Downloadfile
Downloadfile
Kelompok 1B
PENDAHULUAN
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
keselamatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa
maupun industri.1
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Ketenagakerjaan juga meliputi
ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan
berkesinambungan.2
1
2
tenaga kerja dengan cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang
penyerasian peralatan kerja baik mesin dan karakteristik manusia yang menjalankan
kesehatan kerja diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja
pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko, yang berkaitan dengan kegiatan
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Salah satu
Tenaga Kerja Nomor 05 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Tujuan SMK3 adalah menciptakan suatu sistem keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja
dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman,
Besarnya potensi keselakaan dan penyakit kerja tergantung dari jenis produksi,
teknnologi yang dipakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan lingkungan bangunan
pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja
mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya (2012) ILO mencatatat angka
kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak 2 juta
kasus setiap tahun.4 Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja berdasarkan data Mentri
Kesehatan tahun 2015, pada tahun 2011-2014 yang paling tinggi pada tahun 2013
yaitu 35.917 kasus kecelakaan kerja.Jumlah kasus penyakit akibat kerja tahun 2011-
2014 terjadi penurunan dari 56.929 kasus di tahun 2011 menjadi 40.694 pada tahun
2014.3
kerja (K3) di negara berkembang seperti Indonesia masih cukup tinggi. Berbagai
kecelakaan kerja masih banyak terjadi dalam proses produksi. Berdasarkan Pusat
yang terjadi di Indonesia Triwulan IV tahun 2014 yaitu sebanyak 14.519 kasus
dengan jumlah korban kecelakaan kerja 14.257 jiwa. Jumlah kecelakaan kerja di
Provinsi Jawa Barat terjadi sebanyak 1.892 kasus kecelakaan kerja dengan jumlah
Data terbaru dari BPJS Ketenagakerjaan jumlah kasus kecelakaan kerja terus
menurun. Tahun 2015 terjadi kecelakaan kerja sebanyak 110.285 kasus, sedangkan
tahun 2016 sejumlah 105.182 kasus, sehingga mengalami penurunan sebanyak 4,6%.
Sedangkan sampai Bulan Agustus tahun 2017 terdapat sebanyak 80.392 kasus.5
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan, proses pengolahannya, landasan tempat kerja, dan lingkungannya, serta
baik di darat, di dalam tanah, dipermukaaan air, di dalam air, maupun di udara.1
penderitaan penyakit akibat kerja 2). Alasan hukum, agar terbentuk kepatuhan dan
pelanggaran, bahkan dalam bentuk denda materil 3). Alasan ekonomi, untuk
menghindari pemborosan, biaya yang tinggi serta hal-hal yang seharusnya tidak
perlu, sehingga effisiensi perusahaan tetap dapat dipelihara dan justru ditingkatkan. 6
utamanya adalah kain atau fabric yang terbuat dari polyester yang dikombinasikan
dengan rayon juga katun yang dikenal dengan merek Bellini dan Caterina. PT
Trisulatex berlokasi di jalan Mahar Martanegara no. 170 Cigugur Tengah, Baros,
Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat. Bahan baku utama dan proses yang digunakan
5
selama produksi berlangsung tidak lepas dari hal-hal yang dapat mengganggu
kesehatan dari para tenaga kerjanya. Atas dasar-dasar tersebut, kami akan melakukan
pemerintah terhadap masyarakat dan karyawan yang wajib untuk di terapkan oleh
Kerja (K3).
Kerja (SMK3)
Kesehatan Kerja
6
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 02 Tahun 1992 mengenai Tata cara
tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat
Kerja
1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang
diperkanankan
Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 tahun 2011 17
8
Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 tahun 201117
Catatan : Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dBA, walaupun sesaat.
Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 tahun 2011 17
Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 tahun 2011 17
Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 tahun 2011 17
10
Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 tahun 201117
Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 tahun 2011 17
11
7.Standar Pencahayaan
Identitas Perusahaan
Jawa Barat
Kelembagaan K3 : P2K3
1. Texturizing
Proses awal texturizing, dimana benang filament diproses dalam suatu mesin
dengan mendapatkan perlakuan temperature, tension, serta puntiran atau twist
dalam waktu tertentu sehingga menghasilkan efek keriting, bulky, elastis dan
mempunyai crimp yang tinggi.
2. Twisting
peruntukan design. Dalam proses ini dikenal 2 macam benang, low twist (< 450
tpm) dan high twist (> 450 tpm). Twist diantaranya berguna untuk memberikan
ketahanan kepada benang agar tidak pecah saat proses penenunan, selain itu juga
berguna untuk memberikan efek “jatuh” karena kain mempunyai masa jenis yang
tinggi.
3. Persiapan Weaving
4. Weaving
dikeringkan dengan mesin pengering, sebagai proses awal sebelum kain dicelup
dengan warna sesuai yang tentukan dengan menambahkan zat warna serta
chemical dengan jenis dan jumlah yang sesui. Proses selanjutnya adalah
pemberian resin finish untuk mendapatkan efek pegangan (hand feel) kemudian
dilakukan proses pemantapan (curing) agar menghasilkan kain dengan
karakteristik tertentu secara permanen.
6. Pemeriksaan Kualitas
Kesehatan adalah adalah suatu keadaan fisik, mental,sosial, dan spiritual serta
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah
konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi serta kemampuan fisik.
(WHO). Kesehatan kerja diartikan sebagai suatu upaya untuk menjaga kesehatan
lingkungan).
yang tinggi baik fisik mental maupun sosial melalui usaha-usaha preventif dan kuratif
berbahaya).
Adanya faktor keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya pada dunia kerja
dan dunia usaha dunia industri, pengaruhnya sangat besar, dan dapat merubah pola
hidup, dan budaya kerja yang sangat signifikan, tetapi kadarnya akan tergantung juga
pada moral komitmen dan tanggung jawab setiap personal yang ada pada komunitas
Kecelakaan Kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan yang
dengan melibatkan perusahaan, tenaga kerja, kondisi dan linkungan kerja dalam
1.5.2. Tujuan K3
produktivitas nasional.
kerja.
sebaik mungkin.
akibat kerja.
1.5.3 Kebijakan K3
Kebijakan merupakan terjemahan dari kata policy yang berasal dari Inggris.
Kata policy diartikan sebagai suatu rencana, pernyataan tujuan, kontrak penjaminan
dengan melibatkan perusahaan, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja dalam
Pada tingkat prinsip umum, menghormati kebutuhan dasar dari semua pekerja
2. Bagian organisasi
Rincian siapa yang bertanggung jawab untuk apa dan bagaimana karyawan
secara keseluruhan.
3. Bagan Pengaturan
B. Program pemantauan
D. Pertolongan pertama
pengurus perusahaan atau tempat kerja dengan melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut ditaati. Beberapa hal yang tidak boleh
identifikasi, penilaian dan pengendalian risiko atau yang secara sistem dinamakan
Manajemen Risiko.
c. Frekuensi pemajanan
ataupun perusahaan.
yang paling ringan sampai dengan yang paling berat. Tahap ini harus dapat
mengidentifikasi hazard yang dapat diramalkan yang timbul dari semua kegiatan
1. Karyawan
2. Kerugian masyarakat
3. Kerugian lingkungan
25
berikut:
Terdapat tiga sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan penilaian risiko di tempat
1) Manusia
3) Lingkungan
1) Ringan
2) Berat/Serius
3) Meninggal
1) Satu orang
2) Beberapa orang
5) Frekuensi pemaparan
4) Komposisi risiko
Skill (terampil)
Mungkin
Tidak mungkin
Iklim kerja panas merupakan mikro meteorologi dari lingkungan kerja. Iklim
kerja ini sangat erat kaitannya dengan suhu udara, kelembaban, kecepatan gerakan
udara dan panas radiasi. (Hidayat, 2016)
Di bawah ini beberapa contoh tempat kerja, dengan iklim kerja yang panas,
yaitu :
Suhu yang tingi mengakibatkan heat cramps, heat exhaustion, dan heat stroke.
Heat cramps terjadi sebagai akibat bertambahnya keringat yang menyebabkan
hilangnya garam natrium dari dalam tubuh. Heat Exhaustion biasanya terjadi oleh
karena cuaca yang sangat panas, terutama bagi mereka yang belum beraklitimatisasi
29
terhadap udara panas. Heat Stroke karena pengaruh suhu panas sangat hebat,
penderita kebanyakan adalah laki-laki yang pekerjaanya berat dan belum
beriklitimasi.
Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di luar ruangan dengan panas radiasi:
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0,1 Suhu kering.
Indeks Suhu Basah dan Bola untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa panas
radiasi : ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola.
Catatan : - Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai dengan 200 Kilo
kalori/jam. - Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai dengan
kurang dari 350 Kilo kalori/jam. - Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari
350 sampai dengan kurang dari 500 Kilo kalori/jam.
Sumber: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.13/MEN/X/2011 tahun 201117
30
b. Kebisingan
c. Penerangan
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari
sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari
binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu (i) yang menyebabkan
infeksi dan (ii) non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi
menjadi (i) organisme viable, (ii) racun biogenik dan (iii) alergi biogenik. (Arief,
2014)
Hewan
Serangga menimbulkan sengatan.
Alergi Biogenik
Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim.
Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit binatang,
rambut dari bulu dan protein dari urine dan feaces binatang.
Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan
gejala alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau asma. (Arief, 2014)
Contoh :
o Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung
bawang dsb.
36
1.5.12 Sanitasi
Sanitiasi Makanan
Limbah padat maupun cair yang dihasilkan oleh industri sangat beragam,
limbah padat yang berupa sampah di dlam penempatan bak sampah sebaiknya harus
dipisah-pisahkan jenisnya, Limbah cair yang dihasilkan oleh industri harus diolah
terlebih dahulu menurut spesifikasinya. (Budiono, Jusuf, & Pusparini, 2016)
BAB II
PELAKSANAAN
A. FAKTOR FISIK
Radiasi
Kebisingan
1. Apa saja sumber kebisingan yang ada pada ruang kerja? (termasuk
didalamnya kebisingan terputus-putus, terus – menerus, dan kebisingan
menghentak?
2. Berapa besar intensitas kebisingan pada ruang kerja?
3. Upaya apa saja yang sudah dilakukan dalam penanggulangan kebisingan
ruang kerja oleh perusahaan?
Penerangan
1. Apa saja sumber penerangan yang terdapat pada ruang kerja ? (Alami dan
buatan)
2. Apakah intensitas penerangan sudah sesuai dengan jenis pekerjaan ?
(Berdasarkan PERMENKER No.5 Tahun 2018)
38
39
Vibrasi
1. Apakah terdapat alat kerja yang menimbulkan getaran? Jika ya, berapa
jumlahnya?
2. Bagaimana getaran tersebut memberikan pengaruh pada tubuh pekerja?
(Vibrasi segmentasi atau vibrasi seluruh tubuh?
Iklim
B. FAKTOR KIMIA
C. FAKTOR BIOLOGI
1. Apakah terdapat sumber bahaya biologis pada tempat produksi?
2. Sumber bahaya apa saja yang terdapat pada tempat produksi?
3. Bagaimana cara mengatasi sumber bahaya biologi tersebut?
Sanitasi, Limbah
Petugas K3
1. Apakah proses kerja di perusahaan telah sesuai dengan prinsip kesehatan dan
keselamatan kerja?
2. Apakah tempat kerja memberikan pelatihan bagi setiap karyawan untuk
menerapkan prinsip K3?
3. Apakah karyawan menggunakan APD saat bekerja?
Hygiene Industri
3.1.2 Kebisingan
3.1.2.1 Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan
Kebisingan yang ada di bagian produksi dan kantor berasal dari berbagai
macam aktivitas seperti produksi, twisting, sizing, dyeing, washing, weaping, dan
checking. Suara-suara yang ditimbulkan selain mesin produksi diantaranya mesin
untuk washing dan pewarnaan yang memakai uap, dari mesin pembuat kain yang
menyebabkan bising secara kontinu maupun bising yang terputus-putus. Suara bising
tersebut tergantung dari RPM yang telah diatur pada mesin tersebut, semakin tinggi
RPMnya semakin tinggi bisingnya.
41
42
3.1.3 Penerangan
Nama Alat : Lux Meter Light Meter
Merk : Lutron
Type : LX – 1108
No. Seri : LM. 1 PP/049/SMPL
Sumber Cahaya : Alami + Buatan
No Lokasi Intensitas Jam Sumber Cuaca
penerangan pengukuran cahaya (mendung,
(lux) (alami + cerah,
buatan) hujan)
Umum Lokal
1 Texturizing 90-384 lux 122-163 14.05 Alami & Cerah
lux buatan
2 Knitting check 84-150 lux 103-143 14.11 Alami & Cerah
lux buatan
3 Twisting 370-869 235-750 14.20 Alami & Cerah
lux lux buatan
4 Weaping 114-384 217-228 14.26 Alami & Cerah
lux lux buatan
5 Cucukan 73-125 lux 153-331 14.33 Alami & Cerah
lux buatan
6 Sizing 19-330 lux 37-74 14.37 Alami & Cerah
lux buatan
7 inspecting 33-413 lux 191-350 14.50 Alami & Cerah
lux buatan
8 washing 75-298 lux 90-265 14.55 Alami & Cerah
lux buatan
Tabel hasil pengukuran Penerangan Lingkungan Kerja
diatap ruangan dan lampu yang menyatu dengan mesin produksi. Karena proses
produksi terus berlangsung selama 24 jam, maka lampu tidak dioprasikan sepanjang
hari pada beberapa ruang produksi. Pada pukul 7.30 sampai 14.30 lampu dimatikan
kemudian dinyalakan kembali.
3.1.4 Vibrasi
Sebagian besar mesin produksi tidak menimbulkan getaran, hanya terdapat 1
mesin produksi yang menimbulkan getaran, yaitu mesin Picanol Optima pada proses
weaving. Getaran tersebut tidak memberikan pengaruh langsung terhadap pekerja
karena pekerja tidak secara langsung mengoperasikan mesin tersebut, pekerja hanya
menghidupkan dan mematikan mesin tersebut yang bersifat otomatis.
3.1.5 Iklim
Mesin pada industri ini sebagian besar menggunakan bantuan uap untuk
memproses kain dan benang pada proses texturing, twisting dan dyeing. Sistem
ventilasi disetiap ruangan berupa jendela disetiap sisi bagian atas bangunan dan pintu
yang sengaja terbuka agar sirkulasi udara tetap baik. Untuk diruangan yang
menggunakan bantuan uap tidak terdapat pendingin khusus sehingga ruangan
dirasakan agak lebih panas dibandingkan ruangan lain, namun terdapat blower di
ruangan tecturizing dan twisting dibagian tengah ruangan untuk mengeluarkan udara
panas sebanyak 2 buah blower dengan ukuran besar sekitar 1,5mx1,5m.
Merk/buatan : Quest
Berdasarkan data tersebut, faktor iklim kerja yang ada pada perusahaan
tersebut masih dalam kondisi yang aman. Sehingga tidak ada kontrol khusus untuk
penanganan pada bagian iklim kerja. Panas yang dihasilkan pada saat produksi
mempengaruhi kualitas kain, untuk sekarang hanya dengan membuka ventilasi yang
ada dan pencegahan dehidrasi untuk para tenaga kerja dengan tersedianya air minum
di tempat para pekerja.
3.4.2 Limbah
a. Padat
Limbah yang dihasilkan sealah satinya limbah padat berupa limbah benang dan libah
gulungan benang. Sisa benang dan gulungan benang yang sudah menjadi libah
tersebut dapat dijual kembali oleh perusahaan kepada pihak lainnya.
b. Cair
Limbah cair yang dihasilkan dari perusahaan ini seluruhnya akan diproses pada alat
yang disebut dengan water treatment yang kemudian akan dioleh. Setelah itu limbah
tersebt akan dilakukan uji klaibrasi sehingga memenuhi baku utuh peratuan menterti
Lingkungan Hidup engenai pengolahan limbah yang pada akhirnya akan dialiran ke
Sungai Citarum.
d. Slut
Lumpur limbah cair yang dihasilkan oleh perusahaan akan diserahkan pada pihak
ketiga untuk pengolahan sebelumnya.
BAB IV
4.1.1 Radiasi
51
52
Hasil pengukuran Wet Bulb Globe Temperatur (WBGT) / Indeks Suhu Basah
dan Bola (ISBB) yang diukur dari lima tempat di PT. Trisula Textile Industries Tbk
adalah sebagai berikut:
Merk/buatan : Quest
Hasil pengukuran tingkat kebisingan yang diukur dari delapan tempat di PT.
Trisula Textile Industries Tbk adalah sebagai berikut:
4.1.5 Vibrasi
4.4 Sanitasi
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai sanitasi di lingkungan kerja cukup
baik. Kondisi lingkungan kerja bersih, tidak terdapat sampah yang berserakan, lantai
bersih karena dibersihkan oleh petugas kebersihan setiap harinya. Terdapat toilet
yang disediakan di setiap ruang produksi yang berjumlah 3 toilet yang digunakan
oleh 15 orang karyawan. Namun, untuk tempat cuci tangan bagi para pekerja di setiap
ruang proses produksi masih minim. Oleh karena itu, perlu dilakukan penambahan
57
tempat cuci tangan bagi para pekerja terutama di tempat istirahat dan dekat tempat
mengambil air minum (dispenser).
4.5 Limbah
Pengelolaan limbah yang dihasilkan oleh perusahaan diantaranya limbah cair
yang akan diproses pada alat yang disebut water treatment kemudian akan diolah dan
dilakukan uji kalibrasi sehingga memenuhi baku utuh peraturan Menteri Lingkungan
Hidup mengenai pengolahan limbah, kemudian akan dialirkan ke Sungai Citarum.
Limbah yang berasal dari pembakaran batu bara untuk bahan bakar mesin dan lumpur
limbah cair akan diserahkan pada pihak ke tiga untuk pengolahan selanjutnya.
Sedangkan limbah benang dan gulungan benang dapat diolah dan kemudian dijual
kembali. Proses pengelolaan limbah yang dilakukan oleh PT. Trisula Textile
Industries sudah cukup baik, sehingga tidak diperlukan intervensi lebih lanjut dalam
pengelolaan limbah PT. Trisula Textile Industries.
Petugas kesehatan kerja pada perusahaan PT. Trisula Textile Industries, tidak
memiliki dokter yang bekerja khusus sebagai dokter perusahaan, dikarenakan seluruh
pekerja sudah memiliki BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan. Dan lokasi
perusahaan yang terletak tepat di sebelah Rumah Sakit sehingga pihak perusahaan
beranggapan ketersediaan dokter perusahaan tidak terlalu diperlukan. Namun pihak
perusahaan mengadakan pemeriksaan kesehatan secara berkala, yaitu setiap enam
bulan dan satu tahun sekali, dan diadakan pengkajian bahaya potensial lingkungan
kerja. Pihak perusahaan juga mengadakan donor darah rutin setiap 3 bulan sekali.
Sosialisasi mengenai K3 dilakukan setiap 3 bulan sekali untuk seluruh karyawan,
selain itu P2K3 juga melakukan safety patrol, pelatihan menangani kebakaran, dan
simulasi drill. Setiap karyawan dikenakan kewajiban mengenakan APD seperti
earplug, masker, sarung tangan, dan google sesuai hazard yang ada di bagian
kerjanya.
58
Meskipun lokasi perusahaan berada di sebelah rumah sakit, tetapi hal tersebut
belum dapat menangani masalah kesehatan yang mungkin terjadi di perusahaan
tersebut. Sifat rumah sakit lebih mengarah ke tindakan kuratif, sedangkan program
kesehatan dan keselamatan kerja lebih mengarah ke tindakan promotif dan preventif.
Sehingga sebaiknya perusahaan memiliki dokter perusahaan bekerja sama dengan
ahli yang lain untuk melakukan program K3 agar mendapat hasil yang lebih
maksimal.
59
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengukuran dan pengamatan hygiene industry di PT. Trisula
Textile, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pada bagian texturizing, twisting, dan weaving intesitas kebisingan di
ruangan melewati NAB (Permen 13 2011).
Masih terdapat beberapa petugas yang bekerja tidak menggunakan
APD. Dimana, apabila pekerja terpapar bising selama 8 jam terus
menerus setiap harinya maka dapat berdampak pada kesehatan
pendengaran pekerja.
Faktor kimia dan biologi sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
5.2 Saran
Dilakukan Hierarky of control berdasarkan pengendalian kebisingan
Meningkatkan kepedulian pekerja untuk menggunakan APD
Dilakukan pemeriksaan audiometri berkala setiap 1 tahun yang
diselenggarakan oleh perusahaan.
.
.
59
60
DOKUMENTASI KUNJUNGAN
61
62
63
DAFTAR PUSTAKA
diakses di :
https://hukumketenagakerjaandanhubunganindustrial.wordpress.com/
2016/10/04/ketenagakerjaan-pengantar/
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2
&ved=0ahUKEwj_5amEvJbcAhXPeX0KHTdyBgAQFggzMAE&url=http%3
A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownload%
2Fpusdatin%2Finfodatin%2Finfodatin-
kesja.pdf&usg=AOvVaw14GVBIQYZK4NnaiCnHvKO4
www.depkes.go.id/pdf.php?id=201411030005
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/01/kemenaker-ajak-
masyarakat-peduli-keselamatan-dan-kesehatan-kerja
64
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=352979&val=502
1&title=KETERLIBATAN%20PELAKSANAAN%20TUGAS%20DENGAN%2
0DISIPLIN%20TERHADAP%20PERATURAN%20KESEHATAN%20DAN%
14. PT. Trisula Textil Industri Tbk. [citated 2018 Jul 12]. available from:
Http://trisulatextile.com/sejarah-perusahaan/
16. Standard 100 by oeko-tex. [citated 2018 Jul 12]. available from :
https://www.oeko-
tex.com/en/business/certifications_and_services/ots_100/ots_100_start.xhtml
65