Anda di halaman 1dari 15

Clinical Report Session

KONJUNGTIVITIS BAKTERIALIS

Disusun Oleh:
Crisdina Suseno : 1740312452
Muhammad Ferdiansyah : 1740312451

Preseptor :
dr. Hj. Sandra Yelli

FAMILY ORIENTED MEDICAL EDUCATION III


PUSKESMAS SEBERANG PADANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT karena dengan
izin-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan Clinical Report Session
(CRS) yang berjudul “Konjungtivitis Bakterial Akut” sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan FOME III di Puskesmas Seberang Padang, Padang.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pembimbing dr. Hj. Sandra Yelli


serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh


karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca
demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap makalah ini dapat
memberikan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman tentang
Konjungtivitis Bakterial Akut, terutama bagi penulis sendiri dan bagi rekan-rekan
sejawat lainnya.

Padang,08 September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................... 2

Daftar Isi.............................................................................................. 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................ 4

1.2 Tujuan Penulisan.............................................................................. 4

1.3 Batasan Masalah............................................................................. 5

I.4 Metode Penulisan............................................................................ 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Konjungtiva...................................................................... 6

2.2 Definisi Konjungtivitis Bakterial Akut........................................... 7

2.3 Etiologi………............................................................................... 7

2.4 Patogenesis..................................................................................... 7

2.5 Gambaran Klinis............................................................................. 8

2.6 Pemeriksaan Penunjang.................................................................. 8

2.7 Tatalaksana...................................................................................... 9

BAB 3 LAPORAN KASUS................................................................ 10

BAB 4 KESIMPULAN........................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 15

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permukaan posterior kelopak mata dan permukaan anterior sklera


dibungkus oleh membran mukosa transparan dan tipis yang disebut Konjungtiva.
Karena lokasinya, konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor –
faktor lingkungan lain yang mengganggu. Keadaan ini dapat menyebabkan radang
konjungtiva atau konjungtivitis.

Peradangan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai macam gejala


hiperemia ringan dengan mata berair sampai konjungtivitis berat dengan banyak
sekret purulent kental. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur,
alergi, atau kontak dengan benda asing, misalnya kontak lensa.

Konjungtivitis merupakan salah satu penyakit infeksi mata yang paling


umum dan sering terjadi di seluruh dunia dan juga merupakan penyakit yang
mudah menular. Konjungtivitis bakteri dapat diobati dengan antibiotic, sementara
konjungtivitis virus tidak memerlukan pengobatan spesifik karena bersifat self
limitied disease dan konjungtivitis alergi, dapat dicegah dengan menghindari
allergen penyebabnya. Konjungtivitis berkaitan dengan higienitas pribadi
sehingga selain dengan pengobatan, tatalaksana yang juga diperlukan adalah
dengan menjaga higienitas.

Pada dasarnya konjungtivitis bukanlah penyakit yang berat, namun jika


tidak ditatalaksana segera, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi yang
membahayakan mata dan penglihatan.

1.2 Tujuan Penulisan


Penulisan case report Session ini bertujuan untuk menambah pengetahuan
penulis mengenai konjungtivitis, khususnya konjungtivitis bakterial akut.

1.3 Batasan Masalah

4
Case report Session ini membahas mengenai anatomi konjuntiva, definisi,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan konjungtivitis
bacterial akut.

1.4 Metode Penulisan


Case report Session ini ditulis dengan metode tinjauan pustaka yang
mengacu dari berbagai literatur.

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ANATOMI KONJUNGTIVA1

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak


bagian belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva
ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet.
Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea. Konjungtiva terdiri atas
tiga bagian, yaitu :

1. Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar


digerakkan dari tarsus.
2. Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sclera di
bawahnya.
3. Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat
peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan sangat longgar dengan jaringan
dibawahnya sehingga bola mata mudah bergerak. Konjungtiva bulbi superior
paling sering mengalami infeksi dan menyebar kebawahnya.

Gambar 2.1. Konjungtiva Palpebra15

6
2.2. Definisi Konjungtivitis Bakteri Akut3

Konjungtivis bakteri akut adalah suatu bentuk konjungtivitis bakteri yang


berlangsung akut (< 3 minggu). Infeksi ini sering terjadi pada permukaan
konjungtiva. Infeksi ini menimbulkan respon inflamasi akut dengan sekret
purulen. Kasus dapat terjadi secara spontan atau secara epidemik.

2.3. Etiologi1,3

Konjungtivis bakteri akut disebabkan oleh kuman

1. S pneumonia
2. S aureus
3. Haemophilus influenza
4. Corynebacterium diphtherica
5. Pseudomonas
6. Neisseria.
2.5. Patogenesis3

Konjungtivitis bakteri merupakan hasil dari pertumbuhan bakteri secara


berlebihan dan menginfiltrasi lapisan epitel konjungtiva dan kadang-kadang
substansia propia. Sumber infeksi adalah kontak langsung dengan sekret individu
terinfeksi atau (biasanya melalui kontak tangan-mata) atau penyebaran infeksi dari
organism yang berkolonisasi di mukosa nasal dan sinus pasien tersebut. Obstruksi
duktus nasolakrimal, dakriosistitis, dan kanalikulitis dapat menyebabkan
konjungtivitis bakteri unilateral.
Walaupun dapat sembuh sendiri, konjuntivitis bakteri bisa bermanifestasi
hebat dan mengancam penglihatan apabila disebabkan oleh spesies bakteri virulen
seperti N.gonorrhoeae atau S.pyogenes. Pada kasus yang jarang, ini dapat
memberikan tanda penyakit sistemik yang mengancam nyawa, seperti
konjungtivitis yang disebabkan oleh N.meningitides.

7
2.6. Gambaran Klinis3

1. S pneumonia

Gejala yang timbul adalah sekret purulen sedang, edema kelopak mata,
kemosis, pendarahan konjungtiva, dan membrane inflamasi konjungtiva pada
konjungtiva tarsal.

2. H influenza

Terjadi pada anak-anak, kadang-kadang bersamaan dengan otitis media, dan


pada orang dewasa terjadi pada mereka yang berkolonisasi secara kronis dengan
H influenza (sebagai contoh, perokok atau pasien dengan penyakit
bronkopulomoner kronik). Konjungtivitis purulen akut yang disebabkan oleh H
influenza biotipe III (dulu dikenal sebagai H aegyptius) menyerupai yang
disebabkan oleh S pneumonia; walau bagaimanapun, membrane konjungtiva tidak
terbentuk, namun ulkus epitel kornea dan infiltrat stroma terjadi lebih sering.

3. S aureus

Bakteri S.Aureus ini dapat mengakibatkan blefarokonjungtivitis akut.


Sekret cenderung kurang purulen daripada yang dilihat pada konjungtivitis
pneumokokus, dan tanda lain yang sama secara umum kurang berat.

2.7. Pemeriksaan laboratorium2 :

1. Pemeriksaan mikroskopik kerokan konjungtiva

Dengan pewarnaan khusus ( gram, giemsa ) dapat membantu menentukan


penyebab konjungtivitis. Infeksi bakteri akan menunjukkan sel polimorfonuklear
pada sediaan.

2. Kultur bakteri

Pewarnaan gram dan kultur bakteri tidak diperlukan untuk kasus suspek
konjungtivitis bacterial yang tidak mengalami komplikasi, tetapi harus dilakukan
jika 3 :

8
1. Pada pasien neonates, dan pasien immunocompromised
2. Kasus konjungtivitis purulen yang parah, untuk membedakan dengan
konjungtivitis hiperpurulen, yang memerlukan terapi sistemik
3. Kasus yang tidak respon terhadap terapi inisial
2.8. Tatalaksana :

Terapi inisial konjungtivitis bakteri akut yang tidak berat termasuk agen
topikal berikut : obat tetes polimiksin kombinasi, obat tetes aminoglikosida atau
fluorokuinolon (ciprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin, moksifloksasin, atau
gatifloksasin), atau obat salep basitrasin atau ciprofloksasin. Jadwal dosis adalah 4
kali sehari selama kira-kira 5-7 hari.

Kasus dengan gram negatif kokobasilus pada pewarnaan gram adalah


mungkin disebabkan oleh spesis Haemophilus dan harus diobati dengan
polimiksin B-trimetoprim. Suplemen antibiotik oral direkomendasikan pada
pasien dengan konjungtivitis purulen akut yang berhubungan faringitis, sindrom
konjungtivitis-otitis, dan konjungtivitis Haemophilus pada anak.

9
BAB 3

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama :A

Umur : 19 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Seberang Padang, Padang

Anamnesis

Seorang pasien laki-laki berusia 19 tahun datang ke Puskesmas Seberang


Padang tanggal 03 Januari 2019 dengan :

Keluhan Utama :

Kedua mata perih dan berair sejak 2 hari yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :

- Kedua mata perih dan berair sejak 2 hari yang lalu.


- Awalnya hanya mengenai mata kiri, kemudian mengenai kedua mata
- Menurut pasien,saat bangun pagi matanya sulit dibuka dan ada tahi mata
bewarna kekuningan
- Keluhan mata terasa mengganjal ada
- Riwayat mengucek-ngucek mata dengan tangan ada
- Riwayat menggunakan kontak lens tidak ada
- Riwayat berkontak dengan penderita yang memiliki keluhan yang sama
disangkal
- Riwayat gatal-gatal tidak ada, alergi tidak ada
- Riwayat pengobatan di tempat lain tidak ada

10
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita
penyakit seperti ini.

Pemeriksaan Fisik

1. Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Composmentis Cooperatif

Status Gizi : Baik

Vital sign : Tekanan darah : 120/80 mmHg, Nadi : 78x/menit,

Nafas : 20 x/menit Suhu : 36,8º C

Kepala leher : Pembesaran KGB (-) Pembesaran Kelenjar Preaurikula (-)

Thorax : Cor dan Pulmo dalam batas normal

Abdomen : Dalam batas normal

Ekstremitas : Dalam batas normal

11
2. Status lokalis

Status Oftalmikus

STATUS OD OS
OFTALMIKUS

Visus tanpa koreksi Following cahaya (+) Following cahaya (+)

Palpebra Edem (-) Edem (-)

Konjungtiva Konjungitiva Bulbi: Hiperemis Konjungitiva Bulbi: Hiperemis


(+) secret (-) (+) secret (-)
Konjungtiva forniks: hiperemis Konjungtiva forniks: hiperemis
(+) (+)

Kornea Bening Bening

Kamera Okuli Anterior Cukup dalam Cukup dalam

Iris Coklat , Rugae (+) Coklat , Rugae (+)

Pupil Bulat, Rp +/+, diameter 2 mm Bulat, Rp +/+, diameter 2 mm

Lensa Bening Bening

Tekanan intarokuler Normal Normal

Diagnosis :

Konjungtivitis bakterialis akut ODS

Terapi :

1. Manajemen
a. Preventif
1. Mencegah penularan penyakit kepada orang lain dengan cara
mencuci tangan setelah memegang kedua mata
2. Membersihkan sekret mata dengan tissue atau kain yang bersih.
3. Jangan mengucek-ngucek kedua mata.

12
4. Hindari kontak tangan dengan mata orang yang sedang sakit.
5. Jangan menggunakan handuk/lap bersama-sama dengan penghuni
rumah lainnya.
6. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat mata.
b. Promotif
1. Edukasi pasien untuk hidup dengan higienitas yang baik.
2. Menggunakan kontaks lens sesuai dengan aturannya.
3. Kurangi risiko paparan infeksi dengan memakai pelindung mata.
4. Perbaiki daya tahan tubuh dengan makan-makanan yang
bergizi dan istirahat yang cukup.
c. Kuratif
1. Topikal
Kloramfenikol tetes mata 6x1 sehari ODS
d. Rehabilitatif
- Kontrol ke Puskesmas 3 hari lagi bila keluhan belum hilang

Dinas Kesehatan Kota Padang


Puskesmas Seberang Padang
NO: Padang, 03 September 2019

Resep: BPJS/Umum

R/ Kloramfenikol tetes mata 3% fls No. I

S 6dd gtt 1 ODS

Pro : Tn. A
Umur : 19 Tahun
Alamat : Seberang Padang

PROGNOSIS

Quo ad Vitam : bonam


Quo ad fungtionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam

BAB 3

KESIMPULAN

13
Konjungtivitis bakteri akut adalah suatu bentuk konjungtivitis bakteri yang
berlangsung akut (< 3 minggu). Infeksi ini terjadi pada permukaan konjungtiva.
Konjungtivis bakteri akut disebabkan oleh kuman S pneumonia, S aureus,
Haemophilus influenza, Corynebacterium diphtherica, Pseudomonas Neisseria.

Sumber infeksi adalah kontak langsung dengan sekret individu terinfeksi


atau (biasanya melalui kontak tangan-mata) atau penyebaran infeksi dari organism
yang berkolonisasi di mukosa nasal dan sinus pasien tersebut. Obstruksi duktus
nasolakrimal, dakriosistitis, dan kanalikulitis dapat menyebabkan konjungtivitis
bakteri unilateral.
Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan dengan pemeriksaan
mikroskopik dengan pewarnaan gram dan giemsa dan dengan pemeriksaan kultur
bakteri. Terapi inisial konjungtivitis bakteri akut yang tidak berat termasuk agen
topikal berikut : obat tetes atau salap kloramfenikol 6x1 tetes setiap hari.

Paling penting manajemen konjungtivitis adalah terapi non medika


mentosa yaitu mencegah supaya orang lain tidak tertular dengan cara mencuci
tangan setelah memegang kedua mata, jangan menggunakan handuk/lap bersama-
sama dengan penghuni rumah lainnya. Agar terhindar dari penyakit maka kita
perlu memperbaiki daya tahan tubuh dengan makan-makanan yang bergizi dan
istirahat yang cukup. Setelah itu harus didukung dengan lingkungan rumah yang
bersih dan sehat. Pemakaian obat mata pada konjungtivitis bakterialis akut
dianjurkan berupa antibiotik topikal baik tetes atau salap kloramfeikol. Pada
pasien diberikan antibiotic klorafenikol tetes mata 3% sebanyak 6X1 tetes setiap
hari.

DAFTAR PUSTAKA

14
1. Ilyas, Sidarta. DSM. Ilmu Penyakit Mata, Balai Penerbit FKUI, Jakarta:
2001.127 – 130.
2. Voughan, Daniel G, Asbury, Taylor. Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi
Umum (General Ophthalmology). Ed. 14. Widya Medika, Jakarta : 2000.
103-5.
3. Skuta G, dkk. Bacterial Conjunctivitis in Children and Adults.Dalam :
External Disease and Cornea. American Academy of Ophthalmology.
2008-2009. 149-151

15

Anda mungkin juga menyukai