Oleh:
Kelas B
Kelompok 1:
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
karunia dan nikmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum
“Pengenalan Alat Aplikasi, Alat Pengaman Aplikasi, dan Cara Penggunaan” dalam
rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pestisida dan Teknik Aplikasi di
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Ir. Syarif Hidayat, MP.
selaku dosen mata kuliah Pestisida dan Teknik Aplikasi yang telah membimbing
penyusun selama masa perkuliahan. Tidak lupa penulis berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penyusun.
Penyusun menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari
sempurna sehingga mungkin terdapat beberapa kesalahan yang tidak terduga. Oleh
karena itu, penyusun menerima dengan tangan terbuka seluruh kritikan dari para
pembaca untuk meningkatkan kemampuan penyusun dalam menulis. Penyusun
berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan khususnya bagi
penyusun sendiri
Penyusun
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ............................................................................................1
3.1 Sprayer.......................................................................................................9
Tugas Praktikum.................................................................................................30
Kesimpulan .........................................................................................................33
Saran ...................................................................................................................33
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
I. PENDAHULUAN
1
1. Cara penggunaannya
a) Aerial sprayer
b) Ground sprayer : knapsack sprayer, motor sprayer, tracktor sprayer,
tudor sprayer, tudor sprayer, micronair, birky sprayer, mistblower,
injection, infus, duster
2. Sistem tekanan
a) Otomatis dan semi otomatis
b) Tekanan udara
c) Tekanan air
3. Tenaga penggerak
a) Manual sprayer
b) Power/motorized sprayer
c) Electric sprayer
4. Manual sprayer berdasarkan volume larutan yang harus digunakan
a) High volume
b) Low volume
c) Very low volume
d) Ultra low volume
5. Lainnya : gun sprayer, tree sprayer,
Bagian utama dari spayer secara umum antara lain nozzle, pompa, pilar
penyalur, saringan, tangki cairan dan sebagian dilengkapi dengan alat pengukur
tekanan serta klep pengatur semprotan. Dari bagian-bagian tersebut, nozzle adalah
bagian terpenting dari suatu sprayer. Fungsi dari nozzle adalah memecah larutan
menjadi butiran semprot.
Jenis sprayer yang sering digunakan pada sektor pertanian dikenal dengan
3 jenis sprayer, yakni knapsack sprayer, motor sprayer, dan CDA sprayer. Knapsack
spayer merupakan yang paling umum digunakan di semua areal pertanian. Prinsip
kerjanya yaitu saat gagang pompa digerakkan, larutan keluar dari tangki menuju
tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat, keadaan tersebut
menyebabkan larutan pestisida dalam tangki dipaksa keluar melalui klep dan
selanjutnya diarakan oleh nozzle bidang sasaran semprot. Motor sprayer
menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk
2
mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan bervariasi tergantung jenis
dan mereknya. Prinsip kerja CDA sprayer yaitu larutan mengalir dari tangki
melalui selang menuju nozzle, diterima oleh putaran piringan bergerigi, dan
disebabkan ke arah bidang sasaran. Putaran piring digerakkan oleh dinamo dengan
sumber tenaga baterai 12 volt. Putaran piringan sebesar 2.000 rpm dan butiran yang
keluar seragam dengan ukuran 250 mikron.
Keuntungan menggunakan motor sprayer adalah kapasitas sangat luas
dengan waktu yang relatif singkat serta dapat menembus gulma sasaran walaupun
sangat lebar dan minim tenaga kerja. Kelemahannya yaitu harga relatif mahal dalam
pengoperasian dan perawatannya, tidak dianjurkan pada tanaman yang masih
mudah karena dikhawatirkan drift akan merusak tanaman, harus di rawat secara
rutin. Alat penunjang keamanan saat pengaplikasian pestisida antara lain helm,
kaca mata, ear plug, masker, celemek, sarung tangan kain, sarung tangan karet,
sepatu AV/safety.
3
II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
4
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
2 SPRAYER SEMI
AUTOMATIC
KNAPSACK SPRAYER
TYPE: F12A
TANK CAPACITY: 12
LITER
5
3 SEMI AUTOMATIC
HAND SPRAYER
4 SEMI AUTOMATIC
17 BIG PUMP
6
5 COMPRESSION
SPRAYER
BENGAWAN SOLO
6 MIKRON ULVA 8
7
7 MIST BLOWER
MIST BUSTER MD-150
8 POWER BLOWER
SOLO 454
8
3.1 Sprayer
a. Sprayer Otomatis
Sprayer otomatis dan sprayer semi otomatis adalah alat aplikasi pestisida
dengan prinsip kerja yang sama hanya saja berbeda dalam hal komponennya
(Kementerian Pertanian, 2011). Pada alat sprayer otomatis tidak ada tabung khusus
yang digunakan sebagai tempat cadangan tekanan karena seluruh tekanan
memenuhi tangki sprayer. Oleh karena itu tangki sprayer otomatis harus terbuat dari
bahan yang kuat dengan tekanan. Dengan perbedaan tersebut maka cara aplikasinya
pun sedikit berbeda. Jika sprayer otomatis harus dipompa hingga penuh sebelum
aplikasi, sprayer semi otomatis harus dipompa selama aplikasi hingga volume
pestisida habis
Bagian – bagian dari sprayer otomatis beserta fungsi :
1. Tangki
Tangki adalah bagian dari sprayer yang berfungsi untuk menampung
cairan pestisida. Tangki biasanya terbuat dari bahan plat anti karat atau
plastik keras.
2. Tutup
9
Tutup berfungsi untuk menahan cairan tetap berada dalam tangki,
sehingga ketika melakukan penyemprotan cairan pestisida tidak tumpah
keluar. Bahan yang digunakan biasanya sama dengan tangki.
3. Tangkai Pompa Udara
Bagian ini berfungsi untuk memompa cairan dan juga membuat
tekanan udara berada pada titik tertinggi, sehingga penyemprotan dapat
teraplikasi secara merata.
4. Pengukur Tekanan
Pengukur tekanan berfungsi untuk memperlihatkan tekanan udara
dalam pompa. Tekanan yang paling bagus ketika akan melakukan
penyemprotan adalah tekanan paling tinggi. Ketika pengukur tekanan
memperlihatkan tingkat tekanan udara menurun maka penyemprot harus
memompa kembali tekanan udara agar berada di titik tertinggi.
5. Sabuk Gendongan
Sabuk gendongan berfungsi untuk mempermudah pengguna pompa
untuk membawa sprayer ke tempat yang dinginkan.
6. Torak Pompa
Torak pompa berfungsi untuk memompa cairan ke selang sprayer.
7. Katub pemeriksaan
8. Selang karet
Selang karet berfungsi untuk membawa cairan ke pipa penyemprot.
9. Katub Pembuka dan Penutup
Katub ini berfungsi seperti layaknya keran air. Katub ini akan
menutup atau membuka jalan bagi cairan pestisida untuk berpindah dari
selang ke pipa penyemprot
10. Pipa Penyemprot
Pipa penyemprot adalah bagian yang berfungsi mengantar cairan
dari selang ke nozzle.
11. Nozzle
Nozzle berfungsi untuk menyemprotkan cairan pestisida, selain itu
alat ini juga berfungsi untuk meratakan dan menyebar cairan yang
disemprotkan
10
12. Kran Penutup
Kran penutup memiliki fungsi yang mirip dengan katup pada selang
penyemprot.
11
b. Sprayer Semi Otomatis
Alat semprot semi otomatis memiliki bagian- bagian antara lain tuas
penyemprot, nozzel, batang semprot, mulut tangki, memiliki satu tabung
untuk menampung cairan pestisida sekaligus menampung tekanan udara
serta tali untuk menggendong alat. Kapasitas atau daya tampung alat dapat
mencapai 17 liter dan terbuat dari logam besi.
Prinsip kerja alat semprot semi otomatis ini adalah memecah cairan
menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. (Guntur et al., 2016)
Untuk memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan
proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic
atomization), yakni tekanan dalam tabung khusus dipompa sehingga
mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang
karet menuju ke alat pengabut bersama dengan cairan. Cairan dengan
tekanan tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut,
sehingga cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus.
Dengan bentuk dan ukuran yang halus ini maka pemakaian pestisida akan
efektif dan merata ke seluruh permukaan daun atau tajuk tanaman
Adapun bagian-bagian beserta fungsi dari masing-masing komponen
Knapsack Sprayer tersebut adalah :
1. Tangki (tank)
12
Merupakan tempat herbisida atau larutan lainnya diisikan. Volumenya
dapat berbeda-beda tergantung dengan tipe dari sprayer masing-masing. Dari
bahan plat tahan karat, untuk menampung cairan.
2. Pengaduk (agitator)
Untuk mengaduk larutan herbisida yang ada di dalam tangki. Pengadukan
dimaksudkan agar suspensi atau campuran larutan herbisida dapat tersebar
merata dan tidak mengendap, sehingga tidak menyumbat nozzle
3. Unit pompa (pump)
Yang terdiri dari silinder pompa, dan piston dari kulit. Untuk memberikan
tekanan kepada larutan herbisida, sehingga larutan dapat dikeluarkan dari
tangki dan mengalir melalui selang dan keluar pada nozzle.
4. Pengatur tekanan (pressure gauge)
Untuk mengatur tekanan terhadap besar kecilnya volume cairan yang
dikeluarkan, sesuai dengan kebutuhan.
5. Saringan (strainer)
Untuk menyaring larutan yang akan dimasukkan ke dalam tangki. Hal ini
dilakukan supaya tidak ada zat lain yang terikut sehingga dapat merusak dan
menyumbat nozzle.
6. Penutup
Untuk menutup tangki, supaya pada saat dikerjakan tidak tumpah dan untuk
menjaga tekanan udara di dalam tangki.
7. Tangkai pompa
Untuk memompa cairan.
8. Saluran penyemprot
Terdiri dari kran, selang karet, katup serta pipa yang bagian ujungnya
dilengkapi nozel.
9. Sabuk penggendong
Digunakan untuk menyandang sprayer pada punggung.
10. Selang karet
Untuk menyalurkan larutan dari tangki ke nozzle.
11. Piston pompa
12. Katup pengatur aliran cairan keluar dari tangki.
13
13. Katup pengendali aliran cairan bertekanan yang ke luar dari selang karet.
14. Laras pipa penyalur aliran cairan bertekanan dari selang menuju ke nosel.
15. Nozel.
Untuk memecah cairan menjadi partikel halus dan memperhalus larutan
yang dikeluarkan pada saat penyemprotan, sehingga dihasilkan daya jangkau
yang luas dan merata.
3.2 Fogging
Fogging merupakan aplikasi pestisida dengan volume rendah dan
menggunakan ukuran butiran semprot yang sangat halus sehingga menimbulkan
kabut asap. (fog). Dalam Foging (thermal Fogging ), campuran pestisida dan bahan
pelarut (solvent umumnya minyak) dipanaskan hingga membentuk asap. Fogging
biasanya digunakan untuk mengendalikan nyamuk di lingkungan perumahan.
Selain itu juga dapat digunakan untuk mengendalikan hama gudang , perkebunan,
dan kesehatan lingkungan dengan kaitannya terhadap vektor penyakit
(Djojosumarto, 2008).
Bahan yang digunakan dalam Fogging merupakan jenis insektisida untuk
membunuh serangga dalam hal ini adalah nyamuk. Insektisida tersebut merupakan
racun yang dapat mematikan jasad hidup, maka dalam penggunaannya harus lebih
bersikap hati-hati. golongan Organofosfat adalah insektisida yang paling toksik di
antara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang.
Termakan hanya dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi
diperlukan beberapa milligram untuk dapat menyebabkan kematian pada orang
dewasa. Organofosfat menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan
sel darah merah dan pada sinapsisnya (Assti Runia, 2008)
Alat yang digunakan untuk fogging biasanya bermacam-macam beberapa
diantaranya seperti Swing fog, Fulsfog, dan emposan. Emposan ini biasanya banyak
digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman padi yaitu tikus.
14
Gambar 4 Bagian-bagian Fogging
3.3 Duster
Tangki Stang
pestisida pengontrol
Blower
Kepala
Tangki
penghembus
bahan bakar
Mesin
penggerak
Gambar 6 Bagian-bagian Mist Duster Sprayer
17
Pengisian larutan racun harus teliti yaitu harus tertutup rapat dan tidak ada
kebocoran pada setiap pipa sambungan dan selang
Penghembusan harus selalu dilakukan pada kecepatan motor tinggi tetapi
apabila akan menurunkan kecepatan motor maka keran penghembusan
harus terlebih dahulu ditutup agar tidak terjadi pemborosan pestisida yang
keluar
Perawatan Mist Duster Sprayer:
Pembersihan tangki apabila telah selesai digunakan
Pembersihan komponen lain seperti pipa dan penghembus
Menguras bahan bakar dari tangki apabila akan lama tidak digunakan
Menyimpan alat pada tempat kering dan tidak lembab
Dalam menggunakan alat ini terkadang terdapat beberapa kendala, berikut ini
kendala yang terjadi dan cara mengatasinya:
Tidak terjadi hembusan. Penyebabnya karena keran dan nozel tersumbat.
Cara mengatasinya yaitu segera membersihkan bagian yang tersumbat
Pestisida yang keluar sedikit. Penyebabnya karena tekanan cairan tidak
normal, adanya sumbatan pada selang, dan terjadi kebocoran udara yang
menyebabkan tekanan pada alat melemah. Cara mengatasinya yaitu
mencuci tangki sampai bersih dan paking yang bocor segera diganti
Adanya kebocoran-kebocoran. Penyebabnya karena pemasangan pipa atau
selang yang kurang kuat, pipa vinil robek, dan keran cairan tidak mau
menutup. Cara mengatasinya yaitu dengan mengecek kembali pemasangan
pipa atau selang, segara mengganti pipa vinil dengan yang lebih baik dan
mengecek keran agar berfungsi normal
Kelebihan menggunakan alat ini yaitu tidak memerlukan tenaga yang besar
karena menggunakan tenaga motor, hembusan pada saat pengaplikasian dapat
diatur sesuai kebutuhan, dapat digunakan pada formulasi tepung atau debu, dapat
bekerja dengan kapasitas yang luas dalam waktu yang relatif singkat, serta dapat
menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat. Kelemahan menggunakan alat ini
yaitu harga dan biaya perawatan yang relatif mahal, tidak dianjurkan
penggunaannya pada tanaman yang masih muda karena dapat merusak tanaman,
serta polusi yang disebabkan oleh motor penggerak yang tidak ramah lingkungan.
18
3.5 Micron
Gambar 7 Micron
Prinsip kerja alat ini yaitu komponen utamanya adalah piringan atau cakram
yang berputar. Cairan semprot dialirkan ke nozzle pada cakram tersebut.
Selanjtunya cakram yang berputar itu akan memecah cairan menjadi droplet oleh
gaya sentrifugal. Pola semprotan berupa lingkaran, ukuran dropletnya bervariasi
tergantung pada kecepatan putaran cakram. Ukuran droplet untuk mikron sangat
halus dan seragam. Enzimnya menggunakan baterai 1,5 volt memenuhi sepanjang
pipa (± 6 buah). Setelah saklar dihidupkan maka dinamo akan berputar sehingga
kincir juga berputar dan cairan keluar. Bahan untuk aplikasinya adalah ULV yaitu
bahan aktif langsung, tanpa air tetapi bentuknya sudah berupa cairan.
Kelebihan dari alat ini yaitu alat begitu simpel dan ringan dan mudah
digunakan. Sedangkan kekurangannya adalah daya tampung yang sedikit
menyebabkan sedikit pula luas lahan yang bisa diaplikasikan dan harus mengisi lagi
alat dengan pestisida (Djojosumarto, 2008).
3.4 Nozzle
Fungsi utama nozzle adalah memecah (atomisasi) larutan semprot menjadi
butiran semprot (droplet). Fungsi lain dari nozel antara lain menentukan ukuran
droplet size, mengatur flow rate (angka curah), dan mengatur distribusi semprotan
yang dipengaruhi oleh pola semprotan, sudut semprotan, dan lebar semprotan.
Bahan umum untuk membuat nozzle terdiri dari beberapa macam, meskipun
demikian terdapat keunggulan masing-masing terhadap setiap bahan tersebut.
Seperti halnya pada bahan Kuningan (paling cepat aus), Plastik (2-3 kali lebih awet
19
dari kuningan), Baja tahan karat (4-6 kali lebih awet dari kuningan), Keramik
(paling awet, 20-50 kali lebih awet dari kuningan. Karakteristik bahan umum untuk
membuat nozzle sebagai berikut :
Spesifikasi dari nozzle terdiri dari sudut semprot (spray angle), lebar
semprotan (spray width), pola semprotan (spray pattern), ukuran butiran semprot
(droplet), curah (output, flow rate).
Disamping itu, terdapat spesifikasi dari nozzle yang biasa dipakai oleh para
petani dan struktur nozzle standar yang berada di pasaran.
20
Gambar 10 Spesifikasi Nozzle
22
3. Even Flat Fan Nozzle (nozzle kipas rata)
Pola semprot berbentuk garis, butiran droplet merata. Tekanan yang
digunakan untuk aplikasi herbisida yang rendah, untuk tekanan tinggi
untuk aplikasi insektisida.
4. Nozzle Polijet
Pola semprotan dasarnya berbentuk garis atau cerutu. Butiran droplet
yang dihasilkan agak kasar hingga kasar. Sangat sedikit menimbulkan
drift dan hanya digunakan untuk aplikasi herbisida
23
Gambar 16 Nozzle lubang empat
24
8. Nozzle senapan (Gun spray nozzle)
26
3.6 Peralatan Keamanan/(APRON)
1. Pakaian pelindung
Pakaian yang digunakan untuk aplikasi pestisida, diharuskan pakaian yang
menutupi tubuh. Pakaian yang sederhana namun keselamatan masih
terjamin bisa menggunakan celana panjang dan kemeja lengan panjang
2. Penutup kepala
Untuk menutup kepala bisa digunakan topi seperti topi lapangan atau helm
khusus semprot. Hal ini penting karena untuk melindungi kepala dari
paparan penggunaan pestisida
3. Pelindung mata
Digunakan guna melindungi mata dari paparan langsung penggunaan
pestisida, dan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti
iritasi/kebutaan.
27
Gambar 24 Kacamata yang digunakan untuk
aplikasi pestisida
5. Sepatu boots
Digunakan untuk melindungi tubuh bagian bawah, Ketika menggunakan
ujung celana panjang jangan dimasukkan ke dalam sepatu, tetapi ujung
celana harus menutupi sepatu boot. Hal ini supaya ketika pestisida mengenai
celana lalu menetes, maka tidak akan masuk ke dalam boot dan mengenai
telapak kaki, akan tetapi akan menetes hingga ke bawah permukaan tanah.
28
Gambar 26 Sepatu boots
6. Sarung Tangan
Digunakan untuk menyerap keringat dan menghindari hal yang tidak
diinginkan melukai tangan, jenis sarung tangan yang digunakan dalam
aplikasi pestisida biasanya sarung tangan karet
29
Tugas Praktikum
1. Mengapa terdapat perbedaan dalam bentuk sprayer?
Jawab:
Setiap jenis sprayer memiliki kegunaan dan prinsip kerja yang berbeda.
Penggunaan sprayer sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan, terutama yang
berhubungan dengan aplikasi di areal pertanaman yang luas, sehingga penggunaan
pestisida menjadi efisien. Contohnya untuk jenis sprayer yang umum digunakan
oleh petani ada dua macam yaitu sprayer otomatis dan semi otomatis. Perbedaan
pada kedua jenis sprayer ini terletak pada sistem pompanya. Penggunaan sprayer
otomatis untuk areal pertanaman yang relatif kecil mungkin cukup efisien. Namun
dalam aplikasi untuk areal pertanaman yang luas lebih disarankan menggunakan
sprayer semi otomatis.
2. Apa manfaat barometer pada sprayer otomatis, dan mengapa pada sprayer
semi otomatis barometer tersebut tidak ada?
Jawab:
Pada sprayer otomatis barometer berfungsi sebagai parameter tekanan di
dalam sprayer biasanya apabila pemompaan sprayer sudah cukup akan terlihat pada
batas barometer yang berwarna merah yang selanjutnya dapat dilakukan untuk
penyemprotan, sedangkan pada sprayer semi otomatis tidak ada dikarenakan
pemompaan dilakukan seiring dengan kegiatan penyemprotan.
3. Mengapa tangki sprayer semi otomatis bentuknya lonjong sedangkan yang
otomatis bulat?
Jawab:
Karena disesuaikan dengan pemakaiannya pada aplikator di mana biasanya
tangki sprayer otomatis ini dipakai dan di letakan pada punggung dan
menyesuaikan bentuk punggung serta biasanya sprayer semi otomatis ini memiliki
kapasitas penyimpanan yang lebih besar. Sedangkan sprayer otomatis pada saat
digunakan aplikator dapat diselempangkan dan biasanya beberapa memiliki
kapasitas yang kecil atau dengan teknologi yang sangat modern tangki tersebut
dapat dibantu oleh mesin penggerak. Selain itu tangki sprayer otomatis ini biasanya
memiliki tekanan yang tinggi sehingga bentuknya harus disesuaikan.
30
4. Mengapa terdapat perbedaan jenis, bentuk, dan peletakan pompa pada
sprayer semi otomatis?
Jawab:
Ini disesuaikan dengan jenis dan penggunaannya saat di lapangan. Selain itu
ini juga akan memengaruhi frekuensi pemompaan. Hal lainnya tekanan yang akan
dihasilkan dan dikeluarkan dari tangki juga berpengaruh terhadap jenis, bentuk, dan
peletakan pompa.
5. Mengapa pompa sprayer otomatis diletakan di dalam tangki, sedangkan
pada sprayer semi otomatis ada yang diletakkan di dalam atau di luar tangki?
Jawab:
Pada alat sprayer otomatis tidak ada tabung khusus yang digunakan sebagai
tempat cadangan tekanan karena seluruh tekanan memenuhi tangki sprayer.
Sehingga, tangki sprayer otomatis harus terbuat dari bahan yang kuat dengan
tekanan. Dengan perbedaan tersebut maka cara aplikasinya pun sedikit berbeda.
Jika sprayer otomatis harus dipompa hingga penuh sebelum aplikasi, sprayer semi
otomatis harus dipompa selama aplikasi hingga volume pestisida habis. Oleh karena
itu, pompa sprayer semi otomatis ada yang disimpan di luar tabung
6. Mengapa dibuat berbagai macam nosel, baik bentuk maupun bahannya?
Jawab:
Nozzle adalah bagian sprayer yang menentukan karakteristik semprotan ;
yaitu pengeluaran, sudut penyemprotan, lebar penutupan, pola semprotan, dan pola
penyebaran yang dihasilkan. Nozzle dibuat dalam bermacam-macam desain. Setiap
tipe butiran cairan yang khas dihasilkan oleh nozzle yang khas sesuai dengan
kebutuhan.
7. Apakah semua jenis sprayer dapat digunakan untuk :
a. Penggunaan semua jenis pestisida
b. Penggunaan pestisida pada semua jenis tanaman dan komoditi hasil tanaman
c. Penggunaan pestisida pada bangunan gudang
Jawab:
a) Penggunaan sprayer lebih efektif jika digunakan pada pestisida yang berbentuk
cair. Pestisida berformulasi WP (wettable powder) cenderung sering
menyumbat nozel sprayer dan pengadukan pestisida sering jelek
31
b) Dari hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis sprayer banyak
digunakan petani di lapangan, namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan
mudah rusak. Disamping masalah pada perangkat alatnya, masalah lain adalah
kebanyakan pestisida yang diaplikasikan tidak sesuai (melebihi) dari dosis
yang direkomendasikan dan ini salah satunya disebabkan oleh desain sprayer
yang kurang menunjang aplikasi
c) Berbagai macam sprayer dapat digunakan untuk pestisida pada bangunan
gudang
32
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Mekanisme kerja setiap alat aplikasi pestisida dipengaruhi oleh prinsip dan
cara kerja yang dimiliki suatu alat, tujuan pengaplikasian dan jenis pestisida yang
digunakan. Setiap alat aplikasi pestisida mempunyai kelebihan maupun kelemahan
masing-masing bergantung pada kemudahan ataupun keefektifan penggunaannya.
Kelebihan dari macam-macam alat aplikasi pestisida yaitu mudah dalam
pengaplikasian, lebih efektif serta efisien dari segi tenaga dan waktu, dan
menghemat biaya. Kerugian dari macam-macam alt aplikasi pestisida yaitu harga
alat relatif mahal serta membutuhkan keahlian yang baik dalam menggunakan
maupun perawatan alat.
Saran
Alat untuk aplikasi pestisida pada umumnya mampu mempermudah
pekerjaan di bidang pertanian, namun harga alat yang tersedia masih relatif tinggi.
Oleh karena itu perlu adanya inovasi alat yang lebih murah dan praktis serta ramah
terhadap lingkungan.
33
DAFTAR PUSTAKA
34