
sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak mungkin 100
% benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya keteraturan-keteraturan dalam
hubungan antara manusia itu dapat berubah dari waktu kewaktu. Yang termasuk
kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain; ekonomi, sosiologi, politik, demografi,
psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dan lainnya.
3. Pengetahuan budaya (the humanities).
Bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat
manusia, untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa
dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa
dan pernyataan-pernyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan atau bukti-
bukti lainnya. Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, mungkin
hanya ada pengaruh dari metode ilmiah. Yang termasuk dalam kelompok pengetahuan
budaya antara lain ; agama, filsafat, seni (seni sastra, seni tari, seni rupa, seni musik),
sejarah, antropologi budaya, hukum.
Allah swt yang menciptakan jagat raya ini, dimana jagat ini terdiri dari banyak
gugusan, salah satu dari gugusan tersebut yang oleh manusia dikenal dengan nama bima
sakti yang terdiri dari matahari sebagai pusat tata surya, dan anggotanya disebut sebagai
planet yaitu ; merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, neptunus, saturnus, uranus, dan pluto.
Deduksi
Teori Ramalan
Dengan logika dan
matematika
dengan pengamatan dengan pengamatan
Induksi verifikasi
Dunia ahli percobaan, terkadang Yang dipastikan selalu di
ditambah khasanah data kuatkan dengan percobaan
empiris dan percobaan
dan statistika. Fakta
Gambar 1.1. Perkembangan pemikiran manusia
Dari sekian banyak makhluk ciptaan Allah swt seperti malaikat, iblis, hewan,
tumbuhan, dan manusia, manusia adalah makhluk yang istimewa dan berbeda dengan
makhluk lainnya. Manusia dengan peradabannya selalu berubah dan berkembang dari masa
ke masa, manusia yang terlahir kedunia ini harus dapat memenuhi kebutuhan pokoknya
(primer) yaitu makan, pakaian, dan tempat tinggal disamping kebutuhan lainnya. Pada
awalnya keberadaan manusia di bumi ini mungkin tidak mengenal pakaian, makan dari
dedaunan, ikan dan hasil perburuannya, tinggal didalam goa atau lubang-lubang sebagai
tempat berlindung, perkakas atau alat-alat yang digunakan dari batu atau tulang, atau
mungkin sudah merasa puas bila tercukupi makan dan minum.
Tapi dari masa ke masa penduduk bumi ini semakin berkembang dan bertambah
banyak jumlahnya, hidup dan mati sesuai dengan masanya dan sampai sekarang penduduk
bumi telah berjumlah 5 milyar (data tahun 2000). Seiring dengan pergantian masa
peradaban manusia semakin berkembang, semakin maju, dan semakin beragam, maka
daftar keinginan manusia semakin bertambah dan berkembang pula.
Semakin banyak dan bervariasinya keinginan dan kebutuhan manusia, pada
gilirannya menimbulkan berbagai persoalan, terutama persoalan ekonomi. Beberapa
persoalan ekonomi utama yang selalu dihadapi oleh setiap kelompok masyarakat antara
lain: bagaimana mengkombinasikan sumber-sumber daya yang dimiliki agar dapat
menghasilkan barang-barang dan jasa secara efisien, berapa tiap jenis barang dan jasa yang
S1 C
S2 D
0 P1 P2 B Pangan
Gambar 1.2. Daerah batas kemungkinan produksi
Penjelasan :
- Bila semua sumber daya dikerahkan untuk menghasilkan sandang, maka diperoleh
sandang sebanyak A unit dan tidak ada pangan.
- Bila semua sumber daya dikerahkan untuk mengasilkan pangan akan diperoleh pangan
sebanyak B unit, dan tidak ada sandang.
- Bila sebagian sumber daya digunakan untuk menghasilkan sandang (sebanyak S1) dan
sebagian sumber daya digunakan untuk menghasilkan pangan (sebanyak P1) adalah
alternatif pertama atau sandang (S1) lebih besar dari pangan (P1).
- Bila sebagian sumber daya digunakan untuk menghasilkan sandang (S2) dan sebagian
sumber daya digunakan untuk menghasilkan pangan (sebanyak P2) adalah alternatif
kedua, dimana sandang (S2) lebih besar dari pangan (P2).
3. Pengertian ekonomi.
Kata ekonomi merupakan penggabungan dari dua suku kata yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu ―oikos‖ dan ―nomos‖. Secara harfiah ―oikos‖ berarti rumah tangga,
sedangkan ―nomos‖ berarti aturan, kaidah, atau pengelolaan. Berikut dapat dilihat beberapa
pengertian dari ekonomi yaitu :
- Ekonomi adalah suatu studi tentang pilihan yakni bagaimana individu dan kelompok
memutuskan untuk memanfaatkan kemampuannya untuk berproduksi, dan bagaimana
mereka memutuskan untuk mengalokasikan produk yang mereka produksi.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa ekonomi adalah usaha pemenuhan
kebutuhan yang dilakukan oleh masyarakat atau individu, yang dalam pembahasan
fokusnya dapat dibedakan sebagai berikut :
- Pembahasan makro adalah dilakukan secara menyeluruh atau agregat, dengan titik berat
pembahasan adalah ; a) pendapatan nasional dengan variabel-variabel yang
mempengaruhinya seperti konsumsi, tabungan, investasi, pengeluaran pemerintah,
pajak, pembayaran transfer, ekspor dan impor, b) gerak gelombang perusahaan
(konjungtur), c) inflasi, d) pengangguran, e) perdagangan internasional. Kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan makro juga
kebijaksanaan yang bersifat makro. Sehingga dari pembahasan secara makro dapat
diketahui isu-isu penting dalam ekonomi makro atau disebut juga dengan variabel
makro yaitu : a) pendapatan nasional, b) tingkat bunga, c) tingkat pengangguran, d)
tingkat inflasi, e) neraca pembayaran, f) perdagangan internasional.
- Pembahasan mikro adalah membahas aktivitas ekonomi dalam unit yang kecil secara
individu (rumah tangga, perusahaan), dengan tujuan untuk mencapai efisiensi dalam
konsumsi, produksi dan pemasaran, dan titik berat pembahasan adalah teori konsumen
1. Sebelum munculnya Adam Smith sebagai pelopor ekonomi modern, ekonomi hanya
dikaji menurut kajian moral dan teologis, sementara Adam Smith berpikir dalam
ekonomi terdapat keteraturan seperti halnya alam semesta ini, jelaskan.
2. Apa yang menyebabkan timbulnya persoalan-persoalan ekonomi dalam kehidupan
manusia.
3. Sebutkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
masalah ekonomi yang ada disekitar kita.
4. Mengapa dalam kajian-kajian ekonomi tidak ditemukan kebenaran mutlak atau
kebenarannya tidak ada yang seratus persen.
5. Apa yang dimaksud dengan makro ekonomi, apa saja yang menjadi isu-isu penting
dalam kajian makro ekonomi tersebut.
1. Era Klasik.
Era klasik atau dikenal juga dengan sebutan mahsab klasik adalah para ekonom atau
ahli ekonomi yang hidup dizamannya Adam Smith pada tahun (1723-1793) sampai dengan
datangnya era Keynes tahun 1936. Dan pada tahun 1776 menerbitkan bukunya yang
berjudul An Inquiri into the Nature and Causes of the Wealth of Nations atau yang dikenal
sebagai Wealth of Nations, dalam bukunya Adam Smith merintis pemikiran baru tentang
analisis ekonomi dengan melepaskan belenggu teori moral dan teologis dalam arti untuk
memecahkan masalah ekonomi diperlukan dasar-dasar ilmiah sebagai mana dalam ilmu
pengetahuan alam, jadi dapat dihitung bahwa dalam kurun waktu 160 tahun mahsab klasik
dapat bertahan, adapun pandangan dan keyakinan yang dianut dalam mashabnya adalah :
a. Sistem pasar bebas akan mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi yang efisien dalam
jangka panjang.
b. Penggunaan tenaga kerja penuh (kesempatan kerja penuh) akan selalu tercapai.
c. Perekonomian akan mengalami pertumbuhan yang stabil.
d. Ketidakstabilan dalam perekonomian, kemunduran ekonomi dan masalah
pengangguran dapat berlaku dalam perekonomian, itu berlaku hanya sementara dan
sistem pasar bebas akan membuat penyesuaian-penyesuaian yang menyebabkan
masalah tersebut lenyap dan dengan sendirinya pertumbuhan ekonomi kembali
berlangsung.
2. Era Modern.
Karena ketidak berdayaan dari konsep dan teori-teori ekonomi klasik dalam
menjawab dan menerangkan mengapa peristiwa-peristiwa kemunduran ekonomi yang
serius itu dapat terjadi. Maka pada waktu itu (tahun 1936) munculah suatu pandangan baru
tentang konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan ilmu ekonomi yang dikemukakan
oleh John Meynard Keynes dalam bukunya “general theory of employment”, dan “interest
and money” yang diterbitkan pada tahun 1936. Konsep dan teori yang terkenal dari Keynes
yang ditulis dalam bukunya itu adalah :
a) Pengeluaran agregat, yaitu pembelanjaan atau pengeluaran masyarakat keatas barang
dan jasa adalah faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai
oleh suatu negara, ini berarti bahwa tingkat belanja, konsumsi, pengeluaran masyarakat
dalam perekonomian terhadap barang dan jasa ikut mempengaruhi pertumbuhan dan
kemajuan ekonomi yang dicapai oleh negara yang bersangkutan.
b) Dalam sistem pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta dan
untuk itu diperlukan usaha, kebijaksanaan dari pemerintah untuk menciptakan tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi.
Jadi disini J.M. Keynes telah melihat jauh kedepan bahwa pada suatu saat ; tingkat
pengeluaran atau pembelanjaan masyarakat atas barang dan jasa akan dapat mempengaruhi
kegiatan perekonomian suatu negara, tingkat pertumbuhan lapangan kerja tidak sebanding
dengan tingkat pertumbuhan angkatan kerja, akan terjadi bahwa suatu ketika sumber-
sumber daya yang tersedia tidak mencukupi dalam perekonomian atau akan terjadi
kelangkaan sumber daya sehingga suatu negara akan berpikir bagaimana untuk dapat
memenuhi kebutuhan akan sumber daya bagi negaranya dan akan terjadi ekspansi baik
secara ekonomi, politik, atau geografis oleh negara yang dominan.
Keberhasilan kegiatan ekonomi adalah suatu hal yang selalu menjadi impian bagi
setiap negara, karena dengan keberhasilan tersebut tingkat kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakatnya juga akan meningkat. Tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi suatu
negara dapat dilihat pada indikator-indikator berikut :
a. Pendapatan nasional.
Pendapatan nasional (national income) menggambarkan tingkat produksi suatu negara
yang dicapai dalam satu tahun tertentu atau perubahannya dari tahun ke tahun. Dalam
pendapatan nasional dikenal istilah produk nasional (national product) atau pendapatan
nasional (national income), dalam konsep yang lebih spesifik dibedakan dalam bentuk :
1) Produk nasional bruto (PNB) sama dengan Gross national product (GNP) adalah
diciptakan oleh warga negara suatu negara. Artinya faktor produksi dalam negeri
(Indonesia) ditambah faktor produksi Indonesia di luar negeri dikurangi dengan
faktor produksi luar negeri yang ada di Indonesia.
2) Produk domestik bruto (PDB) sama dengan Gross domestic Product (GDP) adalah
diciptakan oleh penduduk suatu negara, artinya produk nasional atau out put yang
dihasilkan atau diproduksi dalam suatu negara (produksi yang dihasilkan warga
asing ditambah produksi yang dihasilkan oleh warga domestik). Perhatikan gambar
dibawah ini :
Indonesia Luar negeri
ditambah
Faktor Modal
produksi Tenaga kerja
Indonesia skill
Barang /
jasa
Faktor
produksi LN
Modal
dikurang
Tenaga kerja
Skill
Tahun dasar
Kelompok Kepentingan Tahun 2003
1990
barang (weigths)
Harga Rp Weigths x Rp Harga Rp Weigths x Rp
A 50 1.000 50.000 2.000 100.000
B 20 5.000 100.000 11.000 220.000
C 5 5.000 25.000 16.000 80.000
D 25 3.000 75.000 8.000 200.000
100 250.000 600.000
Maka indeks harga tahun 2003, maka IHK = 600.000 / 250.000 x 100 % = 240 %
Untuk dapat memahami perputaran dari ekonomi mikro ke ekonomi makro perlu
kita pelajari dan ketahui hal-hal berikut ; tingkatan-tingkatan perkembangan masyarakat,
tingkatan-tingkatan perekonomian negara, aktivitas pelaku-pelaku ekonomi (secara mikro),
dan perputaran dari mikro ke makro ekonomi.
Tingkatan-tingkatan perkembangan masyarakat dapat dilihat dari cara berproduksi,
perkembangan masyarakat dapat dibagi atas beberapa tingkatan antara lain :
a. Masa berburu dan menangkap ikan
Pada awal kehidupan manusia dimuka Bumi ini kita tidak dapat mengatakan secara
pasti apa dan bagaimana usaha yang dilakukan oleh para nenek moyang kita dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, mengingat kepada masa yang dilalui kita hanya dapat
mengatakan dua masa yaitu zaman kuno atau purba dan zaman modern. Zaman kuno
dimana alat-alat yang digunakan dalam kehidupan manusia berupa batu kasar, batu
halus, tulang dan lainnya, penguasaan tehnologi dan informasi seperti saat sekarang
tidak ada sama sekali. Zaman modern dimana alat-alat yang digunakan dalam
kehidupan manusia sangat beragam dan memakai tehnologi yang tinggi dan modern
serta informasi sudah berkembang sangat pesat. Jadi sesuai dengan masanya kita hanya
dapat berasumsi atau menganggap bahwa nenek moyang kita pada zaman dahulu dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara berburu dan menangkap ikan
b. Masa bergembala.
Pada tahap berikutnya setelah dari cara memenuhi kebutuhan hidup dengan berburu dan
menangkap ikan, adalah sudah ada usaha yang dilakukan dengan memelihara binatang
ternak dengan menggembalakannya, artinya sudah ada pemikiran dan usaha untuk
memperoleh kebutuhan dengan cara tidak berburu lagi yang berarti pemikiran sudah
mulai berkembang. Tapi masa berburu, menangkap ikan dan masa menggembala pola
kehidupan manusia waktu itu masih berpindah-pindah (nomaden) dari suatu tempat
dimana awalnya menguntungkan sampai tempat tersebut tidak produktif lagi, dan
mereka pindah mencari tempat lain lagi yang dianggap lebih baik, dan kondisi ini
berlangsung sampai ada pemikiran untuk menetap pada suatu tempat dengan
mengusahakan lahan yang ada disekitarnya untuk pemenuhan kebutuhan hidup dengan
cara bercocok tanam atau bertani.
c. Masa bertani dengan cara sederhana
Setelah melalui masa berburu, menangkap ikan, dan menggembala, maka usaha
pemenuhan kebutuhan hidup pada masa ini sudah mengarah kepada usaha bercocok
tanam atau bertani dengan perkakas dan peralatan yang sederhana , pada masa ini dari
kegiatan usaha bertani yang dilakukan sudah mulai ada surplus atau kelebihan dari hasil
bertani tersebut. Karena sudah adanya kelebihan-kelebihan dari hasil yang diperoleh
maka mulailah dikenal adanya pertukaran dalam kehidupan masa itu.
1) Perekonomian Subsisten.
Berawal dari memproduksi sendiri kebutuhan tadi, lama kelamaan terjadi tumpukan
atau kelebihan dari sebagian barang yang tidak habis dikonsumsi dan munculah pertukaran
antar barang yang satu dengan barang yang lain, yang disebut barter, kemudian ada media
(uang) maka munculah kegiatan produksi disatu pihak dan kegiatan mengkonsumsi dipihak
lain. Jadi rumah tangga tidak perlu lagi memproduksi barang atau jasa yang diinginkannya,
artinya sudah ada pihak-pihak yang melakukan kegiatan produksi (produsen) untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat tapi disini belum ada campur tangan
pemerintah dalam perekonomian tersebut. Berikut dapat dilihat roda perekonomian dalam
perekonomian tertutup sederhana, perhatikan gambar ;
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa aliran 1 adalah aliran jasa faktor produksi
artinya masyarakat menyediakan tanah, tenaga kerja, modal, skill dan lainnya yang dapat
digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan produksinya, aliran 2 adalah balas jasa sebagai
akibat pemakaian faktor produksi oleh perusahaan maka perusahaan mengeluarkan atau
membayarkan upah/ gaji, bunga, laba, sewa dan lainnya, aliran 3 merupakan pengeluran-
pengeluaran yang dilakukan rumah tangga masyarakat dalam perekonomian untuk
mengkonsumsi dan membeli barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen dalam rangka
memenuhi kebutuhannya dengan demikian perusahaan memperoleh pendapatan dan
penerimaan dari kegiatan penawaran dan penjualan produknya, aliran 4 merupakan usaha-
usaha perusahaan dalam menawarkan produknya kemasyarakat. Aliran 1 dan 4 disebut
aliran riil, sedangkan aliran 2 dan 3 disebut aliran uang.
Dari balas jasa yang diberikan perusahaan kepada rumah tangga masyarakat ada
sebagian dari pendapatan yang diterimanya tidak habis dikonsumsi, sebagian dari
pendapatan ini ada yang disimpan, dibelikan pada benda berharga seperti emas, ditabung di
bank dan bank memberikan bunga sebagai balas jasa dari uang yang disimpan pada bank
tersebut. Uang yang telah disimpan bank atau yang dihimpun oleh bank, kemudian uang
tersebut dipinjamkan lagi pada pihak-pihak yang membutuhkannya (misalnya perusahaan)
sebagai investasi. Dapat disimpulkan bahwa pada kenyataannya tidak semua pendapatan
yang dihabiskan untuk dikonsumsi oleh rumah tangga.
Gambar 3.2. Perputaran perekonomian tertutup sederhana yang sudah mengenal saving.
4) Perekonomian Terbuka.
Tingkat perekonomian yang paling maju adalah perekonomian terbuka yang terdiri
dari unsur rumah tangga masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Berarti
dalam perekonomian terbuka sistim hubungan dan mekanisme yang terjadi telah
melibatkan pihak luar (luar negeri) untuk membangun ekonomi negara yang bersangkutan,
lihat gambar berikut :
Impor
Luar negeri
Impor Ekspor
Pengeluaran konsumsi
Tabungan Investasi
Lembaga keuangan
Belajar ekonomi berarti belajar tentang tingkah laku orang-orang atau masyarakat,
lahirnya teori-teori ekonomi yang dapat mengkaji, meneliti dan memahami keputusan-
keputusan yang diambil pelaku-pelaku ekonomi. Dalam hal ini ada tiga pekalu ekonomi
utama yaitu :
a. Rumah tangga produsen (firms)
Menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh laba, melahirkan apa yang
disebut penawaran (supply). Produksi dan juga sekaligus penawaran akan tinggi kalau
harga dipasar tinggi, sebaliknya jika harga pasar turun atau rendah maka penawaran
akan ikut turun atau rendah. Hubungan antara volume barang yang ditawarkan dengan
harga ini dapat dilihat pada gambar berikut :
P2
P1
o Q1 Q2 Q
Bila harga berada pada P1 maka jumlah barang yang ditawarkan adalah sebesar Q1 dan
bila harga berada pada P2 maka jumlah barang yang ditawarkan adalah sebesar Q2.
Dalam keadaan normal bila dipasar menunjukan gejala harga meningkat, maka
biasanya akan diikuti oleh peningkatan volume barang yang ditawarkan oleh
perusahaan atau produsen. Yang berarti antara jumlah barang yang ditawarkan dengan
harga terdapat hubungan positif.
P2
P1
o Q1 Q2 Q
Bila harga berada pada P1 maka jumlah atau volume barang dalam permintaan berada
pada Q1, dan bila harga bergerak dari P1 ke P2 maka jumlah barang dalam permintaan
akan bergeser dari Q1 ke Q2, begitu sebaliknya. Ini berarti terdapat hubungan negatif
antara jumlah barang yang diminta dengan harga.
Dari hukum permintaan kita tahu bahwa permintaan akan banyak kalau harga rendah,
dari hukum penawaran akan berkurang jika harga rendah, bagaimana dengan harga
keseimbangan ? harga keseimbangan dipasar ditentukan oleh kedua kekuatan
permintaan dan penawaran, lihat gambar berikut :
P
S
P2 E1
P1 E
o Q1 Q2 Q
Gambar 3.7. Permintaan dan penawaran dalam keseimbangan
c. Pemerintah (goverment)
Pasar selain bisa diartikan secara sempit dan luas, juga dapat dibedakan antara pasar
faktor dan pasar barang. Pasar faktor merupakan lokasi khayal yang mempertemukan
penawaran faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, skill) dari rumah tangga
konsumen. Disini rumah tangga konsumen menerima imbalan dan rumah tangga
produsen membayarkan kompensasi akibat pemakaian faktor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Pasar barang merupakan lokasi khayal yang
mempertemukan permintaan akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen,
sehingga produsen menerima pendapatan dari penjualan barang dan jasanya. Lihat
gambar berikut :
Gambar 3.8. Arus perputaran riil, arus uang antara konsumen dan produsen.
Pada bab terdahulu telah diuraikan secara singkat bahwa pemikiran ekonomi dibagi
dua dalam era atau masa yaitu era klasik dan era modern, namun dalam perkembangannya
aliran pemikiran ekonomi ini muncul dengan versi-versi tertentu dari pemikirnya.
Walaupun sudah ada muncul konsep dan teori ekonomi baru yang dipelopori oleh JM
Keynes yang disebut juga era ekonomi makro modern, namun ada sebagian dari pemikir-
pemikir ekonomi yang sudah hidup dalam era ekonomi makro modern namun masih
mempertahankan pola dan padangan ekonomi klasik. Adapun aliran pemikiran ekonomi
atau mashab makro ekonomi (macroeconomic school of thougth) antara lain ; 1) klasik dan
new klasik, 2) keynes dan new keynes, 3) monetarist, 4) supply siders, 5) rational
expectations atau ratex.
1. Pandangan klasik.
Corak kegiatan suatu perekonomian sangat ditentukan oleh ideologi dan pandangan
hidup yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan. Sehubungan dengan itu dasar utama
padangan kaum klasik sebagai penganjur perekonomian liberal adalah manusia bebas, yaitu
kebebasan mengatur diri sendiri.
Ahli ekonomi klasik (Perancis) Jean Baptiste Say (1767 – 1832) mengatakan bahwa
―supply creates its own demand‖ yang artinya penawaran menciptakan sendiri permintaan
atasnya. Kaum klasik dengan falsafahnya ―laissez faire, laissez passer‖ percaya bahwa
perekonomian tidak perlu diatur-atur, melainkan sebaliknya diserahkan saja kepada
mekanisme pasar. Perekonomian yang didasarkan pada mekanisme pasar seperti ini
dianggap paling efisien dibandingkan sistem ekonomi lain, karena mekanisme pasar bebas
yang dilandaskan pada keinginan tiap orang untuk memperoleh yang terbaik bagi diri
mereka masing-masing akan menciptakan kondisi pemanfaatan faktor-faktor produksi
secara penuh (full employment) atau mekanisme pasar bebas mampu menciptakan
kesejahteraan maksimum bagi lebih banyak orang. Adapun perekonomian menurut
pandangan klasik yaitu :
a. Perekonomian pada umumnya akan selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh atau pemanfaatan faktor produksi secara penuh (full employment).
b. Dalam perekonomian tidak pernah terdapat kekurangan permintaan. Misalnya produsen
ingin menaikan produksi atau menciptakan produk baru, maka dalam perekonomian
akan selalu ada permintaan atas barang itu atau tidak pernah berlaku kekurangan
permintaan.
c. Jumlah keseluruhan penawaran barang-barang dalam perekonomian pada penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu diimbangi oleh keseluruhan permintaan atas barang-
barang tersebut, yang berarti agregat supply sama dengan agregat demand.
P
S
P2
P* E
P1
i
kelebihan tabungan Ss
i2
i = ditentukan oleh :
supply of loanable funds
i* M demand of loanable funds
i1
kelebihan investasi Di
S.I
0 S1 D2 S* D1 S2
w
Wage = upah (w)
Labour = tenaga kerja (N)
wo Eo
E1
w1
MVPL
0 N* Nf N
Munculnya era Keynes karena pada awal tahun 1930 an analisis klasik tidak mampu
lagi menghadapi kenyataan-kenyataan yang terjadi pada waktu itu, dimana telah terjadi
krisis yang mendunia (the great depresion) meliputi ; terjadinya penumpukan stock barang,
harga-harga menjadi anjlok, terjadinya rasionalisasi atau pengurangan tenaga kerja,
terjadinya pengangguran besar-besaran, dan terjadilah depresi besar-besaran dihampir
seluruh negara industri didunia pada tahun 1929 sampai dengan tahun 1932.
Pada waktu itu analisis klasik tertumpu pada masalah-masalah mikro, misalnya ;
dalam produksi, bagaimana menghasilkan barang sebanyak-banyaknya dengan biaya
serendahnya dengan memilih alternatif kombinasi faktor yang paling efisien sehingga
diperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Kaum klasik mengabaikan sisi permintaan
agregat karena menganggap setiap produksi selalu diiringi oleh permintaan. Karena tiap
perusahaan berlomba menghasilkan barang atau jasa, dan keadaan ini berlangsung cukup
lama tanpa kendali, tapi mereka tidakmenyadari bahwa daya beli masyarakat atau
konsumen terbatas maka terjadilah depresi pada tahun 1930 an.
Untuk menghadapi masalah ini pada tahun 1936 John Meynar Keynes melahirkan,
menulis sebuah buku yang sangat terkenal yang berjudul ―The General Theory of
Employment‖ dan ―Interest and Money‖ dalam tulisannya Keynes mengkritik teori dan
pandangan klasik yang berjalan sekian lama, adapun kritik yang dikemukakan oleh Keynes
adalah :
a. Amatlah keliru jika perekonomian diserahkan seluruhnya kepada pasar.
b. Keynes menganggap bahwa perekonomian sering lari dari posisi keseimbangan
disebabkan rendahnya permintaan agregat.
c. Keynes menganjurkan campur tangan pemerintah dalam perekonomian.
Pandangan, teori dan konsep yang dikemukakan oleh J.M. Keynes (1936) dalam
bukunya ―The General Theory of Employment‖ dan ―Interest and Money‖ adalah :
a. Menekankan pada segi permintaan (agregat demand) dalam penentuan kegiatan
ekonomi, artinya tingkat pengeluaran masyarakat atas barang dan jasa dalam
perekonomian ikut mempengaruhi hasil yang dicapai dalam kegiatan perekonomian
suatu negara.
b. Perlunya peranan pemerintah dalam menstabilkan dan mengukuhkan kegiatan ekonomi.
Untuk negara-negara yang sudah maju perekonomiannya mungkin peranan pemerintah
dapat dikurangi atau tidak sama sekali, tapi bagi negara-negara yang masih berkembang
peranan pemerintah dirasa sangat diperlukan terutama dalam pembangunan
nasionalnya.
Dalam pasar barang misalnya, bagi Keynes kelebihan atau kekurangan permintaan
bisa saja terjadi dalam suatu perekonomian. Kelebihan permintaan akan terjadi jika
produksi total tidak cukup untuk menyerap seluruh permintaan, sedangkan kelebihan
penawaran bisa pula terjadi jika daya beli masyarakat tidak cukup untuk membeli seluruh
barang atau jasa yang dihasilkan.
Menurut Keynes yang lebih sering terjadi adalah keadaan dimana permintaan
agregat lebih kecil dari pada penawaran agregat. Dalam perekonomian yang sudah maju
dimana masyarakat sudah mengenal fungsi menabung, dimana tidak semua pendapatan
dikonsumsi, perekonomian akan mengalami kebocoran (leakage) dan arus pengeluaran
Tidak setuju dengan pandangan Keynes dan memberi sokongan kepada pandangan
ahli-ahli ekonomi klasik, mereka menunjukkan bahwa dalam jangka panjang penyesuaian-
penyesuaian dalam pasar akan menyebabkan kesempatan kerja penuh (full employment)
akan tercapai kembali. Mereka yang termasuk dalam golongan new klasik ini adalah Milton
Friedman dengan aliran monetarisnya, Robert Lucas dengan aliran rational expectation /
new wave / gelombang baru, dan satu aliran yang disebut sebagai supply siders atau aliran
sisi penawaran.
Teori yang mereka kembangkan sama-sama dilandaskan pada pandangan klasik
yang bersifat non intervensionis dan konservatif. Dan diakhir analisisnya selalu ada unsur
invisible hand. Adapun pandangan new klasik ini adalah :
a. Mendasarkan analisis kepada sikap rasional dari pelaku-pelaku kegiatan ekonomi.
b. Menunjukkan pengaruh ekspektasi rasional keatas kegiatan-kegiatan ekonomi yang
akan berlaku.
c. Lebih banyak menumpahkan perhatian kepada segi penawaran dalam menganalisis
penentuan tingkat kegiatan ekonomi, suatu aspek yang kurang diperhatikan dalam
analisis golongan Keynes dan Monetaris.
Ahli-ahli ekonomi yang masih tetap berkeyakinan bahwa pasar barang dan pasar
tenaga kerja adalah tidak sempurna dan oleh karenanya sistem pasar tidak dapat beroperasi
secara efisien. Mereka ini antara lain ; George Mankiw, David Romer, Lawrence Sammers,
Oliver Blanchard, Paul Kurgman. Seperti yang dikemukakan oleh Keynes ; sistem pasar
bebas tidak akan secara otomatis membuat penyesuaian dalam kegiatan perekonomian
sehingga pada akhirnya mengakibatkan tercapainya kesempatan kerja penuh dalam jangka
panjang.
Walaupun dapat menerima pandangan dari klasik baru, namun new Keynesian
masih mempertahankan dan menyokong pandangan Keynes. Ahli ekonomi dari new
Keynesian masih tetap berkeyakinan bahwa :
3. Monetarist.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Milton Friedman (1956) termasuk dalam
golongan klasik baru, karena masih menyokong pandangan-padangan ekonomi klasik,
pandangan yang dikemukakan oleh Milton Friedman ini dikenal dengan aliran monetarist
dengan pandangan sebagai berikut :
a. Stock uang sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat inflasi dan perilaku produk
nasional bruto riil jangka panjang. Pertumbuhan uang yang tinggi dapat menyebabkan
terjadinya booms dan inflasi, sedang penurunan dalam laju pertumbuhan uang dapat
menimbulkan resesi dan deflasi.
b. Perekonomian cenderung untuk selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh, oleh
sebab itu dalam jangka panjang tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh faktor riil
seperti ; pertambahan stock modal, pengalaman dan skill tenaga kerja, dan
perkembangan tehnologi.
c. Agregat demand hanya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi dalam jangka pendek.
d. Sistem pasar bebas adalah lebih baik dari kebijakan-kebijakan pemerintah dalam
mengatur kegiatan ekonomi.
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Rober Lucas (penerima Nobel tahun
1995) termasuk dalam golongan klasik baru, karena masih menyokong pandangan-
padangan ekonomi klasik, pandangan yang dikemukakan oleh Robert Lucas adalah sebagai
berikut :
a. Menolak hipotesis Keynes bahwa konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan. Dalam
kenyataan sehari-hari harapan (expectation) orang tentang pendapatan masa yang akan
datanglah yang paling menentukan besarnya permintaan, dalam arti konsumsi
cenderung naik jika pendapatan juga naik.
b. Ramalan tentang masa depan dibuat berdasarkan informasi yang ada, baik melalui
informasi pasar, kebijakan pemerintah, internasional dan sebagainya. Unit-unit ekonomi
akan bertindak secara rasional berdasarkan informasi yang tersedia baginya.
c. Dalam jangka pendek atau jangka panjang kebijakan ekonomi pemerintah tidaklah
efektif sama sekali, artinya kebijakan pemerintah tidak akan menimbulkan perubahan
apapun kepada variabel riil, dikenal dengan ―policy ineffectiveness proposition‖ (PIP)
yang berpendapat kebijakan moneter yang telah dijangkakan masyarakat (anticipated)
tidak akan mengubah pendapatan nasional riil.
Karena inflasi dan pengangguran yang terjadi pada tahun 1970 an dan 1980 an lebih
disebabkan oleh dorongan atau kenaikan biaya-biaya produksi (cost push inflation). Pakar
ekonomi sisi penawaran (supply siders) menganggap bahwa persoalan yang dihadapi pada
waktu itu berada pada posisi penawaran, jadi yang perlu mendapatkan perhatian harus sisi
penawaran juga bukan sisi permintaan seperti yang dilakukan Keynes dan Monetarist. Bagi
pakar aliran sisi penawaran adalah lebih baik meningkatkan pendapatan nasional dengan
menggeser sisi penawaran kekanan, pendapatan nasional akan meningkat, pengangguran
akan berkurang, inflasi dapat ditekan, lihat gambar berikut :
P AS0
P2
P1 E
AD2
AD1
0 Q1 Q2 Q / Y (out put )
Gambar 4.4.Pendapatan nasional yang meningkat.
Perekonomian agregat menurut aliran sisi penawaran, jika permintaan agregat naik dari
AD1 ke AD2, maka out put riil naik dari Q1 menjadi Q2 dan harga juga ikut naik dari P1
menjadi P2.
P
AS0
E
P0 AS1
P1
AD0
0 Q1 Q2 Q / Y (out put )
1. Konsep dan pandangan apa saja yang dikemukakan oleh kaum klasik dalam mengatasi
masalah perekonomian.
2. Apa yang menjadi perbedaan antara pandangan klasik dengan pandangan Keynes
dalam perekonomian.
3. Apakah saudara setuju untuk hal-hal tertentu atau dalam batas tertentu pemerintah dapat
ikut campur dalam mengatur perekonomian suatu negara.
4. Apa yang dimaksud dengan invisible hand, dan apakah dalam perekonomian akan
selalu tercapai tingkat pemakaian tenaga kerja penuh
5. Apa dampak terhadap makro ekonomi bila tingkat pajak sebagai sumber penerimaan
negara diturunkan.
Pengeluaran Konsumsi ( C )
Pengeluaran konsumsi (private consumption expenditure) meliputi semua
pengeluaran rumah tangga keluarga dan perseorangan serta lembaga-lembaga swasta bukan
perusahaan untuk membeli barang dan jasa yang langsung dapat dipergunakan untuk
memebuhi kebutuhan mereka. Pembelian barang-barang tahan lama yang baru seperti ;
mobil, TV, dan sebagainya selain rumah tangga (pengeluaran investasi) disebut sebagai C
(consumption).
Pengeluaran Investasi ( I )
Pengeluaran investasi domestik bruto (gross private domestic investment) meliputi
semua pengeluaran domestik sektor swasta (sektor keluarga, sektor perusahaan) untuk
mendirikan bangunan baru, mesin baru, perlengkapannya dan perubahan jumlah berbagai
macam persediaan perusahaan.
Ekspor Neto ( X – M )
Ekspor neto adalah Total nilai Ekspor dikurang Total nilai Impor
En = X - M
Unsur pembentuk pendapatan nasional terdiri dari berbagai jenis pendapatan yang
diperoleh para pemilik sumber daya sebagai imbalan keikutsertaannya dalam pembentukan
produk nasional. Pada garis besarnya biasa dibedakan empat unsur pendapatan nasional
yaitu ; upah dan gaji, sewa, bunga, dan laba.
Terdapat kesamaan antara pendapatan nasional dengan produk nasional, ini kita
jumpai bila nilai pendapatan nasional dinyatakan bukan atas dasar biaya faktor produksi
melainkan dinyatakan atas dasar harga pasar. Ini menuntut kita untuk mencoba
menenmukan penghubung antara pendapatan nasional atas dasar biaya faktor produksi
dengan pendapatan nasional atas dasar harga pasar, penghubung yang dimaksud adalah ;
transfer perusahaan, pajak tak langsung, subsidi, dan penyusutan.
Perhitungan dengan metode ini berdasarkan atas jumlah nilai dari barang-barang
dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat atau negara pada periode tertentu.
Dalam perhitungan metode produksi ini dimungkinkan terjadi perhitungan ganda (double
counting).
Maka untuk menghindari perhitungan ganda tersebut ada dua cara yang digunakan
yaitu menghitung nilai akhir dan menghitung nilai tambah. Dimana besarnya angka yang
diperoleh dari kedua cara perhitungan tersebut akan menghasilkan angka yang sama,
perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Dari tabel diatas jelas bahwa kegiatan produksi menunjukkan perhitungan terhadap
nilai barang akhir dengan menjumlahkan nilai tambah menghasilkan angka yang sama yaitu
sebesar 750. Angka tersebut menunjukkan besarnya produksi yang diperoleh oleh beberapa
proses produksi dari perekonomian masyarakat tersebut. Pendekatan produksi dapat juga
ditulis dalam bentuk persamaan matematik yaitu, misalkan bila produk ke 1 ditandai
dengan Q1 dan produk ke 2 ditandai dengan Q2 dan seterusnya ditulis Qn. Sedangkan pada
harga, bila harga satuan produk ke 1 ditandai dengan P1, dan harga satuan produk ke 2
ditandai dengan P2 dan seterusnya. Maka formulanya dapat ditulis sebagai berikut :
n
NI = P1Q1 + P2Q2 + … + PnQn disingkat N I = PQ
i 1
i i yang
mempunyai arti bahwa pendapatan nasional (nasional income) atas dasar harga pasar (NI)
n
besarnya sama dengan produk nasional atas dasar harga pasar PQ
i 1
i i .
…Penyusutan (depresiasi)
…pajak tak langsung
- + -
pengeluaran
Pajak Pembayaran pajak pribadi konsumsi
Langsung transfer tabungan
GNP NNP NI Pendapatan siap
Pakai (Yd) atau Pendapatan pribadi siap pakai
Pendapatan pribadi
Tabel 5.2
Pendapatan Pribadi dan Disposibel
Jenis pendapatan %
1. Konsumsi Rumah Tangga
Barang tahan lama 500
Barang tak tahan lama 1.300
Jasa-jasa 2.000
3.800 62,80
2. Investasi Bruto
Bukan rumah tempat tinggal 800
Rumah tempat tinggal 200
Investasi tetap 1.000
Investasi inventori 100
1.100 18,18
3. Pengeluaran Pemerintah 1.200 19,83
4. Ekspor Neto
Ekspor 650
Impor 700
-50 -0,83
Produk Nasional Bruto 6.050 100
Tabel 5.4
Cara menentukan Produk Domestik Bruto
Pertanian 95 2,39
Pertambangan 115 2,89
Bangunan 190 4,77
Pengolahan 800 20,12
Pengangkutan 375 9,43
Perdagangan 660 16,60
Keuangan 650 16,35
Jasa-Jasa Lain 640 16,10
Jasa Pemerintah 500 12,57
Kesalahan Statistik -50 -1,25
Total PDB 3.975 100
* Bunga bersih / neto adalah jumlah bunga yang dibayar dalam perekonomian dalam satu
tahun tertentu dikurangi dengan ; bunga keatas pinjaman pemerintah, bunga keatas
pinjaman konsumen. Kedua bunga ini adalah bunga keatas pinjaman yang digunakan bukan
untuk membiayai kegiatan produktif. Kegiatan yang bukan produktif seperti ; meminjam
untuk membeli mobil, pinjaman pemerintah untuk membiayai subsidi dan membayar uang
pensiun.
Tabel 5.6
Hubungan antara PNB dan N I
1. Pengertian Investasi.
Berbagai definisi telah diberikan oleh para ahli mengenai investasi dalam bukunya
masing-masing. Secara luas Willian F. Sharpe dan Gordon J. Alexander dalam bukunya
“Investment” menyatakan bahwa investasi berarti pengorbanan nilai saat ini yang pasti
untuk nilai mendatang yang belum diketahui kepastiannya. Charles P. Jones dalam
bukunya Investment, Analysis and Management menulis bahwa suatu investasi dapat
didefenisikan sebagai komitmen dana pada suatu atau beberapa asset yang akan dipegang
selama beberapa waktu mendatang.
Investasi adalah setiap wahana dimana dana ditempatkan dengan harapan dapat
memelihara atau menaikan nilai dana/atau memberikan hasil (returns) yang positif.
Investasi adalah pengeluaran, pembelanjaan, penanaman modal oleh individu atau
perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi, untuk
menambah kemampuan produksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Investasi adalah pengeluaran untuk barang-barang yang tidak dikonsumsi sekarang
melainkan menambah jumlah barang-barang atau alat-alat produksi.
Dari pengertian-pengertian investasi tersebut, umumnya diakui bahwa investasi
meliputi investasi finansial (financial investment) seperti pada saham dan obligasi, dan
investasi pada barang-barang modal (riil investment) seperti pembangunan pabrik-pabrik,
pembelian mesin, pembangunan gedung, pembangunan dan pengembangan lahan untuk
pertanian dan perkebunan.
Pengeluaran, penanaman, atau pembentukan modal yang digolongkan sebagai
investasi adalah :
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin peralatan produksi lainnya
untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tinggal, bangunan kantor, pabrik, dan
bangunan lainnya.
c. Penanam nilai stock barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, barang dalam
proses produksi.
Tiga komponen investasi yang tersebut diatas disebut investasi bruto yaitu meliputi
investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti
barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi nilai depresiasi
disebut investasi neto.
A C
Pemilik Modal Bursa Efek
atau Dana
2 3
B
- Pasar Uang
- Individu Perusahaan - Pasar Modal
- Lembaga
swasta bukan
perusahaan - Saham - Saham
- Pemerintah - Obligasi - Obligasi
4 5 - Surat Berhaga 6 - Surat Berhaga
Lainnya Lainnya
E
7 Bank Sentral
8 D
Lembaga
Keuangan
9 11
F 12
10Investmen
Riil F
Investasi
Fungsi investasi adalah kurva yang menunjukkan kaitan atau hubungan antara
tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional. Bentuk fungsi investasi ini dapat
dibedakan menjadi dua jenis dalam bentuk model berikut :
Harapan
Kebutuhan
Io
Io = investasi otonomi
Pada pendapatan o-X1
I = E1. Pada pendapatan
E1 E2 Io o - X2, maka I = E2
o x1 x2 Y
Gambar : 6.3. Investasi otonomi
E1
o X1 X2 Y
Gambar : 6.4. Investasi terpengaruh
Selanjutnya dari model diatas juga terlihat bahwa antara kedua jenis investasi
tersebut saling melengkapi atau dapat bersinergi (kondisi yang saling membantu, saling
memperkuat, saling menunjang satu sama lain) dalam kehidupan masyarakat, sehingga
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dapat dipercepat pencapaiannya.
Dari model diatas terlihat, bahwa investasi dapat dikelompokan menjadi investasi
langsung dan investasi tidak langsung. Secara mikro (individu) investasi langsung atau
investasi pada sektor riil dan investasi tidak langsung atau investasi pada sektor financial,
adalah alternatif (pilihan) investasi. Namun secara makro tidak demikian. Investasi
langsung adalah investasi yang utama, dan investasi sektor financial adalah penunjang, agar
investasi langsung atau sektor riil dapat bergerak lebih cepat, untuk meningkatkan
aktivitasnya.
Pada hakekatnya investasi tidak langsung adalah derivative (turunan) dari investasi
langsung, sehingga laba atau balas jasa dari investasi financial ini berasal dari kemampuan
produktivitas investasi langsung. Bila investasi langsung gagal memperoleh laba, maka
pada gilirannya, investasi tidak langsung juga akan kena dampaknya. Artinya untuk
kepentingan makro, investasi-investasi sektor-sektor riil merupakan lokomotif dari
perekonomian nasional, sementara investasi sektor financial adalah bahan bakarnya. Jadi
prioritasnya adalah bagaimana mengembangkan investasi disektor riil baru kemudian
investasi sektor finansial.
Pertumbuhan ekonomi
Dan pendapatan negara
Menghasilkan mendorong
Mendorong menghasilkan
Pengembangan prasarana
Dan sarana
Tingkat suku bunga dimaksud adalah tingkat suku bunga yang berlaku pada bank-
bank umum. Bila tingkat bunga simpanan bank tinggi (tabungan, giro, deposito) maka ada
kecenderungan masyarakat untuk meningkatkan jumlah simpanannya, atau sebaliknya bila
tingkat bunga rendah / turun maka ada kecenderungan masyarakat untuk memperkecil
jumlah simpanannya dibank, berarti hubungannya positif. Demikian juga pada pembiayaan
atau pinjaman yang disalurkan oleh bank, bila tingkat suku bunga pinjaman rendah maka
ada kecenderungan masyarakat untuk memperbesar volume dari pinjamannya atau
sebaliknya bila tingkat bunga tinggi maka ada kecenderungan masyarakat memperkecil
jumlah pinjaman, berarti hubungannya negatif. Bagaimana dengan investasi ?. Dana
investasi berasal dari dana yang dihimpun oleh lembaga keuangan (perbankan) dan
disalurkan kemasyarakat dalam bentuk pembiayaan (dipinjam oleh individu, kelompok,
badan usaha yang disebut debitur), dapat diartikan jika tingkat bunga naik, level investasi
akan berukurang, sebaliknya jika tingkat bunga turun maka level investasi akan naik dalam
artian banyak orang atau pengusaha yang akan berinvestasi, perhatikan gambar berikut :
i3
i2
i1
0 I3 I2 I1 Investasi
Gambar : 6.5. Hubungan investasi dengan tingkat suku bunga
Terdapat hubungan negatif antara investasi dengan tingkat suku bunga, jika tingkat
suku bunga tinggi jumlah investasi kecil. Sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah jumlah
investasi meningkat.
Ada dua istilah yang dapat digunakan untuk melihat antara tingkat suku bunga dan
investasi yaitu :
a. Marginal efficiency of investment (MEI)
Menggambarkan hubungan antara tingkat suku bunga dengan investasi yang senyatanya
dilakukan oleh para pengusaha dalam suatu perekonomian pada jangka waktu tertentu.
b. Marginal Efficiency of capital (MEC)
Menggambarkan hubungan antara tingkat suku bunga dengan penanaman modal yang
seharusnys dilakukan untuk usaha-usaha yang tingkat kembalian modal (rate of return)
nya lebih besar dari dari pada tingkat suku bunga yang berlaku, lihat gambar berikut :
i
i2
MEC
i3
MEI
o I1 I2 I3 Investasi I
Kurva MEC biasanya lebih landai dibandingkan kurva MEI, sebab jumlah investasi
yang senyatanya ditanamkan umumnya lebih kecil dari pada investasi yang seharusnya
ditanamkan diberbagai bidang usaha yang ada.
1. Pengertian.
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah
tangga dan perusahaan. Ini berarti dalam perekonomian itu dimisalkan tidak terdapat
kegiatan pemerintah dan perdagangan luar negeri. Dengan ciri-ciri pendapatannya sebagai
berikut :
a. Sebagai balas jasa kepada penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki sector
rumah tangga oleh sektor perusahaan. Sektor rumah tangga konsumen akan
memperoleh aliran pendapatan berupa gaji dan upah, sewa, bunga, dan laba.
b. Sebagian besar dari pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga akan
digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan
oleh sektor perusahaan.
c. Sisa dari berbagai jenis pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk
pengeluaran konsumsi akan ditabung dalam institusi keuangan.
d. Pengusaha – pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan investasi akan
meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan dari sektor
rumah tangga.
saving
C = a + bY
dissaving
450
o Y
Y0
Disaat pendapatan nol ( Y0 ) tidak ada income, pengeluaran atau konsumsi adalah
sebesar nilai a, artinya disaat seseorang tidak mempunyai pendapatan (income), tidak
bekerja, dan disaat itu orang tersebut tidaklah berhenti makan dan minum, dia tetap
melakukan pengeluaran atau konsumsi yang sumbernya didapat dari subsidi pihak
keluarga dan lainnya.
Yd C MPC APC
200 300 - 1,50
400 450 0,75 1,125
600 600 0,75 1,00
800 750 0,75 0,94
Contoh :
Diketahui tambahan pendapatan adalah sebesar Rp 2.000, dan tambahan pengeluaran
Rp 1.500. Berapa MPC nya ?
Jawab : MPC = ΔC / ΔY = 1.500 / 2.000 = 0,75
Atau ΔC = ΔY x MPC
= 10.000 x 80 % = 8.000
Diketahui pendapatan = 9.000, konsumsi = 9.500. Berapa APC ? Jadi APC dapat
dihitung yaitu : APC = C / Y = 9.500 /9.000 = 1,06
Yd C S MPS APS
200 300 - 100 - -0,50
400 450 -50 0,25 -0,125
600 600 0 0,25 0
800 750 50 0,25 0,0625
MPS = ΔS / ΔYd = 50 / 200 = 0,25 perhitungan seterusnya dengan cara yang sama
APS = S / Yd = -100 / 200 = -0,50 seterusnya dengan cara yang sama.
Contoh : Perhitungan marginal propensity to save (MPS) berada pada angka tidak tetap.
Yd C S MPS APS
200 300 - 100 - -0,50
400 460 -60 0,20 -0,15
600 610 -10 0,25 -0,017
800 750 50 0,30 0,0625
Lebih lanjut hubungan antara konsumsi, tabungan, pendapatan serta MPC dan APC, MPS
dan APS dilihat dalam perhitungan pada tabel berikut :
S
kurva b
S = -40 + 0,2Y
Y=C
C B C= a + bY
6 1,2
5 A
4 3 a. Fungsi konsumsi
3
2
1
0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Y
S = -a + (1-b) Y
E
1,8
0 D
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Y
-1
-2 3
-3
b. Fungsi tabungan
____
Pengertian.
C C = a + bY
C3
C2
C1
0 Y1 Y2 Y3 Y
Gambar : 8.1. Perubahan disepanjang fungsi konsumsi
Keterangan :
- Disaat pendapatan (Y) adalah 0 maka konsumsi adalah sebesar nilai a.
- Bila Y1 meningkat menjadi Y2, maka konsumsi akan naik pula dari C 1 menjadi
C2.
- Bila pendapatan menjadi Y3, maka konsumsi menjadi C3.
Contoh :
Diketahui fungsi konsumsi adalah C = 20 + 0,8 Y. Pendapatan nasional tahun 2007 adalah 200
milyar dan pada tahun 2008 pendapatan nasional naik 10 % menjadi 220 milyar. Tentukan
besarnya konsumsi tahun 2007 dan tahun 2008.
Jawab
Konsumsi tahun 2007: Konsumsi tahun 2008
Co = 20 + 0,8 Y. C1 = C0 + MPC. ΔY.
= 20 + 0,8 ( 200) = 180 + 0,8 ( 20 )
= 180 milyar = 196 milyar.
Perubahan konsumsi yang disebabkan oleh perubahan dalam pendapatan nasional
biasanya terjadi secara proporsional. Misalkan kalau pendapatan nasional naik 10 %, maka
konsumsi juga akan naik 10 % pula. Hubungan dalam perubahan konsumsi dengan
pendapatan nasional secara proporsional disebut "teori pendapatan permanent" atau
(permanent income theory) oleh Milton Friedman dari University of Chicago.
Pendapatan permanen adalah pendapatan rata-rata dalam jangka panjang, bukan jangka
pendek. Menurut teori pendapatan permanen kenaikan dalam konsumsi akan proporsional
dengan kenaikan pendapatan. Bagaimana jika pendapatan nasional turun (berkurang) akan
diikuti pula oleh penurunan konsumsi secara proporsional ? lihat gambar berikut :
C
C = 20 + 0,8 Y
196
180
20
0 200 220 Y
Kembali pada contoh diatas jika pendapatan turun dari 220 menjadi 200, konsumsi
bukan turun dari 196 ke 180 melainkan bertahan pada tingkat konsumsi 190 an. Mengapa
bisa terjadi ? Duesenberry menjelaskan bahwa dalam jangka pendek pola konsumsi
individu cenderung tetap jika pendapatan berkurang, karena terbiasa dengan pola konsumsi
lama. Seseorang tidak menghadapi masalah dalam menyesuaikan pola konsumsi sewaktu
pendapatarmya naik. Misal dari makan ubi ke makan nasi. Tapi jika pendapatan turun pola
konsumsi sulit kembali ke pola lama. Kalau seseorang sudah terbiasa mandi dengan air
bersih dan bening akan sulit mandi dengan air keruh dan bau, dapat disimpulkan bahwa :
"Kenaikan dalam pendapatan akan diikuti oleh kenaikan yang proporsional dalam
konsumsi, tetapi penurunan dalam pendapatan tidak diikuti penurunan proporsional
oleh konsumsi, yang oleh Duesenberry disebut dampak gergaji (ratched effect)", yang
dapat dilihat pada gambar berikut :
C
C=f(Y)
C3 C ‖ = a‖ + b Y
C3
C’ = a’ + b Y
C2 C=a+bY
C1
0 Y1 Y2 Y3 Y
Gambar : 8.3. Pola naik turunnya konsumsi disebabkan oleh naik turunnya pendapatan.
Keterangan :
Dalam jangka panjang konsumsi naik secara proporsional dengan kenaikan pendapatan,
misalnya pendapatan naik dari Y1 ke Y2 dan ke Y3 konsumsi akan naik dari C1 , ke C2, dan
ke C3. Tapi jika pendapatan turun, misalnya dari Y3 ke Y2 dalam jangka pendek konsumsi
tidak kembali ke C2 tetapi untuk sementara bertahan pada C3
C
C=Y
E2
C2 C ’= a’ + bY
a’
C = a + bY
E1
C1
0 Y1 Y2 Y
Gambar : 8.4. Perubahan konsumsi terjadi, karena terjadinya pergeseran dalam fungsi
konsumsi itu sendiri.
Keterangan :
Bergesernya fungsi konsumsi yang lama C = a + bY ke fungsi konsumsi yang baru C =
a + bY yang berubah hanya intercep (a) saja, sedangkan slope fungsi konsumsi (b) tetap,
yang menunjukkan bahwa kecenderungan mengkonsumsi masyarakat (MPC) tidak berubah.
Dengan asumsi tidak berubah, maka bergesernya fungsi konsumsi dari C ke C’
menyebabkan keseimbangan pendapatan pindah dari E 1 ke E2 dan pendapatan nasional
dari Y1 ke Y2.
Perubahan dalam tabungan dapat terjadi karena dua hal yaitu ; a) perubahan yang
terjadi disepanjang fungsi tabungan, b) perubahan yang terjadi karena bergesernya fungsi
tabungan itu. Telah dijelaskan bahwa dalam perekonomian tertutup belum ada peran
pemerintah, dan perdagangan luar negeri, yang ada rumah tangga masyarakat dan rumah
tangga perusahaan. Dengan demikian dilihat dari sisi penawaran dalam perekonomian
tertutup pendapatan yang diperoleh masyarakat (Y) hanya digunakan untuk tujuan
konsumsi ( C ) dan tabungan atau saving ( S ), yang dapat ditulis dalam bentuk persamaan
yaitu : Y = C + S dari sisi penawaran. Sedangkan dari sisi permintaan pendapatan
digunakan untuk konsumsi ( C ) dan investasi ( I ) yang dapat ditulis dalam bentuk
persamaan Y = C + I dari sisi permintaan.
Dari sisi penawaran bahwa Y = C + S jika pendapatan nasional naik sebesar ΔY,
maka tabungan akan naik sebesar ΔS. Hubungan antara kedua perubahan tersebut dapat
ditulis secara matematis : S1 = So + ΔS. Diketahui bahwa MPS = ΔS / ΔY dari hubungan
tersebut dapat diketahui tambahan tabungan yaitu ; ΔS = MPS . ΔY. Bila disubstitusikan
ΔS kedalam persamaan ΔS = MPS . ΔY dan S1 = So + ΔS, maka diperoleh :
S1 = So + AS
= So + MPS . ΔY
Dengan persamaan S1 = So + MPS . ΔY kita dapat melihat ; a) dampak perubahan
pendapatan terhadap jumlah tabungan, b) menghitung besarnya tabungan setelah terjadi
perubahan dalam pendapatan.
Contoh
Misalkan diketahui fungsi tabungan S = - 40 + 0,2 Y. Dari fungsi tersebut diketahui bahwa
nilai a = - 40, dan MPS = 0,2. Misalkan pendapatan nasional tahun 2007 adalah 300 milyar,
pada tingkat pendapatan sebesar 300 jumlah tabungan dapat dicari yaitu
S = - 40 +0,2 Y
= - 40 + (0,2) (300)
= 20
Misalkan pada tahun 2008 pendapatan nasional naik menjadi 330 milyar (ΔY = 30), maka
dapat ditentukan jumlah tabungan tahun 2008 sebagai berikut :
S1 = So + MPS . ΔY
= 20 + 0,2 (30)
= 26
Dengan demikian akibat naiknya pendapatan nasional sebesar 30 menyebabkan tabungan
naik sebesar 6. Perhatikan gambar berikut :
20
0 300 330 Y
-40
3. Paradoks berhemat.
Paradoks berhemat sering disebut "paradox of thrill' adalah satu teori yang
pertama kali dikembangkan oleh Keynes. Dalam kondisi-kondisi tertentu sifat berhemat
diperlukan dan pula sifat berhemat tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Dalam
keadaan inflasi yang tinggi, sikap dan sifat berhemat diperlukan seperti pemerintah
manganjurkan kepada masyarakat untuk berhemat pada pengeluaran (konsumsi) dengan
tujuan agar harga dapat dikatrol atau dikendalikan, usaha pemerintah dalam bidang
moneter seperti menaikkan bunga pinjaman.
Dalam akumulasi modal, sikap berhemat yang dilakukan oleh masyarakat dengan
mengurangi pengeluaran konsumsi ( C ) dan meningkatkan tabungan ( S ) dalam rangka
pengumpulan modal sangat dibutuhkan, tapi ini hanya dapat berlaku dalam jangka pendek,
Misalkan :
Pemerintah menganjurkan kebijaksanaan "mengetatkan ikat pinggang" artinya masyarakat
dianjurkan dan diajak untuk berhemat dengan menahan konsumsi sekarang dan lebih
banyak menabung. Kalau seseorang menabung akan menguntungkan yang bersangkutan,
kalau semua orang menabung akan mempengaruhi pendapatan nasional, lihat gambar
dibawah ini :
C=Y
E1 C = a + bY
C’ = a’ + bY
a
E2
a’
Y2 Y1 Y
S’ = -a’ + (1-b)Y
S = -a + (1-b) Y
E2 E1
Y2 Y1 Y
Investasi dalam perekonomian dua sektor merupakan unsur yang ketiga dan dapat
dilihat dalam persamaan berikut :
Y =C+S dari sisi penawaran
Y =C+I dari sisi permintaan
Y =C+S+I investasi unsur ketiga
Y =C+S=C+I
Y =S+I dalam keseimbangan
Perubahan dalam pengeluaran konsumsi dan perubahan dalam investasi sama-sama
memberikan dampak positif bagi pendapatan nasional, artinya jika konsumsi atau investasi
meningkat maka pendapatan nasional juga meningkat. Yang berbeda adalah efek yang
diberikan, kalau pengeluaran konsumsi efeknya hanya satu kali, sedangkan pada investasi
efeknya terhadap pendapatan nasional berlipat ganda, bersifat dinamis dan berlangsung
dalam periode yang lama. Misalnya ; dalam suatu perekonomian investasi ditingkatkan Rp
10 milyar, maka pengaruhnya terhadap pendapatan nasional bisa mencapai Rp 30 sampai
dengan Rp 50 milyar.
Berapa besar dampak perubahan dalam pendapatan nasional sebagai akibat dan
peningkatan investasi ditentukan oleh sesuatu yang disebut "angka pengganda investasi
atau multiplier" yang ditulis "k".
Multiplier adalah angka dengan apa perubahan dalam investasi perlu dikalikan guna
mendeterminasi perubahan yang diakibatkannya pada output total. Multiplier
menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan atau pengurangan dalam
pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan atau pengurangan dalam pengeluaran agregat
yang menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional tersebut. Dalam analisis
mulitiplier selanjutnya terdapat pembatasan-pembatasan yaitu :
a. Analisis multiplier tidak menghiraukan induced investment yang disebabkan kenaikan
dalam pendapatan nasional, sewaktu pendapatan nasional meningkat maka output-
output yang bertambah akan menaikan profitabilitas investasi dalam banyak bidang dan
dengan demikian akan dilaksanakan sejumlah investasi, tentu dengan asumsi bahwa
pada waktu output meningkat, masih terdapat adanya kapasitas perusahaan yang belum
dipakai. Dengan demikian maka selama periode kenaikan pendapatan total dapat
diharapkan untuk meningkat sampai tingkat lebih tinggi dari pada yang ditunjukkan
oleh multiplier.
Perubahan yang terjadi dalam pendapatan nasional dan perubahan dalam investasi
dapat dilihat pada rumusan : k = ΔY / ΔI atau ΔY = k . ΔI , artinya jika investasi
naik sebesar ΔI, pendapatan nasional tidak naik sebesar ΔI pula, melainkan k dikali sebesar
ΔI tersebut. jika k = 5, maka ΔI adalah 10 akan menyebabkan Y menjadi 5 x 10 = 50.
Mengapa pendapatan nasional bertambah sebanyak k kali lipat kalau invetasi dinaikan ?.
Peningkatan dalam pendapatan nasional sebesar k (ΔI) tersebut bisa terjadi, lihat proses
multiplier berikut :
Misalkan ΔI adalah sebesar Rp 20 triliun dan MPC adalah 0,75. Tambahan investasi
sebesar Rp 20 triliun pada permulaannya akan menaikkan Y (pendapatan nasional / rumah
tangga) sebesar Rp 20 triliun juga, seterusnya. Kenaikan Y akan menaikan C sebesar 0,75
(20) = Rp 15 triliun, dan S sebanyak 0,25 (20) = Rp 5 triliun. Kenaikan konsumsi ini
menimbulkan proses multiplier tahap kedua yaitu ; ΔC = Rp 15 triliun menyebabkan ΔY
sebesar Rp 15 trilun pula. Selanjutnya menimbulkan kenaikan pada ΔC tahap kedua sebesar
0,75 (15) = Rp 11,25 triliun, dan S sebanyak 0,25 (15) = Rp 3,75 triliun. Lebih jelasnya
Tahap / proses ΔY ΔC ΔS
multiplier
1 ΔI / ΔY1 = 20 15 5
2 15 11,25 3,75
3 11,25 8,4375 2,8125
4 8,4375 6,3281 2,1094
5 6,3281 4,7461 1,5820
… … …
Jumlah 61 46 15
Tabel 8.1 proses terjadinya multiplier.
1
Multiplier dapat dicari dengan rumus: k . Hasil dari tabel dan MPC sudah
1 MPC
1
diketahui yaitu sebesar 0,75 maka k = 4 kali. Seperti yang telah dijelaskan
1 0,75
diatas bahwa k adalah menunjukkan besarnya multiplier maka ΔY = k . ΔI dan besarnya
multiplier adalah k = ΔY / ΔI tidak hanya perubahan investasi yang dapat mengakibatkan
perubahan pendapatan nasional ; perubahan-perubahan pajak, besarnya pengeluaran
konsumsi pemerintah, besarnya transfer pemerintah dan sebagainya akan mengakibatkan
perubahan pada pendapatan nasional juga.
Oleh karena itu disamping multiplier untuk perubahan investasi yang untuk
selanjutnya kita sebut "investment multiplier" atau angka pengganda investasi, juga
dikenal angka-angka pengganda lain seperti angka pengganda pajak, angka pengganda
pengeluran konsumsi pemerintah, angka pengganda transfer pemerintah, dan sebagainya.
Pembahasan angka-angka pengganda ini pada materi selanjutnya, sekarang kita kembali ke
anggka pengganda investasi.
Perumusan angka pengganda investasi dapat ditemukan dengan model / cara
sebagai berikut :
Misalkan tambahan investasi sebesar AI mengakibatkan pendapatan nasional berubah dari
Y menjadi Y + ΔY, maka :
1
Y + ΔY = (a 1 I )
1 b
1 1
Y + ΔY = (a 1) .I
1 b 1 b
Kalau dari persamaan diatas ruas kanan dan ruas kirinya kita kurangi dengan Y yang
1 1
besarnya sama dengan (a 1) , makahasilnya : ΔY = .I , maka akan terjadi ΔY
1 b 1 b
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat keseimbangan pendapatan
nasional yaitu ; a) tabel dan grafik, b) persamaan matematis, dengan pendekatan manapun
keseimbangan national income terjadi saat sisi penawaran sama dengan sisi permintaan
yaitu : C + S = C + I, karena masing-masing sisi mempunyai C maka dapat ditulis S = I.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya keseimbangan dalam pendapatan nasional
terjadi jika Y=C + S = C + I, dapat dilihat pada tabel berikut :
Y C S I C+I
0 40 -40 20 60
50 80 -30 20 100
100 120 -20 20 140
150 160 -10 20 180
200 200 0 20 220
250 240 10 20 260
300 280 20 20 300
350 320 30 20 340
400 360 40 20 380
450 400 50 20 420
500 440 60 20 460
Tabel 8.2. Keseimbangan national income
Disaat Y = 300 terjadi keseimbangan yaitu Y = C + S = C + I, disaat Y kecil dari
300 maka penawaran agregat ( C + S ) lebih kecil dari pada permintaan agregat (C + I)
atau S < I. Disaat Y besar dari 300 maka penawaran agregat (C + S) lebih besar dari
pada permintaan agregat ( C + I ) atau S > I, lihat gambar berikut :
C
C=Y
C+I
60 S = -40 + 0,2 Y
C = 40 + 0,8Y I
20
40
300 Y
0
300 Y
Gambar : 8.7. Keseimbangan Nacional Income
Atau dengan cara mensubstitusikan nilai C dan I dalam persamaan permintaan agregat
yaitu
Y =C+I
= 40 + 0,8 Y + 20
= 60 + 0,8 Y
Y — 0,8 Y = 60
0,2 Y = 60
Y = 60/0,2
= 300 miliar
Bila dari contoh diatas fungsi konsumsi C = 40 + 0,8 Y maka fungsi tabungan adalah S
= -40 + 0,2 Y. Jika investasi sebesar 20, maka keseimbangan akan tercapai saat :
S = I
-40 + 0,2 Y = 20
0,2 Y = 20 +40
0,2 Y = 60
Y = 60 / 0,2
= 300 miliar
0 8 Y
S = -200 + 0,25Y
0 Y
-2
= 2.000 milyar
S
S. I
150 E2 I2
Δ = 50
E1
100 I1
S=I
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Y
S
S.I
E1
75 I1
Δ I = 25
50 E I
S=I
0
100 200 300 400 500 600 700 Y
Δ Y = 75
1 1 1 1
k k k=4
1 MPC MPS 1 0,75 0,25
1. Diketahui pada tingkat pendapatan nasional pertahunnya sebesar Rp 100 milyar. Besar
konsumsi sebesar Rp 95 milyar pertahun. Pada tingkat pendapatan nasional sebesar Rp
120 milyar pertahun, besarnya konsumsi pertahunnya Rp 110 milyar.
Diminta :
a. Carilah fungsi konsumsinya.
b. Break event point tercapai pada tingkat pendapatan nasional sebesar berapa ?
Jawab :
APC100 = C100 / Y100 = 95 / 100 = 0,95
APC120 = C120 / Y120 = 110 / 120 = 0,92
Besarnya MPC :
C C110 C95 110 95 15
MPC = 0,75
Y Y120 Y100 120 100 20
BEP yaitu tingkat pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi.
Jadi Y = C dimana Y – C = 0
Y – (20 + 0,75Y) =0
Y – 0,75 Y – 20 =0
0,25 Y = 20
Y = 20 /0,25
Y = 80
2. Fungsi saving adalah bagian dari pada pendapatan nasional pertahun yang tidak
dikonsumsi. Dengan menggunakan singkatan S = Y – C, dan bila dihubungkan dengan
persamaan umum fungsi konsumsi maka akan ditemukan persamaan umum fungsi
saving.
S = Y - C S = Y -(a+bY)
C = a + bY maka =Y–a–bY
S = (1–b)Y–a
Contoh
Diketahui fungsi konsumsi suatu masyarakat yaitu C = 20 + 0,75 Y. Berdasarkan fungsi
konsumsi tersebut hitunglah dan gambarkanlah fungsi savingnya.
Y=C
C. S
C = 20 + 0,75 Y
C = - 20 + 0,25 Y
20
0
Y
20
3. Diketahui bila pendapatan (Y) = 100, maka konsumsi (C) = 90, dan bila pendapatan (Y)
= 120, maka konsumsi (C) = 105. Tentukanlah :
a. Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
b. Besarnya C, S pada tingkat pendapatan ( Y ) = 0
c. Tentukan besarnya Y, C, dan S pada keadaan break event ( Y = C )
Jawab :
Y = 100 C = 90
Y = 120 C = 105
C = Co + b Y
Fungsi tabungan :
S = - Co + (1- b) Y
= - 15 + ( 1 – 0,75 ) Y
= - 15 + 0,25 Y
Maka fungsi yang ditemukan adalah S = -15 + 0,25 Y
Jawab :
Impas pendapatan, dimana Y = C
Y = 30 + 0,7 Y
Y – 0,7 Y = 30
0,3 Y = 30
Y = 30 /0,3
Y = 100
Jawab :
Pendapatan nasional keseimbangan terjadi pada saat S = I
S = I
- 50 + 0,25 Y = 10
0,25 Y = 10 + 50
0,25 Y = 60
Y = 60 / 0,25
Y = 240
ΔY = k.ΔI Maka Y’ =Y + ΔY
= 4. ( 15 – 10 ) = 240 + 20
= 20 = 260
Jawab :
a. Keseimbangan pendapatan nasional
Y =C+I
= 100 + 0,75 Yd + 50
= 150 + 0,75 Yd pada perekonomian dua sektor Y = Yd maka :
Y = 150 + 0,75 Y
Y – 0,75 Y = 150
0,75 Y = 150
Y = 150 / 0,75
Y = 600 keseimbangan pendapatan nasional pada angka 600.
b. Tabungan keseimbangan
S = - Co + ( 1 – MPC) Yd
= -100 + ( 1 – 0,75 ) Yd karena Y = Yd maka
= -100 + 0,25 Y
S = -100 + 0,25 Y jika Y = 600, maka :
c. Konsumsi keseimbangan
C = Y–S
= 600 - 50
= 550
ΔY = k.ΔI ΔI =ΔY/k
1 1 1
Δ Y = Yf - YE k = 4
1 MPC MPS 0,25
= 750 – 600
= 150
I’ = I + ΔI
= 50 + 37,5
= 87,5
Jawab :
Y = C + I S + I
= 90 + 0,75 Y + 120 karena C = 90 + 0,75 Y maka
Y - 0,75 Y = 90 + 120 S = -90 + ( 1-0,75) Y
0,25 Y = 210 S = -90 + 0,25 Y
Y = 210 / 0,25 maka S = I
Y = 840 -90 + 0,25 Y = 120
0,25 Y = 120 + 90
0,25 Y = 210
Y = 210 / 0,25
Y = 840
Jadi pendapatan nasional ekuilibrium adalah YE = 840
1
ΔY = x 20 Δ Y = 4 x 20 maka Δ Y = 80
0,25
Dengan demkian pendapatan nasional yang baru adalah :
Y’ = Y + Δ Y
= 840 + 80
= 920
Jawab :
1 1
YE = (a +I) YE = ( 20 + 40 ) = 240
1 MPC 1 0,75
CE = 20 + 0,75 Y
= 20 + 0,75 ( 240 )
= 200
SE = Y - C
= 240 – 200
= 40
Kesimpulan
Pendapatan nasional ekuilibrium = 240
Konsumsi ekuilibrium = 200
Saving ekuilibrium = 40
Y = C + I persamaan garisnya
C+I = ( a + bY ) + I
C+I = (20 + 0,75 Y) + 40
C+I = 60 + 0,75 Y
C. S .I
Y=Y
240
200
C + I = 60 + 0,75Y
C = 20 + 0,75 Y
60
S
40 I = 40 I
20
S = -20 + 0,25 Y
0
60 Y
- 20
Jawab :
Angka pengganda investasi
1 1 1
kI = 4
1 c 1 0,75 0,25
ΔI = I1 - Io = 60 – 40 = 20
1 1
Y0 = (a +I) Y0 = ( 20 + 40 ) = 240
1 c 1 0,75
Y1 = Yo - kI . Δ I Y1 = 240 + 4 x 20 = 320
Co = 20 + 0,75 Y ΔY = Y1 - Yo
= 20 + 0,75 (240) = 320 - 240
= 200 = 80
C1 = Co + MPC . Δ Y ΔC = C1 - Co
= 200 + 0,75 (80) = 260 - 200
= 260 = 60
So = -a + (1-c) Y S1 = So + MPS. Δ Y
= -20 + (1- 0,75 )240 = 40 - 0,25 (80)
= -20 + 60 = 40 + 20
= 40 = 60
Diminta :
Hitunglah besarnya inflationary gap dan deflationari gap kalau diketahui bahwa
perekonomian mempunyai kapsitas produksi sebesar Rp 200 milyar dan Rp 280 milyar.
Jawab :
1 1
YE = (a +I) YE = ( 20 + 40 ) = 240
1 c 1 0,75
250
100 IG=10
90 C + I = 60 + 0,75Y I =40
80
S=30
70 Q=280
60
Q=200 YE = 240
50
C = 20 + 0,75 Y DG=10
40
IG =10
30
S=50
20 I=40 I=40
S=30
10 S = -20 + 0,25Y
0
200 240 280 Q
-20
12. Diketahui fungsi konsumsi pertahun C = 20 + 0,75 Y , dan fungsi investasi pertahun
adalah I = Io + 0,05 Y.
Diminta :
a. Hitunglah besarnya pendapatan nasional keseimbangan
b. Hitunglah besarnya saving keseimbangan
c. Hitunglah besarnya investasi keseimbangan
d. Hitunglah besarnya angka pengganda investasi
e. Hitunglah besarnya pendapatan nasional yang baru apabila nilai Io menurun dengan
10 milyar.
Jawab :
C = 20 + 0,75 Y I = Io + 0,05 Y
So = -20 Io = 20
s = 0,25 = 0,05