Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EVALUASI PENDIDIKAN

Oleh :
Kelompok IV
Kelas I / Semester V

A.A.Istri Agung Trisnawati (1311031269)


Luh Sri Sunari Yanti (1311031420)
Kadek Dian Kharisma (1311031422)
Ni Putu Krisna Dewi (1311031426)
Ketut Eli Mariadeni (1311031483)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SINGARAJA
2015
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, atas Asung Kertha Wara Nugrahanya. Kami dapat membuat
makalah Evaluasi Pedidikan.
Sudah barang tentu makalah kami sangat sederhana serta jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan sesuai dengan harapan kita bersama.
Serta kata akhir dari makalah ini dapat diterima, serta tak lupa kami
ucapkan terima kasih.

Om Çantih, Çantih, Çantih Om

Singaraja, 16 September 2015

Penulis,

Evaluasi Pendidikan | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................. 2
1.3 TUJUAN ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3


2.1 Pengertian Ukuran Tendensi Sentral ................................................ 3
2.2 Jenis-jenis Tendensi Sentral ............................................................. 3
2.3 Pengertian Ukuran Variabilitas......................................................... 4
2.4 Pengertian Konversi Skor ................................................................. 6
2.5 Teknik Pengolahan Dan Pengkonversian Skor Menjadi Nilai ......... 8

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 10


3.1 SIMPULAN ...................................................................................... 10

DAFTAR ISI .................................................................................................... 11

Evaluasi Pendidikan | ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat di
butuhkan dalam setiap sistem pendidikan, karena evaluasi dapat
mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan.
Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat
diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan
serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.
Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan
siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan menjadi lebih
baik, maka dari itu secara umum evaluasi adalah suatu proses sistemik umtuk
mengetahui tingkat keberhasilan suatu program.
Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk
mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami
siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitati
atau kuantitati sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya diperlukan untuk
membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Fungsi Evaluasi Pendidikan. Sangat diperlukan dalam pendidikan antara
lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :
1. Membuat kebijaksanaan dan keputusan.
2. Menilai hasil yang dicapai para pelajar.
3. Menilai kurikulum.
4. Memberi kepercayaan kepada sekolah.
5. Memonitor dana yang telah diberikan.
6. Memperbaiki materi dan program pendidikan.
Hasil evaluasi yang didapat sampai sekarang tentang dunia pendidikan
Nasional kita cukup memperihatinkan, tidak hanya dalam segi kualitas tapi
juga kegagalan dalam membentuk karakter building generasi muda bangsa.

Evaluasi Pendidikan | 1
Pendidikan menjadi tanggung jawab semua pihak, dimana tujuan
pendidikan adalah memanusiakan manusia. membentuk SDM yang
berkualitas. Namun sayang kebijakan pendidikan yang ada sampai sekarang
masih jauh dari harapan, karena kebijakan pendidikan seperti kata pakar
pendidikan dari Universitas Nasional Jakarta yaitu HAR Tilaar kebijakan
pendidikan di Indonesia sesuai dengan pameo ganti menteri ganti kebijakan.
Mengingat terlalu luasnya cakupan dalam evaluasi pendidikan maka
penulis akan membatasi hanya pada evaluasi hasil belajar siswa dikarenakan
masalah ini sangat sesuai dengan tugas penulis sebagai calon guru.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Evaluasi Pendidikan | 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ukuran Tendensi Sentral
Untuk keperluan analisis, statistik menyediakan suatu nilai berupa nilai
tunggal yang cukup mewakili keseluruhan nilai yang terdapat dalam data.
Nilai tunggal yang dianggap dapat mewakili keseluruhan nilai dalam data
dianggap sebagai mean karena nilai mean itu dihitung berdasarkan
keseluruhan nilai yang terdapat dalam data bersangkutan. Nilai mean itulah
yang disebut dengan ukuran nilai pusat atau ukuran tendensi pusat. Dengan
kata lain, salah satu tugas dari statistik adalah mencari suatu angka di sekitar
mana nilai-nilai dalam suatu distribusi memusat. Angka yang menjadi pusat
sesuatu distribusi disebut dengan tendensi pusat atau lazim juga disebut
dengan tendensi sentral. Jadi tedensi sentral adalah data berupa angka yang
menjadi pusat suatu distribusi.
2.2 Jenis-jenis Tendensi Sentral
A. Mean (Rata-rata Hitung)
Mean adalah nilai rata-rata atau nilai tengah dari total. Kumpulan data
yang digunakan untuk menghitung mean atau sering juga disebut dengan rata-
rata hitung adalah kumpulan data kuantitatif. Kumpulan data sebanyak n buah
nilai akan dinyatakan dengan simbol-simbol x1, x2, x3, …, xn. Simbol n juga
dipakai untuk menyatakan ukuran sampel atau besar sampel, yaitu banyak
data yang diteliti dalam sampel. Untuk ukuran populasi atau besar populasi
digunakan simbol N, yaitu banyak data yang diteliti dalam populasi.
B. Median
Median adalah merupakan nilai tengah sebuah data. Median menentukan
letak data setelah data disusun menurut urutan nilainya. Simbol untuk median
adalah Me. Dengan median Me, maka 50% dari banyak data nilainya paling
tinggi sama dengan Me, dan 50% dari banyak data nilainya paling rendah
sama dengan Me. Dalam mencari median, dibedakan untuk banyak data
ganjil dan banyak data genap. Untuk banyak data ganjil, setelah data
disusun menurut nilainya, maka median Me adalah data yang terletak tepat di
tengah. Untuk banyak data genap, setelah data disusun menurut nilainya,

Evaluasi Pendidikan | 3
maka median Me adalah rata-rata hitung dari dua data yang terletak di
tengah.
C. Modus
Modus merupakan jenis tendensi sentral yang menunjukan frekuensi
terbesar pada suatu kelompok data nominal tertentu. Jadi modus merupakan
frekuensi yang paling sering muncul. Modus digunakan untuk menyatakan
kejadian yang paling banyak terjadi. Simbol untuk modus adalah Mo. Modus
untuk data kuantitatif ditentukan dengan jalan menentukan frekuensi yang
paling banyak di antara data itu.
2.3 Pengertian Ukuran Variabilitas
Variabilitas didefinisikan sebagai derajat penyebaran nilai-nilai variabel
dari suatu tendensi sentral dalam suatu distribusi. Variabilitas lazim juga
disebut dengan dispersi. Selanjutnya untuk mencari variabilitas dari suatu
distribusi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: range, mean deviasi,
dan standard deviasi.
1. Range
Range atau jangkauan adalah merupakan pengukuran yang paling
sederhana, danmerupakan beda antara skor data terbesar dan skor data
terkecil. Dengan kata lain bahwa range, dan dirumuskan sebagai berikut.

R = XT - Xt

Keterangan :
R = Range
XT = Skor terbesar
Xt = Skor terkecil

 Kelemahan Range
1) Ketergantungannya kepada dua nilai, yaitu nilai tertinggi dan nilai
terendah
2) Range tidak memenuhi definisi untuk menjadi alat pengukur
variabilitas
3) Range tidak jelas petunjuk dimana letak tendensi sentralnya

 Kelebihan Range
1) Tiap-tiap orang dapat mengertinya dengan mudah.
2) Dapat digunakan saat waktu yang ada terbatas.

Evaluasi Pendidikan | 4
2. Mean Deviasi
Mean Deviasi atau Average Deviation atau Deviasi Mean dari deviasi
nilai-nilai dari Mean dalam suatu distribusi, diambil nilainya yang absolut.
Dalam hal ini, deviasi absolut adalah nilai-nilai yang positif. Secara aritmetik
mean deviasi dapat didefinisikan sebagai mean dari harga mutlak dari deviasi
nilai-nilai individual.
Langkah untuk dapat menyelesaikan pekerjaan mencari mean deviasi
a. Pertama-tama haruslah ditemukan mean
b. Kemudian ditentukan berapa besarnya penyimpangan tiap-tiap dari nilai
mean.
Selanjutnya, rumus dari mean deviasi berikut ini.

Keterangan :
MD = Mean Debíais
∑ |𝑥| = jumlah deviasi dalam harga mutlaknya
N = jumlah individu/kasus
Keunggulan mean deviasi terhadap pengukuran variabilitas dengan range
Dipenuhinya definisi tentang variabilitas oleh mean deviasi itu,
yaitupenyebaran nilai-nilai yang ditinjau dari tendensi sentral. Seperti kita
ketahui mean deviasi menggunakan mean nilai-nilai, dan dari mean nilai-nilai
itu dicarilah deviasi-deviasinya dalam harga mutlaknya. Kemudian dicari
mean dari jumlah deviasi yang telah diketemukan.
Kelemahan Mean Deviasi cara perhitungannya mengabaikan tanda-tanda
plus dan minus. Oleh karena itu mean deviasi tidak dapat dikenai
perhitungan-perhitungan matematik yang tetap mempertahankan nilai-nilai
plus dan minus. Untuk mengatasi kelemahan itu, maka timbullah cara
pengukuran variabilitas lain, yaitu ”standard deviasi”.

3. Standard Deviasi
Standar deviasi disimbolkan dengan SD, adalah suatu statistik yang
digunakan untuk menggambarkan variabilitas dalam suatu distribusi maupun
variabilitas beberapa distribusi.
Standard deviasi dibatasi sebagai ”akar dari jumlah deviasi kuadrat dibagi
banyaknya individu” dalam distribusi. Selanjutnya untuk mencari standard
deviasi, pertama-tama kita harus mencari mean yang telah dijelaskan diawal.
Rumus yang digunakan adalah:

Evaluasi Pendidikan | 5
Keterangan :
x̄ : mean hitung
∑𝑥 : Jumlah semua nilai data
n : Banyaknya data

Dengan mengetahui mean ini kita dapat mencari deviasi nilai individual
dari mean. Jumlah deviasi dari mean ini, yaitu ∑x, harus sama dengan nol.
Standar deviasi (SD atau S atau SB), dalam pembicaraan mengenai
parameter di populasi disebut dengan σ (tao), yang diartikan dengan standard
deviasi. Standard deviasi dapat didefinsikan sebagai “akar dari meannya
deviasi kuadrat. Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut.

Keterangan :
SD : Standar deviasi
∑𝑥 : Jumlah semua nilai data
n : Banyaknya data
2.4 Pengertian Konversi Skor
Konversi adalah adalah kegiatan mengubah atau mengolah skor mentah
menjadi huruf. Jika tidak ada kegiatan konversi ini, maka nilai tidak bisa
dinterpretasikan. Konversi adalah teknik pengolahan dan pengubahan skor
mentah hasil tes menjadi nilai standar, skor adalah hasil pekerjaan
(memberikan angka) yang diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-
angka bagi setiap butir item yang oleh test dijawab dengan betul, dengan
memperhitungkan bobot jawaban betulnya. (Larashati, 2012)
 Contohnya sebagai berikut :
Misalkan tes hasil belajar dalam bidang studi bahasa Inggris
menyajikan lima butir soal tes uraian dimana untuk setiap butir soal yang
dijawab dengan betul diberikan bobot 10. Siswa bernama Aisyah, untuk
kelima butir soal tes uraian tersebut memberikan jawaban sebagai berikut.
1) Untuk butir soal nomor 1 dapat dijawab dengan sempurna, sehingga
kepadanya diberikan skor 10.
2) Untuk butir soal nomor 2 hanya dijawab betul separohnya, sehingga
skor yang diberikan kepada siswa tersebut adalah 5.
3) Untuk butir soal nomor 3, hanya sekitar seperempat bagian saja yang
dapat dijawab dengan betul, sehingga diberikan skor 2,5.

Evaluasi Pendidikan | 6
4) Untuk butir soal nomor 4 dijawab betul sekitar separohnya, sehingga
diberikan skor 5.
5) Untuk butir soal nomor 5 dijawab betul sekitar tiga perempatnya,
sehingga diberikan skor 7,5.
6) Dengan demikian untuk kelima butir soal tes uraian tersebut, siswa
bernama Aisyah tersebut mendapatkan skor sebesar = 10 + 5 + 2,5 + 5
+ 7,5 = 30. Angka 30 disini belum dapat disebut nilai, sebab angka 30
itu masih merupakan skor mentah (raw score), yang untuk dapat disebut
nilai masih memerlukan pengolahan atau pengubahan (=konversi).
Pada hakikatnya pemberian skor (scoring) adalah proses pengubahan
jawaban instrumen menjadi angka-angka yang merupakan nilai kuantitatif
dari suatu jawaban terhadap item dalam instrumen. Angka-angka hasil
penilaian selanjutnya diproses menjadi nilai-nilai (grade).
Skor adalah hasil pekerjaan menyekor (memberikan angka) yang diperoleh
dari angka-angka dar setiap butir soal yang telah di jawab oleh testee dengan
benar, dengan mempertimbangkan bobot jawaban betulnya.
Cara pemberian skor terhadap hasil tes hasil belajar pada umumnya
disesuaikan dengan bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes tersebut, tes
uraian (essay) atau tes obyektif (objektive test).
1) Pemberian Skor pada Tes Uraian
Pada tes uraian, pemberian skor didasarkan pada bobot (weight) yang
diberikan pada setiap butir soal, didasarkan dan disesuaikan dengan tingkat
kesulitan dari soal tersebut dan atau banyak sedikitnya unsur yang terdapat
dalam jawaban yang dianggap paling benar.
2) Pemberian Skor pada Tes Obyektif
Pemberian skor pada tes obyektif pada umumnya digunakan sistem
denda.Untuk soal obyektif bentuk true-false misalnya, setiap item diberi skor
maksimal 1 (satu). Apabila testee menjawab benar maka diberikan skor 1 dan
apabila salah maka diberikan skor 0.
Cara menghitung skor terakhir dari seluruh item bentuk true-false, dapat
digunakan dua macam rumus yaitu : Rumus yang memperhitungkan denda

Evaluasi Pendidikan | 7
dan rumus yang mengabaikan atau meniadakan denda. Penggunaan rumus-
rumus tersebut tergantung dari kebijakan tester.
Rumus skor akhir dengan memperhitungkan denda adalah sebagai berikut :
Keterangan :
S = Skor yang sedang di cari
R = (Right=Betul) Jumlah jawaban betul
W = (Wrong=Salah) Jumlah jawaban salah
O = Option alternative (kemungkinan jawaban), dalam tes obyektif bentuk
true-false hanya ada dua kemungkinan ”benar” dan ”salah”
1 = Bilangan konstan (bilangan tetap)
Adapun rumus skor akhir yang tidak memperhitungkan denda adalah sebagai
berikut :
S=R
Keterangan :
S = Skor yang dicari
R = Jumlah jawaban betul
Yang perlu diperhatikan pada tes obyektif adalah karena berbentuk
mutiple choice maka masing-masing item soal memiliki derajat atau tingkat
kesulitan masing-masing yang berbeda, jadi bobot jawaban yang benar belum
tentu memiliki skor 1, melainkan bisa juga berbobot 1 ½ , 2 ½, 5 dan
sebagainya. Dalam hal ini yang dapat menentukan bobot soal adalah orang
yang paling tahu dengan mengenai derajat kesulitan soal tersebut yaitu
sebaiknya adalah pembuat soal itu sendiri atau tester.
2.5 Teknik Pengolahan Dan Pengkonversian Skor Menjadi Nilai
Skor adalah hasil pekerjaan menyekor (memberikan angka) yang
diperoleh dari penjumlahan angka-angka dalam setiap butir soal yang di
jawab dengan benar oleh testee, dan memperhitungkan bobot jawaban,
sedangkan nilai adalah angka atau huruf yang merupakan hasil konversi
(rubahan) dari penjumlahan skor yang disesuaikan pengaturannya dengan
standar tertentu yang pada dasarnya merupakan lambang kemampuan testee
terhadap materi atau bahan yang diteskan.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa untuk mendapatkan nilai,
maka skor-skor yang telah didapat masih merupakan skor mentah dan perlu
diolah dan dikonversikan sehingga skor dapat berubah menjadi nilai (menjadi
skor yang sifatnya baku atau standar (Standard Score).

Evaluasi Pendidikan | 8
a. Pengolahan dan Pengubahan Skor Mentah Menjadi Nilai Standard
(Standard Score)
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan dan pengubahan
skor menjadi skor stdandard atau nilai yaitu :
1. Dalam pengolahan dan pengubahan skor menjadi skor standard atau
nilai terdapat dua cara yang dapat ditempuh yaitu :
a) Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dilakukan
dengan mengacu pada kriterium (Criterion) atau sering juga disebut
dengan patokan. Cara pertama ini sering dikenal dengan istilah
criterion referenced evaluation. Di dunia pendidikan Indonesia
dikenal dengan istilah Penilain Acuan Patokan (PAP) ada juga
yang mengatakan dengan istilah Standar Mutlak.
b) Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dengan
mengacu pada norma atau kelompok. Cara kedua ini dikenal
dengan istilah norm referenced evaluation. Di dalam dunia
pendidikan Indonesia dikenal dengan istilah Penilaian Acuan
Norma (PAN).
2. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi nilai dengan
berbagai macam skala, misalnya : skala 5 (Stanfive), yaitu nilai standar
berskala lima yang dikenal dengan istilah nilai huruf A, B, C, D dan F.
Skala sembilan (Stanine) yaitu nilai standar berskala sembilan dimana
rentang nilainya mulai dari 1 sampai dengan 9 (tidak ada nilai =0 dan
>10), skala sebelas (standard eleven/ eleven points scale) rentang nilai
mulai dari 0 sampai dengan 10, z score (nilai standar z), dan T score
(nilai standar T).

Evaluasi Pendidikan | 9
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Angka yang menjadi pusat sesuatu distribusi disebut dengan tendensi
pusat atau lazim juga disebut dengan tendensi sentral. Jadi tedensi sentral
adalah data berupa angka yang menjadi pusat suatu distribusi. Jenis-jenis
tendensi sentral yaitu mean, median, dan modus.
Variabilitas didefinisikan sebagai derajat penyebaran nilai-nilai variabel
dari suatu tendensi sentral dalam suatu distribusi. Variabilitas lazim juga
disebut dengan dispersi. Selanjutnya untuk mencari variabilitas dari suatu
distribusi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: range, mean deviasi,
dan standard deviasi.
Konversi adalah adalah kegiatan mengubah atau mengolah skor mentah
menjadi huruf. Jika tidak ada kegiatan konversi ini, maka nilai tidak bisa
dinterpretasikan. Konversi adalah teknik pengolahan dan pengubahan skor
mentah hasil tes menjadi nilai standar, skor adalah hasil pekerjaan
(memberikan angka) yang diperoleh dengan jalan menjumlahkan angka-
angka bagi setiap butir item yang oleh test dijawab dengan betul, dengan
memperhitungkan bobot jawaban betulnya.

Evaluasi Pendidikan | 10
DAFTAR ISI

UPI.2011.http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/1960
09261985031-UYU_WAHYUDIN/Menskor_dan_Menilai.pdf.
Diakses Pada Tanggal !6 September 2015.
Haitami.2013.http://haitami95.blogspot.co.id/2013/10/tendensi-sentral.html.
Diakses Pada Tanggal 16 September 2015.
Binus.2011.http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/LBM2005-136-
Bab%202.pdf. Diakses Pada Tanggal 16 September 2015.
Arminaven.2011.http://arminaven.blogspot.co.id/2011/06/pemberian-score-
verifikasi-dan-standar.html. Diakses Pada Tanggal 12 September
2015.

Evaluasi Pendidikan | 11

Anda mungkin juga menyukai