Anda di halaman 1dari 97

BUKU AJAR

EKONOMI MAKRO
( buku I )

Oleh

HERISPON, SE., M.Si

AKADEMI KEUANGAN & PERBANKAN RIAU


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU

Pekanbaru
2009
Bagian I
Pendahuluan

1. Kelompok-Kelompok Ilmu.

Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, maka pola pikir, pandangan, dan
ilmu yang dimiliki atau yang diciptakan oleh manusia akan selalu berkembang pula sesuai
dengan perkembangan peradaban itu disamping mengikuti perubahan waktu dari zaman ke
zaman. Menurut Harsya Bachtiar (dalam Abdulkadir Muhammad, 1994 : 10)
mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dapat dikelompokkan kedalam tida kelompok
besar yaitu :
1. Ilmu-ilmu alamiah (natural seinces)
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat
dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah, caranya ialah
menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat
analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan.
Atas dasar ini lalu dibuat prediksi, hasil penelitiannya 100 % benar atau 100 % salah.
Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah diantaranya ; astronomi, fisika, kimia,
biologi, kedokteran, mekanika, dan lainnya.
2. Ilmu-ilmu sosial (social seinces)
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat
dalam hubungan antar manusia, untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah
sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak mungkin 100
% benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya keteraturan-keteraturan dalam
hubungan antara manusia itu dapat berubah dari waktu kewaktu. Yang termasuk
kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain; ekonomi, sosiologi, politik, demografi,
psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dan lainnya.
3. Pengetahuan budaya (the humanities).
Bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat
manusia, untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa
dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa
dan pernyataan-pernyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan atau bukti-
bukti lainnya. Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, mungkin
hanya ada pengaruh dari metode ilmiah. Yang termasuk dalam kelompok pengetahuan
budaya antara lain ; agama, filsafat, seni (seni sastra, seni tari, seni rupa, seni musik),
sejarah, antropologi budaya, hukum.
Allah swt yang menciptakan jagat raya ini, dimana jagat ini terdiri dari banyak
gugusan, salah satu dari gugusan tersebut yang oleh manusia dikenal dengan nama bima
sakti yang terdiri dari matahari sebagai pusat tata surya, dan anggotanya disebut sebagai
planet yaitu ; merkurius, venus, bumi, mars, yupiter, neptunus, saturnus, uranus, dan pluto.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro |1


Dari sekian nama planet hanya di bumi diketahui adanya kehidupan, dan manusia
diutus untuk dapat menjadi khalifah dan memakmurkan bumi ini, karena manusia diberi
akal dan nafsu untuk dapat hidup dan berkembang. Dengan akal manusia dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dengan akal manusia dapat mencegah
kemungkaran tapi juga dapat berbuat kemungkaran. Dengan akal manusia juga dapat
menelaah, mengkaji, mengamati, mengevaluasi, dan menyimpulkan suatu
peristiwa/kejadian dibumi ini. Dan karena nafsu manusia mempunyai kemampuan untuk
melakukan perubahan untuk melakukan perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
dorongan dan ambisi untuk maju dan berkembang, atau untuk menjatuhkan lawan.
Manusia makhluk ciptaan Allah swt, yang dibekali dengan akal dan nafsu
mempunyai kemampuan untuk berbuat kebaikan dan juga dapat berbuat kemungkaran atau
kerusakan, maka diturunkanlah agama sebagai sebagai pedoman dalam aktivitasnya agar
tidak melampaui batas dan selalu ingat pada penciptanya. Manusia dengan bekal akal dan
nafsu sebagai fitrah yang melekat pada dirinya sejak dilahirkan mempunyai kemampuan
untuk menciptakan, membuat, menilai dari peristiwa dari alam jagat juga alam sekitarnya
atau tempat lingkungannya berada.
Sejarah telah membuktikan bahwa sejak manusia diturunkan dibumi ini telah
mengalami fase perkembangan dalam cara berpikir, tingkah laku, cara memenuhi
kebutuhan hidup, maupun dalam kehidupan peradabannya. Manusia telah dapat
menciptakan kebenaran-kebenaran yang disebut ilmu dari pengetahuan dan pengalaman
yang telah dilalui dengan melihat kepada peristiwa alam atau peristiwa yang terjadi
disekitar manusia itu sendiri dari waktu kewaktu sampai saat ini.
Dengan bekal ilmu-ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dan dimiliki oleh manusia
untuk digunakan dalam kehidupannya sampai sekarang telah berkembang sedemikian rupa,
sehingga dalam memenuhi kebutuhannya manusia telah menggunakan telaah / teori,
metode, gagasan seperti bagan dibawah ini :

Deduksi
Teori Ramalan
Dengan logika dan
matematika
dengan pengamatan dengan pengamatan
Induksi verifikasi
Dunia ahli percobaan, terkadang Yang dipastikan selalu di
ditambah khasanah data kuatkan dengan percobaan
empiris dan percobaan
dan statistika. Fakta
Gambar 1.1. Perkembangan pemikiran manusia

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro |2


Ilmu merupakan suatu usaha untuk menyumbangkan informasi yang disistimatiskan
sehingga memudahkan suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan seorang ilmuan adalah
menemukan fakta-fakta baru dan menambahkannya pada keseluruhan informasi yang telah
terwadahi. Fungsi ilmu mengusahakan penemuan baru, mempelajari fakta, memajukan
pengetahuan, mengusahakan diperolehnya hukum dan kaedah yang dapat diperlakukan
secara umum.
Teori merupakan sebuah himpunan definisi, asumsi, dan konsep/hipotesis yang
saling berkaitan dan membentuk sebuah gambaran tentang tingkah / gelagat yang bersifat
sistematis dengan tujuan menjelaskan dan meramalkan (prediksi) tentang tingkah
laku/gelagat yang sudah maupun yang belum terjadi. Atau teori disebut juga hal yang
bersifat umum dengan segala atributnya.
Metode ilmiah suatu proses yang berbentuk rangkaian ilmiah yang bermula dari
fakta dan berakhir dengan fakta, kebenaran ilmiah hanya akan dapat diperoleh melalui kerja
sama antara dunia yang rasional yang berpijak pada akal manusia dengan dunia empiris
yang bertumpu pada fakta duniawi yang nyata tetapi bergantung pada penafsiran yang tidak
sepenuhnya objektif.
Deduksi/deduktif/rasionalisme adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan
yang umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus, misal semua makhluk
hidupbernafas, kancil seekor makhluk hidup, berarti kancil bernafas.
Induksi/induktif/empiris adalah cara berfikir dengan menarik kesimpulan umum dari
pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus, misalnya besi, tembaga, aluminium
jika dipanaskan akan memuai, berarti semua logam jika dipanaskan akan memuai
(bertambah panjangnya).

2. Timbulnya Persoalan-Persoalan Ekonomi.

Dari sekian banyak makhluk ciptaan Allah swt seperti malaikat, iblis, hewan,
tumbuhan, dan manusia, manusia adalah makhluk yang istimewa dan berbeda dengan
makhluk lainnya. Manusia dengan peradabannya selalu berubah dan berkembang dari masa
ke masa, manusia yang terlahir kedunia ini harus dapat memenuhi kebutuhan pokoknya
(primer) yaitu makan, pakaian, dan tempat tinggal disamping kebutuhan lainnya. Pada
awalnya keberadaan manusia di bumi ini mungkin tidak mengenal pakaian, makan dari
dedaunan, ikan dan hasil perburuannya, tinggal didalam goa atau lubang-lubang sebagai
tempat berlindung, perkakas atau alat-alat yang digunakan dari batu atau tulang, atau
mungkin sudah merasa puas bila tercukupi makan dan minum.
Tapi dari masa ke masa penduduk bumi ini semakin berkembang dan bertambah
banyak jumlahnya, hidup dan mati sesuai dengan masanya dan sampai sekarang penduduk
bumi telah berjumlah 5 milyar (data tahun 2000). Seiring dengan pergantian masa
peradaban manusia semakin berkembang, semakin maju, dan semakin beragam, maka
daftar keinginan manusia semakin bertambah dan berkembang pula.
Semakin banyak dan bervariasinya keinginan dan kebutuhan manusia, pada
gilirannya menimbulkan berbagai persoalan, terutama persoalan ekonomi. Beberapa
persoalan ekonomi utama yang selalu dihadapi oleh setiap kelompok masyarakat antara
lain: bagaimana mengkombinasikan sumber-sumber daya yang dimiliki agar dapat
menghasilkan barang-barang dan jasa secara efisien, berapa tiap jenis barang dan jasa yang

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro |3


perlu dihasilkan baik dalam jumlah mutu atau jenis, dan bagaimana mendistribusikan
barang-barang dan jasa yang sudah dihasilkan kepada berbagai lapisan masyarakat. Untuk
memecahkan berbagai persoalan ekonomi tersebut kita harus mampu memilih alternatif
terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia dari sumber daya yang dimiliki seperti ; tanah,
tenaga kerja, modal, dan tehnologi yang dapat digunakan untuk menghasilkan sandang dan
pangan.
Usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang relatif tidak terbatas
dengan sumber-sumber daya yang terbatas disebut ilmu ekonomi. Perhatikan gambar
berikut :
Sandang

S1 C

S2 D

0 P1 P2 B Pangan
Gambar 1.2. Daerah batas kemungkinan produksi

Penjelasan :
- Bila semua sumber daya dikerahkan untuk menghasilkan sandang, maka diperoleh
sandang sebanyak A unit dan tidak ada pangan.
- Bila semua sumber daya dikerahkan untuk mengasilkan pangan akan diperoleh pangan
sebanyak B unit, dan tidak ada sandang.
- Bila sebagian sumber daya digunakan untuk menghasilkan sandang (sebanyak S1) dan
sebagian sumber daya digunakan untuk menghasilkan pangan (sebanyak P1) adalah
alternatif pertama atau sandang (S1) lebih besar dari pangan (P1).
- Bila sebagian sumber daya digunakan untuk menghasilkan sandang (S2) dan sebagian
sumber daya digunakan untuk menghasilkan pangan (sebanyak P2) adalah alternatif
kedua, dimana sandang (S2) lebih besar dari pangan (P2).

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro |4


- Jika ingin memperoleh suatu barang lebih banyak, sedangkan sumber daya yang akan
digunakan tetap, maka harus mengorbankan sejumlah barang lainnya, misal ; menolak
pilihan C dan menerima pilihan D. Tetapi untuk memperoleh tambahan pangan sebesar
(P2-P1) kita harus mengorbankan sandang sebanyak (S2-S1).
- Garis lengkung A – B disebut kurva kemungkinan produksi (production possibility
frontier curve), kurva ini menjelaskan berbagai kombinasi barang-barang atau jasa yang
bisa diperoleh dengan menggunakan sejumlah sumber daya dalam suatu kurun waktu
tertentu.
Jumlah sandang yang dikorbankan untuk mendapatkan tambahan pangan ini dalam
ilmu ekonomi disebut : biaya oportunitas (opportunity cost). Biaya oprtunitas adalah
keuntungan yang tidak jadi diterima karena kita memilih alternatif lain, biasanya semakin
banyak suatu barang dimiliki (misal pangan), makin banyak barang lain (misal sandang)
yang dikorbankan untuk mendapatkan sejumlah pangan yang sama keadaan ini disebut :
hukum biaya oportunitas yang semakin meningkat (the law of increasing opportunity cost).
Hal ini yang menyebabkan kurva kemungkinan produksi berbentuk garis lengkung. Kalau
jumlah barang yang dikorbankan sama tidak peduli apakah barang yang dimiliki banyak
atau sedikit, maka kurva kemungkinan produksi akan berbentuk garis lurus.
Sekarang bagaimana pilihan-pilihan ekonomi ditetapkan ? tergantung kepada sistem
ekonomi yang dianut oleh suatu negara atau masyarakat yang bersangkutan, misal :
a. Dalam sistem perekonomian liberal pilihan produksi atau out put diserahkan pada
kekuatan mekanisme pasar.
b. Dalam sistem ekonomi sosialis atau komunis pilihan produksi dan konsumsi tiap barang
atau jasa direncanakan dan diatur oleh pemerintah.
c. Dalam sistem ekonomi yang mengkombinasikan liberal dan sosialis atau disebut sistem
ekonomi campuran, sebagian pilihan ditentukan oleh mekanisme pasar, sedangkan
untuk barang-barang yang strategis (barang publik) direncanakan dan diatur oleh
pemerintah.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa dari sekian banyak pergeseran dan persoalan-
persoalan dalam perkembangan peradaban manusia baik antara kelompok dengan
kelompok lain, antara daerah dengan daerah lain, negara dengan negara lain. Persoalan-
persoalan yang timbul kebanyakan dibungkus oleh persoalan-persoalan lain pula, teroris,
demokrasi, persamaan hak, perlindungan, isu nuklir Iran dan Korut atau hak azazi manusia.
Yang menjadi persoalan sebenarnya adalah masalah ekonomi tapi dibungkus dengan isu-
isu lain untuk mengaburkan.

3. Pengertian ekonomi.
Kata ekonomi merupakan penggabungan dari dua suku kata yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu ―oikos‖ dan ―nomos‖. Secara harfiah ―oikos‖ berarti rumah tangga,
sedangkan ―nomos‖ berarti aturan, kaidah, atau pengelolaan. Berikut dapat dilihat beberapa
pengertian dari ekonomi yaitu :
- Ekonomi adalah suatu studi tentang pilihan yakni bagaimana individu dan kelompok
memutuskan untuk memanfaatkan kemampuannya untuk berproduksi, dan bagaimana
mereka memutuskan untuk mengalokasikan produk yang mereka produksi.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro |5


- Ilmu Ekonomi adalah suatu cabang ilmu sosial yang khusus mempelajari kaedah-
kaedah, aturan-aturan atau cara-cara pengelolaan rumah tangga. Pengelolaan rumah
tangga yang baik dapat diartikan jika pemenuhan kebutuhan-kebutuhan rumah tangga
relatif terpenuhi, tercukupi dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh
rumah tangga tersebut.
- Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia atau individu-individu
dalam usaha memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasan yang relatif tidak terbatas
dengan kemampuan dan sumber-sumber daya yang terbatas.
Dalam perkembangannya pengetahuan, dan konsep dari ilmu ekonomi itu sendiri
telah berkembang sedemikian rupa sehingga dalam kajian-kajian, penarikan-penarikan
kesimpulan dan penetapan asumsi-asumsi telah menggunakan pendekatan ilmiah dengan
menggunakan metode statistik dan matematika. Sampai sekarang pembahasan dalam
ekonomi telah dibagi dalam dua bentuk yaitu pembahasan secara makro disebut ilmu
ekonomi makro dan pembahasan secara mikro disebut ilmu ekonomi mikro. Pada dasarnya
fokus dari kedua model pembahasan ini mempunyai tujuan yang sama yaitu usaha
pemenuhan kebutuhan masyarakat atau individu dalam perekonomian. Berikut dapat dilihat
pengertian dari ekonomi makro atau ekonomi mikro yaitu :
- Ekonomi makro adalah membahas komponen-komponen ekonomi secara agregat, yakni
merupakan penjumlahan dari banyak keputusan-keputusan ekonomi mikro yang pada
gilirannya dipengaruhi oleh komponen-komponen ekonomi makro.
- Ilmu ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari perilaku menyeluruh sesuatu
perekonomian.
- Ekonomi mikro adalah membahas aktivitas-aktivitas ekonomi dalam unit-unit yang
lebih kecil secara individu seperti rumah tangga perorangan, perusahaan, dengan tujuan
pembahasan adalah guna mencapai efisiensi, baik dalam konsumsi, produksi maupun
pemasaran.

4. Perbedaan pembahasan ekonomi makro dan mikro.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa ekonomi adalah usaha pemenuhan
kebutuhan yang dilakukan oleh masyarakat atau individu, yang dalam pembahasan
fokusnya dapat dibedakan sebagai berikut :
- Pembahasan makro adalah dilakukan secara menyeluruh atau agregat, dengan titik berat
pembahasan adalah ; a) pendapatan nasional dengan variabel-variabel yang
mempengaruhinya seperti konsumsi, tabungan, investasi, pengeluaran pemerintah,
pajak, pembayaran transfer, ekspor dan impor, b) gerak gelombang perusahaan
(konjungtur), c) inflasi, d) pengangguran, e) perdagangan internasional. Kebijaksanaan-
kebijaksanaan yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan makro juga
kebijaksanaan yang bersifat makro. Sehingga dari pembahasan secara makro dapat
diketahui isu-isu penting dalam ekonomi makro atau disebut juga dengan variabel
makro yaitu : a) pendapatan nasional, b) tingkat bunga, c) tingkat pengangguran, d)
tingkat inflasi, e) neraca pembayaran, f) perdagangan internasional.
- Pembahasan mikro adalah membahas aktivitas ekonomi dalam unit yang kecil secara
individu (rumah tangga, perusahaan), dengan tujuan untuk mencapai efisiensi dalam
konsumsi, produksi dan pemasaran, dan titik berat pembahasan adalah teori konsumen

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro |6


dan permintaan, teori produsen, biaya-biaya dan penawaran, teori pasar dan harga baik
dalam pasar out put maupun pasar input.
Dari fokus pembahasan baik secara makro maupun secara mikro masing-masing
mempunyai tujuan yang sama dari sudut pandang ilmu ekonomi, adapun tujuan utama dari
mempelajari ilmu ekonomi adalah memahami : bagaimana bekerjanya suatu perekonomian,
bagaimana suatu perekonomian diorganisasi, bagaimana para pelaku ekonomi mengambil
keputusan, dan bagaimana orang/individu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Disamping tujuan utama mempelajari ilmu ekonomi terdapat beberapa tujuan dari
ekonomi itu sendiri yaitu ; a) pertumbuhan ekonomi yang tinggi, b) pembagian pendapatan
yang relatif merata (distribusi income), c) menciptakan kesempatan atau lapangan
perkejaan, d) stabilnya harga-harga. Dalam setiap kasus tujuan-tujuan ekonomi lebih
banyak ditentukan oleh proses politik, sedangkan tugas para ekonom adalah membantu
menciptakan atau merancang kebijaksanaan-kebijaksanaan sedemikian rupa sehingga
dengan sumber-sumber daya yang tersedia kita dapat mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan dengan baik.

5. Ekonomi makro sebagai ilmu sosial.

Sebagai suatu ilmu yang dikategorikan scientific, ilmu ekonomi harus


menghubungkan pertanyaan-pertanyaan ekonomi dengan bukti empiris. Dalam ilmu fisika
dan kimia hasil dari suatu eksprimen atau percobaan dapat dengan mudah ditebak hasilnya,
karena hukumnya pasti. Tapi dalam ilmu ekonomi tidak demikian halnya pembuktian
dalam ilmu ekonomi tidak bisa dalam waktu sekejap melainkan harus menunggu
munculnya peristiwa alami beberapa saat atau bisa bertahun-bertahun, kalaupun nanti teori
ditemukan, namun teori tersebut tidaklah diterima langsung 100 persen kebenarannya, bisa
saja sekarang benar dan sesuai tapi tidak pada 5 tahun atau 10 tahun mendatang. Dengan
demikian dalam ilmu ekonomi baik makro maupun mikro terdapat anggapan, atau asumsi
yang digunakan dalam kajian untuk memecahkan persoalan-persoalan ekonomi tersebut.

Soal untuk latihan

1. Sebelum munculnya Adam Smith sebagai pelopor ekonomi modern, ekonomi hanya
dikaji menurut kajian moral dan teologis, sementara Adam Smith berpikir dalam
ekonomi terdapat keteraturan seperti halnya alam semesta ini, jelaskan.
2. Apa yang menyebabkan timbulnya persoalan-persoalan ekonomi dalam kehidupan
manusia.
3. Sebutkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
masalah ekonomi yang ada disekitar kita.
4. Mengapa dalam kajian-kajian ekonomi tidak ditemukan kebenaran mutlak atau
kebenarannya tidak ada yang seratus persen.
5. Apa yang dimaksud dengan makro ekonomi, apa saja yang menjadi isu-isu penting
dalam kajian makro ekonomi tersebut.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro |7


Bagian II
Timbulnya Analisis Makro Ekonomi

1. Timbulnya Analisis Makro Ekonomi.

Telah dijelaskan pada pengertian ilmu ekonomi sebelumnya, dimana manusia


mempunyai kebutuhan-kebutuhan sehingga dari usaha manusia itu untuk memenuhi
kebutuhannya timbul persoalan-persoalan ekonomi baik yang bersifat individu, kelompok,
lembaga-lembaga lainnya yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi. Dari persoalan-
persoalan tersebut dapat dimunculkan pertanyaan :
- Bagaimana sesuatu masyarakat yang memiliki faktor-faktor produksi yang terbatas, tapi
mempunyai keinginan memperoleh barang dan jasa yang relatif tidak terbatas.
- Bagaimanamembuat pilihan-pilihan dalam memproduksi dan mengkonsumsi barang
dan jasa sehingga kepuasan dan kesejahteraan masyarakat dapat dimaksimumkan.
Analisis-analisis yang ada pada perkembangan makro ekonomi diawalnya tidak
dapat menerangkan sebab-sebab berlakunya beberapa masalah penting yang selalu berlaku
dalam perekonomian. Masalah-masalah tersebut dapat diperhatikan dari beberapa
pertanyaan berikut :
- Mengapa disetiap negara ada masalah pengangguran ?, bila kondisi penganggurangan
yang terjadi pada suatu negara dibiarkan berlarut-larut, maka dapat diperkirakan kondisi
perekonomian negara tersebut akan terganggu dan memperburuk keadaan ekonominya.
- Mengapa masalah kenaikan harga-harga berlaku, akan diikuti oleh masalah
pengangguran ?. Kenaikan harga ini dimaksud dapat disebabkan oleh kondisi ekonomi
global (pengaruh dari negara lain), keputusan dalam menaikan harga bahan bakar
minyak (BBM), keputusan mengenakan tarif pajak terhadap barang industri, monopoli
oleh suatu lembaga perusahaan tertentu, atau pengaruh musim seperti di Indonesia.
Kenaikan harga akan berpengaruh pada ; a) daya beli konsumen atau masyarakat. Bila
daya beli konsumen turun maka permintaan atas barang dan jasa juga akan turun, bila
permintaan konsumen turun maka penjualan perusahaan / produsen akan turun sehingga
tingkat produksi akan dikurangi, bila kondisi ini terjadi maka rangkaian selanjutnya
adalah mengurangi jumlah tenaga kerja yang digunakan maka timbullah masalah
pengangguran, b) bahan baku, bahan mentah dan bahan penolong yang digunakan
dalam proses produksi. Bila biaya bahan baku pokok atau bahan penolong naik maka
akan berimbas pada kenaikan harga jual, bila kenaikan harga jual ini tidak dapat
dikontrol juga mempengaruhi daya beli konsumen, atau paling tidak konsumen akan
mengurangi volume, takaran, frekwensi dari barang dan jasa yang digunakannya. Ini
semua juga akan berimbas pada omzet penjualan dan tingkat produksi yang dilakukan
produsen.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro |8


- Mengapa kegiatan perekonomian suatu negara tidak mengalami perkembangan yang
stabil. Perkembangan yang tidak stabil ini dapat disebabkan antara lain ; a)
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang sifatnya dapat menghambat lajunya
aktivitas perekonomian dengan berbagai peraturan, undang-undang, ketentuan,
birokrasi yang panjang dan berbelit, kebijaksanaan seperti ini disebut bad news yang
dapat diartikan berita atau cakrawala yang tidak kondusif bagi aktivitas ekonomi, b)
sumber daya yang tidak merata antara suatu daerah dengan daerah lainnya dalam
wilayah negara yang bersangkutan baik sumber daya alam maupun sumber daya
manusia, c) sistem dalam mekanisme pasar yang berlaku, d) tidak adanya hubungan
ekonomi yang saling menguntungkan antara suatu negara dengan negara lain.
Seiring dengan perjalanan waktu usaha manusia dalam pemenuhan kebutuhannya
mungkin berawal dari usaha-usaha yang sederhana dengan kebutuhan tidak terlalu banyak
ragam dan alternatinya, tapi waktu terus bergulir dan sampai sekarang zaman sudah
sedemikian canggih dan modern usaha manusia dalam pemenuhan kebutuhannya dilakukan
dengan usaha-usaha yang terencana, sistematis dan kompleks dengan kebutuhan yang
banyak ragam dan banyak pula alternatifnya, sehingga dalam prakteknya usaha pemenuhan
kebutuhan secara ekonomi kadang kala dibungkus oleh kepentingan-kepentingan lain agar
tidak kentara atau terkesan mendikte, menjajah secara ekonomi terhadap suatu negara.
Maka dalam perjalanannya perkembangan ilmu ekonomi dan analisisnya dapat
dikelompokan dalam dua masa atau era yaitu era klasik dan era modern.

1. Era Klasik.

Era klasik atau dikenal juga dengan sebutan mahsab klasik adalah para ekonom atau
ahli ekonomi yang hidup dizamannya Adam Smith pada tahun (1723-1793) sampai dengan
datangnya era Keynes tahun 1936. Dan pada tahun 1776 menerbitkan bukunya yang
berjudul An Inquiri into the Nature and Causes of the Wealth of Nations atau yang dikenal
sebagai Wealth of Nations, dalam bukunya Adam Smith merintis pemikiran baru tentang
analisis ekonomi dengan melepaskan belenggu teori moral dan teologis dalam arti untuk
memecahkan masalah ekonomi diperlukan dasar-dasar ilmiah sebagai mana dalam ilmu
pengetahuan alam, jadi dapat dihitung bahwa dalam kurun waktu 160 tahun mahsab klasik
dapat bertahan, adapun pandangan dan keyakinan yang dianut dalam mashabnya adalah :
a. Sistem pasar bebas akan mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi yang efisien dalam
jangka panjang.
b. Penggunaan tenaga kerja penuh (kesempatan kerja penuh) akan selalu tercapai.
c. Perekonomian akan mengalami pertumbuhan yang stabil.
d. Ketidakstabilan dalam perekonomian, kemunduran ekonomi dan masalah
pengangguran dapat berlaku dalam perekonomian, itu berlaku hanya sementara dan
sistem pasar bebas akan membuat penyesuaian-penyesuaian yang menyebabkan
masalah tersebut lenyap dan dengan sendirinya pertumbuhan ekonomi kembali
berlangsung.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro |9


Dapat dianggap kondisi ini dapat terjadi pada waktu itu dengan beberapa
pertimbangan atau sebab yaitu ; a) tingkat dan laju pertumbuhan penduduk masih rendah,
b) tingkat pertumbuhan angkatan kerja masih dibawah atau sama dengan kesempatan kerja
yang tersedia, c) faktor-faktor produksi yang tersedia lebih dari cukup, d) alternatif-
alternatif akan kebutuhan manusia belum kompleks, e) perkembangan tehnologi dan
informasi belum begitu maju, f) tingkat urban atau migrasi penduduk dari suatu daerah
kedaerah lain masih rendah. Berarti pada masa ini pengangguran boleh dapat dikatakan
tidak ada karena lapangan kerja yang tersedia selalu mencukupi bagi angkatan kerja yang
ada sehingga perekonomian akan dapat berjalan stabil.
Tapi kondisi dan kenyataan yang ada tidak berlaku sama dengan pandangan dan
keyakinan yang dikemukakan oleh kaum klasik ini, ini dibuktikan dengan terjadinya suatu
masa yang sangat membuat masyarakat dunia menjadi sengsara karena terjadinya krisis
atau kemunduran ekonomi dunia pada awal abab 20 tepatnya pada tahun 1929 sampai
dengan 1932 yang disebut juga resesi dunia. Terjadinya resesi dunia ini yang bermula dari
merosotnya ekonomi Amerika Serikat, dan akhirnya menjalar keseluruh dunia, resesi pada
masa itu dikenal dengan nama the great depression. Jadi disini pandangan ekonomi dan
teori-teori dari kaum klasik tidak dapat menjawab secara keseluruhan dari kondisi
perekonomian yang terjadi pada masyarakat dunia waktu itu.

2. Era Modern.

Karena ketidak berdayaan dari konsep dan teori-teori ekonomi klasik dalam
menjawab dan menerangkan mengapa peristiwa-peristiwa kemunduran ekonomi yang
serius itu dapat terjadi. Maka pada waktu itu (tahun 1936) munculah suatu pandangan baru
tentang konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan ilmu ekonomi yang dikemukakan
oleh John Meynard Keynes dalam bukunya “general theory of employment”, dan “interest
and money” yang diterbitkan pada tahun 1936. Konsep dan teori yang terkenal dari Keynes
yang ditulis dalam bukunya itu adalah :
a) Pengeluaran agregat, yaitu pembelanjaan atau pengeluaran masyarakat keatas barang
dan jasa adalah faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai
oleh suatu negara, ini berarti bahwa tingkat belanja, konsumsi, pengeluaran masyarakat
dalam perekonomian terhadap barang dan jasa ikut mempengaruhi pertumbuhan dan
kemajuan ekonomi yang dicapai oleh negara yang bersangkutan.
b) Dalam sistem pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta dan
untuk itu diperlukan usaha, kebijaksanaan dari pemerintah untuk menciptakan tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi.
Jadi disini J.M. Keynes telah melihat jauh kedepan bahwa pada suatu saat ; tingkat
pengeluaran atau pembelanjaan masyarakat atas barang dan jasa akan dapat mempengaruhi
kegiatan perekonomian suatu negara, tingkat pertumbuhan lapangan kerja tidak sebanding
dengan tingkat pertumbuhan angkatan kerja, akan terjadi bahwa suatu ketika sumber-
sumber daya yang tersedia tidak mencukupi dalam perekonomian atau akan terjadi
kelangkaan sumber daya sehingga suatu negara akan berpikir bagaimana untuk dapat
memenuhi kebutuhan akan sumber daya bagi negaranya dan akan terjadi ekspansi baik
secara ekonomi, politik, atau geografis oleh negara yang dominan.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 10


Menurut Keynes pemerintah ikut andil dalam perekonomian seperti pengaturan,
regulasi, dan kebijaksanaan dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan, kestabilan,
perkembangan dalam mekanisme pasar sehingga akan dapat menciptakan kondisi
perekonomian yang kondusif. Dalam perkembangan selanjutnya konsep dan teori-teori
yang dikemukakan oleh J.M. Keynes dalam bukunya tersebut dijadikan sebagai landasan
dan konsep ekonomi makro modern sampai sekarang.

3. Penentuan Kegiatan Ekonomi.

Analisis dalam penentuan kegiatan ekonomi, karena analisis akan menunjukkan


―bagaimana pengeluaran agregat (agregat demand) dan penawaran agregat (agregat supply)
akan menentukan tingkat keseimbangan dalam suatu perekonomian, untuk itu perlu dilihat
apa saja komponen-komponen dari pengeluaran agregat dan penawaran agregat dapat
dibedakan yaitu ; a) pengeluaran konsumsi rumah tangga masyarakat, perusahaan, dan
pemerintah, b) investasi perusahaan-perusahaan, c) pengeluaran konsumsi dan investasi
pemerintah, d) kegiatan ekspor dan import.
Salah satu aspek penting dari ciri kegiatan perekonomian yang menjadi titik tolak
analisis dalam teori makro ekonomi adalah ―padangan bahwa sistem pasar bebas tidak
selalu dapat mewujudkan ; a) penggunaan tenaga kerja penuh, b) kestabilan harga-harga, c)
pertumbuhan ekonomi yang konsisten. Setiap perekonomian selalu menghadapi masalah
kenaikan harga-harga dan pengangguran.

4. Isu atau Masalah Dalam Perekonomian.

Permasalahan-permasalahan dalam perekonomian sebenarnya banyak mencakup


hal, karena permasalahan yang ada dalam kehidupan manusia adalah berhubungan dengan
usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya, seperti masalah politik, sosial, hukum,
budaya dan lainnya kesemuanya dapat berkaitan ekonomi, sementara yang menjadi isu
penting atau masalah pokok dalam perekonomian antara lain :
a. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan dapat
tercapai bila semua komponen dalam perekonomian ikut berperan aktif untuk
menggerakan roda perekonomian, karena pertumbuhan ekonomi suatu hal yang sangat
diharapkan oleh setiap negara.
b. Ketidak stabilan kegiatan ekonomi
Ketidak stabilan kegiatan ekonomi dapat disebabkan oleh ; 1) regulasi, kebijaksanaan,
yang berasal dari pihak pemerintah yang sifatnya memberikan pengaruh negatif bagi
kegiatan ekonomi (kebijakan ini disebut ―bad news‖), 2) kondisi yang ada pada
masyarakat seperti kemiskinan dan keterbelakangan, 3) kondisi dalam mekanisme
pasar.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 11


c. Pengangguran
Pengangguran merupakan suatu kondisi dimana seseorang yang tergolong dalam
angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tapi belum mendapatkan pekerjaan itu.
Adapun faktor yang menimbulkan pengangguran antara lain ; 1) kekurangan dalam
pengeluaran agregat, 2) menganggur karena ingin mencari kerja lain yang belih baik, 3)
penggunaan tehnologi modern dalam kegiatan produksi, 4) ketidak sesuaian antara
keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dengan keterampilan yang dibutuhkan dunia
kerja atau industri. Pengangguran akan berdampak kepada kondisi politik, sosial,
ekonomi, kesejahteraan masyarakat, mengurangi pendapatan masyarakat, dan prospek
pembangunan ekonomi jangka panjang.
d. Inflasi
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu
perekonomian. Inflasi dapat disebabkan oleh :
a) Demand inflation
Bila dalam perekonomian terjadi dimana tingkat pengeluaran agregat (demand)
lebih besar dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang / jasa (supply)
akan mendorong konsumen membeli pada harga yang lebih tinggi, sebaliknya
produsen akan menambah produk dan menjual kepada pembeli yang bersedia
membayar lebih tinggi. Lebih jelasnya bahwa permintaan akan barang dan jasa
dipasar melebihi kemampuan produksi dari produsen, maka akan mendorong harga
menjadi naik.
b) Cost push inflation
Terjadinya kenaikan harga-harga bahan baku, naiknya upah tenaga kerja, dan
naiknya biaya overhead pabrik, sehingga mendorong perusahaan untuk menaikan
harga produknya dipasar. Dapat dikatakan inflasi terjadi karena terjadinya kenaikan
biaya produksi sehingga akan menyebabkan harga jual produk naik pula.
c) Import inflation
Bila suatu negara mempunyai ketergantungan yang besar kepada barang-barang
impor dari negara lain, maka negara pengimpor sangat rentan terhadap pengaruh
inflasi yang terjadi pada negara asal barang. Jika harga barang-barang impor yang
didatangkan dari negara lain naik atau tinggi, maka harga dari barang-barang yang
diimpor tersebut dalam negeri otomatis akan meningkat pula.
d) Penambahan penawaran uang yang lebih besar dari pertambahan produksi dan
penawaran barang, kondisi seperti ini dapat saja terjadi dalam perekonomian bila
pihak perbankan memberikan suku bunga pinjaman yang rendah, bila pemerintah
meningkatkan pengeluarannya atau belanja rutinnya
e) Kebijaksanaan pemerintah, kekacauan politik dan ekonomi juga dapat
menyebabkan inflasi, kebijaksanaan yang dimaksud misalnya ; pemerintah
menaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pemerintah menaikan tarif pajak
kepada perusahaan-perusahaan, kekacauan politik juga memberikan kontribusi
kepada terjadinya inflasi karena orang akan takut berusaha, takut melakukan
aktivitas didaerah konflik sehingga dapat menyebabkan pasokan barang-barang
berkurang.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 12


f) Musim-musim tertentu pada suatu daerah yang sifatnya temporer, seperti di
Indonesia, musim yang dikenal hanya musim hujan dan musim kemarau. Bila
musim hujan sering terjadi banjir sehingga memberikan akibat berantai dalam
perekonomian, seperti orang tidak dapat melakukan aktivitas usaha, terjadi
kemacetan atau terputusnya pasokan barang kebutuhan karena terputusnya sarana
transportasi, kegagalan panen akibat terendam banjir dan lain sebagainya. Hal yang
hampir sama juga dapat terjadi bila musim kemarau melanda suatu daerah.

5. Indikator Keberhasilan Kegiatan Ekonomi

Keberhasilan kegiatan ekonomi adalah suatu hal yang selalu menjadi impian bagi
setiap negara, karena dengan keberhasilan tersebut tingkat kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakatnya juga akan meningkat. Tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi suatu
negara dapat dilihat pada indikator-indikator berikut :
a. Pendapatan nasional.
Pendapatan nasional (national income) menggambarkan tingkat produksi suatu negara
yang dicapai dalam satu tahun tertentu atau perubahannya dari tahun ke tahun. Dalam
pendapatan nasional dikenal istilah produk nasional (national product) atau pendapatan
nasional (national income), dalam konsep yang lebih spesifik dibedakan dalam bentuk :
1) Produk nasional bruto (PNB) sama dengan Gross national product (GNP) adalah
diciptakan oleh warga negara suatu negara. Artinya faktor produksi dalam negeri
(Indonesia) ditambah faktor produksi Indonesia di luar negeri dikurangi dengan
faktor produksi luar negeri yang ada di Indonesia.
2) Produk domestik bruto (PDB) sama dengan Gross domestic Product (GDP) adalah
diciptakan oleh penduduk suatu negara, artinya produk nasional atau out put yang
dihasilkan atau diproduksi dalam suatu negara (produksi yang dihasilkan warga
asing ditambah produksi yang dihasilkan oleh warga domestik). Perhatikan gambar
dibawah ini :
Indonesia Luar negeri
ditambah
Faktor Modal
produksi Tenaga kerja
Indonesia skill
Barang /
jasa
Faktor
produksi LN
Modal
dikurang
Tenaga kerja
Skill

Gross Domestic Product (GDP)


Gross National Product (GNP)

Gambar 2.1. National konsep pada GNP

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 13


Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa GDP merupakan penghasilan, pendapatan,
pengeluaran, atau faktor produksi yang dihasilkan oleh warga negara Indonesia yang
berada di Indonesia ditambah dengan penghasilan, pendapatan atau faktor produksi
yang dimiliki oleh warga negara asing yang bekerja di Indonesia. Disini dapat dilihat
bahwa pada suatu saat penghasilan, pendapatan, atau faktor produksi yang dimiliki oleh
warga asing yang bekerja di Indonesia akan dibawa kembali kenegara asalnya, sehingga
akan mengurangi besaran GDP yang di peroleh oleh Indonesia. Sedangkan GNP
merupakan penghasilan, pendapatan, atau faktor produksi yang dihasilkan oleh warga
negara Indonesia yang berada di Indonesia ditambah dengan penghasilan, pendapatan,
atau faktor produksi warga negara Indonesia yang berada/bekerja diluar negeri dan
dikurangi dengan penghasilan, pendapatan, atau faktor produksi yang dimiliki oleh
warga negara asing yang bekerja di Indonesia. Sampai saat ini (tahun 2008) Indonesia
masih memperoleh GDPnya lebih besar dari GNP
3) Tingkat pertumbuhan ekonomi.
Produk domestik bruto (PDB) digunakan untuk ; a) menilai prestasi pertumbuhan
ekonomi, b) menentukan tingkat kemakmuran masyarakat dan perkembangannya.
Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi haruslah terlebih dahulu dihitung
pendapatan nasional riil yaitu PDB / PNB yang dihitung menurut harga-harga yang
berlaku dalam tahun dasar. Nilai yang diperoleh dinamakan PDB / PNB menurut
harga tetap yaitu harga yang berlaku dalam tahun dasar.
Contoh :
Pada tahun 2005 Indonesia memperoleh produk nasional bruto riil sebesar Rp 200
triliun, dan pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp 210 triliun. Tentukan tingkat
pertumbuhan (growth) yang diperoleh ?.
Jawab :
PNB2  PNB1
G 2006 = x100%
PNB1
210  200
= x100 % = 5 %
200
Dalam jangka panjang suatu negara mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil
adalah bertujuan ; a) untuk menyediakan kesempatan kerja/ lapangan kerja kepada
tenaga kerja yang terus bertambah, b) untuk menaikan tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat.
4) Tingkat pertambahan kemakmuran.
Untuk menentukan tingkat dan pertambahan kemakmuran penduduk perlu dihitung
pendapatan per kapita (income per capita = IP ).
Contoh :
Negara Indonesia pada tahun 2000 penduduknya berjumlah 200 juta jiwa dan pada
tahun 2001 jumlah bertambah menjadi 205 juta jiwa. Sedangkan PDB riil pada
tahun 2000 sebesar Rp 200 triliun dan meningkat pada tahun 2001 menjadi Rp 210
triliun, tentukan ; a) income per capita tahun 2000 dan tahun 2001, b) pertambahan
pendapatan pada tahun 2001.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 14


Jawab :
IP2000 = 200 triliun / 200 juta = Rp 1.000.000,-.
IP2001 = 210 triliun / 205 juta = Rp 1.024.390,-.
Tingkat pertambahan IP = 1.024.390 – 1.000.000 / 1.000.000 x 100 % = 2,44 %
Tingkat kemakmuran suatu masyarakat berkaitan erat dengan standard kehidupan
yang ada pada masyarakat tersebut. Standard kehidupan (standard of life) adalah
pencapaian kesejahteraan oleh masyarakat yang diukur dengan pendapatan yang
dihasilkan oleh masyarakat tersebut. Indikator dari standard kehidupan adalah ;
pengeluaran konsumsi yang meliputi pengeluaran total suatu keluarga, pengeluaran
total suatu masyarakat, dan pengeluaran total suatu negara. Faktor-faktor standard
kehidupan adalah ; a) sumber-sumber ekonomi (economic resourses) yang terbagi
atas sumber daya alam (natural resourses) dan sumber daya manusia (labour), b)
kemampuan mengolah sumber daya alam yang memerlukan tehnologi yang baik, c)
spesialisasi, dengan pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas, d) pasar,
kondisi pasar harus baik sehingga memungkinkan semua mekanisme pertukaran
berjalan lancar, termasuk pasar internasional. Keempat faktor standard kehidupan
ini berpengaruh terhadap national income selanjutnya national income akan
mempengaruhi tingkat konsumsi suatu masyarakat
b. Tenaga kerja dan pengangguran.
Angkatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian
pada suatu waktu tertentu. Untuk menentukan angkatan kerja diperlukan dua informasi
yaitu : a) jumlah penduduk yang berusia lebih dari 10 tahun (penduduk usia kerja), b)
jumlah penduduk yang berusia lebih dari 10 tahun dan tak ingin bekerja, seperti ;
pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, anak orang kaya yang tak bekerja atau
penganggur sukarela atau disebut juga penduduk bukan angkatan kerja. Angkatan kerja
dan tingkat partisipasi angkatan kerja dapat ditentukan dengan cara berikut :
- Angkatan kerja = Jumlah penduduk usia kerja dikurang jumlah penduduk bukan
angkatan kerja.
- Tingkat partisipasi angkatan kerja = angkatan kerja dibagi penduduk usia kerja
dikali 100 %.
Contoh :
Saat ini Indonesia berpenduduk 220 juta jiwa, dari jumlah 220 juta jiwa ini yang
tergolong sebagai penduduk usia kerja berjumlah 130 juta jiwa, tetapi hanya sebanyak
100 juta jiwa yang tergolong sebagai angkatan kerja. Diantara angkatan kerja tersebut
hanya sebanyak 90 juta jiwa yang mempunyai pekerjaan. Dari data tersebut tentukan ;
a) tingkat partisipasi angkatan kerja, b) jumlah pengangguran.
Jawab :
JAK
a. TPAK = x100 %
JPUK
100 Juta
= x100 % = 76,92 %
130 Juta
TPAK = tingkat partisipasi angkatan kerja, JAK = jumlah angkatan kerja, JPUK =
jumlah penduduk usia kerja

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 15


b. Jumlah pengangguran = jumlah angkatan kerja – jumlah orang yang bekerja
= 100 juta – 90 juta = 10 juta.
% tingkat pengangguran = jumlah pengangguran / jumlah angkatan kerja x 100 %
= 10 juta / 100 juta x 100 % = 10 %.
Dalam prakteknya suatu negara dianggap sudah mencapai tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh (kesempatan kerja penuh) apabila dalam perekonomian tingkat
penganggurannya adalah kurang dari 4 %. Contoh data tahun 1994 :
- Negara-negara di Eropa tingkat pengangguran antara 8 sampai 10 %
- Negara-negara di benua Amerika (seperti Amerika Serikat) tingkat pengangguran
antara 6 sampai 7 %.
- Negara Jepang tingkat pengangguran adalah kurang dari 4 %
c. Tingkat inflasi.
Kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu waktu kewaktu lainnya tidaklah seragam.
Kenaikan tersebut biasanya berlaku atas semua barang-barang tapi kenaikannya
berbeda. Berlakunya tingkat perubahan harga yang berbeda tersebut menyebabkan
indeks harga perlu dibentuk untuk menggambarkan tingkat perubahan harga-harga yang
berlaku dalam suatu negara. Untuk mengukur inflasi atau tingkat inflasi indeks harga
yang digunakan adalah ; indeks harga konsumen, yaitu indeks harga dari barang-barang
yang selalu digunakan konsumen. Untuk membentuk indeks harga diperlukan tiga
langkah yaitu :
- Memilih tahun dasar, yaitu tahun yang menjadi titik tolak dalam membandingkan
perubahan harga.
- Menentukan jenis-jenis barang yang perubahan harga-harganya akan diamati untuk
membentuk indeks harga.
- Menghitung indeks harga.
Contoh menghitung indeks harga
Misalkan tahun dasar adalah tahun 1990. Yang dihitung adalah indeks harga pada akhir
tahun 2003. Anggap 4 jenis barang digunakan untuk membentuk indeks harga
konsumen yaitu barang A, B, C, dan D. Disamping mengumpulkan data perubahan
harga, harganya harus pula ditentukan ―kepentingan relatif‖ (weigths) setiap kelompok
barang dalam konsumsi masyarakat. Misalkan barang A sangat penting dalam
masyarakat, pengeluarannya meliputi 50 % dari pengeluaran keseluruhan masyarakat,
maka barang A diberi weigth sebanyak 50, lihat tabel berikut :

Tahun dasar
Kelompok Kepentingan Tahun 2003
1990
barang (weigths)
Harga Rp Weigths x Rp Harga Rp Weigths x Rp
A 50 1.000 50.000 2.000 100.000
B 20 5.000 100.000 11.000 220.000
C 5 5.000 25.000 16.000 80.000
D 25 3.000 75.000 8.000 200.000
100 250.000 600.000

Maka indeks harga tahun 2003, maka IHK = 600.000 / 250.000 x 100 % = 240 %

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 16


Indeks harga tahun dasar adalah 100 %, maka dalam rentang waktu 13 tahun telah
terjadi peningkatan harga sebanyak 140 %. Penghitungan tingkat inflasi dimaksudkan
untuk menggambarkan perubahan-perubahan harga dalam satu tahun tertentu.
Berdasarkan contoh diatas, misalkan pada tahun 2004 indeks harga konsumen adalah
251, berapakah tingkat inflasi dalam tahun 2004 ?. Maka tingkat inflasi tahun 2004 =
251 – 240 / 240 x 100 % = 4,6 %
d. Neraca pembayaran.
Neraca pembayaran memberikan beberapa informasi antara lain ; a) informasi penting
mengenai hubungan ekonomi antara satu negara dengan negara lain, b) informasi
mengenai nilai dan perkembangan ekspor dan impor. Neraca pembayaran yang dimiliki
oleh suatu negara akan dapat menggambarkan tiga keadaan yaitu ; neraca pembayaran
defisit bila impor lebih besar dari ekspor artinya bahwa arus uang keluar lebih besar
dari arus uang masuk bila ini terjadi maka akan memberikan dampak yaitu ; 1)
mengurangi tingkat kegiatan ekonomi dalam negeri karena devisa banyak tersedot
untuk kepentingan impor, 2) pengangguran akan semakin bertambah, 3) kehilangan
kepercayaan dari investor, khususnya investor luar negeri yang ingin berinvestasi di
dalam negeri, 4) larinya modal keluar negeri, 5) hutang luar negeri akan meningkat
sehingga harus ditanggung beban seperti beban hutang dengan cicilan pokok ditambah
bunga, yang dapat diiringi dengan tindakan selanjutnya dengan menaikan pajak, bahan
bakar minyak dan lainnya, neraca pembayaran seimbang bila impor sama dengan
ekspor, neraca pembayaran surplus bila ekspor lebih besar dari impor, c) aliran modal
jangka panjang, aliran modal menggambarkan penawaran modal asing yang dilakukan
ke suatu negara, d) informasi tentang perimbangan mutasi-mutasi keuangan dari satu
negara ke negara lain.

6. Kebijakan-kebijakan Makro Ekonomi.


Untuk mempengaruhi kegiatan atau aktivitas perekonomian pemerintah dapat
berperan dengan mengeluarkan beberapa kebijakan atau regulasi sebagai campur tangan
pemerintah dalam perekonomian, antara lain :
a. Kebijakan fiskal.
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam
bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi
pengeluaran agregat dalam perekonomian. Menurut Keynes kebijakan fiskal diperlukan
untuk mengatasi masalah pengangguran yang serius karena ; 1) melalui kebijakan fiskal
pengeluaran agregat dapat bertambah, pendapatan nasional akan naik, dan tingkat
penggunaan tenaga kerja dapat ditingkatkan, 2) dibidang perpajakan adalah mengurangi
pajak pendapatan, ini akan menambah gairah dan kemampuan masyarakat dalam pola
konsumsinya, sehingga pengeluaran agregat meningkat. Pengeluaran agregat ini dapat
ditingkatkan dengan cara menaikan pengeluaran pemerintah terhadap pembelian barang
dan jasa dan untuk investasi.
b. Kebijakan moneter.
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah untuk mempengaruhi
penawaran uang dalam perekonomian (melalui Bank Indonesia) atau merubah tingkat
bunga dan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 17


Soal untuk dibahas

1. Apa yang menyebabkan muncul dan timbulnya analisis makro ekonomi.


2. Mengapa hampir di setiap negara terdapat pengangguran, dan dengan usaha apa saja
pengangguran dapat dikurangi atau dihilangkan.
3. Mengapa pada saat terjadi kenaikan harga-harga, selalu diringi oleh masalah
pengangguran.
4. Apa saja yang menjadi isu dan masalah dalam perekonomian, serta apa yang menjadi
indikator keberhasilan ekonomi suatu negara
5. Apa yang saudara ketahui tentang inflasi dan apa saja yang menjadi sebab-sebab terjadi
inflasi tersebut.
6. Apakah pemikiran masyarakat atau konsumen dengan pemikiran perusahaan atau
produsen terhadap inflasi adalah sama, karena inflasi berkaitan dengan kenaikan harga-
harga.
7. Apa perbedaan antara pendapatan nasional bruto (gross national produck) dengan
pendapatan domestik bruto (gross domestick product)

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 18


Bagian III
Perputaran Dari Ekonomi Mikro
Ke Ekonomi Makro

Untuk dapat memahami perputaran dari ekonomi mikro ke ekonomi makro perlu
kita pelajari dan ketahui hal-hal berikut ; tingkatan-tingkatan perkembangan masyarakat,
tingkatan-tingkatan perekonomian negara, aktivitas pelaku-pelaku ekonomi (secara mikro),
dan perputaran dari mikro ke makro ekonomi.
Tingkatan-tingkatan perkembangan masyarakat dapat dilihat dari cara berproduksi,
perkembangan masyarakat dapat dibagi atas beberapa tingkatan antara lain :
a. Masa berburu dan menangkap ikan
Pada awal kehidupan manusia dimuka Bumi ini kita tidak dapat mengatakan secara
pasti apa dan bagaimana usaha yang dilakukan oleh para nenek moyang kita dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, mengingat kepada masa yang dilalui kita hanya dapat
mengatakan dua masa yaitu zaman kuno atau purba dan zaman modern. Zaman kuno
dimana alat-alat yang digunakan dalam kehidupan manusia berupa batu kasar, batu
halus, tulang dan lainnya, penguasaan tehnologi dan informasi seperti saat sekarang
tidak ada sama sekali. Zaman modern dimana alat-alat yang digunakan dalam
kehidupan manusia sangat beragam dan memakai tehnologi yang tinggi dan modern
serta informasi sudah berkembang sangat pesat. Jadi sesuai dengan masanya kita hanya
dapat berasumsi atau menganggap bahwa nenek moyang kita pada zaman dahulu dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara berburu dan menangkap ikan
b. Masa bergembala.
Pada tahap berikutnya setelah dari cara memenuhi kebutuhan hidup dengan berburu dan
menangkap ikan, adalah sudah ada usaha yang dilakukan dengan memelihara binatang
ternak dengan menggembalakannya, artinya sudah ada pemikiran dan usaha untuk
memperoleh kebutuhan dengan cara tidak berburu lagi yang berarti pemikiran sudah
mulai berkembang. Tapi masa berburu, menangkap ikan dan masa menggembala pola
kehidupan manusia waktu itu masih berpindah-pindah (nomaden) dari suatu tempat
dimana awalnya menguntungkan sampai tempat tersebut tidak produktif lagi, dan
mereka pindah mencari tempat lain lagi yang dianggap lebih baik, dan kondisi ini
berlangsung sampai ada pemikiran untuk menetap pada suatu tempat dengan
mengusahakan lahan yang ada disekitarnya untuk pemenuhan kebutuhan hidup dengan
cara bercocok tanam atau bertani.
c. Masa bertani dengan cara sederhana
Setelah melalui masa berburu, menangkap ikan, dan menggembala, maka usaha
pemenuhan kebutuhan hidup pada masa ini sudah mengarah kepada usaha bercocok
tanam atau bertani dengan perkakas dan peralatan yang sederhana , pada masa ini dari
kegiatan usaha bertani yang dilakukan sudah mulai ada surplus atau kelebihan dari hasil
bertani tersebut. Karena sudah adanya kelebihan-kelebihan dari hasil yang diperoleh
maka mulailah dikenal adanya pertukaran dalam kehidupan masa itu.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 19


d. Masa bertani yang lebih maju.
Setelah melalui masa berabad-abad lamanya maka kehidupan dan pola pemenuhan
kebutuhan hidup manusia sudah mulai dilakukan dengan cara yang lebih baik dari
sebelumnya, sudah ada ide dan pemikiran untuk menciptakan suatu alat, metode,
konsep dan ilmu yang akan digunakan dalam kehidupan manusia. Maka muncullah
penemu-penemu alat, penemu konsep dan ilmu, penemu strategi dan metode, sehingga
dalam kehidupan manusia disamping tetap dengan bertani, sudah ada perdagangan,
sudah industri untuk menghasilkan produk tertentu. Sebagaimana yang kita lihat saat
sekarang dari bertani misalnya pengolahan sawah, kalau dulu sawah dibajak dengan
bantuan tenaga sapi dan kerbau sekarang sudah ada traktor pembajak sawah, dan
banyak lagi alat-alat atau mesin yang telah digunakan dalam kehidupan manusia yang
kesemua itu untuk mempermudah usaha manusia dalam memenuhi kebutuhannya,
maka munculah segmen-segmen atau tingkatan-tingkatan dalam perekonomian
masyarakat atau negara.
Tingkatan-tingkatan perekonomian negara atau tingkatan perekonomian suatu
masyarakat secara umum dapat dibedakan atas dua bagian yaitu ; perekonomian tertutup
dan perekonomian terbuka. Perekonomian tertutup dimana kegiatan perekonomian hanya
terjadi dalam lingkungan kelompok tersebut dan belum ada kontak atau hubungan ekonomi
dengan kelompok lain (luar negeri). Perekonomian terbuka dimana kegiatan perekonomian
telah melibatkan kelompok lain (luar negeri) dalam perekonomian kelompok yang
bersangkutan. Sedangkan pembagian lebih rinci tentang tingkatan-tingkatan perekonomian
ini adalah ; perekonomian subsisten, perekonomian tertutup sederhana, perekonomian
tertutup lebih maju, dan perekonomian terbuka, berikut uraiannya :

1) Perekonomian Subsisten.

Perekonomian subsiten merupakan dan bentuk awal dari suatu perekonomian,


dalam kegiatan perekonomian subsisten kegiatan produksi dan konsumsi saling tumpang
tindih, artinya jika seseorang ingin mengkonsumsi sesuatu ia harus mengerjakan sendiri
dari hulu sampai hilir kegiatan produksinya. Misalnya ; bila si A ingin makan nasi, maka
dia harus memulai kegiatan dari usaha mencari bibit padi, menyemaikan, menanam padi,
memelihara dan menyiangi, memupuk, memanen, mengeringkan gabah, menumbuk, baru
jadi beras yang dapat dimasak jadi nasi dan dia menikmati nasi tersebut. Begitu juga
dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang harus diproduksi sendiri.
Yang berarti dalam perekonomian subsisten setiap rumah tangga harus
memproduksi sendiri segala sesuatu yang ingin dikonsumsi nanti, jadi dalam perekonomian
ini belum terjadi pertukaran dan bulum ada sistem yang mengatur perekonomian
masyarakat. Akibat segala kebutuhan yang harus diproduksi oleh setiap rumah tangga pada
akhirnya ada sebagian dari kelompok masyarakat mempunyai kelebihan atas kebutuhan tadi
sehingga dapat ditukarkan dengan barang-barang lain. Jika dilihat pada kondisi sekarang
dimana perekonomian sudah begitu maju perekonomian subsisten ini mungkin masih saja
dipertahankan oleh sekelompok orang atau individu dalam memenuhi kebutuhannya
terhadap komoditi yang terbatas, dikarenakan pengaruh budaya, faktor keturunan, sosial
dan sebagainya.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 20


2) Perekonomian Tertutup Sederhana.

Berawal dari memproduksi sendiri kebutuhan tadi, lama kelamaan terjadi tumpukan
atau kelebihan dari sebagian barang yang tidak habis dikonsumsi dan munculah pertukaran
antar barang yang satu dengan barang yang lain, yang disebut barter, kemudian ada media
(uang) maka munculah kegiatan produksi disatu pihak dan kegiatan mengkonsumsi dipihak
lain. Jadi rumah tangga tidak perlu lagi memproduksi barang atau jasa yang diinginkannya,
artinya sudah ada pihak-pihak yang melakukan kegiatan produksi (produsen) untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat tapi disini belum ada campur tangan
pemerintah dalam perekonomian tersebut. Berikut dapat dilihat roda perekonomian dalam
perekonomian tertutup sederhana, perhatikan gambar ;

1. Aliran jasa faktor-faktor produksi


2. Balas jasa atas faktor produksi

Rumah Tangga Perusahaan

3. Pengeluaran untuk belanja barang/jasa


4. Aliran barang dan jasa
Gambar 3.1. Perputaran perekonomian tertutup sederhana.

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa aliran 1 adalah aliran jasa faktor produksi
artinya masyarakat menyediakan tanah, tenaga kerja, modal, skill dan lainnya yang dapat
digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan produksinya, aliran 2 adalah balas jasa sebagai
akibat pemakaian faktor produksi oleh perusahaan maka perusahaan mengeluarkan atau
membayarkan upah/ gaji, bunga, laba, sewa dan lainnya, aliran 3 merupakan pengeluran-
pengeluaran yang dilakukan rumah tangga masyarakat dalam perekonomian untuk
mengkonsumsi dan membeli barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen dalam rangka
memenuhi kebutuhannya dengan demikian perusahaan memperoleh pendapatan dan
penerimaan dari kegiatan penawaran dan penjualan produknya, aliran 4 merupakan usaha-
usaha perusahaan dalam menawarkan produknya kemasyarakat. Aliran 1 dan 4 disebut
aliran riil, sedangkan aliran 2 dan 3 disebut aliran uang.
Dari balas jasa yang diberikan perusahaan kepada rumah tangga masyarakat ada
sebagian dari pendapatan yang diterimanya tidak habis dikonsumsi, sebagian dari
pendapatan ini ada yang disimpan, dibelikan pada benda berharga seperti emas, ditabung di
bank dan bank memberikan bunga sebagai balas jasa dari uang yang disimpan pada bank
tersebut. Uang yang telah disimpan bank atau yang dihimpun oleh bank, kemudian uang
tersebut dipinjamkan lagi pada pihak-pihak yang membutuhkannya (misalnya perusahaan)
sebagai investasi. Dapat disimpulkan bahwa pada kenyataannya tidak semua pendapatan
yang dihabiskan untuk dikonsumsi oleh rumah tangga.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 21


Terhadap pendapatan yang tidak habis dikonsumsi ini maka rumah tangga
masyarakat mulai menyimpannya dilembaga keuangan (bank), lihat gambar berikut :

1. Aliran jasa faktor-faktor produksi


2. Balas jasa atas faktor produksi

Rumah Tangga Perusahaan

3. Pengeluaran untuk belanja barang/jasa


4. Aliran barang dan jasa

5. Tabungan (saving) Lembaga 6. Investasi


Keuangan

Gambar 3.2. Perputaran perekonomian tertutup sederhana yang sudah mengenal saving.

3) Perekonomian Tertutup Lebih Maju


Dalam perekonomi tertutup sederhana sudah ada pihak yang mengkonsumsi yaitu
pihak rumah tangga dan sudah ada pihak yang memproduksi yaitu pihak produsen, juga
sudah ada kelebihan pendapatan yang tidak habis dikonsumsi oleh rumah tangga maka
rumah tangga melakukan penabungan uangnya (saving) baik disimpan sendiri atau
disimpan di lembaga keuangan (bank), tapi disini belum ada campur tangan pemerintah
dalam mengatur perekonomian. Maka pada perekonomian tertutup lebih maju sudah masuk
unsur pemerintah yang ikut campur dalam mengendalikan roda perekonomian sekaligus
bertindak sebagai agen pembangunan (agent of development). Lihat gambar berikut :

1. Aliran jasa faktor-faktor produksi


2. Balas jasa atas faktor produksi
7. pajak 8.pengeluaran pemerintah
Rumah Tangga Peme Perusahaan
rintah
9. gaji 10. pajak

3. Pengeluaran untuk belanja barang/jasa


4. Aliran barang dan jasa

5. Tabungan (saving) Lembaga 6. Investasi


Keuangan

Gambar 3.3. Perputaran perekonomian tertutup lebih maju.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 22


Dari gambar perekonomian model tertetup lebih maju diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Faktor-faktor produksi dari rumah tangga mengalir tidak hanya kepada sektor
perusahaan, tapi juga mengalir kesektor pemerintah (bekerja sebagai pengawai negeri
sipil). Akibat pemakaian faktor-faktor produksi oleh perusahaan atau pemerintah maka
rumah tangga menerima aliran pendapatan dalam bentuk ; sewa, bunga, laba, upah dan
gaji. Pendapatan yang diterima ini digunakan untuk konsumsi, membayar pajak pada
pemerintah dan untuk tabungan.
b. Perusahaan menerima aliran pendapatan dari hasil penjualan barang atau jasa baik dari
sektor rumah tangga maupun pemerintah, kemudian perusahaan melakukan
pembayaran kepada rumah tangga (upah, bunga, sewa, dan laba) dan pajak kepada
pemerintah.
c. Pemerintah menarik uang dari masyarakat dan perusahaan dalam bentuk pajak,
kemudian pajak yang telah dikumpulkan oleh pemerintah didistribusikan kembali
kepada masyarakat dalam bentuk pengeluaran pemerintah (gaji pewagai negeri sipil,
transfer, subsidi, pembangunan sarana dan prasarana untuk kepentingan masyarakat
atau publik).

4) Perekonomian Terbuka.

Tingkat perekonomian yang paling maju adalah perekonomian terbuka yang terdiri
dari unsur rumah tangga masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Berarti
dalam perekonomian terbuka sistim hubungan dan mekanisme yang terjadi telah
melibatkan pihak luar (luar negeri) untuk membangun ekonomi negara yang bersangkutan,
lihat gambar berikut :

Aliran jasa faktor-faktor produksi

sewa, gaji, upah, bunga, laba


Pajak Pemerintah Pajak
Upah/gaji PNS Pengeluaran
Pemerintah
Pajak Eksim
Rumah Tangga Pengeluaran LN Perusahaan

Impor
Luar negeri
Impor Ekspor

Pengeluaran konsumsi
Tabungan Investasi
Lembaga keuangan

Gambar 3.4. Perputaran perekonomian terbuka

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 23


Pada tingkatan perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor
perbedaannya dengan perekonomian tertutup lebih maju atau perekonomian tiga sektor
hanya pada sektor luar negeri yaitu akan memperoleh penerimaan dari hasil ekspor dan
melakukan pengeluaran untuk mengimpor barang atau jasa dari negara lain.

5) Aktivitas Pelaku-Pelaku Ekonomi Mikro.

Belajar ekonomi berarti belajar tentang tingkah laku orang-orang atau masyarakat,
lahirnya teori-teori ekonomi yang dapat mengkaji, meneliti dan memahami keputusan-
keputusan yang diambil pelaku-pelaku ekonomi. Dalam hal ini ada tiga pekalu ekonomi
utama yaitu :
a. Rumah tangga produsen (firms)
Menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh laba, melahirkan apa yang
disebut penawaran (supply). Produksi dan juga sekaligus penawaran akan tinggi kalau
harga dipasar tinggi, sebaliknya jika harga pasar turun atau rendah maka penawaran
akan ikut turun atau rendah. Hubungan antara volume barang yang ditawarkan dengan
harga ini dapat dilihat pada gambar berikut :

P2

P1

o Q1 Q2 Q

Gambar 3.5. Hubungan antar harga dan penawaran

Bila harga berada pada P1 maka jumlah barang yang ditawarkan adalah sebesar Q1 dan
bila harga berada pada P2 maka jumlah barang yang ditawarkan adalah sebesar Q2.
Dalam keadaan normal bila dipasar menunjukan gejala harga meningkat, maka
biasanya akan diikuti oleh peningkatan volume barang yang ditawarkan oleh
perusahaan atau produsen. Yang berarti antara jumlah barang yang ditawarkan dengan
harga terdapat hubungan positif.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 24


b. Rumah tangga konsumen (houseolds).
Rumah tangga konsumen bertindak sebagai pihak yang membeli dan kemudian
mengkonsumsi barang atau jasa dengan tujuan memperoleh kepuasan setinggi-
tingginya. Aktivitas rumah tangga konsumen membeli barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhannya melahirkan apa yang disebut permintaan. Keadaan ini berbeda dengan
penawaran, permintaan terhadap suatu barang akan naik bila harga rendah, atau
sebaliknya, hubungan antara permintaan dengan harga dapat dilihat pada gambar
berikut :

P2

P1

o Q1 Q2 Q

Gambar 3.6. Hubungan antar harga dan permintaan

Bila harga berada pada P1 maka jumlah atau volume barang dalam permintaan berada
pada Q1, dan bila harga bergerak dari P1 ke P2 maka jumlah barang dalam permintaan
akan bergeser dari Q1 ke Q2, begitu sebaliknya. Ini berarti terdapat hubungan negatif
antara jumlah barang yang diminta dengan harga.
Dari hukum permintaan kita tahu bahwa permintaan akan banyak kalau harga rendah,
dari hukum penawaran akan berkurang jika harga rendah, bagaimana dengan harga
keseimbangan ? harga keseimbangan dipasar ditentukan oleh kedua kekuatan
permintaan dan penawaran, lihat gambar berikut :
P

S
P2 E1

P1 E

o Q1 Q2 Q
Gambar 3.7. Permintaan dan penawaran dalam keseimbangan

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 25


Titik E akan terjadi dimana penjual dan pembeli sepakat melakukan transaksi jual beli
pada tingkat harga P1 dan jumlah barang yang diminta persis sama dengan yang
ditawarkan yaitu sebanyak Q1. Titik E (P1, Q1). Bila harga naik dari P1 ke P2 maka
produsen atau penjual akan meningkatkan jumlah penawaran dari Q1 ke Q2 sehingga
titik keseimbangan bergeser dari E ke E1.

c. Pemerintah (goverment)

Pemerintah bertindak sebagai pengendali, pengawas dari semua aktivitas yang


dilakukan oleh produsen dan konsumen yang berinteraksi dipasar. Pemerintah juga
melindungi dan menciptakan iklim dalam perekonomian, sehingga tidak ada pihak-
pihak yang merasa dirugikan.

6) Perputaran Dari Mikro ke Makro

Pasar selain bisa diartikan secara sempit dan luas, juga dapat dibedakan antara pasar
faktor dan pasar barang. Pasar faktor merupakan lokasi khayal yang mempertemukan
penawaran faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, skill) dari rumah tangga
konsumen. Disini rumah tangga konsumen menerima imbalan dan rumah tangga
produsen membayarkan kompensasi akibat pemakaian faktor produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa. Pasar barang merupakan lokasi khayal yang
mempertemukan permintaan akan barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen,
sehingga produsen menerima pendapatan dari penjualan barang dan jasanya. Lihat
gambar berikut :

arus barang Pasar barang arus barang


menentukan jumlah
arus uang harga barang /jasa arus uang

Rumah Tangga Rumah Tangga


Konsumen Produsen

arus uang arus uang


Pasar faktor
arus jasa faktor menentukan jumlah arus jasa faktor
dan harga faktor

Gambar 3.8. Arus perputaran riil, arus uang antara konsumen dan produsen.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 26


Gambar diatas hanya dijumpai dalam perekonomian tertutup sederhana dan dalam
siklus mikro, tegasnya dalam ekonomi mikro dipelajari tingkah laku pelaku ekonomi
dan interaksi antara produsen dan konsumen. Sementara dalam ekonomi makro
membahas perekonomian secara agregat seperti produksi, pendapatan secara nasional,
jumlah orang yang bekerja, tingkat inflasi. Walaupun yang ada pada gambar diatas
terlihat interaksi antara rumah tangga produsen atau perusahaan dan rumah tangga
konsumen atau masyarakat, dimana rumah tangga masyarakat menyediakan faktor-
faktor produksi yang dapat diperoleh oleh perusahaan dipasar faktor kemudian
perusahaan menggunakannya dan perusahaan memberikan balas jasa akibta pemakaian
jasa faktor tadi yang diterima oleh rumah tangga masyarakat sebagai pendapatan.
Perusahaan yang menggunakan faktor-faktor produksi menghasilkan produknya berupa
barang atau jasa yang dapat diperoleh oleh rumah tangga konsumen dipasar barang
dimana rumah tangga konsumen mengeluarkan pendapatannya untuk memperoleh
barang atau jasa tersebut dan perusahaan menerima pendapatan dari penjualan
produknya. Bila perusahaan menghasilkan produk-produknya untuk memenuhi
keinginan konsumen adalah masalah mikro, sedangkan permintaan, penawaran,
kesempatan kerja, harga, mekanisme pasar yang terjadi merupakan masalah makro,
sehingga dapat dikatakan bahwa ekonomi mikro dan ekonomi makro adalah saling
melengkapi, karena timbulnya suatu masalah biasanya diawali dari masalah-masalah
yang kecil.

Soal untuk dibahas

1. Jelaskan perkembangan-perkembangan masyarakat dalam berproduksi atau dalam


usaha memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Jelaskan tingkatan-tingkatan perekonomian suatu negara, dan apakah sampai sekarang
perekonomian subsisten masih dijumpai dalam kehidupan masyarakat
3. Siapa saja yang termasuk dalam aktivitas perekonomian mikro, jelaskan.
4. Apa perbedaan yang ada dalam kajian ekonomi mikro dengan kajian ekonomi makro,
serta jelaskan maksud perputaran dari mikro ekonomi ke makro ekonomi

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 27


Bagian IV
Aliran-Aliran Pemikiran Dalam
Ekonomi Makro

Pada bab terdahulu telah diuraikan secara singkat bahwa pemikiran ekonomi dibagi
dua dalam era atau masa yaitu era klasik dan era modern, namun dalam perkembangannya
aliran pemikiran ekonomi ini muncul dengan versi-versi tertentu dari pemikirnya.
Walaupun sudah ada muncul konsep dan teori ekonomi baru yang dipelopori oleh JM
Keynes yang disebut juga era ekonomi makro modern, namun ada sebagian dari pemikir-
pemikir ekonomi yang sudah hidup dalam era ekonomi makro modern namun masih
mempertahankan pola dan padangan ekonomi klasik. Adapun aliran pemikiran ekonomi
atau mashab makro ekonomi (macroeconomic school of thougth) antara lain ; 1) klasik dan
new klasik, 2) keynes dan new keynes, 3) monetarist, 4) supply siders, 5) rational
expectations atau ratex.

1. Pandangan klasik.
Corak kegiatan suatu perekonomian sangat ditentukan oleh ideologi dan pandangan
hidup yang dianut oleh masyarakat yang bersangkutan. Sehubungan dengan itu dasar utama
padangan kaum klasik sebagai penganjur perekonomian liberal adalah manusia bebas, yaitu
kebebasan mengatur diri sendiri.
Ahli ekonomi klasik (Perancis) Jean Baptiste Say (1767 – 1832) mengatakan bahwa
―supply creates its own demand‖ yang artinya penawaran menciptakan sendiri permintaan
atasnya. Kaum klasik dengan falsafahnya ―laissez faire, laissez passer‖ percaya bahwa
perekonomian tidak perlu diatur-atur, melainkan sebaliknya diserahkan saja kepada
mekanisme pasar. Perekonomian yang didasarkan pada mekanisme pasar seperti ini
dianggap paling efisien dibandingkan sistem ekonomi lain, karena mekanisme pasar bebas
yang dilandaskan pada keinginan tiap orang untuk memperoleh yang terbaik bagi diri
mereka masing-masing akan menciptakan kondisi pemanfaatan faktor-faktor produksi
secara penuh (full employment) atau mekanisme pasar bebas mampu menciptakan
kesejahteraan maksimum bagi lebih banyak orang. Adapun perekonomian menurut
pandangan klasik yaitu :
a. Perekonomian pada umumnya akan selalu mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh atau pemanfaatan faktor produksi secara penuh (full employment).
b. Dalam perekonomian tidak pernah terdapat kekurangan permintaan. Misalnya produsen
ingin menaikan produksi atau menciptakan produk baru, maka dalam perekonomian
akan selalu ada permintaan atas barang itu atau tidak pernah berlaku kekurangan
permintaan.
c. Jumlah keseluruhan penawaran barang-barang dalam perekonomian pada penggunaan
tenaga kerja penuh akan selalu diimbangi oleh keseluruhan permintaan atas barang-
barang tersebut, yang berarti agregat supply sama dengan agregat demand.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 28


d. Penawaran menciptakan sendiri permintaan atasnya.
e. Pengangguran dalam faktor produksi yang tersedia merupakan keadaan yang sementara.
Mekanisme pasar akan selalu dapat membimbing perekonomian pada keseimbangan,
baik pada pasar barang, pasar uang, pasar tenaga kerja.
f. Sistem pasar bebas secara otomatis akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian yang
akan mengembalikan kegiatan ekonomi ketahap kesempatan kerja penuh.
g. Tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai dalam suatu periode, sangat bergantung kepada
faktor riil yaitu stock modal, jumlah tenaga kerja, dan tingkat tehnologi yang
digunakan.
h. Peranan uang dalam perekonomian adalah netral yaitu tidak dapat mempengaruhi
pendapatan nasional. Perubahan-perubahan penawaran uang tidak akan menambah atau
mengurangi pendapatan nasional riil, yang akan berubah adalah tingkat harga dan
variabel nominal seperti ; pendapatan nasional nominal, upah nominal, dan suku bunga
nominal.
Pandangan klasik terhadap pasar barang, pasar uang, dan pasar tenaga kerja sebagai
berikut :
a. Pasar Barang.
Jika semua barang yang dihasilkan oleh semua perusahaan yang ada dijumlahkan
akan terbentuk ―agregat supply‖ dan penawaran ini sangat dipengaruhi oleh harga, maka
hubungan yang ditimbulkan adalah hubungan positif. Jika semua permintaan konsumen
dijumlahkan akan terbentuk ―agregat demand‖, hubungan antara jumlah barang yang
diminta konsumen dengan harga bersifat negatif artinya bila harga turun akan diikuti
permintaan yang meningkat, sebaliknya bila harga naik akan diikuti dengan permintaan
yang berkurang.
Menurut kaum klasik ada sesuatu yang tidak terlihat yang akan selalu membawa
keadaan-keadaan yang saling bertentangan dalam perekonomian kearah keseimbangan
(equilibrium), sesuatu yang tidak terlihat itu disebut tangan tak kentara (invisible hand),
perhatikan gambar berikut :

P
S
P2

P* E

P1

0 QS1 QD2 Q* QD1 QS2 Q


Gambar 4.1. Invisible hand dalam penawaran dan permintaan.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 29


- Kalau harga terlalu rendah, misal P1 konsumen hanya akan meminta barang sebesar
QD1, tapi produsen hanya menawarkan barang sebanyak QS1, keadaan ini disebut
sebagai ―exces demand‖ dimana permintaan lebih besar dari penawaran dengan
demikian kelebihan permintaan mendorong harga naik.
- Dorongan terhadap peningkatan harga akan terus berlangsung sehingga penawaran
(supply) sama besar dengan permintaan (demand) yang terjadi pada titik E
(equilibrium).
- Bagaimana jika harga pasar agak tinggi misalnya P2 , menurut kaum klasik
mekanisme pasar akan melakukan penyesuaian (adjustment) sedemikian rupa. Pada
tingkat harga yang tinggi ( P2 ) konsumen hanya bersedia membeli sebanyak QD2
sedangkan produsen menawarkan sebanyak QS2 ini disebut ―exces supply‖.
Kelebihan penawaran akan mendorong harga turun, hingga tercapai kembali titik
keseimbangan (equilibrium) yaitu pada titik P* dan Q*.
b. Pasar Uang
Permintaan akan uang berinteraksi dengan penawaran uang, masyarakat
memerlukan uang tunai untuk keperluan transaksi dan nilai uang ditentukan oleh kekuatan
pasar. Berapa jumlah uang yang diperlukan untuk transaksi dan berapa pula jumlah uang
yang tersedia dalam masyarakat, dengan demikian makin banyak transaksi makin banyak
pula jumlah uang yang diperlukan, begitu sebaliknya. Adapun volume transaksi itu sendiri
dipengaruhi oleh jumlah total barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh anggota
masyarakat serta tingkat harga secara umum. Jumlah total produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh suatu masyarakat sama besarnya dengan produksi domestik bruto (PDB) ini
berarti makin besar PDB makin besar keperluan akan uang, makin tinggi tingkat harga-
harga makin banyak jumlah uang untuk transaksi, perhatikan gambar dibawah ini :

i
kelebihan tabungan Ss
i2
i = ditentukan oleh :
supply of loanable funds
i* M demand of loanable funds

i1

kelebihan investasi Di

S.I
0 S1 D2 S* D1 S2

Gambar 4.2. Hubungan tingkat bunga dengan tabungan.


- Pada tingkat bunga rendah (sebesar i1) sementara permintaan perusahaan akan uang
tabungan tinggi yaitu sebesar D1.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 30


- Permintaan perusahaan akan uang tabungan yang tinggi ini akan menyebabkan
terdorongnya tingkat bunga menjadi naik dari i* dan S* atau pada titik M.
- Jika tingkat bunga tinggi (sebesar i2) maka jumlah uang yang ditabung masyarakat
sebesar S2, sementara permintaan perusahaan akan uang tabungan turun menjadi
sebesar D2.
c. Pasar Tenaga Kerja.
Perekonomian yang didasarkan pada mekanisme pasar bebas mampu memanfaatkan
sumber daya termasuk tenaga kerja sepenuhnya (full employment). Kalau ada yang
menganggur nanti akan muncul tangan-tangan ajaib (invisible hand) yang akan melakukan
penyesuaian dan membawaperekonomian pada keseimbangan pemanfaatan sumber daya
penuh (full employment equilibrium). Toh kalau ada yang lebih memilih tidak bekerja dari
pada bekerja dengan tingkat upah yang rendah, oleh kaum klasik mereka ini tidak dianggap
sebagai penganggur, melainkan penganggur sukarela (valuntary unemployment).
Perhatikan gambar berikut :

w
Wage = upah (w)
Labour = tenaga kerja (N)

wo Eo

E1
w1
MVPL

0 N* Nf N

Gambar 4.3. Hubungan tingkat upah dengan tenaga kerja


- Misalkan keseimbangan awal terjadi pada E0, w0, dan N0. Dan labour yang tersedia
seluruhnya adalah sebanyak Nf, ini berarti pada posisi keseimbangan awal E0 ini
terdapat pengangguran sebanyak (Nf – N0) dan tenaga yang menganggur ini tetap
membutuhkan pengahasilan, dan dari pada menganggur mereka lebih baik bekerja
walau pada tingkat upah rendah.
- Kesediaan mereka ini dilihat oleh perusahaan sebagai peluang keuntungan yaitu
upah rendah berarti biaya produksi turun. Akibatnya perusahaan akan menggaji
lebih banyak tenaga kerja, penarikan tenaga kerja berlangsung terus hingga tercapai
keseimbangan baru yaitu pada titik E1.
- Garis lengkung MVPL adalah kurva nilai produktivitas marginal labour (marginal
value productivity of labour) produktivitas tenaga kerja akan menurun jika jumlah
tenaga kerja (labour) meningkat (the law of deminishing marginal productivity of
labour), ini menyebabkan kurva MVPL mempunyai slope negatif.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 31


2. Pandangan Keynes

Munculnya era Keynes karena pada awal tahun 1930 an analisis klasik tidak mampu
lagi menghadapi kenyataan-kenyataan yang terjadi pada waktu itu, dimana telah terjadi
krisis yang mendunia (the great depresion) meliputi ; terjadinya penumpukan stock barang,
harga-harga menjadi anjlok, terjadinya rasionalisasi atau pengurangan tenaga kerja,
terjadinya pengangguran besar-besaran, dan terjadilah depresi besar-besaran dihampir
seluruh negara industri didunia pada tahun 1929 sampai dengan tahun 1932.
Pada waktu itu analisis klasik tertumpu pada masalah-masalah mikro, misalnya ;
dalam produksi, bagaimana menghasilkan barang sebanyak-banyaknya dengan biaya
serendahnya dengan memilih alternatif kombinasi faktor yang paling efisien sehingga
diperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Kaum klasik mengabaikan sisi permintaan
agregat karena menganggap setiap produksi selalu diiringi oleh permintaan. Karena tiap
perusahaan berlomba menghasilkan barang atau jasa, dan keadaan ini berlangsung cukup
lama tanpa kendali, tapi mereka tidakmenyadari bahwa daya beli masyarakat atau
konsumen terbatas maka terjadilah depresi pada tahun 1930 an.
Untuk menghadapi masalah ini pada tahun 1936 John Meynar Keynes melahirkan,
menulis sebuah buku yang sangat terkenal yang berjudul ―The General Theory of
Employment‖ dan ―Interest and Money‖ dalam tulisannya Keynes mengkritik teori dan
pandangan klasik yang berjalan sekian lama, adapun kritik yang dikemukakan oleh Keynes
adalah :
a. Amatlah keliru jika perekonomian diserahkan seluruhnya kepada pasar.
b. Keynes menganggap bahwa perekonomian sering lari dari posisi keseimbangan
disebabkan rendahnya permintaan agregat.
c. Keynes menganjurkan campur tangan pemerintah dalam perekonomian.
Pandangan, teori dan konsep yang dikemukakan oleh J.M. Keynes (1936) dalam
bukunya ―The General Theory of Employment‖ dan ―Interest and Money‖ adalah :
a. Menekankan pada segi permintaan (agregat demand) dalam penentuan kegiatan
ekonomi, artinya tingkat pengeluaran masyarakat atas barang dan jasa dalam
perekonomian ikut mempengaruhi hasil yang dicapai dalam kegiatan perekonomian
suatu negara.
b. Perlunya peranan pemerintah dalam menstabilkan dan mengukuhkan kegiatan ekonomi.
Untuk negara-negara yang sudah maju perekonomiannya mungkin peranan pemerintah
dapat dikurangi atau tidak sama sekali, tapi bagi negara-negara yang masih berkembang
peranan pemerintah dirasa sangat diperlukan terutama dalam pembangunan
nasionalnya.
Dalam pasar barang misalnya, bagi Keynes kelebihan atau kekurangan permintaan
bisa saja terjadi dalam suatu perekonomian. Kelebihan permintaan akan terjadi jika
produksi total tidak cukup untuk menyerap seluruh permintaan, sedangkan kelebihan
penawaran bisa pula terjadi jika daya beli masyarakat tidak cukup untuk membeli seluruh
barang atau jasa yang dihasilkan.
Menurut Keynes yang lebih sering terjadi adalah keadaan dimana permintaan
agregat lebih kecil dari pada penawaran agregat. Dalam perekonomian yang sudah maju
dimana masyarakat sudah mengenal fungsi menabung, dimana tidak semua pendapatan
dikonsumsi, perekonomian akan mengalami kebocoran (leakage) dan arus pengeluaran

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 32


tidak sama lagi dengan arus pendapatan. Karena adanya kebocoran ini maka permintaaan
agregat menjadi lebih kecil dari pada penawaran agregat. Dalam pandangan klasik seperti
dalam teori yang dikemukakan oleh J. B Say ―bahwa penawaran akan menciptakan
permintaannya sendiri‖( supply creates its own demand ).
Keynes berpendapat, teori ini hanya berlaku dalam perekonomian tertutup
sederhana yang terdiri dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan, masyarakat belum
mengenal fungsi tabungan, pertukaran secara barter masih berlaku dan semua pendapatan
yang diterima pada periode itu langsung dikonsumsi pada periode itu juga, tidak bagian
pendapatan yang ditabung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam pandangan kaum
klasik akan selalu ada tangan-tangan ajaib (invisible hand) dalam mengatasi masalah-
masalah seperti ; produksi barang-barang atau penawarannya, pengangguran sementara,
kelebihan tabungan atau kelebihan penawaran (exces supply).

Munculnya Golongan Klasik Baru (New Klasik)

Tidak setuju dengan pandangan Keynes dan memberi sokongan kepada pandangan
ahli-ahli ekonomi klasik, mereka menunjukkan bahwa dalam jangka panjang penyesuaian-
penyesuaian dalam pasar akan menyebabkan kesempatan kerja penuh (full employment)
akan tercapai kembali. Mereka yang termasuk dalam golongan new klasik ini adalah Milton
Friedman dengan aliran monetarisnya, Robert Lucas dengan aliran rational expectation /
new wave / gelombang baru, dan satu aliran yang disebut sebagai supply siders atau aliran
sisi penawaran.
Teori yang mereka kembangkan sama-sama dilandaskan pada pandangan klasik
yang bersifat non intervensionis dan konservatif. Dan diakhir analisisnya selalu ada unsur
invisible hand. Adapun pandangan new klasik ini adalah :
a. Mendasarkan analisis kepada sikap rasional dari pelaku-pelaku kegiatan ekonomi.
b. Menunjukkan pengaruh ekspektasi rasional keatas kegiatan-kegiatan ekonomi yang
akan berlaku.
c. Lebih banyak menumpahkan perhatian kepada segi penawaran dalam menganalisis
penentuan tingkat kegiatan ekonomi, suatu aspek yang kurang diperhatikan dalam
analisis golongan Keynes dan Monetaris.

Munculnya Golongan Keynesian Baru (New Keynesian)

Ahli-ahli ekonomi yang masih tetap berkeyakinan bahwa pasar barang dan pasar
tenaga kerja adalah tidak sempurna dan oleh karenanya sistem pasar tidak dapat beroperasi
secara efisien. Mereka ini antara lain ; George Mankiw, David Romer, Lawrence Sammers,
Oliver Blanchard, Paul Kurgman. Seperti yang dikemukakan oleh Keynes ; sistem pasar
bebas tidak akan secara otomatis membuat penyesuaian dalam kegiatan perekonomian
sehingga pada akhirnya mengakibatkan tercapainya kesempatan kerja penuh dalam jangka
panjang.
Walaupun dapat menerima pandangan dari klasik baru, namun new Keynesian
masih mempertahankan dan menyokong pandangan Keynes. Ahli ekonomi dari new
Keynesian masih tetap berkeyakinan bahwa :

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 33


a. Dalam jangka panjang sistem pasar bebas masih tidak akan mampu secara sendirinya
menciptakan kesempatan kerja penuh.
b. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang bersifat menstimulir (mendorong / merangsang)
permintaan agregat masih penting peranannya dalam mewujudkan tingkat kegiatan
ekonomi yang tinggi dan stabil.
Golongan new Keynesian memberikan sokongan terhadap pandangan dan teori
yang dikemukakan oleh Keynes, adapun pandangan new Keynesian adalah :
1. Sokongan terhadap pandangan Keynes yaitu :
a. Pengangguran akan selalu terjadi.
b. Pemerintah perlu secara aktif menjalankan kebijakan untuk mengatasi masalah
pengangguran atau inflasi dan mewujudkan kegiatan pada kesempatan kerja penuh.
2. Dapat menerima sebagian dari pandangan klasik baru yaitu :
a. Menerima, setiap sikap pelaku kegiatan ekonomi yang mempunyai ekspektasi yang
rasional dalam menghadapi masa kini dan masa depan. Para pekerja dan pengusaha
akan selalu melakukan kegiatan ekonomi yang mereka jalankan secara rasional dan
berusaha memaksimumkan kepuasan dan keuntungan.
b. Mengakui perlunya melandaskan teori-teori makro ekonomi kepada aspek yang
sama dengan yang terdapat dalam teori ekonomi mikro. Pasaran tenaga kerja dalam
makro ekonomi perlulah disesuaikan dengan bentuk pasaran tenaga kerja dalam
teori mikro ekonomi.
Analisis-analisis yang dikemukakan oleh new Keynesian adalah :
a. Berusaha menerangkan faktor-faktor ekonomi utama yang menyebabkan pasar
barang dan pasar tenaga kerja tidak berfungsi seperti yang diyakini oleh klasik baru.
b. Mengapa pasar barang dan pasar tenaga kerja tidak beroperasi seperti yang
diramalkan oleh new klasik.
c. Mengapa pengangguran tak sukarela dapat secara terus menerus dan persisten
berlaku dalam perekonomian dan memerlukan kebijakan-kebijakan pemerintah
untuk mengatasinya.
3. Pandangan Keynesian tentang pasar
Para pembela ajaran Keynes mempunyai pandangan tentang pasar yang berbanding
terbalik dengan kaum klasik. Menurut kaum Keynesian pasar, dalam kenyataannya
tidaklah seperti yang dibayangkan kaum klasik dimana struktur pasar cenderung
monopolistik, informasi tidak sempurna, dan asimetris. Sementara input dan out put
yang dipertukarkan juga heterogen. Kondisi ini menyebabkan harga cenderung kaku
(rigid) dalam arti sulit berubah seketika. Misalnya harga-harga input dan output yang
sudah naik, akan sulit diharapkan turun kembali. Kekakuan harga (price rigidities)
menyebabkan pasar tidak mampu melakukan keseimbangan (non market clearing),
akibatnya gangguan gangguan perekonomian cenderung untuk memunculkan resesi.
4. Pandangan Keynesian tentang uang
Keynes mewariskan pandangan yang revolusioner tentang uang. Menurutnya uang
bukan hanya sekedar alat transaksi (medium of exchange) tetapi juga sebagai
penyimpan nilai (storage of value). Fungsi penyimpanan nilai inilah yang
memungkinkan uang digunakan sebagai alat memperoleh keuntungan melalui tindakan
spekulasi. Karena itu uang tidak bersifat netral, dalam arti uang dapat mempengaruhi
variabel-variabel riil (output dan kesempatan kerja). Dengan demikian dikotomi klasik

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 34


menjadi tidak relevan. Implikasi pandangan Keynes (keynesian) adalah diperlukannya
peranan pemerintah dalam pengelolaan perekonomian, baik melalui kebijakan fiskal,
dan kebijakan moneter.

3. Monetarist.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Milton Friedman (1956) termasuk dalam
golongan klasik baru, karena masih menyokong pandangan-padangan ekonomi klasik,
pandangan yang dikemukakan oleh Milton Friedman ini dikenal dengan aliran monetarist
dengan pandangan sebagai berikut :
a. Stock uang sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat inflasi dan perilaku produk
nasional bruto riil jangka panjang. Pertumbuhan uang yang tinggi dapat menyebabkan
terjadinya booms dan inflasi, sedang penurunan dalam laju pertumbuhan uang dapat
menimbulkan resesi dan deflasi.
b. Perekonomian cenderung untuk selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh, oleh
sebab itu dalam jangka panjang tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oleh faktor riil
seperti ; pertambahan stock modal, pengalaman dan skill tenaga kerja, dan
perkembangan tehnologi.
c. Agregat demand hanya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi dalam jangka pendek.
d. Sistem pasar bebas adalah lebih baik dari kebijakan-kebijakan pemerintah dalam
mengatur kegiatan ekonomi.

4. Rational Expectations / Ratex.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa Rober Lucas (penerima Nobel tahun
1995) termasuk dalam golongan klasik baru, karena masih menyokong pandangan-
padangan ekonomi klasik, pandangan yang dikemukakan oleh Robert Lucas adalah sebagai
berikut :
a. Menolak hipotesis Keynes bahwa konsumsi merupakan fungsi dari pendapatan. Dalam
kenyataan sehari-hari harapan (expectation) orang tentang pendapatan masa yang akan
datanglah yang paling menentukan besarnya permintaan, dalam arti konsumsi
cenderung naik jika pendapatan juga naik.
b. Ramalan tentang masa depan dibuat berdasarkan informasi yang ada, baik melalui
informasi pasar, kebijakan pemerintah, internasional dan sebagainya. Unit-unit ekonomi
akan bertindak secara rasional berdasarkan informasi yang tersedia baginya.
c. Dalam jangka pendek atau jangka panjang kebijakan ekonomi pemerintah tidaklah
efektif sama sekali, artinya kebijakan pemerintah tidak akan menimbulkan perubahan
apapun kepada variabel riil, dikenal dengan ―policy ineffectiveness proposition‖ (PIP)
yang berpendapat kebijakan moneter yang telah dijangkakan masyarakat (anticipated)
tidak akan mengubah pendapatan nasional riil.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 35


5. Supply Siders.

Karena inflasi dan pengangguran yang terjadi pada tahun 1970 an dan 1980 an lebih
disebabkan oleh dorongan atau kenaikan biaya-biaya produksi (cost push inflation). Pakar
ekonomi sisi penawaran (supply siders) menganggap bahwa persoalan yang dihadapi pada
waktu itu berada pada posisi penawaran, jadi yang perlu mendapatkan perhatian harus sisi
penawaran juga bukan sisi permintaan seperti yang dilakukan Keynes dan Monetarist. Bagi
pakar aliran sisi penawaran adalah lebih baik meningkatkan pendapatan nasional dengan
menggeser sisi penawaran kekanan, pendapatan nasional akan meningkat, pengangguran
akan berkurang, inflasi dapat ditekan, lihat gambar berikut :

P AS0

P2
P1 E
AD2

AD1

0 Q1 Q2 Q / Y (out put )
Gambar 4.4.Pendapatan nasional yang meningkat.

Perekonomian agregat menurut aliran sisi penawaran, jika permintaan agregat naik dari
AD1 ke AD2, maka out put riil naik dari Q1 menjadi Q2 dan harga juga ikut naik dari P1
menjadi P2.

P
AS0
E
P0 AS1

P1

AD0

0 Q1 Q2 Q / Y (out put )

Gambar 4.5. Mengatasi inflasi dan pengangguran.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 36


Perekonomian agregat menurut aliran sisi penawaran, maka untuk mengatasi inflasi dan
pengangguran menurut pendapat sisi penawaran adalah, jika penawaran agregat digeser
kekanan dari AS0 menjadi AS1 maka out put riil akan meningkat dari Q1 menjadi Q2 dan
harga akan turun dari P0 menjadi P1. Menurut pakar aliran sisi penawaran alternatif yang
dapat ditempuh antara lain :
a. Mendorong masyarakat untuk lebih rajin atau gemar menabung (saving)
b. Menurunkan tingkat pajak (tax revolt).
c. Mendorong masyarakat untuk lebih berani mengambil resiko dan berusaha.
d. Mendorong mobilitas angkatan kerja
e. Mendorong masyarakat untuk lebih banyak bekerja disektor riil atau sektor yang betul-
betul menghasilkan uang.
Kebijakan dalam menurunkan pajak atau pengurangan pajak yang pernah dijalankan di
Amerika Serikat pada masa presiden Ronald Reagen.

Soal untuk dibahas

1. Konsep dan pandangan apa saja yang dikemukakan oleh kaum klasik dalam mengatasi
masalah perekonomian.
2. Apa yang menjadi perbedaan antara pandangan klasik dengan pandangan Keynes
dalam perekonomian.
3. Apakah saudara setuju untuk hal-hal tertentu atau dalam batas tertentu pemerintah dapat
ikut campur dalam mengatur perekonomian suatu negara.
4. Apa yang dimaksud dengan invisible hand, dan apakah dalam perekonomian akan
selalu tercapai tingkat pemakaian tenaga kerja penuh
5. Apa dampak terhadap makro ekonomi bila tingkat pajak sebagai sumber penerimaan
negara diturunkan.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 37


Bagian V
Pendapatan Nasional

Sebelum pendapatan nasional diuraikan, terlebih dahulu dilihat variabel-variabel


yang banyak dipakai dalam model-model dasar ekonomi makro sebagai berikut :
a. Pasar Komoditi, meliputi :
- Pengeluaran konsumsi rumah tangga = C
- Saving atau penabungan = S
- Pendapatan nasional = Y atau Yd
- Penanaman modal atau investasi = I
- Tingkat harga = P
- Pajak = Tx
- Pengeluaran konsumsi pemerintah = G
- Transfer pemerintah = Tr
- Ekspor = X
- Impor = M
b. Pasar Uang, meliputi :
- Permintaan uang untuk transaksi (transaction)
- Permintaan uang untuk berjaga-jaga (precautionary)
- Permintaan uang untuk spekulasi dan atau investasi (speculation/investment)
- Uang kertas dan uang logam
- Uang giral
- Alat-alat likuid lainnya
- Tingkat bunga
c. Pasar Tenaga Kerja, meliputi :
- Permintaan akan tenaga kerja
- Penawaran tenaga kerja
- Upah riil
- Upah nominal
- Pengangguran dan kesempatan kerja
d. Pasar Modal, meliputi :
- Permintaan akan surat-surat berharga
- Harga surat-surat berharga
- Penawaran surat-surat berharga
Sedangkan tolok ukur yang sering digunakan atau yang banyak digunakan sebagai
indikator dan mengukur keberhasilan ekonomi suatu negara antara lain ; pendapatan
nasional, produk nasional, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga, neraca pembayaran.
Berikut dapat dilihat perkiraan pendapatan nasional dan produk nasional pada tabel
dibawah ini :

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 38


Tabel 5.1. Perkiraan pendapatan nasional dan produk nasional

Upah dan gaji 00000 Pengeluran konsumsi 00000


Sewa 00000
Bunga 00000 Pengeluaran investasi 00000
Laba 00000
Pengeluaran pemerintah 00000
Pendapatan nasional atas dasar
biaya produksi 00000 Ekspor neto 00000

Ditambah transfer perusahaan 00000


Ditambah pajak tak langsung 00000
Dikurang subsidi 00000
Ditambah penyusutan 00000

Pendapatan nasional atas dasar Produk nasional atas


harga pasar 00000 dasar harga pasar 00000

Tiap komponen produk nasional tersebut mencerminkan macam penggunaan hasil


produksi yang dihasilkan oleh perekonomian, atau menunjukkan besarnya pengeluaran
(expenditure) dari masing-masing sektor dalam perekonomian yaitu ; a) sektor keluarga /
sektor konsumen / personal sektor / household sector, b) sektor perusahaan / sektor
produsen, c) sektor pemerintah / government sector, d) sektor perdagangan luar negeri /
foreign trade sector.

Pengeluaran Konsumsi ( C )
Pengeluaran konsumsi (private consumption expenditure) meliputi semua
pengeluaran rumah tangga keluarga dan perseorangan serta lembaga-lembaga swasta bukan
perusahaan untuk membeli barang dan jasa yang langsung dapat dipergunakan untuk
memebuhi kebutuhan mereka. Pembelian barang-barang tahan lama yang baru seperti ;
mobil, TV, dan sebagainya selain rumah tangga (pengeluaran investasi) disebut sebagai C
(consumption).

Pengeluaran Investasi ( I )
Pengeluaran investasi domestik bruto (gross private domestic investment) meliputi
semua pengeluaran domestik sektor swasta (sektor keluarga, sektor perusahaan) untuk
mendirikan bangunan baru, mesin baru, perlengkapannya dan perubahan jumlah berbagai
macam persediaan perusahaan.

Ekspor Neto ( X – M )
Ekspor neto adalah Total nilai Ekspor dikurang Total nilai Impor
En = X - M

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 39


Pengeluaran pembelian pemerintah ( G )

Dengan istilah government purchase of goods and servise atau government


expenditure, bahwa pengeluaran-pengeluaran pemerintah dimana pemerintah secara
langsung memperoleh balas jasa atas pengeluaran tersebut. Sementara pemerintah
melakukan pengeluaran untuk pembayaran pensiun, bea siswa, subsidi, dan bantuan
finansial kesektor swasta termasuk pada transfer pemerintah (Tr) bukan kepada government
expenditure (G).

1. Pendapatan Nasional Atas Dasar Biaya Faktor Produksi

Unsur pembentuk pendapatan nasional terdiri dari berbagai jenis pendapatan yang
diperoleh para pemilik sumber daya sebagai imbalan keikutsertaannya dalam pembentukan
produk nasional. Pada garis besarnya biasa dibedakan empat unsur pendapatan nasional
yaitu ; upah dan gaji, sewa, bunga, dan laba.

Upah dan gaji (Y wage = Yw)


Merupakan pendapatan yang diperoleh rumah tangga keluarga sebagai imbalan
terhadap penggunaan jasa sumber tenaga kerja yang mereka gunakan dalam
pembentukan produk nasional.
Sewa (Y rent = Yr)
Pendapatan sewa atau rental income meliputi semua macam sewa atas pemakaian
aktiva tetap oleh pihak lain atau oleh pemiliknya sendiri.
Bunga (Y interest = Yi)
Semua pembayaran bunga modal pinjaman yang dibayar oleh sektor swasta (keluarga,
perusahaan) sedangkan bunga yang dibayarkan oleh pemerintah atas hutang pemerintah
kepada masyarakat tidak termasuk pendapatan bunga melainkan masuk transfer
pemerintah.
Laba (Y profit = Yp)
Laba adalah penerimaan dikurang total biaya yang dikeluarkan. Laba ini dalam
pendapatan nasional dibedakan yaitu :
- Laba perusahaan perorangan (proprietors income) yaitu laba dari perusahaan-
perusahaan yang tidak berbentuk badan hukum.
- Laba perusahaan / perseroan (corporate profit) yaitu laba dari perusahaan-
perusahaan yang berbadan hukum.

2. Pendapatan Nasional Dari Harga Biaya Faktor ke Harga Pasar.

Terdapat kesamaan antara pendapatan nasional dengan produk nasional, ini kita
jumpai bila nilai pendapatan nasional dinyatakan bukan atas dasar biaya faktor produksi
melainkan dinyatakan atas dasar harga pasar. Ini menuntut kita untuk mencoba
menenmukan penghubung antara pendapatan nasional atas dasar biaya faktor produksi
dengan pendapatan nasional atas dasar harga pasar, penghubung yang dimaksud adalah ;
transfer perusahaan, pajak tak langsung, subsidi, dan penyusutan.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 40


Transfer perusahaan
Transfer perusahaan adalah semua pengeluaran perusahaan kepada sektor swasta
dimana perusahaan tidak memperoleh balas jasa (seperti ; bantuan kelembaga sosial,
korban bencana alam, penghapusan piutang perusahaan, dan lainnya).
Pajak (pajak langsung dan pajak tidak langsung)
Pajak langsung
Pajak langsung adalah suatu pajak merupakan beban pihak yang menyerahkan
pembayaran pajak kepada pemerintah.
Pajak tidak langsung
Suatu pajak yang oleh pembayar pajak, beban pajak dapat dialihkan kepada pihak lain
(seperti pajak penjualan, bea cukai, dan lainnya). Pajak tak langsung merupakan unsur
pembentuk harga pasar tetapi tidak termasuk biaya faktor produksi.
Subsidi perusahaan
Subsidi perusahaan adalah suatu bentuk dan upaya pemerintah dalam menolong
perusahaan-perusahaan yang menemui kesulitan dalam usahanya, dari segi kepentingan
nasional perusahaan-perusahaan itu perlu dipertahankan maka perlu diberi subsidi.
Karenanya subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan diberi tanda
negatif yaitu sebagai pengurang terhadap angka pendapatan nasional.
Penyusutan
Akibat dari pemakaian bangunan, mesin, peralatan lainnya yang telah menelan biaya
yang besar, maka biaya itu dikompensasikan dalam bentuk penyusutan perusahaan.
Dalam pendapatan nasional disebut capital consumption allowances.
Suatu perekonomian tidak akan dapat memberikan informasi dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan, apabila tidak terdapat data mengenai ―Produk nasional bruto‖ dan
―Produk domestik bruto‖. Salah satu informasi penting yang akan dikumpulkan adalah
data mengenai pendapatan nasionalnya. Setiap negara akan mewujudkan suatu sistem
perhitungan pendapatan nasional yang disebut ―national income account system‖ atau
sistem penghitungan pendapatan nasional yang pada hakekatnya sistem tersebut adalah
suatu cara pengumpulan informasi mengenai perhitungan :
a. Nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan dalam suatu negara.
b. Nilai berbagai jenis pengeluaran keatas produk nasional yang diciptakan
c. Jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk
menciptakan produk nasional tersebut.
Untuk menghitung nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan oleh suatu
perekonomian dapat digunakan tiga pendekatan yaitu :
a. Pendekatan produksi ( production approach)
b. Pendekatan pendapatan (income approach)
c. Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 41


Pendekatan produksi ( production approach)

Perhitungan dengan metode ini berdasarkan atas jumlah nilai dari barang-barang
dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh suatu masyarakat atau negara pada periode tertentu.
Dalam perhitungan metode produksi ini dimungkinkan terjadi perhitungan ganda (double
counting).
Maka untuk menghindari perhitungan ganda tersebut ada dua cara yang digunakan
yaitu menghitung nilai akhir dan menghitung nilai tambah. Dimana besarnya angka yang
diperoleh dari kedua cara perhitungan tersebut akan menghasilkan angka yang sama,
perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Keterangan Hasil Nilai Nilai Tambah


Produsen I Kapas 100 100
Produsen II Benang 300 200
Produsen III Kain 550 250
Produsen IV Pakaian Jadi 750 200
750

Dari tabel diatas jelas bahwa kegiatan produksi menunjukkan perhitungan terhadap
nilai barang akhir dengan menjumlahkan nilai tambah menghasilkan angka yang sama yaitu
sebesar 750. Angka tersebut menunjukkan besarnya produksi yang diperoleh oleh beberapa
proses produksi dari perekonomian masyarakat tersebut. Pendekatan produksi dapat juga
ditulis dalam bentuk persamaan matematik yaitu, misalkan bila produk ke 1 ditandai
dengan Q1 dan produk ke 2 ditandai dengan Q2 dan seterusnya ditulis Qn. Sedangkan pada
harga, bila harga satuan produk ke 1 ditandai dengan P1, dan harga satuan produk ke 2
ditandai dengan P2 dan seterusnya. Maka formulanya dapat ditulis sebagai berikut :

n
NI = P1Q1 + P2Q2 + … + PnQn disingkat N I =  PQ
i 1
i i yang

mempunyai arti bahwa pendapatan nasional (nasional income) atas dasar harga pasar (NI)
n
besarnya sama dengan produk nasional atas dasar harga pasar  PQ
i 1
i i .

Pendekatan pendapatan (income approach)

Pendekatan pendapatan adalah perhitungan pendapatan nasional dengan


mengumpulkan data pendapatan yang diperoleh oleh rumah-rumah tangga keluarga, atau
menjumlahkan semua pendapatan yang diperoleh semua pelaku ekonomi dalam suatu
masyarakat atau negara pada periode tertentu. Pendapatan tersebut berupa pendapatan dari
sewa, bunga, upah, keuntungan dan sebagainya. Angka yang diperoleh dari perhitungan
pendapatan nasional dengan menggunakan metode ini menunjukan besarnya pendapatan
nasional (national income).

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 42


Perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan metode pendapatan ini
dapat dilihat dibawah ini :
Kompensasi kepada pegawai 1.559
Bunga dan sewa 221
Laba perusahaan 250
Pendapatan dari kekayaan 300
Jumlah N I 2.330

Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)

Perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan ini yaitu dengan


menjumlahkan seluruh pengeluaran sektor ekonomi yaitu sektor rumah tangga, perusahaan-
perusahaan, pemerintah, dan sektor luar negeri pada suatu masyarakat atau negara pada
periode tertentu. Angka yang diperoleh dari perhitungan pendapatan nasional dengan
metode pengeluaran ini menunjukan besarnya produksi nasional bruto (gross national
product) masyarakat dalam suatu perekonomian. Contoh perhitungan pendapatan nasional
dengan metode pengeluaran dapat dilihat sebagai berikut :

Pengeluaran konsumsi 1.667


Investasi 402
Pengeluaran pemerintah 538
Ekspor neto 25
Jumlah pengeluaran 2.632

Pengeluaran konsumsi yang terdapat pada perhitungan diatas merupakan


pengeluaran dari sektor rumah tangga ( C ), investasi merupakan pengeluaran dari sektor
perusahaan ( I ), pengeluaran pemerintah ( G ), dan ekspor neto menunjukan pengeluaran
sektor luar negeri berupa selisih antara ekspor dan impor ( X – M ). Angka yang diperoleh
dari penjumlahan semua pengeluaran sektor ekonomi diatas yaitu sebesar 2.632
menunjukan besarnya gros national product dari perekonomian masyarakat.
Menentukan besarnya pendapatan nasional dengan menggunakan metode produksi,
pendapatan, dan pengeluaran akan menghasilkan angka yang sama. Untuk menggambarkan
kesamaan dari ketiga metode perhitungan pendapatan nasionla tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :

…Penyusutan (depresiasi)
…pajak tak langsung
- + -
pengeluaran
Pajak Pembayaran pajak pribadi konsumsi
Langsung transfer tabungan
GNP NNP NI Pendapatan siap
Pakai (Yd) atau Pendapatan pribadi siap pakai
Pendapatan pribadi

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 43


Dalam menghitung pendapatan nasional terdapat 2 macam konsep perhitungan yaitu
dengan menggunakan konsep kewilayahan dan dengan menggunakan konsep
kewarganegaraan, yaitu :
a. Konsep kewilayahan
Adalah menghitung besarnya nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh
seluruh penduduk yang ada diwilayah tersebut, baik kegiatan produksi oleh warga
negara sendiri atau oleh warga negara asing. Perhitungan pendapatan nasional dengan
konsep ini menghasilkan angka gross domestic product atau produk domestik bruto.
b. Konsep kewarganegaraan
Adalah menghitung besarnya nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara
sendiri, baik yang berada didalam negeri maupun yang berada di luar negeri.
Perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan metode ini menghasilkan angka
produk nasional bruto atau gross national product.
Yang membedakan antara gross domestic product dengan gross national product
adalah pendapatan neto terhadap luar negeri dari faktor produksi (net factors income from a
broad). Variabel ini menunjukan besarnya pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi
yang ada di luar negeri dikurang pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi yang
berasal dari luar negeri didalam negeri, perhatikan pola berikut :
GDP = Faktor produksi yang dihasilkan WNI di dalam negeri ditambah dengan
faktor produksi yang dihasilkan WNA di dalam negeri.
GNP = Faktor produksi yang dihasilkan WNI di dalam negeri ditambah dengan
faktor produksi yang dihasilkan WNI di luar negeri.
GDP = GNP dikurang faktor produksi yang dihasilkan WNA dalam negeri
Dengan demikian apabila GDP lebih besar GNP maka dapat disimpulkan bahwa
pendapatan dari faktor produksi didalam negeri yang berasal dari luar negeri lebih besar
dibandingkan dengan pendapatan dari faktor produksi dalam negeri yang ada diluar negeri,
keadaan ini biada dan sering ditemui pada banyak negara yang sedang berkembang.
Besarnya GNP dan NI (besarnya pendapatan yang diukur dengan menggunakan metode
pendapatan) dibedakan oleh nilai penyusutan (depresiasi) atau nilai pajak tak langsung.
Dalam setiap harga pasar suatu barang termasuk nilai penyusutan (depresiasi). Industri-
industri yang menggunakan barang modal (mesin, peralatan produksi, bangunan, perabot
kantor) dimana nilai barang-barang modal tersebut akan semakin susut dari periode ke
periode. Nilai penyusutan ini merupakan bagian dari biaya produksi, oleh sebab itu dalam
setiap harga penjualan suatu barang termasuk nilai penyusutan barang modal.
Demikian halnya dalam pendapatan nasional pada harga pasar termasuk nilai
penyusutan barang modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan nasional.
Pendapatan nasional yang belum dikurangkan dengan penyusutan (depresiasi) disebut
produk nasional bruto, lihat pola berikut :

Produk Nasional Bruto


Depresiasi - atau PNB dikurang Depresiasi = PNN
Produk Nasional Neto

GNP dikurang Depresiasi = Net Nastional Product

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 44


Kemudian bila :
Net National Produk dikurang pajak tak langsung = national income (NI) atau N I sama
dengan Net National Product dikurang Pajak Tak Langsung.
Pengeluaran konsumsi ( C ) merupakan salah satu variabel yang terdapat dalam
GNP, jadi semakin besar nilai pengeluaran konsumsi maka angka GNP semakin besar. Bila
GNP suatu negara turun, maka ada kecenderungan akan turunnya ; kesempatan kerja
(employment), pendapatan petani, produksi (out put). Dengan demikian GNP dapat juga
ditentukan dengan melihat variabel ; GNP = C + I bruto + G + X bruto. Unsur-unsur lain yang
terdapat dalam pendapatan nasional adalah :
a. Nilai tambah
Nilai tambah (value added) adalah nilai produksi dikurangi dengan seluruh nilai bahan
baku dan bahan penolong yang digunakan untuk menghasilkan barang tersebut.
b. Pendapatan per kapita
Pendapatan perkapita (income per capita) diperoleh dari pendapatan nasional (national
income) dibagi dengan jumlah penduduk.
c. Disposible income
Adalah pendapatan nasional setelah dikurangi pajak. Jadi semakin besar nilai pajak,
maka disposibel income akan semakin kecil atau sebaliknya. Pendapatan disposibel
adalah ; pendapatan sektor rumah tangga dikurang pajak, pendapatan sektor rumah
tangga setelah pajak, pendapatan sektor rumah tangga yang bisa dibelanjakan setelah
dikurangi pajak.
Dari tiga pendekatan yang digunakan dalam perhitungan pendapatan nasional yang
paling populer adalah pendekatan pengeluaran (consumtion approach) karena :
a. Dapat memberikan keterangan-keterangan yang sangat berguna mengenai tingkat
kegiatan ekonomi yang dicapai.
b. Memberikan gambaran tentang sampai dimana baiknya tingkat pertumbuhan yang
dicapai dan tingkat kemakmuran yang sedang dinikmati.
c. Dapat digunakan sebagai landasan untuk mengambil langkah-langkah dalam mengatasi
masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Atau untuk mempertahankan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang baik sedang dinikmati.
Diantara faktor-faktor yang memepengaruhi atau yang menentukan besarnya
pendapatan nasional adalah ; pengeluaran konsumsi, pembentukan modal sektor swasta
atau investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto. Pengeluaran konsumsi adalah
pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhannya. Besarnya pengeluaran suatu masyarakat ini sangat bergantung
kepada pendapatan masyarakat tersebut, bila income bertambah, permintaan bertambah,
memperbesar pengeluaran konsumsi. Makin besar pendapatan suatu masyarakat, ini suatu
pertanda semakin tinggi standard kehidupannya. Dan jika seseorang bermaksud
memperbesar pengeluaran konsumsinya ini berarti mempertinggi kualitas hidupnya.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 45


3. Pendapatan Pribadi.

Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk


pendapatan yang diperolehnya tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang diterima
oleh penduduk suatu negara. Dalam pendapatan pribadi telah termasuk pembayaran
pindahan dari pemerintah, pembayaran pindahan seperti ; transfer, subsidi, uang pensiun,
bantuan untuk orang cacat, bea siswa dimana sipenerima tidak perlu melakukan sesuatu
pekerjaan apapun untuk memperoleh pendapatan tersebut. Dengan demikian pembayaran
itu bukanlah pendapatan yang tercipta sebagai akibat dari penggunaan sesuatu jenis faktor
produksi dalam kegiatan produktif.
Pendapatan masyarakat lain yang tidak tergolong kepada pendapatan nasional tetapi
termasuk didalam pendapatan pribadi adalah ; a) pendapatan berupa bunga keatas utang
negara, b) pendapatan berupa bunga keatas pinjaman untuk konsumsi. Pendapatan yang
tergolong dalam pendapatan nasional tetapi tidak termasuk sebagai pendapatan pribadi
adalah ; a) keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan, b) pajak yang dikenakan
pemerintah keatas keuntungan perusahaan, c) kontribusi yang dilakukan oleh perusahaan
dan para pekerja kepada dana pensiun.
Berikut disajikan account atau model perhitungan dalam bentuk illustrasi dari
pendapatan pribadi dan disposibel, menentukan produk nasional bruto, produk domestik
bruto, dan nasional income, hubungan antara produk nasional bruto dan nasional income,
dan penggunaan produk domestik bruto.

Tabel 5.2
Pendapatan Pribadi dan Disposibel

Jenis Pendapatan Jumlah %


1.Pendapatan Nasional 5.000 100
Kurang : a. Pembayaran untuk social security 500 10
b. Keuntungan perusahaan yang tak dibagi 200 4

Tambah : a. Bunga pinjaman konsumen dan pemerintah 200 4


b. Pembayaran pindahan perusah dan pemerintah 650 13

2.Pendapatan Pribadi 5.150 103


Kurang : Pajak pendapatan 1.000 20

3.Pendapatan Disposibel 4.150 83

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 46


Tabel 5.3
Cara menentukan Produk nasional bruto

Jenis pendapatan %
1. Konsumsi Rumah Tangga
Barang tahan lama 500
Barang tak tahan lama 1.300
Jasa-jasa 2.000
3.800 62,80
2. Investasi Bruto
Bukan rumah tempat tinggal 800
Rumah tempat tinggal 200
Investasi tetap 1.000
Investasi inventori 100
1.100 18,18
3. Pengeluaran Pemerintah 1.200 19,83

4. Ekspor Neto
Ekspor 650
Impor 700
-50 -0,83
Produk Nasional Bruto 6.050 100

Tabel 5.4
Cara menentukan Produk Domestik Bruto

Lapangan Usaha Nilai %

Pertanian 95 2,39
Pertambangan 115 2,89
Bangunan 190 4,77
Pengolahan 800 20,12
Pengangkutan 375 9,43
Perdagangan 660 16,60
Keuangan 650 16,35
Jasa-Jasa Lain 640 16,10
Jasa Pemerintah 500 12,57
Kesalahan Statistik -50 -1,25
Total PDB 3.975 100

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 47


Tabel 5.5
Cara menentukan Pendapatan Nasional (National Income)

Kompensasi untuk pekerja 3.200


Pendapatan usaha perorangan 350
Pendapatan sewa 80
Keuntungan perusahaan perorangan 300
Bunga bersih * 460
Pendapatan Nasional 4.390

* Bunga bersih / neto adalah jumlah bunga yang dibayar dalam perekonomian dalam satu
tahun tertentu dikurangi dengan ; bunga keatas pinjaman pemerintah, bunga keatas
pinjaman konsumen. Kedua bunga ini adalah bunga keatas pinjaman yang digunakan bukan
untuk membiayai kegiatan produktif. Kegiatan yang bukan produktif seperti ; meminjam
untuk membeli mobil, pinjaman pemerintah untuk membiayai subsidi dan membayar uang
pensiun.

Tabel 5.6
Hubungan antara PNB dan N I

Jenis Pendapatan Nilai


Produk Nasional Bruto 6.050
Dikurang : depresiasi 450
Produk Nasional Neto 5.600
Dikurang : pajak tak langsung 600
Bayaran pindahan dari perusahaan 700
Kesalahan statistik -80
Ditambah : subsidi kepada perusahaan pemerintah 10
Pendapatan Nasional 4.390

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 48


Tabel 5.7
Penggunaan PDB

Jenis Pengeluaran H B 2008 H K 2000


Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 125.000 67.000
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 21.000 12.000
Pembentukan modal tetap domestik bruto 61.000 33.500
Perubahan stok 18.500 750
Ekspor barang dan jasa 62.000 36.000
Dikurang : Impor barang dan jasa 61.000 123.000
Produk Domestik Bruto 226.500 123.000
Dikurang Pendapatan faktor neto dari L N 11.000 4.000
Produk Nasional Bruto 215.500 119.000
Dikurang pajak tak langsung 16.000 9.000
Dikurang penyusutan 11.000 6.000
Pendapatan Nasional 188.500 104.000
H B = harga berlaku, H K = harga konstan
Misalkan produk nasional bruto Indonesia tahun 2008 bernilai Rp 215.500,-. Apabila nilai
ini dikurangi pajak tak langsung dan penyusutan barang modal akan diperoleh pendapatan
nasional atau produk nasional neto menurut harga faktor yang berjumlah Rp 188.500,-.
Pendapatan tersebut merupakan jumlah pendapatan semua faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk memproduksikan barang atau jasa pada tahun 2008.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 49


Bagian VI
Investasi

1. Pengertian Investasi.

Berbagai definisi telah diberikan oleh para ahli mengenai investasi dalam bukunya
masing-masing. Secara luas Willian F. Sharpe dan Gordon J. Alexander dalam bukunya
“Investment” menyatakan bahwa investasi berarti pengorbanan nilai saat ini yang pasti
untuk nilai mendatang yang belum diketahui kepastiannya. Charles P. Jones dalam
bukunya Investment, Analysis and Management menulis bahwa suatu investasi dapat
didefenisikan sebagai komitmen dana pada suatu atau beberapa asset yang akan dipegang
selama beberapa waktu mendatang.
Investasi adalah setiap wahana dimana dana ditempatkan dengan harapan dapat
memelihara atau menaikan nilai dana/atau memberikan hasil (returns) yang positif.
Investasi adalah pengeluaran, pembelanjaan, penanaman modal oleh individu atau
perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi, untuk
menambah kemampuan produksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Investasi adalah pengeluaran untuk barang-barang yang tidak dikonsumsi sekarang
melainkan menambah jumlah barang-barang atau alat-alat produksi.
Dari pengertian-pengertian investasi tersebut, umumnya diakui bahwa investasi
meliputi investasi finansial (financial investment) seperti pada saham dan obligasi, dan
investasi pada barang-barang modal (riil investment) seperti pembangunan pabrik-pabrik,
pembelian mesin, pembangunan gedung, pembangunan dan pengembangan lahan untuk
pertanian dan perkebunan.
Pengeluaran, penanaman, atau pembentukan modal yang digolongkan sebagai
investasi adalah :
a. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin peralatan produksi lainnya
untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
b. Pembelanjaan untuk membangun rumah tinggal, bangunan kantor, pabrik, dan
bangunan lainnya.
c. Penanam nilai stock barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, barang dalam
proses produksi.
Tiga komponen investasi yang tersebut diatas disebut investasi bruto yaitu meliputi
investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti
barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi nilai depresiasi
disebut investasi neto.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 50


2. Pandangan Makro Ekonomi Terhadap Financial Investment dan Riil Investment.

Dari pengertian investasi yang tersebut diatas, investasi dapat dikelompokan


menjadi dua yaitu : 1) investasi pada wahana keuangan (financial investment) seperti
saham, obligasi, dan surat berharga lainnya baik jangka pendek dan jangka panjang, 2)
investasi pada barang-barang modal (riil investment) seperti pembelian mesin produksi,
pembangunan gedung perkantoran, pabrik, pembangunan dan pengembangan lahan untuk
pertanian dan perkebunan.
Bagaimana pandangan makro ekonomi terhadap kedua kelompok investasi tersebut
baik financial investment dan rill investment. Pada dasarnya individu atau perusahaan mau
melakukan investasi baik pada investasi keuangan dan investasi riil mengacu kepada
harapan (expectation) dan resiko (risk) yang diperkirakan akan terjadi. Dengan kata lain
kedua kelompok investasi ini sama-sama mengharapkan keuntungan tetapi dengan tingkat
resiko yang berbeda. Dapat dikatakan dengan berinvestasi disektor finansial resiko dari
dana atau modal dapat diprediksi kecil atau rendah, sedangkan berinvestasi pada sektor riil
resiko diprediksi besar atau tinggi, walaupun kedua jenis resiko ini sama-sama dipengaruhi
oleh kondisi, mekanisme pasar, atau permintaan dalam perekonomian. Untuk lebih jelas
perhatikan pola/gambar berikut :
1

A C
Pemilik Modal Bursa Efek
atau Dana
2 3
B
- Pasar Uang
- Individu Perusahaan - Pasar Modal
- Lembaga
swasta bukan
perusahaan - Saham - Saham
- Pemerintah - Obligasi - Obligasi
4 5 - Surat Berhaga 6 - Surat Berhaga
Lainnya Lainnya

E
7 Bank Sentral
8 D
Lembaga
Keuangan
9 11
F 12
10Investmen
Riil F

Gambar : 6.1. Financial / Riil Investment

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 51


Keterangan dari gambar diatas :
a. A, C
Pemilik modal atau dana dapat berhubungan dengan bursa efek ( di Indonesia BEI) baik
melalui perantara atau tidak dengan perantara untuk bertindak sebagai pembeli saham,
obligasi dan surat berharga lainnya dengan memenuhi beberapa syarat dan ketentuan
yang harus diikuti oleh orang yang ingin masuk dalam bursa efek yang bersangkutan.
b. A, B
Pemilik modal atau dana dapat menginvestasikan modal/dananya pada perusahaan
secara langsung sebagai investor dalam bentuk saham atau obligasi, sebagai pemegang
surat berharga tersebut tentu memperoleh return dalam bentuk deviden, coupon atau
jasa lainnya.
c. A, D
Pemilik modal/dana menyimpankan assetsnya atau dananya di lembaga keuangan
dalam bentuk simpanan (baik deposito, giro, dan tabungan). Sebagai balas jasa oleh
lembaga keuangan, maka pemilik modal/dana memperoleh return dalam bentuk bunga
sebagai cost of funds bagi lembaga keuangan yang besangkutan.
d. A, F
Pemilik modal/ dana dapat melakukan invetasi langsung kepada riil investment dalam
bentuk pembelian barang-barang modal, mesin produksi, bahan baku, atau pembukaan
lahan untuk perkebunan dan pertanian. Pemilik modal/dana berharap dari investasi yang
dilakukan mendapatkan keuntungan juga memberikan kontribusi yang luas bagi
masyarakat untuk ikut menikmati apa yang dilakukan oleh investor yang bersangkutan.
e. B, C
Perusahaan dapat ikut berperan dalam bursa efek, baik sebagai pihak yang
membutuhkan modal/dana atau maupun sebagai pihak pembeli surat berharga dengan
memenuhi persyaratan-persyaratan dan ketentuan yang harus diikuti oleh perusahaan
tersebut, sehingga perusahaan akan dihadapkan pada dua keadaan seperti memperoleh
capital gain atau mengalami capital loss.
f. B, D
Disamping perusahaan dapat berperan serta pada bursa efek, perusahaan juga dapat
menempatkan dananya dilembaga keuangan dalam bentuk simpanan (deposito, giro,
dam tabungan), juga disini perusahaan dapat memperoleh return dari modal/dananya
tersebut.
g. B, F
Perusahaan dapat meningkatkan kapasitas produksinya, membeli mesin baru, membuat
produk baru, melakukan ekspansi produk, menambah stok bahan baku, atau menambah
pabrik baru.
h. D, C
Lembaga keuangan dapat ikut berperan dalam bursa efek, baik sebagai pihak yang
membutuhkan modal/dana atau maupun sebagai pihak pembeli surat berharga dengan
memenuhi persyaratan-persyaratan dan ketentuan yang harus diikuti oleh lembaga
keuangan tersebut, sehingga lembaga keuangan akan dihadapkan pada dua keadaan
seperti memperoleh capital gain atau mengalami capital loss.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 52


i. D, E
Lembaga keuangan menempatkan dananya di Bank Sentral dalam bentuk Giro,
Sertifikat Bank Indonesia, dan lainnya. Penempatan ini adalah sebagai usaha penjagaan
posisi likuiditas bagi perusahaan atau lembaga keuangan, sebagai usaha pengamanan
dana ( safety funds), penempatan dana pada surat berharga, dan lainnya.
j. D, F
Lembaga keuangan berperan aktif dalam pemberian skim pembiayaan atau pinjaman
kepada pihak yang membutuhkan dalam sektor riil (riil investment). Pembiayaan yang
diberikan oleh lembaga keuangan kepada masyarakat bersifat konsumtif dan produktif.
Pembiayaan yang bersifat konsumtif lebih banyak dinikmati oleh orang per orang,
sedangkan pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang diarahkan kepada
berputarnya roda perekonomian baik pengusaha kecil,menengah, dan pengusaha besar.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat digambarkan lagi mana yang tergolong kepada
financial investment atau riil investment sebagai berikut :

Resiko rendah, keuntungan hampir pasti


A, C A, B A, D
Financial
Investment D, E
B, C B, D D, C

Investasi

Resiko besar, tak ada jaminan akan untung


Riil A, F B, F D, F
Investment

Gambar : 6.2. Kelompok finacial investment dan riil investment


Dapat diberikan jawaban bahwa :
- Financial investment adalah melakukan investasi pada bursa efek, perusahaan-
perusahaan, lembaga keuangan dalam bentuk surat berharga seperti saham, obligasi,
dan surat berharga lainnya dimana return yang diperoleh dalam bentuk deviden,
coupon, bunga. Dimana semakin besar perputaran modal/dana disini maka akan diiringi
perolehan return yang besar juga, hasilnya sebagian kecil orang yang menikmatinya dan
dampaknya terhadap sektor riil juga relatif kecil.
- Riil investment adalah melakukan investasi dengan membelanjakan modal/dana kepada
pembelian barang-barang modal seperti pembangunan pabrik, perkantoran, rumah
tinggal, mesin produksi, menambah stok persediaan barang, bahan baku, lahan
pertanian dan perkebunan, dan lainnya, sehingga akan diperoleh hasil (ekspekted) yang
dinikmati oleh investor, masyarakat, komponen pelaku ekonomi lainnya sehingga roda
perekonomian dapat berputar.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 53


3. Fungsi Investasi

Fungsi investasi adalah kurva yang menunjukkan kaitan atau hubungan antara
tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional. Bentuk fungsi investasi ini dapat
dibedakan menjadi dua jenis dalam bentuk model berikut :

Harapan

Terjadi secara Investasi Terjadi secara


Otomatis Menurut jenisnya karena disengaja
(autonomous investment) (induced investment)

Kebutuhan

a) Investasi otonomi (autonomous investment)


Investasi otonomi adalah investasi yang jumlahnya ditentukan dari dalam
perekonomian itu sendiri (seperti tingkat suku bunga, tehnologi). Investasi yang terjadi
secara otomatis sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup seseorang atau
sekelompok orang atau suatu organisasi, bahkan negara. Investasi jenis ini didorong
oleh kebutuhan dimasa depan (by nature), misalnya kebutuhan sandang, papan,
pendidikan, dan sebagainya mendorong timbulnya investasi pada jenis ini.

Io

Io = investasi otonomi
Pada pendapatan o-X1
I = E1. Pada pendapatan
E1 E2 Io o - X2, maka I = E2

o x1 x2 Y
Gambar : 6.3. Investasi otonomi

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 54


b) Investasi terpengaruh (induced investment)
Investasi terpengaruh yang jumlahnya dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan
nasional. Induced investment terjadi karena disengaja, direncanakan, diinginkan oleh
seseorang, sekelompok orang, atau suatu organisasi karena keinginan masa depan, atau
karena ada harapan yang menjanjikan (by designed). Dengan demikian investasi yang
disengaja ini lebih condong pada pengertian usaha atau bisnis, yaitu usaha yang terkait
dengan tujuan mendapat manfaat dikemudian hari. Oleh karena itu, pada umumnya
investasi disengaja ini adalah termasuk kelompok investasi yang dilakukan oleh swasta,
misalnya membuka toko, membangun pabrik, membuka lahan pertanian, melakukan
usaha perkebunan, peternakan, perikanan, dan sebagainya yang tujuan utamanya adalah
mendapatkan hasil atau keuntungan dikemudian hari.
I
I Pada pendapatan o – X1, maka I = E1
E2 Pada pendapatan o – X2, maka I = E2
X2, E2 > X1,E1

E1

o X1 X2 Y
Gambar : 6.4. Investasi terpengaruh
Selanjutnya dari model diatas juga terlihat bahwa antara kedua jenis investasi
tersebut saling melengkapi atau dapat bersinergi (kondisi yang saling membantu, saling
memperkuat, saling menunjang satu sama lain) dalam kehidupan masyarakat, sehingga
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan dapat dipercepat pencapaiannya.

Peluang dapat manfaat (profit)

Terjadi secara Investasi Terjadi secara


Otomatis Menurut jenisnya karena disengaja
(autonomous investment) (induced investment)

Product domestic bruto atau PDB (income)

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 55


Dari model diatas terlihat bahwa antara autonomous investment dengan induced investment
saling melengkapi bukan saling meniadakan, dan kedua jenis tersebut dapat saling
melengkapi satu sama lainnya.

Investasi menurut jenis

Investasi langsung dana Investasi


Produksi barang / tidak
Jasa balas jasa keuangan langsung

Dari model diatas terlihat, bahwa investasi dapat dikelompokan menjadi investasi
langsung dan investasi tidak langsung. Secara mikro (individu) investasi langsung atau
investasi pada sektor riil dan investasi tidak langsung atau investasi pada sektor financial,
adalah alternatif (pilihan) investasi. Namun secara makro tidak demikian. Investasi
langsung adalah investasi yang utama, dan investasi sektor financial adalah penunjang, agar
investasi langsung atau sektor riil dapat bergerak lebih cepat, untuk meningkatkan
aktivitasnya.
Pada hakekatnya investasi tidak langsung adalah derivative (turunan) dari investasi
langsung, sehingga laba atau balas jasa dari investasi financial ini berasal dari kemampuan
produktivitas investasi langsung. Bila investasi langsung gagal memperoleh laba, maka
pada gilirannya, investasi tidak langsung juga akan kena dampaknya. Artinya untuk
kepentingan makro, investasi-investasi sektor-sektor riil merupakan lokomotif dari
perekonomian nasional, sementara investasi sektor financial adalah bahan bakarnya. Jadi
prioritasnya adalah bagaimana mengembangkan investasi disektor riil baru kemudian
investasi sektor finansial.

Pertumbuhan ekonomi
Dan pendapatan negara

Menghasilkan mendorong

Investasi swasta pengembangan investasi investasi public


Yang berkelanjutan

Mendorong menghasilkan

Pengembangan prasarana
Dan sarana

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 56


Pada gambar diatas ini dapat terlihat model investasi, bahwa investasi dapat
dilakukan oleh negara, atau pemerintah sebagai penyelenggara negara ataupun investasi
oleh swasta. Hubungan keduanya adalah saling melengkapi. Bila investasi oleh negara atau
public investment meningkat, maka ini akan mendorong pengembangan investasi oleh
swasta, dan sebaliknya. Bila investasi swasta maju dan berkembang maka akan mendorong
pengembangan investasi oleh negara dan sebaliknya.

Faktor-faktor pendorong investasi meliputi :


a. Ditemukan cara baru (new methode)
Misalnya ditemukan tehnologi baru dapat menimbulkan keunggulan bagi pengusaha
dan mempertinggi efisiensi dari hasil produksi dan terciptanya inovasi.
b. Pasaran jadi lebih luas
Pengusaha dapat menjual barang lebih banyak karena pembeli bertambah, sehingga
tempat atau daerah pemasaran juga bertambah.
c. Jenis produk baru
Dengan ditemukan produk baru dapat mendorong para pengusaha untuk melakukan
investasi
d. Kebijaksanaan pemerintah dibidang perbankan
Kebijaksanaan pemerintah dibidang perbankan seperti penetapan suku bunga, plafond
an persyaratan kredit.
e. Menurunkan pajak perusahaan.

Faktor utama yang menentukan investasi :


a. Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh
b. Tingkat bunga pinjaman
c. Ramalan mengenai keadaan ekonomi dimasa depan
d. Tingkat pendapatan nasional dan perubahannya
e. Keuntungan yang diperoleh perusahaan.

4. Hubungan Investasi dengan Tingkat Suku Bunga.

Tingkat suku bunga dimaksud adalah tingkat suku bunga yang berlaku pada bank-
bank umum. Bila tingkat bunga simpanan bank tinggi (tabungan, giro, deposito) maka ada
kecenderungan masyarakat untuk meningkatkan jumlah simpanannya, atau sebaliknya bila
tingkat bunga rendah / turun maka ada kecenderungan masyarakat untuk memperkecil
jumlah simpanannya dibank, berarti hubungannya positif. Demikian juga pada pembiayaan
atau pinjaman yang disalurkan oleh bank, bila tingkat suku bunga pinjaman rendah maka
ada kecenderungan masyarakat untuk memperbesar volume dari pinjamannya atau
sebaliknya bila tingkat bunga tinggi maka ada kecenderungan masyarakat memperkecil
jumlah pinjaman, berarti hubungannya negatif. Bagaimana dengan investasi ?. Dana
investasi berasal dari dana yang dihimpun oleh lembaga keuangan (perbankan) dan
disalurkan kemasyarakat dalam bentuk pembiayaan (dipinjam oleh individu, kelompok,
badan usaha yang disebut debitur), dapat diartikan jika tingkat bunga naik, level investasi
akan berukurang, sebaliknya jika tingkat bunga turun maka level investasi akan naik dalam
artian banyak orang atau pengusaha yang akan berinvestasi, perhatikan gambar berikut :

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 57


bunga

i3

i2

i1

0 I3 I2 I1 Investasi
Gambar : 6.5. Hubungan investasi dengan tingkat suku bunga

Terdapat hubungan negatif antara investasi dengan tingkat suku bunga, jika tingkat
suku bunga tinggi jumlah investasi kecil. Sebaliknya jika tingkat suku bunga rendah jumlah
investasi meningkat.
Ada dua istilah yang dapat digunakan untuk melihat antara tingkat suku bunga dan
investasi yaitu :
a. Marginal efficiency of investment (MEI)
Menggambarkan hubungan antara tingkat suku bunga dengan investasi yang senyatanya
dilakukan oleh para pengusaha dalam suatu perekonomian pada jangka waktu tertentu.
b. Marginal Efficiency of capital (MEC)
Menggambarkan hubungan antara tingkat suku bunga dengan penanaman modal yang
seharusnys dilakukan untuk usaha-usaha yang tingkat kembalian modal (rate of return)
nya lebih besar dari dari pada tingkat suku bunga yang berlaku, lihat gambar berikut :
i

Gambar : 6.6. Kurva MEC dan MEI


i1

i2
MEC
i3

MEI
o I1 I2 I3 Investasi I
Kurva MEC biasanya lebih landai dibandingkan kurva MEI, sebab jumlah investasi
yang senyatanya ditanamkan umumnya lebih kecil dari pada investasi yang seharusnya
ditanamkan diberbagai bidang usaha yang ada.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 58


Bagian VII
Pendapatan Nasional Dalam Perekonomian
Dua Sektor

1. Pengertian.

Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah
tangga dan perusahaan. Ini berarti dalam perekonomian itu dimisalkan tidak terdapat
kegiatan pemerintah dan perdagangan luar negeri. Dengan ciri-ciri pendapatannya sebagai
berikut :
a. Sebagai balas jasa kepada penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki sector
rumah tangga oleh sektor perusahaan. Sektor rumah tangga konsumen akan
memperoleh aliran pendapatan berupa gaji dan upah, sewa, bunga, dan laba.
b. Sebagian besar dari pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga akan
digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan
oleh sektor perusahaan.
c. Sisa dari berbagai jenis pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk
pengeluaran konsumsi akan ditabung dalam institusi keuangan.
d. Pengusaha – pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan investasi akan
meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan dari sektor
rumah tangga.

2. Hubungan antara konsumsi dan pendapatan.

Pengeluaran konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh masyarakat untuk


mendapatkan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan hidupnya. Besarnya
pengeluaran suatu masyarakat ini sangat tergantung hubungannya dengan pendapatan
masyarakat tersebut, bertambah incomenya, bertambah permintaan (demand), maka
pengeluaran konsumsi juga akan semakin besar.
Makin besar pendapatan seseorang atau masyarakat ini suatu pertanda semakin
besar standard kehidupannya. Dan jika seseorang bermaksud memperbesar pengeluaran
konsumsinya ini berarti mempertinggi kualitas hidupnya. Suatu bentuk pengeluaran
konsumsi yang terjadi dalam masyarakat dapat dilihat dalam beberapa kondisi yaitu :
a. Besarnya pengeluaran (konsumsi) dari pada pendapatan (income) ini menyebabkan
dissaving. Atau konsumsi lebih besar dari pendapatan, sehingga masyarakat mengorek /
menguras tabungan untuk memenuhi konsumsinya.
b. Besarnya pengeluaran sama dengan pendapatan. Dengan kata lain semua pendapatan
habis digunakan untuk pengeluaran konsumsi.
c. Pengeluaran lebih kecil dari pendapatan. Pertambahan pendapatan selalu lebih besar
dari pertambahan konsumsi maka pada akhirnya masyarakat akan mampu menabung.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 59


Hubungan antara konsumsi dan pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7.1. Skala konsumsi individual.

No Pendapatan Pengeluaran Tabungan


(Y) (C) (S)
1 9.000 9.500 -500
2 10.000 10.250 -250
3 11.000 11.000 0
4 12.000 11.750 250
5 13.000 12.500 500
6 14.000 13.250 750
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nomor 1, dan 2 menunjukkan dimana pengeluaran
lebih besar dari pada pendapatan sehingga menyebabkan terjadinya dissaving atau Y <
C , nomor 3 menunjukkan pengeluaran sama besarnya dengan pendapatan yang
diterima atau Y = C, nomor 4,5, dan 6 menunjukkan pengeluaran lebih kecil dari
pendapatan sehingga dapat menciptakan tabungan atau saving atau Y > C. Skala
konsumsi individual pada tabel diatas dapat pula digambarkan sebagai berikut :

Gambar. 7.2. Kurva skala konsumsi individual


C
C = Y

saving
C = a + bY

dissaving

450
o Y
Y0

Disaat pendapatan nol ( Y0 ) tidak ada income, pengeluaran atau konsumsi adalah
sebesar nilai a, artinya disaat seseorang tidak mempunyai pendapatan (income), tidak
bekerja, dan disaat itu orang tersebut tidaklah berhenti makan dan minum, dia tetap
melakukan pengeluaran atau konsumsi yang sumbernya didapat dari subsidi pihak
keluarga dan lainnya.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 60


C = a + bY, menunjukan bahwa bila Y sama dengan nol, maka pengeluaran konsumsi
adalah sebesar nilai a, atau sama dengan pengertian diatas. Dan disisi lain bila
pendapatan semakin meningkat maka akan diikuti kenaikan dalam pola konsumsi yang
berarti hubungannya antara pendapatan dengan pengeluaran (konsumsi) adalah
hubungan posistif, dengan demikian huruf b disini menunjukan koefisien atau arah dari
pengeluaran atau konsumsi.
Dilihat dari segi penawaran, maka dalam perekonomian tertutup sederhana atau
perekonomian dua sektor dapat ditulis dalam bentuk Y = C + S, sedangkan dari permintaan
dapat ditulis dalam bentuk Y = C + I. Fungsi konsumsi adalah hubungan antara
pengeluaran ( C ) dengan pendapatan ( Y ). Fungsi konsumsi ini dapat dijelaskan lebih rinci
sebagai berikut : C = a + b Y, dimana : C adalah pengeluaran atau konsumsi, nilai a
adalah parameter yang menunjukkan konsumsi jika Y = 0, dengan kata lain nilai a adalah
konstanta dimana bila pendapatan negatif atau nol maka pengeluaran atau konsumsi adalah
positif, nilai b adalah parameter yang menunjukkan tambahan konsumsi ( ΔC ) akibat
adanya tambahan pendapatan ( ΔY ), sedangkan Y adalah pendapatan atau pendapatan
nasional.
Fungsi konsumsi adalah garis C = a + b Y, yang menunjukkan bahwa konsumsi
akan naik kalau pendapatan nasional naik, jika pendapatan nol, maka konsumsi sebesar a,
jika pendapatan naik, konsumsi juga akan naik. Untuk pendapatan lebih kecil dari pada Y0
maka konsumsi lebih besar dari pendapatan, jika pendapatan lebih besar dari Y0 maka
konsumsi lebih kecil dari pendapatan dan semua pendapatan pas dikonsumsi waktu
pendapatan sama dengan Y0. Dan pada pembahasan selanjutnya akan dilihat hubungan
antara konsumsi dengan pendapatan sebagai berikut :

a. Marginal Propensity to Consume


Hubungan antara konsumsi dan pendapatan ditentukan oleh kecenderungan
mengkonsumsi atau disebut Marginal Propensity to Consume (MPC). Marginal
propensity to consume merupakan perbandingan antara rasio tambahan dalam konsumsi
(ΔC) dengan tambahan dalam pendapatan (ΔY). MPC dapat ditulis dalam bentuk
rumus sebagai berikut : MPC = ΔC / ΔY.
b. Average Propensity to Consume
Average propensity to consume (APC) adalah kecenderungan mengkonsumsi rata-rata.
APC merupakan perbandingan antara tingkat pengeluaran konsumsi ( C ) dengan
tingkat pendapatan disposibel pada ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd). APC dapat
dihitung dengan rumus : APC = C / Y atau APC = C / Yd. Jadi kecenderungan
konsumsi dapat dibagi dua yaitu kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal
propensity to consume) dan kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (average
propensity to consume).

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 61


Hubungan konsumsi dengan pendapatan dapat digambarkan besarnya konsumsi rumah
tangga pada tingkat pendapatan yang berubah-ubah, lihat contoh berikut :

Yd C MPC APC
200 300 - 1,50
400 450 0,75 1,125
600 600 0,75 1,00
800 750 0,75 0,94

Dari tabel diketahui bahwa pertambahan Yd masing-masing adalah 200, dan


pertambahan C masing-masing adalah 150. Jadi untukmenentukan nilai MPC adalah :
MPC = ΔC / ΔY = 150 / 200 = 0,75 . dan untuk menentukan nilai APC adalah : APC
= C / Yd = 300 / 200 = 1,50 begitu selanjutnya perhitungan untuk menentukan MPC
dan menentukan APC. Apabila Yd lebih kecil dari C, maka APC lebih besar dari 1,
sedangkan jika Yd lebih besar dari C, maka APC lebih kecil dari 1.

Contoh :
Diketahui tambahan pendapatan adalah sebesar Rp 2.000, dan tambahan pengeluaran
Rp 1.500. Berapa MPC nya ?
Jawab : MPC = ΔC / ΔY = 1.500 / 2.000 = 0,75

Diketahui MPC adalah 80 %, tambahan pendapatan Rp 10.000. Berapakah tambahan


pengeluaran ?
Jawab :
ΔY = 10.000 MPC = 0,8
ΔC / ΔY = 0,8 ΔC / 10.000 = 0,8
ΔC = 80/100 x 10.000 = 8.000

Atau ΔC = ΔY x MPC
= 10.000 x 80 % = 8.000

Diketahui pendapatan = 9.000, konsumsi = 9.500. Berapa APC ? Jadi APC dapat
dihitung yaitu : APC = C / Y = 9.500 /9.000 = 1,06

c. Marginal Propensity to Save.


Marginal propensity to save (MPS) atau kecenderungan menabung marginal adalah
perbandingan antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan
disposibel. Nilai MPS dapat ditentukan dengan rumus : MPS = ΔS / ΔYd
d. Average Propensity to Save.
Average propensity to save (APS) atau kecenderungan menabung rata-rata adalah
perbandingan antara tabungan dengan pendapatan disposibel, nilai APS dapat
ditentukan dengan rumus : APS = S / Yd.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 62


Contoh : Perhitungan marginal propensity to save (MPS) berada pada angka tetap.

Yd C S MPS APS
200 300 - 100 - -0,50
400 450 -50 0,25 -0,125
600 600 0 0,25 0
800 750 50 0,25 0,0625

MPS = ΔS / ΔYd = 50 / 200 = 0,25 perhitungan seterusnya dengan cara yang sama
APS = S / Yd = -100 / 200 = -0,50 seterusnya dengan cara yang sama.

Contoh : Perhitungan marginal propensity to save (MPS) berada pada angka tidak tetap.

Yd C S MPS APS
200 300 - 100 - -0,50
400 460 -60 0,20 -0,15
600 610 -10 0,25 -0,017
800 750 50 0,30 0,0625

MPS = ΔS / ΔYd = 40 / 200 = 0,20 MPS = ΔS / ΔYd = 50 / 200 = 0,25


MPS = ΔS / ΔYd = (50 ( - ) – 10 ) / 200 = 60 / 200 = 0,30.
APS = S / Yd = -100 / 200 = -0,50 seterusnya dengan cara yang sama.

3. Hubungan Kecenderungan Mengkonsumsi dengan Kecenderungan Menabung.

Hubungan antara kecenderungan mengkosnumsi dengan kecenderungan menabung


dalam kondisi tetap atau kondisi tidak tetap selalu dalam jumlah yang sama yaitu bernilai
satu sehingga dapat ditulis : MPC + MPS = 1 , dan APC + APS = 1. Dengan
mengambil contoh perhitungan diatas maka dapat dilihat :

MPC + MPS APC + APS


Yd MPC MPS APC APS
200 - - - 1,50 -0,50 1
400 0,75 0,25 1 1,125 -0,125 1
600 0,75 0,25 1 1,00 0 1
800 0,75 0,25 1 0,94 0,06 1

Lebih lanjut hubungan antara konsumsi, tabungan, pendapatan serta MPC dan APC, MPS
dan APS dilihat dalam perhitungan pada tabel berikut :

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 63


Tabel .7.3. Hubungan Y,C,S, MPS,APC,MPS, dan APS

Y /Yd C S MPC APC MPS APS


0 40 -40 - ~ - ~
50 80 -30 0,80 1,60 0,20 -0,60
100 120 -20 0,80 1,20 0,20 -0,20
150 160 -10 0,80 1,07 0,20 -0,7
200 200 0 0,80 1,00 0,20 0
250 240 10 0,80 0,96 0,20 0,04
300 280 20 0,80 0,93 0,20 0,07
350 320 30 0,80 0,91 0,20 0,09
400 360 40 0,80 0,90 0,20 0,10
450 400 50 0,80 0,89 0,20 0,11
500 440 60 0,80 0,88 0,20 0,12
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada saat pendapatan sama dengan nol,
konsumsi saat itu adalah 40 sehingga terjadi dissaving sebesar -40. Pada saat pendapatan
200, dan saat itu pula konsumsi sebesar 200 sehingga saving adalah 0. Sedangkan untuk
menentukan nilai pada kolom MPC, APC, MPS dan APS yaitu :
MPC = ΔC / ΔY = 40 / 50 = 0,80 selanjutnya dengan cara yang sama
APC = C / Yd = 80 / 50 = 1,60 selanjutnya dengan cara yang sama
MPS = ΔS / ΔYd = 10 / 50 = 0,20 selanjutnya dengan cara yang sama
APS = S / Yd = -30 / 50 = -0,60 selanjutnya dengan cara yang sama

Perhatikan kurva berikut : C=Y


C C = 40 + 0,8 Y
300 kurva a
200
100
40
0 100 200 300 400 Y

S
kurva b

S = -40 + 0,2Y

100 200 300 400 Y


-40

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 64


Kurva a menggambarkan hubungan antara tingkat pendapatan nasional dengan
konsumsi, waktu pendapatan sama dengan 0 konsumsi tetap dikeluarkan sebesar 40 yang
diperoleh dengan menguras tabungan. Pada kurva b ini diperlihatkan oleh jumlah tabungan
yang negative (dissaving) dalam jumlah yang sama. Pada kondisi pendapatan lebih kecil
dari konsumsi maka tabungan dikuras untuk menutupi konsumsi. Pada kondisi pendapatan
sama dengan konsumsi tidak ada bagian dari pendapatan yang ditabung. Pada kondisi
pendapatan lebih besar dari konsumsi maka tabungan bernilai positif.
Untuk fungsi konsumsi C = 40 + 0,8 Y yang berarti bila pendapatan nol maka
konsumsi adalah 40, yang jumlahnya sama dengan nilai tabungan yang dikuras (dissaving)
pada kurva b. Makin tinggi pendapatan , maka semakin tinggi konsumsi dan semakin kecil
pula dissaving. Pada saat pendapatan 200, semua pendapatan habis digunakan untuk
konsumsi dan tabungan sama dengan nol. Pada tingkat pendapatan lebih tinggi dari 200
jumlah konsumsi lebih kecil dari pada pendapatan, sehingga sebagian pendapatan bias
ditabung.

4. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

Seluruh pengeluaran konsumsi rumah tangga dalam perekonomian disebut


konsumsi agregat, sedangkan seluruh tabungan rumah tangga dalam perekonomian disebut
tabungan agregat.
Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara
tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau
pendapatan disposibel) perekonomian tersebut.
Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan diantara
tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau
pendapatan disposibel) dalam perekonomian tersebut.
Untuk menunjukkan perilaku rumah tangga dalam perekonomian dalam melakukan
konsumsi dan tabungan analisis makro ekonomi selalu melihat cirri-cirinya dengan
menghubungkan dua variable tersebut dengan pendapatan nasional. Analisis dalam bagian
ini akan terlihat pada hubungan tersebut dengan contoh angka mengenai pendapatan
nasional, konsumsi agregat dan tabungan agregat, lihat tabel berikut :

Tabel. 7.4. Daftar konsumsi dan tabungan

Pendapatan nasional (Y) Konsumsi agregat ( C ) Tabungan agregat ( S )


0 3000 -3000
1000 3400 -2400
2000 3800 -1800
3000 4200 -1200
4000 4600 -600
5000 5000 0
6000 5400 1,2 600 1,8
7000 5800 1200
8000 6200 1800

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 65


Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada saat pendapatan nasional sama dengan
nol, tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian sebesar 3000 dengan demikian
rumah tangga melakukan atau mengorek tabungan sebanyak 3000 juga. Pada kondisi ini
dapat juga terlihat bahwa pendapatan nasional selalu mengalami perubahan sebesar 1000.
Jadi dapat ditentukan MPC dan MPSnya yaitu :
ΔY = 1000, ΔC = 400, maka MPC = 400 / 1000 = 0,40
ΔY = 1000, ΔS = 600, maka MPS = 600 / 1000 = 0,60
Telah diketahui bahwa pendapatan nasional selalu mengalami perubahan sebesar 1000,
demikian juga konsumsi agregat yang selalu mengalami perubahan sebesar 400, serta
tabungan agregat mengalami perubahan sebesar 600. Dengan demikian MPC pada
tingkatan-tingkatan pendapatan dan pengeluaran menunjukkan angka sama yaitu 0,40.
Demikian juga pada MPS pada tingkatan-tingkatan pendapatan dan tabungan menunjukkan
angka yang sama yaitu 0,60. Dan apabila dijumlahkan yaitu MPC + MPS = 1 atau 0,40 +
0,60 = 1. Berikut hubungan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan dapat digambarkan :

Y=C
C B C= a + bY
6 1,2
5 A
4 3 a. Fungsi konsumsi
3
2
1

0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Y

S = -a + (1-b) Y
E
1,8
0 D
2 3 4 5 6 7 8 9 10 Y
-1
-2 3
-3

b. Fungsi tabungan

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 66


Keterangan
Diawali dari grafik (a) ketika Y = 0, pengeluaran konsumsi sebesar 3 yang diiringi pada
grafik (b) ketika terjadi dissaving sebesar 3. Pada titik A pada grafik (a) dan titik D pada
grafik (b) menggambarkan bahwa pendapatan nasional 5 dan konsumsi adalah 5 artinya
semua pendapatan habis dikonsumsi, sehingga tidak ada pendapatan yang ditabung, lihat
perpotongan titik D pada garis S. Pada grafik (a) pendapatan nasional naik menjadi sebesar
3 (dari 5 ke 8) maka diiringi oleh kenaikan konsumsi sebesar 1,2. Diketahui bahwa
perubahan konsumsi lebih kecil dari perubahan pendapatan sehingga sebagian dari
pendapatan dapat ditabung sebesar 1,8 pada grafik (b). Jadi dapat disimpulkan bahwa
perubahan MPC lebih kecil dibandingkan perubahan MPS terhadap pendapatan nasional,
maka MPC = 0,40 dan MPS = 0,60.
Persamaan fungsi konsumsi dan tabungan dapat digambarkan dalam persamaan
sebagai berikut :
Fungsi konsumsi : C =a + bY
Fungsi tabungan : S = -a + ( 1-b) Y
Dimana ( a ) adalah konsumsi rumah tangga pada saat pendapatan adalah nol, b adalah
kecenderungan konsumsi marginal, C adalah tingkat konsumsi dan Y adalah tingkat
pendapatan. Adakalanya fungsi konsumsi dan tabungan menunjukkan hubungan diantara
konsumsi atau tabungan dengan pendapatan disposibel ( Yd ) sebagai berikut :
Fungsi konsumsi : C = a + b Yd
Fungsi tabungan : S = -a + ( 1-b) Yd
Dari contoh pembahasan diatas dapat dituliskan fungsi persamaan dari fungsi konsumsi dan
tabungan yaitu :
Fungsi konsumsi : C = 3000 + 0,4 Y
Fungsi tabungan : S = -3000 + 0,6 Y

5. Penentu-Penentu Konsumsi dan Tabungan.

J. M. Keynes berpendapat bahwa tingkat konsumsi dan tabungan terutama


ditentukan oleh tingkat pendapatan rumah tangga. Dan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan rumah tangga adalah :
a. Kekayaan yang telah terkumpul.
Kekayaan yang telah terkumpul diperoleh misalnya dari mendapat harta warisan,
tabungan yang telah terkumpul dimasa lalu, maka seseorang berhasil mempunyai
kekayaan yang cukup sehingga dalam keadaan ini ia sudah tidak terdorong lagi untuk
menabung atau hartanya lebih banyak dikonsumsi saat ini.
b. Tingkat bunga
Tingkat bunga tinggi atau rendah dapat mempengaruhi minat masyarakat untuk
menabung, dan bunga dapat menjadi pendapatan akibat dari menabung. Bila hasrat
masyarakat untuk menabung tinggi maka hasrat mengkonsumsinya rendah. Begitu
sebaliknya bila hasrat mengkonsumsinya tinggi maka hasrat menabung menjadi rendah.
c. Sikap berhemat.
Sikap berhemat, merupakan sikap atau perilaku masyarakat yang suka berhemat
mempengaruhi pola konsumsinya atau pola menabungnya. Ada masyarakat yang suka
berhemat dalam konsumsi sehingga mementingkan tabungan, begitu sebaliknya.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 67


d. Keadaan perekonomian
Keadaan perekonomian buruk, stabil, kondusif atau pertumbuhan ekonomi yang tinggi
atau rendah juga mempengaruhi pola konsumsi dan pola tabungan masyarakat.
e. Distribusi pendapatan
Dalam masyarakat yang pendapatannya tidak merata, terdapat ketimpangan dalam pola
konsumsi dan tabungan. Ada segolongan kecil masyarakat yang sangat kaya dan
pendapatannya tinggi, golongan ini mempunyai kecenderungan menabung yang tinggi.
Ada segolongan besar masyarakat yang pendapatannya hanya cukup untuk konsumsi
sehingga tabungan kecil. Pada masyarakat yang distribusi pendapatannya seimbang
tingkat tabungan relatif kecil karena mereka mempunyai kecenderungan mengkonsumsi
yang tinggi
f. Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi.
Bila pada suatu negara memberikan dana pensiun yang tinggi kepada masyarakatnya,
maka hasrat untuk menabung rendah dan pola konsumsinya tinggi. Bila suatu negara
memberikan dana pensiun yang rendah kepada masyarakatnya, maka hasrat menabung
masyarakat tinggi ketika mereka masih bekerja.

____

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 68


Bagian VIII
Analisis Perekonomian Dua Sektor

Pengertian.

Telah dijelaskan bahwa unsur-unsur dalam perekonomian dua sektor (tertutup


sederhana) adalah konsumsi, tabungan, dan investasi. Pada pembahasan berikut akan dilihat
bagaimana dampaknya (konsumsi, tabungan, dan investasi) terhadap pendapatan nasional
kalau unsur-unsur tersebut mengalami perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan dalam konsumsi, perubahan dalam tabungan, dan perubahan dalam investasi.

1. Perubahan dalam konsumsi.

Konsumsi merupakan unsur paling penting yang menentukan besarnya pendapatan


nasional. Jika konsumsi masyarakat berubah naik atau turun, maka permintaan terhadap
barang dan jasa juga berubah. Dan pendapatan nasional secara keseluruhan juga akan
berubah. Perubahan dalam konsumsi dapat dilihat dari dua sisi yaitu :

a. Perubahan disepanjang fungsi konsumsi.


Terjadinya perubahan disepanjang fungsi konsumsi berarti fungsi konsumsinya sendiri
masih tetap sama. Perubahan seperti biasanya terjadi disebabkan oleh berubahnya
pendapatan nasional.

C C = a + bY

C3
C2
C1

0 Y1 Y2 Y3 Y
Gambar : 8.1. Perubahan disepanjang fungsi konsumsi
Keterangan :
- Disaat pendapatan (Y) adalah 0 maka konsumsi adalah sebesar nilai a.
- Bila Y1 meningkat menjadi Y2, maka konsumsi akan naik pula dari C 1 menjadi
C2.
- Bila pendapatan menjadi Y3, maka konsumsi menjadi C3.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 69


Dapat di simpulkan bahwa bila pendapatan nasional berubah sebesar ΔY maka
menyebabkan naiknya konsumsi sebesar ΔC. Dengan demikian jika pendapatan nasional
naik dapat ditentukan konsumsi sekarang ( yaitu jumlah konsumsi setelah naiknya
pendapatan nasional) dengan rumus : C1 = C0 + ΔC. Dimana C1 adalah konsumsi sekarang
(sesudah pendapatan nasional naik), C 0 adalah konsumsi tahun lalu. Telah dibahas bahwa
MPC adalah rasio perubahan dalam konsumsi terhadap perubahan dalam pendapatan nasional
yaitu : MPC = ΔC / ΔY, hubungan tersebut dapat ditulis kembali menjadi ΔC = MPC . ΔY.
Kalau disubstitusikan persamaan ΔC = MPC . ΔY kedalam persamaan C1 = C0 + ΔC akan
diperoleh persamaan baru yaitu C1 = C0 + MPC. ΔY.

Contoh :
Diketahui fungsi konsumsi adalah C = 20 + 0,8 Y. Pendapatan nasional tahun 2007 adalah 200
milyar dan pada tahun 2008 pendapatan nasional naik 10 % menjadi 220 milyar. Tentukan
besarnya konsumsi tahun 2007 dan tahun 2008.
Jawab
Konsumsi tahun 2007: Konsumsi tahun 2008
Co = 20 + 0,8 Y. C1 = C0 + MPC. ΔY.
= 20 + 0,8 ( 200) = 180 + 0,8 ( 20 )
= 180 milyar = 196 milyar.
Perubahan konsumsi yang disebabkan oleh perubahan dalam pendapatan nasional
biasanya terjadi secara proporsional. Misalkan kalau pendapatan nasional naik 10 %, maka
konsumsi juga akan naik 10 % pula. Hubungan dalam perubahan konsumsi dengan
pendapatan nasional secara proporsional disebut "teori pendapatan permanent" atau
(permanent income theory) oleh Milton Friedman dari University of Chicago.
Pendapatan permanen adalah pendapatan rata-rata dalam jangka panjang, bukan jangka
pendek. Menurut teori pendapatan permanen kenaikan dalam konsumsi akan proporsional
dengan kenaikan pendapatan. Bagaimana jika pendapatan nasional turun (berkurang) akan
diikuti pula oleh penurunan konsumsi secara proporsional ? lihat gambar berikut :

C
C = 20 + 0,8 Y

196

180

20

0 200 220 Y

Gambar : 8.2 Perubahan dalam konsumsi karena meningkatnya pendapatan nasional.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 70


Keterangan :
- Menurut teori pendapatan permanen, bila pendapatan naik atau turun maka akan
diikuti oleh naik atau turunnya konsumsi secara proporsional. Pada gambar
diatas dapat dilihat pada pendapatan 220 Kalau fungsi konsumsi C = 20 + 0,8 Y
dengan tingkat pendapatan 220 maka konsumsi adalah 196.
- Pada pendapatan 200 apakah konsumsi menjadi 180 ? sesuai dengan fungsi
tersebut. Menurut Duesenberry, jika pendapatan turun, maka proporsi penurunan
konsumsi biasanya lebih kecil dari pada proporsi penurunan pendapatan.

Kembali pada contoh diatas jika pendapatan turun dari 220 menjadi 200, konsumsi
bukan turun dari 196 ke 180 melainkan bertahan pada tingkat konsumsi 190 an. Mengapa
bisa terjadi ? Duesenberry menjelaskan bahwa dalam jangka pendek pola konsumsi
individu cenderung tetap jika pendapatan berkurang, karena terbiasa dengan pola konsumsi
lama. Seseorang tidak menghadapi masalah dalam menyesuaikan pola konsumsi sewaktu
pendapatarmya naik. Misal dari makan ubi ke makan nasi. Tapi jika pendapatan turun pola
konsumsi sulit kembali ke pola lama. Kalau seseorang sudah terbiasa mandi dengan air
bersih dan bening akan sulit mandi dengan air keruh dan bau, dapat disimpulkan bahwa :
"Kenaikan dalam pendapatan akan diikuti oleh kenaikan yang proporsional dalam
konsumsi, tetapi penurunan dalam pendapatan tidak diikuti penurunan proporsional
oleh konsumsi, yang oleh Duesenberry disebut dampak gergaji (ratched effect)", yang
dapat dilihat pada gambar berikut :

C
C=f(Y)

C3 C ‖ = a‖ + b Y
C3
C’ = a’ + b Y
C2 C=a+bY

C1

0 Y1 Y2 Y3 Y
Gambar : 8.3. Pola naik turunnya konsumsi disebabkan oleh naik turunnya pendapatan.

Keterangan :
Dalam jangka panjang konsumsi naik secara proporsional dengan kenaikan pendapatan,
misalnya pendapatan naik dari Y1 ke Y2 dan ke Y3 konsumsi akan naik dari C1 , ke C2, dan
ke C3. Tapi jika pendapatan turun, misalnya dari Y3 ke Y2 dalam jangka pendek konsumsi
tidak kembali ke C2 tetapi untuk sementara bertahan pada C3

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 71


Selain teori pendapatan permanen oleh Milton Friedman ada teori konsumsi siklus
hidup (life cycle consumption theory) yang dikembangkan oleh Franco Modigliani dan
Massachusetts Institute of Tehnology (MIT) dan Albert Ando dan University of
Pennsylvania. Menurut teori konsumsi siklus hidup, konsumsi sekarang biasanya terkait
erat dengan pendapatan yang diharapkan akan diterima dimasa yang akan datang. Pola
konsumsi seperti ini dapat dilihat pada :
- Orang yang pendapatan sekarang tinggi, tapi memperkirakan pendapatan pada masa
yang akan datang berkurang, cenderung menabungkan sebagian besar pendapatannya
sekarang. Orang seperti ini biasa pekerja kontrak baik dalam negeri atau diluar negeri
sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI).
- Orang yang memprediksi akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dimasa yang
akan datang jarang menabung, melainkan mengkonsumsi sebagian besar pendapatan
sekarang. Misal orang yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) seperti ; guru,
dosen, pejabat kantor, dan lainnya.

b. Perubahan karena bergesernya fungsi konsumsi.

Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, perubahan konsumsi bisa terjadi karena


berubahnya pendapatan (perubahan terjadi disepanjang fungsi konsumsi) dan bisa pula
terjadi karena kenyataan bergesernya fungsi konsumsi itu sendiri karena berubahnya pola
konsumsi masyarakat, lihat gambar berikut :

C
C=Y

E2
C2 C ’= a’ + bY

a’
C = a + bY
E1
C1

0 Y1 Y2 Y
Gambar : 8.4. Perubahan konsumsi terjadi, karena terjadinya pergeseran dalam fungsi
konsumsi itu sendiri.
Keterangan :
Bergesernya fungsi konsumsi yang lama C = a + bY ke fungsi konsumsi yang baru C =
a + bY yang berubah hanya intercep (a) saja, sedangkan slope fungsi konsumsi (b) tetap,
yang menunjukkan bahwa kecenderungan mengkonsumsi masyarakat (MPC) tidak berubah.
Dengan asumsi tidak berubah, maka bergesernya fungsi konsumsi dari C ke C’
menyebabkan keseimbangan pendapatan pindah dari E 1 ke E2 dan pendapatan nasional
dari Y1 ke Y2.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 72


2. Perubahan dalam tabungan.

Perubahan dalam tabungan dapat terjadi karena dua hal yaitu ; a) perubahan yang
terjadi disepanjang fungsi tabungan, b) perubahan yang terjadi karena bergesernya fungsi
tabungan itu. Telah dijelaskan bahwa dalam perekonomian tertutup belum ada peran
pemerintah, dan perdagangan luar negeri, yang ada rumah tangga masyarakat dan rumah
tangga perusahaan. Dengan demikian dilihat dari sisi penawaran dalam perekonomian
tertutup pendapatan yang diperoleh masyarakat (Y) hanya digunakan untuk tujuan
konsumsi ( C ) dan tabungan atau saving ( S ), yang dapat ditulis dalam bentuk persamaan
yaitu : Y = C + S dari sisi penawaran. Sedangkan dari sisi permintaan pendapatan
digunakan untuk konsumsi ( C ) dan investasi ( I ) yang dapat ditulis dalam bentuk
persamaan Y = C + I dari sisi permintaan.
Dari sisi penawaran bahwa Y = C + S jika pendapatan nasional naik sebesar ΔY,
maka tabungan akan naik sebesar ΔS. Hubungan antara kedua perubahan tersebut dapat
ditulis secara matematis : S1 = So + ΔS. Diketahui bahwa MPS = ΔS / ΔY dari hubungan
tersebut dapat diketahui tambahan tabungan yaitu ; ΔS = MPS . ΔY. Bila disubstitusikan
ΔS kedalam persamaan ΔS = MPS . ΔY dan S1 = So + ΔS, maka diperoleh :

S1 = So + AS
= So + MPS . ΔY
Dengan persamaan S1 = So + MPS . ΔY kita dapat melihat ; a) dampak perubahan
pendapatan terhadap jumlah tabungan, b) menghitung besarnya tabungan setelah terjadi
perubahan dalam pendapatan.

Contoh
Misalkan diketahui fungsi tabungan S = - 40 + 0,2 Y. Dari fungsi tersebut diketahui bahwa
nilai a = - 40, dan MPS = 0,2. Misalkan pendapatan nasional tahun 2007 adalah 300 milyar,
pada tingkat pendapatan sebesar 300 jumlah tabungan dapat dicari yaitu

S = - 40 +0,2 Y
= - 40 + (0,2) (300)
= 20
Misalkan pada tahun 2008 pendapatan nasional naik menjadi 330 milyar (ΔY = 30), maka
dapat ditentukan jumlah tabungan tahun 2008 sebagai berikut :

S1 = So + MPS . ΔY
= 20 + 0,2 (30)
= 26
Dengan demikian akibat naiknya pendapatan nasional sebesar 30 menyebabkan tabungan
naik sebesar 6. Perhatikan gambar berikut :

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 73


S = -40 + 0,2 Y
26

20

0 300 330 Y

-40

Gambar : 8.5. Pengaruh perubahan pendapatan terhadap jumlah tabungan


Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa naiknya pendapatan dari 300 menjadi
330 menyebabkan naiknya tabungan dari 20 menjadi 26. Kembali pada perekonomian dua
sektor yaitu Y = C + S, kalau Y diasumsikan tidak berubah, maka perubahan dalam poly
hidup masyarakat akan menyebabkan proporsi atau bagian pendapatan untuk konsumsi dan
tabungan berubah. Misal jika orang semakin banyak menabung akan menyebabkan
perubahan dalam konsumsi ( C ), lebih jelas kalau lagi, kalau Y tetap, C akan berkurang
jika S semakin besar. Atau sebaliknya jika orang makin boros maka C akan bertambah dan
S akan semakin berkurang. Jelaslah bahwa perubahan dalam tabungan tidak langsung
mempengaruhi pendapatan nasional Akan tetapi secara tidak langsung pendapatan nasional
kan berubah, sebab dengan berubahnya konsumsi masyarakat sebagai akibat berubahnya
tabungan, akan menyebabkan berubahnya pendapatan nasional.

3. Paradoks berhemat.

Paradoks berhemat sering disebut "paradox of thrill' adalah satu teori yang
pertama kali dikembangkan oleh Keynes. Dalam kondisi-kondisi tertentu sifat berhemat
diperlukan dan pula sifat berhemat tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Dalam
keadaan inflasi yang tinggi, sikap dan sifat berhemat diperlukan seperti pemerintah
manganjurkan kepada masyarakat untuk berhemat pada pengeluaran (konsumsi) dengan
tujuan agar harga dapat dikatrol atau dikendalikan, usaha pemerintah dalam bidang
moneter seperti menaikkan bunga pinjaman.
Dalam akumulasi modal, sikap berhemat yang dilakukan oleh masyarakat dengan
mengurangi pengeluaran konsumsi ( C ) dan meningkatkan tabungan ( S ) dalam rangka
pengumpulan modal sangat dibutuhkan, tapi ini hanya dapat berlaku dalam jangka pendek,

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 74


sedangkan dalam jangka panjang bila kondisi ini tetap berjalan maka akan menimbulkan
dampak yaitu :
a) Terjadi penumpukan atau penciptaan modal (dana / uang kas) yang besar, bila modal
ini diinvestasikan pada sektor riil akan dapat memutar roda perekonomian, tapi bila
hanya ditempatkan pada deposito, giro, serifikat bank Indonesia (SBI) atau surat
berharga lainnya, maka usaha penciptaan keuntungan dalam masyarakat akan rendah.
b) Pengeluaran konsumsi berkurang, menyebabkan permintaan agregat berkurang
akibatnya roda perekonomian berputar lambat, gairah bisnis berkurang dan akan
menimbulkan dampak yang lebih panjang lagi.
Dalam jangka panjang tingkat pengeluaran konsumsi masyarakat sangat
diharapkan, yang pada akhirnya permintaan agregat meningkat dan pendapatan nasional
meningkat.

Misalkan :
Pemerintah menganjurkan kebijaksanaan "mengetatkan ikat pinggang" artinya masyarakat
dianjurkan dan diajak untuk berhemat dengan menahan konsumsi sekarang dan lebih
banyak menabung. Kalau seseorang menabung akan menguntungkan yang bersangkutan,
kalau semua orang menabung akan mempengaruhi pendapatan nasional, lihat gambar
dibawah ini :

C=Y
E1 C = a + bY

C’ = a’ + bY
a
E2

a’

Y2 Y1 Y

S’ = -a’ + (1-b)Y

S = -a + (1-b) Y
E2 E1
Y2 Y1 Y

Gambar : 8.6. Pengaruh perubahan pola hidup terhadap tabungan

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 75


Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa akibat kebijakan pemerintah kepada
masyarakat untuk mengetatkan ikat pinggang akan menyebabkan konsumsi masyarakat
turun dari C ke C' dan titik impas juga bergeser dari E1 ke E2 dan pendapatan nasional juga turun
dari Y1 ke Y2. Kebijakan pemerintah ini terhadap tabungan yaitu bergesernya fungsi tabungan
dari S ke S', berubahnya fungsi tabungan ini juga menyebabkan titik impas bergeser dari
E 1 ke E 2 dan pendapatan nasional bergeser pula dari Y 1 ke Y 2 . Kesimpulannya sikap
berhemat temyata tidak selalu memberikan dampak positif, baik bagi sebagian kecil orang, dan
secara keseluruhan sikap berhemat ini tidak menguntungkan terhadap pendapatan nasional.

4. Perubahan dalam investasi.

Investasi dalam perekonomian dua sektor merupakan unsur yang ketiga dan dapat
dilihat dalam persamaan berikut :
Y =C+S dari sisi penawaran
Y =C+I dari sisi permintaan
Y =C+S+I investasi unsur ketiga
Y =C+S=C+I
Y =S+I dalam keseimbangan
Perubahan dalam pengeluaran konsumsi dan perubahan dalam investasi sama-sama
memberikan dampak positif bagi pendapatan nasional, artinya jika konsumsi atau investasi
meningkat maka pendapatan nasional juga meningkat. Yang berbeda adalah efek yang
diberikan, kalau pengeluaran konsumsi efeknya hanya satu kali, sedangkan pada investasi
efeknya terhadap pendapatan nasional berlipat ganda, bersifat dinamis dan berlangsung
dalam periode yang lama. Misalnya ; dalam suatu perekonomian investasi ditingkatkan Rp
10 milyar, maka pengaruhnya terhadap pendapatan nasional bisa mencapai Rp 30 sampai
dengan Rp 50 milyar.
Berapa besar dampak perubahan dalam pendapatan nasional sebagai akibat dan
peningkatan investasi ditentukan oleh sesuatu yang disebut "angka pengganda investasi
atau multiplier" yang ditulis "k".
Multiplier adalah angka dengan apa perubahan dalam investasi perlu dikalikan guna
mendeterminasi perubahan yang diakibatkannya pada output total. Multiplier
menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan atau pengurangan dalam
pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan atau pengurangan dalam pengeluaran agregat
yang menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional tersebut. Dalam analisis
mulitiplier selanjutnya terdapat pembatasan-pembatasan yaitu :
a. Analisis multiplier tidak menghiraukan induced investment yang disebabkan kenaikan
dalam pendapatan nasional, sewaktu pendapatan nasional meningkat maka output-
output yang bertambah akan menaikan profitabilitas investasi dalam banyak bidang dan
dengan demikian akan dilaksanakan sejumlah investasi, tentu dengan asumsi bahwa
pada waktu output meningkat, masih terdapat adanya kapasitas perusahaan yang belum
dipakai. Dengan demikian maka selama periode kenaikan pendapatan total dapat
diharapkan untuk meningkat sampai tingkat lebih tinggi dari pada yang ditunjukkan
oleh multiplier.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 76


b. Analisis multiplier menggunakan asumsi bahwa MPS tidak berubah sewaktu
pendapatan nasional meningkat, bilamana MPS berubah maka untuk menentukan
equilibrium level baru sangat sulit, tapi dipandang secara keseluruhan multiplier
merupakan suatu alat analisis yang berguna, bila digunakan dengan tepat dengan
mengingat kualifikasi-kualifikasi yang perlu.

Tujuan dan kegunaan analisis multiplier :


a. Untuk koefsien angka, guna menunjukkan berapa besar terjadi pertambahan angka pada
pendapatan yang disebabkan oleh setiap pertambahan dalam investasi.
b. Efek multiplier didasarkan atas faktor bahwa orang mengeluarkan kembali
sebagian dari setiap pertambahan pendapatan yang diterima (MPC selalu lebih
besar dari nol). Apabila pada titik tertentu ditabung seluruh pendapatan (bilamana
MPS = 1) maka seluruh spiral pengeluaran akan terhenti.
c. Lebih besar proporsi pendapatan yang dikeluarkan kembali oleh public untuk
konsumsi, lebih besar efek multipliernya. Sebaliknya lebih banyak pendapatan yang
ditarik pada setiap ronde melalui tabungan lebih kecil efek multipliernya.
d. Untuk menerangkan pengaruh dari kenaikan atau kemerosotan dalam pengeluaran
agregat keatas tingkat keseimbangan terutama keatas pendapatan nasional.
e. Untuk menunjukkan sampai dimana pendapatan nasional akan berubah akibat dari
perubahan pengeluaran agregat.

Perubahan yang terjadi dalam pendapatan nasional dan perubahan dalam investasi
dapat dilihat pada rumusan : k = ΔY / ΔI atau ΔY = k . ΔI , artinya jika investasi
naik sebesar ΔI, pendapatan nasional tidak naik sebesar ΔI pula, melainkan k dikali sebesar
ΔI tersebut. jika k = 5, maka ΔI adalah 10 akan menyebabkan Y menjadi 5 x 10 = 50.
Mengapa pendapatan nasional bertambah sebanyak k kali lipat kalau invetasi dinaikan ?.
Peningkatan dalam pendapatan nasional sebesar k (ΔI) tersebut bisa terjadi, lihat proses
multiplier berikut :
Misalkan ΔI adalah sebesar Rp 20 triliun dan MPC adalah 0,75. Tambahan investasi
sebesar Rp 20 triliun pada permulaannya akan menaikkan Y (pendapatan nasional / rumah
tangga) sebesar Rp 20 triliun juga, seterusnya. Kenaikan Y akan menaikan C sebesar 0,75
(20) = Rp 15 triliun, dan S sebanyak 0,25 (20) = Rp 5 triliun. Kenaikan konsumsi ini
menimbulkan proses multiplier tahap kedua yaitu ; ΔC = Rp 15 triliun menyebabkan ΔY
sebesar Rp 15 trilun pula. Selanjutnya menimbulkan kenaikan pada ΔC tahap kedua sebesar
0,75 (15) = Rp 11,25 triliun, dan S sebanyak 0,25 (15) = Rp 3,75 triliun. Lebih jelasnya

ΔI = 20 MPC = 0,75 Y = 20 , maka


C = 0,75 (20) S = 0,25 (20)
=15 =5

ΔI =15 MPC = 0,75 Y = 15 , maka


C = 0,75 (15) S = 0,25 (15)
= 11,25 = 3,75

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 77


Andaikan proses multiplier ini berjalan atau berproses sampai tahap kelima maka hasilnya
dapat dilihat seperti dalam tabel berikut :

Tahap / proses ΔY ΔC ΔS
multiplier
1 ΔI / ΔY1 = 20 15 5
2 15 11,25 3,75
3 11,25 8,4375 2,8125
4 8,4375 6,3281 2,1094
5 6,3281 4,7461 1,5820
… … …
Jumlah 61 46 15
Tabel 8.1 proses terjadinya multiplier.

1
Multiplier dapat dicari dengan rumus: k  . Hasil dari tabel dan MPC sudah
1  MPC
1
diketahui yaitu sebesar 0,75 maka k  = 4 kali. Seperti yang telah dijelaskan
1  0,75
diatas bahwa k adalah menunjukkan besarnya multiplier maka ΔY = k . ΔI dan besarnya
multiplier adalah k = ΔY / ΔI tidak hanya perubahan investasi yang dapat mengakibatkan
perubahan pendapatan nasional ; perubahan-perubahan pajak, besarnya pengeluaran
konsumsi pemerintah, besarnya transfer pemerintah dan sebagainya akan mengakibatkan
perubahan pada pendapatan nasional juga.
Oleh karena itu disamping multiplier untuk perubahan investasi yang untuk
selanjutnya kita sebut "investment multiplier" atau angka pengganda investasi, juga
dikenal angka-angka pengganda lain seperti angka pengganda pajak, angka pengganda
pengeluran konsumsi pemerintah, angka pengganda transfer pemerintah, dan sebagainya.
Pembahasan angka-angka pengganda ini pada materi selanjutnya, sekarang kita kembali ke
anggka pengganda investasi.
Perumusan angka pengganda investasi dapat ditemukan dengan model / cara
sebagai berikut :
Misalkan tambahan investasi sebesar AI mengakibatkan pendapatan nasional berubah dari
Y menjadi Y + ΔY, maka :
1
Y + ΔY = (a  1  I )
1 b
1 1
Y + ΔY = (a  1)  .I
1 b 1 b
Kalau dari persamaan diatas ruas kanan dan ruas kirinya kita kurangi dengan Y yang
1 1
besarnya sama dengan (a  1) , makahasilnya : ΔY = .I , maka akan terjadi ΔY
1 b 1 b

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 78


1 1
/ ΔI yaitu k = , kesimpulannya k = ΔY / ΔI , k = , karena b = MPC maka k =
1 b 1 b
1 1
atau sama dengan k = karena MPC + MPS = 1
1  MPC MPS

5. Keseimbangan National Income ( NI ) dalam perekonomian dua sektor

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat keseimbangan pendapatan
nasional yaitu ; a) tabel dan grafik, b) persamaan matematis, dengan pendekatan manapun
keseimbangan national income terjadi saat sisi penawaran sama dengan sisi permintaan
yaitu : C + S = C + I, karena masing-masing sisi mempunyai C maka dapat ditulis S = I.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya keseimbangan dalam pendapatan nasional
terjadi jika Y=C + S = C + I, dapat dilihat pada tabel berikut :

Y C S I C+I
0 40 -40 20 60
50 80 -30 20 100
100 120 -20 20 140
150 160 -10 20 180
200 200 0 20 220
250 240 10 20 260
300 280 20 20 300
350 320 30 20 340
400 360 40 20 380
450 400 50 20 420
500 440 60 20 460
Tabel 8.2. Keseimbangan national income
Disaat Y = 300 terjadi keseimbangan yaitu Y = C + S = C + I, disaat Y kecil dari
300 maka penawaran agregat ( C + S ) lebih kecil dari pada permintaan agregat (C + I)
atau S < I. Disaat Y besar dari 300 maka penawaran agregat (C + S) lebih besar dari
pada permintaan agregat ( C + I ) atau S > I, lihat gambar berikut :
C
C=Y
C+I
60 S = -40 + 0,2 Y
C = 40 + 0,8Y I
20
40
300 Y
0
300 Y
Gambar : 8.7. Keseimbangan Nacional Income

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 79


Dari gambar diatas dapat dilihat fungsi konsumsi C = 40 + 0,8 Y, waktu pendapatan
nasional sebesar 0 (nol) jumlah permintaan agregat ( C + I) adalah 60. Disaat Y lebih kecil
dari 300 maka penawaran agregat ( C + S ) lebih kecil dari permintaan agregat (C+I) atau
S < I. Disaat Y sama dengan 300 maka C + S = C + I. Disaat Y lebih besar dari 300
maka penawaran agregat (C+S) lebih besar dari pada permintaan agregat ( C + I) atau S >
I.
Perhatikan fungsi Y = C + I dan C = a + b Y, substitusikan C tersebut ke
persamaan Y = C + I , maka akan diperoleh :
Y =C+I
= a + bY + I
Y – bY =a+I
( 1-b) Y =a+I maka :
1
Y = (a  I ) karena b = MPC persamaan diatas dapat
1 b
1
ditulis Y = (a  I ) persamaan ini dapat digunakan untuk
1  MPC
mencari pendapatan nasional keseimbangan dalam perekonomian tertutup sederhana.
Contoh :
Diketahui fungsi konsumsi C = 40 + 0,8 Y sedangkan investasi adalah sebesar 20 miliar.
Berapa besar pendapatan nasional keseimbangan dalam perekonomian tertutup sederhana ?
Jawab :
a = 40 MPC = 0.8 I = 20
1 1
Y = (a  I ) Y = (40  20) = 300 milyar
1  MPC 1  0,8

Atau dengan cara mensubstitusikan nilai C dan I dalam persamaan permintaan agregat
yaitu
Y =C+I
= 40 + 0,8 Y + 20
= 60 + 0,8 Y
Y — 0,8 Y = 60
0,2 Y = 60
Y = 60/0,2
= 300 miliar
Bila dari contoh diatas fungsi konsumsi C = 40 + 0,8 Y maka fungsi tabungan adalah S
= -40 + 0,2 Y. Jika investasi sebesar 20, maka keseimbangan akan tercapai saat :
S = I
-40 + 0,2 Y = 20
0,2 Y = 20 +40
0,2 Y = 60
Y = 60 / 0,2
= 300 miliar

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 80


Soal - Jawab.
1. Bila diketahui fungsi konsumsi C = 200 + 0,75 Y. Dari persamaan tersebut cari dan
tentukanlah :
a. Fungsi tabungan dan buatlah grafik fungsi konsumsi serta fungsi tabungan
b. Kapan C persis sama dengan Y ?
c. Berapa C jika Y = 600 dan Y = 1000 ?
d. Berapa S jika Y = 600 dan Y = 1000 ?
e. Carilah besar MPC dan MPS serta APC dan APS
f. Jika investasi tetap sebesar 300, tentukan pendapatan nasional keseimbangan untuk
perekonomian tertutup sederhana.
Jawab :
Keseimbangan dalam pendapatan nasional terjadi pada saat Y = C + S = C + I, fungsi
konsumsi adalah C = 200 + 0,75 Y, maka pertambahan dalam konsumsi (ΔC) adalah 150
yaitu dari (0,75 x 200 = 150) dan pertambahan dalam pendapatan (ΔY) adalah 200. Telah
dijelaskan bahwa C = a + b Y, dimana b = MPC yang bernilai 0,75 dapat dibuktikan
dengan bantuan tabel berikut :

Y C S M MPS APC APS I


0 200 -200 PC ~ ~ 50
200 350 -150 0, 0,25 1,75 -0,75 50
400 500 -100 75 0, 0,25 1,25 -0,25 50
600 650 -50 75 0, 0,25 1,08 -0,08 50
800 800 0 75 0, 0,25 1,00 0,0 50
1000 950 50 75 0, 0,25 0,95 0,05 50
1200 1100 100 75 0, 0,25 0,92 0,08 50
1400 1250 150 75 0, 0,25 0,89 0,11 50
1600 1400 200 75 0, 0,25 0,87 0,13 50
75
Bila Y = 1000 C = 950 S = 50 berarti :
Y =C + S
= 950 + 50
Y =C+S=C+I
bila mengikut pada persamaan diatas maka dapat ditentukan nilai I = 50 maka :
Y =C+S=C+I
= 950 + 50 = 950 + 50
lihat tabel diatas.
Dari tabel diatas dapat dicari dan ditentukan :

a. Fungsi konsumsi adalah C = 200 + 0,75 Y (sudah diketahui)


Fungsi tabungan adalah S = -200 + 0,25 Y

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 81


C
C=Y
C = 200 + 0,75 Y
8

0 8 Y

S = -200 + 0,25Y

0 Y

-2

b. C persis sama dengan Y adalah pada saat pendapatan = 800


c. Pada saat Y = 600 maka C = 650, Y = 1000 maka C = 950
d. Pada saat Y = 600 maka S = -50 , Y = 1000 maka S = 50
e. Nilai MPC, MPS, APC, dan APS ada ditabel
f. Bila fungsi konsumsi C = 200 + 0,75 Y , dan investasi tetap 300 miliar, maka
pendapatan nasional keseimbangan adalah :
1
Y = (a  I )
1  MPC
1
Y = (200  300)
1  0,75

= 2.000 milyar

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 82


2. Multiplier menunjukkan hubungan antara pertambahan investasi (ΔI) dengan pertambahan
pendapatan (ΔY). Multiplier selalu bergantung kepada koefisien multiplier sendiri Misal :
pertambahan investasi (ΔI) adalah 100, koefisien = 3, maka pertambahan pendapatan (ΔY) adalah 300. Bila ΔI
= 500 , k = 3 maka ΔY = 1500.
3. Menentukan koefisien multiplier. Bila diketahui fungsi konsumsi C = 200 + 0,75 Y , berapa koefisien
multipliernya.
1 1 1 1
k  k  k = 4 atau dapat juga
1  MPC MPS 1  0,75 0,25
ditentukan dengan cara :
1 1
k  : 4 / 1  1x 4 / 1  4
1  3 / 4 1/ 4
Bila diketahui MPC = 0,6 berapa k ?
1 1
k  = 1 x 5/2 = 2,5 k = 2,5
1 3/ 5 2 / 5
4. Diketahui ΔI = 50, ΔY = 100, dan k = ?
k = 100 / 50 atau ΔY = k x I
=2 = 2 x 50
= 100

S
S. I

150 E2 I2

Δ = 50
E1
100 I1

S=I

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Y

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 83


5. Diketahui ketika S = I = 50 keseimbangan pendapatan = 50, pertambahan investasi (Δ I )
adalah 25 dengan koefisien multiplier adalah 3. Gambarkan grafik yang menunjukkan
keseimbangan baru dan tunjukan besarnya Δ Y.
ΔI = 25 k=3 ΔI = 25
ΔY =k.ΔI Δ Y = 75
ΔY = 3 x 25 k = 75/25
ΔY = 75 =3

S
S.I
E1
75 I1
Δ I = 25

50 E I

S=I

0
100 200 300 400 500 600 700 Y
Δ Y = 75

6. Diketahui fungsi konsumsi tahunan C = 20 + 0,75 Y


Pada periode ke 1 besarnya investasi pertahun 40 miliar
Pada period ke 2 besarnya investasi pertahun 80 miliar
Dengan menggunakan angka pengganda hitunglah besarnya pendapatan nasional
equilibrium pada periode ke 2.
Besarnya angka pengganda :

1 1 1 1
k  k  k=4
1  MPC MPS 1  0,75 0,25

Besarnya perubahan investasi : Δ I = I2 – I1


= 80 - 40 maka Δ I = 40
Pendapatan nasional equilibrium pada periode ke I
1 1
Y = (a  I ) Y = (20  40) = 240 miliar
1  MPC 1  0,75
Pendapatan nasional equilibrium periode ke 2
Y2 = Y1 + Δ Y ,= Y1 + k . Δ I , = 240 + 4 (40) ,= 400

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 84


Soal dan Pembahasan

1. Diketahui pada tingkat pendapatan nasional pertahunnya sebesar Rp 100 milyar. Besar
konsumsi sebesar Rp 95 milyar pertahun. Pada tingkat pendapatan nasional sebesar Rp
120 milyar pertahun, besarnya konsumsi pertahunnya Rp 110 milyar.
Diminta :
a. Carilah fungsi konsumsinya.
b. Break event point tercapai pada tingkat pendapatan nasional sebesar berapa ?

Jawab :
APC100 = C100 / Y100 = 95 / 100 = 0,95
APC120 = C120 / Y120 = 110 / 120 = 0,92

Besarnya MPC :
C C110  C95 110  95 15
MPC =     0,75
Y Y120  Y100 120  100 20

C = (APCn – MPC) Yn +MPC.Y


= ( 0,95 – 0,75 ) 100 + 0,75 Y
= 0,20 x 100 + 0,75 Y
= 20 + 0,75 Y
Maka ditemukan fungsi konsumsinya adalah C = 20 + 0,75Y

BEP yaitu tingkat pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi.
Jadi Y = C dimana Y – C = 0
Y – (20 + 0,75Y) =0
Y – 0,75 Y – 20 =0
0,25 Y = 20
Y = 20 /0,25
Y = 80

2. Fungsi saving adalah bagian dari pada pendapatan nasional pertahun yang tidak
dikonsumsi. Dengan menggunakan singkatan S = Y – C, dan bila dihubungkan dengan
persamaan umum fungsi konsumsi maka akan ditemukan persamaan umum fungsi
saving.
S = Y - C S = Y -(a+bY)
C = a + bY maka =Y–a–bY
S = (1–b)Y–a
Contoh
Diketahui fungsi konsumsi suatu masyarakat yaitu C = 20 + 0,75 Y. Berdasarkan fungsi
konsumsi tersebut hitunglah dan gambarkanlah fungsi savingnya.

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 85


Jawab :
S = (1–b)Y–a
= ( 1 – 0,75 ) Y – 20
= 0,25 Y – 20

Atau bila fungsi konsumsi C = 20 + 0,75 Y


maka fungsi saving dapat ditulis S = - 20 + 0,25 Y

Y=C

C. S

C = 20 + 0,75 Y

C = - 20 + 0,25 Y
20

0
Y

20

3. Diketahui bila pendapatan (Y) = 100, maka konsumsi (C) = 90, dan bila pendapatan (Y)
= 120, maka konsumsi (C) = 105. Tentukanlah :
a. Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
b. Besarnya C, S pada tingkat pendapatan ( Y ) = 0
c. Tentukan besarnya Y, C, dan S pada keadaan break event ( Y = C )

Jawab :
Y = 100 C = 90
Y = 120 C = 105

C = Co + b Y

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 86


C C 2  C1 105  90 15
b =     0,75
Y Y2  Y1 120  100 20

Jika Y = 100, C = 90, dan b = 0,75 , maka :


C = Co + b Y
90 = Co + 0,75 (100)
90 = Co + 75
90 – 75 = Co
Co = 15
Jadi fungsi konsumsi adalah C = Co + b Y menjadi C = 15 + 0,75 Y

Fungsi tabungan :
S = - Co + (1- b) Y
= - 15 + ( 1 – 0,75 ) Y
= - 15 + 0,25 Y
Maka fungsi yang ditemukan adalah S = -15 + 0,25 Y

Besarnya C dan S pada Y = 0


Maka C = 15 + 0,75 Y S = -15 + 0,25 Y
C = 15 + 0,75 ( 0 ) S = -15 + 0,25 ( 0 )
= 15 = -15

Dalam keadaan break event Y = C

Y = 15 + 0,75 Y karena Y = C S=Y–C


Y – 0,75 Y = 15 maka Y = 60 = 60 – 60
0,25 Y = 15 C = 60 =0
Y = 15 / 0,25
Y = 60 jadi dalam keadaan break event S = 0

4. Bila fungsi konsumsi suatu masyarakat ditunjukan oleh persamaan C = 30 + 0,7 Y,


maka tentukanlah :
a. Berapa impas pendapatannya
b. Tunjukan fungsi tabungannya
c. Bila tabungan masyarakat adalah 60 berapa pendapatan masyarakat tersebut
d. Gambarkanlah fungsi konsumsi dan fungsi saving tersebut.

Jawab :
Impas pendapatan, dimana Y = C
Y = 30 + 0,7 Y
Y – 0,7 Y = 30
0,3 Y = 30
Y = 30 /0,3
Y = 100

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 87


Fungsi tabungan S = - Co + ( 1 – MPC) Y
= -30 + ( 1 – 0,7 ) Y
= -30 + 0,3 Y
S = -30 + 0,3 Y adalah fungsi tabungan

Jika S = 60, maka S = -30 + 0,3 Y


60 = -30 + 0,3 Y
60 + 30 = 0,3 Y
90 = 0,3 Y
Y = 90 / 0,3
Y = 300

5. Diketahui persamaan S = -50 + 0,25 Y, dan I = 10 (investasi sektor swasta), maka


tentukanlah :
a. Besarnya pendapatan nasional keseimbangan ( YE )
b. Buktikan bahwa pada keadaan keseimbangan I = S
c. Jika I naik menjadi 15 tentukan pendapatan nasional yang baru
d. Tentukan besarnya angka pengganda pengeluaran untuk perekonomian tersebut.

Jawab :
Pendapatan nasional keseimbangan terjadi pada saat S = I
S = I
- 50 + 0,25 Y = 10
0,25 Y = 10 + 50
0,25 Y = 60
Y = 60 / 0,25
Y = 240

Pada keadaan keseimbangan I = S


S = -50 + 0,25 Y jika Y = 240
Maka :
S = -50 + 0,25 Y
= -50 + 0,25 (240)
= -50 + 60
S = 10 terbukti pada S = I yaitu 10

Jika I naik menjadi 15, berapa Y ?


1 1 1
k =   4
1  MPC MPS 0,25

ΔY = k.ΔI Maka Y’ =Y + ΔY
= 4. ( 15 – 10 ) = 240 + 20
= 20 = 260

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 88


Besarnya angka pengganda
1 1 1
k =   4
1  MPC MPS 0,25
jadi angka pengganda pengeluaran untuk perekonomian tersebut adalah 4

6. Diketahui fungsi C = 100 + 0,75 Yd, dan Investasi ( I ) = 50


Diminta :
a. Tentukan keseimbangan pendapatan nasional
b. Tentukan besarnya tabungan keseimbangan
c. Tentukan besarnya konsumsi keseimbangan
d. Tentukan besarnya angka penggada untuk pengeluaran investasi.
Jika perekonomian tersebut mampu berproduksi dengan menggunakan seluruh
kapasitas produksi yang dimiliki atau Y full employment sebesar 750 maka :
e. Tentukan Gap apa yang terjadi pada perekonomian tersebut
f. Besarnya pengeluaran investasi yang harus diadakan untuk menghilangkan Gap
tersebut.

Jawab :
a. Keseimbangan pendapatan nasional
Y =C+I
= 100 + 0,75 Yd + 50
= 150 + 0,75 Yd pada perekonomian dua sektor Y = Yd maka :

Y = 150 + 0,75 Y
Y – 0,75 Y = 150
0,75 Y = 150
Y = 150 / 0,75
Y = 600 keseimbangan pendapatan nasional pada angka 600.

b. Tabungan keseimbangan
S = - Co + ( 1 – MPC) Yd
= -100 + ( 1 – 0,75 ) Yd karena Y = Yd maka
= -100 + 0,25 Y
S = -100 + 0,25 Y jika Y = 600, maka :

S = -100 + 0,25 (600)


= -100 + 150
= 50 adalah besarnya tabungan keseimbangan

c. Konsumsi keseimbangan
C = Y–S
= 600 - 50
= 550

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 89


1 1 1
d. Besarnya angka pengganda yaitu, k =   4
1  MPC MPS 0,25

e. Gap yang terjadi.


Pendapatan keseimbangan (YE) adalah = 600, Pendapatan full employment (Yf)
adalah = 750. Karena pendapatan nasional keseimbangan lebih kecil dari pendapatan
nasional full employment, maka pada perekonomian terjadi kesenjangan (gap) deflasi.

Pengeluaran investasi yang harus dikeluarkan

ΔY = k.ΔI ΔI =ΔY/k

1 1 1
Δ Y = Yf - YE k =   4
1  MPC MPS 0,25
= 750 – 600
= 150

ΔI =ΔY/k ΔI = 150 / 4 = 37,5

I’ = I + ΔI
= 50 + 37,5
= 87,5

7. Menentukan pendapatan nasional keseimbangan, dengan persamaan :


Y = C + S Y = C + I
Y = C + S = C + I
S = I
Diketahui fungsi konsumsi C = 90 + 0,75 Y, Investasi ( I ) adalah 120, tentukan
pendapatan nasional keseimbangan ( YE )

Jawab :

Y = C + I S + I
= 90 + 0,75 Y + 120 karena C = 90 + 0,75 Y maka
Y - 0,75 Y = 90 + 120 S = -90 + ( 1-0,75) Y
0,25 Y = 210 S = -90 + 0,25 Y
Y = 210 / 0,25 maka S = I
Y = 840 -90 + 0,25 Y = 120
0,25 Y = 120 + 90
0,25 Y = 210
Y = 210 / 0,25
Y = 840
Jadi pendapatan nasional ekuilibrium adalah YE = 840

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 90


8. Perubahan keseimbangan pendapatan nasional. Berdasarkan pada soal no. 7 diatas
diketahui C = 90 + 0,75 Y, Investasi ( I ) adalah 120, pendapatan nasional (Y) adalah
840, kenaikan investasi (Δ I) sebesar 20, maka investasi menjadi : I = I + Δ I, I = 120 + 20
= 140, maka tingkat keseimbangan pendapatan nasional yang baru adalah :
Y =C+I
= 90 + 0,75 Y + 140
Y – 0,75Y = 90 + 140
0,25Y = 230
Y = 230 / 0,25
Y = 920

Perubahan pendapatan nasional adalah :


1 1
ΔY = xI ΔY = x 20
1  MPC 1  0,75

1
ΔY = x 20 Δ Y = 4 x 20 maka Δ Y = 80
0,25
Dengan demkian pendapatan nasional yang baru adalah :
Y’ = Y + Δ Y
= 840 + 80
= 920

9. Diketahui fungsi C = 20 + 0,75 Y , investasi pertahun adalah 40.


Diminta :
a. Hitunglah YE
b. Hitunglah CE
c. Hitunglah SE

Jawab :
1 1
YE = (a +I) YE = ( 20 + 40 ) = 240
1  MPC 1  0,75

CE = 20 + 0,75 Y
= 20 + 0,75 ( 240 )
= 200

SE = Y - C
= 240 – 200
= 40
Kesimpulan
Pendapatan nasional ekuilibrium = 240
Konsumsi ekuilibrium = 200
Saving ekuilibrium = 40

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 91


Gambar ; Keadaan Ekulibrium

Y = C + I persamaan garisnya
C+I = ( a + bY ) + I
C+I = (20 + 0,75 Y) + 40
C+I = 60 + 0,75 Y

C. S .I

Y=Y

240

200

C + I = 60 + 0,75Y

C = 20 + 0,75 Y
60
S

40 I = 40 I

20

S = -20 + 0,25 Y

0
60 Y

- 20

Y = Y sering disebut juga garis skala 45o

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 92


10. Diketahui fungsi konsumsi C = 20 + 0,75 Y. Pada periode tahun 2008 besarnya
investasi pertahunnya adalah sebesar 40 milyar. Pada periode tahun 2009 besarnya
investasi 60 milyar.
Diminta :
Dengan menggunakan angka pengganda :
a. Hitunglah besar pendapatan nasionalkeseimbangan yang baru
b. Hitunglah besar konsumsi keseimbangan yang baru
c. Hitunglah besar saving keseimbangan yang baru

Jawab :
Angka pengganda investasi
1 1 1
kI =   4
1  c 1  0,75 0,25

ΔI = I1 - Io = 60 – 40 = 20

YE pada tahun 2008 kita anggap sebagai periode ―0‖

1 1
Y0 = (a +I) Y0 = ( 20 + 40 ) = 240
1 c 1  0,75

YE pada periode tahun 2009 disebut periode 1

Y1 = Yo - kI . Δ I Y1 = 240 + 4 x 20 = 320

Konsumsi keseimbangan yang baru :

Co = 20 + 0,75 Y ΔY = Y1 - Yo
= 20 + 0,75 (240) = 320 - 240
= 200 = 80

C1 = Co + MPC . Δ Y ΔC = C1 - Co
= 200 + 0,75 (80) = 260 - 200
= 260 = 60

Saving keseimbangan yang baru :

So = -a + (1-c) Y S1 = So + MPS. Δ Y
= -20 + (1- 0,75 )240 = 40 - 0,25 (80)
= -20 + 60 = 40 + 20
= 40 = 60

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 93


11. Diketahui fungsi konsumsi pertahun

C = 20 + 0,75 Y dan Investasi = 40.

Diminta :
Hitunglah besarnya inflationary gap dan deflationari gap kalau diketahui bahwa
perekonomian mempunyai kapsitas produksi sebesar Rp 200 milyar dan Rp 280 milyar.

Jawab :

Qm = 200 milyar C = 20 + 0,75 Y


Besarnya full employment saving S = Y -C
= 200 – ( 20 + 0,75 x 200 )
= 200 – 170
= 30

Maka : Inflationary gap = investasi - full employment saving


= 40 - 30
= 10

Qm = 280 milyar C = 20 + 0,75 Y


Besarnya full employment saving S = Y -C
= 280 – ( 20 + 0,75 x 280 )
= 280 – 230
= 50

Maka : Deflationary gap = full employment saving - investasi


= 50 - 40
= 10

C = 20 + 0,75 Y dan Investasi = 40

1 1
YE = (a +I) YE = ( 20 + 40 ) = 240
1 c 1  0,75

Pendapatan nasional keseimbangan adalah 240

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 94


Gambar : IG dan DG

C.S.I. DG. IG pertahun


Y=Y
DG=10

250

200 YE S=50 I=40

100 IG=10

90 C + I = 60 + 0,75Y I =40

80
S=30
70 Q=280

60
Q=200 YE = 240
50
C = 20 + 0,75 Y DG=10
40
IG =10
30
S=50
20 I=40 I=40
S=30
10 S = -20 + 0,25Y

0
200 240 280 Q
-20

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 95


Keterangan :
a. Deflationary Gap ( DG ) adalah yang menunjukkan besarnya perbedaan antara investasi
yang terjadi dengan full employment saving dimana besarnya investasi tersebut lebih
kecil dibanding full employment.
b. Inflationary Gap ( IG ) adalah besarnya perbedaan antara jumlah investasi yang terjadi
dengan besarnya full employment saving, dimana besarnya investasi tersebut melebihi
besarnya full employment saving.
c. Saving ( S ) adalah full employment saving yaitu semua faktor / unit kerja secara penuh
(kapasitas produksi penuh).
d. Investasi ( I ) dapat diartikan permintaan / pemakaian dari faktor produksi aktual
e. Quantity ( Q ) adalah kapasitas produksi nasional.

12. Diketahui fungsi konsumsi pertahun C = 20 + 0,75 Y , dan fungsi investasi pertahun
adalah I = Io + 0,05 Y.
Diminta :
a. Hitunglah besarnya pendapatan nasional keseimbangan
b. Hitunglah besarnya saving keseimbangan
c. Hitunglah besarnya investasi keseimbangan
d. Hitunglah besarnya angka pengganda investasi
e. Hitunglah besarnya pendapatan nasional yang baru apabila nilai Io menurun dengan
10 milyar.

Jawab :
C = 20 + 0,75 Y I = Io + 0,05 Y
So = -20 Io = 20
s = 0,25  = 0,05

Besar pendapatan nasional keseimbangan


I  S 0 20  (20) 40
Y = 0    200 jadi Y = 200
s  0,25  0,05 0,2

Besarnya saving keseimbangan Besarnya investasi keseimbangan


S = So + s Y I = Io + s Y
= -20 + 0,25 (200) = 20 + 0,05 (200)
= -20 + 50 = 20 + 10
= 30 = 30

Angka pengganda investasi YE yang baru pada Io turun 10 milyar


1 1
k10 =  5 Y1 = Yo + k. Δ I
s   0,25  0,05
= 200 + 5 (-10)
= 150

HERISPON, SE.M.Si Bahan Ajar Ekonomi Makro | 96

Anda mungkin juga menyukai