Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KASUS I

Discharge for Sexual Harassment

A. ABSTRAKSI KASUS
Peter Lewiston adalah seorang duda yang bekerja di PCUSD (Pine Circle
Unified School District). Setelah 11 tahun mangabdi di perusahaan PCUSD, Ia di
PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dengan tuduhan pelecehan seksual terhadap
rekan sesama kerjanya yang bernama Beverly Gilbury. Berverly Gilbury berusia
28 tahun dan telah menikah, Ia telah bekerja di PCUSD selama 6 tahun. Keduanya
akrab di tempat kerja yang sama, Simpsons Sekolah Dasar. Keakraban mereka
dianggap istimewa oleh Peter Lewiston, namun Beverly Gilbury menganggapnya
sebagai teman biasa. Suatu ketika Peter Lewiston memberi selusin mawar dan
kartu ucapan permintaan maaf karena telah memiliki perasaan lebih kepada
Beverly Gilbury, kemudian mengajaknya makan siang bersama. Namun Beverly
Gilbury menolak ajakannya.
Suatu ketika pada saat pulang sekolah, Gilbury menuju mobilnya. Lalu,
Peter mengejar Gilbury untuk meminta penjelasannya. Tetapi, Gilbury tergesa-
gesa untuk pulang. Peter pun bermaksud untuk menyapa dengan menepuk
bahunya, tetapi dengan tidak sengaja mengenai kepala Gilbury. Namun, Gilbury
marah dengan perbuatan Peter lalu ia melaporkan Peter ke EEOC dengan tuduhan
pelecehan seksual. EEOC memvonis bahwa peter memang bersalah karena
dianggap melakukan kegiatan intimidasi kepada gilbury dan mengakibatkan Peter
dipecat dari pekerjaannya di PCUSD.

B. MASALAH
1. Bagaimana evaluasi keputusan EEOC yang memvonis Peter melakukan
kegiatan pelecehan seksual ?
2. Apa motif dibalik perilaku Lewiston sehingga dipertimbangkan sebagai
kegiatan pelecehan seksual ?
3. Jika saya petugas EEOC, apa tindakan yang akan saya ambil ?
C. TEORI YANG TERKAIT
1. Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi
atau mengarah kepada hal-hal seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak
diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan reaksi
negatif seperti malu, marah, benci, tersinggung, dan sebagainya pada diri
individu yang menjadi korban pelecehan tersebut. Rentang pelecehan seksual
ini sangat luas, yakni meliputi: main mata, siulan nakal, komentar berkonotasi
seks atau gender, humor porno, cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di
bagian tubuh tertentu, gerakan tertentu atau isyarat yang bersifat seksual,
ajakan berkencan dengan iming-iming atau ancaman, ajakan melakukan
hubungan seksual hingga perkosaan.
2. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena
suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara
pekerja dan pengusaha.
Pemutusan hubungan kerja atau PHK dapat dibagi menjad 4 kelompok, yaitu:
a. PHK demi hukum terjadi tanpa perlu adanya suatu tindakan, terjadi dengan
sendirinya misalnya karena berakhirnya waktu atau karena meninggalnya
pekerja.
b. PHK oleh pihak pekerja terjadi karena keinginan dari pihak pekerja dengan
alasan dan prosedur tertentu.
c. PHK oleh pihak pengusaha terjadi karena keinginan dari pihak pengusaha
dengan alasan, persyaratan dan prosedur tertentu.
d. PHK oleh putusan pengadilan terjadi karena alasan-alasan tertentu yang
mendesak dan penting, misalnya terjadi peralihan kepemilikan, peralihan
asset atau pailit.
D. ANALISIS MASALAH
Evaluasi keputusan EEOC terhadap Lewiston mengenai dugaan pelecehan
seksual menurut kami benar. Karena perilaku tersebut berkenaan dengan pelecehan
seksual seperti yang telah dijelaskan diatas. Dari sudut pandang kami ketika kami
mengevaluasi kasus ini kami menyimpulkan bahwa ketika orang merasa tidak nyaman
dengan pendekatan dan seseorang mencoba untuk menghentikan orang lain, itu
merupakan pelecehan. Dalam hal ini Gilbury dengan jelas menyatakan ke Lewiston
bahwa mereka hanya teman dan bahwa dia sudah menikah dengan bahagia. Ini
menunjukkan padanya untuk berhenti mendekati Gilbury. Tetapi, Lewiston tetap saja
mengejar Gilbury ke mobilnya dan bahkan menyentuh dia. Itu adalah kesalahan
Lewiston yang tidak diinginkan Gilbury dan tidak membuat nyaman situasi untuk
Gilbury.

Menurut kelompok kami, EEOC menduga adanya tindakan pelecehan seksual


dengan bukti, Lewiston memperlakukan Gilbury secara berlebihan, sehingga timbul
rasa nyaman. Dia mendekati Gilbury yang sudah mempunyai suami. Lewiston juga
menjatuhkan nama baik perusahaan dengan tindakan tersebut dan mengesampingkan
pedoman perilaku bisnis dan etika.

Maka, menurut kelompok kami EEOC seharusnya tidak langsung memberikan


keputusan tersebut, mengingat tidak adanya saksi mata yang terlibat. Langkah yang
harus diambil adalah dengan mensyaratkan adanya saksi mata yang terlibat.

E. FORMULASI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


Seharusnya penyelesaian kasus seperti ini tidak dibawa ke jalur hukum, tetapi
cukup dengan kekeluargaan. Yaitu dengan berjanji tidak menggangu kehidupan pribadi
orang lain/rumah tangga lain yang dilengkapi dengan perjanjian tertulis diatas materai.

F. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dari kasus diatas yang sudah kami evaluasi, ada beberapa pengambilan
keputusan yang harusnya diambil tentang kasus antara Peter dan Gilbury, yaitu :
1. EEOC harusnya memutuskan masalah ini bukan murni pelecehan seksual,
karena tidak memiliki bukti yang kuat dan saksi mata, oleh karena itu
kasus ini baiknya diselesaikan secara kekeluargaan.
2. Bahwa sebenarnya Peter tidak melakukan pelecehan seksual, hanya ingin
menyapa dengan menepuk bahu namun tidak sengaja mengenai kepala.
Jadi, artinya ada kesalahpahaman antara keduanya.
3. Tentang pemutusan hubungan kerja harusnya tidak dilakukan, karena
masalah tersebut masih bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, ett.all. Standarisasi Pemutusan Hubungan Kerja di Perusahaan, [pdf],


(http://core.ac.uk/download/pdf/11704895.pdf, diakses tanggal 20 September 2015)

Anonim. Pelecehan Seksual, [pdf],


http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexetsocietatis/article/viewFile/1748/1389,
diakses tanggal 20 September 2015

Anda mungkin juga menyukai