Manajemen Konflik
Manajemen Konflik
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Konflik selalu ada dalam menunjng terjadi perubahan atau ada setiap perubahan itu
terjadi. Konflik dapat diartikan sebuah pertentangan. Sejak jaman dahulu hingga sekarang
konflik masih sering terjadi bahkan kian meluas dalam berbagai hal. Konflik juga dapat
Konflik dikategarikan sebagai suatu kejadian atau proses. Sejak dahulu hingga kini,
konflik mengalami perubahan arti, jika dahulu konflik dianggap sebagai hal yang tabu atau
negatif sehingga penyelesaiannya pun bisa dengan mendiamkan dan berusaha membiarkan
berlalu atau bisa dengan penyelesaian sampi ke akar-akarnya. Sekarang, konflik dianggap
sebagai sebuah pemicu terjadinya perubahan dimana kini penyelesaian konflik dapat
difasilitasi demi tercapainya tujuan bersama yang telah disepakati. Sebagai manajer
2. RUMUSAN MASALAH
[1]
h. Apa Intervensi dan penyelesaian konflik?
3. TUJUAN
[2]
BAB II
LANDASAN TEORI
tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun
Konflik adalah :
[3]
2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan (Daniel Webster dalam
Pickering, 2001).
Konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak
yang lainnya.
SE, M.Kes).
Jadi, dari beberapa pemikiran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konflikadalah
suatu permasalahan sebagai peringatan bahwa sesuatu itu tidak benar dan perlu adanya
[4]
B. GEJALA, PENYEBAB DAN FAKTOR-FAKTOR KONFLIK
penyebab atau orang-orang maupun kelompok yang terlibat dalam konflik tersebut.
Perselisihan
Suasana tegang
Bersikap berlebihan. Misalnya, terlalu formal dalam bertegur sapa atu berbicara
Tidak sabaran
Moral merosot
Aktif : kata-kata marah atau suara keras dengan nada keras pula
C. PENYEBAB KONFLIK
a. Faktor Manusia
[5]
b. Faktor Organisasi
Apabila sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau
dibatasi, maka dapat timbul persaingan dalam penggunaannya. Ini merupakan potensi
Tiap-tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan
bidangnya. Perbedaan ini sering mengarah pada konflik antar unit tersebut. Misalnya,
unit penjualan menginginkan harga yang relatif rendah dengan tujuan untuk lebih
menarik konsumen, sementara unit produksi menginginkan harga yang tinggi dengan
Interdependensi tugas.
Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu kelompok dengan
kelompok lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja
Ketidakjelasan yurisdiksional
Konflik terjadi karena batas-batas aturan yang tidak jelas, yaitu adanya tanggung-jawab
yang tumpang-tindih.
Masalah “status”
Masalah pribadi
[6]
Adanya rasa ketidakpuasan atau frustasi saat berinteraksi (Gillies, 1994)
Adanya rasa kompetisi yang terlalu besar dan keinginan tidak mau
Dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
a. Faktor-faktor intern
Kemantapan organisasi
Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak
matang mempunyai pandangan hidup luas, mengenal dan menghargai perbedaan nilai
dan lain-lain.
Sistem nilai
Sistem nilai suatu organisasi ialah sekumpulan batasan yang meliputi landasanmaksud
dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah atau benar.
Tujuan
Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para
anggotanya.
b. Faktor-faktor ekstern
Kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat
[7]
Kekaburan aturan/norma di masyarakat
Semakin tergantung satu pihak dengan pihak lain semakin mudah konflik terjadi.
Pola yang bebas memudahkan pemamparan dengan nilai-nilai ain sedangkan pola
Menurut Robbins (1996), konflik muncul karena ada kondisi yang melatar- belakanginya
Komunikasi
Struktur
Istilah struktur dalam konteks ini mencakup: ukuran (kelompok), derajat spesialisasi
kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan kelompok, gaya kepemimpinan, sistem
Variabel pribadi
Meliputi : sistem nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik kepribadian yang
yang lain.
E. PROSES KONFLIK
Perbedaan keyakinan dan benturan sosial dapat mengindikasikan terjadinya konflik. Berikut
1. Konflik Laten. Tahapan konflik yang terus menerus (laten) dalam suatu organisasi,
[8]
2. Felt konflik (affective’s). Konflik yang terjadi karena adanya suatu yang dirasakan
untuk dicari solusi. Memerlukan suatu upaya dan strategi untuk mencapai tujuan
organisasi.
4. Resolusi Konflik adalah suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan semua
pertama.
1. Kondisi pendahulu
Kondisi yang bisa mencetuskan konflik antara lain adanya perubahan-perubahan cepat.
Tahap ini disebut juga sebagai latent conflict. Oleh karena itu, tahapan ini merupakan
Merupakan pengenalan kondisi-kondisi yang ada diantara pihak yang terlibat atau di
dalam diri yang dapat menyebabkan konflik. Konflik ini bersifat logis, tidak personal dan
Disebut juga felt conflict, konflik yang terjadi karena adanya sesuatu yang dirasakan
sebagai ancaman, ketakutan, tidak percaya dan marah. Konflik ini juga dikenal sebagai
konflik “affectiveness”. Hal ini penting bagi seseorang untuk menerima konflik dan tidk
[9]
Merupakan akibat dari konflik yang dipersepsikan dan yang dirasakan. Biasanya dalam
Disebut dengan resolusi konflik. Merupakan suatu penyelesaian masalah dengan cara
memuaskan semua orang yang terlibat didalamnya dengan prinsip “win-win solution”.
a. Tahapan-tahapan Konflik
Konflik merupakan suatu keadaan yang terjadi dan mempunyai siklus yang pada
akhirnya mencapai puncak yang membawa individu pada situasi yang tidak sehat.
Tahap awal
Mulai mengembangkan rasa curiga dan perasaan bersalah terhadap orang lain tapi tidak
jelas faktor atau perbedaan tersebut dan masih menganggap bahwa hal itu tidak
menganggu dirinya.
Tahap kedua
Mulai terjadi perubahan seperti rasa bermusuhan disampaikan secara verbal atau
Tahap ketiga
Mulai menarik diri atau menghindar dari upaya penyelesaian konflik sehingga secara
Tahap terakhir
[10]
Terjadi konflik total dan permusuhan yang mendalam. Biasanya pada tahap ini konflik
Tipe-tipe Konflik
Konflik dalam organisasi secara struktural dapat dikategorikan sebagai konflik vertikal
dan horizontal (Marriner, 1979). Konflik vertikal meliputi perbedaan antara pimpinan dan
anak buah. Konflik horizontal adalah garis konflik antara staf dan ada hubungannya
Yaitu konflik yang terjadi secara langsung yang disebabkan oleh perbedaan pandangan
antar satu orang dengan orang lain atau gangguan hubungan interpersonal atau dengan
orang lain.
ditunjukkan secara langsung, melainkan melalui konteks kinerja atau hubungan kerja.
Misalnya : antara atasan dan bawahan. Atasan yang selalu menyuruh-nyuruh bawahan
sehingga akhirnya bawahan selalu datang terlambat bahkan tidak hadir sama sekali.
Adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila seseorang individu
[11]
Adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentangan kepentingan
atau keinginan saat berinteraksi. Hal ini sering terjadi karena perbedaan kepribadian dan
perbedaan peranan.
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk
Hal ini terjadi karena perbedaan kepentingan antar kelompok. Hal ini terjadi karena
Biasanya terjadi karena adanya persaingan antar organisasi dan di Amerika atau negara-
negara maju konflik ini muncul dalam persaingan bisnis yang mempengaruhi sistem
perekonomian.
Intrapersonal
Konflik yang terjadi pada individu itu sendiri. Muncul karena adanya dua atau lebih
Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai
berikut :
tujuan.
[12]
3. Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan-
Interpersonal
Konflik yang terjadi antara dua atau lebih dimana nilai, tujuan dan keyakina yang
berbeda. Konflik ini terjadi secara konstan ketika seseorang berinteraksi dengan yang
lain.
Hal ini juga sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan
Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku
organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa
anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan
organisasi tersebut.
Intergrup
Konflik terjadi antara dua atau lebih dari kelompok, organisasi dan departemen. Sumber
konfliknya adalah hambatan dalam mencapai kekuasaan dan otoritas (kualitas jasa
layanan) serta keterbatasan prasarana. Hal ini juga terjadi karena adanya perbedaan
Konflik Tujuan
Disebut juga goal conflict, terjadi apabila hasil akhir yang diinginkan atau hasil yang
Konflik Kognitif
Konflik Afektif
[13]
Muncul apabila perasaan atau emosi tidak kompatibel dengan yang lain.
a. Sumber-sumber Konflik
Kelompok yang satu dengan yang lain tidak saling ketergantungan. Namun, prestasi
keseluruhan.
Kelompok yang satu dan lainnya saling ketergantungan sehingga suatu pekerjaan akan
Prestasi yang dihasilkan sebuah kelompok menjadi patokan bagi kelompok lain.
f. Sikap Menang-Kalah
Akibat Konflik
Konflik dapat berdampak positif dan negatif yang rinciannya adalah sebagai berikut :
Seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan yang jelas,
masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam kerja setiap
[14]
karyawan menggunakan waktu secara efektif, hasil kerja meningkat baik
Hal ini terlihat dari cara pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis
pekerjaan masing-masing.
Seperti terlihat dalam upaya peningkatan prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi,
penghargaan dalam keberhasilan kerjanya atau bahkan bisa mengembangkan karier dan
Disebabkan oleh kurang efektif dalam pengelolaannya yaitu ada kecenderungan untuk
[15]
Seperti ngobrol berjam-jam sambil mendengarkan sandiwara radio, berjalan
pulang lebih awal atau datang terlambat dengan berbagai alasan yang tak jelas.
Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman kerjanya
yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab.
dan keluarganya.
berkepanjangan yang bisa berakibat sakit tekanan darah tinggi, maag ataupun
yang lainnya.
Meningkatnya kecenderungan karyawan yang keluar masuk dan ini disebut labor
[16]
Kemungkinan sabotase terhadap pekerjaan atau peralatan.
H. MENGANALISA KONFLIK
Ada beberapa tahapan analisa yang akan disajikan dalam menganalisis konflik. Menurut
Triangle, analogiPohon Konflik, Onion Model, menganalisa tahapan konflik, serta model
analisa.
a. Conflict Triangle
Menurut Johan Galtung, dalam menganalisis sebuah konflik terlebih dahulu kita harus
mengidentifikasi aktor, isu dan proses dari konflik tersebut. Itulah yang
dinamakanconflict triangle.
Adalah penting untuk menganalisa siapa sebenarnya aktor-aktor yang sedang berkonflik
tersebut karena akan sangat dibutuhkan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi
[17]
Isu maksudnya adalah hal-hal yang menjadi pokok bahasan dalam sebuah konflik, disini
kita akan mencari apa sebenarnya dipermasalahkan oleh masing-masing aktor sehingga
Sedangkan proses adalah kita melihat bagaimana tahapan-tahapan sebuah konflik sejak
kapan dimulai dan bagaimana proses konflik tersebut secara detail dari tiap tahapannya.
Maksudnya disini adalah menganalogikan konflik sebagai pohon. Dalam analogi pohon
konflik tersebut, bentuk konflik yang terbuka atau dengan kekerasan dianalogikan
sebagai batang dan daun yang tampak atau telah termanifestasi. Analogi selanjutnya
adalah akar dari pohon konflik dibagi ke dalam dua hal, yaituroot causesdan trigger.
Root causes adalah penyebab konflik yang laten atau potensial. Sedangkan trigger adalah
pemicu atau hal-hal yang membuat konflik tersebut akhirnya meledak menjadi konflik
terbuka.
c. Onion Model
Seperti namanya, onion(bawang), konflik dianalogikan seperti bawang yang terdiri dari
tiga lapis. Lapis pertama adalah sikap aktor dimana sikap itu adalah ekpresi yang
ditunjukkan oleh aktor dalam merespon konflik tersebut. Lapis kedua adalah posisi aktor.
Maksudnya adalah perspektif aktor dalam konflik ini dan disini bisa diketahui pilihan
aktor terhadap hal yang benar atau salah dalam konflik tersebut. Lapis ketiga adalah
kepentingan aktor dan kepentingan ini berarti hal-hal yang diharapkan oleh aktor yang
mungkin berbenturan sehingga terjadilah konflik. Kepentingan ini berada pada lapisan
paling dalam yang juga berarti menjelaskan tentang motivasi dari aktor-aktor yang
Ketiga lapisan tersebut, baik sikap, posisi dan kepentingan tidak bisa begitu saja
dijelaskan secara linear bahwa sikap sudah pasti menjelaskan posisi dan posisi sudah
[18]
pasti representasi dari kepentingan. Karena aktor dapat menunjukkan sikap dan posisi
d. Tahapan Konflik
Konflik juga dapat dianalisa melalui tahap-tahapnya. Titik awal tahapan konflik
adalah latent causes atau kasus awal pemicu konflik. Pada fase ini kita harus sudah
menentukan langkah maupun solusi yang tepat sebelum berkembang menjadi konflik
Karena konflik terbuka merupakan akumulasi dari banyak peristiwa maka apabila ditiap
fase konflik itu dikelola dengan baik maka tidak akan sampai pada fase konflik terbuka
e. Model Konflik
Mengnalisa dengan model analisa ditawarkan oleh Paul Wehr. Wehr berpendapat bahwa
konflik dapat dijelaskan dengan melihat tiga hal, yakni : konteks, pihak-pihak yang
Konteks konflik bisa dijelaskan sebagai kondisi yang melingkupi terjadinya konflik
sebanyak mungkin informasi dan fakta sejarah yang terkait dengan konflik tersebut.
Berikutnya adalah parties atau pihak-pihak yang terlibat dalam konflik tersebut. Pihak-
pihak yang terlibat dalam konflik ini bisa diklasifikasikan berdasarkan peran dan
Yang terakhir adalah tentang sebab dan dampak atau konsekuensinya. Pada bagian ini
kita akan menganalisa hal-hal apa saja yang menjadi penyebab dan pemicu terjadinya
sebuah konflik serta akibat-akibat yang terjadi selama konflik tersebut berlangsung.
[19]
I. INTERVENSI DAN CARA PENYELESAIAN KONFLIK
mengikat.
Pengenalan
Permasalahan yang terjadi lebih baik dikenali terlebih dahulu sehingga masalah
Diagnosis
Metode yang memusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal
sepele.
Menyaring masukan ataupun penyelesaian yang dapat diterapkan atau tidak dan
Pelaksanaan
[20]
Evaluasi
Selain itu, juga terdapat beberapa langkah mendasar lain yang dapat dilakukan untuk
Melibatkan diri
Memisahkan diri
Mendengarkan
Menjelaskan
Mengkonsultasikan
kedua macam dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
Kompetisi
Akomodasi
Sharing
[21]
kelompok damai. Satu pihak memberi dan yang lain menerima sesuatu. Kedua
Kolaborasi
Bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. Usaha
Penghindaran.
Introspeksi diri
[22]
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
STUDI KASUS
Selama pergantian dinas malam, seorang perawat yang bertugas mengalami sakit dan staf
yang lain tidak bisa menggantikannya. Jadi yang bertugas pada malam itu hanya seorang perawat.
Perawat1 harus melayani 15 pasien yang berada di ruangan tersebut. Perawat1 mengatakan “Saya
akan melaksanakan pekerjaan ini. Saya akan mengerjakan sift ini tetapi saya tidak mampu tanpa
bantuan perawat lain segera. Saya tidak peduli dengan perawat siapa, asalkan dia harus seorang yang
mempunyai keterampilan dalam merawat pasien”. Alasan kenapa setiap perawat tidak mau berada di
ruangan itu karena mereka selalu bekerja terlalu berat, dengan gaji yang kecil serta manajemen
ruangan yang tidak memberi perhatian. Tempat/ruangan itu harus di teliti dan diperbaiki
manajemennya.
A. Pengenalan Konflik
Sesuai dengan kasus diatas, konflik tersebut disebabkan oleh keterbatasannya tenaga kerja
perawat di ruangan tersebut. Dan tidak segeranya mendapatkan perawat tambahan. Konflik juga
disebabkan oleh tidak adanya keinginan perawat lain untuk membantu karena di ruangan tersebut
B. Analisa Konfik:
1. Analisa situasi
Kasus ini masuk dalam konflik laten karena terjadi terus menerus dimana terjadi
keterbatasan staf yang memicu ketidakstabilan didalam manajemen organisasi RS. Dalam hal
[23]
ini ada keurangan tenaga kerja yang ada di ruangan dan perawat1 bekerja sendiri di ruangan
dengan jumlah pasien 15 orang, hal ini tentu saja merupakan suatu beban kerja yang berat.
Hal ini terjadi karena beban kerja terlalu berat, gaji yang kecil serta manajemen RS
yang tidak memberikan perhatian kepada pekerja jadi pekerja merasa tidak nyaman bekerja di
Rumah Sakit dan banyak pekerja yang memilih untuk mengundurkan diri
Tujuan
Menyusun perencanaan
Perlakukan orang lain sebagai teman dalam menyelesaikan masalah bukan sebagai musuh.
Tunjukkan ketaatan dan keterukaan jika orang lain sepakat terhadap pendapat.
[24]
Konsisten terhadap sesuatu yang dianggap benar
Intervensi
1. Hindari respon emosional karena setiap orang mempunyai respon yang berbeda terhadap
2. Membuka penerimaan anggota baru untuk bekerja pada ruangan tempat Perawat1 bekerja
3. Metode yang di gunakan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi yaitu metode kompromi
atau negosiasi
Negosiasi yaitu suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat saling
menyadari dan sepakat tentang keinginan bersama. Penyelesaian strategi ini sering dirtikan
sebagai “lose-lose situation” kedua unsur yang terlibat dan menyerah dan menyepakati hal yang
telah dibuat.didalam manajemen keperawatan strategi ini sering digunakan oleh middle- dan top
manajer keperawatan.
D. Pelaksanaan
Mengumpulkan segala informasi tentang masalah yang terjadi sebanyak mungkin, mulai dari
Perawat ruangan meminta kepada manajer agar dapat menambah perawat untuk membantu
Memilih alternative lainnya seperti kolaborasi perawat antar ruangan jadi jika ada ruangan
yang jumlah perawatnya mencukupi bisa dialihkan ke rungan yang kekurangan tenaga.
Selama bernegosiasi dengan manajer, perawat harus bersikap asertif dan antusias untuk
E. Evaluasi
[25]
Manajemen tenaga kerjda dan keuangan berjalan dengan baik
ROLE PLAY
Pada rumah sakit S, tepatnya di ruangan rawat Melati waktu dinas malam. Di ruangan
tersebut terdapat pasien sebanyak 15 orang. Biasanya ada 2 perawat pada malam hari yang bertugas.
Namun karena perawat2 izin sakit, maka perawat yang jaga di ruangan tersebut hanya 1 orang, yaitu
Perawat3 : Jumlah pasien kita hari ini sangat banyak, yaitu 15 orang. Pasien yang dengan kondisi
total care sebanyak 3 orang, parsial care 5, dan minimal care 7 orang.
Perawat1 : Apakah perawat Arif sudah datang? tidak biasanya dia dating terlambat.
Perawat3 : Begini meta, saya dapat kabar dari manajemen ruangan bahwa perawat Arif izin hari ini
karena sakit.
Perawat1 : Lalu apakah sudah ada pengganti perawat arif pada malam hari ini?
Perawat3 : Saya rasa tidak ada, karna tidak ada perawat lain yang ingin membantu di ruangan ini. Dan
kelihatannya manajemen ruangan ini tidak peduli dengan kondisi ruangan kita yang
Perawat2 : Baiklah saya akan berusaha bekerja sendiri pada malam ini. Tapi sebaiknya kita meminta
Perawat1 menelpon kepada perawat ruangan alin. Perawat1 meminta batuan untuk tambahan
Perawat4 : wa’alaikummussalam.
[26]
Perawat1 : ini saya perawat Meta dari ruangan melati. Saya memerlukan perawat tambahan untuk
ruangan saya segera. Saya hanya seorang diri bertugas pada malam ini. Apakah ada
Perawat4 : Maaf perawat Meta, memang banyak perawat disini, tapi pasien disini juga sangat banyak.
Perawat1 mau melaksanakan tugasnya sendiri. Tapi karna jumlah pasien yang terlalu banyak
sehingga dia harus bekerja lebih keras dan tidak dapat tidur pada malam tsb.
K.Ps1 : (ruagan perawat) Permisi buk, istri saya badannya mengigil bu. Dan dia terlihat pucat bu.
Perawat2 : baik pak. (menghampiri ruangan pasien) hmm, ibu, ibu udah makan obat untuk yang
Ps1. : Belum bu, saya tidak mau memakan obat itu. Rasanya tidak enak.
Perawat1 : ibu, ibu harus memakan obat ibu Kalau ibu tidak makan obat ibu nanti sakit ibu akan lama
sembuhnya bu. Nah, sekarang ibu mengigil karna iu belum memakan obat ibu
K.Ps2 : Suster, infuse anak saya sudah dari tadi habis, saya tadi ketiduran sus. Saya cemas akan
Bapak, tolong dukung istri bapak untuk meminum obatnya ya pak. Saya mau ke kamar
sebelah. Dan apabila istri bapak masih mengigil, bapak silahkan panggil saya lagi di depan
ya pak.
Perawat1 : baik bu (pergi ke kamar sebelah). Ibu tidak usah khawatir, infuse anak ibu ini baru mau
hamper habis. Tidak terjadi apa-apa pada anak ibu dan saya sudah mengganti infuse nya.
[27]
Esok paginya pada saat pergantian jadwal malam ke jadwal pagi, perawat1 mengeluh pada
Perawat1 : permisi bu, tadi malam saya hanya betugas seorang diri di ruangan ini bu. Dan dengan
pasien yang banyak, saya tidak bisa melayani pasien dengan baik bu karna saya terlalu
kelelahan. Dan sampai pagi pun saya tidak menerima perawat tambahan dari ruangan lain
bu.
Karu : maafkan saya perawat Meta, karna saya terlalu sibuk kemaren. Saya jadi lupa untuk
Perawat1 : saya juga tadi malam sudah mencoba untuk meminta tambahan perawat dari ruangan lain.
Namun, tidak ada perawat yang mau membantu saya disini karena mereka juga banyak
pekerjaan.
Karu : saya juga memaklumi kenapa mereka tidak bisa membantu kita tadi malam.
Perawat1 : Maaf bu, kalau boleh, saya sarankan agar di ruangan ini ditambahkan beberapa perawat.
Seperti yang ibu ketahui, jumlah pasien di ruangan kita tidak seimbang dengan tenaga
kerja perawat disini. Dan dengan adanya penambahan perawat maka kualitas pelayanan
Karu : Sebenarnya saya sudah merencanakan untuk menambahkan perawat tambahan di ruangan
ini. Saya juga masih menunggu persetujuan dari manajemen Rumah Sakit. Untuk sekarang
ini kita akan melakukan kolaborasi dengan perawat ruangan lain. Saya akan meminta
bantuan mereka sampai kita mendapatkan perawat tetap untuk ruangani ini. Saya akan
mengurus semuanya.
[28]
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Konflik yang terjadi dalam suatu tatanan organisasi harus segera dikenali
dalam menyelesaikan konflik yang ada. Seorang manajer bisa saja mengabaikan
konflik jka konflik tersebut tidak mempengaruhi asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien. Bila konflik yang terjadi sangat mempengaruhi pemberian asuhan
keperawatan, seorang manajer dapat segera mengambil inisiatif untuk ikut campur
dan menyelesaikannya.
2. SARAN
Deutsch (1969 dan 1973), mengenali empat faktor utama yang menentukan
(Kramer, Schmalendeberg, 1978, Lewis, 1976, Myrtle. Glogow, 1978, Nielsen, 1977).
[29]